Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
12, Desember 2023
INOVASI MANAJEMEN KINERJA GURU DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MI. KAHASRI KOTA PROBOLINGGO
Suef
Priyanto, Nurul Hidayah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Pendidikan merupakan salah satu pilar
pembangunan suatu negara. Guru sebagai tokoh sentral dalam sistem pendidikan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Inovasi dalam
manajemen kinerja guru menjadi kunci peningkatan mutu pendidikan. Penelitian
ini mengkaji inovasi efektif manajemen kinerja guru� untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus di Madrasah Ibtidaiya Kahasiri Kota Probolinggo. Data dikumpulkan melalui
wawancara terhadap guru, observasi kelas, dan analisis dokumen terkait
manajemen kinerja guru. Studi ini menunjukkan bahwa inovasi yang efektif dalam
manajemen kinerja guru mencakup beberapa aspek utama. Pertama, pengembangan
kepemimpinan yang inklusif dan kolaboratif membantu menciptakan lingkungan
kerja yang positif. Kepemimpinan yang memahami dan mendukung kebutuhan guru
serta mendukung pengembangan profesional mereka memainkan peran kunci dalam
meningkatkan semangat dan motivasi guru. Kedua, pemberdayaan guru melalui
pelatihan dan pengembangan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik dan keterampilan pengelolaan kelas. Ketiga, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan dan manajemen kinerja guru
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa inovasi yang efektif dalam manajemen kinerja
guru memerlukan kolaborasi antara Kepala sekolah, guru, dan pemangku
kepentingan lainnya. Menciptakan lingkungan kerja yang positif, memberdayakan
guru, dan menggunakan teknologi secara bijak dapat meningkatkan kualitas
pendidikan� secara signifikan. Oleh
karena itu,� pemangku kepentingan
pendidikan diharapkan dapat mengadopsi inovasi tersebut untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi
mendatang.
Kata Kunci: Inovasi Manajemen, kinerja Guru, Mutu pendidikan.
Abstract
Education is one of the pillars of a
country's development. Teachers as central figures in the education system have
a very important role in improving the quality of education. Innovation in
teacher performance management is the key to improving the quality of
education. This research examines effective innovations in teacher performance
management to improve the quality of education. This research uses a
qualitative research method with a case study approach at Madrasah Ibtidaiya
Kahasiri, Probolinggo City. Data was collected through interviews with
teachers, classroom observations, and analysis of documents related to teacher
performance management. This study shows that effective innovation in teacher
performance management includes several main aspects. First, inclusive and
collaborative leadership development helps create a positive work environment.
Leadership that understands and supports teachers' needs and supports their
professional development plays a key role in increasing teacher morale and motivation.
Second, teacher empowerment through training and skills development aims to
improve pedagogical competence and classroom management skills. Third, the use
of information and communication technology (ICT) in education and teacher
performance management can increase the efficiency and effectiveness of the
learning process. The results of this research indicate that effective
innovation in teacher performance management requires collaboration between
school principals, teachers and other stakeholders. Creating a positive work
environment, empowering teachers, and using technology wisely can significantly
improve the quality of education. Therefore, education stakeholders are
expected to adopt these innovations to improve the quality of education and provide
a better future for future generations.
Keywords: Management Innovation, Teacher
performance, Education quality.
Pendahuluan
Perkembangan dunia global yang semakin tinggi membawa persaingan pendidikan antar daerah bahkan
antar bangsa. Kondisi ini menuntut
adanya manajemen dan kemasan pendidikan yang modern
dan profesional. Lembaga-lembaga
pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan peningkatan mutu dalam berbagai bidang baik internal maupun eksternal. Siswa yang unggul dan berprestasi akan menjadi aset bangsa
yang sangat berharga, dalam
menghadapi tantangan dunia
di masa depan
Adapun ciri-ciri
Madrasah unggul adalah
Madrasah yang memiliki indikator
sebagai berikut Prayogo (2019): (a) Prestasi akademik dan non-akademik di atas rata-rata sekolah yang ada di daerahnya; (b) Sarana dan prasarana dan layanan yang lebih lengkap; (c) Sistem pembelajaran lebih baik dan waktu belajar lebih
panjang; (d) Melakukan seleksi yang cukup ketat terhadap pendaftar; (e) Mendapat animo
yang besar dari masyarakat, yang dibuktikan banyaknya jumlah pendaftar dibanding dengan kepasitas kelas; dan (f) Biaya sekolah lebih tinggi
dari sekolah disekitarnya.
Madrasah Ibtidaiyah
Kahasri yang merupakan lembaga
pendidikan dibawah naungan LP Ma�arif NU Kota Probolinggo dalam perkembangan kelembagaannya memiliki harapan besar untuk menjadi
madrasah unggulan bahkan mengungguli Madrasah Dasar Negeri maupun
swasta yang ada di Kota Probolinggo. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan di MI Kahasri antara lain, inovasi managemen madrasah, sarana prasarana, budaya, kurikulum tambahan, prestasi dan lain-lainnya. Dalam
proses ini sangatlah diperlukan dukungan dari seluruh warga
madrasah baik kepala
madrasah, tenaga pendidik
dan kependidikan, peserta didik, orang tua dan stake holder
yang dapat bersinergi untuk pencapaian tujuan bersama. Oleh karena itu inovasi
manejemen kinerja guru diperlukan dalam percepatan efektifitas pencapaian tujuan madrasah.�
Metode Penelitian
Penelitian ini mengkaji
inovasi efektif manajemen kinerja guru untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Madrasah Ibtidaiya Kahasiri Kota Probolinggo. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap guru, observasi kelas, dan analisis dokumen terkait manajemen kinerja guru. Studi ini menunjukkan bahwa inovasi yang efektif dalam manajemen
kinerja guru mencakup beberapa aspek utama. Pertama, pengembangan kepemimpinan yang inklusif dan kolaboratif membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif. Kepemimpinan yang memahami dan mendukung kebutuhan guru serta mendukung pengembangan profesional mereka memainkan peran kunci dalam meningkatkan
semangat dan motivasi guru.
�����������
Hasil dan Pembahasan
A. Inovasi
manajemen kinerja guru MI Kahasri Kota Probolinggo
Madarasah Ibtidaiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan
formal berciri khas agama
Islam senyatanya memiliki keunggulan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas mutu madrasah (Syarifah, 2016). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kualitas mutu madrasah salah satunya adalah sumber daya
manusia terutama guru (Afandi, 2018). Oleh karena itu perlu
adanya inovasi yang dilakukan oleh madrasah dengan melakukan inovasi manajemen kinerja guru.
Sesuai dengan kearifan lokal dan kondisi madrasah, maka inovasi yang dilakukan dalam inovasi manajemen
kinerja
guru di MI Kahasri adalah melalui pengembangan potensi yang dimiliki oleh masing - masing guru dengan
meningkatkan kemampuan kinerja dan profesionalisme sesuai dengan tuntutan
zaman di era society 5.0 yaitu dimulai
dengan upaya pelatihan - pelatihan atau diklat - diklat� baik secara luring maupun daring dengan bekerja sama dengan pihak
- pihak terkait seperti Dinas Komunikasi
dan Informasi (Diskominfo).
Selain itu upaya peningkatan motivasi kinerja guru, sebagaimana teori motivasi yang disampaikan Dimyati dan Mudjiono:2013) antara lain: 1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological
Needs), 2) Kebutuhan
Rasa Aman (Safety/Security Needs), 3) Kebutuhan Sosial (Social Needs),
4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs), 5) Kebutuhan Aktualisasi
Diri (Self-Actualization Needs). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi pada MI Kahasri Kota Probolinggo
diperoleh bahwa inovasi manajemen kinerja guru yang sudah dilakukan oleh Kepala MI Kahasri selama 2 tahun untuk meningkatkan kinerja guru sebagai berikut:
1. Kegiatan Peningkatan Kompetensi dan Spiritual
Guru
Kegiatan yang membekali guru agar
kompetensinya meningkat baik kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogi,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial dan spiritual guru dilakukan
antara lain:
a. Menyelenggarakan kegiatan
workshop peningkatan kompetensi
guru setiap awal semester.
Selama 2 hari kegiatan
workshop awal semester rutin dilaksanakan
sebelum hari pertama masuk madrasah. Kegiatan ini dilakukan
di madrasah dengan mengundang
narasumber dari Kantor Kementrian Agama baik Kepala Kemenag, Kasi Penma dan pengawas Pembina. Narasumber dari Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Probolinggo
atau dari instansi lain (guru dari madrasah
lain yang memiliki kompentensi
dan prestasi) juga turut memberikan tambahan pemahaman dan motivasi kepada guru-guru MI Kahasri. Materi yang disampaikan dalam kegiatan workshop ini bervariasi mulai dari penguatan kurikulum, inovasi-inovasi pembelajaran, pengembangan media pembelajaran daring dan luring, ESQ dan budaya
mutu. Hampir semua guru ikut aktif dalam kegiatan
ini setiap semester.
b. Melaksanakan rapat rutin minimal
2 kali tiap bulan dan atau sesuai kebutuhan.
Rapat ini dilakukan sebagai bentuk pembinaan klasikal untuk profesionalitas kerja guru dan penyampaian informasi pendidikan yang berkembang. Rapat akhir bulan
dilakukan sebagai evaluasi oleh kepala madrasah terhadap kinerja guru dan kegiatan madrasah yang telah dilaksanakan selama satu bulan dengan
pemberian rapor kinerja guru.
c. Melaksanakan pembacaan rotibul haddad bersama setiap hari senin-jum�at mulai pukul 07.00-07.30 wib, sedangkan para siswa mengaji bersama
ustadz-ustadzah TPQ. Kegiatan
ini selain bertujuan untuk membangun kebersamaan antar guru juga untuk memohon perlindungan dari Allah SWT.
d. Melaksanakan istigosah bersama antara guru dan wali murid setiap malam jum�at legi
pada setiap bulan untuk membangun kebersamaan antar guru dan wali murid serta memohon kemudahan dan perlindungan dari Allah SWT.
e. Melaksanakan safari Ramadhan setiap
hari selama bulan Ramadhan berupa mengaji al Qur�an dan kajian
kitab kuning. Guru sebagai peserta dengan mengundang tenaga professional sebagai narasumber. Kegiatan ini dilakukan
di masjid-masjid di Kota Probolinggo secara bergantian. Tujuan kegiatan safari Ramadhan ini untuk mengupgrade kemampuan baca Al-Qur�an dan pengetahuan keislaman.
f. Melaksanakan Turing (Silaturahmi Keliling) ke semua
rumah guru secara bergantian selama bulan syawal. Hal ini bertujuan untuk
membangun kebersamaan dan dukungan antara guru dan keluarganya.
g. Melaksanakan studi banding dan rekreasi untuk menambah referensi pengetahuan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran di
madrasah lain serta merefresh
semangat kerja dari kejenuhan rutinitas pekerjaan.�
2. Pembentukan Tim Kerja Sebagai Tim Pengembang Program Madrasah
Dalam memastikan kegiatan madrasah dapat dirumuskan, direncanakan dan laksanakan dengan mutu yang baik maka kepala
madrasah membentuk tim kerja pada masing�masing program. Tim ini
terdiri dari kordinator dan anggota sebanyak 2 - 4 orang. Tim kerja
yang dibentuk di MI Kahasri antara
lain: a) Tim Kurikulum, b) Tim Kesiswaan,
c) Tim Sarpras. d) Tim Humas e) Tim Kantin madrasah. f) Tim Perpustakaan.
g)�������� Tim Digital. h) Tim Kreatif. i) Tim Media.
Pembentukan tim kerja ini dilakukan
agar setiap guru mempunyai tanggung jawab masing - masing
dan diharapkan dapat memotivasi semangat kerja guru karena merasa dipercaya dan diakui keberadaanya.
3. Kepala Madrasah menerapkan prinsip kerja bersama �Blusukan�.
Kepala madrasah ikut
bekerja bersama guru pada setiap guru melakukan kegiatan - kegiatan madrasah terutama kegiatan yang dilakukan secara kepanitiaan atau kelompok. Hal ini dilakukan agar terjalin keakraban antara kepala madrasah (atasan) dan guru
(bawahan) yang menyebabkan
guru termotivasi semangat bekerjanya dikarenakan kepala madrasah tidak hanya memberikan perintah tetapi juga ikut bekerja bersama
dalam setiap kegiatan. Contoh: Kegiatan pondok romadhon kepala madrasah membantu membuat banner kegiatan, mengisi materi dalam acara inti dan ikut bersama membersihkan
area kegiatan
4. Pemberian Reward
Pemberian reward diberikan
kepada guru yang memiliki prestasi kerja yang baik sesuai dengan
ketentuan. Terdapat 2 jenis reward yang diberikan yaitu pemberian tunjangan dan pemberian jabatan.� Pemberian tunjangan berupa tunjangan kinerja madrasah dan tunjangan fungsional madrasah. Ini diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan pada setiap bulannya. Dalam satu bulan guru menerima salah satu atau dua tunjangan sekaligus atau tidak keduanya. Penilaian untuk pemberian kedua tunjangan tersebut dilakukan setiap bulan oleh kepala madrasah dengan memberikan raport bulanan kepada guru berdasarkan hasil kinerja.
Komponen penilaian
kinerja guru sebagai berikut:
a. Kompetensi
Kepribadian:1) Kehadiran. 2) Keterlambatan.
3) Pulang Awal. 4) Tidak Berseragam. 5) Lembur / Tugas Tambahan.
b) Kompetensi
Pedagogik: 1) Jurnal Guru. 2)
Perangkat RPP, Silabus,
Daftar Nilai. 3) Buku Pembiasaan
siswa/ Buka kasus.
c) Kompetensi
Sosial: 1) Keikursertaan Istigotsah. 2) Paguyuban Kelas. 3) Paguyuban Kelas.
d) Kompetensi
Profesional: 1) Realita
Finger Masuk. 2) Realita Finger Pulang. 3) Rapat guru/ Rapat Kepanitiaan. 4) Diklat-diklat
yang dikuti (Luring / Daring).
Besar tunjangan
kinerja sebesar Rp.
300.000, - sedangkan tunjangan
kinerja sebesar Rp.
200.000, - � Rp.300.000, -. Adapun persyaratan untuk mendapatkan tunjangan kinerja madrasah dan tunjangan fungsional madrasah sebagai berikut:
a. Tunjangan Fungsional:1)
Masa kerja minimal 3 tahun.
2) Memiliki jam mengajar
minimal 24 jam Pelajaran. 3) Menandatangani Pakta Integritas yang berisi. 4) Memiliki sertifikat PKPNU atau bersedia mengikuti PKPNU (dibuktikan dengan surat pernyataan ber materai). 5)���������� Ketercapaian
rapor penilaian kinerja guru minimal 90%.
b. Tunjangan
Kinerja: 1) Memiliki jam mengajar
minimal 24 jam pelajaran. 2) Menandatangani
Pakta integritas. 3) Ketercapaian rapor penilaian kinerja guru minimal
90%. 4) Melaksanakan peraturan
madrasah yang sudah ditetapkan,
seperti berseragam, mengikuti rapat, mengikuti istigotsah dll.
B. Pengaruh Inovasi
Menejemen Kinerja Guru Pada Peningkatan
Mutu Pendidikan MI Kahasri
Penerapan inovasi
menejemen kinerja guru secara menyeluruh yang dilakukan oleh kepala madrasah MI
Kahasri Kota Probolinggo menghasilkan
berbagai dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan yang ada di MI Kahasri. Berdasarkan hasil dokumentasi data-data administrasi yang ada di MI
Kahasri dan hasil analisis angket yang diberikan kepada guru-guru MI kahasri diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pengaruh Inovasi
Menejemen Kinerja Guru Terhadap
Kedisiplinan,
Inovasi manajemen
kinerja guru sangat berpengaruh
terhadap peningkatan kedisiplinan guru. Menurut Sudarwan Danim (2012), bentuk
disiplin guru adalah sebagai berikut:1) Hadir tepat waktu, 2) taat asas dan janji, 3) mengikuti prosedur standar, 4) bekerja atas asas standar
mutu, 5) bekerja sesuai standar hasil , 6) tepat sasaran, 7) tidak melanggar aturan.
Data Kehadiran
guru MI Kahasri terdokumentasi dalam
rapor kinerja yang setiap bulan diterima
oleh guru. Contoh rapor penilaian kinerja dapat dilihat pada lampiran 1. Rekap persentase kehadiran mulai September 2021 sampai dengan Februari 2022 diperoleh persentase tiap guru dan karyawan serta rata-rata tiap bulan yaitu 96%, 95%, 96%, 95%
dan 94% seperti pada gambar
1 berikut ini.
Gambar 1 Persentase
Kehadiran Guru MI Kahasri
Berdasarkan data persentase
kehadiran di atas diperoleh bahwa kehadiran guru relatif tinggi yaitu 95% ke atas kecuali
pada bulan Februari 2022.
Pada Bulan Februari 2022 di Kota Probolinggo
terjadi lonjakan kasus covid-19. Ada beberapa guru
dan karyawan yang mengalami
penurunan kondisi kesehatan sehingga tidak dapat hadir
di madrasah.� Tingkat kehadiran
ini juga diikuti dengan menurunnya tingkat keterlambatan dan pulang lebih awal
guru dan karyawan.
Inovasi pemberian
reward kepada guru dapat dilihat dari respon
dan pengaruhnya melalui angket yang diisi melalui google form oleh 25 orang responden
yang terdiri dari guru.
Data responden yang setuju
dan senang dengan adanya pemberian reward sebanyak 92% sedangkan yang kurang dan tidak setuju adalah 8%. Hasil angket tentang pengaruh pemberian reward terhadap peningkatan kedisiplinan adalah responden yang sangat setuju dan setuju mencapai 76% sedangkan responden yang kurang setuju dan tidak setuju adalah
24%. (Data selengkapnya terdapat
pada lampiran 2). Hasil ini
menunjukkan bahwa inovasi menejemen kinerja guru dan karyawan yang dilaksanakan mendapatkan respon sangat baik dan dapat meningkatkan kedisiplinan guru dan karyawan.
2. Pengaruh Inovasi
Manajemen Kinerja Guru Terhadap
Kegiatan Pembelajaran
Adanya inovasi
manajemen kinerja guru yang
dilakukan oleh kepala
madrasah berupa kegiatan peningkatan kompetensi guru dan pemberian rapor penilaian kinerja guru memberikan pengaruh pada pemenuhan perangkat mengajar guru yang meliputi Silabus, RPP, jurnal harian guru dan jurnal kelas. Berdasarkan data yang diperoleh umumnya banyak guru yang tidak mengumpulkan jurnal harian dan jurnal kelas, setelah diterapkan inovasi mengalami perubahan menjadi 100% guru mengumpulkan perangkat pada setiap minggu. Pemenuhan perangkat mengajar guru ini memberikan dampak besar terhadap
kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru lebih siap untuk
mengajar dengan silabus dan RPP yang sudah tersusun dengan baik.
Kegiatan pembelajaran
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hasil pemantauan kepala madrasah setiap hari pada kondisi kelas sebelumnya
ada saja kelas yang kosong karena tidak ada
guru yang mengajar. Hal ini
disebabkan karena guru masih ada yang datang terlambat atau tidak masuk.
Dengan penerapan pemberian reward dengan pemenuhan kriteria pada rapor penilaian kinerja guru, maka hasil observasi kepala madrasah berikutnya sudah tidak menemui
kelas-kelas yang kosong.
Sebagian besar
guru sudah dapat hadir tepat waktu,
dan kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai jadwal. Hal ini juga dapat diamati dari pengisian
jurnal harian guru yang dikumpulkan setiap sabtu untuk diperiksa
oleh kepala madrasah. Setiap
minggu pengisian dan pengumpulan jurnal harian guru menunjukkan peningkatan.
Peningkatan kegiatan
proses pembelajaran di kelas
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Nurkamal,
2016). Secara
umum ada dua faktor yang mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Oviani,
2019). Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari dalam diri siswa.
Faktor tersebut antara lain
faktor fisiologis (kesehatan dan keadaan tubuh), psikologis (minat, bakat, intelegensi,
emosi, kelelahan, dan cara belajar).
Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar diri
siswa. Faktor tersebut antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan alam. Semua faktor
tersebut harus berkontribusi sinergik satu sama lain karena mempengaruhi prestasi belajar dan dalam rangka membantu
siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Ernita
& Fatimah, 2016). Kegiatan
proses pembelajaran yang semakin
baik dan aktif menunjukkan faktor eksternal dari sekolah/madrasah yang sangat berpengaruh
pada prestasi belajar siswa (Aprijal,
Alfian, & Syarifudin, 2020). Hasil belajar
siswa menjadi indikator peningkatan mutu pendidikan di MI Kahasri.
3. Pengaruh inovasi menejemen kinerja guru terhadap keterlaksanaan program
madrasah
Inovasi MI Kahasri dalam
kegiatan peningkatan
spiritual guru membangun dan memberikan
semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang erat dan kompak didasari keikhlasan dalam bekerja sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Pembentukan tim kerja dan pengembangan
program madrasah serta penerapan
prinsip kepala madrasah bekerja bersama �blusukan� memberikan dampak besar dalam
keterlaksanaan program madrasah secara
baik dan berkualitas. Hal ini disebabkan karena adanya tim
khusus yang mengampu
program yang spesifik sesuai
dengan kemampuan personal tim yang dimiliki serta didukung dengan sikap dan performa kepala madrasah yang mampu membaur dan ikut serta dalam
setiap kegiatan madrasah.
Hasil penelusuran
angket kepada 25 orang guru
mengenai pembentukan tim kerja diperoleh
sebagai berikut. 100% guru setuju bahkan 52% sangat setuju bahwa di MI kahasri dibentuk tim kerja seperti
tim kurikulum, tim kesiswaan, tim sarpras, tim
humas, tim kantin sekolah, tim perpustakaan,
tim digital, tim kreatif dan tim media. Hal ini didasarkan pada dampak positif
yang dirasakan oleh guru dengan
adanya tim kerja.
Dampak positif
yang berhasil direkam dalam angket terbuka
antara lain: 1) munculnya kekompakan dalam bekerja tim dan semangat bekerja, 2) semakin erat pertemanan
dan kekeluargaanya dan pekerjaan
menjadi lebih terorganisir, 3) mempermudah pelaksanaan berbagai kegiatan, 4) tupoksi antar guru jelas, dapat bekerja sama
dalam tim menyelesaikan amanah, 5) kegiatan terfokus dan bisa mendapatkan hasil terbaik, dan lain sebagainya.
Sedangkan hasil angket mengenai penerapan prinsip kerja bersama �blusukan� yang dilakukan oleh kepala madrasah adalah semua guru 100% setuju dengan penerapan prinsip kerja bersama
�blusukan� yang dilakukan
oleh kepala madrasah dalam setiap kegiatan yang ada. Menurut para guru, dengan prinsip kerja bersama �blusukan� dapat menciptakan rasa kekeluargaan, kekompakan dalam suatu organisasi. Selain itu bisa memberikan
motivasi kepada guru untuk semangat bekerja, dengan bekerja bersama kepala madrasah.
Kepala madrasah berperan
sebagai pemberi arahan yang akan dikerjakan tim sehingga fungsi tersebut sangat diperlukan (Munardji,
2014). Keterlibatan
kepala madrasah juga sebagai
bukti kepedulian dan tanggung jawab serta mencerminkan karakter yang baik dan tidak semena-mena pada guru. Keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah
adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah (Suryana
& Iskandar, 2022). Pepatah
mengatakan �keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah�. Menurut Amran (2015) kepala
sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan siswanya. (Hasil penelusuran angket selengkapnya terdapat pada lampiran 2)
Dengan spiritual yang tinggi yang dibangun di madrasah melalui berbagai kegiatan keagamaan dan sosial serta didukung
dengan kerja tim yang kompeten dan karakter kepala madrasah yang kooperatif maka program madrasah dapat dengan mudah
terlaksana sesuai dengan jadwal dan target yang diharapkan. Seluruh program kegiatan yang ada di MI Kahasri sampai saat ini
dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Program-program tersebut antara lain: Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB tahun ajaran
2022-2023), publikasi sekolah
melalui media sosial facebook, channel youtube, KhasRiTV, Penilaian tengah semester, kegiatan pondok romadhon, perluasan lahan untuk ruang kelas
baru dan sebagainya.
4. Pengaruh inovasi manajemen kinerja Guru terhadap Penerimaan Peserta Didik baru
Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) menjadi salah satu
tolak ukur keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga pendidikan menjadi hal yang sangat penting apakah lembaga tersebut sudah menjadi lembaga
pendidikan yang unggul atau belum (Rahman
& Akbar, 2021). Ini bisa
dilihat dalam beberapa fakta yang ada saat penerimaan
PPDB, ada yang dalam hitungan 3-5 hari saja waktu penerimaan
murid baru sudah memenuhi bahkan melebihi kuota, sementara juga ada yang hitungan lebih dari sebulan bahkan
sampai waktu penerimaan PPDB selesai masih jauh dari
kuota penerimaan.
MI Kahasri Kota Probolinggo dalam kurun waktu 2 tahun
yaitu tahun ajaran 2020/2021 sampai tahun ajaran 2021/2022 mengalami perubahan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun � tahun sebelumnya,
perubahan peningkatan itu antara lain:
a. Jumlah Siswa meningkat
Data jumlah
pendaftar dan jumlah siswa di MI Kahasri selama 3 tahun terakhir disajikan pada tabel 1 berikut ini.
Tabel
1 Jumlah Pendaftar dan Jumlah Siswa MI Kahasri
No |
Tahun Ajaran |
Jumlah Pendaftar |
Kuota |
Selisih |
Jumlah Siswa |
1 |
2019/2020 |
90 |
90 |
0 |
435 |
2 |
2020/2021 |
103 |
90 |
13 |
482 |
3 |
2021/2022 |
110 |
90 |
30 |
506 |
4 |
2022/2023 |
138 |
90 |
48 |
541 (calon) |
b. Biaya madrasah semakin meningkat
Bagi madrasah swasta yang sedang berkembang menuju madrasah yang lebih tinggi kualitas
dan kuantitasnya. Diperlukan
sumber pembiayaan selain dari bantuan
pemerintah baik pusat maupun daerah.
Terutama dalam pengembangan dan perluasan sarana prasarana madrasah. Sumber pembiayan lainnya berasal dari partisipasi orang tua wali murid yang dikelola oleh komite madrasah.
Meskipun biaya untuk siswa baru
relatif mahal tetapi MI
Kahasri semakin di minati masyarakat, terbukti pendaftar PPDB pada tahun ajaran 2020/2021 s/d 2022/2023, selalu
meningkat melebihi kouta yang disediakan atau selalu membuang
murid (pendaftar). Bahkan biaya masuk (Infaq
Pengembangan Pendidikan) di MI kahasri
semakin mahal yaitu sebesar 3.000.000, - sedangkan
pada tahun sebelumnya tahun ajaran 2019/2020 biaya PPDB di MI kahasri gratis. ���
Meningkatnya minat masyarakat dalam penerimaan peserta didik baru ini
menunjukkan bahwa secara faktual MI Kahasri sudah dapat meningkatkan
mutu pendidikannya. Hal ini disebabkan karena adanya inovasi
yang dilakukan di MI Kahasri terutama
pada inovasi manajemen kinerja guru yang menyebabkan peningkatan kualitas pembelajaran serta prestasi belajar siswa.
Kedisiplinan dan karakter
guru yang tampak dihadapan siswa, orang tua dan masyarakat baik secara langsung maupun melalui media digital memberikan pengaruh positif terhadap pandangan masyarakat terhadap kualitas pendidikan di MI Kahasri (Suprayitno
& Wahyudi, 2020). Sehingga
masyarakat Kota Probolinggo
menaruh kepercayaan lebih untuk menitipkan
anak-anaknya agar belajar lebih baik di MI Kahasri.
Pengaruh inovasi
terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas penerimaan peserta didik baru ini
sejalan dengan ciri madrasah unggul menurut Yusuf Ahmad (2017) yaitu:
(a) Prestasi akademik dan
non-akademik di atas
rata-rata sekolah yang ada
di daerahnya; (b) Sarana dan prasarana
dan layanan yang lebih lengkap; (c) Sistem pembelajaran lebih baik dan waktu belajar lebih panjang;
(d) Melakukan seleksi yang cukup ketat terhadap
pendaftar; (e) Mendapat
animo yang besar dari masyarakat, yang dibuktikan banyaknya jumlah pendaftar dibanding dengan kepasitas kelas; dan (f) Biaya sekolah lebih tinggi
dari sekolah disekitarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan,
kesimpulan yang dapat disampaikan sebagai berikut.
Inovasi manajemen kinerja guru di MI Kahasri
Kota Probolinggo yang telah dilaksanakan beruapa kegiatan peningkatan
kompetensi dan spiritual guru, pembentukan tim kerja sebagai tim pengembang
program madrasah, kepala madrasah menerapkan prinsip kerja bersama �blusukan�
dan pemberian reward berdasarkan rapor penilaian kinerja guru
Dampak inovasi manajemen kinerja guru terhadap
peningkatan mutu pendidikan MI Kahasri Kota Probolinggo antara lain berpengaruh
ada peningkatan kedisiplinan guru, semakin baiknya kegiatan pembelajaran di
kelas, terlaksananya semua kegiatan madrasah yang diprogramkan dan peningkatan
kualitas dan kuantitas penerimaan peserta didik baru.
BIBLIOGRAFI
Afandi, Pandi. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia
(Teori, Konsep dan Indikator). Riau: Zanafa Publishing.
Ahmad,
Muhammad Yusuf, Arisanti, Devi, & Nasution, Ridoan. (2017). Strategi Kepala
Madrasah Dalam Mewujudkan Madrasah Unggulan Di MIN 3 Simpang Tiga Kecamatan
Bukit Raya Kota Pekanbaru. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan,
14(2), 136�159.
Amran,
Amran. (2015). Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Satuan Pendidikan. Manajer
Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 9(2).
Aprijal,
Aprijal, Alfian, Alfian, & Syarifudin, Syarifudin. (2020). Pengaruh Minat
Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam
Sungai Salak Kecamatan Tempuling. Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI, 6(1),
76�91.
Danim,
Sudarwan. (2012). Pengembangan profesi guru. Prenada Media.
Ernita,
Tiara, & Fatimah, Rabiatul Adawiah. (2016). Hubungan cara belajar dengan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKN pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(11).
Munardji,
Munardji. (2014). Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator dan Inovator
Peningkatan Mutu Lembaga. Ta�allum: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2),
255�270.
Nurkamal,
Nurkamal. (2016). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head
Togheder dengan Pendekatan Openended dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X
SMA. Pascasarjana.
Oviani,
Tara. (2019). Penggunaan Media Gambar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa
Siswa Sekolah Dasar Negeri 56 Kota Bengkulu. IAIN Bengkulu.
Prayogo,
Siti Aminah, & Widodo, Ari. (2019). Membangun Budaya Mutu di Madrasah
Unggul (Studi Kasus di MAN 1 Jember dan MA Unggulan Nurul Islam Jember). Evaluasi:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(1), 1�29.
Rahman,
Danial, & Akbar, Abu Rizal. (2021). Problematika yang Dihadapi Lembaga
Pendidikan Islam sebagai Tantangan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Nazzama:
Journal of Management Education, 1(1), 76�89.
Suprayitno,
Adi, & Wahyudi, Wahid. (2020). Pendidikan karakter di era milenial.
Deepublish.
Suryana,
Cucu, & Iskandar, Sofyan. (2022). Kepemimpinan kepala sekolah dalam
menerapkan konsep merdeka belajar di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4),
7317�7326.
Syarifah,
Rahmah. (2016). Mengenal Sekolah Unggulan. Jurnal Itqan, 7(1).
Copyright holder: Suef Priyanto, Nurul Hidayah (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |