Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
12, Desember 2023
PERUBAHAN SOSIAL
EKONOMI BURUH PEREMPUAN PTPN VII CINTA MANIS PADA MASA PANDEMI COVID-19
Ersyah Hairunisah Suhada, Sriati, Zulfikri Suleman
Universitas Sriwijaya,
Palembang
Email: [email protected]
Abstrak
PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis merupakan perkebunan tebu skala besar dan memiliki banyak pekerja tak terkecuali perempuan. Buruh perempuan yang bekerja di PTPN VII Cinta Manis termasuk ke dalam masyarakat rentan karena tidak dapat keluar dari lingkaran kemiskinan yang mereka alami. Hal ini di perkuat dengan adanya pandemi covid-19 yang memperburuk keadaan sosial ekonomi buruh perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perubahan sosial ekonomi buruh perempuan pada masa pandemi covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah buruh perempuan mengalami perubahan yang signifikan pada masa pandemi covid-19 dari perubahan cara berpikir, perubahan sikap dan perubahan dari segi interaksi dan aktivitasnya. Strategi yang dilakukan pun beragam dari memanfaatkan skil, berjualan di rumah dan media sosial sampai ternak lele untuk bertahan hidup pada masa pandemi.
Kata Kunci: perubahan sosial ekonomi, buruh perempuan, pandemi covid-19.
Abstract
PT Perkebunan
Nusantara VII Cinta Manis is a large-scale sugarcane plantation and has many
workers, including women. Women laborers who work at PTPN VII Cinta Manis are
included in vulnerable communities because they cannot get out of the poverty cycle they experience. This is reinforced by the covid-19
pandemic which has worsened the socio-economic situation of women workers. The
purpose of this study is to explain the socio-economic changes of female
laborers during the Covid-19 pandemic. The method used in this research is
qualitative with a case study research strategy. The results of this study are
that women laborers experienced significant changes during the Covid-19
pandemic from changes in thinking, changes in attitudes and changes in terms of
interactions and activities. The strategies carried out also vary from
utilizing skills, selling at home and social media to catfish farming to
survive during the pandemic.
Keywords:
Socio-Economic Changes, Female Laborers, Covid-19 Pandemic.
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 yang menyerang masyarakat Indonesia di tahun
2020 bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi berdampak pada seluruh aspek kehidupan termasuk sosial ekonomi (Hutabarat, Krismonika,
& Lofa, 2020);(Hatane, Alfons, &
Matitaputty, 2021). Banyak masyarakat yang mengalami
penurunan pendapatan, tidak memiliki pekerjaan sampai pada pemutusan hubungan kerja (PHK) (Radhitya, Nurwati, &
Irfan, 2020);(Purnomo, 2019). Persoalan ini
terjadi di seluruh sektor pekerjaan tak terkecuali pekerjaan sebagai buruh perempuan di perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis.
Pandemi ini juga berdampak
terhadap ekonomi di
Indonesia, dampak yang ditimbulkan
sangat terasa karena menyentuh berbagai lapisan masyarakat, salah satunya tersendatnya kebutuhan primer manusia, karena negara akan terbebani jika harus menanggung segala kebutuhan pokok setiap penduduknya
(Sigiro, Gina, &
Komalasari, 2020);(Wiswayana & Pinatih,
2020);(Indahsari & Fitriandi,
2021). Selain itu daya beli menurun, biaya
pendidikan yang juga meningkat
dan harga barang naik seperti masker, handsanitizer, pengukur suhu hingga
obat-obatan (Rahmaharyati, Wibhawa,
& Nurwati, 2017). �
Pandemi ini juga secara
cepat telah melahirkan ketimpangan sosial dan ekonomi baru, di tengah adanya keyakinan akan munculnya peluang-peluang transformasi dan dan struktur sosial
yang setara (Sari & Zufar, 2021);(Batubara, Yafiz, &
Batubara, 2022);(Atirah, Supatminingsih,
Mustari, RAHMATULLAH, & Inanna, 2020). Normalitas lainnya
yang sudah terbentuk adalah pergeseran mekanisme interaksi sosial misalnya pada pelayanan publik, aktivitas ekonomi, dan bisnis proses industri yang semuanya mengadopsi teknologi digital (Mas�Udi & S Winanti,
2020).
Dalam soal pendapatan buruh perempuan ini dalam
satu hari bekerja bisa menghasilkan
upah sekitar 25.000 rupiah
� 30.000rupiah Sedangkan untuk
buruh yang melakukan penebangan batang tebu dihitung per ikat tebu, 1 ikat tebu di hargai 1.500rupiah dengan jumlah tebu 40 batang jika ukurannya
besar dan 50 batang tebu jika ukurannya
kecil (Silvia & Rani, 2019). Mereka berangkat bekerja dari jam 5 atau 6 pagi dari
desa menuju tempat mereka bekerja
yang juga tidak menentu jarak dan desanya di mana sekitar pukul 13.00 � 14.00 WIB buruh ini baru
pulang ke desa masing-masing.
Situasi ini kemudian
berdampak sangat luas terhadap kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat termasuk penurunan pendapatan pekerja dan kelangsungan hidupnya. Situasi ini menimbulkan
keresahan hingga kepanikan karena baru pertama kali mengalami dan mendapati situasi kondisi seperti ini.
Dampak yang kemudian ditimbulkan pun sangat besar, bukan hanya soal
kesehatan namun sosial, ekonomi, budaya dan lainnya (Sulaeman & Salsabila,
2020). Beranjak dari sini penelitian tentang perubahan sosial ekonomi buruh perempuan pada masa pandemi covid-19 di PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis
perlu dilakukan mereka memiliki beban berlapis sebagai perempuan yaitu beban domestik
dan mereka juga sebagai perempuan buruh tani di perkebunan tersebut.
Penelitian ini dilakukan
untuk 1) mengidentifikasi perubahan sosial ekonomi buruh perempuan
pada masa pandemi 2) memotret
dan melakukan komparasi kondisi sosial ekonomi buruh perempuan
sebelum dan pada saat pandemi covid-19 3) menganalisis
strategi yang dilakukan oleh buruh
perempuan untuk bertahan pada masa pandemi
covid-19.
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam perenlitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten
Ogan Ilir di 19 desa dari
22 desa yang ada. Penelitian ini berfokus pada buruh perempuan sebagai subjek penelitian dan keluarga buruh perempuan sebagai informan pendukung. Informan ditentukan menggunakan teknik purposif artinya menentukan informan dengan kriteria tertentu.
Dalam penelitian ini informan utama
berjumlah 20 orang dan informan
pendukung berjumlah 5
orang. Sumber data didapat melalui 1) data primer dengan cara observasi non partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi 2) data sekunder yang dikumpulkan melalui buku, jurnal,
studi literatur dan sebagainya untuk mempertajam argumentasi. Teknik analisis data terdiri dari 1) mengolah dan menginterpretasikan data 2) membaca
keseluruhan data 3) mengcoding
data 4) mendeskripsikan setting 5) kategorisasi deskripsi 6) menginterpretasi hasil temuan.
�����������
Hasil dan Pembahasan
A. Potret
Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Perempuan Sebelum Pandemi Covid-19
Buruh perempuan
di pekerjakan sembilan jam sehari dengan upah
Rp 25.000 hingga Rp 35.000 hal
ini tidak sebanding dengan tuntutan pekerjaan yang harus mengeluarkan tenaga besar dan berhadapan dengan terik matahari. Namun mereka tidak
mendapatkan jaminan perlindungan sosial dari perusahaan misalnya asuransi kesehatan, jaminan sosial maupun dana pensiun. Ini membuat mereka lebih rentan
terhadap risiko kesehatan dan ekonomi.
Akses terhadap
layanan kesehatan juga tidak mudah di dapat seringkali menjadi persoalan buruh perempuan. Hal ini diungkapkan oleh AC (50 tahun) yang menyatakan bahwa: �... Aku lah 20 tahun lebih jadi
buruh di perusahaan nih dak ado perubahan upah tetap kisaran 25 ribu sampai 30 ribu tulah. Kami lah payah kalu
nak demo ke kantor bupati ape gubernur dak kelah di tanggapi. Dak katek layanan kesehatan
atau jaminan sosial untuk kami. Kalu kamu tau lah banyak
korban dari perusahaan ini dulu pernah
ade buruh yang ninggal disini tapi tak olah
mereka cak dak tau bae. Ado
jugo yang pernah di sambar petir
tapi masih tulah dak ado perubahan perusahaan nih dengan buruh, kami dak pernah di anggapnye manusia.�
(Sudah
20 tahun lebih saya bekerja sebagai
buruh di perkebunan tebu milik perusahaan
ini, hingga hari ini tidak
ada perubahan upah. Sehari kami hanya mendapat Rp 25.000-, hingga Rp 30.000-, saja. Kami pun
sudah lelah kalau mau protes
aksi demonstrasi ke kantor bupati
ataupun gubernur tidak pernah di tanggapi. Tidak ada layanan kesehatan atau jaminan sosial
untuk kami (buruh perempuan). Kalau kalian mengikuti
perjalanan kisah buruh di PTPN VII ini sudah banyak yang menjadi korban, tapi tidak pernah di tanggapi serius oleh perusahaan. Ada yang pernah di
sambar petir disini tapi tidak ada
SOP keamanan untuk buruh, kami tidak pernah di anggap manusia oleh perusahaan (Wawancara dilakukan Maret 2023).
Tabel
1 Potret Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Perempuan Sebelum Pandemi
No |
Aspek Kehidupan |
Penjelasan |
Aspek Kehidupan Sosial |
||
1. |
Perlindungan Sosial |
Tidak
ada akses terhadap perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan dan jaminan sosial bagi buruh perempuan.
Sehingga mereka rentan terhadap risiko kesehatan baik fisik maupun
psikis. |
2. |
Kondisi
Kerja Buruh |
Buruh perempuan bekerja hampir sembilan jam yaitu dari jam 07.00 wib hingga 17.00 wib dengan mengandalkan
kekuatan fisik di perkebunan, sebab mereka bekerja sebagai penebang tebu. |
3. |
Pendidikan
dan Keterampilan |
Pendidikan
buruh perempuan pun beragam ada yang tamat SD, tamat SMP dan tidak sekolah formal. Mereka memiliki keterampilan dalam menebang tebu yang dipelajari nya secara autodidak
karena telah lama menjadi buruh di perusahaan. |
4. |
Akses
Layanan Kesehatan |
Akses
layanan kesehatan yang cukup jauh sehingga
perempuan kesulitan dalam menjangkau layanan kesehatan yang ter jangkau dan berkualitas. |
5. |
Isu
gender |
Buruh perempuan kerap kali mendapatkan diskriminasi pada saat bekerja misalnya hasil yang tidak setara dengan buruh laki-laki. Kerap kali mendapatkan pelecehan seksual secara verbal baik dari rekan
kerja nya maupun dari mandor
perusahaan. Selain itu
juga buruh perempuan kerap kali mendapatkan diskriminasi di lingkungan masyarakat karena di anggap bodoh dan tak mengerti urusan desa yang berdampak pada tidak di libatkan nya buruh perempuan dalam agenda desa. |
6. |
Hubungan
dengan sesama buruh |
Buruh perempuan memiliki hubungan yang baik dengan sesama buruh lainnya. Hal ini dikarenakan kesamaan latar belakang, nasib dan persoalan. Sehingga hubungan yang baik ini menjadi sebuah
kekuatan bagi buruh perempuan dan menjadi dukungan moril. |
7. |
Pemberdayaan Sosial |
Buruh perempuan kerap kali menjadi sasaran pemberdayaan sosial karena di anggap sebagai masyarakat rentan. Namun pemberdayaan ini sebagai sebuah agenda formalitas saja yang tidak benar-benar menyentuh perubahan bagi para buruh perempuan. |
8. |
Organisasi
Pekerja |
Mereka
(buruh perempuan) tidak memiliki organisasi pekerja secara formal melainkan
informal, para buruh termasuk
dalam� kelompok tersebut. |
9. |
Pemanfaatan teknologi informasi |
Sebagian
dari informan� sudah
memanfaatkan informasi namun tidak secara
keseluruhan karena faktor usia dan bekerja di kebun. |
Aspek Kehidupan Ekonomi |
||
1. |
Upah
Buruh |
Buruh perempuan mendapatkan upah sesuai dengan
jumlah ikatan tebu yang di kumpulkan.
Rata-rata upah buru perempuan perhari Rp 25.000-,
yang dibayarkan satu minggu hingga dua minggu bekerja. |
2. |
Kesejahteraan Keluarga |
Upah
yang kecil ditambah dengan sistem pengupahan yang buruk menjadikan buruh perempuan semakin miskin dan jauh dari kesejahteraan
keluarga. |
3. |
Tempat
Tinggal |
Tempat tinggal buruh perempuan beragam ada yang sudah memiliki rumah sendiri, numpang di rumah orang tua dan mengontrak. |
4. |
Penerima
Bantuan Sosial |
2
dari 20 orang yang menjadi
penerima manfaat bantuan sosial yaitu PKH (Program Keluarga
Harapan) dan 18 orang lainnya tidak
mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. |
5. |
Pola
konsumtif buruh perempuan |
Pola
konsumtif di lihat dari pengeluaran rumah tangga yang di keluarkan oleh buruh perempuan untuk membeli barang dan jasa dalam ha konsumsi. Pengeluaran buruh perempuan dan keluarga lebih besar di bandingkan pendapatannya. |
Sumber: diolah oleh peneliti, 2023
B.
Perubahan
Sosial Ekonomi Buruh Perempuan Pada Masa Pandemi Covid-19
Perubahan sosial
ekonomi buruh perempuan pada masa pandemi
covid-19 juga dilihat dari tiga aspek perubahan
yaitu perubahan cara berpikir, perubahan sikap dan perubahan dalam interaksi dan aktivitas dari buruh perempuan
tersebut.
1. Perubahan
Cara Berpikir
����������� Perubahan cara berpikir merupakan salah satu aspek yang dapat diamati dalam
masyarakat seiring dengan perubahan social (Rahayu
& Syam, 2021). Pandemi
covid-19 merupakan salah satu
contoh revolusi atau perubahan secara cepat. Di mana hanya butuh waktu
dua atau tiga tahun saja semua
kebiasaan masyarakat berubah secara drastis. Perubahan cara berpikir mencerminkan
perubahan nilai, keyakinan, persepsi dan norma
yang memengaruhi individu dalam masyarakat.
Perubahan ini mencakup aspek-aspek seperti pekerjaan, kesehatan, keuangan serta persepsi terhadap risiko dan tindakan pencegahan.� Perubahan cara berpikir buruh
perempuan merupakan respon alami terhadap
situasi yang tidak stabil dan unik selama pandemi covid-19 (Subardhini,
2021). Adaptasi
yang dilakukan mencerminkan
upaya untuk menjaga stabilitas kesehatan, keamanan dan kesejahteraan pribadi dan keluarga di tengah perubahan yang terus berlanjut.
2. Perubahan
Sikap
Pandemi covid-19 telah
memengaruhi sikap banyak buruh perempuan
dalam berbagai cara kehidupan (Atmadja
et al., 2020). Perubahan
sikap ini mencakup perubahan dalam cara buruh
perempuan memandang kesehatan, kebersihan, pekerjaan, interaksi sosial dan banyak aspek lainnya. Pertama, sikap terhadap kesehatan yaitu buruh perempuan
sadar akan pentingnya kesehatan sehingga mereka berupaya untuk makan makanan yang cukup, berupaya mendapatkan vaksinasi dan cenderung patuh terhadap protokol kesehatan seperti penggunaan masker, mencuci tangan secara teratur
dan menjaga jarak fisik.
Hal ini
di ungkapkan oleh AK (35 tahun)
yang menyatakan bahwa: �.�kami
matuhi anjuran pemerintah untuk taat dengan protokol
kesehatan cak makai masker kalu ke luar
rumah dem tuh nyuci tangan setiap
ari, kalu begawe di kebun tebu jago jarak.
Kami jugo makan makanan
yang cukup yo sesekali makan buah kalu ditanyo
lebih dari jualan. Samo sikok lagi kami melok vaksinasi di kerinjing lah sampai vaksin
tigo�� (Kami mematuhi anjuran pemerintah untuk taat dengan
protokol kesehatan seperti masker kalau ke luar rumah
kemudian mencuci tangan setiap hari,
kalu bekerja di kebun tebu kami juga menjaga jarak fisik.
Lalu, kami juga berupaya makan
dengan makanan yang cukup dan baik, sesekali juga makan buah jika ada
uang lebih dari jualan. Sama satu lagi kami juga vaksinasi di Desa Kerinjing sampai vaksin ketiga) (Wawancara dilakukan Oktober
2022).
Berdasarkan wawancara
tersebut buruh perempuan mengalami perubahan sikap dalam hal kesehatan
yang dulu nya tidak rutin dalam mencuci tangan sekarang berupaya untuk rutin dalam menjaga kebersihan. Kedua, perubahan dalam kebiasaan pribadi yaitu menghindari
kerumunan sehingga meningkatkan kesadaran akan risiko penularan
penyakit termasuk kesadaran akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit menular bagi orang lain.
Ketiga, perubahan
atas pola kerja artinya pandemi
ini mendorong individu� untuk merenungkan cara mereka bekerja dan beberapa buruh perempuan juga menghargai fleksibilitas kerja dan sementara yang lain mungkin mempertimbangkan ulang prioritas kerja mereka misalnya beberapa buruh perempuan memilih untuk berjualan makanan secara online karena memperhitungkan pendapatan. Keempat, perubahan dalam perilaku konsumsi yang di mana mereka mengetahui prioritas bagi keluarganya. Kelima, meningkatnya kesadaran tentang isu-isu sosial dan ekonomi.
3. Perubahan
Dalam Interaksi dan Aktivitas Buruh Perempuan
Selama pandemi
covid-19 terjadi perubahan
yang signifikan dalam interaksi dan aktivitas buruh perempuan. Berikut beberapa perubahan yang dialami oleh buruh perempuan. Pertama, pembatasan sosial di tempat kerja. Meskipun mereka menyadari betul bahwa pembatasan
sosial di tempat kerja baik sebab
menjadi upaya agar mereka terhindar dari bahaya penularan
virus covid-19.
Namun hal ini menjadi perubahan
secara tergesah-gesah dan perlu waktu dalam
penyesuaian perubahan aktivitas yang baru saja dilakukan oleh para buruh perempuan. Kedua, perubahan dalam pola kerja
dan jam kerja. Perubahan ini dirasakan oleh buruh perempuan sebagai bentuk upaya pemutusan bahaya covid-19 misalnya pola kerja di batasi
yang dulunya mereka bekerja dari pagi
hingga sore hari berubah pada saat pandemi covid-19 mereka bekerja dari pagi
hingga siang hari lalu mereka
pulang. Meski pun ini juga berdampak pada penghasilan mereka, sehingga ada perubahan
yang signifikan dari pola kerja yang di lakukan buruh sebelum
dan sesudah pandemi
covid-19.
Ketiga, perubahan
dalam keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Buruh perempuan memahami bahwa karena pengurangan
jam kerja di perkebunan dan
menurunnya penghasilan sehingga mereka harus memiliki upaya lain agar hidup tetap seimbang antara bekerja dan menikmati hidup bersama keluarga.
Tekanan yang mereka
dapatkan sudah cukup banyak, sehingga
beberapa buruh perempuan mengambil keputusan untuk mencari pekerjaan tambahan namun tetap berada di rumah agar tidak melanggar aturan pemerintah pada saat pembatasan sosial berskala besar juga sebagai upaya untuk
terus dekat dengan anak-anak dan keluarga. Keempat, perubahan yang terjadi adalah buruh perempuan
dan keluarga menghindari kegiatan yang ramai sehingga mereka tidak segan untuk
membatalkan atau menunda acara sosial. Kelima, peningkatan pelayanan menggunakan media sosial atau online.
Tabel 2 Perubahan
Sosial Ekonomi Buruh
Perempuan
No |
Perubahan yang dialami oleh buruh perempuan |
||
Perubahan Cara Berpikir |
Perubahan Sikap |
Perubahan Interaksi dan Aktivitas |
|
1. |
Kesehatan dan keselamatan pribadi |
Kesadaran kesehatan yang lebih tinggi |
Pembatasan sosial di tempat keja |
2. |
Pekerjaan dan keuangan |
Perubahan dalam kebiasaan
pribadi |
Perubahan dalam pola
kerja dan jam kerja |
3. |
Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi |
Kesadaran terhadap risiko penularan |
Perubahan dalam keseimbangan
kerja dan kehidupan pribadi |
4. |
Pemanfaatan media sosial |
Perubahan terhadap pola kerja |
Pembatalan atau penundaan
acara sosial |
5. |
Solidaritas dan kesadaran sosial |
Peingkatan kesadaran tentang isu-isu sosial dan ekonomi |
Peningkatan penggunaan layanan pengiriman dan daring |
6. |
Pemikiran tentang kesehatan mental |
Perubahan dalam perilaku
konsumsi |
Perubahan dalam sektor
pekerjaan |
7. |
Kesadaran akan risiko
lingkungan |
Peningkatan media sosial |
Solidaritas dan aktivisme pekerja |
Sumber: diolah
oleh peneliti, 2023
C.
Strategi Bertahan Hidup Buruh Perempuan
Pada Masa Pandemi
Kemiskinan yang dialami buruh perempuan sebelum adanya pandemi covid-19 sudah cukup sulit hal ini di tinjau dari upah yang didapat, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, di pandang rendah oleh masyarakat dan tidak dilibatkan adalah persoalan yang sudah menjadi kebiasaan bagi buruh perempuan. Hal ini di perburuk karena hadirnya pandemi covid-19 yang memengaruhi kehidupan sosial ekonomi seluruh masyarakat termasuk buruh perempuan. Sebagai kelompok rentan buruh perempuan memilih tambahan pekerjaan untuk menambah penghasilannya.
Diagram
1 Strategi Bertahan
Hidup Buruh Perempuan
Sumber: diolah
oleh peneliti, 2023
Berdasarkan diagram tersebut ada sebelas strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh buruh perempuan pada masa pandemi covid-19 selain mereka menjadi buruh perempuan di PTPN VII Cinta Manis yaitu 1) menjadi penjual makanan melalui media sosial hal ini dilakukan karena media sosial sebagai alat masyarakat melakukan jual beli baik barang maupun jasa. Dengan memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran makanan yang di dagangkan oleh buruh perempuan mengalami peningkatan penjualan 2) menjadi tukang pijat, pandemi covid-19 menjadi alasan situasi menurunnya perekonomian keluarga.
Buruh perempuan memanfaatkan keahlian yang mereka punya namun tidak pernah dilakukan sebelum pandemi 3) menjadi tukang cuci dilakukan oleh buruh perempuan sebagai suatu desakan ekonomi dan mereka harus tetap makan 4) kemudian ada juga yang memutuskan menjual makanan di rumah maupun keliling seperti sayuran, sarapan pagi yang kemudian dijualkan sendiri atau pun di titipkan di warung-warung. Selain itu ada juga yang menjadi peternak lele.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
tentang perubahan sosial ekonomi buruh perempuan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1) Buruh perempuan termasuk kelompok rentan karena harus
bersaing dengan buruh laki-laki pada saat bekerja di perkebunan. 2) Upah yang
kecil dan sistem pengupahan buruk menjadikan buruh tidak sejahtera secara
ekonomi. 3) Secara sosial buruh perempuan tidak pernah dilibatkan dalam
kegiatan desa karena dianggap tidak memiliki kapasitas 4) Kehidupan sosial ekonomi buruh perempuan
sebelum pandemi sudah buruk kemudian di perburuk karena adanya pandemi covid-19.
5) Pada masa pandemi covid-19 buruh perempuan
mengalami perubahan yang signifikan di lihat dari perubahan cara berpikir,
perubahan sikap dan perubahan dari segi interaksi dan aktivitasnya. 6)
Perubahan cara berpikir dilihat dari meningkatnya kesadaran buruh perempuan
tentang kesehatan dan keselamatan pribadi, pengelolaan keuangan, pengetahuan
tentang teknologi dan kesehatan mental. 7) Perubahan sikap dilihat dari
perubahan kebiasaan, perubahan pola kerja dan perubahan terhadap konsumsi 8)
Perubahan interaksi dan aktivitas dilihat dari berkurangnya kerumunan, pola
kerja dan jam kerja buruh, keseimbangan kerja dan perubahan pada sektor
pekerjaan 9) Strategi yang dilakukan pun beragam dari memanfaatkan skil,
berjualan di rumah atau media sosial sampai ternak lele.
BIBLIOGRAFI
Atirah, Atirah, Supatminingsih, Tuti, Mustari,
Mustari, RAHMATULLAH, RAHMATULLAH, & Inanna, Inanna. (2020). Kekuatan
Pendidikan Ekonomi Menghadapi Masa Pandemi Covid-19: Bagaimana Kabar Wirausaha
di Masa Pandemi Covid-19?
Atmadja,
Taufiq Firdaus Al Ghifari, Yunianto, Andi Eka, Yuliantini, Emy, Haya, Miratul,
Faridi, Ahmad, & Suryana, Suryana. (2020). Gambaran sikap dan gaya hidup
sehat masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19. Aceh Nutrition Journal,
5(2), 195�202.
Batubara,
Yennika, Yafiz, Muhammad, & Batubara, Maryam. (2022). Dampak Covid-19
Terhadap Perekonomian Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Syariah. Al-Tijary,
8(1), 31�43.
Hatane,
Karina, Alfons, Saartje Sarah, & Matitaputty, Merlien Irene. (2021).
Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Di Masa Pandemi Covid-19. TATOHI: Jurnal
Ilmu Hukum, 1(3), 265�275.
Hutabarat,
Jose Segitya, Krismonika, Gerawati, & Lofa, Ester. (2020). Perempuan di
Tengah Konflik dan Upaya Membangun Perdamaian Yang Berkelanjutan di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Lemhannas RI, 8(3), 122�131.
Indahsari,
Devi Nur, & Fitriandi, Primandita. (2021). Pengaruh kebijakan insentif
pajak di masa pandemi Covid-19 Terhadap penerimaan PPN. Jurnal Pajak Dan
Keuangan Negara (PKN), 3(1), 24�36.
Mas�Udi,
Wawan, & S Winanti, Poppy. (2020). Tata Kelola Penanganan COVID-19 di
Indonesia: Kajian Awal.
Purnomo,
Sugeng Hadi. (2019). Pekerja Tetap Menghadapi Pemutusan Hubungan Kerja. Jurnal
Hukum Bisnis Bonum Commune, 2(2), 137�150.
Radhitya,
Theresia Vania, Nurwati, Nunung, & Irfan, Maulana. (2020). Dampak pandemi
Covid-19 terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Jurnal Kolaborasi Resolusi
Konflik, 2(2), 111�119. https://doi.org/10.24198/jkrk.v2i2.29119
Rahayu,
Ely Laily Bunga, & Syam, Nur. (2021). Digitalisasi Aktivitas JuaRahayu, Ely
Laily Bunga, & Syam, Nur. (2021). Digitalisasi Aktivitas Jual Beli di
Masyarakat: Perspektif Teori Perubahan Sosial. Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial Dan
Humaniora, 4(2), 672�685.l Beli di Masyarakat: Perspektif Teori Perub. Ganaya:
Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(2), 672�685.
Rahmaharyati,
Aristya, Wibhawa, Budhi, & Nurwati, Nunung. (2017). Peran ganda buruh
perempuan sektor industri dalam keluarga. Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2).
https://doi.org/10.24198/jppm.v4i2.14290
Sari,
Eka Kartika, & Zufar, Biko Nabih Fikri. (2021). Perempuan pencari nafkah
selama pandemi COVID-19. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 4(1),
13�29.
Sigiro,
Atnike Nova, Gina, Abby, & Komalasari, Dewi. (2020). Potret Dampak
Penerapan Sosial Berskala Besar di Masa Pandemi Covid-19 terhadap Perempuan dan
Kelompok Marginal melalui Pendekatan Feminisme Interaksional. Jurnal
Perempuan, 25(4), 295�308.
Silvia,
Monika, & Rani, Rani. (2019). Motivasi bekerja pada buruh tani tebu
perempuan. Jurnal Sosial Humaniora, 10(1), 50�55.
Subardhini,
Meiti. (2021). Keterpisahan Anak Dari Orangtua Atau Pengasuhnya Pada Masa
Pandemi Covid-19. Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial Dan Usaha
Kesejahteraan Sosial, 7(2).
Sulaeman,
Kirana Mahdiah, & Salsabila, Fenny Rizka. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap
Kaum Perempuan: Perspektif Feminisme. Jurnal Sentris, 1(2),
159�172.
Wiswayana,
Wishnu Mahendra, & Pinatih, Ni Komang Desy Arya. (2020). Pandemi &
Tantangan Ketahanan Nasional Indonesia: Sebuah Tinjauan Kritis. Jurnal
Lemhannas RI, 8(2).
Copyright holder: Ersyah Hairunisah Suhada,
Sriati, Zulfikri Suleman (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |