Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
12, Desember 2023
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK
PERKREDITAN PT. BPR UKABIMA GRAZIA�
Suwirya Tjandra, Juhaini
Fakultas Ekonomi, Universitas Indo Global Mandiri
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana strategi komunikasi yang
dijalankan oleh manajemen BPR Grazia dalam menghadapi persaingan
dari kompetitornya. Penelitian ini dilakukan dengan maksud menganalisis
strategi komunikasi pemasaran dalam usaha meningkatkan pemasaran produk
Perkreditan BPR Grazia. Metode
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara dan
observasi lapangan terhadap kelima
informan yang ditentukan lewat teknik purposive sampling terhadap Komisaris,
Kepala Cabang, Pejabat Ekskutif dan 2 Staf Marketing BPR Grazia sebagai key informan. Dengan ini peneliti
mencoba membahas usaha yang telah dan sedang dilakukan oleh BPR Grazia dalam
upayanya memasarkan produk jasa perbankan kepada masyarakat luas, strategi
pemasaran yang bagaimana diterapkan oleh BPR Grazia yang kecil sehingga dapat
terus �survive� dan terus berkembang menjadi bank yang besar dan solid.
Dari hasil analisa penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan
bahwa� elemen komunikasi pemasaran dimana
garis besarnya terdiri dari adv Pejabat Eksekutif ertising (periklanan), sales promotion (promosi
penjualan), public
relation (hubungan masyarakat), personal selling (penjualan personal) dan
direct and internet marketing sudah dijalankan oleh pihak BPR. Demikian secara keseluruhan BPR Grazia telah menjalankan
strategi komunikasi yang baik untuk meningkatkan penjualan produk
perkreditannya dalam rangka mencapai target
Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disusun dan mendapat persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan.
Kata Kunci : Strategi
Komunikasi, Komunikasi� Pemasaran,� Produk Perkreditan BPR
Abstract
The formulation of the problem in this study is none other than how the
communication strategy carried out by the management of BPR Grazia in facing
competition from its competitors. This research was conducted with the
intention of analyzing marketing communication strategies in an effort to
improve the marketing of BPR Grazia Credit products. The method used is
qualitative descriptive with interview techniques and field observations of the
Three informants determined through purposive sampling techniques of
Commissioners, Branch Heads, Executive Officers and 2 Marketing Staff of BPR
Grazia as key informants. With this, researchers try to discuss the efforts
that have been and are being carried out by BPR Grazia in its efforts to market
banking service products to the wider community, marketing strategies that are
applied by the small BPR Grazia so that it can continue to 'survive' and
continue to develop into a large and solid bank. From the results of the
research analysis that has been carried out, it can be concluded that the
marketing communication element where the outline consists of Executive
Officers, sales promotion, public relations, personal selling and direct and
internet marketing has been carried out by BPR. Overall, BPR Grazia has
implemented a good communication strategy to increase sales of its credit
products in order to achieve the Bank's Business Plan (RBB) target which has
been prepared and approved by the Financial Services Authorit.
Keywords: Communication Strategy, Marketing Communications, BPR Credit Products.
Pendahuluan
Sektor Perbankan dan
Keuangan merupakan sektor
yang dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi setiap negara termasuk Indonesia.
Sektor tersebut sangat penting.� karena merupakan roda penggerak kegiatan perekonomian negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, maka definisi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau dalam bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kegiatan ekonomi masyarakat
di setiap negara tidak terlepas dari keberadaan
perbankan.� Ismanto (2019) memberikan penjelasan
bahwa, "perbankan adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang
bank, meliputi kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya." Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tersebut diakui bahwa ada
2 jenis bank di Indonesia yakni
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Dengan demikian, jelaslah
bahwa BPR merupakan salah satu lembaga keuangan
yang menjadi bagian dari sistem keuangan
di Indonesia bahkan� menjadi
salah satu pilar pembangunan
ekonomi tetapi dengan pembatasan dan regulasi� tidak seluas seperti
bank umum. Perkembangan industri perbankan telah sampai pada tingkatan yang kompleks, kompetitif dan dinamis mengakibatkan kompetisi usaha di sektor perbankan semakin tajam dan tidak dapat dielakkan, sehingga dalam usaha mengantisipasi persaingan yang semakin ketat dan tajam, perbankan harus mampu mengendalikan dan mengkoordinasikan setiap fungsi yang ada, seperti sumber daya manusia, operasi/produksi, keuangan, pemasaran serta riset dan pengembangan (Kotler & Keller, 2009).
Fungsi-fungsi tersebut merupakan
sistem dalam dunia usaha yang sama pentingnya bagi kebelangsungan hidup dunia perbankan maka diantara fungsi-fungsi yang ada, fungsi komunikasi
pemasaran menjadi pertimbangan utama yang menjadi sorotan peneliti dalam upaya mengantisipasi daya saing dunia perbankan (Tjiptono, 1995).
Fungsi pemasaran dalam
prakteknya dibutuhkan sebagai strategi memanfaatkan sistem sosial antara
individu, kelompok dan institusi untuk membentuk keseluruhan yang koheren dengan jaringan komunikasi (Alie, 2019). Komunikasi pemasaran
sebagai salah satu konsep umum yang dijadikan sebagai alat pemasaran yang efektif dan memiliki dua unsur pokok yaitu
komunikasi dan pemasaran
yang saling berhubungan.
Penerapan komunikasi pemasaran
harus mengutamakan penyampaian informasi atau pesan yang dikemas secara terpadu dari berbagai
jenis komunikasi pemasaran yang ada (Keke, 2015). Ketika akan memperkenalkan
produk atau jasa kepada masyarakat
perlu dikomunikasikan dengan pesan yang tepat agar dapat diterima dan tersampaikan dengan baik kepada
konsumen secara berkesesuaian (Banjaŕnahor et al.,
2021). Esensi utama dalam pemasaran adalah produk itu
sendiri dan kemampuan komunikasi pemasaran sebagai saluran dalam memasarkan produk (Effendy, 2003).
Strategi komunikasi pemasaran dalam dunia bisnis memiliki peranan penting, karena merupakan salah satu tindakan yang mampu menciptakan suatu hubungan relasional antara perusahaan dengan konsumen (Chandra, 2002). Setiap perusahaan
bahkan perbankan memiliki strategi komunikasi pemasaran yang sedikit berbeda namun dengan
tujuan yang sama yaitu bagaimana cara menarik minat
masyarakat sebaik mungkin dan memasarkan produknya.��
Produk perkreditan yang ditawarkan BPR Grazia seperti
juga oleh perbankan lainnya
menggunakan strategi dalam menyalurkan dana agar menjadi pendorong utama dalam mencapai target profit yang
menjadi tujuan perusahaan. Fasilitas kredit yang dapat dinikmati oleh� nasabah dipergunakan untuk kebutuhan produktif� atau modal kerja dalam berwirausaha, bertani bahkan untuk kebutuhan konsumtif sebagai bank kecil dengan modal terbatas namun ternyata� mampu menjadikan BPR memiliki posisi sebagai salah satu perusahaan pembiayaan yang mampu bersaing secara kompetitif dan berkarakter dalam bersaing, terutama dengan perusahaan perkreditan� lainnya yang sudah mempunyai nama di bidang perkreditan, sumber daya manusia
dan produk yang berkualitas.
Berdasarkan latar belakang
dan fokus penelitian di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana
strategi komunikasi pemasaran
produk perkreditan yang dilakukan oleh perusahaan? 2) Bagaimana implementasi pemasaran yang dilakukan perusahaan dalam melakukan pemasaran produk perkreditannya? 3) Bagaimana solusi atas kendala yang dihadapi dalam melakukan komunikasi pemasaran produk perkreditan?
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
model penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti; kesemuanya tidak dapat diukur
dengan angka (Basuki, 2006).
Penelitian kualitatif pada umumnya dirancang untuk memberikan pengalaman senyatanya dan menangkap makna sebagaimana yang tercipta di lapangan penelitian melalui interaksi langsung antara peneliti dan yang diteliti (Putu, 2003).
Penelitian kualitatif merupakan
suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar
alamiah (Silalahi, 2006). Dari pendapat di atas, maka dapat
diketahui bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan apabila faktor penelitian tidak dapat dikuantifikasikan
atau tidak dapat dihitung sehingga variabel tidak dapat diungkapkan
dengan angka seperti persepsi, pendapat, anggapan dan sebagainya. Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitiannya dapat benar-benar berkualitas maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu data primer dan
data sekunder.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif, yaitu pendekatan dengan mengambil kesimpulan secara umum dari
fakta-fakta nyata yang ada di lapangan. Induktif merupakan cara berpikir, dimana ditarik kesimpulan bersifat umum dari berbagai
kasus bersifat individual. Penarikan kesimpulan secara induktif dimulai dengan menyatukan pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum. Menurut Moleong (2005), bahwa pendekatan
induktif digunakan karena; 1)���������� Proses induktif
lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda�� yang terdapat dalam data; 2) Pendekatan induktif dapat membuat hubungan
peneliti dengan responden menjadi lebih eksplisit, dikenal dan akuntabel; 3) Lebih menguraikan latar secara penuh
dan membuat keputusan-keputusan
tentang dapat tidaknya kepada suatu latar Iainnya.
Metode penelitian dan teknik penelitian merupakan komponen yang paling penting dalam penelitian.
Metode merupakan keseluruhan
langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah
(Silalahi, 2006). Metode penelitian it� sendiri dapat
didefinisikan sebagai suatu setiap prosedur
yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir.
Langkah-langkah penelitian kualitatif yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut Basuki (2006) Persiapan: mempertimbangkan
fokus dan memilih topik, menyatakan masalah dan merumuskan pendahuluan pernyataan, menyatakan masalah dan merumuskan pendahuluan pernyataan. 2) Penjelajahan yang luas: mencari łokasi/
subjek potensial, memilih łokasi/ subjek yang dianggap cocok, menguji kecocokan łokasi/subjek luas, eksplorasi,
mengembangkan rencana umum, melakukan kajian percobaan/ mengumpulkan data awal, merevisi rencana umum. 3) Memusatkan diri pada himpunan aktivitas yang terfokus: mengumpulkan data, menyempurnakan
rencana penelitian/ penjelasan fokus, aktifitas terfokus, menyempitkan pengumpulan data, analisis data, menulis temuan dałam hal ini kuisioner.
Penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat komparatif. Kata 'komparasi' dałam bahasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari kata tersebut menunjukan bahwa dałam penelitian ini peneliti bermaksud
mengadakan perbandingan kondisi yang berbeda yang ada di satu tempat,
apakah kondisi di tempat tersebut sama atau ada
perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi mana yang lebih baik.
Wawancara
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide), dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosialyang relatif lama'. Keunggulannya ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak' sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara
melibatkan aspek emosi' maka kerjasama
yang baik antara pewawancara dan yang diwawancari
sangat diperlukan.
Pewawancara harus mampu
membuat pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang panjang dan bertele-tele sehingga jawaban menjadi tidak terfokus, sebaliknya yang diwawancarai enggan menjawab secara terbuka dan jujur apa yang ditanyakan oleh pewawancara atau bahkan dia
tidak menyadari adanya pola hidup
yang berulang yang beberapa
hal yang perlu diperhatikan Seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi Suara, kecepatan berbicara', sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan
nonverbal'� Dalam mencari
informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang ditakukan dengan subjek atau responden)
dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden)'
Diagram Alur Wawancara
Analisis data merupakan
proses mencari dan menyusun
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi secara sistematis. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berrnacam-macam (triangulasi),
dan dilakukan terus-menerus
sampai jenuh. Miles dan
Huberman dalam Sugiono (2015) bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas dan jenuh. Aktivitas analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.
Analisis data kualitatif
dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat
disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam
cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, rekaman) dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan
(melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya
disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Hasil Penelitian
Peneliti akan menguraikan hasil observasi dan wawancara penelitian dilapangan seputar judul penelitian ini yaitu Strategi Komunikasi Pemasaran Kredit BPR Ukabima Grazia. Hasil penelitian ini diperoleh melalui teknik pengumpulan data dengan wawancara, teknik tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang alamiah. Struktur wawancara yang peneliti rancang bukan merupakan pedoman yang baku, jadi apabila jawaban yang diberikan informan kurang jelas, maka peneliti mengajukan pertanyaan lain agar jawaban yang diberikan bisa lebih jauh saat mereka menjabarkan.
Analisa Rasio
Rasio keuangan merupakan suatu alat yang banyak digunakan oleh para analisis untuk menganalisis kondisi perusahaan pada periode tahun tertentu. Rasio keuangan sendiri memilki definisi sebagai berikut:
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Teknik ini sangat lazim digunakan oleh para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antar pos dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian (Harahap, 2017).�
Perkembangan Rasio BPR Ukabima Grazia
Dalam
prakteknya, perkembangan rasio BPR Ukabima Grazia adalah sebagai berikut
Tabel 1 Perkembangan
Rasio-Rasio Penting BPR Ukabima Grazia Selama 5 Tahun
Keterangan |
2018 |
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
Kriteria Baik/ Sehat menurut BI |
CAR/ KPMM |
37,88 |
42,15 |
47,50 |
46,60 |
41,82 |
9%��� ≦ CAR < 12% |
-
KAP |
� 1,55 |
1,56 |
1,47 |
1,66 |
3,01 |
KAP < 10,35 % |
-
ROA |
7,55 |
9,03 |
6,05 |
4,34 |
3,53 |
1,25% < ROA�
<1,5 % |
-
BOPO |
73,43 |
68,19 |
73,20 |
79,32 |
85,07 |
94 % <� BOPO ≦ 95 % |
-
LDR |
80,61 |
91,55 |
71,85 |
69,99 |
87,57 |
75 % <�� LDR ≦ 85 % |
-
�NPL |
1,81 |
1,73 |
2,28 |
2,54 |
4,34 |
2� % ≦��� NPL < 5 % |
Perkembangan rasio keuangan BPR Ukabima Grazia adalah dalam posisi
atau trend yang baik setiap tahunnya serta selalu dalam
kriteria Sehat menurut kriteria Bank Indonesia.
Analisis SWOT
Melalui Analisa SWOT yakni
sebuah strategi sederhana
yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970 an, maka manajemen PT. BPR Ukabima Grazia menggunakan analisa SWOT untuk mengatur kerangka kerja kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness),
peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) ssuatu strategi yang� sederhana namun mampu memperkirakan
cara terbaik untuk melaksanakan sesuatu� yang bisa menolong para perencana memperoleh hasil yang optimal dan hal apa yang perlu diperhatikan para pembuat rencana untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
Dalam teori
SWOT, lingkungan dibagi menjadi 2 faktor yakni faktor internal yang memiliki� unsur
Strength� (Kekuatan),� Weakness�
(Kelemahan) dan faktor
eksternal yang memiliki� unsur
Opportunity� (Peluang)� dan Threat�
(Ancaman)�
sebagai berikut:
Lingkungan |
Unsur |
a.
Internal |
Strength (Kekuatan) dan
Weakness (Kelemahan) |
b.
Eksternal |
Opportunity (Peluang) dan
Threat (Ancaman) |
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan adalah
berasal dari dalam perusahaan sehingga penggunaannya memungkinkan untuk direncanakan maupun dijadwalkan. Pada BPR Ukabima
Grazia kekuatan terletak
pada: a) BPR Grazia telah operasional
sejak Juni 2009 dan telah beroperasi di daerah jalur sejak 2012 sehingga sudah cukup dikenal. b) BPR Grazia sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki kedekatan dengan masyarakat daerah jalur dan sudah memiliki brand image yang tinggi. c) Kecepatan dalam proses kredit juga menjadi keunggulan BPR Grazia dibanding bank pesaing yang pernah masuk di daerah pemasaran yang sama. d) Layanan jemput-antar dari dermaga di bawah Jembatan Ampera dan Bekangdam ke Kantor BPR Grazia dirasakan membantu debitur dari segi keamanan
dan kenyamanan. e) Agunan kredit umumnya sudah berupa SHM (Sertifikat Hak Milik). f) Suku bunga
BPR bisa bersaing dengan suku bunga
dari lembaga keuangan Iain yang ada di jalur. g) BPR memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola aktiva. h) BPR memiliki profitabilitas yang baik dan biaya operasional tergolong rendah. i) Mampu menjaga kredit yang sehat sehingga NPL dibawah 5,00 %.
2. Weakness (Kelemahan)
Masyarakat sudah
terbiasa dengan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
yang memiliki syarat kredit yang tergolong lebih mudah. BPR masih mengandalkan komponen dana mahal seperti menerima deposito yang suku bunganya relatif
tinggi untuk dijadikan kredit. Karena keterbatasannya, BPR masih sulit untuk memperoleh
pendapatan non bunga seperti feebased income sehingga memiliki rasio Net Interest Margin (NIM) cukup
tinggi dibandingkan bank umum.
Beberapa tempat
di daerah pemasaran masih kesulitan sinyal internet sehingga BPR belum bisa mengembangkan
sistem digital marketing. Modal BPR relatif kecil dan memiliki struktur modal yang belum sepenuhnya dikatagorikan sehat, pertumbuhan pada pos Ekuitas
(Modal Sendiri) lambat karena BPR sering melakukan pembagian dividen. Konsentrasi pemberian kredit BPR dominan pada sektor pertanian.
3. Opportunity (Peluang)
Karyawan BPR relatif
masih muda belia masih mempunyai
semangat kerja yang tinggi. Masyarakat yang dihadapi
oleh BPR Grazia adalah masyarakat
eks transmigran mayoritas keturunan suku Jawa yang masih awam berurusan dengan bank, sehingga mudah untuk dibina.
Daerah jalur memiliki komoditi berupa perdagangan, kelapa sawit, karet, jagung,
kelapa, kopra, jeruk dan ubi selain pertanian tadah hujan yang merupakan alternatif sumber pembayaran cicilan kredit.
4. Threat (Ancaman)
BPR Grazia sebagai
pendatang adalah pesaing bagi KPN (Koperasi Pegawai Negeri) yang sudah berdiri sejak
lama di beberapa desa, dan koperasi (Maduma dan Kozero) serta para rentenir Iainnya. Adanya persaingan dengan bank umum seperti Bank Mandiri, BRI yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) suku bunga rendah 6 % dan memberikan kredit dalam jumlah besar
di bandingkan BPR.
Bank umum
bebas mendirikan unit mikro yang bisa menyaingi BPR dan menyalurkan KUR.
Produk, aset dan
liabilities bank pesaing semakin
atraktif. Kondisi perekonomian dunia yang terus bergejolak dengan tingkat inflasi yang cukup tinggi. Perkembangan
dunia bisnis yang semakin kompleks dan tingkat persaingan yang semakin tinggi. Ancaman era�branchless banking� seperti Lakupandai. Adanya tindak kejahatan perbankan dimana ada oknum-oknum yang memanfaatkan kelemahan masyarakat yang sederhana untuk penyalahgunaan kredit.
Strategi / Rencana Penjualan Kredit Masa Yang Akan Datang
Mempertahankan keunggulan
BPR sebagai BPR pilihan� nasabah,
menyalurkan kredit yang didukung oleh manajemen risiko yang efektip, serta menerapkan tata kelola pada setiap aspek bisnis. Masih mempertahankan produk kredit tradisional kepada masyarakat karena lebih efisien,
efektif dan menguntungkan bagi perusahaan. Lebih meningkatkan basis dana pihak ketiga suku
bunga murah (tabungan) ketimbang deposito untuk disalurkan sebagai sumber dana kredit.
Meningkatkan aktiva
produktif melalui penyaluran kredit yang menguntungkan disertai pengelolaan risiko yang efektif, tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian. Memanfaatkan referensi nasabah lama dan loyal atau memanfaatkan jaringan lebih banyak lagi. Membuka
beberapa posko atau rumah singgah
lagi bagi para AO atau marketing untuk posko solisitasi
calon nasabah.
Interview Terbuka
Dengan Expert Judgement
Expert Judgement merupakan sesuatu yang sangat penting dalam memperkuat
hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Kredit, dimana� penelitian
tersebut dilaksanakan sesuai prosedur yang ada sehingga hasil
penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan. Sehubungan dengan kondisi tersebut, peneliti melakukan wawancara secara terbuka dengan expert judgement. Penelitian
ini akhirnyas akan disajikan dalam bentuk deskripsi
wawancara terbuka dengan seorang expert judgement
dan dapat hasil wawancara ditabulasikan sebagai berikut:
Berhubungan dengan
kondisi tersebut peneliti berusaha melakukan wawancara secara terbuka dengas seorang expert judgement. Expert judgement dimaksud adalah Bapak Achmad Alfian, seorang Dosen Tetap
Universitas Katolik Musi Chartitas (UKMC) Palembang.
Tabel
3 Deskripsi wawancara dengan expert judgement:�
Bapak Achmad Alfian MTST, selaku
Dosen Tetap Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC)
NO |
PENELITI |
EXPERT JUDGEMENT |
1. |
Bapak Achmad Alfian, sebagai seorang Dosen Tetap Universitas Katolik Musi
Charitas, jabatan apa yang� Bapak
pegang ? |
Saya merupakan salah seorang dosen tetap UKMC
yang ahli di bidang Pemasaran dan Supply Chain Management (SCM) |
2. |
Menurut Bapak apakah Strategi Komunikasi Pemasaran itu ? |
Menurut saya itu adalah suatu aktivitas berpikir
dan berkreasi, lalu mengimplementasikan kerangka berpkiri itu melalui ragam
saluran komunikasi agar mencapai suatu tujuan komunikasi yang diinginkan,
untuk mencapai target pemasaran yang diharapkan atau sudah ditentukan. |
3. |
Apakah Strategi Komunikasi itu penting bagi setiap usaha ? |
Sangat penting, karena dengan adanya strategi
kita jadi tau, bisa mengetahui apa saja yang harus kita lakukan dan
persiapkan, efektip atau tidak dan butuh cara apa yang tepat. |
4. |
Mengenai tesis saya, saya sudah mengunjungi BPR Ukabima Grazia, sudah
mengadakan wawancara dengan Komisaris dan beberaoa pejabat eksekutif BPR yang
transkripnya sudah saya perlihatkan ke Bapak..� Saya miohon pendapat dan saran Bapak
perihal strategi komunikasi pemasaran perkreditan yang dijalankan oleh BPR
saat sekarang ini. Kira2 strategi apa atau yang efektip di jalankan pada BPR
? |
Ya, saya sudah membaca� draft Bab
IV tesis saudara, perusahaan sudah cukup Strategi yang tepat dan perlu dijalankan BPR sekarang� adalah strategi marketing mix (Product,
Price, Place dan Promotion) |
5. |
Bapak sudah melihat laporan keuangan publikasi dan laporan tahunan BPR.
Apa tanggapan Bapak mengenai hasil analisa rasio keuangan BPR Ukabima Grazia
yang dalam katagori Sehat, sesuai ketentuan yang ditentukan oleh� BI ? |
Sudah cukup sehat, memenuhi CAR ratio,�
tetapi tetap perluditimngkatkan lagi sehingga rasio keuangan menjadi
semakin baik (Sangat Sehat) |
6. |
Bapak juga sudah melihat analisa SWOT yang dibuat atau disusun oleh
manajemen BPR, dimana faktor-faktor daya saing strategis dominan dikuasai oleh
BPR. Apa pendapat Bapak sebagai seorang peneliti ? |
�Lakukan inovasi : -
Inovasi Produk -
Inovasi Pemasaran -
Inovasi Proses -
InovasibOrganisasi |
7. |
Manajemen BPR sangat peduli terhadap strategi dan daya saing perusahaan
terlebih di masa sekarang yang penuh dengan ancaman, tantangan dan peluang.
Apa tanggapan Bapak ? |
�Sangat setuju untuk secara rutin
dilakukan inovasi |
8. |
Keberhasilan�perusahaan perbankan tidak semata dipengaruhi oleh bagai mana mengelola sistem perkreditannya secara baik, lebih darpada
itu, banyak bank pesaing, menurut Bapak apa yang harus dikerjakan oleh BPR? |
Ada sejumlah tantangan
mendasar yang dihadapi oleh industri BPR tatkala berkeinginan menerapkan
digitalisasi� dimulai dari pola pikir
hingga keterbatasan-keterbatasan modal, infrastruktur dan kemampuan SDM yang
belum memadai. |
Kesimpulan
Keberhasilan pemberian kredit sangat dipengaruhi olah analisis dan
evaluasi kredit
serta adanya suatu pengendalian internal yang efektif untuk mencapai
tujuan� bank. Berdasarkan uraian hasil
pembahasan dapat dibuat kesimpulan, sebagai berikut: 1) BPR
Ukabima Grazia memiliki kermampuan yang baik dalam mengelola aset, risiko kredit,
likuiditas, profitabui+ilitas dan biaya operasional yang rendah. 2) Semua
indikator penilaian kinerja bank berdasarkan analisis rasio� keuangan menunjukan kinerja� BPR yang sehat. 3) BPR� sudah�
melaksanakan� pengendalian� internal�
pemberian� kredit� yang efektif dan menyeluruh sesuai kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan, penerapan pemisahan pejabat kredit (division of
duties), four eyes principle, dan pemisahan pengelolaan kredit bermasalah.
Analisis dan evaluasi kredit dilakukan berdasarkan analisis kualitatif
dengan menggunakan konsep 5C dan analisis kuantitatif� dengan�
menganalisis� rasio� likuiditas, solvabilitas� dan�
rentabilitas� yang� menjadi�
bahan� masukan dalam
mempertimbangkan putusan kredit. Pengendalian internal diterapkan bertujuan
untuk mencapai portofolio kredit yang sehat dan menghindarkan kemungkinan
timbulnya penyalahgunaan
wewenangn serta
sebagai pengelolaan intern dalam mencegah terjadinya kredit
bermasalah. Pengendalian
internal hanya dapat memperkecil risiko terjadinya kredit bermasalah dan tidak dapat
menghindari adanya kredit bermasalah tanpa didukung oleh faktor eksternal.
Alie, Juhaini. (2019). FORMULASI STRATEGI PEMASARAN
RELASIONAL DALAM MENCIPTAKAN NILAI PELANGGAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
FORMULATION OF RELATIONSHIP MARKETING STRATEGY IN CREATING CUSTOMER VALUE IN
UNIVERSITY PGRI PALEMBANG. UNIVERSITAS PASUNDAN.
Banjaŕnahor,
Astri Rumondang, Purba, Bonaraja, Sudarso, Andriasan, Sahir, Syafrida Hafni,
Munthe, Risma Nurhaini, Kato, Iskandar, Gandasari, Dyah, Purba, Sukarman,
Muliana, Muliana, & Ashoer, Muhammad. (2021). Manajemen Komunikasi
Pemasaran. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Basuki,
Sulistyo. (2006). Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu
Budaya UI. Jakarta.
Chandra,
Gregorius. (2002). Strategi & Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Effendy,
Onong Uchjana. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 200.
Harahap,
M. Yahya. (2017). Hukum acara perdata: tentang gugatan, persidangan,
penyitaan, pembuktian, dan putusan pengadilan. Sinar Grafika.
Ismanto,
Hadi, Widiastuti, Anna, Muharam, Harjum, Pangestuti, Irene Rini Demi, &
Rofiq, Fathur. (2019). Perbankan dan literasi keuangan. Deepublish.
Keke,
Yulianti. (2015). Komunikasi Pemasaran terpadu terhadap brand awareness. Jurnal
Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, 2(1), 172�186.
Kotler,
Philip, & Keller, K. (2009). Manajemen Pemasaran. 13th. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Indeks.
Moleong,
Lexy J. (2005). metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja. Rosdakarya.
T. Hani.
Putu,
L. P. (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar
Diskusi Epistomologi dan Metodelogi. Jakarta: JIP-FSUI.
Silalahi,
Ulber. (2006). Metode penelitian sosial. Unpar press.
Sugiyono,
Prof. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta,
28, 1�12.
Tjiptono,
Fandy. (1995). Strategi pemasaran. Andi Offset.
Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992
Undang-Undang Nomor
21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Copyright holder: Suwirya Tjandra, Juhaini (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |