Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 12, Desember 2023

 

ANALISA PENGADAAN DAN PENGARUHNYA LOGISTIK OBAT DI RS XYZ PAMULANG BERDASARKAN METODE ABC VEN

 

Silas Suryawijaya, Rudy Pramono

Universitas Pelita Harapan, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi logistik obat di Rumah Sakit XYZ Pamulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengadaan obat, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, dan pelatihan serta keahlian staf memiliki pengaruh yang signifikan pada efisiensi logistik obat. Metode pengadaan yang lebih baik dapat meningkatkan ketersediaan dan penggunaan obat-obatan, efisiensi proses pengadaan berkontribusi pada efisiensi manajemen logistik obat, dan metode ABC VEN membantu mengurangi pemborosan sumber daya dan biaya pengadaan. Selain itu, pelatihan dan keahlian staf medis dan non-medis memainkan peran penting dalam mengelola persediaan obat-obatan, distribusi, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Rekomendasi termasuk peningkatan transparansi dalam proses pengadaan, otomatisasi proses pengadaan, penggunaan sistem informasi yang terintegrasi, kolaborasi yang lebih baik dengan pemasok obat, serta investasi dalam pelatihan staf dalam manajemen persediaan obat, penggunaan sistem informasi, dan praktik pengadaan yang terbaik. Temuan ini memberikan panduan berharga bagi Rumah Sakit Permata Pamulang dalam upaya mereka untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pelayanan kepada pasien.

 

Kata Kunci: Logistik obat, Rumah Sakit XYZ Pamulang, Proses pengadaan, Efisiensi, Pelatihan staf, Metode ABC VEN

 

Abstract

This research analyzes the influence of factors that influence the efficiency of drug logistics at Permata XYZ Hospital. The research results show that drug procurement methods, procurement process efficiency, ABC VEN method, and staff training and expertise have a significant influence on drug logistics efficiency. Better procurement methods can improve the availability and use of medicines, procurement process efficiency contributes to efficient medicine logistics management, and the ABC VEN method helps reduce waste of resources and procurement costs. In addition, the training and expertise of medical and non-medical staff play an important role in managing drug supply, distribution and more efficient use of resources. Recommendations include increased transparency in the procurement process, automation of the procurement process, use of integrated information systems, better collaboration with drug suppliers, as well as investment in staff training in drug inventory management, use of information systems, and best procurement practices. These findings provide valuable guidance for Permata Pamulang Hospital in their efforts to improve operational efficiency and patient service.

 

Keywords: Drug logistics, XYZ Pamulang Hospital, Procurement process, Efficiency, Staff training, ABC VEN Method

 

Pendahuluan

Latar belakang penelitian ini menyoroti kompleksitas hubungan antara pengadaan obat dan logistik dalam sistem perawatan kesehatan, yang merupakan faktor kritis dalam menentukan kualitas perawatan pasien, efektivitas biaya, dan efisiensi operasional(Skipworth et al., 2020). Akses yang tepat waktu ke pasokan farmasi menjadi elemen kunci dalam memberikan perawatan medis yang efektif, menjaga keselamatan pasien, dan mematuhi protokol klinis(Miller et al., 2020).

Dalam konteks manajemen layanan kesehatan, pentingnya pengadaan obat dan logistik yang efisien sangat mencuat dalam operasional Rumah Sakit XYZ Pamulang. Sebagai institusi perawatan kesehatan terkemuka dengan populasi pasien yang beragam, rumah sakit ini menghadapi tantangan besar dalam menyediakan layanan medis yang komprehensif sambil mengelola rantai pasokan farmasi. Fokus pada pengadaan obat yang efektif menjadi sangat penting dalam mendukung kemampuan rumah sakit ini dalam memenuhi misinya dalam memberikan perawatan pasien.

Efisiensi logistik obat dalam institusi kesehatan sangat tergantung pada pelatihan dan keahlian staf yang terlibat. Karena ekosistem perawatan kesehatan yang kompleks menuntut pasokan obat-obatan yang lancar dan tepat waktu, peran personel yang terlatih dan berpengetahuan menjadi krusial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara pelatihan staf, keahlian, dan optimalisasi logistik obat, dengan fokus pada peran mereka dalam memastikan aliran obat esensial yang terus-menerus dan meningkatkan efisiensi operasional di lingkungan rumah sakit.

Dalam lingkup pengadaan obat dan logistik yang penuh tantangan, perluasan kebutuhan obat, pola permintaan yang tidak dapat diprediksi, dan kebutuhan untuk pengendalian biaya menjadi tantangan utama(Banihani, 2023). Rumah Sakit XYZ Pamulang dihadapkan pada tugas rumit untuk mencari, mendistribusikan, dan menjaga ketersediaan berbagai obat guna memenuhi kebutuhan beragam pasien. Dalam penanganan tantangan ini, pendekatan strategis dalam manajemen persediaan obat menjadi imperatif. Penelitian ini mencoba menjawab masalah utama dengan menganalisis hubungan antara praktik pengadaan dan efisiensi logistik obat di Rumah Sakit XYZ Pamulang menggunakan metode ABC VEN.

Dengan menggali aspek-aspek ini, penelitian ini berusaha mengisi kesenjangan penelitian yang signifikan dalam literatur dengan memberikan wawasan tentang hubungan timbal balik yang spesifik antara praktik pengadaan dan efisiensi logistik obat di konteks Rumah Sakit Permata Pamulang. Tujuan penelitian ini mencakup evaluasi hubungan antara berbagai metode pengadaan, pengaruh efisiensi proses pengadaan, analisis dampak kategorisasi obat dengan metode ABC VEN, dan penilaian korelasi antara pelatihan staf dan keahlian dengan efisiensi logistik obat di Rumah Sakit XYZ Pamulang.

 

Pengaruh Metode Pengadaan terhadap Efisiensi Logistik Obat

Pemilihan metode pengadaan dalam sistem layanan kesehatan memiliki dampak yang signifikan terhadap efektivitas logistik obat-obatan, memengaruhi pengendalian inventaris, ketersediaan stok, dan efektivitas logistik secara keseluruhan. Sebagai contoh, penerapan prinsip Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) dalam proses pengadaan dapat mengoptimalkan tingkat persediaan dengan memperkirakan jumlah pesanan optimal dan menciptakan titik pemesanan kembali.

Harmonisasi ini tidak hanya meningkatkan pengelolaan stok, tetapi juga mengurangi risiko kehabisan stok, memastikan akses berkelanjutan terhadap obat-obatan, dan meningkatkan efektivitas seluruh rantai logistic(Nasution et al., 2022). Selain itu, literatur menyoroti bahwa setiap metode pengadaan, baik manual konvensional maupun elektronik modern, memiliki implikasi unik terhadap rotasi persediaan, waktu pemrosesan pesanan, waktu tunggu, dan biaya penyimpanan. Sinkronisasi yang lancar antara strategi pengadaan dan operasi logistik diperlukan untuk meningkatkan efisiensi rantai pasokan obat secara keseluruhan, berkontribusi pada optimalisasi sumber daya, pengurangan pemborosan, dan peningkatan hasil pasien(Kanyoma & Khomba, 2013).

H1: Metode Pengadaan secara positif mempengaruhi Efisiensi Logistik Obat

 

Pengaruh Efisiensi Proses Pengadaan terhadap Efisiensi Logistik Obat

Efisiensi dalam proses pengadaan obat memiliki dampak signifikan pada keseluruhan efisiensi logistik dalam sistem perawatan kesehatan(Negera et al., 2021). Pelaksanaan pengadaan yang disederhanakan langsung memperbaiki manajemen stok dan respons rantai pasokan. Prinsip-prinsip seperti Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) digunakan untuk mempercepat pengisian stok dengan menentukan jumlah pesanan optimal untuk mengurangi biaya (EOQ) dan menentukan titik pemesanan ulang sebelum persediaan mencapai batas minimum (ROP)(Dewi et al., 2020).

Kombinasi prinsip-prinsip ini dalam kerangka kerja pengadaan yang efisien memastikan persediaan obat terisi cepat, mengurangi risiko kekurangan stok, dan meningkatkan efisiensi logistik. Manfaat positif dari proses pengadaan yang efisien meresap ke domain logistik obat secara luas, memastikan aliran obat dan persediaan medis yang lancar dalam sistem perawatan kesehatan.

H2: Efisiensi Proses Pengadaan secara positif mempengaruhi Efisiensi Logistik Obat

 

Pengaruh Metode ABC VEN terhadap Efisiensi Logistik Obat

Mengklasifikasikan obat-obatan berdasarkan Metode ABC VEN membawa dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi logistik obat dalam sistem perawatan kesehatan(Deressa et al., 2022). Pendekatan strategis ini, mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat penggunaan, tingkat kepentingan, dan nilai ekonomi, memberikan kerangka kerja terstruktur untuk alokasi sumber daya dan pengelolaan inventaris(Mohammed & Workneh, 2020).

Dikombinasikan dengan optimalisasi tingkat Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP), sistem klasifikasi ini bekerja bersinergi dengan prinsip-prinsip pengadaan untuk meningkatkan efisiensi logistik secara menyeluruh. Keselarasan strategis ini memastikan ketersediaan obat-obatan yang tinggi kepentingannya, termasuk dalam kategori 'A' dan 'V,' sementara obat-obatan yang kurang penting dikelola dengan lebih efisien secara biaya, berkontribusi pada operasional yang lebih lancar dan peningkatan kualitas perawatan pasien. Manfaat positifnya mencakup alokasi sumber daya yang lebih strategis, pengurangan pemborosan, pencegahan kekurangan stok, peningkatan ketersediaan obat-esensial, dan optimalisasi pergerakan persediaan dengan pengurangan biaya penyimpanan.

H3: Metode ABC VEN secara positif mempengaruhi Efisiensi Logistik Obat

 

Pengaruh Pelatihan dan Keahlian Staf terhadap Efisiensi Logistik

Pelatihan dan keahlian staf memainkan peran sentral dalam memengaruhi efisiensi logistik, termasuk dalam pengelolaan logistik obat di sistem perawatan kesehatan. Staf yang terlatih dengan pengetahuan yang memadai tentang manajemen persediaan, teknologi terkini, dan pemahaman mendalam tentang jenis obat dapat efektif mengelola pergerakan, penyimpanan, dan distribusi obat.

Keahlian ini tidak hanya mencakup pemanfaatan teknologi dan pendekatan berbasis data, tetapi juga kemampuan dalam mengkategorikan obat dengan metode ABC VEN. Pelatihan yang tepat meningkatkan pemahaman staf terhadap manajemen waktu dan stok, menghasilkan proses pengadaan yang lebih lancar, perencanaan persediaan yang lebih akurat, serta mengurangi kesalahan dan pemborosan. Staf yang terampil juga mampu merespons perubahan permintaan atau situasi darurat dengan lebih cepat dan efisien, yang esensial dalam menjaga ketersediaan obat yang diperlukan untuk perawatan pasien(Rosen et al., 2018).

H4: Pelatihan dan Keahlian Staf secara positif mempengaruhi Efisiensi Logistik Obat

 

Gambar 1 Model Penelitian

Metode Penelitian

Penelitian ini mengadopsi pendekatan cross-sectional untuk menyelidiki hubungan antara pelatihan staf, keahlian, dan efisiensi logistik obat di Rumah Sakit XYZ Pamulang. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai tenaga kerja terlibat dalam logistik obat, termasuk apoteker, perawat, spesialis pengadaan, dan administrator. Data akan dikumpulkan pada bulan Oktober 2023 dengan tujuan mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana pelatihan dan keahlian staf memengaruhi efisiensi logistik obat di rumah sakit tersebut. Sampel penelitian akan terdiri dari 30 responden yang dipilih secara strategis dari berbagai departemen dan peran di rumah sakit, seperti manajer pengadaan, pengontrol inventaris, penyedia layanan kesehatan, dan administrator.

Untuk mendapatkan pemahaman yang holistik, penelitian ini menggunakan kuesioner survei terstruktur. Kuesioner ini dirancang dengan cermat dan akan diberikan kepada responden yang dipilih dengan hati-hati. Isi kuesioner mencakup pertanyaan tentang pelatihan staf, latar belakang pendidikan, sertifikasi, pengalaman kerja, dan pandangan subjektif tentang efisiensi logistik obat di rumah sakit. Pendekatan ini memungkinkan penggabungan data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang hubungan yang diteliti.

Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS. Analisis regresi akan digunakan untuk mengukur sejauh mana pelatihan staf dan keahlian mereka mempengaruhi efisiensi logistik obat. Uji koefisien regresi, uji T-Test, uji F-Test, uji ketidakseragaman variabilitas residual (heteroskedastisitas), dan uji multikolinearitas akan digunakan untuk menguji signifikansi dan validitas model regresi. Analisis deskriptif awal akan dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang karakteristik data. Selanjutnya, uji hipotesis akan dilakukan untuk mengevaluasi relevansi dan signifikansi temuan penelitian. Pendekatan ini memastikan bahwa analisis data dilakukan secara menyeluruh dan dapat diandalkan, memberikan wawasan yang kuat tentang hubungan antara variabel yang diteliti.

 

Hasil dan Pembahasan

Responden dalam penelitian ini menunjukkan keragaman yang signifikan dalam hal jenis kelamin, usia, dan latar belakang pendidikan. Dari total 30 responden, 40% merupakan pria, sedangkan 60% merupakan wanita, menciptakan representasi gender yang seimbang. Dalam hal kelompok usia, sekitar 20% responden berusia di bawah 25 tahun, sementara mayoritas, sebanyak 73%, berada dalam rentang usia 25 hingga 50 tahun. Meskipun kelompok usia di atas 50 tahun hanya mencakup 7% dari total responden, kehadirannya tetap memberikan sumbangan berharga. Dalam konteks pendidikan, sekitar 50% responden memiliki gelar sarjana (S1), 40% memiliki gelar diploma (D3), dan 10% telah menyelesaikan pendidikan tingkat lanjutan hingga tingkat magister (S2).

 

 

Uji Validitas Reliabilitas

Dalam pengujian validitas, hasil analisis menunjukkan bahwa semua indikator pada masing-masing variabel, yaitu Metode Pengadaan, Efisiensi Proses Pengadaan, Metode ABC VEN, dan Pelatihan serta Keahlian Staf, memiliki nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa semua indikator pada setiap variabel dianggap valid dan mampu mengukur konstruk yang dimaksud. Hasil uji validitas ini dilakukan dengan mengorelasi skor di setiap item dengan total skor menggunakan program SPSS dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, dan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.

Selanjutnya, dalam pengujian reliabilitas, nilai Cronbach's Alpha dari masing-masing variabel, yakni X1 (Metode Pengadaan), X2 (Efisiensi Proses Pengadaan), X3 (Metode ABC VEN), X4 (Pelatihan dan Keahlian Staf), dan Y (Efisiensi Logistik Obat), menunjukkan hasil yang memuaskan. Semua nilai Cronbach's Alpha berada di atas batas uji reliabilitas sebesar 0,60. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator pada setiap variabel memiliki konsistensi yang tinggi dalam mengukur variabel penelitian.

 

Analisa Deskriptif

Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Metode Pengadaan

30

12,00

23,00

16,8000

2,26518

Efisiensi Proses Pengadaan

30

9,00

19,00

14,9333

2,46259

Metode ABC VEN

30

14,00

22,00

16,7333

2,01603

Pelatihan dan Keahlian Staf

30

13,00

23,00

16,8000

2,18774

Efisiensi Logistik Obat

30

15,00

25,00

19,0000

2,22834

Valid N (listwise)

30

 

 

 

 

 

Dari analisis deskriptif yang telah dilakukan, kita dapat merumuskan beberapa temuan penting mengenai variabel-variabel yang diamati. Dari hasil analisis ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi dalam poin penilaian masing-masing variabel memiliki sebaran yang relatif rendah. Hal ini dapat menjadi landasan untuk evaluasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang memengaruhi masing-masing variabel dalam konteks pengadaan dan efisiensi logistik obat.

 

C. Asumsi Klasik     

Uji normalitas dilakukan untuk mengevaluasi apakah setiap variabel dalam penelitian ini memiliki distribusi yang normal atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian Kolmogorov-Smirnov. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data pada setiap variabel memiliki distribusi normal. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi distribusi normal, sehingga analisis statistik lanjutan yang bergantung pada normalitas dapat dilakukan dengan kepercayaan yang lebih baik.

Uji multikolinearitas dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat interkolerasi yang signifikan antara variabel bebas dalam penelitian ini. Analisis dilakukan dengan memeriksa nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Jika nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai VIF untuk semua variabel tidak melebihi 10, dan nilai tolerance mendekati 1. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas dalam model regresi.

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi secara keseluruhan variabel adalah > 0,05. Ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat korelasi antara besarnya data dengan residual, sehingga perbesaran data tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan pada residual (kesalahan). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas, memperkuat keandalan hasil analisis regresi.

 

Tabel 2 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

,923

1,992

 

,464

,647

Metode Pengadaan

,289

,139

,294

2,078

,048

Efisiensi Proses Pengadaan

,264

,114

,292

2,318

,029

Metode ABC VEN

,332

,153

,300

2,165

,040

Pelatihan dan Keahlian Staf

,222

,106

,218

2,101

,046

a. Dependent Variable: Efisiensi Logistik Obat

 

Berdasarkan hasil analisis data dengan persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 0,923 menunjukkan efisiensi logistik obat saat semua variabel bebas diasumsikan nol. Koefisien regresi untuk metode pengadaan, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, dan pelatihan serta keahlian staf masing-masing sebesar 0,289, 0,264, 0,332, dan 0,222.  Berdasarkan hasil ini, metode pengadaan, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, serta pelatihan dan keahlian staf secara bersama-sama berperan dalam meningkatkan efisiensi logistik obat di penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini, nilai Adjusted R Square sebesar 0,754, yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas, yaitu metode pengadaan, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, dan pelatihan serta keahlian staf, dalam menjelaskan variasi variabel terikat (efisiensi logistik obat) adalah sekitar 75,4%. Sisa variasi sebesar 24,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Oleh karena itu, variabel-variabel yang dimasukkan dalam model mampu memberikan gambaran yang cukup kuat terhadap efisiensi logistik obat di rumah sakit.

 

 

Tabel 3 Hasil T-test

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

,923

1,992

 

,464

,647

Metode Pengadaan

,289

,139

,294

2,078

,048

Efisiensi Proses Pengadaan

,264

,114

,292

2,318

,029

Metode ABC VEN

,332

,153

,300

2,165

,040

Pelatihan dan Keahlian Staf

,222

,106

,218

2,101

,046

a. Dependent Variable: Efisiensi Logistik Obat

 

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menyajikan temuan yang konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Pertama, pada pengujian terhadap metode pengadaan (X1), didapatkan tingkat signifikansi sebesar 0.048, lebih kecil dari nilai alpha 0.05, dan nilai t-hitung 2.078 lebih besar dari t-tabel 2.042. Hasil ini menunjukkan bahwa metode pengadaan berpengaruh dan signifikan terhadap efisiensi logistik obat di Rumah Sakit Permata Pamulang. Hal yang serupa juga terlihat pada pengujian kedua terhadap efisiensi proses pengadaan (X2), dengan tingkat signifikansi 0.029 (kurang dari 0.05) dan nilai t-hitung 2.318 (lebih besar dari t-tabel 2.042).

Begitu juga pada pengujian ketiga terhadap metode ABC VEN (X3) dengan tingkat signifikansi 0.040 dan nilai t-hitung 2.165. Selanjutnya, pada pengujian terakhir terhadap pelatihan dan keahlian staf (X4), didapatkan tingkat signifikansi 0.046 dan nilai t-hitung 2.101. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keempat variabel bebas tersebut, yaitu metode pengadaan, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, serta pelatihan dan keahlian staf, secara individual berpengaruh dan signifikan terhadap efisiensi logistik obat di Rumah Sakit Permata Pamulang.

Dari hasil analisis F-test pada penelitian ini, diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000, yang lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pengadaan, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, dan pelatihan serta keahlian staf terhadap efisiensi logistik obat di rumah sakit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variasi efisiensi logistik obat dalam penelitian ini.

 

Pembahasan

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel metode pengadaan sebesar 0.048, lebih kecil dari nilai alpha yang telah ditetapkan sebesar 0.05. Selain itu, nilai t-hitung sebesar 2.078 juga melebihi nilai t-tabel yang sebesar 2.042. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode pengadaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi logistik obat di Rumah Sakit XYZ Pamulang. Studi ini memberikan kontribusi pada pemahaman bahwa implementasi metode pengadaan yang lebih baik dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan logistik obat di rumah sakit, dengan dampak positif terhadap ketersediaan dan penggunaan obat-obatan (Seidman & Atun, 2017).

Temuan ini sejalan dengan penelitian lain yang menekankan peran penting metode pengadaan dalam meningkatkan efisiensi logistik obat di berbagai konteks institusi kesehatan(Smale et al., 2021)s. Dengan demikian, penting bagi Rumah Sakit XYZ Pamulang untuk mempertimbangkan strategi implementasi metode pengadaan yang lebih efisien guna mencapai tujuan peningkatan efisiensi dan pelayanan yang lebih baik kepada pasien(Bienhaus & Haddud, 2018).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa efisiensi proses pengadaan memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi logistik obat, seiring dengan tingkat signifikansi variabel metode pengadaan sebesar 0.029, yang lebih kecil dari nilai alpha yang ditetapkan (0.05). Dengan nilai t-hitung sebesar 2.318 yang melebihi nilai t-tabel (2.042), studi ini mengkonfirmasi bahwa peningkatan efisiensi dalam proses pengadaan obat secara positif memengaruhi manajemen logistik obat secara keseluruhan(Hopkins et al., 2014). Implementasi perbaikan dalam proses pengadaan, termasuk pengurangan waktu pemrosesan pesanan obat dan peningkatan transparansi dalam rantai pasokan, terbukti secara signifikan meningkatkan ketersediaan obat-obatan yang esensial.

Lebih lanjut, efisiensi proses pengadaan membantu mengurangi pemborosan sumber daya dan mengoptimalkan penggunaan anggaran(Jahre et al., 2012). Dengan memanfaatkan otomatisasi proses pengadaan, sistem informasi terintegrasi, dan kolaborasi yang efektif dengan pemasok, rumah sakit dapat mencapai efisiensi tinggi dalam manajemen persediaan obat. Hal ini tidak hanya memberikan dampak positif pada ketersediaan obat dan distribusi yang efisien, tetapi juga meningkatkan pelayanan pasien, menghindari kekurangan obat, dan mengurangi biaya operasional(Abu Zwaida et al., 2021). Oleh karena itu, perbaikan dalam metode pengadaan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional Rumah Sakit XYZ Pamulang.

Penelitian ini menegaskan bahwa metode ABC VEN memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi logistik obat, seiring dengan tingkat signifikansi variabel metode pengadaan sebesar 0.040, yang lebih kecil dari nilai alpha yang ditetapkan (0.05). Dengan nilai t-hitung sebesar 2.165 yang melebihi nilai t-tabel (2.042), penelitian ini mendukung bahwa penerapan metode ABC VEN yang lebih baik dalam pengelolaan stok obat dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi manajemen logistik obat secara keseluruhan(Soraya et al., 2022).

Analisis data juga menunjukkan bahwa metode ABC VEN membantu mengurangi pemborosan sumber daya dan biaya pengadaan, sambil memastikan ketersediaan obat-esensial untuk perawatan pasien(Deressa et al., 2022). Temuan ini mencerminkan bahwa metode ABC VEN dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi risiko kekurangan obat, serta mengurangi biaya pengadaan dan penyimpanan obat-obatan yang kurang penting(Nigah et al., 2010).

Dengan demikian, Rumah Sakit Permata Pamulang dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan persediaan obat-obatan, memaksimalkan penggunaan sumber daya, dan mengurangi pemborosan, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan efisiensi operasional dan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.

Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa pelatihan dan keahlian staf memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi logistik obat, seiring dengan tingkat signifikansi variabel metode pengadaan sebesar 0.046, lebih rendah dari nilai alpha yang ditetapkan (0.05). Dengan nilai t-hitung sebesar 2.101 yang melampaui nilai t-tabel (2.042), hasil analisis data menegaskan bahwa investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan staf medis dan non-medis akan menghasilkan manfaat positif dalam mengelola persediaan obat-obatan, distribusi, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien(Mosadeghrad, 2014).

Selanjutnya, temuan penelitian menunjukkan bahwa staf yang telah menerima pelatihan yang relevan dalam manajemen persediaan obat, penggunaan sistem informasi, dan praktik pengadaan yang terbaik, dapat berperan lebih efektif dalam pengelolaan logistik obat (Malek et al., 2012).

Analisis data juga menyoroti bahwa staf yang terampil dan terlatih mampu mengidentifikasi serta mengatasi masalah logistik obat dengan lebih cepat dan efisien. Hasil penelitian mempertegas bahwa staf yang diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dalam manajemen persediaan obat dapat mengelola logistik obat dengan lebih baik, menekankan pentingnya investasi dalam pelatihan dan pengembangan staf sebagai strategi efektif dalam meningkatkan efisiensi operasional, kualitas perawatan pasien, dan pengendalian biaya dalam sistem perawatan kesehatan (Lu et al., 2022).

Dengan staf yang terampil dan terlatih dengan baik, Rumah Sakit XYZ Pamulang dapat memperbaiki pelayanan pasien, mengurangi risiko kekurangan obat, dan memastikan kelancaran logistik obat. Temuan ini memberikan landasan bagi pemangku kebijakan untuk memprioritaskan pengembangan staf sebagai bagian integral dari strategi peningkatan efisiensi operasional dan kualitas layanan di rumah sakit.

 

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara praktik pengadaan obat dan efisiensi logistik obat di Rumah Sakit XYZ Pamulang. Metode pengadaan obat, efisiensi proses pengadaan, metode ABC VEN, dan pelatihan staf masing-masing memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi logistik obat, dengan implikasi langsung pada ketersediaan obat-obatan, efisiensi operasional, dan pelayanan pasien. Temuan ini memberikan wawasan berharga bagi rumah sakit dalam meningkatkan manajemen persediaan obat dan logistik secara keseluruhan, menggarisbawahi pentingnya praktik-praktik ini dalam mendukung operasional yang lebih efisien dan kualitas layanan yang lebih baik dalam konteks kesehatan yang dinamis.

Sebagai saran, penelitian lebih lanjut dapat memperdalam pemahaman terkait faktor-faktor lain yang berpotensi memengaruhi efisiensi logistik obat, seperti teknologi manajemen persediaan obat. Selain itu, pembanding dengan rumah sakit lain dapat memberikan perspektif tambahan, sementara evaluasi dampak finansial perubahan praktik pengadaan obat dan logistik obat dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif.

Evaluasi periodik juga disarankan untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan tetap relevan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang dinamis. Dengan menerapkan saran-saran tersebut, Rumah Sakit XYZ Pamulang dapat terus meningkatkan efisiensi operasionalnya, memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, dan tetap beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang di sektor kesehatan.

 

BIBLIOGRAFI

 

Abu Zwaida, T., Pham, C., & Beauregard, Y. (2021). Optimization of inventory management to prevent drug shortages in the hospital supply chain. Applied Sciences, 11(6), 2726.

 

Banihani, Z. E. (2023). Impact of International Pandemics, Disasters, and Disruptions on Global Pharmaceutical Supply Chain Management. The George Washington University.

 

Bienhaus, F., & Haddud, A. (2018). Procurement 4.0: factors influencing the digitisation of procurement and supply chains. Business Process Management Journal, 24(4), 965–984.

 

Deressa, M. B., Beressa, T. B., & Jemal, A. (2022). Analysis of pharmaceuticals inventory management using ABC-VEN matrix analysis in selected health facilities of West Shewa Zone, Oromia Regional State, Ethiopia. Integrated Pharmacy Research and Practice, 47–59.

 

Dewi, E. K., Dahlui, M., Chalidyanto, D., & Rochmah, T. N. (2020). Achieving cost-efficient management of drug supply via economic order quantity and minimum-maximum stock level. Expert Review of Pharmacoeconomics & Outcomes Research, 20(3), 289–294.

 

Hopkins, A. L., Keserü, G. M., Leeson, P. D., Rees, D. C., & Reynolds, C. H. (2014). The role of ligand efficiency metrics in drug discovery. Nature Reviews Drug Discovery, 13(2), 105–121.

 

Jahre, M., Dumoulin, L., Greenhalgh, L. B., Hudspeth, C., Limlim, P., & Spindler, A. (2012). Improving health in developing countries: reducing complexity of drug supply chains. Journal of Humanitarian Logistics and Supply Chain Management, 2(1), 54–84.

 

Kanyoma, K. E., & Khomba, J. K. (2013). The impact of procurement operations on healthcare delivery: a case study of Malawi’s public healthcare delivery system. Glob J Mangement Bus Res, 13.

 

Lu, L., Ko, Y.-M., Chen, H.-Y., Chueh, J.-W., Chen, P.-Y., & Cooper, C. L. (2022). Patient safety and staff well-being: Organizational culture as a resource. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(6), 3722.

 

Malek, N. A., Mariapan, M., & Shariff, M. K. M. (2012). The making of a quality neighbourhood park: A path model approach. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 49, 202–214.

 

Miller, F. A., Young, S. B., Dobrow, M., & Shojania, K. G. (2020). Vulnerability of the medical product supply chain: the wake-up call of COVID-19. BMJ Quality & Safety.

 

Mohammed, S. A., & Workneh, B. D. (2020). Critical analysis of pharmaceuticals inventory management using the ABC-VEN matrix in Dessie referral Hospital, Ethiopia. Integrated Pharmacy Research and Practice, 113–125.

 

Mosadeghrad, A. M. (2014). Factors influencing healthcare service quality. International Journal of Health Policy and Management, 3(2), 77.

 

Nasution, S. L. R., Asthariq, M., & Girsang, E. (2022). Analysis of the Implementation of Drug Inventory Control with the Always Better Control-Economic Order Quantity-Reorder Point-Safety Stock Method. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 10(A), 1397–1401.

 

Negera, G., Merga, H., & Gudeta, T. (2021). Health professionals’ perception of pharmaceuticals procurement performance in public health facilities in Southwestern Ethiopia. Journal of Pharmaceutical Policy and Practice, 14(1), 1–10.

 

Nigah, R., Devnani, M., & Gupta, A. K. (2010). ABC and VED analysis of the pharmacy store of a tertiary care teaching, research and referral healthcare institute of India. Journal of Young Pharmacists, 2(2), 201–205.

 

Rosen, M. A., DiazGranados, D., Dietz, A. S., Benishek, L. E., Thompson, D., Pronovost, P. J., & Weaver, S. J. (2018). Teamwork in healthcare: Key discoveries enabling safer, high-quality care. American Psychologist, 73(4), 433.

 

Seidman, G., & Atun, R. (2017). Do changes to supply chains and procurement processes yield cost savings and improve availability of pharmaceuticals, vaccines or health products? A systematic review of evidence from low-income and middle-income countries. BMJ Global Health, 2(2).

 

Skipworth, H., Delbufalo, E., & Mena, C. (2020). Logistics and procurement outsourcing in the healthcare sector: A comparative analysis. European Management Journal, 38(3), 518–532.

 

Smale, E. M., Egberts, T. C. G., Heerdink, E. R., van den Bemt, B. J. F., & Bekker, C. L. (2021). Waste-minimising measures to achieve sustainable supply and use of medication. Sustainable Chemistry and Pharmacy, 20, 100400.

 

Soraya, C., Surwanti, A., & Pribadi, F. (2022). Drug Inventory Management Using ABC-VEN and EOQ Analysis for Improving Hospital Efficiency. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1), 373–382.

 

Copyright holder:

Silas suryawijaya, Rudy Pramono (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: