Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
9, September 2022
PENGUATAN
PERAN ORANG TUA DALAM MENGONTROL PENGGUNAAN GAWAI PESERTA
DIDIK TK ISLAM TERPADU PADANG KEMANGI
Ajat, Hotijah,
Tutin Rahayu, Entri Mardiyanti, Annisa Hakim
Universitas Panca
Sakti Bekasi, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Orang tua memiliki peran krusial dalam mengontrol penggunaan gawai anak. Mereka perlu membimbing, mengawasi, dan membatasi akses anak terhadap media dan aplikasi. Pembimbingan dan pendampingan orang tua saat anak menggunakan gawai membantu mengurangi dampak negatif yang akan terjadi pada anak. Pada lingkungan pendidikan Islam, tantangan terbesar bukan hanya terletak pada bagaimana memperkenalkan teknologi pada anak, tetapi juga sejauh mana penguatan yang diberikan oleh pihak sekolah dalam mengedukasikan para orang tua supaya dapat mengontrol dan mengarahkan penggunaan gawai terhadap anak, sehingga dampak negatif yang mengancam bisa cegah sejak awal. Penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah penyederhanaan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Melalui program kegiatan dan pembinaan sosial emosional, anak-anak mampu menciptakan keseimbangan antara bermain gawai dan aktivitas luar ruangan, memberikan pengalaman yang lebih beragam. orang tua berhasil mengontrol penggunaan gawai dilakukan secara konsisten menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu serta didukung oleh pihak TK Islam Terpadu Padang Kemangi dengan berbagai upaya terutama dengan program kegiatan full day school dengan memberikan rangsangan tambahan dengan melakukan berbagai kegiatan, seperti bermain permainan tradisional atau berkebun, memberikan pengalaman berkualitas yang memperkuat hubungan keluarga
Kata Kunci: Peran Orang Tua, Penggunaan Gawai
Abstract
Parents play a crucial role
in controlling their children's use of gadgets. They need to guide, supervise,
and limit their children's access to media and applications. Parental guidance
and supervision when children use gadgets help reduce the potential negative
impacts on them. In an Islamic educational environment, the greatest challenge
lies not only in introducing technology to children but also in the extent to
which the school strengthens parents' education to enable them to control and
direct gadget use for their children. This proactive approach aims to prevent
potential negative impacts from occurring early on. This
research was conducted through observation, interviews, and documentation. Data
analysis techniques employed include data simplification, data presentation,
and drawing conclusions. Through programs and social-emotional guidance, children
can strike a balance between gadget use and outdoor activities, providing them
with a more diverse range of experiences. Successful
control of gadget use by parents is a joint responsibility between fathers and
mothers, supported by the Integrated Islamic Kindergarten Padang Kemangi
through various efforts, especially the full-day school program. This program
provides additional stimulation through various activities such as traditional
games or gardening, offering quality experiences that strengthen family bonds.
Keywords:
Parental Role, Gadget Use
Pendahuluan
Penggunaan gawai pada anak usia dini menjadi perhatian utama, seiring dengan pesatnya peningkatan aksesibilitas teknologi di masyarakat. Pada dasarnya anak-anak belum waktunya untuk diberikan sebuah gadget, hal ini akan berakibat anak-anak akan berubah menjadi perilaku yang konsumtif berlebih terhadap penggunaan gawai sehingga diperlukan pengawasan yang ketat dalam mempergunakan gawai dalam aktivitas sehari-hari (Tandi1, Waani2, & Gon, 2023).
Gawai tidak hanya
menimbulkan dampak negatif bagi anak, karena juga ada dampak positif,
diantaranya dalam pola pikir anak yaitu mampu membantu anak dalam mengatur
kecepatan bermainnya, mengolah strategi dalam permainan, dan membantu meningkatkan kemampuan otak kanan anak selama dalam pengawasan yang baik.
Akan tetapi dibalik kelebihan tersebut lebih dominan pada dampak negatif yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah satunya adalah radiasi dalam gawai
yang dapat merusak jaringan syaraf dan otak anak bila anak sering menggunakan gawai.
Selain itu, juga dapat menurunkan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan orang lain. Anak menjadi lebih individual dengan zona nyamannya bersama
gawai sehingga kurang memiliki sikap peduli terhadap teman bahkan orang lain.
(Puji Asmaul Chusna, 2017).
Penggunaan gawai pada anak usia dini memiliki implikasi besar terhadap perkembangan sosial-emosional mereka. Risiko penggunaan gawai seperti ketergantungan, gangguan tidur, penurunan konsentrasi, dan hambatan dalam kemampuan berinteraksi langsung menjadi perhatian yang mendalam (Imron, 2017). Pengaruh tersebut juga berdampak kepada aktifitas anak di lingkungan mereka, seperti di lingkungan keluarga dan sekolah.
Pemakaian gawai pada anak usia dini hanya boleh 1 jam setiap harinya, Hal ini sejalan dengan American and Canadian Association of Pediatrics yang menyatakan bahwa pemakaian gawai pada anak harus sesuaikan durasinya. Anak usia 3-5 tahun 1 jam sehari dan anak usia 6-8 tahun 2 jam sehari (Anggraini, 2019). Penggunaan gawai yang berlebihan menyebabkan anak menghabiskan banyak waktu hanya untuk bermain gawai dan mereka menjadi anak yang emosi dan memberontak karena sering merasa terganggu saat menggunakan gawai, malas melakukan aktivitas harian, bahkan terlalu asik anak menggunakan gawai pada saat makan anak disuapi.
Peran orang
tua terhadap perkembangan anak yang salah satunya berupa perkembangan sosial
merupakan upaya membantu anak beradaptasi dengan kehidupan bersama dalam
masyarakat. Salah satu cara orang tua yaitu mengatasi dampak penggunaan gawai
terhadap perkembangan sosial anak dengan membimbing serta melakukan pengawasan
terhadap pemakaian gawai, mulai dari media, fitur, dan aplikasi yang digunakan,
orang tua tidak menfasilitasi gawai pribadi pada anaknya atau mengizinkan tanpa
adanya pengawasan anak dalam mengakses dan dapat menetapkan aturan dalam pemakaian
dengan cara membatasi atau mengurangi anak menggunakan gawai.
Dalam
menanggulangi dampak negatif penggunaan gawai, orang tua harus mampu mendidik dan
mengarahkan anaknya sejak dini. Peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gawai pada anak
adalah harus bersikap tegas dan tidak boleh memanjakan anaknya yang masih usia
dini untuk menggunakan gawai secara terus menerus karena lebih banyak dampak negatif yang
timbul apabila seorang anak di bawah umur telah diberikan gawai (Putriana, Pratiwi, & Wasliah, 2019). Kegiatan pendampingan dan bimbingan orang tua terhadap anak saat
menggunakan gawai harus selalu diterapkan agar anak sudah terlanjur pengguna
berat gawai berangsur–angsur dapat mengurangi aktivitasnya dalam penggunaan gawai
(Karwati, Kurniawan, & Anggraeni, 2020). Peran orang tua dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan gawai sangatlah
penting, yaitu orang tua membantu menjelaskan dan membimbing anak ketika sedang
belajar (Asmuni, 2020). Berdasarkan jabaran-jabaran tersebut memberikan gambaran tentang
pentingnya peranan orang tua dalam mengawasi penggunaan gawai pada anak. Sehingga
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua dalam mengontrol
penggunaan gawai pada anak. Dengan mengetahui peran orang tua dalam mengawasi
penggunaan gawai pada anak akan membantu orang tua mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan
atas penggunaan gawai.
Di TK Islam Terpadu Padang Kemangi Penggunaan gawai pada anak usia 3-4 tahun merupakan sebuah dinamika menarik yang perlu dicermati dengan seksama. Dalam lingkungan pendidikan Islam, tantangan terbesar bukan hanya terletak pada bagaimana kita memperkenalkan teknologi pada anak-anak usia dini, tetapi juga sejauh mana orang tua dapat mengontrol dan mengarahkan penggunaan gawai agar sejalan dengan nilai-nilai agama dan pendidikan yang diterap pada TK Islam Terpadu Padang Kemangi.
TK Islam Terpadu Padang Kemangi menyadari akan urgensi ini dan telah membuat program yang tidak hanya mendukung pengontrolan penggunaan gawai pada anak usia 3-4 tahun, tetapi juga memberikan landasan yang kokoh untuk pengembangan sosial emosional mereka. Program Full Day School yang dilaksanakan oleh TK Islam Terpadu Padang Kemangi menjadi pilar utama dalam memberikan dukungan terhadap penguatan peran orang tua, memberikan alternatif kegiatan permainan yang lebih bermanfaat dan membangun dasar sosial emosional anak-anak melalui berbagai kegiatan interaktif di kelas full day school.
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran orang tua dalam mengontrol
penggunaan gawai pada anak usia 3-4 tahun. Untuk mengatasi dampak penggunaan
gawai pada anak juga bisa menemani anak pada saat mengakses gadget, mengarahkan
anak agar mengakses aplikasi maupun fitur yang sesuai dengan tahapan
perkembangannya serta memberikan batasan pada anak saat menggunakan gawai
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di TK Islam
Terpadu Padang Kemangi Kelurahan Bandarsyah Kecamatan Bunguran Timur. Dalam
melakukan penelitian studi kasus, peneliti dapat berinteraksi terus menerus
dengan data-data yang dikumpulkan (Farida, 2008). Selain itu juga dapat menggunakan berbagai sumber bukti penelitian
tentang peristiwa yang berkonteks kehidupan nyata. Yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah orang tua peserta didik TK Islam Terpadu Padang Kemangi
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dengan 1) Observasi, Observasi
ini dilakukan dengan melibatkan peneliti sebagai anggota lembaga atau kelompok
masyarakat yang diteliti. 2) wawancara mendalam, yang dilakukan secara
terencana dengan mempersiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis dan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan secara bebas, dimana
peneliti
tidak perlu pedoman wawancara yang disusun secara sistematis (Sugiyono & Kuantitatif, 2013). 3) dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu (Sugiyono & Kuantitatif, 2009).
Hasil dan Pembahasan
Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memberikan bimbingan kepada anak-anaknya. Peran orang tua sangatlah penting bagi pendidikan anak usia sekolah dasar pada saat pembelajaran daring saat ini (Hidayatuladkia, Kanzunnudin, & Ardianti, 2021). Orangtua sebaiknya memberikan perhatian terhadap anak dalam belajar agar anak termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Beberapa cara yang digunakan oleh orang tua agar anak tidak kecanduan dengan gawai yakni peran orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak, tetapkan aturan waktu penggunaan gawai, tetapkan aplikasi apa saja yang bisa dipakai oleh anak, pengawasan orang tua ketika anak diberi Gawai, imbangi pemakaian Gawai dengan aktivitas yang lain, dan penggunaan gawai tidak boleh menggantikan peran orang tua sebagai guru utama bagi anak (Suryameng, 2019).
Dalam
penelitian yang dilaksanakan di TK Islam Terpadu Padang Kemangi, terletak di
Kelurahan Bandarsyah, Kabupaten Natuna, peneliti bertujuan untuk menyelidiki
peran orang tua dalam mengelola dan mengawasi penggunaan gawai pada anak mereka. Pihak sekolah telah mengambil
sejumlah upaya proaktif untuk memberikan penguatan kepada orang tua mengatasi keterlibatan anak-anak dalam
bermain gawai. Selain itu, mereka juga memberikan solusi praktis dengan
menitipkan anak-anak mereka pada program Full Day School hingga sore hari.
Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk memberikan penguatan
serta memberikan solusi kepada orang tua:
Pertama, workshop pendidikan orang tua. Sekolah
melakukan workshop berkala yang fokus pada pendidikan orang tua terkait
pengelolaan waktu anak-anak dalam bermain gawai. Workshop ini memberikan
panduan praktis dan strategi untuk menciptakan keseimbangan yang sehat antara
kegiatan online dan offline.
Kedua, sosialisasi manfaat program full day
school. Sekolah menyelenggarakan pertemuan sosialisasi khusus yang menekankan
manfaat program Full Day School dalam memberikan lingkungan pendidikan yang
terawasi dan berimbang. Hal ini mencakup pemaparan program harian dan kegiatan
positif yang diintegrasikan.
Ketiga, kegiatan penanaman nilai. Sekolah
mengintegrasikan kegiatan penanaman nilai dalam kurikulum harian untuk membantu
anak-anak mengembangkan pemahaman yang baik terkait penggunaan gawai. Kegiatan
ini dapat mencakup nilai-nilai seperti kreativitas, interaksi sosial, dan
keseimbangan hidup.
Keempat, sistem pemantauan penggunaan gawai.
Sekolah mMenerapkan sistem pemantauan di sekolah yang mencatat dan
melaporkan waktu dan jenis aktivitas yang dihabiskan anak-anak di perangkat
gawai. Informasi ini dapat diakses oleh orang tua untuk meningkatkan
transparansi.
Kelima, program pengembangan keterampilan sosial,
sekolah mengadakan program ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan
keterampilan sosial anak-anak. Kegiatan ini dirancang untuk mempromosikan
interaksi langsung, kerjasama, dan komunikasi interpersonal.
Keenam, fasilitas penitipan dan pembelajaran
lanjutan. Sekolah menyediakan fasilitas penitipan setelah jam sekolah sebagai
bagian dari program full day school. Selama waktu ini, anak-anak dapat terlibat
dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat, mengurangi waktu
mereka untuk bermain gawai.
Ketujuh, buletin informasi untuk orang tua.
Sekolah menerbitkan buletin informasi reguler yang berisi tips, saran, dan
informasi terbaru terkait pengelolaan keterlibatan anak-anak dalam gawai.
Buletin ini dapat membantu orang tua tetap terinformasi dan terlibat.
Kedelapan, sesi konseling keluarga, sekolah menyediakan
sesi konseling keluarga secara pribadi atau kelompok. Ini memberikan kesempatan
bagi orang tua untuk berbicara tentang tantangan yang mereka hadapi dan
mendapatkan saran khusus untuk situasi mereka.
Kesembilan, pertemuan rutin dengan guru
pembimbing. Sekolah menjadwalkan pertemuan rutin antara orang tua dan guru
pembimbing untuk membahas perkembangan anak-anak, termasuk cara mengelola waktu
di rumah dan di sekolah.
Kesepuluh, partisipasi orang tua dalam kegiatan
sekolah. Sekolah mendorong partisipasi aktif orang tua dalam kegiatan sekolah,
seperti acara olahraga, pertunjukan seni, dan proyek bersama. Ini memperkuat
keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah anak-anak.
Melalui kombinasi upaya ini, sekolah berkomitmen
untuk memberikan dukungan penuh kepada orang tua dalam menghadapi tantangan
keterlibatan anak-anak dalam bermain gawai, sambil menawarkan solusi praktis
melalui program full day school yang merangsang dan terawasi. Pentingnya peran
orang tua dalam mengelola penggunaan gawai pada anak usia 3-4 tahun tergambar
jelas dalam beberapa aspek:
Pertama, orang tua berperan sebagai pembatas
waktu, memastikan anak tidak terlalu lama terpaku pada layar gawai. Namun,
seiring dengan kesibukan orang tua dalam bekerja, seringkali pengelolaan waktu
menjadi tantangan tersendiri. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang
menekankan bahwa batasan waktu yang baik dapat membantu anak menghindari dampak
negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan (Ebi, 2017; Edy, 2015).
Kedua, selektivitas dalam memilih aplikasi menjadi kunci penting. Orang tua berusaha membimbing anak untuk mengakses konten positif, dengan tujuan agar anak tidak terjebak pada konten yang bersifat negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan oleh orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan aktif dari orang tua sangat diperlukan untuk memastikan anak tidak terpapar konten berbahaya (Puji Asmaul Chusna, 2017) yakni semua permainan, sosial media, video itu semua harus melewati pengawasan orangtua. Sebab unsur kekerasan dan pornografi rentan terjadi atau mudah didapatkan pada konten tersebut. Orang tua juga harus menemani anaknya dalam penggunaan gawai. Sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Roza, Kamayani, & Gunawan, 2018) yakni orang tua harus memahami bahwa penggunaan Gawai pada anak perlu selektif dalam memilihkan aplikasi yang dapat mendukung kecerdasan anak dan pola pikir anak.
Ketiga, peran orang tua dalam menemani anak saat menggunakan gawai memegang peranan penting. Dengan mengawasi dan menemani anak, orang tua dapat melindungi mereka dari akses ke konten yang tidak sesuai. Meskipun sibuk dengan pekerjaan, orang tua harus menyempatkan waktu untuk menemani anak. maka orang tua menyempatkan untuk menemani anak saat ia menggunakan gawai. Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Abdulatif & Lestari, 2021) menjelaskan bahwa pada masa teknologi seperti sekarang ini mengharuskan pengawasan yang sangat ekstra dari orang tua sangat dibutuhkan dan sangat diperlukan. Jika anak terus diawasi ketika proses pembelajaran yang menggunakan gawai, maka anak akan menggunakan dengan baik. Namun sebaliknya, apabila tidak diawasi dan diperhatikan, maka gawai tersebut akan disalahgunakan, contohnya, mereka lebih tertarik bermain game. Orang tua juga harus menemani anaknya dalam penggunaan gawai. Terkait dengan hal tersebut, diperkuat oleh penelitian yang dilakukan (Alwie, Oktavianti, & Ismaya, 2023) dalam pola asuh orang tua dalam penggunaan gawai pada anak sekolah dasar. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa anak yang kurang mendapatkan informasi dan arahan dari orang tua mengenai penggunaan gawai akan salah dalam memanfaatkan gawai yang mereka miliki. Anak akan lupa waktu dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar dan akan berdampak pada penurunan prestasi belajarnya.
Keempat melatih tanggung
jawab penggunaan gawai. Anak sudah dibelikan orang tua sebuah gawai maka harus dapat
bertanggung jawab atas pemakaiannya. Tanggung jawab sangat diperlukan agar anak
tetap disiplin dan mengetahui aturan-aturan yang diberikan orang tua terhadap
anak dalam penggunaan gawai.
Kelima interaksi sosial anak menjadi perhatian
khusus. Orang tua berupaya mengontrol anak agar tidak terlalu asik dengan gawai
sehingga mengabaikan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Temuan
penelitian mendukung hal ini, menunjukkan bahwa anak yang terlalu fokus pada
gawai dapat mengalami penurunan interaksi sosial (Hidayatuladkia et al., 2021) yakni penggunaan gawai pada anak usia dini dapat mengurangi
interaksi sosialnya dalam kehidupan sehari–hari, baik dengan orang tuanya,
teman sebayanya, maupun dengan masyarakat.
Keenam pengaruh program kegiatan dalam mengontrol penggunaan gawai pada anak usia 3-4 Tahun. Pengenalan nilai-nilai Agama seperti program kegiatan yang diimplementasikan oleh TK Islam Terpadu Padang Kemangi telah membantu orang tua dalam mengenalkan nilai-nilai agama kepada anak usia 3-4 tahun. Ini memberikan dasar moral yang kuat dan menjadi panduan dalam penggunaan gawai. Keterlibatan sosial emosional melalui berbagai permainan. Melalui beragam permainan sosial emosional, TK ini berhasil melibatkan anak-anak secara positif. Aktivitas bersama ini bukan hanya memberikan alternatif yang sehat untuk bermain gawai, tetapi juga memperkaya pengalaman sosial anak-anak. Pengembangan keterampilan sosial seperti Program Full Day School memberikan kesempatan ekstra bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial mereka. Interaksi yang lebih lama dan berbagai kegiatan mengajarkan mereka untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengelola emosi secara sehat. Peran orang tua dalam pengontrolan penggunaan gawai pengawasan aktif melalui wawancara dan observasi, terlihat bahwa orang tua yang aktif mengawasi penggunaan gawai anak-anaknya mampu lebih efektif mengontrol waktu dan konten yang diakses oleh anak. Pembuatan aturan bersama seperti orang tua yang terlibat dalam merumuskan aturan bersama dengan anak-anak cenderung mendapatkan kerjasama yang lebih baik. Ini menciptakan pemahaman bersama mengenai batasan penggunaan gawai. Keterlibatan dalam program sekolah seperti orang tua yang terlibat secara aktif dalam program-program sekolah, seperti acara kegiatan sosial emosional, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan anak. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih baik mengarahkan anak-anak di rumah.
Kesimpulan
Pihak sekolah telah mengambil langkah-langkah
proaktif untuk mengatasi keterlibatan anak-anak dalam bermain gawai dengan
memberikan penguatan kepada orang tua. Upaya ini mencakup workshop pendidikan
orang tua, sosialisasi manfaat program Full Day School, kegiatan penanaman
nilai, sistem pemantauan penggunaan gawai, program pengembangan keterampilan
sosial, fasilitas penitipan dan pembelajaran lanjutan, buletin informasi, sesi
konseling keluarga, pertemuan rutin dengan guru pembimbing, dan partisipasi
orang tua dalam kegiatan sekolah.
Sekolah berkomitmen untuk memberikan dukungan
penuh kepada orang tua dan menawarkan solusi praktis melalui program Full Day
School yang merangsang dan terawasi. Pentingnya peran orang tua sebagai
pembatas waktu dalam mengelola penggunaan gawai pada anak usia 3-4 tahun sangat
ditekankan, dan tantangan ini sejalan dengan temuan penelitian yang menyoroti
pentingnya batasan waktu yang baik untuk menghindari dampak negatif dari
penggunaan gawai yang berlebihan. Dengan mengintegrasikan berbagai strategi dan
program, sekolah berusaha menciptakan lingkungan pendidikan yang seimbang dan
mendukung perkembangan anak-anak dalam era teknologi.
Abdulatif, Sofian, & Lestari, Triana.
(2021). Pengaruh gadget terhadap perkembangan sosial anak di masa pandemi. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(1), 1490–1494.
Alwie, Fahmi Naufal,
Oktavianti, Ika, & Ismaya, Erik Aditia. (2023). Pola Asuh Orang Tua Dalam
Penggunaan Smartphone Pada Anak Sekolah Dasar. WASIS : Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 4(1), 44–48. https://doi.org/10.24176/wasis.v4i1.9708
Anggraini, E.
(2019). Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=m-7CDwAAQBAJ
Asmuni, Asmuni.
(2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi
Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281.
https://doi.org/10.33394/jp.v7i4.2941
Ebi, Shantika.
(2017). Golden age parenting. Yogyakarta: Psikologi Corner.
Edy, Ayah.
(2015). Ayah Edy Menjawab. Bandung: Naura Books.
Evi Nur
Khofifah, & Siti Mufarochah. (2022). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Anak
Usia Dini Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan. AT-THUFULY : Jurnal Pendidikan
Islam Anak Usia Dini, 2(2), 60–65.
https://doi.org/10.37812/atthufuly.v2i2.579
Farida,
Nugrahani. (2008). dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. 1(1), 305.
Hidayatuladkia,
Shella Tasya, Kanzunnudin, Mohammad, & Ardianti, Sekar Dwi. (2021). Peran
Orang Tua dalam Mengontrol Penggunaan Gadget pada Anak Usia 11 Tahun. Jurnal
Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(3), 363.
https://doi.org/10.23887/jppp.v5i3.38996
Imron, Riyanti.
(2017). Hubungan_Penggunaan_Gadget_dengan_Perkembangan_Sos. Jurnal
Keperawatan, XIII(2), 150–153.
Karwati, Lilis,
Kurniawan, Didik, & Anggraeni, Rena. (2020). Parent Accompainment to Their
Children Who Used Gadget. Jurnal Ilmiah PTK PNF, 15(1), 33–40.
Kurniati, Euis,
Nur Alfaeni, Dina Kusumanita, & Andriani, Fitri. (2020). Analisis Peran
Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541
Puji Asmaul
Chusna. (2017). Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak. Dinamika
Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan, vol 17(no 2), 318.
Putriana,
Khairul, Pratiwi, Eka Adithia, & Wasliah, Indah. (2019). Hubungan Durasi
dan Intensitas Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia
Prasekolah (3-5 Tahun) di TK Cendikia Desa Lingsar Tahun 2019. Jurnal
Kesehatan Qamarul Huda, 7(2), 5–13.
https://doi.org/10.37824/jkqh.v7i2.2019.112
Rosowati, Atik,
Amanah, Nunuk Fitrotul, & Nashiruddin, Ahmad. (2023). Parenting Style pada
Anak Usia Dini di Era Digital. Jurnal Al-Fitrah : Jurnal Pendidikan Islam
Anak Usia Dini, 2(1), 34–44.
Roza, Emilia,
Kamayani, Mia, & Gunawan, P. (2018). Pelatihan memantau penggunaan gadget
pada anak. Jurnal Solma, 7(2), 208.
Sugiyono, M. P.
P., & Kuantitatif, P. (2009). Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Cet.
Vii.
Suryameng.
(2019). Pendampingan Dialogis Orangtua Dalam Penggunaan Gadget Pada Anak Usia
Dini. DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 40–49.
Retrieved from http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/PAUD
Tandi1, Zet,
Waani2, Fonny, & Gon, Shirley Y. V. I. (2023). Jurnal ilmiah society. Journal
Ilmiah Society, 3(1), 1–7. Retrieved from
https://journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/view/8077
Copyright holder: Nama Author (Tahun Terbit) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: 搦Ąā搧搨왎(俿ࣆ왐Ѐā儀ࣆ왒(廿怀ﺄ懿̤܀ࣰࣣ࣯࣠࣡ंःऑऒओषहऺॣ।॥ॻॼॽॾॿপফ쫗뫗뫗ꮯ鞟袓窗彪靐䖓ȕ脈樃Dࠆᘁ흨ⰻ唀Ĉᘝ |