Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
STRATEGI PUBLIC RELATIONS ANTAR TENANT RELATIONS PT.
WIRATARA PRIMA DENGAN TENANT DI GEDUNG MENARA PRIMA PADA MASA PANDEMI COVID �
19
Verdya Maria Josefine1*, Don Bosco Doho2
1*,2 Institut
Komunikasi dan Bisnis, LSPR, Jakarta, Indonesia
Email: 1*[email protected],
2[email protected]
Abstrak
Masa pandemi
Covid � 19 memiliki dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari �
hari. Pembatasan ruang gerak atau yang dikenal dengan istilah lockdown yang
diberlakukan oleh pemerintah dalam upaya untuk mengurangi penyebaran wabah
virus Covid � 19 agar tidak semakin cepat penyebarannya. Dengan diberlakukannya
lockdown ini juga berdampak pada industri property yang mengharuskan
perkantoran melakukan penutupan sementara atau penurunan aktifitas. Oleh karena itu tenant relations PT. Wiratara Prima
perlu menggunakan teori Komunikasi Public Relations dan Strategi Public
Relations untuk mempertahankan citra dan komunikasi yang berkualitas yang
dibuat oleh PT. Wiratara Prima dengan Tenant melalui Tenant Relations. Metode
penelitian yang peneliti gunakan adalah dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan
deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan
observasional. Analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
analisis data model Miles dan Huberman dan metode pengujian keabsahan data yang
disebut triangulasi sumber. Temuan tersebut menunjukkan bahwa strategi PR
dinilai sebagai langkah tepat untuk berkomunikasi secara efektif dan menemukan
pola komunikasi yang efektif dan efisien pada masa pandemi COVID-19 ini.
Kata Kunci: Hubungan Masyrarakat, Komunikasi Public Relations,
Strategi Public Relations, covid � 19
Abstract
The Covid-19 pandemic has a very significant impact on
daily life. Restrictions on movement space or what is known as lockdown were
imposed by the government in an effort to reduce the transmission of the
Covid-19 virus, which is increasingly spreading rapidly. The implementation of
lockdown also has an impact on the property industry, requiring offices to
temporarily close or reduce their activity. Therefore, tenant relations PT.
Wiratara Prima needs to use Public Relations Communication theory and Public
Relations Strategy to maintain the quality service and communication created by
PT. Wiratara Prima with Tenants through Tenant Relations at Menara Prima. Research
method used is a qualitative approach, descriptive type and uses data
collection techniques with in-depth interviews and observation. The analysis in
this research is the Miles and Huberman model data analysis technique as well
as the data validity checking technique, namely source triangulation. The
research results show that public relations and public relations communication
strategies are still considered the right steps as an effective way of
communicating during the Covid-19 pandemic, and finding effective and efficient
communication patterns.
Keywords: Tenant Relations, Komuniksi Public Relations,
Strategi Public Relations, covid � 19
Pendahuluan
Pengelolaan
bangunan gedung atau building management adalah upaya memelihara dan
memelihara satu atau lebih bangunan gedung serta sarana dan prasarana pendukung
lainnya agar fungsi dan kegunaannya dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang
lama. Perlu dibentuk suatu departemen khusus agar pengelolaan gedung dilakukan
secara metodis dan profesional.
Dalam
hal ini ada beberapa department yang ada terlibat dalam pengelolaan gedung. Salah
satu diantaranya adalah tenant relations. salah satu tugas yang dilakukan oleh tenant
relations adalah menangani keluhan penyewa/tenant, mulai dari masalah teknis,
keluhan dan segala kebutuhan permintaan penyewa lainnya. Departemen ini juga
bertugas menghubungkan penyewa dengan pihak atau departemen terkait dengan
penyewa lainnya, serta mengawasi dari awal hingga akhir.
PT.
Wiratara Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti. PT. Wiratara
Prima sendiri juga sebagai pemilik serta yang mengelola 3 gedung yaitu Menara
Prima, Menara Sunlife dan Menara pertiwi. Ketiga gedung ini terletak di lingkar
Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Menara
Prima sendiri merupakan gedung pertama yang dibangun diantara 2 gedung lainnya.
Menara Prima mulai beroprasi ditahun 2007. Menara Prima dapat disewa dalam unit
besar maupun kecil. Lima tahun terakhir rata-rata jumlah tenancy yang
ada di Menara Prima berjumlah 82.59 % dan terus meningkat.
Akan
tetapi dipertengahan tahun 2020, occupancy Menara Prima mengalami penurunan
yang signifikan. Dari 82,59% menjadi 49,80%. Hal ini dikarenakan Covid � 19
yang mulai masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2022. Kasus pertama Covid �
19 pertama kali ditemukan di Depok. Setelah itu penyebaran Covid � 19 semakin
meluas dan sangat berdampak bagi seluruh Indonesia. Pada 15 Maret 2020,
Indonesia mengumumkan ada 117 kasus atau orang yang terinfeksi covid � 19.
Gempuran
pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk
dampak yang signifikan pada industri properti. Pembatasan pergerakan dan
kebijakan lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah di berbagai negara
menyebabkan penutupan sementara atau penurunan aktivitas di banyak bangunan
komersial dan perkantoran. Dalam konteks ini, building management menghadapi
tantangan baru dalam berinteraksi dengan penyewa atau tenant mereka. Antara
building management dengan tenant dibutuhkan komunikasi public relations yang
harmonis agar kerjasama tetap terjalin lebih baik lagi.
Pada
16 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia menerapkan lockdown guna
mengantisipasi penyebaran covid � 19. Upaya ini dilakukan karena Indonesia
mengalami lonjakan kasus covid � 19. Keputusan Presiden ini, meminta untuk
masyarakat Indonesia mengurangi interaksi dan keluar dari rumah. Pemerintah
juga meminta agar masyarakat mengurangi interaksi dengan tidak ke mall, ke
kantor, ke sekolah. Hal ini membuat beberapa kantor menerapkan WFH (Work From
Home).
Dengan
adanya WFH, membuat banyak perusahaan yang merugi apabila mereka masih tetap menyewa
gedung dengan kapasitas besar akan tetapi jumlah pekerja yang masuk sedikit.
Atau bahkan ada beberapa perusahaan yang menilai, perusahaannya tetap berjalan,
walaupun para pekerjanya tidak bekerja di dalam ruangan kantor atau dengan kata
lain bisa bekerja dirumah.
Imbas
adanya penerapan lockdown dan banyak perusahaan yang diwajibkan WFH membuat
para penyewa di Menara Prima pada akhirnya melakukan pengakhiran penyewaan atau
melakukan downsizing ruang kantor. Tapi tidak sedikit juga perusahaan yang bertahan
untuk tetap menyewa ruang kantor di Menara Prima.
Situasi
dan kondisi di lokasi menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah
prioritas dan kebutuhan para penyewa. Semua pihak berupaya semaksimal mungkin
untuk menjaga keberlangsungan usaha. Badan usaha di bidang pengelolaan aset
sedang memikirkan model komunikasi dan kerjasama yang baik agar usahanya tetap
berjalan.. Selain mempertimbangkan faktor tradisional seperti lokasi dan harga
sewa, penyewa kini juga memperhatikan kebijakan kebersihan dan keamanan yang
diterapkan oleh pengelola gedung. Komunikasi yang baik diantara kedua belah
pihak adalah kunci utama untuk menjaga hubungan bisnis yang saling
menguntungkan. Oleh karena itu, komunikasi antara pengelola gedung dan penyewa
pascapandemi Covid-19 menghadapi banyak tantangan. Pembatasan sosial dan kontak
fisik secara langsung, dan kebijakan yang terus terjadi mempersulit komunikasi.
Oleh karena itu, diperlukan strategi komunikasi yang efektif untuk memastikan
pesan tersampaikan dengan baik kepada seluruh pemangku kepentingan.
Team
tenant relation mengupayakan semaksimal mungkin bagaimana cara mereka membangun
komunikasi antar team dengan baik, dan tetap siaga jika sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh rekan team lain dan tetap aktif dirumah dengan laptop
masing-masing dan mengakses computer di kantor dengan aplikasi anydesk yang
dapat terhubung langsung dengan computer kantor dan dapat mengerjaan kerjaannya
seperti biasa, walaupun sedang dirumah.
Walaupun
banyak tenant yang work from home, akan tetapi banyak pula tenant yang memang
bidang pekerjaanannya masih diharuskan untuk ke kantor. Maka dari itu, untuk
keluhan tenant masih ada dan masuk ke team tenant relations. Masalah dan
keluhan yang timbul bukan hanya dari pihak tenant saja, melainkan ada hal lain
seperti keuangan. Salah satu contohnya, yaitu tenant tidak sanggup membayar
sewa unit ataupun tidak bisa membayar service charge. Tugas tenant relations
juga menjadi front man yang harus menghadapi tenant yang memiliki keluhan
tersebut dan mungkin mereka tidak sanggup bayar atau mereka meminta pengurangan
biaya ataupun mundur bayar.
Seperti
diketahui, public relations adalah bagian dari komunikasi bisnis dari suatu
perusahaan yang memiliki tugas yaitu membangun citra yang positif di mata
masyarakat. Untuk konteks penelitian ini, building management menjalankan
komunikasi public relations dalam menjalin kerjasama dengan para tenant. Dalam
hal ini, pelaku komunikasi public relations adalah tenant relations yang
bekerja dan berfungsi menjembatani perusahaan dengan target sasaran mereka.
Adapun bentuk komunikasi public relations yang diperankan oleh building
management kepada para tenant adalah komunikasi internal, komunikasi eksternal,
komunikasi formal, komunikasi verbal, komunikasi nonverbal. Semuanya bermuara
kepada hubungan yang baik antara building management dengan para tenant agar
dapat bersama-sama menciptakan kerjasama yang harmonis dan berkelanjutan.
Faktor-faktor
tersebut juga meliputi adanya perbedaan dalam pemahaman antara building
management dengan tenant mengenai �what atau apa, when atau kapan, dan how atau
bagaimana suatu informasi dapat disampaikan. Hal ini juga tergantung pada media
komunikasi yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk meresponsnya.
�Tenant relations harus memastikan bahwa
penyewa menerima bahwa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kesalahan informasi
bersifat sementara, namun manfaat yang diperoleh setelah bencana bersifat
jangka panjang.
�Tenant Relations Department segera merespon
keluhan dari tenant dengan langsung menghubungi Divisi Tenant dan berkoordinasi
dengan departemen lainnya. Besarnya keluhan dan konflik serta cara
penyelesaiannya mempengaruhi kualitas hubungan. (Anderson & Narus, dalam
Rasila, 2010).
Berdasarkan
dengan penjelasan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah �Bagaimana komunikasi public relations antar tenant
relations PT. Wiratara Prima di Menara Prima dengan Tenant pada masa pandemic
Covid � 19?�
Kerangka
Teoritis
����������� Kajian ini menggunakan teori Strategi
Komunikasi Public Relation. Tujuan utama Public Relations adalah membangun dan
memelihara reputasi positif suatu perusahaan, merek, produk atau layanan, serta
membangun dan memelihara hubungan strategis dengan masyarakat, mitra, calon
pelanggan, investor, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Public Relations jugs dapat digunakan
untuk menyederhanakan pengambilan dalam pengambilan keputusan di berbagai
tingkat organisasi (Keller, 2008). Grinsworld (Wilcox & Warent, 2006)
memberikan gambaran yaitu fungsi public relations sebagai fungsi manajemen yang
dapat mengevaluasi sikap publik, menentukan kebijakan dan prosedur individu atau
perusahaan kepada publiknya, menyiapkan rencana dan menjalankan program. Program
komunikasi untuk mendapatkan sebuah pemahaman dan juga penerimaan publik
terhadap.
Sementara itu, Marston (Wilcox
& Warent, 2006) berpendapat bahwa humas adalah seni membuat perusahaan Anda
dihargai dan dihormati oleh karyawan, konsumen, dan distributornya. Secara tidak
langsung, citra sendiri merupakan tujuan atau garis akhir dari suatu kegiatan
dalam agenda humas (Rosady, 2007).
Fungsi
Public Relation menurut Rosady (Rosady,2007) antara lain: menunjang kegiatan
manajemen atau perusahaan Dalam mencapai tujuan organisasi, mengkomunikasikan
informasi perusahaan kepada masyarakat, menjalin komunikasi dua arah yang baik
dengan mengarahkan opini publik kepada dunia usaha, melayani masyarakat,
memberikan nasihat kepada pemimpin kelompok kepentingan publik, dan berkomunikasi
dengan organisasi.
�Mendorong hubungan yang harmonis dalam
masyarakat. Kemampuan lembaga dan organisasi, baik internal maupun eksternal,
untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum, mendorong perubahan sikap
dan perilaku masyarakat, dan berupaya mengintegrasikan sikap dan perilaku
masyarakat sejalan dengan sikap dan perilaku masyarakat ataupun sebaliknya.
Ada empat
fungsi yang harus dikuasai dari seorang public relation (Rosady. 2007) yaitu
sebagai berikut:
a. Communicator, dimana
peran public relations adalah sebagai juru bicara dari suatu organisasi atau
perusahaan yang secara intensif berkominikasi dengan masyarakat melalui media
ataupun dapat berbicara langsung.
b. Relationship, dimana
merupakan kemampuan public relations dalam membangun hubungan yang positif
bukan hanya dengan masyarakat luar atau external, tetapi juga dengan internal
atau antar divisi didalam suatu perusahaan.
c. Backup
Management, medukung dan menunjang kegiatan management antar
divisi perusahaan seperti bagian marketing, keuangan, personalia dan Teknik
agar terciptanya tujuan Bersama dan berjalan selaras.
d. Good Image
Maker, menciptakan citra positif di perusahaan dan menjaga reputasi untuk
perusaaan baik internal maupun eksternal.
Cultip, Center,
dan Broom (rosady,2007) menyatakan bahwa terdapat empat langkah dalam strategi
Public Relations yang juga merupakan proses dalam melaksanakan strategi demi
tercapainya tujuan yang sesuai atau diharapkan. Adapun empat langkah tersebut
ialah:
a. Defining the
Problem, Sebagai seorang public relations. Mereka iharapkan dapat memantau
informasi, pendapat, sikap, dan tindakan yang ada mengenai permasalahan yang
ada dan mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam perusahaan.
b. Planning
and Programming, Informasi yang diperoleh public relations pada tahap pertama
membantu mereka dalam memutuskan langkah dan strategi apa yang tepat untuk
pengambilan keputusan, mempertimbangkan situasi berdasarkan apa yang terjadi,
dan kemudian memutuskan apa yang ingin mereka lakukan atau katakana.
c. Taking Action
and Communicating, dalam tahapan ini, public relations mengimplementasikan
tindakan, komunikasi dan strategi komunikasi yang telah dirancang atau
direncanakan. Ditahap ini harus ditentukan siapa yang akan menyampaikan dan
mengkomunikasikan program yang telah dibuat kepada publik.
d. Evaluating
the Programs, dalam proses ini melibatkan penilaian terhadap implementasi dan
hasil atas program yang telah mereka dilakukan. Hal ini dapat dinilai dari
tanggapan bagaimana program ini dibuat untuk kemudian, hasil evaluasi tersebut
menjadi tahap awal untuk melaksanakan program selanjutnya, agar menjadi lebih
baik,
Citra
adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap
suatu objek (Keller, 2008). Menurut Soemirat dan Ardianto (2010), citra adalah
kesan, emosi, dan citra diri suatu perusahaan di mata masyarakat. Kesan ini
sengaja diciptakan oleh suatu benda, orang, atau organisasi. Katz (Rosady,
2007) menyatakan bahwa citra adalah cara orang lain memandang suatu perusahaan,
produk, jasa, orang, atau aktivitas (Soemirat & Ardianto, 2010).
Citra
merupakan tujuan utama untuk mencapai reputasi dan hasil yang dicapai melalui
humas, bersifat abstrak dan tidak dapat diukur, namun wujudnya dirasakan
berdasarkan hasil penilaian baik buruknya masyarakat (Moore, 2004). Namun
gambar tidak muncul begitu saja; mereka memerlukan proses dalam pembentukannya.
Landasan
citra bersumber dari nilai-nilai keyakinan yang dianut oleh individu dan
merupakan suatu visi atau persepsi. Akumulasi dan kepercayaan individu tersebut
cepat atau lambat akan mengalami proses yang bertujuan untuk membentuk opini
publik yang lebih luas, yang sering disebut image. (Rosady, 2007).
Keberhasilan
suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kualitas produk dan layanannya,
tetapi juga pada citranya. Citra suatu perusahaan lahir dari pengalaman
orang-orang yang berinteraksi dan bekerja dengan perusahaan tersebut.
Goonroos
(Firsan, 2011) menjelaskan empat peran citra yaitu:
a. Citra yang positif memudahkan perusahaan untuk berkomunikasi
dengan publiknya.
b. Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi pandangan
mengenai kegiatan perusahaan.
c. Citra adalah gambaran dari pengalaman dan persepsi
pelanggan.
d. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen
perusahaan.
Metede
Penelitian
Menurut
Bogdan dan Taylor (1975, p.5) (dalam Moleong 2016, p.4), penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian mendeskripsikan yang
menghasilkan data dan bahan penjelas dalam bentuk kata-kata. Metode sebagai
sebuah proses dari ekspresi manusia dan perilaku yang dapat diamati. Pengertian
penelitian kualitatif menurut Moleong (2016, p.6) adalah: �Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena
seperti perilaku, kognisi, motivasi, tingkah laku, dan lain-lain, seperti yang
dialami subjek penelitian dengan cara mendeskripsikannya melalui kata-kata dan
bahasa, dengan menggunakan metode secara keseluruhan.�
Alasan penulis memilih metode
kualtitatif didukung dengan adanya minat penulis terhadap subjek penelitian,
yaitu peran tenant relation Menara Prima dengan tenant dalam menerapkan
strategi komunikasi pada masa pandemic Covid � 19 dari mementukan masalah yang
sedang terjadi hingga evaluasi program yang sudah berjalan.
Fokusnya adalah untuk penerapan
strategi public relations yang dilakukan oleh tenant relations di Menara Prima
untuk mempertahankan citra yang dibangun selama ini sebelum masa pandemi,
hingga adanya pandemic covid � 19 ini.
Dalam penelitian ini dilakukan
di bulan September 2022 � Februari 2023 yang dilakukan di Menara Prima. Dalam
penulisan ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Tenant Relations Menara
Prima dan Tenant di Menara Prima.
Hasil dan
Pembahasan
A. Fase Formative Reasearch
1. Situation
Analysis (Analisis Situasi)
Berdasarkan
analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, pentingnya peran public relations
terhadap citra yang sudah dibangun selama ini. Berdasarkan hasil analisis
posisi kompetitif dan analisis SWOT, dimungkinkan untuk menyusun peta strategi
yang menggambarkan hubungan sebab akibat untuk berbagai tujuan strategis dari
empat perspektif, yaitu perspektif pihak-pihak terkait, perspektif proses
bisnis, perspektif pembelajaran dan pengembangan dan prospek keuangan. Peta
strategi yang disusun diadaptasi dari metode Balanced Scorecard.
Mengedepankan
empat fungsi yang dituntut dari seorang public relations dalam hal ini tenant
relations diharapkan dapat membantu proses komunikasi dari hulu ke hilir demi
tercapainya komunikasi yang baik antar tenant dan building management.
�� Oleh karena itu, seluruh manajemen puncak suatu
organisasi harus menyadari bahwa kompetensi inti organisasi dapat menurun
karena perubahan persyaratan lingkungan eksternal atau penurunan kemampuan
internal.
Tuntutan
lingkungan eksternal diwujudkan dengan peningkatan mutu pelayanan, dan harga
sewa gedung perkantoran yang kompetitif, dan komunikasi yang unggul, serta
cenderung mengalami perubahan yang lebih wajar dari waktu ke waktu.
�� Jenis strategi yang dilakukan oleh tenant
relations PT. Wiratara Prima yaitu strategi edukatif- informatif. Tenant
Relations yang memberikan berita dan informasi kepada masyarakat berdasarkan
fakta dan opini yang ada di dalam dan di luar perusahaan. Sementara itu, Tenant
Relations menerapkan strategi berikut untuk mengatasi perbedaan opini publik:
a. Apabila
publik yang dihadapi proponen (aktif-pro), maka strategi yang dilakukan adalah
publik dikukuhkan. Penempatan hubungan penyewa di sini bertujuan untuk
mempererat hubungan tersebut melalui berbagai kegiatan. Adanya hubungan ini
menjamin keamanan mengenai proses pertukaran informasi antara perusahaan dan
penyewa.
b. Jika tenant
relation dihadapkan pada lawan (agresif contrarian), strategi yang dipilih
berubah.Hal ini berarti pemangku kepentingan penyewa tidak akan lagi
mengabaikan keluhan dan tuntutan balik dari masyarakat, namun akan fokus pada
langkah-langkah strategis selanjutnya dan lebih proaktif dalam upaya mengatasi
keluhan tersebut.
c. Ketika
masyarakat tidak aktif (pasif), strategi hubungan penyewa mengkristal.Artinya
opini publik berkembang di tenant dan memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada tenant tentang pentingnya dan nilai perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
membangun tali silaturahmi antar tenant dan menciptakan itikad baik, dan
menciptakan good will.
2. Organizations
Analysis (Analisis Organisasi)
PT. Wiratara Prima Analisis
organisasi Anda menggunakan analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Ancaman). Analisis masalah ini dibagi menjadi dua bidang. Salah satunya adalah
Kekuatan dan Kelemahan berdasarkan pendekatan internal, dan penggunaan
eksternal menggunakan analisis peluang dan ancaman serta pendekatan kesadaran
masyarakat.
Analisis ini sesuai dengan uraian Smith (2013,
pp.44-48) mengenai kekuatan dan kelemahan suatu organisasi dan hampir sama
dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
�Analisis ini dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu
lingkungan internal (internal), persepsi masyarakat (public perception), dan
lingkungan eksternal (eksternal).
Tabel 1
SWOT
No |
Strength |
Weakness |
Opprtunities |
Threats |
1 |
Termasuk
gedung perkantoran yang pertama di daerah lingkar Mega Kuningan |
Tidak
memiliki media sosial untuk menaruh informasi seputar gedung |
Banyak
tenant yang merasa bahwa keluhannya sangat cepat ditanggapi |
Sosial
media |
2 |
Pengelola
gedung dengan pengelola Kawasan Mega Kuningan terjalin sangat erat |
Media
sosial hanya dipakai untuk internal dari pihak PT. Wiratara Prima atau khusus
untuk karyawan saja |
Hubungan
antar tenant relations dan tenang berjalan dengan baik |
Teknologi
di era globalisasi yang tidak digunakan dengan baik |
3 |
Menara
Prima ikut serta aktif dalam menyuarakan dan ikut andil dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan antar gedung perkantoran di Kawasan Mega Kuningan |
Selama
masa pandemic pada akhirnya, tenant banyak yang datang langsung ke building
management |
|
Adanya
pandemic yang membuat komunikasi menjadi terhambat |
4 |
Dikarenakan
termasuk gedung pertama, tenant yang ada lumayan banyak |
|
|
|
5 |
Mengadakan
pertemuan dengan tenant untuk menjalin komunikasi antar building management
dan tenant |
|
|
|
6 |
Menara
Prima sudah dikenal gedung yang aktif dalam berbagai kegiatan di daerah Mega
Kuningan |
|
|
|
7 |
Memiliki
3 gedung dibawah naungan PT. Wiratara Prima (Menara Prima, Menara Sunlife dan
Menara Pertiwi) |
|
|
|
3. Public
Analysis (Analisa Publik)
Publik
internal PT. Wiratara Prima yang dilibatkan adalah Direktur dan karyawan.
Sedangkan untuk publik, sasaran PT. Wiratara Prima adalah para tenant di Menara
Prima.
PT.
Wiratara Prima juga berupaya mengidentifikasi masyarakat dengan meneliti secara
menyeluruh kebutuhan, karakteristik, dan latar belakang penyewa. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Smith (2013, p.57) bahwa bahwa �First, the planner needs to
address the right group of people, so as not to squander organizationa;
resources or miss opportunities to interact with important publics�. Mereka
kehilangan sumber daya dan kehilangan interaksi publik yang penting.
4. Fase
Strategy
a. Establishing
Goals & Object (Menetapkan Target dan Sasaran)
Tujuan PT.
Wiratara Prima menetapkan visinya adalah menjadi gedung yang nyaman untuk
dihuni oleh para tenant yang menyewa gedung perkantorannya. Hal ini sesuai
dengan tujuan yang dikemukakan oleh Smith (2013, p. 95). �Goal is a global
indication of how an issue should be resolved�
Tindakan
yang spesifik dilakukan oleh PT. Wiratara Prima untuk menerapkan komunikasi public
relations yang baik adalah:
1) Melakukan
evaluasi internal tentang keluhan tenant
2) Melakukan
pendekatan dengan tenant dan mendengar segara keluhan
b. Formulating
Action and Response Strategy (Formula Aksi dan Respon Strategi)
Formulasi
tindakan dari PT. Wiratara Prima dalam melakukan strategi public relations
berdasarkan hasil wawancara dengan tenant dan tenant relation di Menara Prima
yang berfokus pada kualitas dan pelayanan pada saat sebelum pandemi Covid � 19
dan sesudah pandemi Covid � 19.
c. Developing
Message Strategy (Mendirikan Strategi Pesan)
Pesan yang
digunakan olehg PT. Wiratara Prima dalam menerapkan strategi komunikasi dimulai
dari internal lalu diterapkan ke eksternal. Internal yang dimaksud dalam hal
ini adalah dari pihak building management Menara Prima, kemudian diterapkan
kepada eksternal yaitu tenant, melalui verbal dan nonverbal.
5. Fase
Evaluation Research (Mengevaluasi Rencana Strategi)
Dalam penelitian kesimpulan
tersebut, PT. Wiratara Prima melakukanbeberapa evaluasi terhadap setiap keluhan
dan masukan yang diberikan dari pihak tenant. Evaluasi yang dilakukan biasanya
didapatkan dari tenant yang disampaikan secara lisan maupun tulisan (chat WA).
Dalam evaluasi pengetahuan (awareness). PT. Wiratara Prima melakukan pengamatan
terhadap tenant yang pada akhirnya sudah mulai terbiasa dengan cara komunikasi
yang baru agar tetap terjaganya hubungan yang harmonis antar tenant dan
building management ditengah perubahan komunikasi akibat adanya covid � 19.
Kesimpulan
Setelah
melakukan penelitian untuk mengetahui strategi komunikasipublic relations yang
dilakukan oleh tenant relations PT. Wiratara Prima dengan tenant pada masa
pandemic covid � 19 dengan mewawancara beberapa tenant dan tenant relations di
Menara Prima serta menganalisis beberpa hasil temuan yang dikaitkan dengan
teori yang ada.
Strategi public relations untuk membangun opini publik yang
positif untuk meningkatkan citra PT. Wiratara Prima. Analisis opini publik
internal dari PT. Wiratara Prima terhadap fungsi dan tugas tenant relations
menunjukkan bahwa para penyewa memang mempunyai pandangan dan opini yang baik.
PT. Wiratara Prima telah berhasil menjalankan fungsi dan tugasnya untuk
meningkatkan citra positif PT. Wiratara Prima. Selama periode ini, dapat kita
simpulkan bahwa tenant relations PT. Wiratara Prima telah berupaya untuk
berhasil menjalankan fungsi dan tugasnya guna mencapai
tujuan. PT. Wiratara Prima bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi serta
meningkatkan citra positif pengelolaan gedung.
Jenis strategi yang diterapkan oleh public
relations dari building management PT. Wiratara Prima adalah strategi edukatif
� informatif. Hal ini terlihat dari aktivitas public relations dan komunikasi
yang dibangun oleh tenant relations dari PT. Wiratara Prima yang cukup baik
dalam menyampaikan berita dan informasi kepada tenant yang dikomunikasi oleh tenant
relations Menara Prima dikomunikasikan secara internal dan eksternal.
Keterkaitan
antar strategi tenant relations dengan publik menunjukkan bahwa strategi tenant
relations mempunyai hubungan positif dengan opini publik, dan tenant relations seperti
halnya strategi dalam penyebaran
informasi berhasil membangun citra positif di mata publik. Salah satu cara
untuk memahami citra publik suatu organisasi adalah dengan menguji evaluasi dan
pengetahuan responden terhadap kinerja organisasi dan strategi tenant relations.
Karena tingkat keberhasilan organisasi sama dengan keberhasilan tenant
relations dalam membangun organisasi yang positif. Di mata masyarakat baik di
dalam maupun di luar perusahaan.Citra erat kaitannya dengan reputasi dan opini
masyarakat terhadap segala bentuk produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
organisasi, dalam hal ini building management PT. Wiratara Prima.
Analisis terhadap komunikasi public relations
pada building management PT. Wiratara Prima di Menara Prima dalam
mempertahankan citranya terdapat banyak unsur yang dapat digali lebih dalam.
Saran akademis yang dapat penulis berikan yaitu apabila ada peneliti lain yang
ingin meneliti dengan topik yang sama dengan yang penulis teliti, penulis
selanjutnya dapat menggunakan pendekatan yang berbeda.
Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan
terhadap strategi komunikasi yang dilakukn, dalam mempertahankan citra yang
baik dalam komunikasi anatar tenant relation dan tenant, saran praktis yang
dapat dapat dilakukan adalah dengan pengembangannya jalur komunikasi dengan
menggunakan media sosial, dikarenakan sekarang banyak orang yang lebih sukan
membaca dan mencari informasi dari internet dan media sosial.
Building management juga tetap harus bisa
berperan aktif dalam melakukan pendekatan terhadap tenant dengan membuat
undangan seperti open house, agar dapat terjalin Kembali kedekatan antar
tenant, terlebih dikarenakan adanya covid � 19 yang membuat pada saat itu
kurangnya komunikasi yang baik antar tenant dan building management.
BIBLIOGRAFI
Ardianto,
E. (2014). Metodolgi Penelitian untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Bungin, H. M. B. (2015). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Dillard, J. dan Pfau, M. (2002). The Persuasion Handbook Developments in Theory and Practice. United States: Sage Publications
Firsan, Nova. 2011. Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: Grafindo Persada
Moleong, L. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moore, H. Frazier. 2004. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya
Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif. Jakarta: Referensi
Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: Rajawali Pers
Rosady, Ruslan. 2007. Seri Manajemen Public Relations I. Jakarta: Ghalia Indonesia
Soemirat, Soleh & Ardianto. 2010. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta
Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Pustaka Setia Tim SIMKeu Kemendikbud (2003) UU SISDIKNAS RI no 20 tahun 2003 diperoleh dari http://simkeu.kemdikbud.go.id/index.php/peraturan1/8-uu-undang-undang/12-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia
Wilcox, R. Philliph. & Agee, L. Warent. 2006. Public Relations Strategi dan Taktik. Bandung: Alfabeta Yin, Robert K. 2006. Study Kasus Desain & Metode. Jakarta: Grafindo Persada
Copyright holder: Verdya Maria Josefine, Don Bosco Doho (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |