Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
STRATEGI
PERENCANAAN OPERASIONAL UNTUK MEMAKSIMALKAN POTENSI HUMAN CAPITAL DI SD
SABILINA
Abdul
Azis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini menganalisis praktik pengelolaan SDM
terbaik di lembaga pendidikan, fokus pada identifikasi kebutuhan SDM,
rekrutmen, pengembangan potensi melalui pelatihan, evaluasi kinerja, komunikasi
efektif, dan evaluasi berkelanjutan. Data dianalisis kualitatif melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan efektif dalam menarik dan
merekrut karyawan didasarkan pada strategi perencanaan operasional yang baik.
Identifikasi kebutuhan SDM berdasarkan analisis tujuan pendidikan berkualitas.
Pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan individu dan tujuan sekolah. Penetapan
tugas dan tanggung jawab yang jelas meningkatkan produktivitas dan penilaian
kinerja. SD Sabilina menerapkan pelatihan, pengembangan, dan penetapan tugas
untuk meningkatkan kualitas SDM dan dampak positif pada siswa.
Kata kunci:
Human Capital, Perencanaan Operasional, Strategi Perencanaan
Abstract
This
research examines the best practices in human resource management in
educational institutions, with a focus on identifying HR needs, recruitment,
developing potential through training, evaluating performance, effective
communication, and ongoing evaluation. The data is qualitatively analyzed
through observation, interviews, and documentation. An effective approach to
attract and recruit employees is based on a well-planned operational strategy.
The identification of HR needs is determined by analyzing the goals for quality
education. Training is customized to individual needs and school objectives.
Clearly defining tasks and responsibilities enhances productivity and
performance evaluation. SD Sabilina implements training, development, and task
assignments to enhance HR quality and positively impact students.
Keywords:
Human Capital, Operational Planning, Planning Strategy
Pendahuluan
Dalam konteks perencanaan operasional pendidikan,
konsep manajemen operasional menjadi krusial untuk memaksimalkan penggunaan
berbagai faktor produksi dalam proses pendidikan. Menurut Rita Ambarwati (Rita
ambarwati, 2021) manajemen operasional adalah usaha
pengelolaan secara maksimal terhadap sumber daya manusia (SDM), mesin,
peralatan, bahan mentah, dan faktor produksi lainnya agar dapat menghasilkan
beragam produk barang atau jasa. Dalam perencanaan operasional pendidikan,
konsep ini dapat diaplikasikan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya
yang ada. Salah satu aspek penting adalah pengelolaan SDM, yang mencakup
perencanaan kebutuhan tenaga pengajar, pelatihan dan pengembangan karyawan
pendidikan, serta pengaturan penugasan dan penempatan yang efektif. Perencanaan
operasional, yang juga dikenal sebagai perencanaan jangka pendek, memiliki
keterkaitan yang signifikan dengan lembaga pendidikan. Menurut Shelina dan Br
Panjaitan (Shelina
& Br Panjaitan, 2023) perencanaan jangka
pendek adalah rencana tahunan atau rencana yang berlaku dalam jangka waktu
kurang dari 5 tahun, yang sering disebut sebagai rencana operasional. Dalam
konteks lembaga pendidikan, perencanaan operasional jangka pendek menjadi alat
penting untuk mengatur dan mengarahkan kegiatan sehari-hari dalam mencapai
tujuan pendidikan. Perencanaan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara
profesional dan menyeluruh memiliki dampak signifikan pada keberlangsungan dan
keberadaan lembaga pendidikan. Seperti yang disebutkan oleh Zulkipli (Zulkipli,
2022) pengelolaan
lembaga pendidikan harus dilakukan dengan pendekatan profesional meskipun
lembaga tersebut merupakan organisasi non-profit. lembaga pendidikan,
perencanaan SDM yang efektif melibatkan pengelolaan aspek-aspek seperti
rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan, dan evaluasi staf pengajar serta
karyawan pendidikan lainnya. Dengan mengadopsi pendekatan profesional dalam
pengelolaan SDM, lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa mereka memiliki tim
yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengelolaan SDM yang
baik di lembaga pendidikan juga berkontribusi pada pencapaian tujuan pendidikan
yang diinginkan. Dengan memiliki staf pengajar yang berkualitas dan
berkompeten, lembaga pendidikan dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang
optimal kepada peserta didik.
Sumber Daya Manusia (SDM) memainkan peran penting
dalam lembaga pendidikan sebagai faktor pendorong pertumbuhan dan kemajuan.
Seperti yang disebutkan oleh Zulkipli �SDM memiliki potensi untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui pengelolaan faktor produksi lainnyaDalam konteks
lembaga pendidikan, SDM terdiri dari staf pengajar, tenaga kependidikan,
manajemen, dan seluruh anggota yang terlibat dalam menyelenggarakan pendidikan.
SDM yang berkualitas, terlatih, dan berkompeten dapat menciptakan lingkungan
pendidikan yang efektif dan memberikan dampak positif bagi peserta didik.
Pengelolaan SDM yang baik di lembaga pendidikan sangat penting karena dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang disampaikan. Staf pengajar yang
berkualitas dan berkompeten akan mampu memberikan pengalaman pembelajaran yang
memadai, mendorong peserta didik untuk mencapai potensi mereka, dan
meningkatkan prestasi akademik serta perkembangan mereka. Human capital,
seperti yang didefinisikan dalam Oxford English Dictionary, mengacu pada
keterampilan yang dimiliki oleh angkatan kerja dan dianggap sebagai sumber daya
atau aset yang berharga (Goldin,
2016).
Ketika mempertimbangkan konsep human capital dalam
hubungannya dengan lembaga pendidikan, menjadi jelas bahwa lembaga pendidikan
memainkan peran penting dalam mengembangkan dan membina human capital. Lembaga
pendidikan, seperti sekolah, perguruan tinggi, dan universitas, berfungsi
sebagai platform bagi individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang berkontribusi pada pengembangan human capital mereka. Lembaga
pendidikan memainkan peran penting dalam persiapan dan pengembangan human
capital. Seperti yang disebutkan oleh Sagala (Sagala,
2017) �human capital melibatkan usaha untuk
mempersiapkan sumber daya manusia dengan kemampuan daya saing tinggi. Dalam
konteks lembaga pendidikan, ini berarti lembaga pendidikan bertanggung jawab
dalam menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan pengembangan kemampuan
dan keterampilan yang diperlukan bagi individu untuk menjadi SDM yang
kompetitif di pasar kerja. Lembaga pendidikan berperan dalam mempersiapkan
individu melalui berbagai program pendidikan yang ditawarkan. Mereka
menyediakan kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan akademik,
keterampilan praktis, dan keterampilan sosial yang diperlukan dalam dunia
kerja. Dalam lingkungan pendidikan ini, siswa memiliki kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang minat
mereka. Selain itu, lembaga pendidikan juga memainkan peran dalam membentuk
sikap dan nilai-nilai yang penting untuk pengembangan human capital. Para
peneliti seperti Goldin, Deming, Becker, dan Prukinska telah menghubungkan
konsep modal manusia dengan peran lembaga pendidikan. Mereka mengakui bahwa
lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan modal manusia
dengan memberikan pendidikan, pelatihan, dan peningkatan keterampilan kepada
individu. Lembaga pendidikan menyediakan sarana untuk mengembangkan
keterampilan produktif, meningkatkan bakat, mempromosikan kesehatan, dan
memperoleh keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja.
Theoretical investigations into the nature of
the concept "human capital" have been carried out by researchers such
as Goldin, Deming, Becker, and Prukinska. They posit that human capital refers
to the accumulation of productive skills, talents, health, and expertise within
the labor force, analogous to physical capital representing plants, equipment,
and machinery (Kuzior et al., 2022).
Melalui proses pendidikan formal dan informal, lembaga
pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan individu untuk menjadi
bagian dari tenaga kerja yang produktif. Mereka membekali siswa dengan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan untuk berkontribusi
secara efektif dalam masyarakat dan ekonomi. Dengan demikian, lembaga pendidikan
berfungsi sebagai pilar utama dalam pengembangan modal manusia yang penting
bagi kemajuan sosial dan ekonomi suatu negara. Dalam konteks ini, lembaga
pendidikan menjadi tempat di mana individu dapat mengakses modal manusia
melalui berbagai program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan.
Mereka menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan peningkatan modal
manusia, memungkinkan individu untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan pribadi dan profesional. Konsep modal
manusia yang ditemukan oleh para peneliti tersebut menegaskan bahwa lembaga
pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan dan
memperkaya modal manusia dalam masyarakat.
Beberapa peneliti telah menyelidiki konsep modal
manusia, antara lain Becker yang dikutip dalam jurnal (Idris
& Triani, 2023) Becker menyatakan bahwa pendidikan
dan pelatihan memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas individu dengan
menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat. Hal ini berarti bahwa
individu yang memiliki akses dan kesempatan untuk mengembangkan modal manusia
mereka melalui pendidikan dan pelatihan memiliki potensi untuk menjadi lebih
produktif dalam lingkungan kerja. (Sari
& Yuningsih, 2022) menjelaskan bahwa
sumber daya manusia dapat dianggap sebagai aset dalam suatu organisasi yang
perlu dijaga, dilatih, dan dikembangkan. Para peneliti ini mengakui peran
penting individu sebagai penggerak organisasi, dan oleh karena itu, investasi
dalam pengembangan modal manusia dianggap penting untuk memastikan pertumbuhan
dan keberhasilan organisasi. Mankiw, seperti yang dikutip dalam jurnal (Rachmawati
et al., 2022), memandang modal manusia sebagai
modal yang diperlukan oleh para pekerja untuk meningkatkan pengalaman kerja.
Dalam konteks ini, pendidikan dan pelatihan menjadi kunci untuk memperoleh
modal manusia yang relevan dan meningkatkan keterampilan serta pengetahuan yang
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja.
Investasi dalam modal manusia mencakup proses
perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan, yang tidak hanya
dianggap sebagai aktivitas konsumtif, tetapi sebagai bentuk investasi dalam
Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan
kualitas individu dan secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan
negara melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi tenaga kerja (Adriani,
2019).
Investasi dalam modal manusia memiliki implikasi jangka panjang yang
signifikan. Ketika individu diberikan kesempatan untuk mengakses pendidikan
yang berkualitas, mereka dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Ini memberi mereka
peluang yang lebih baik dalam mencari pekerjaan yang layak dan meningkatkan
potensi pendapatan mereka. Di sisi lain, masyarakat dan negara juga mendapatkan
manfaat dalam bentuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing
industri, dan pengurangan kesenjangan sosial. Investasi dalam modal manusia
juga memberikan dampak positif dalam hal peningkatan kualitas hidup. Pendidikan
yang baik membuka akses terhadap pengetahuan, kesadaran, dan kesempatan untuk
mengembangkan diri secara pribadi dan profesional. Hal ini dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat,
berkontribusi pada pembangunan sosial, dan mencapai tujuan hidup mereka secara
lebih baik. Menurut Yan di dalam (Wajdi
& Isa, 2014) modal manusia dapat didefinisikan
sebagai akumulasi pendidikan, termasuk pengetahuan dan keterampilan, yang
diperoleh selama usia kerja melalui pendidikan formal, pelatihan, dan
pengalaman. Istilah "modal manusia" pada umumnya merujuk pada aspek
intelektual, keterampilan, dan pengalaman kerja yang dimiliki seseorang. Pendidikan
formal berperan penting dalam membentuk modal manusia, karena melalui proses
pendidikan di sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan lainnya,
seseorang memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang
studi tertentu. Selain itu, pelatihan juga berkontribusi dalam mengembangkan
modal manusia, di mana seseorang dapat mengikuti program pelatihan yang
diselenggarakan oleh institusi atau perusahaan untuk meningkatkan keahlian dan
keterampilan mereka dalam bidang pekerjaan yang spesifik.
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin
ketat, penting bagi individu dan lembaga untuk mengakui pentingnya pengembangan
modal manusia. Investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja
dapat membantu meningkatkan kualitas modal manusia, yang pada gilirannya akan
berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan individu serta kemajuan
organisasi secara keseluruhan. Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang
optimal di lembaga pendidikan merupakan sebuah tantangan yang kompleks dan
membutuhkan pendekatan yang intelektual. Dalam konteks ini, penelitian lapangan
telah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan guna
mencapai pendidikan berkualitas. Pentingnya mengidentifikasi kebutuhan SDM,
melakukan rekrutmen dan seleksi yang tepat, serta mengembangkan potensi SDM
melalui pelatihan dan evaluasi kinerja menjadi fokus utama dalam pengelolaan
SDM. Selain itu, memastikan adanya komunikasi yang efektif dan evaluasi kinerja
yang berkelanjutan menjadi faktor kunci dalam mencapai tujuan pendidikan yang
optimal. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi kesenjangan keterampilan
antara lulusan dan kebutuhan pasar tenaga kerja, kurangnya pengembangan karier
yang terstruktur bagi staf pendidik dan administratif, ketidakseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta rendahnya tingkat komunikasi internal
dan kolaborasi di antara departemen dan tingkatan dalam lembaga pendidikan.
Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dan memahami pengelolaan SDM yang terbaik dalam konteks lembaga
pendidikan, sehingga langkah-langkah perbaikan dapat diambil untuk meningkatkan
kualitas SDM dan memberikan pendidikan yang relevan serta memberikan dampak
positif bagi siswa dan masyarakat secara keseluruhan.
Berdasarkan
latar belakang dan kajian literatur di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: "Bagaimana pengelolaan sumber daya manusia
(SDM) yang optimal dapat dilakukan dalam konteks lembaga pendidikan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mencapai pendidikan berkualitas?"
Tujuan penulisan adalah untuk menganalisis dan memahami praktik pengelolaan SDM
yang terbaik dalam lembaga pendidikan, dengan fokus pada identifikasi kebutuhan
SDM, rekrutmen dan seleksi yang tepat, pengembangan potensi SDM melalui
pelatihan dan evaluasi kinerja, komunikasi efektif, dan evaluasi kinerja
berkelanjutan. Tujuan yang lain dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hambatan dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan SDM sekolah dasar
merupakan permasalahan yang diangkat oleh penulis karena dinamika pengembangan
SDM hampir setiap tahun mengalami perubahan seiring dengan perubahan struktur
SDM yang ada tentunya menjadi kurang relevan jika menggunakan literatur
penelitian terdahulu, untuk itu penelitian strategi perencanaan operasional
untuk memaksimalkan potensi human capital di SD Sabilina menjadi pelengkap dari
penelitian terdahulu.
Melalui penelitian ini saya ingin mendeskripsikan
strategi perencanaan operasional untuk memaksimalkan potensi human capital di
sekolah dasar. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah
perbaikan yang dapat diambil dalam pengelolaan SDM untuk meningkatkan kualitas
SDM di lembaga pendidikan dan memberikan dampak positif bagi siswa dan
masyarakat secara keseluruhan.
Metode
Penelitian
Metode�
yang� digunakan� dalam�
penelitian� ini� adalah�
metode� deskriptif� yang�
dilakukan dengan cara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki, data diperoleh
melalui wawancara, studi dokumen serta observasi di sekolah yang bisa� mendukung. Penelitian� yang�
digunakan� adalah� kualitatif. Sedangkan� pendekatan�
penelitian yang� digunakan� adalah�
penelitian� deskriptif� kualitatif. Obyek
penelitian ini adalah Sekolah Dasar (SD) Sabilina yang beralamat di Jl. Raya
Kranggan No 47 Jatisampurna Bekasi Jawa Barat.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi
kasus, dengan fokus pada SD Sabilina sebagai objek penelitian. Pendekatan ini
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang praktik
pengelolaan SDM yang dilakukan di sekolah tersebut.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik,
antara lain wawancara dengan pihak terkait, observasi langsung terhadap praktik
pengelolaan SDM di sekolah, dan pengumpulan data sekunder melalui studi dokumen
yang terkait dengan kebijakan, prosedur, dan program pengelolaan SDM di SD
Sabilina. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif,
yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis
menggunakan beberapa tahapan mulai dari mengumpulkan data, memilah data dengan
cara mereduksi, menyajikan data, dan memverifikasi kebenaran data. Trianggulasi
sumber dipilih untuk pengujian keabsahan data. Etnografi dipilih metode
pendekatan dalam penelitian ini. Peneliti turun langsung ke lapangan dan
berusaha mengumpulkan data secara lengkap sesuai dengan fokus penelitian yang
berhubungan dengan praktik pengelolaan SDM di sekolah.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
Strategi
Rekrutmen dan Seleksi yang Selektif
����������� Menurut beberapa ahli, seperti
Simamora dan Teguh di dalam (Etikawati
& Udjang, 2016) seleksi merupakan proses yang
dilakukan untuk memilih individu atau calon yang paling cocok dan memenuhi
kriteria seleksi untuk mengisi posisi yang tersedia di dalam suatu organisasi.
Hal ini melibatkan serangkaian langkah spesifik yang bertujuan untuk menentukan
calon yang paling sesuai untuk suatu jabatan tertentu. Dengan demikian, seleksi
merupakan upaya yang penting dalam mengidentifikasi individu yang memiliki
kualifikasi dan potensi yang tepat untuk sukses dalam peran yang diinginkan.
Pendekatan yang efektif untuk menarik dan merekrut
karyawan berkualitas di SD Sabilina didasarkan pada strategi perencanaan
operasional yang telah disusun dengan baik. Dalam identifikasi kebutuhan sumber
daya manusia (SDM), SD Sabilina menganalisis tujuan dan visi pendidikan
berkualitas yang ingin dicapai. Hal ini menjadi dasar dalam menentukan peran
dan posisi yang ada di sekolah, termasuk guru, staf administrasi, dan tenaga
pendukung lainnya.
Mengidentifikasi kebutuhan spesifik di setiap posisi,
SD Sabilina dapat menentukan kualifikasi, keterampilan, dan kompetensi yang
dibutuhkan. Mereka membuat daftar kualifikasi pendidikan yang diperlukan,
seperti gelar pendidikan, bidang studi yang relevan, atau sertifikasi yang
dibutuhkan. Selain itu, keterampilan teknis seperti penguasaan bahasa,
kemampuan mengajar, atau keahlian dalam penggunaan teknologi pendidikan juga
diidentifikasi sebagai persyaratan penting. Kompetensi personal seperti
kemampuan komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, dan kreativitas juga
diperhatikan.
Memiliki gambaran yang jelas mengenai kebutuhan dan
persyaratan tersebut, SD Sabilina dapat mengembangkan strategi rekrutmen yang
efektif. Mereka menentukan sumber rekrutmen yang tepat, seperti pengumuman
lowongan kerja, situs web sekolah, atau kerjasama dengan lembaga pendidikan
terkait. Deskripsi pekerjaan yang jelas dan menarik juga disusun untuk
masing-masing posisi.
Pelatihan
Pengembangan Karyawan
Pendekatan yang diterapkan di SD Sabilina dalam
memberikan pelatihan yang relevan dan terarah kepada karyawan sangatlah
penting. Sekolah ini menyadari bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan
kemampuan yang berbeda, oleh karena itu, pendekatan yang fleksibel dan
personalisasi dalam pelatihan sangat diperhatikan. SD Sabilina melakukan
analisis kebutuhan individu dan mengidentifikasi area pengembangan yang perlu
ditingkatkan. Dengan demikian, pelatihan yang diberikan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing karyawan, baik itu dalam hal pengetahuan teknis,
keterampilan pedagogis, penggunaan teknologi pendidikan, atau keterampilan
kepemimpinan. Selain itu, pendekatan terarah juga dilakukan dengan mengaitkan
pelatihan dengan tujuan dan visi sekolah, sehingga karyawan dapat memahami
relevansi dan dampak dari pelatihan yang diberikan. SD Sabilina juga
memanfaatkan sumber daya internal dan eksternal, seperti tenaga ahli atau
fasilitator yang berpengalaman, untuk memberikan pelatihan yang berkualitas.
Dengan pendekatan ini, SD Sabilina memastikan bahwa pelatihan yang diberikan
memberikan manfaat langsung dan mendukung perkembangan karyawan, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan
sekolah.
Menurut Mangkunegara di dalam (Kandou,
2013)� pelatihan memiliki berbagai tujuan yang
meliputi:
1. Memperkuat
pemahaman dan penerapan nilai-nilai serta ideologi yang dijunjung tinggi.
2. Meningkatkan
tingkat produktivitas dalam lingkungan kerja.
3. Meningkatkan
standar dan kualitas kerja yang dilakukan oleh karyawan.
4. Memperbaiki
perencanaan sumber daya manusia agar lebih efektif dan efisien.
5. Membentuk
sikap moral yang baik dan semangat kerja yang tinggi.
6. Memberikan
dorongan kepada karyawan untuk mencapai prestasi yang maksimal.
7. Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Mencegah
terjadinya keseragaman dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
9. Mendorong
perkembangan pribadi dan profesionalisme karyawan.
Dengan demikian, SD Sabilina menjalankan program
pelatihan dengan beragam tujuan tersebut, yang tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas karyawan, tetapi juga untuk
mengembangkan sikap, nilai-nilai, dan potensi individu secara holistik. Melalui
pelatihan yang terarah dan terencana, SD Sabilina berkomitmen untuk memberikan
pengembangan yang komprehensif kepada karyawan guna mencapai pertumbuhan dan
keberhasilan yang berkelanjutan.
Penetapan
Tugas dan Tanggung Jawab yang jelas
Satu contoh yang dapat dijadikan gambaran adalah
organisasi, yang mengacu pada struktur yang terorganisir dengan jelas.
Organisasi ini melibatkan pembagian tugas dan tanggung jawab, hierarki, serta
prosedur kerja yang telah ditetapkan. Selain itu, organisasi juga menerapkan
nilai-nilai dan budaya tertentu yang dipegang oleh anggotanya dengan tujuan
mencapai hasil yang diinginkan. Organisasi dapat beroperasi di berbagai sektor,
seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, olahraga, dan bidang lainnya. Tujuan
organisasi dapat beragam, termasuk mencapai keuntungan finansial, memberikan
pelayanan publik yang berkualitas, mempromosikan kesejahteraan sosial, atau
menciptakan perubahan positif dalam masyarakat (Ekonomika
et al., 2023).
Pentingnya penetapan tugas dan tanggung jawab yang
jelas dalam lingkungan kerja tidak dapat diremehkan, terutama dalam konteks SD
Sabilina. Ketika tugas dan tanggung jawab setiap karyawan ditetapkan dengan
jelas, hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan akuntabilitas secara
keseluruhan. Dengan mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan dari mereka,
karyawan dapat fokus pada pekerjaan mereka dan mengalokasikan waktu dan sumber
daya dengan efisien. Mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang peran mereka
dalam mencapai tujuan sekolah dan dapat bekerja secara mandiri tanpa perlu
disupervisi terus-menerus. Selain itu, penetapan tugas dan tanggung jawab yang
jelas juga membantu dalam mengevaluasi kinerja karyawan. Dengan adanya ukuran
yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka, manajemen dapat melakukan
penilaian yang objektif terhadap pencapaian tugas dan tanggung jawab tersebut.
Evaluasi
Kinerja dan Umpan Balik
Menurut Ambiya dan syukri di dalam (Agustian
et al., 2023) memberikan pandangan tentang salah
satu penyebab rendahnya kualitas kinerja guru dapat disebabkan oleh faktor
manajemen, terutama dalam hal perlakuan dan penanganan yang kurang berkualitas
terhadap guru Penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai manajer tidak
mampu mengatur para guru dengan efektif. Oleh karena itu, langkah yang efektif
untuk mencegah dan mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan kualitas
manajemen evaluasi pendidikan, terutama dalam konteks penilaian dan
pengembangan kinerja guru.
SD Sabilina mengakui pentingnya melakukan evaluasi
kinerja yang teratur dan objektif untuk memastikan karyawan mencapai standar
yang diharapkan. Proses evaluasi kinerja dilakukan secara berkala, biasanya
setiap tahun, dan melibatkan penilaian terhadap pencapaian tujuan, kemampuan
kerja, kompetensi, dan kontribusi karyawan. SD Sabilina menggunakan kerangka
penilaian yang jelas dan obyektif, yang mencakup indikator kinerja yang relevan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Dalam proses ini,
manajer atau atasan langsung melakukan observasi, pengumpulan data, dan
interaksi dengan karyawan untuk mengumpulkan informasi yang akurat tentang
kinerja mereka. Evaluasi kinerja ini membantu dalam mengidentifikasi kekuatan
dan area pengembangan karyawan, serta memberikan dasar untuk pengambilan
keputusan terkait promosi, penghargaan, atau pengembangan karir.
Pembahasan
Proses seleksi yang komprehensif dilakukan untuk
memastikan kesesuaian calon karyawan dengan kebutuhan SD Sabilina. Kriteria
seleksi yang telah ditentukan berdasarkan kualifikasi, keterampilan, dan
kompetensi yang telah diidentifikasi sebelumnya. Wawancara dengan calon
karyawan dilakukan untuk mengevaluasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
motivasi mereka. Metode penilaian tambahan seperti uji tulis, uji praktik, atau
simulasi juga digunakan untuk mengukur kemampuan calon karyawan secara
objektif.
Selama proses rekrutmen dan seleksi, SD Sabilina
menjaga transparansi dan keadilan. Mereka menyampaikan persyaratan, prosedur,
dan jadwal seleksi kepada semua calon karyawan yang berminat. Prinsip-prinsip
non-diskriminasi dan keberagaman juga diterapkan dalam proses seleksi. Setelah
seleksi selesai, SD Sabilina menyusun rencana integrasi dan orientasi untuk
karyawan baru yang terpilih. Mereka memberikan informasi yang komprehensif
tentang kebijakan, prosedur, dan budaya organisasi sekolah. Orientasi karyawan
yang efektif juga diselenggarakan untuk memperkenalkan mereka dengan lingkungan
kerja, rekan kerja, dan tugas-tugas yang akan diemban. Dukungan dan bimbingan
selama masa orientasi juga disediakan agar karyawan baru dapat beradaptasi
dengan cepat dan produktif.
Dalam memastikan pemilihan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan dan nilai-nilai sekolah, SD Sabilina menerapkan metode seleksi yang
tepat. Metode seleksi yang digunakan harus mempertimbangkan kualifikasi,
keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk posisi yang tersedia, serta
kesesuaian dengan nilai-nilai dan budaya sekolah. Beberapa metode seleksi yang
dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan
Dokumen
Tahap awal seleksi dapat dilakukan dengan
memeriksa dokumen pelamar, seperti riwayat pendidikan, sertifikat, pengalaman
kerja, dan referensi. Pemeriksaan dokumen ini membantu memverifikasi
kualifikasi dan pengalaman kerja calon karyawan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode seleksi yang
umum digunakan untuk menggali informasi lebih lanjut tentang calon karyawan.
Wawancara dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon atau video
conference. Dalam wawancara, pertanyaan yang relevan dapat diajukan untuk
mengevaluasi kualifikasi, pengalaman, kemampuan komunikasi, serta kesesuaian
nilai-nilai dan budaya sekolah.
3. Uji
Kemampuan
Untuk posisi tertentu, uji kemampuan
teknis atau praktik dapat dilakukan untuk mengukur kemampuan calon karyawan
dalam menjalankan tugas-tugas yang spesifik. Contohnya, calon guru dapat
diminta untuk memberikan contoh pelajaran atau calon staf administrasi dapat
diberikan tugas simulasi terkait tugas-tugas administrasi yang akan mereka
lakukan.
4. Uji
Tulis atau Psikometrik
Metode ini dapat digunakan untuk menilai
aspek-aspek seperti kecerdasan, kepribadian, atau kemampuan analitis calon
karyawan. Uji tulis atau psikometrik dapat memberikan pemahaman lebih mendalam
tentang karakteristik dan potensi calon dalam menjalankan tugas-tugas yang
diberikan.
5. Penilaian
Tim atau Kelompok
Dalam beberapa kasus, penilaian tim atau
kelompok dapat digunakan untuk mengamati interaksi dan kerja sama calon
karyawan dengan orang lain. Metode ini dapat memberikan gambaran tentang
kemampuan calon dalam bekerja dalam tim atau dalam situasi kolaboratif.
Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan sangat
penting dalam meningkatkan potensi karyawan di SD Sabilina. Sekolah ini
menyadari bahwa pendidikan terus berkembang dan tuntutan zaman yang cepat
membuat pentingnya terus mengasah keterampilan dan pengetahuan karyawan.
Melalui pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, SD Sabilina memberikan
kesempatan kepada guru dan stafnya untuk memperbarui metode pengajaran,
menerapkan teknologi pendidikan, dan meningkatkan keterampilan pedagogis.
Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan staf administrasi dan manajemen
sekolah dalam mengembangkan keterampilan dalam pengelolaan keuangan,
administrasi, kepemimpinan, dan komunikasi. Dengan demikian, pelatihan dan
pengembangan berkelanjutan mendorong inovasi, kreativitas, dan peningkatan
kualitas pengelolaan sekolah. SD Sabilina percaya bahwa dengan memberikan
kesempatan dan dukungan untuk pengembangan diri karyawan, mereka dapat
mempertahankan karyawan yang berkualitas, meningkatkan kepuasan kerja, serta
memberikan dampak positif pada pendidikan yang diberikan kepada siswa.
SD Sabilina memiliki pendekatan yang terstruktur dalam
menetapkan tugas dan tanggung jawab bagi setiap individu. Pertama, sekolah ini
melakukan analisis jabatan yang komprehensif untuk memahami peran dan tanggung
jawab yang diperlukan dalam setiap posisi. Dalam proses ini, mereka
mempertimbangkan tujuan dan visi sekolah, serta kebutuhan pengajaran dan
administrasi. Setelah itu, SD Sabilina mengkomunikasikan dengan jelas tugas dan
tanggung jawab kepada karyawan melalui dokumen resmi, seperti deskripsi
pekerjaan atau perjanjian kerja. Dokumen tersebut menjelaskan dengan rinci apa
yang diharapkan dari karyawan, termasuk target kinerja, tanggung jawab utama,
dan batasan pekerjaan. Selain itu, sekolah ini juga melibatkan karyawan dalam
proses penetapan tugas dan tanggung jawab, sehingga mereka memiliki pemahaman yang
lebih baik tentang peran mereka dan dapat memberikan masukan yang berharga. SD
Sabilina juga menyediakan dukungan dan bimbingan kepada karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka, termasuk pelatihan yang relevan
dan arahan yang jelas. Dengan pendekatan ini, SD Sabilina memastikan bahwa
setiap individu memahami peran mereka dengan jelas dan dapat bekerja dengan
efektif dalam mencapai tujuan sekolah.
Dalam hal evaluasi kinerja, SD Sabilina juga memahami
pentingnya memberikan umpan balik yang konstruktif kepada karyawan. Umpan balik
yang efektif merupakan alat yang kuat untuk mendorong perkembangan dan
peningkatan kinerja. SD Sabilina mendorong komunikasi terbuka dan transparan
antara atasan dan karyawan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik diberikan
secara teratur, baik dalam sesi evaluasi formal maupun dalam interaksi
sehari-hari. Ketika memberikan umpan balik, SD Sabilina mengedepankan
pendekatan yang konstruktif dan mengarahkan pada perbaikan, bukan hanya pada
kesalahan atau kelemahan. Umpan balik tersebut disampaikan dengan penuh
pengertian, jelas, dan spesifik, sehingga karyawan memiliki pemahaman yang baik
tentang area yang perlu ditingkatkan. Selain itu, SD Sabilina juga mendorong
karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam proses umpan balik, dengan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan pandangan, refleksi, atau usulan
untuk perkembangan pribadi dan profesional mereka. Dengan memberikan umpan
balik yang konstruktif, SD Sabilina menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
karyawan, meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka, serta memperkuat
hubungan kerja yang positif.
Kesimpulan
����������� Pengelolaan sumber daya manusia
(SDM) yang optimal di lembaga pendidikan menjadi kunci utama untuk mengatasi
berbagai permasalahan dan mencapai standar pendidikan berkualitas. Teori-teori,
khususnya pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), membantu memberikan
panduan yang berharga dalam pengelolaan SDM secara strategis. MSDM melibatkan
perencanaan yang matang, rekrutmen selektif, pelatihan terarah, dan evaluasi
kinerja berkesinambungan. Konsep kebutuhan SDM menjadi landasan penting untuk
mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan, memastikan kecocokan antara
kebutuhan lembaga dan kualifikasi karyawan. Rekrutmen dan seleksi berbasis
kompetensi menjadi kunci untuk memperoleh staf berkualitas. Pengembangan
potensi SDM melalui program pelatihan terstruktur penting untuk meningkatkan
kemampuan staf pendidikan. Evaluasi kinerja yang obyektif dan adil membantu
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pengelolaan SDM. Dalam konteks
ini, komunikasi efektif, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna
sangat ditekankan. Integrasi teori-teori ini memungkinkan lembaga pendidikan
mengatasi permasalahan dan mencapai pendidikan berkualitas. Selain itu, untuk
meningkatkan pengelolaan SDM, strategi-strategi seperti penguatan rekrutmen dan
seleksi berbasis kompetensi, peningkatan pelatihan dan pengembangan SDM, serta
penekanan pada komunikasi efektif dan kolaborasi dapat diimplementasikan untuk
memperbaiki hubungan dan mencapai tujuan pendidikan secara lebih efektif.
BIBLIOGRAFI
Adriani, E.
(2019). Pengukuran Modal Manusia (Suatu Studi Literatur). J-MAS (Jurnal
Manajemen Dan Sains), 4(1), 176.
https://doi.org/10.33087/jmas.v4i1.86
Agustian,
I., Mufidah, N., Setiawan, H. C., & Suklani, S. (2023). Manajemen Evaluasi
Kinerja Guru di Pondok Pesantren Al-Iman Putra Ponorogo. COMSERVA: Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 2(09), 1873�1882.
https://doi.org/10.36418/comserva.v2i09.567
Ekonomika,
J., Bisnis, D., No, V., & Hal, J. (2023). Upaya Pengurus OSIS Dalam
Mengatasi Konflik Antara Anggota Osis Di SMA 4 Jember. 3(2), 96�97.
Etikawati,
E., & Udjang, R. (2016). Strategi Rekrutmen Dan Seleksi Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Perilaku Dan Strategi Bisnis, 4(1), 9�23.
https://doi.org/10.26486/jpsb.v4i1.443
Goldin,
C. (2016). Human Capital Human Capital. In Social economics (Issue I).
Idris,
M., & Triani, M. (2023). Kausalitas Sumber Daya Manusia, Urbanisasi Dan
Modal Manusia di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, 5(1),
45. https://doi.org/10.24036/jkep.v5i1.14420
Kandou,
E. E. (2013). Pengaruh dan Pelatihan Pengembangan Karyawan terhadap Kerja
Karyawan (Studi Pada PT. Air Manado). Skripsi, 1�12.
Kuzior,
A., Arefieva, O., Kovalchuk, A., Brożek, P., & Tytykalo, V. (2022).
Strategic Guidelines for the Intellectualization of Human Capital in the
Context of Innovative Transformation. Sustainability (Switzerland), 14(19),
1�17. https://doi.org/10.3390/su141911937
Rachmawati,
A., Sambodo, H., Kadarwati, N., & Setiarso, O. (2022). Analisis Modal
Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Antar Provinsi di Pulau Jawa. Ekonomi Dan
Bisnis, 11(1), 972�980.
Rita
ambarwati, S. (2021). Manjemen Operasional dan Implementasi dalam industri.
Sagala,
S. (2017). Human Capital Membangun Modal Sumber Daya Manusia berkarakter
unggulan melalui pendidikan berkualitas (1st ed.). Kencana.
Sari,
S. N., & Yuningsih, E. (2022). Pengaruh Modaliimanusia , Modal
Struktural Dan Istudi Farmasi. 1, 1�19.
Shelina,
C., & Br Panjaitan, L. H. (2023). Manajemen Strategik dan Manajemen
Operasional serta Implementasinya pada Lembaga Pendidikan. MES Management
Journal, 2(2), 194�206. https://doi.org/10.56709/mesman.v2i2.84
Wajdi,
M. F., & Isa, M. (2014). Membangun Konsep Modal Manusia Yang Berperanan
Dalam Kinerja Pemasaran Industri Kecil. Seminar Nasional dan Call for Paper
(Sancall 2014), Sancall, 452�464.
Zulkipli,
Z. (2022). Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jurnal Visionary :
Penelitian Dan Pengembangan Dibidang Administrasi Pendidikan, 10(1),
57. https://doi.org/10.33394/vis.v10i1.5119
Copyright
holder: Abdul
Azis (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |