Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 2, Februari
2024
Bima Satrio, Andy Makhrian, Mas Agus
Firmansyah
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bengkulu, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Jurnalisme
warga berkembang sangat pesat, seiring
dengan banyaknya media yang menggunakan jurnalisme warga sebagai sumber
berita dan informasi. Selain media massa, jurnalisme warga menggunakan media
sosial sebagai platform untuk menerima
dan menyebarkan informasi baru.
Akun @pulau.enggano merupakan akun yang menggunakan jurnalisme
warga sebagai sumber informasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
peran jurnalisme warga dalam menghasilkan
informasi tentang akun @pulau.enggano dengan
menggunakan paradigma deskriptif kualitatif berbasis postpositivisme. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara mendalam dan
observasi terhadap dua orang informan kunci dan lima orang informan. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori peran dan konsep inisiasi jurnalisme warga Tony Rodgers. Penelitian ini menemukan bahwa peran jurnalisme warga
sangat penting untuk memberikan
informasi tentang Wisata yang ada di Pulau Enggano di akun Instagram @pula.enggano
karena dapat membantu tim untuk
mendapatkan informasi dengan mudah, cepat dan real time.
Kata kunci: teori peran, jurnalisme warga,
sosial media, instgram
Abstract
Citizen journalism is growing very
rapidly, along with many media that use citizen journalism as a source of news
and information. In addition to mass media, citizen journalism uses social
media as a platform to receive and disseminate new information. The @pulau.enggano account is an account that uses citizen
journalism as a source of information. This study aims to analyze the role of
citizen journalism in generating information about @pulau.enggano
accounts using a qualitative descriptive paradigm based on postpositivism. Data
collection techniques were conducted by conducting in-depth interviews and
observations of two key informants and five informants. The theory used in this
study is Tony Rodgers' theory of the role and concept of citizen journalism
initiation. This research found that the role of citizen journalism is very
important to provide information about tourism on Enggano Island on the @pula.enggano Instagram account because it can help the team
to get information easily, quickly and in real time.
Keywords: role theory, citizen journalism, social media, instgram
Seiring dengan perkembangan media dan
informasi yang cepat, dunia jurnalistik telah mengalami perubahan signifikan.
Sekarang, bukan hanya wartawan atau reporter yang dapat melaporkan suatu
peristiwa, tetapi setiap individu juga memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Fenomena ini dikenal sebagai jurnalisme warga atau citizen journalism.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku "Pengantar Ilmu Jurnalistik,"
jurnalisme warga merujuk pada partisipasi aktif masyarakat dalam berbagi
informasi mengenai berbagai hal. Masyarakat terlibat dalam kontribusi informasi
melalui media online pribadi mereka tanpa memerlukan keahlian khusus di bidang
jurnalistik. Muhtadi dalam (Cahyarani &
Iskandar, 2021).
Jurnalisme warga adalah keterlibatan aktif
individu dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan berita kepada
khalayak umum. Konsep ini menanggapi jurnalisme yang lebih berorientasi pada
keuntungan pasar dan cenderung memandang masyarakat sebagai objek pemasaran
bagi investor media. Jurnalisme warga memiliki dua aspek utama: pertama,
partisipasi warga dalam pembuatan berita; kedua, konten yang dihasilkan
bertujuan untuk kepentingan bersama. Konten ini dianggap relevan dan penting
bagi audiens, mungkin berfokus pada informasi yang tidak tercakup oleh media
utama atau melengkapi informasi yang sudah ada. Misalnya, informasi seputar
agama dan pesantren yang disampaikan oleh santri mungkin tidak tercakup dalam
liputan media utama (Handayani, 2017).
Media sosial adalah platform berbasis web
yang memudahkan interaksi, partisipasi, dan konektivitas online antarindividu (Kaplan et al., 1997). Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Inernet
Iindonesia (APJII), pada tahun 2012, sekitar 63 juta orang Indonesia terhubung
ke internet, dan sekitar 95% dari populasi aktif menggunakan media sosial.
Menurut data We Are Social 2021, YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, dan
Twitter adalah platform media sosial yang paling populer dan banyak diunduh di
Indonesia. Puntoadi, (2011) menyoroti peran
media sosial dalam membangun citra personal. Dalam industri pariwisata, media
sosial memiliki peran yang krusial bagi para pelaku bisnis. Dewi, (2022) menekankan peran
penting media sosial dalam pengembangan destinasi pariwisata serta promosi
destinasi wisata. Dengan memanfaatkan platform media sosial untuk promosi,
informasi terperinci mengenai destinasi wisata bisa diakses oleh calon
wisatawan, sehingga dapat menarik minat mereka untuk mengunjungi tempat
tersebut. Minat kunjung adalah keinginan untuk mengunjungi atau membeli suatu
produk atau layanan (Dewi, 2022)
Di era digital saat
ini, sosial media mempunyai peran yang penting dalam mempromosikan destinasi
wisata. Salah satu Instagram yang khusus mengenalkan keindahan Pulau Enggano
adalah @pulau.enggano. Akun tersebut merupakan contoh nyata Citizen Journalism,
di mana individu atau kelompok warga lokal mengambil inisiatif untuk mempromosikan
dan mengembangkan potensi wisata Pulau Enggano melalui platform media sosial.
Akun Instagram @pulau.enggano
dibentuk pada Februari 2023, berperan sebagai penyampai informasi seputaran
Pulau enggano, salah satunya adalah informasi mengenai Wisata yang ada di pulau
enggano. Saat ini akun Instagram @pulau.enggano
memiliki pengikut (followers)
sebanyak 815 pada akunnya yang diakses peneliti pada 25 Oktober 2023.
Akun @pulau.enggano memilih Instagram sebagai platformnya untuk
selaras dengan perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini. Dengan
memanfaatkan media sosial tersebut, akun tersebut memastikan akses yang mudah
untuk informasi yang mereka bagikan, tersedia kapan pun dan di mana pun.
Instagram tidak hanya menjadi tempat hiburan dan pembelajaran, tetapi juga
menjadi platform yang sangat digunakan untuk berbagai keperluan. Akun
@pulau.enggano melihat potensi ini dan menggunakan Instagram sebagai alat utama
untuk menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan destinasi wisata di
Pulau Enggano.
Sarwono, (1995) mengemukakan bahwa
teori peran merupakan hasil dari penggabungan beragam teori, arus perkembangan,
dan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Selain berasal dari bidang psikologi,
teori peran juga berakar dari bidang sosiologi dan antropologi, dan
relevansinya masih tetap terjaga hingga saat ini. Istilah "peran"
dalam ketiga bidang ilmu ini diambil dari dunia teater, di mana seorang aktor
diharapkan mampu memerankan karakter tertentu dengan perilaku yang sesuai
dengan perannya. Menurut Sarwono,
(1995), istilah-istilah
yang digunakan dalam teori peran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian: (1)
orang yang berpartisipasi dalam interaksi sosial, (2) perilaku saat berkomunikasi, (3) kedudukan
seseorang dalam berperilaku, dan (4) hubungan antara manusia dan perilaku.
Menurut (Soekanto, 2007) peran merujuk pada
dimensi dinamis dari suatu jabatan (status). Ketika seseorang menjalankan hak
dan kewajiban sesuai dengan jabatannya, maka ia memenuhi peran tersebut. Sarwono, (1995) sejalan dengan Biddle dan Thomas, mengartikan
peran sebagai serangkaian pedoman yang mengatur perilaku yang diharapkan dari
individu dalam suatu jabatan. Pandangan ini sejalan dengan Masunggang, Kurniawan, & Amanda, (2022)yang menyatakan bahwa peran
adalah serangkaian norma yang mengatur tindakan individu dalam jabatan
tertentu. Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa peran adalah kumpulan
perilaku atau langkah-langkah yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki
tanggung jawab dan tugas tertentu yang diharapkan oleh banyak orang (Kurniasih & Kurniawati, 2023).
Jurnalisme warga
merujuk pada kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh individu biasa, bukan
oleh jurnalis yang bekerja secara profesional di media. Kehadiran blog dan
platform media sosial telah memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk
berperan sebagai reporter atau jurnalis, serta menyebarkan informasi kepada
masyarakat. Tujuan dari jurnalisme warga adalah menjadikan kegiatan ini sebagai
aktivitas masyarakat biasa yang bukan merupakan jurnalis profesional. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengumpulkan fakta terkait suatu peristiwa, menyusun,
menulis, dan membagikannya melalui media sosial pribadi (Romli, 2018)
Profesor jurnalisme Tony Rogers, dalam
bukunya "Citizen Journalism" Nugraha, (2012) menyampaikan lima tahap untuk memulai
jurnalisme warga. Tahap-tahap tersebut meliputi; (1) melakukan Penelitian, (2) menemukan platform media, (3) membangun
platform media, (4) memperoleh perlengkapan yang dibutuhkan, dan (5) mengidentifikasi sumber berita.
Instagram merupakan platform media sosial
yang begitu populer di Indonesia dengan jumlah pengguna yang mencapai ratusan
juta orang. Menurut data dari Napoleon Cat pada Februari 2023, pengguna
Instagram di Indonesia mencapai 106,72 juta, naik sebesar 12,9% dari bulan sebelumnya
yang mencapai 94,54 juta pengguna. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah
pengguna Instagram di Indonesia meningkat sekitar 4,9%. Namun, terdapat periode
penurunan pengguna sejak Juni 2022 hingga Januari 2023, meskipun angka tersebut
kembali meningkat pada bulan terakhir. Di Indonesia, pengguna
perempuan mendominasi dengan 53%, sedangkan pengguna laki-laki sebesar 47%.
Dari segi usia, sekitar 37,8% pengguna berusia 18-24 tahun, 29,7% berusia 25-34
tahun, dan 12,2% berusia 13-17 tahun. Sementara itu, pengguna Instagram di
kelompok usia 35-44 tahun mencapai 12,6%, dengan proporsi pengguna berusia
45-54 tahun sekitar 4,9%. Sisanya adalah pengguna yang berusia 55 tahun ke atas
(Prihatiningsih, 2017).
Instagram adalah
platform media sosial yang memungkinkan pengguna untuk berbagi momen foto
maupun video, dimana mereka dapat mengambil gambar atau video, menerapkan
filter, dan membagikannya dengan orang lain. Sekarang, Instagram telah
memperkenalkan fitur Insta Story, yang memungkinkan pengguna untuk berbagi foto
atau video dengan durasi 15 detik untuk menggambarkan aktivitas sehari-hari. Menurut Nurudin dan
rekan-rekannya dalam penelitian oleh Lestari &
Rachmaria, (2021) kehadiran fitur ini yang
menarik dan modern telah membuat Instagram menjadi sangat populer.
Hal ini membuat
penulis tertarik untuk meneliti tentang pengelolaan media sosial Instagram @pulau.enggano terkait dengan publikasi dan penyebaran
informasi. Fokus penelitian adalah peran Citizen Journalism dalam menggunakan
Instagram sebagai platform publikasi serta kemampuan mereka dalam menyusun
informasi yang bermanfaat bagi audiens. Oleh karena itu, peneliti merumuskan
studi dengan judul "Peran Citizen Journalism dalam Informasi Pariwisata di
Akun Instagram @pulau.enggano." Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
peran jurnalisme warga dalam menghasilkan
informasi tentang akun @pulau.enggano dengan
menggunakan paradigma deskriptif kualitatif berbasis postpositivisme.
Metode
Penelitian
Mulyana, (2008) menyebut bahwa
paradigma sebagai cara pandang yang digunakan agar memahami kompleksitas dunia
nyata. Penelitian ini mengadopsi paradigma postpositivisme karena secara
epistemologis menekankan pentingnya hubungan interaktif antara peneliti dan
objek yang manjadi focus penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak sekadar mengamati
dari jarak jauh, namun mencoba melakukan observasi langsung untuk memahami
bagaimana informasi tentang jurnalisme warga disajikan melalui akun
@Pulau.enggano. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif kualitatif, yang memungkinkan peneliti fokus pada deskripsi dan deskripsi peran
jurnalisme warga dalam menyajikan informasi wisata. Untuk mencapai tujuan tersebut,
peneliti harus melakukan wawancara mendalam dan turun langsung ke lapangan
untuk melakukan observasi mendalam untuk
memahami bagaimana data disajikan melalui akun @Pulau.enggano.
Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis
informan yang digunakan, yakni informan kunci dan informan. Informan kunci
merupakan sumber utama yang dianggap memiliki kompetensi dan pengetahuan khusus
terkait isu atau bidang yang menjadi fokus penelitian Gora & S Sos, (2019) Dengan demikian, narasumber utama dalam
penelitian ini adalah dua individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang
cara penyajian informasi di akun @Pulau.enggano, yaitu Eduard Haryadi sebagai
pendiri akun Instagram Enggano dan Ahmad Fazri sebagai pengelola akun Instagram
@pulau.enggano.
Informan dalam konteks penelitian adalah
individu yang menyampaikan informasi untuk peneliti mengenai kejadian atau
fenomena yang terjadi di luar diri mereka sendiri (Pujileksono, 2015:10). Pada
penelitian ini, terdapat lima (5) orang informan yang menjadi pengikut akun
Instagram @Pulau.enggano, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
Mereka merupakan sumber informasi yang memberikan wawasan tentang peristiwa
atau fenomena yang terkait dengan konten di akun tersebut.
Teknik purposive sampling merupakan pendekatan di mana
orang-orang dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sesuai
dengan tujuan penelitian yang spesifik (Kriyantono & Sos,
2014). Berikut adalah kriteria untuk menentukan
informan dalam penelitian ini:
1) Pengguna aktif media sosial Instagram
dengan akun yang aktif di platform tersebut.
2) Menjadi pengikut (follower) dari akun
@Pulau.enggano.
3) Terlibat secara aktif atau memberikan
kontribusi dalam interaksi yang berkaitan dengan akun media sosial Instagram
@Pulau.enggano.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengklarifikasi fokus dari riset, yaitu menetapkan apa yang ingin dicapai (Burhan, 2007). Fokus penelitian ini adalah akun Instagram
@Pulau.enggano. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
melibatkan wawancara mendalam dengan dua informan kunci dan lima informan
lainnya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan
analisis data model Miles dan Huberman, yang terdiri dari tahap reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono, 2020).
Kedua, mereka memberikan bantuan dalam
mendapatkan informasi terkini. Dengan keterlibatan mereka, masyarakat bisa
mendapatkan informasi yang mutakhir dan up-to-date secara lebih cepat daripada
informasi yang disampaikan melalui sumber-sumber konvensional.
Ketiga, citizen journalism memastikan variasi
informasi. Mereka membantu memperoleh sudut pandang yang berbeda dan informasi
yang mungkin tidak tersedia atau diabaikan oleh media tradisional.
Keempat, mereka menyediakan informasi dari
masyarakat untuk masyarakat. Dalam hal ini, citizen journalism memfasilitasi
pertukaran informasi yang relevan dan bermanfaat antar anggota masyarakat itu
sendiri.
Dengan peran-peran ini, citizen journalism
melalui akun @pulau.enggano menjadi jembatan yang
penting dalam menyediakan informasi wisata yang relevan, dan bervariasi bagi masyarakat
Bengkulu.
Dalam serangkaian wawancara mendalam dengan
lima informan, peneliti mengeksplorasi bagaimana mereka mengumpulkan data
dengan mengikuti konsep Tony Rodgers mengenai langkah-langkah awal dalam
jurnalisme warga Nugraha, (2012). Berikut hasilnya:
Pendekatan Riset
Beberapa narasumber menjelaskan bahwa
mereka tidak memiliki niat menjadi jurnalis warga dan menganggap keterlibatan
mereka sebagai suatu kebetulan. Mereka menjelaskan bahwa tujuan utama mereka
adalah memberikan informasi yang telah mereka peroleh kepada khalayak yang
lebih luas karena yakin bahwa informasi yang ada sangat bermanfaat bagi orang
lain. Beberapa dari mereka kurang memahami konsep citizen journalism. Untuk
mengatasi hal ini, tim @pulau.enggano melakukan
penelitian terlebih dahulu. Ketika informan mengirimkan informasi ke akun @pulau.enggano, pengelola akun tersebut kemudian membagikan
informasi tersebut. Untuk memastikan keakuratan informasi, tim lapangan dari @pulau.enggano melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum
menyebarkan informasi tersebut.
Menemukan Media
Setelah memahami peran jurnalisme warga dan
mengumpulkan informasi, langkah berikutnya adalah menemukan platform media yang
tepat. Media ini bertujuan untuk menyampaikan informasi yang didapat kepada
masyarakat secara luas. Berdasarkan hasil wawancara dengan lima informan,
semuanya mempunyai dan aktif menggunakan media sosial Instagram sebagai tempat
mendistribusikan dan memperoleh informasi. Mereka menganggap Instagram sebagai
alat yang sangat efisien untuk menyampaikan informasi karena kemudahan
penggunaannya. Di zaman digital saat ini, hampir semua orang menggunakan
Instagram sebagai alat komunikasi. Namun, setelah menemukan platform media,
jurnalisme warga tidak hanya bergantung pada akun Instagram pribadi mereka.
Mereka juga mencari akun Instagram khusus yang memiliki audiens yang luas,
seperti akun berita dengan banyak pengikut, untuk menyebarkan informasi mereka
kepada khalayak yang lebih besar. Informan menyatakan bahwa mereka menemukan
akun Instagram @pulau.enggano sebagai tempat untuk
mengumpulkan informasi. Mereka melakukan hal ini dengan melihat postingan dari
teman-teman mereka serta menggunakan fitur penelitian media sosial di
Instagram. Hal ini menunjukkan bahwa akun tersebut memiliki jangkauan yang luas
dan bermanfaat untuk menyebarkan informasi secara efisien dan efektif.
Membangun Media
Setelah menemukan platform media yang
relevan, praktisi jurnalisme warga biasanya membuat akun pribadi di Instagram.
Mereka kemudian menggunakan akun ini untuk mengirimkan informasi yang mereka
peroleh ke akun Instagram @pulau.enggano, sebagai
saluran untuk menyebarkan informasi. Menurut narasumber, mereka memutuskan
untuk memfollow akun @pulau.enggano serta
memanfaatkannya sebagai sarana untuk menyampaikan informasi. Keputusan ini
tidak hanya didasarkan pada jumlah pengikutnya, tetapi juga karena keinginan
mereka untuk menginformasikan hal-hal yang terjadi di area Bengkulu. Selain
itu, informan menemukan bahwa akun @pulau.enggano
sangat efektif dalam menyebarkan dan bertukar informasi di antara komunitas
pengikut yang terlibat dalam praktik jurnalisme warga.
Alat yang Diperlukan
Saat melakukan liputan peristiwa, jurnalis
warga umumnya memerlukan peralatan perekam. Di era digital saat ini, kebanyakan
orang memiliki smartphone dengan kamera yang bisa digunakan untuk tujuan
tersebut. Berdasarkan informasi dari semua informan, mereka menggunakan
smartphone mereka untuk merekam peristiwa yang kemudian dapat dijadikan sumber
informasi. Selain berfungsi sebagai alat perekam, alat ini juga terhubung
langsung dengan aplikasi Instagram, memfasilitasi penyimpanan dan berbagi data
secara instan ke platform tersebut. Informan memanfaatkan peluang ini dengan
mengunggah informasi ke fitur Instastory di akun Instagram pribadi mereka dan
menandai akun @pulau.enggano. Informasi yang diunggah
secara langsung tersampaikan dengan cepat dan secara real-time ke akun @pulau.enggano.
Temukan Sumber Berita
Selain itu, jurnalisme warga harus mencari
sumber berita secara aktif. Mereka tidak hanya mengandalkan keputusan
sebelumnya, tetapi sering kali mendapatkan informasi secara kebetulan atau
tidak terduga. Para informan mengungkapkan bahwa mereka secara tak sengaja
menemukan kejadian yang memiliki potensi untuk diungkapkan, dan ada kalanya
mereka merasa perlu untuk berbagi informasi tersebut kepada khalayak yang lebih
luas. Namun, mereka juga menyadari bahwa tidak semua informasi bisa disebarkan
secara langsung kepada masyarakat umum. Informasi yang disampaikan oleh
jurnalisme warga melalui media sosial harus memiliki nilai informasi yang
relevan dan dihargai oleh masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara, para
informan menyampaikan bahwa mereka selalu mempertimbangkan bahwa informasi yang
mereka bagikan sudah layak. Mereka percaya bahwa informasi yang mereka miliki
juga dibutuhkan oleh masyarakat lain.
Teori peran Biddle dan Thomas, seperti yang
disajikan dalam penelitian Sarwono, (1995) mengelompokkan istilah-istilahnya ke dalam
empat kategori yang berbeda yaitu :
1) Sebagai langkah awal, orang yang terlibat dalam interaksi sosial menjadi fokus penelitian. Dalam konteks ini, jurnalis warga merupakan subjek utama yang terlibat dalam interaksi sosial. Analisis penelitian menunjukkan bahwa jurnalisme warga aktif berkomunikasi sosial dengan cara menyampaikan informasi yang mereka terima kepada khalayak yang lebih luas. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan berbagi informasi melalui platform seperti akun Instagram @pulau.enggano.
2) Perilaku jurnalis warga yang muncul dari aksi menyebarkan informasi
adalah tanggapan terhadap kebutuhan orang lain akan informasi tersebut. Kusumaningati,(2013) menekankan bahwa prinsip dasar jurnalisme warga adalah memberikan
informasi dengan penuh ketulusan. Saat seseorang memiliki berita yang dianggap
penting dan bermanfaat, mereka berbagi informasi tersebut dengan harapan orang
lain juga mendapat manfaat. Ini juga tercermin dalam informasi yang disampaikan oleh akun Instagram
@pulau.enggano yang beragam, termasuk informasi yang
belum tersedia di media lain. Konten yang ditampilkan oleh akun tersebut
mencakup berita kehilangan, serta informasi kuliner dan destinasi wisata yang
menarik, yang mungkin tidak terlalu terkenal. Dalam konteks ini, peran
jurnalisme warga sangat signifikan dalam menyebarkan informasi wisata yang
dapat mengedukasi dan menguntungkan masyarakat lebih luas.
3) Dalam konteks perilaku, citizen
journalism menempati posisi yang sejajar dengan komunitas lainnya. Mereka
merupakan warga biasa tanpa pelatihan khusus dalam jurnalisme seperti yang
diperoleh oleh jurnalis profesional. Aktivitas jurnalisme warga bukanlah bagian
dari pekerjaan jurnalistik formal, sehingga mereka dianggap setara dengan
anggota masyarakat lainnya. Tujuan mereka adalah untuk memberikan kontribusi
dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, baik bagi media maupun masyarakat
secara umum.
4) Hasil wawancara dengan informan
mengungkapkan bahwa alasan utama di balik penyebaran informasi adalah keyakinan
bahwa orang lain membutuhkan informasi tersebut.
Didalam teori peran,
terdapat dua kelompok lainnya menurut (Sarwono, 1995) yakni Aktor (pelaku) yang merupakan
individu yang sedang bertindak sesuai dengan peran yang dimilikinya, dan Target
(sasaran) yang merupakan individu lain yang terlibat dalam interaksi dengan
Aktor dan perilaku yang dilakukannya. Dalam konteks ini, Aktor atau pelaku
dalam penelitian ini merujuk kepada Journalisme warga. Yang mana merupakan sekelompok
individu yang mempunyai peran pada saat mengumpulkan dan menyebarluaskan berita
atau informasi yang ditujukan untuk akun Instagram @pulau.enggano agar
informasi tersebut dapat disebarkan secara luas kepada banyak orang, dengan
tujuan agar informasi tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum.
Dalam akun media sosial Instagram @pulau.enggano, peran citizen journalism memegang peranan krusial dalam penyediaan informasi terkini mengenai Wisata yang ada di Pulau Enggano. Kontribusi dari para citizen journalism memungkinkan tim di akun tersebut untuk mendapatkan sumber informasi dengan cepat dan dalam waktu yang aktual karena para pelaku citizen journalism berada di tempat kejadian langsung. Melalui akun tersebut, beragam jenis informasi dapat diperoleh, memudahkan dalam menemukan peristiwa atau hal-hal baru yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh tim tersebut mengenai Wisata yang ada di pulau Enggano. Akun @pulau.enggano juga berfungsi sebagai wadah penting bagi para citizen journalism untuk menyampaikan informasi mengenai wisata yang mereka dapatkan. Peneliti menyarankan kepada para citizen journalism untuk menggunakan media sosial Instagram sebagai sarana informasi dengan lebih hati-hati. Disarankan agar sebelum menyebarkan informasi, mereka memastikan kebenaran informasi tersebut terlebih dahulu, serta menghindari menyebarluaskan informasi yang belum diverifikasi dan belum teruji kebenarannya.
BIBLIOGRAFI
Burhan, B.
(2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
Cahyarani,
V. D., & Iskandar, D. (2021). Penerapan Citizen Journalism dalam
Pemberitaan Lingkungan Hidup di Media Online. Jurnal Riset Jurnalistik Dan
Media Digital, 71–78.
Dewi,
N. P. A. L. (2022). Pengaruh media sosial terhadap minat berkunjung wisatawan
ke daya tarik wisata sukawana sunrise: The effect of social media on the
interest of tourists visiting the attraction of sunrise variety tourism. Jurnal
Ilmiah Pariwisata Dan Bisnis, 1(2), 276–285.
Gora,
R., & S Sos, M. M. (2019). Riset kualitatif public relations. Jakad
Media Publishing.
Handayani,
D. (2017). Peran jurnalisme warga (citizen journalism) berbasis santri sebagai
penyeimbang komunikasi keagamaan lokal Kediri. Mediakita, 1(2),
141–155.
Kaplan,
H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A. (1997). Kaplan dan Sadock Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2.
Kriyantono,
R., & Sos, S. (2014). Teknik praktis riset komunikasi. Prenada
Media.
Kurniasih,
F., & Kurniawati, D. (2023). Peran Citizen Journalism Dalam Memberikan
Informasi Tentang Kota Bengkulu Pada Akun Instagram@ Bengkuluinfo. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(6), 120–129.
Kusumaningati,
I. F. R. (2013). Jadi Jurnalis Itu Gampang!!! Elex Media Komputindo.
Kusumawati,
E. (2019). Minat Beli Produk Ramah Lingkungan Sebagai Dampak Dari Implementasi
Green Advertising. Jurnal Kajian Ilmiah, 19(1), 57.
Lestari,
S. P., & Rachmaria, L. (2021). Peran Citizen Journalism Dalam Menyajikan
Informasi Kota Tangerang Selatan Berbasis Media Sosial Instagram. PANTAREI,
5(01).
Masunggang,
E. T., Kurniawan, M. R., & Amanda, S. (2022). Perindustrian ekonomi kreatif
penanaman modal usaha usaha kecil menengah dikota tanjung pinang. Prosiding
Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1),
665–667.
Mulyana,
D. (2008). Metodologi penelitian kualitatif, paradigma baru Ilmu Komunikasi dan
ilmu sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugraha,
P. (2012). Citizen Journalism: Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman.
Penerbit Buku Kompas.
Prihatiningsih,
W. (2017). Motif penggunaan media sosial instagram di kalangan remaja. Communication,
8(1), 51–65.
Puntoadi,
D. (2011). Menciptakan Penjualan via Social Media. Elex Media
Komputindo.
Romli,
A. S. M. (2018). Jurnalistik online: Panduan mengelola media online.
Nuansa Cendekia.
Sarwono,
S. W. (1995). Teori-teori psikologi sosial.
Soekanto,
S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar--Ed. Baru–41. Jakarta (ID): PT Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono,
P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mix
Methods)(DI Sutopo (ed.). Alfabeta, CV.
Copyright
holder: Bima Satrio, Andy Makhrian, Mas Agus
Firmansyah (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |