Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 1, Januari 2024
KESULITAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL SETARA PISA KONTEN SHAPE AND SPACE DITINJAU BERDASARKAN
LEVEL TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE
Syasfia Zurriatinnisa*,
Sri Subarinah, Dwi Novitasari, Arjudin
Fakultas Pendidikan, Universitas Mataram, Indonesia
Email: [email protected]*
Abstrak
Abstract
This study aims to determine students' difficulties in
working on PISA-like mathematical problems on shape and space content based on
van Hiele's level of thinking. This type of research was descriptive with a
qualitative approach. The research subjects comprised 6 class X at High School
in Mataram using VHGT instruments and PISA-like problems. The students' answers
were thoroughly examined through in-depth interviews. Data analysis was
performed using the Miles and Huberman model with data reduction, data display,
and conclusion drawing/verification steps. The results showed that students
were at the visualization, analysis, and informal deduction levels of thinking.
The difficulties experienced by students at the visualization level were the
same as students at the analysis level, which is found in several aspects such
as language comprehension, visual perception, knowledge transfer, and numeracy.
The difficulties of students with informal deduction thinking levels occur in 3
aspects: visual perception, knowledge transfer, and counting ability. Language
comprehension includes students' understanding or confusion of the meaning of
the problem and students' ability to convert the problem into mathematical
form. Difficulties in the visual perception aspect of students relate to
students' ability to visualize mathematical concepts in the problem. The
knowledge transfer aspect focuses on how students connect existing ideas, and
the numeracy aspect is related to students' ability to operate numbers.
Keywords : students difficulty, PISA, shape and space, van Hiele
Pendahuluan
Metode
Penelitian
Tabel 1.
Jenis Soal Tes Setara PISA |
||
Nomor Soal |
Jenis Soal |
Level Setara PISA |
1 |
Pilihan Ganda |
1 |
2 |
Pernyataan benar salah |
2 |
3 |
Uraian |
4 |
4 |
Uraian |
5 |
5 |
Uraian |
3 |
6 |
Uraian |
6 |
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Setelah dilakukan tes pada
67 siswa, didapatkan hasil pengelompokkan tingkat berpikir van Hiele sebagai berikut.
|
Gambar 1. Hasil Tes Tingkat Berpikir Siswa |
Gambar 1 menunjukkan bahwa mayoritas siswa (59,7%)
berada pada level 0 (Visualization) dan tidak ditemukannya siswa pada level 3
(Deduction) dan level 4 (Rigor). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Firmansyah, dkk. (2020) dan
Yudianto, dkk. (2021). Adanya siswa yang tidak sampai (Ineligible) pada
level 0 tingkat berpikir van Hiele (9%) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kesungguhan siswa dalam mengerjakan tes, kekeliruan dalam memilih
jawaban dan siswa tidak tertarik pada geometri. Faktor tersebut juga
diungkapkan oleh Fitriyani (2018) yang mengungkapkan bahwa ketidakmampuan siswa
mencapai level 0 disebabkan siswa tidak mengerjakan soal dengan serius dan
menjawab dengan random. Tidak sampainya siswa pada level 3 dan 4 yang
seharusnya sudah dicapai oleh siswa SMA dijelaskan oleh Usiskin (1982:86) yang mengatakan banyak siswa yang tidak mempelajari
tentang konsep dasar geometri yang paling sederhana di tingkat SMP, sehingga
banyak siswa yang tidak tahu tentang konsep tersebut sampai memasuki SMA.
Setelah dikelompokkan, diambil dua siswa dari tiap
level tingkat berpikir visualisasi, analisis, dan deduksi informal. Pemilihan
subjek didasarkan atas level tingkat berpikir dan kemampuan siswa yang dibantu
oleh pertimbangan dari guru matematika siswa. Maka, diperoleh 6 subjek sebagai
berikut.
Tabel 2.
Subjek Penelitian |
||
Level Tingkat Berpikir Siswa |
Subjek Tes VHGT |
Kode Siswa |
Level 0 |
S3 |
SVT0.1 |
|
S23 |
SVT0.2 |
Level 1 |
S13 |
SVT1.1 |
|
S15 |
SVT1.2 |
Level 2 |
S1 |
SVT2.1 |
|
S28 |
SVT2.2 |
Keenam subjek tersebut dites dan diwawancara terkait
dengan kemampuan mereka dalam mengerjakan soal setara PISA untuk mengetahui
dimana letak kesulitan siswa.
Siswa pada tingkat berpikir visualisasi dapat
menyelesaikan soal namun siswa tidak menggunakan seluruh informasi yang
diberikan pada gambar. Siswa mengandalkan logika tanpa mempertimbangkan
informasi yang ada, seperti yang ditunjukkan pada cuplikan wawancara d
Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
aspek persepsi visual dengan SVT0.2 berikut ini.
P |
: |
“Kalau
cara menjawab benar atau salahnya bagaimana?” |
SVT0.2 |
: |
“Pakai
logika aja kak. Kalau yang b nggak berpengaruh karena semakin banyak tangga
yang penting ukuran tinggi tangganya. Kalau yang a sih aman tinggal dibagi 15
yang 240-nya. Kalau yang c sama kaya yang b kurang masuk akal menurut saya” |
Kesulitan dalam memahami informasi berdasarkan gambar
dan menghubungkan konsep juga dialami oleh SVT0.1 pada soal nomor 4 dimana
SVT0.1 salah dalam memahami hubungan antara tinggi air dan tinggi ember. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban
SVT0.1 pada Gambar 2 Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam aspek persepsi visual.
|
Gambar 2. Kesalahan SVT0.1 dalam memahami informasi soal |
Siswa pada tingkat berpikir analisis mengalami
kesulitan dalam menyimpulkan jawaban akhir dikarenakan tidak teliti dalam
membaca dan memahami soal. SVT1.1 dan SVT1.2 sama-sama benar dalam langkah
mencari volume dan membandingkan harga namu salah dalam menarik kesimpulan
seperti yang terlihat pada wawancara berikut.
P |
: |
“Kalau di
soalnya ini, yang ditanya lebih menguntungkan buat siapa?” |
SVT1.1 |
: |
“Buat
Dina” |
P |
: |
“Nah, Dina
ini siapa sih?” |
SVT1.1 |
: |
“Dina ni
entrepreneur” |
P |
: |
“Berarti
lebih untung yang mana kalo buat Dina?” |
SVT1.1 |
: |
“Mmm.. oo dia yang punya, oo ini yang promo buy 2 get 1
free ya kak” |
Selain itu, SVT1.1 belum
bisa mencari hubungan jika kedua benda digabungkan. Berbeda dengan SVT1.2 yang
dapat menemukan hubugan jika kedua benda digabungkan. Kesalahan SVT1.1 dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut.
|
Gambar 3. Kesalahan Siswa dalam Menentukan Hubungam Dua Benda yang
Digabungkan |
Siswa pada tingkat deduksi informal mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 6 baik dalam aspek persepsi visual,
transfer pengetahuan dan kesulitan dalam berhitung. SVT2.2 merasa waktu yang
diberikuan tidak cukup, karena butuh waktu lama dalam mencari hubungan antara
ukuran bangun yang satu dengan yang lain.
P |
: |
“Bisa cari
luas dapurnya? Kalo bisa coba dijelaskann bagaimana” |
SVT2.2 |
: |
“Bisa kak
tapi waktunya nggak cukup. Dapurnya ini juga kan dekat pantry, sama ukurannya
sama toilet. Panjang dapurnya 5, lebarnya 4 nanti dikali dikurangi sama luas
persegi panjang yang kecil ini” |
Kesulitan yang dialami siswa dengan tingkat berpikir
deduksi informal juga terjadi pada aspek kesulitan dalam berhitung. Gambar 4
menunjukkan kekeliruan siswa dalam menghitung volume gabungan antara bola dan
ember.
|
Gambar 4. Kesalahan SVT2.1
pada Soal Nomor 4 |
Pembahasan
Kesulitan Siswa pada Tingkat Visualisasi
Kesulitan dalam pemahaman bahasa yang dialami siswa
yakni keliru dalam memahami maksud soal nomor 5 dan tidak memahami maksud dari
soal nomor 4 dan 6. Berdasarkan jawaban dan hasil wawancara siswa diketahui
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyimpulkan informasi dari soal. Hal
ini serupa dengan penelitian Sulistiowati (2022) yang menyatakan bahwa siswa pada tingkat visualisasi
salah dalam mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan diperlukan untuk
menyelesaikan masalah. Kesulitan dalam aspek persepsi visual terjadi pada soal
nomor 2 dimana siswa belum mampu mengambil informasi dari gambar yang
disediakan. Walaupun siswa dapat menjawab dengan benar, namun siswa tidak
menggunakan seluruh informasi yang diberikan pada soal. Berdasarkan wawancara
dengan siswa, diketahui bahwa selain mengandalkan logika, siswa belum mampu
mempertimbangan lebar tangga dan hanya berfokus pada tinggi yang harus dicapai.
Penilitian yang dilakukan Sahara dan Nurfauziah
(2021) juga mengungkapkan pada
tingkat visualisasi, siswa bisa mendapatkan hasil yang benar tetapi
langkah-langkah dalam prosesnya tidak sejalan dengan konsep penulisan yang
baik, menentukan rumus dan tata bahasa untuk menulis kalimat matematika.
Kesulitan mentransfer pengetahuan mengalami kesulitan dalam menghubungkan
konsep-konsep yang ada dengan kenyataan yang ada
Kesulitan saat menangkap informasi dan menghubungkan
konsep dapat terjadi karena kemampuan siswa pada level visualisasi yang
diungkapkan oleh Ain, Hapipi, dan Baidowi
(2020) menyatakan bahwa siswa
pada tingkat visualisasi masih kurang sempurna dalam membuat rencana dan
melaksanakan rencana penyelesaian pada masalah yang diberikan. Begitu pula
dengan kelemahan dalam berhitung yang dialami siswa pada tingkat visualisasi
meliputi kesalahan dalam membaca atau mengartikan simbol matematika, tidak bisa
mengoperasikan angka yang ada dan keliru dalam melngoperasikan angka. Siswa
juga masih mengalami kesulitan dalam menentukan bagaimana rencana dan rumus
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Kesulitan Siswa pada Tingkat Analisis
Siswa pada tingkat analisis mengalami kekeliruan dalam
memahami maksud soal, namun dapat memahami apa saja yang diketahui, bagaimana
menyelesaikan dan dapat menjawab dengan benar setelah dikoreksi pada wawancara.
Hal ini terjadi pada soal nomor 5 yang mengharuskan siswa membandingkan harga
dengan volume untuk mengetahui yang lebih menguntungkan bagi Dina selaku
penjual. Kekeliruan terjadi saat siswa menyimpulkan jawaban akhir. Agustiningsih (2019) mengungkapkan bahwa siswa pada level analisis jika
ditanya tentang apa yang diketahui pada soal, siswa dapat menjelaskan kembali
maksud dari soal dengan bahasa mereka sendiri dengan benar.
Terjadinya perbedaan
kemampuan antara dua siswa yang berada di level analisis terlihat pada
kemampuan kedua siswa dalam mengerjakan soal nomor 3 dimana siswa pada tingkat
analisis dapat memahami apa yang akan terjadi jika suatu bangun digabung dengan
bangun yang lain, namun dengan tingkat berpikir yang sama siswa lain belum
memahami hal tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Nasifah, Muchydin dan Misri
(2022) walaupun ada siswa yang sudah memahami sifat-sifat bidang geometris namun
ada beberapa siswa pada tingkat analisis tidak tahu dan belum memahami tentang
sifat-sifat bidang geometris.
Dalam aspek persepsi visual, siswa pada tingkat
analisis juga masih mengalami kesulitan yang mirip dengan siswa pada tingkat
visualisasi dimana siswa masih kesulitan dalam menentukan hubungan antara dua
benda. Siswa juga kesulitan dalam memahami hubungan ukuran antara kedua bangun
geometri yang diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Moru, dkk. (2020) yang
mengatakan bahwa dalam menghitung luas, siswa belum bisa menghubungkan konsep
suatu bangun dengan bangun lainnya. Pada akhirnya guru yang menjelaskan
bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Sehingga dikatakan siswa pada
tingkat analisis belum memenuhi explication phase atau belum bisa mengungkapkan
pemahaman mereka tentang konsep yang sedang dibahas.
Hasil akhir dari jawaban siswa pada tingkat analisis
juga belum sepenuhnya benar. Salah satu kesulitan yang dialami siswa dalam
mengerjakan soal PISA ialah saat melakukan operasi matematika. Giovanni, Susanto, dan
Yudianto (2022) mengungkapkan bahwa siswa
pada tingkat analisis belum sampai pada tahap melaksanakan rencana yang salah
satu indikatornya menyangkut tentang mengerjakan dan menjelaskan jawaban secara
runtun serta memperoleh hasil dari tujuan masalah yang diberikan.
Kesulitan Siswa pada Tingkat Deduksi Informal
Siswa pada tingkat deduksi informal tidak memiliki
kesulitan dalam hal pemahaman bahasa pada soal. Seperti yang diungkapkan oleh Giovanni, dkk. (2022) siswa pada tingkat deduksi informal sudah melewati
tahap memahami masalah yang
indikatornya terdiri dari membaca permasalahan yang diberikan hingga paham,
dapat mengidentifikasikan hal baru yang diketahui, ditanyakan dan syarat-syarat
dalam permasalahan, serta memprediksi pengetahuan apa yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Kemampuan siswa dalam persepsi visual juga hanya mengalami hambatan pada
soal nomor 6 yang disebabkan oleh kurangnya waktu pengerjaan dan lamanya waktu
yang dibutuhkan siswa untuk memilah mencari hubungan antara bangun-bangun yang
ada agar dapat menemukan luas ruangan yang diinginkan soal.
Setelah diperdalam dengan wawancara, siswa dapat
menentukan rencana dan rumus yang akan digunakan untuk mencari ukuran ruangan
yang dibutuhkan. Berdasarkan karakteristik kemampuan siswa pada soal level 6,
siswa pada tingkat informasl deduktif sudah mampu memenuhi beberapa indikator
diantaranya menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam
situasi yang kompleks (OECD, 2019b)
Terkait dengan mentransfer pengetahuan, siswa masih
mengalami kesulitan dalam menghubungkan informasi apa saja yang diketahui dan
dibutuhkan. Siswa pada tingkat ini juga mengalami kesulitan dalam menerapkan
rumus apa yang harus digunakan untuk membantu mencari informasi lain yang
dibutuhkan. Kusuma, Susanto, dan
Yulianti (2021) yakni siswa pada tahap
preparasi belum mampu mengaitkan informasi dari yang diketahui dan yang
ditanyakan dari sumber lain dan pada tahap penyelesaian masalah siswa belum
mampu menentukan rumus lain yang akan digunakan dalam mengerjakan soal.
Dalam hal operasi matematika, siswa pada tingkat
deduksi informal dituntut untuk mampu menerapkan pemahamannya dengan penguasaan
simbol dan operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam
menghadapi situasi baru. Namun, siswa pada tingkat deduksi informal belum dapat
mengerjakan operasi matematika dengan sempurna. Siswa tingkat deduksi informal
masih kesulitan dalam mengembangkan strategi berdasarkan informasi yang mereka
peroleh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Masfufah dan Afriansyah
(2021), diketahui bahwa dalam
mengerjakan soal PISA pada konten Shape and Space, siswa masih mengalami
kesulitan dalam pengaplikasian rumus yang sudah diketahui.
Kesimpulan
BIBLIOGRAFI
Agustiningsih,
N., Susanto, & Yuliati, N. (2019). Student Creative Thinking Process in
Solving Geometry Problems Based on van Hiele Level. IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science, 243(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/243/1/012126
Ain, H., Baidowi,
& Hapipi. (2020). Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah Geometri
berdasarkan Tingkat Berpikir van Hiele. Jurnal Pijar MIPA, 15(3),
273–279. https://doi.org/10.29303/jpm.v15i3.1886
Alifah, S. (2021).
Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia Untuk Mengejar Ketertinggalan dari
Negara Lain Education in Indonesia and Abroad: Advantages and Lacks. CERMIN:
Jurnal Penelitian, 5(1). https://doi.org/https://doi.org/10.36841/cermin_unars.v5i1.968
Asdarina, O., &
Ridha, D. M. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Setarea PISA konten Geometri. Jurnal Numeracy, 7(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.46244/numeracy.v7i2.1167
Firmansyah, F. F.,
Aribowo, B. E., Damayanti, R., Sari, M. P., Sunardi, & Yudianto, E. (2020).
The Matthayom and Senior High School Student’s Metacognition Profile on Solving
Pisa Test Shape And Space Content Based on van Hiele Level. Journal of
Physics: Conference Series, 1563(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1563/1/012049
Fitriyani, H., Widodo,
S. A., & Hendroanto, A. (2018). Students’ Geometric Thinking Based on van
Hiele’s Theory. Infinity Journal, 7(1), 55.
https://doi.org/10.22460/infinity.v7i1.p55-60
Fuadi, H., Robbia, A.
Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis Faktor Penyebab
Rendahnya Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 5(2), 108–116. https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122
Giovanni, L. D. alfa, Susanto,
S., & Yudianto, E. (2022). Analisis Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah
Segiempat Berdasarkan Level van Hiele. Journal of Mathematics Education and
Learning, 2(1), 84. https://doi.org/10.19184/jomeal.v2i1.24829
Haji, S., Yumiati,
& Zamzaili. (2018). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyesaikan Soal-Soal
PISA (Programme for International Student Assessment) di SMP Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan Matematika Raflesia, 03(02), 177–183.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
Imelda Edo, S., &
Hartono, Y. (2013). Investigating Secondary School Students’ Difficulties in
Modeling Problems PISA-Model Level 5 And 6. IndoMS J.M.E., 4(1).
Indy Candra Dewi, A.,
& Yusuf, M. (2017). Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal PISA
Tahun 2012 Level 4,5, dan 6 di SMPN 1 Indralaya. Jurnal Pendidikan
Matematika, 11(2).
Intan Ayu Sahara, R.,
& Nurfauziah, P. (2021). Analisis Kesulitan Siswa Materi Bangun Ruang Sisi
Datar Berdasarkan Tahap Berpikir van Hiele. Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif, 4(4). https://doi.org/10.22460/jpmi.v4i4.911-920
Jamaris, M. (2014). Kesulitan
Belajar Perspektif, Asesmen, dan Penanggulangannya (1st ed.). Penerbit
Ghalia Indonesia.
Jamaesa, A. R.,
Prayitno, S., Wahidaturrahmi, & Hapipi, H. (2022). Analisis Kemampuan
Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Ditinjau Dari Perbedaan Gender Di MTsN 1
Mataram Tahun Ajaran 2020/2021. Griya Journal of Mathematics Education and
Application, 2(2), 485–492. https://doi.org/10.29303/griya.v2i2.175
Kharimah, I. M.,
Sugiarti, T., Susanto, S., Setiawan, T. B., Pambudi, D. S., & Triningsih,
T. (2021). Proses Berpikir Siswa SMA Level Deduksi Informal dalam Menyelesaikan
Soal Dimensi Tiga menurut Tahapan Wallas. Journal of Mathematics Education
and Learning, 1(2), 116. https://doi.org/10.19184/jomeal.v1i2.24247
Kusuma, M. A.,
Susanto, Yuliati, N., Maharani, P., & Hasanah, N. (2021). Thinking Process
of 7th Class Students’ in Understanding Quadrilateral Concepts Based on van
Hiele Theory. Journal of Physics: Conference Series, 1839(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1839/1/012012
Masfufah, R., &
Afriansyah, E. A. (2021). Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa melalui
Soal PISA. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2),
291–300. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i2.825
Moru, E. K.,
Malebanye, M., Morobe, N., & George, M. J. (2020). A Van Hiele Theory
analysis for teaching volume of three-dimensional geometric shapes. JRAMathEdu
(Journal of Research and Advances in Mathematics Education), 6(1),
17–31. https://doi.org/10.23917/jramathedu.v6i1.11744
Nasifah, Arif
Muchyidin, & Muhamad Ali Misri. (2022). Analysis of the Geometric Thinking
Stage of Madrasah Tsanawiyah Students’ Based on Van Hiele’s Theory. Journal
of Mathematics Instruction, Social Research and Opinion, 1(2),
63–72. https://doi.org/10.58421/misro.v1i2.21
Nasution, R. S.,
Fauzi, K. M. A., & Syahputra, E. (2020). Pengembangan Soal Matematika Model
PISA Pada Konten Space and Shape untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis. Paradikma:
Jurnal Pendidikan Matematika, 13(1), 1–10.
https://doi.org/10.24114/paradikma.v13i1.22942
OECD. (2019a). PISA
2018 Results What Students’ Know and Can do (Volume I). OECD Publishing:
Paris. https://doi.org/https://doi.org/10.1787/5f07c754-en
OECD. (2019b). PISA
2018 Assessment and Analytical Framework. OECD Publishing: Paris.
https://doi.org/10.1787/b25efab8-en
Pratama, R. Y.,
Arjudin, A., Hikmah, N., & Subarinah, S. (2022). Analisis Kemampuan
Literasi Matematika dalam menyelesaikan Soal Cerita SPLTV Berdasarkan Perbedaan
Jenis Kelamin. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(3b),
1472–1481. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3b.792
Sriningsih, N. N.,
Sarjana, K., Hayati, L., & Prayitno, S. (2022). Griya Journal of
Mathematics Education and Application Analisis kemampuan literasi matematika
siswa kelas VIII SMP dalam menyelesaikan soal-soal model PISA. Journal of
Mathematics Education and Application, 2(1), 96.
https://mathjournal.unram.ac.id/index.php/Griya/indexGriya
Sugiyono. (2019). Metode
Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan
Penelitian Pendidikan) (A. Nuryanto (ed.); 3rd ed.). CV. Alfabeta.
Sulistiowati, D. L.
(2022). Analisis Kesalahan Siswa Level Visualisasi van Hiele dalam
Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Matematis pada Materi Bangun Datar. LINEAR:
Journal of Mathematics Education, 3(1), 59–73.
Sulistiowati, D. L.,
Herman, T., & Jupri, A. (2019). Student difficulties in solving geometry
problem based on Van Hiele thinking level. Journal of Physics: Conference
Series, 1157(4). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1157/4/042118
Usiskin, Z. (1982). Van
Hiele Levels and Achievement in Secondary School Geometry. The University
of Chicago: Chicago.
Yudianto,
E., Nindya, Y. S., & Setiawan, T. B. (2021). Kecemasan Geometri Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Teori Van Hiele. Jurnal
Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 1102–1115.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i2.510
Copyright holder: Syasfia Zurriatinnisa, Sri Subarinah, Dwi
Novitasari, Arjudin (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |