Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3, Maret 2024

 

MANAJEMEN PEMELIHARAAN GEDUNG SEKOLAH PASCA MASA PANDEMI COVID-19 SMP NEGERI KOTA PALEMBANG

 

Putri Yusella1, Heni Fitriani2, Doedoeng Z. Arifin3, Mona F. Toyfur4

Univeritas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia1,2,3,4

Email: [email protected]1*, [email protected]2, [email protected]3,

            [email protected]4

 

Abstrak

Pada tahun 2019, dunia dilanda suatu wabah penyakit COVID-19. COVID-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Dalam sektor pendidikan, seluruh pelajar melakukan kegiatan belajar secara daring (online) dari rumah. Sehingga, bangunan gedung sekolah menjadi terbengkalai karena sudah lama tak terpakai dan kurangmya pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisa penyebab dan tingkat kerusakan bagian gedung sekolah saat pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan pada SMP Negeri di Kota Palembang dan dipilih 20 SMP Negeri di Kota Palembang secara random sebagai sampel (random sampling) untuk mewakili kelompok sekolah menengah lainnya yang akan diteliti dengan survey lapangan dan wawancara terhadap kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 variabel yang memiliki skor terbesar yang merupakan bagian komponen gedung yang mengalami kerusakan yaitu pada Cat Plafond (X12), Cat Dinding (X15) dan Penutup Plafond (X10). Sedangkan faktor pengaruh kerusakan dalam peringkat 3 teratas yaitu rembesan/kebocoran pada plafond faktor air hujan (X31), kerusakan pada cat dinding karena faktor suhu (X29), dan rembesan/kebocoran atap faktor air hujan (X30).

Kata Kunci:  Pandemi, COVID-19, Kerusakan Bangunan, Gedung Sekolah

 

Abstract

In 2019, the world was hit by an pandemic of the COVID-19 disease. COVID-19 is a disease caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus. In the education sector, all students carry out learning activities (online) from home. As a result, school buildings are neglected because they have not been used for a long time and there is a lack of maintenance. This research was conducted with the aim of analyzing the causes and level of damage to parts of school buildings during the COVID-19 pandemic. The research was conducted at State Middle Schools in Palembang City and 20 State Middle Schools in Palembang City were randomly selected as samples (random sampling) to represent the school group Other secondary schools will be researched through field surveys and interviews with school principals. The results of the research showed that the 3 variables with the largest scores were the parts of the building components that were damaged, namely Ceiling Paint (X12), Wall Paint (X15) and Ceiling Covering (X10). Meanwhile, the factors influencing damage in the top 3 rankings are seepage/leakage on the ceiling due to air rain factor (X31), damage to wall paint due to temperature factor (X29), and roof seepage/leakage due to air rain factor (X30).

Keywords: Pandemic, COVID-19, Building Damage, School Buildings

 

 

 

                                                                                   

Pendahuluan

Menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, bangunan gedung  adalah “wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi untuk suatu kegiatan manusia baik untuk tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus” (Aprianto et al., 2020).

Pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan suatu gedung, kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga keandalan bangunan gedung beserta sarana dan prasarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (Aresande, 2013; Widianto et al., 2015). Sedangkan perawatan merupakan kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (Chima et al., 2021). Kegiatan keduanya seringkali dilakukan secara bertahap, berdekatan, bahkan bersamaan, padahal seharusnya kegiatan pemeliharaan dilakukan secara rutin dan berkala untuk meminimalisir kegiatan perawatan guna mengurangi dan/atau menghemat penggunaan waktu dan biaya, serta mencegah kerusakan komponen bangunan dari keusangan atau kelusuhan sebelum umur rencana bangunan yang telah diperkirakan atau ditentukan (Mahfud, 2015).

Suatu bangunan yang digunakan hampir setiap hari dengan jumlah orang yang sangat banyak tentu saja memerlukan pengecekkan, pemeliharaan dan perawatan secara rutin guna menjaga fungsi gedung dan infrastrukturnya tetap baik (Ariyanto, 2020). Namun, ada saatnya bangunan menjadi kosong atau tidak terpakai, seperti saat libur sekolah dan adanya wabah penyakit (Rohmat, 2020).

Pada tahun 2019, dunia dilanda suatu wabah penyakit COVID-19. COVID-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Rifa’i et al., 2020). Virus ini mulai terkonfirmasi di Indonesia pada awal tahun 2020. Sejak saat itu, banyak sektor/aspek dalam negara ini yang terganggu bahkan terhenti, seperti pada sektor kesehatan, sektor ekonomi, sektor sosial, sektor pendidikan, dan lain-lain.

Dalam sektor pendidikan, seluruh pelajar melakukan kegiatan belajar secara daring (online) dari rumah. Sehingga, bangunan gedung sekolah menjadi terbengkalai karena sudah lama tak terpakai dan kurangmya pemeliharaan (Ramadhan, 2022).

Keadaan bangunan sekolah saat pandemi pada salah satu sekolah menengah pertama di Kota Palembang yaitu SMP Negeri 35 Palembang, terdapat beberapa kerusakan pada komponen gedung seperti dinding yang berlumut, cat yang terkelupas, plafond yang lembab, retak dan ambruk, lantai yang turun dan tergenang air, serta komponen dari kayu yang keropos dan terkena hama rayap.

Bangunan yang sudah lama tidak digunakan maupun yang digunakan setiap hari yang dengan jumlah orang yang sangat banyak tentu saja memerlukan pemeliharaan (Riana & Trikomara, 2012). Saat fasilitas tidak digunakan, kebutuhan pemeliharaan terus berlanjut. Mengabaikan pemeliharaan gedung dapat menyebabkan komplikasi saat gedung atau fasilitas dibuka kembali (Wardhana & Pontan, 2022).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerusakan pada bangunan gedung sekolah selama pandemi COVID-19 guna menentukan manajemen pemeliharaan pasca pandemi. Fokusnya adalah menganalisis penyebab dan tingkat kerusakan komponen gedung, termasuk struktur, atap, plafond, dinding, pintu, jendela, lantai, sistem plumbing, dan instalasi listrik. Komponen-komponen ini diuraikan menjadi elemen dan sub elemen sesuai dengan kategori yang ditetapkan. Selanjutnya, penelitian akan memaparkan kerusakan dalam lima tingkatan kondisi, mulai dari kerusakan ringan non-struktur hingga kerusakan total. Selain faktor umur, kerusakan disebabkan oleh berbagai faktor alam seperti suhu ekstrim, air hujan, angin, hama, petir, dan gempa (Kempa, 2018). Dengan pemahaman ini, diharapkan dapat ditentukan prioritas penanganan pemeliharaan gedung sekolah pasca pandemi COVID-19 untuk memastikan keberlanjutan dan keamanan bangunan.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan pada SMP Negeri di Kota Palembang. Hal ini dikarenakan kondisi gedung yang telah diamati/dianalisis selama masa pandemi COVID-19 yaitu dari salah satu SMP Negeri di Kota Palembang. Penelitian ini memilih 20 SMP Negeri di Kota Palembang secara random sebagai sampel (random sampling) untuk mewakili kelompok sekolah menengah lainnya yang akan diteliti (Ghozali, 2016).

Survey lapangan dilakukan untuk menganalisis item-item, komponen-komponen bangunan gedung, serta sekaligus melihat kerusakan gedung sehingga dapat menjadi acuan tambahan untuk merangkai dan mendesain kuisioner serta angket pertanyaan untuk wawancara terhadap pimpinan (Sugiyono, 2018). Wawancara dilakukan untuk memperjelas serta memperkuat argumen atau hasil dari penelitian terutama hasil kuisioner dengan responden yang lebih sedikit/kecil.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

 

Hasil dan Pembahasan

Data Sekolah

Menurut Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2022, jumlah sekolah menengah pertama di Kota Palembang yaitu sebanyak 61 sekolah. Pada penelitian ini, dipilih 20 sekolah secara random sebagai sampel (random sampling). Adapun nama-nama sekolah yang dipilih dari 16 kecamatan, dapat dilihat pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Data Nama dan Alamat Sekolah

No.

Nama Sekolah

Alamat

1.

SMP Negeri 1 Palembang

Jl. P.A.K. Abdurrohim No.2071, Talang Semut

2.

SMP Negeri 2 Palembang

Jl. AKBP M. Amin No.42, Bukit Kecil

3.

SMP Negeri 3 Palembang

Jl. Ariodillah No.2280, Kec. Ilir Timur I

4.

SMP Negeri 5 Palembang

Jl. Syakyakirti Lrg. Pancasila No.28, Gandus

5.

SMP Negeri 6 Palembang

Jl. Semeru No.983, Ilir Timur I, 17 Ilir

6.

SMP Negeri 7 Palembang

Jl. Jenderal Ahmad Yani, Plaju

7.

SMP Negeri 9 Palembang

Jl. Rudus Sekip Ujung, Kec. Kemuning

8.

SMP Negeri 12 Palembang

Jl. Mataram No.243, Kemas Rindo, Kertapati

9.

SMP Negeri 15 Palembang

Jl. Jenderal Ahmad Yani, Plaju

10.

SMP Negeri 16 Palembang

Jl. Mahameru No.16, Seberang Ulu II

11.

SMP Negeri 30 Palembang

Jl. Jaya VI, 16 Ulu, Kec. Seberang Ulu II

12.

SMP Negeri 31 Palembang

Jl. Demak No.876, Tuan Kentang, Jakabaring

13.

SMP Negeri 35 Palembang

Jl. Silaberanti No.16, Kec. Jakabaring

14.

SMP Negeri 38 Palembang

Jl. Tanjung Sari No. 1, Kec. Kalidoni

15.

SMP Negeri 43 Palembang

Jl. Gelora No.688, Kec. Ilir Barat II

16.

SMP Negeri 47 Palembang

Jl. Kadir Tkr No.1331, Karang Anyar, Gandus

17.

SMP Negeri 52 Palembang

Jl. Klp. Gading IV, Talang Kelapa

18.

SMP Negeri 53 Palembang

Jl. Sematang Borang, Sako Baru

19.

SMP Negeri 54 Palembang

Jl. Maskarebet Raya, Alang-alang Lebar

20.

SMP Negeri 57 Palembang

Jl. Sersan Sani Lrg. Puncak Harapan II,

Keterangan: Hasil pemilihan sampel penelitian

Sumber: Data Referensi Sekolah Tahun 2023

 

Hasil Wawancara

Wawancara pada penelitian ini terdiri dari 8 butir pertanyaan yang diajukan lansung kepada 20 (dua puluh) kepala sekolah, 2 (dua) pertanyaan diantaranya merupakan data responden, yaitu Lama Pengalaman menjadi Kepala Sekolah (P1) dan Lama Jabatan pada sekolah saat ini (P2), sedangkan 6 (enam) pertanyaan lainnya merupakan data pendukung mengenai informasi tentang sekolah selama pandemi COVID-19. Adapun hasil wawancara pada penelitian ini, sebagai berikut:

[P3] Berapa lama siswa tidak menggunakan ruangan kelas selama masa pandemi?

Sebanyak 19 (sembilan belas) sekolah atau sebesar 95% dari jumlah sampel sekolah tidak menggunakan ruangan kelas dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun selama pandemi COVID-19. Sedangkan satu sekolah lainnya merupakan salah satu sekolah percontohan pertemuan tatap muka (PTM), sehingga hanya beberapa bulan tidak menggunakan ruangan kelas atau kurang dari satu tahun.

[P4] Apakah gedung sekolah yang lama tidak terpakai karena pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kerusakan bangunan gedung sekolah?

Seluruh (100%) kepala sekolah menjawab “YA”.

[P5] Apakah kondisi bangunan gedung sekolah semakin memburuk selama masa pandemi COVID-19?

Seluruh (100%) kepala sekolah menjawab “YA”

Selama pandemi COVID-19, banyak bagian komponen – komponen gedung sekolah yang awalnya dalam keadaan baik maupun sudah rusak menjadi semakin memburuk.

[P6] Berapa umur dari masing-masing bangunan gedung sekolah?

Umur dari masing – masing bangunan gedung sekolah pada umumnya sejak tahun berapa sekolah itu berdiri (bangunan lama), namun ada sebagian sekolah yang mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa pembangunan gedung/lokal kelas baru. Adapun data umur bangunan dari masing – masing sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.

 

Tabel 2. Umur Bangunan Gedung Sekolah

Nama Sekolah

T1

T2

Umur Bangunan

SMP Negeri 1 Palembang

Th. 1910

Th. 1952

 71 – 113 Tahun

SMP Negeri 2 Palembang

Th. 1950

-

 73 Tahun

SMP Negeri 3 Palembang

Th. 1952

-

 71 Tahun

SMP Negeri 5 Palembang

Th. 1978

-

 45 Tahun

SMP Negeri 6 Palembang

Th. 1960

Th. 2012

 11 - 63 Tahun

SMP Negeri 7 Palembang

Th. 1963

-

60 Tahun

SMP Negeri 9 Palembang

Th. 1965

Th. 2017

6 – 58 Tahun

SMP Negeri 12 Palembang

Th. 1977

-

46 Tahun

SMP Negeri 15 Palembang

Th. 1979

-

 44 Tahun

SMP Negeri 16 Palembang

Th. 1980

Th.1990

 33 - 43Tahun

SMP Negeri 30 Palembang

Th. 1984

-

 39 Tahun

SMP Negeri 31 Palembang

Th. 1984

-

 39 Tahun

SMP Negeri 35 Palembang

Th. 1984

Th. 2017

 6 -  39 Tahun

SMP Negeri 38 Palembang

Th. 1985

Th. 2015

 8 – 38 Tahun

SMP Negeri 43 Palembang

Th. 1986

-

 37 Tahun

SMP Negeri 47 Palembang

Th. 1991

Th. 2013

 10 – 32 Tahun

SMP Negeri 52 Palembang

Th. 1999

Th. 2012

 11 – 24 Tahun

SMP Negeri 53 Palembang

Th. 1999

-

 24 Tahun

SMP Negeri 54 Palembang

Th. 2000

-

 23 Tahun

SMP Negeri 57 Palembang

Th. 2014

-

 9 Tahun

Keterangan: Tahun Berdirinya Sekolah (T1), Tahun Pembangunan Gedung Baru (T2)

 

[P7] Pemeliharaan dan perawatan apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya? Khususnya selama masa Pandemi COVID-19!

Pemeliharaan dan perawatan yang pernah dilakukan terhadap bangunan gedung sekolah selama masa Pandemi COVID-19 bedasarkan hasil wawancara terhadap 20 (dua puluh) kepala sekolah dirangkum pada Tabel 3.

 

Tabel 3. Pemeliharaan dan Perawatan Komponen Gedung Sekolah

Komponen Gedung

Frekuensi

P1 (%)

P2 (%)

Cat Tembok

11

21,6

55

Genteng

2

3,9

10

Atap

4

7,8

20

Plafond

11

21,6

55

Bubungan

1

1,97

5

Lantai

9

17,65

45

Kusen

2

3,9

10

Furniture

6

11,8

30

Lain - lain

5

9,8

25

Total

51

100

100

Keterangan: (P1) Persentase Per 51 bobot items, (P2) Persentase Per 20 Sekolah

 

[P8] Apakah pihak sekolah tetap melaksanakan pemeliharaan rutin pada bangunan gedung sekolah saat pandemi COVID-19

Seluruh (100%) kepala sekolah menjawab “YA”.

 

Hasil Pengolahan Data Kuisioner

Setelah melakukan wawancara, dilakukan survey lapangan dan pengisian form kuisioner dengan menilai kondisi bangunan gedung sekolah yang meliputi komponen-komponen bangunan gedung sekolah khususnya pada ruangan kelas. Terdapat 2 (dua) jenis lembar tabel kuisioner, yaitu tabel tingkat kerusakan komponen bangunan gedung sekolah dan faktor pengaruh dari kerusakan. Hasil data kuisioner diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel, dengan beberapa rumus seperti jumlah skor total, mean, modus, median, persentase dan ranking. Hasil pengolahan data dari kuisioner kerusakan komponen gedung sekolah, dirangkum pada Tabel 4.

 

Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Kuisioner Kerusakan Komponen Gedung Sekolah

Variabel

Skor Total

Mean

Modus

Median

Persentase

Ranking

X1

36

1,8

1

2

36

9

X2

38

1,9

2

2

38

7

X3

24

1,2

1

1

24

16

X4

24

1,2

1

1

24

17

X5

41

2,1

3

2

41

6

X6

31

1,6

1

1

31

12

X7

38

1,9

2

2

38

8

X8

30

1,5

1

1

30

13

X9

36

1,8

1

2

36

10

X10

47

2,4

2

2

47

3

X11

45

2,3

2

2

45

4

X12

61

3,1

3

3

61

1

X13

21

1,1

1

1

21

20

X14

20

1

1

1

20

21

X15

59

2,9

3

3

59

2

X16

26

1,3

1

1

26

15

X17

29

1,45

1

1

29

14

X18

42

2,1

3

2

42

5

X19

24

1,2

1

1

24

18

X20

36

1,8

1

2

36

11

X21

24

1,2

1

1

24

19

X22

20

1

1

1

20

22

X23

20

1

1

1

20

23

X24

20

1

1

1

20

24

X25

20

1

1

1

20

25

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuisioner

 

Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dirangkum pada Tabel 4., dapat disimpulkan bahwa 3 variabel yang memiliki skor total terbesar atau berada dalam peringkat 3 teratas secara berurutan adalah variabel X12, X15, dan X10 dengan keterangan variabel yang merupakan bagian komponen gedung yang mengalami kerusakan yaitu pada Cat Plafond (X12), Cat Dinding (X15) dan Penutup Plafond (X10).  Dengan rata – rata (mean) tingkat kerusakan masing – masing komponen, antara lain Cat Plafond (X12) memiliki nilai mean 3.1 yang berarti Rusak Sedang(RS), Cat Dinding (X15) memiliki nilai mean 2.9 yang berarti Rusak Sedang (RS), dan Penutup Plafond (X10) memiliki nilai mean 2.4 yang berarti Rusak Ringan (RR).

Pada hasil wawancara P7 dan P8, rata – rata bahkan sebagian besar sekolah/kepala sekolah tetap melakukan pemeliharaan dan perbaikan selama pandemi COVID-19, khususnya pada bagian cat tembok dan plafond. Namun, hasil penelitian juga menunjukan bahwa kerusakan tertinggi/terbanyak terjadi pada bagian cat plafond, cat dinding dan penutup plafond itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa kerusakan – kerusakan tersebut dapat disimpulkan terjadi selama pandemi COVID-19 itu pula, karena penelitian atau pengambilan data dilakukan pasca masa pandemi COVID-19. Adapun faktor pengaruh kerusakan komponen gedung tersebut dapat dilihat pada Tabel 6, sebagai berikut:

 

Tabel 5. Hasil Pengolahan Data Kuisioner Faktor Pengaruh terhadap Kerusakan

Variabel

Skor Total

Mean

Modus

Median

Persentase

Ranking

X26

50

2,5

3

2,5

50

4

X27

40

2

2

2

40

6

X28

37

1,9

2

2

37

8

X29

54

2,7

3

3

54

2

X30

53

2,7

3

3

53

3

X31

57

2,9

3

3

57

1

X32

44

2,2

1

2

44

5

X33

38

1,9

2

2

38

7

X34

28

1,4

1

1

28

10

X35

22

1,1

1

1

22

13

X36

20

1

1

1

20

14

X37

28

1,4

1

1

28

11

X38

29

1,5

1

1

29

9

X39

24

1,2

1

1

24

12

X40

20

1

1

1

20

15

X41

20

1

1

1

20

16

X42

20

1

1

1

20

17

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuisioner

 

Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dirangkum pada Tabel 5., dapat disimpulkan bahwa 3 variabel yang memiliki skor total terbesar atau berada dalam peringkat 3 teratas secara berurutan adalah variabel X31, X29, dan X30 dengan keterangan variabel yang merupakan faktor pengaruh kerusakan yaitu rembesan/kebocoran pada plafond faktor air hujan (X31), kerusakan pada cat dinding karena faktor suhu (X29), dan rembesan/kebocoran atap faktor air hujan (X30).

 

 

Uji Validitas dan Reabilitas

Pengujian validitas dan reabilitas terhadap kuisioner pada penelitian ini diproses menggunakan software IBM SPSS Statistic 25.

Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan cara menginput data hasil kuisioner ke dalam software IBM SPSS Statistic bedasarkan 42 item variabel dengan jumlah responden 20 orang, untuk mengetahui validitas/kecermatan angket kuisioner dengan membandingkan nilai rHitung dengan rTabel. Hasil output rHitung dari SPSS yang telah disalin dan dibandingkan dengan rTabel terhadap jumlah responden 20 orang yaitu 0,378. Bila nilai rHitung >  rTabel maka item dinyatakan valid, namun bila nilai rHitung < rTabel maka item dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 6.

 

Tabel 6. Hasil Uji Validitas

Variabel

rHitung

rTabel

Keterangan

X1

0,699

0,3783

Valid

X2

0,621

0,3783

Valid

X3

0,428

0,3783

Valid

X4

0,542

0,3783

Valid

X5

0,744

0,3783

Valid

X6

0,539

0,3783

Valid

X7

0,558

0,3783

Valid

X8

0,317

0,3783

Tidak Valid

X9

0,687

0,3783

Valid

X10

0,654

0,3783

Valid

X11

0,542

0,3783

Valid

X12

0,768

0,3783

Valid

X13

0,214

0,3783

Tidak Valid

X14

0

0,3783

Tidak Valid

X15

0,499

0,3783

Valid

X16

0,356

0,3783

Tidak Valid

X17

0,746

0,3783

Valid

X18

0,39

0,3783

Valid

X19

0,137

0,3783

Tidak Valid

X20

0

0,3783

Tidak Valid

X21

0,403

0,3783

Valid

X22

0

0,3783

Tidak Valid

X23

0

0,3783

Tidak Valid

X24

0

0,3783

Tidak Valid

X25

0

0,3783

Tidak Valid

X26

0,091

0,3783

Tidak Valid

X27

0,63

0,3783

Valid

X28

0,399

0,3783

Valid

X29

0,625

0,3783

Valid

X30

0,643

0,3783

Valid

X31

0,508

0,3783

Valid

X32

0,481

0,3783

Valid

X33

0,241

0,3783

Tidak Valid

X34

0,27

0,3783

Tidak Valid

X35

0,262

0,3783

Tidak Valid

X36

0

0,3783

Tidak Valid

X37

0,606

0,3783

Valid

X38

0,717

0,3783

Valid

X39

0,289

0,3783

Tidak Valid

X40

0

0,3783

Tidak Valid

X41

0

0,3783

Tidak Valid

X42

0

0,3783

Tidak Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS Statistic 25

 

Bedasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa terdapat 23 item yang valid dan 19 item yang tidak valid. Pada dasarnya, item-item yang tidak valid merupakan variabel yang memiliki nilai/skor yang kecil/rendah (skor 1 = tidak rusak) atau pada item yang nilai nya konstan dan berada di tengah (memiliki skor 3) dalam kondisi normal/sedang. Pada tinjauan pustaka, item yang tidak valid dapat dihilangkan/dibuang, namun juga boleh untuk tetap ditampilkan pada hasil dengan dibuat keterangan bahwa item tersebut tidak valid. Karena angket/form pada penelitian ini merupakan penilaian oleh penulis sendiri jadi penentuan tingkat kerusakannya seimbang dan sama bedasarkan kondisi kenyataan pada lapangan dan akan menghasilkan hasil yang sama pula apabila dilakukan penelitian ulang.

 

Uji Reabilitas

Setelah melakukan uji validitas, maka dilanjutkan dengan uji reabilitas pada data yang sama menggunakan software IBM SPSS Statistic 25. Hasil uji reabilitas data penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

 

Tabel 7. Hasil Uji Reabilitas

Item-Total Statistics

 

 

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X1

68.00

91.474

.654

.850

X2

67.90

94.937

.580

.853

X3

68.60

99.200

.394

.858

X4

68.60

98.253

.512

.856

X5

67.75

90.829

.704

.848

X6

68.25

95.566

.488

.855

X7

67.90

94.305

.501

.854

X8

68.30

98.642

.254

.860

X9

68.00

91.684

.640

.850

X10

67.45

94.155

.613

.852

X11

67.55

93.418

.474

.855

X12

66.75

102.092

.011

.865

X13

68.75

101.671

.193

.861

X14

68.80

102.589

.000

.862

X15

66.85

99.292

.243

.860

X16

68.50

99.421

.314

.859

X17

68.35

93.818

.717

.851

X18

67.70

96.221

.309

.860

X19

68.60

101.411

.086

.863

X20

68.00

95.895

.368

.858

X21

68.60

99.411

.368

.858

X22

68.80

102.589

.000

.862

X23

68.80

102.589

.000

.862

X24

68.80

102.589

.000

.862

X25

68.80

102.589

.000

.862

X26

67.30

104.326

-.157

.869

X27

67.80

93.853

.584

.852

X28

67.95

96.682

.328

.859

X29

67.10

98.305

.258

.860

X30

67.15

92.661

.592

.852

X31

66.95

94.892

.444

.856

X32

67.60

92.358

.383

.860

X33

67.90

99.147

.160

.864

X34

68.40

99.200

.188

.862

X35

68.70

104.326

-.291

.865

X36

68.80

102.589

.000

.862

X37

68.40

96.674

.573

.854

X38

68.35

92.134

.678

.850

X39

68.60

100.358

.251

.860

X40

68.80

102.589

.000

.862

X41

68.80

102.589

.000

.862

X42

68.80

102.589

.000

.862

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS Statistic 25

 

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Reabilitas

Case Processing Summary

 

N

%

Cases

Valid

20

100.0

Excludeda

0

.0

Total

20

100.0

 

Tabel 9. Statistik Reabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.861

42

 

Bedasarkan hasil pengolahan data mengunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 25 pada Tabel 9. Didapatkan nilai Cronbach’s Alpha 0,861 > 0,60 yang berarti semua item pertanyaan dalam kuesioner dapat diandalkan (reliable) atau memiliki reabilitas yang tinggi/sangat baik.

 

Pembahasan

Bedasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyebab kerusakan gedung sekolah saat pandemi COVID-19 yaitu rembesan/kebocoran pada plafond faktor air hujan (X31), kerusakan pada cat dinding karena faktor suhu (X29), dan rembesan atau kebocoran atap faktor air hujan (X30).

Bagian komponen gedung yang mengalami kerusakan yaitu pada Cat Plafond (X12), Cat Dinding (X15) dan Penutup Plafond (X10).  Dengan rata – rata (mean) tingkat kerusakan masing – masing komponen, antara lain Cat Plafond (X12) memiliki nilai mean 3.1 yang berarti Rusak Sedang(RS), Cat Dinding (X15) memiliki nilai mean 2.9 yang berarti Rusak Sedang (RS), dan Penutup Plafond (X10) memiliki nilai mean 2.4 yang berarti Rusak Ringan (RR).

Seluruh pihak sekolah seperti kepala sekolah, guru, murid, dan lainnya hendaknya melakukan pemeliharaan rutin pada tiap komponen bangunan gedung sekolah, baik itu pemeliharaan rutin harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan agar dapat menghindari terjadinya kerusakan apabila terjadi tragedi yang serupa dengan pandemi COVID-19. Sesuai dengan Polem (2024) dana yang diperoleh pihak sekolah selama ataupun setelah pandemi sebaiknya dialokasikan atau diprioritaskan pada pemeliharaan atau perbaikan komponen bangunan gedung sekolah yang mengalami kerusakan selama pandemi.

 

Kesimpulan

Penyebab utama kerusakan gedung sekolah selama pandemi COVID-19 adalah rembesan atau kebocoran pada plafond akibat air hujan, kerusakan cat dinding karena suhu, dan rembesan atau kebocoran atap juga akibat air hujan. Komponen bangunan yang paling banyak mengalami kerusakan adalah cat plafond, cat dinding, dan penutup plafond. Tingkat kerusakan pada ketiga komponen tersebut berkisar dari rusak ringan hingga rusak sedang. Untuk mencegah kerusakan serupa di masa depan, seluruh pihak sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, dan murid, disarankan untuk melakukan pemeliharaan rutin pada setiap komponen gedung, baik secara harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Dana yang diperoleh sekolah selama dan setelah pandemi sebaiknya dialokasikan atau diprioritaskan untuk pemeliharaan atau perbaikan komponen bangunan yang mengalami kerusakan selama pandemi, demi menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan belajar yang optimal.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Aprianto, A., Kurniawan, F., & Tjendani, H. T. (2020). Pengembangan Standar Operasional Prosedur Pada Proses Manajemen Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan High Rise Building (Studi Kasus Gedung Mixed Use Praxis Surabaya). Untag 1945 Surabaya.

Aresande, R. F. (2013). Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau. Bandung.

Ariyanto, A. S. (2020). Analisis Jenis Kerusakan Pada Bangunan Gedung Bertingkat (Studi Kasus pada Gedung Apartemen dan Hotel Candiland Semarang). Bangun Rekaprima, 6(1), 45–57.

Chima, O. A., Ifeanyichukwu, N. E., Callista, O. U., & Okwudili, O. E. (2021). Current issues associated with public building maintenance in south-east Nigeria. International Journal of Innovative Science, Engineering & Technology, 8(2), 214–225.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan Ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 96.

Kempa, M. (2018). Analisis tingkat kerusakan bangunan gedung sekolah menengah pertama (SMP) di Maluku. ALE Proceeding, 1, 198–203.

Mahfud, M. (2015). Manajemen Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah (Studi Kasus Gedung SLTA di Balikpapan). Jurnal Sains Terapan, 1(1), 7–18.

Polem, M., & Cahya, A. D. (2024). Kajian Teoritis terkait Kebijakan Pembiayaan Pendidikan pada Sekolah Dasar dan Menengah di Indonesia. Action Research Journal, 1(1), 55–72.

Ramadhan, E. (2022). Kajian Model Pemikiran Dan Proses Desain Inkremental Pada Pondok Pesantren Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu.

Riana, A., & Trikomara, I. R. (2012). Analisa Tingkat Kerusakan Dan Estimasi Biaya Perbaikan Bangunan Gedung Sekolah (Studi Kasus SDN 006 Jalan Cempedak, SDN 021/022 Jalan Mujair Raya dan SDN 013 Jalan Bambu Kuning Pekanbaru).

Rifa’i, I., Irwansyah, F. S., Sholihah, M., & Yuliawati, A. (2020). Dampak dan pencegahan wabah Covid-19: Perspektif sains dan Islam. Jurnal Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LP2M).

Rohmat, A. (2020). Analisis Kerusakan Struktur dan Arsitektur Pada Bangunan Gedung (Studi Kasus: Gedung F Universitas Muhammadiyah Sukabumi). Jurnal Student Teknik Sipil, 2(2), 134–140.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Wardhana, A., & Pontan, D. (2022). Identifikasi Penyebab Rusaknya Bangunan Gedung Sekolah Dasar di Kabupaten Bekasi Selama Pandemi. Prosiding Seminar Intelektual Muda, 3(2), 76–81.

Widianto, B., Alwi, A., & Rustamaji, R. M. (2015). Kajian Ketentuan Pembuatan Pedoman Pengoperasian, Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung. Jurnal Teknik Sipil, 15(2), 392–400.

 

 

 

Copyright holder:

Putri Yusella, Heni Fitriani, Doedoeng Z. Arifin, Mona F. Toyfur (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: