Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 12, Desember 2023
HUBUNGAN PEMBERIAN DAUN
KATUK (SAUROPUS ANDROGYNOUS) TERHADAP PROSES KELANCARAN ASI PADA IBU POSTPARTUM
Vindy Lucky
Permatasari, Amalia Iin Sidiqkah, Dyah Ayu Sasmita, Maya Septriana*
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga,
Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini merupakan kajian literatur
yang merupakan artikel penelitian data primer tentang herbal yang digunakan
untuk memperlancar ASI. Sumber data yang digunakan berupa publikasi artikel
yang bersumber dari Google Scholar, Pubmed, dan Scopus dengan kata kunci
herbal, daun katuk dan breast milk. Didapatkan 5 artikel yang sesuai kriteria
inklusi kemudian dilakukan sintesis data. Hasil: Daun katuk dikenal dalam
pengobatan tradisional sebagai obat untuk memperbanyak ASI karena senyawa yang
terkandung dalam ekstrak daun katuk memiliki potensi dalam menstimulasi hormon
oksitosin dan prolaktin dapat merangsang dan meningkatkan produksi ASI.
Kesimpulan: Daun katuk dapat memberikan efek yang positif dalam produksi ASI,
maka seorang ibu postpartum dapat disarankan untuk mengkonsumsi rebusan daun
katuk ataupun ekstrak daun katuk apabila memiliki permasalahan ketidaklancaran
ASI.
Kata kunci: Herbal, Daun Katuk, Breast Milk
Abstract
This research is a literature review which is
a primary data research article about herbs used to facilitate breast milk. The
data sources used are in the form of published articles from Google Scholar,
Pubmed, and Scopus with the keywords herbal, katuk leaves and breast milk.
There were 5 articles that met the inclusion criteria and then data synthesis
was carried out. Results: Katuk leaves are known in traditional medicine as a
medicine to increase breast milk because the compounds contained in katuk leaf
extract have the potential to stimulate the hormones oxytocin and prolactin can
stimulate and increase milk production. Conclusion: Katuk leaves can have a
positive effect on breast milk production, so a postpartum mother can be
advised to consume katuk leaf decoction or katuk leaf extract if she has
problems with non-fluent breastfeeding.
Keywords: Herbs, Katuk Leaves, Breast Milk.
Pendahuluan
Berdasarkan data yang
dilaporkan ke Direktorat
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak pada
tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian balita.
Dari seluruh kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa
neonatal (20.154 kematian). Dari seluruh kematian neonatal yang dilaporkan,
sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi pada usia 0-6 hari, sedangkan
kematian pada usia 7-28 hari sebesar 20,9%. Sementara itu, kematian pada masa
post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) sebesar 18,5% (5.102 kematian) dan
kematian anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar 8,4% (2.310 kematian)
Penyebab kematian tersebut dapat dicegah dengan
pemberian ASI
Pada tahun 2021 pemberian ASI eksklusif pada bayi usia
0-5 bulan lebih tinggi di pedesaan (74,05%) dibandingkan di perkotaan (69,64%)
Nutrisi awal kehidupan itu penting
Di Indonesia, terdapat banyak
tanaman yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI
Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk menganalisa hubungan antara pemberian daun katuk untuk memperlancar ASI pada ibu postpartum. Dengan adanya kajian literatur ini diharapkan dapat memberikan gambaran nutrisi yang berhubungan dengan kelancaran ASI, sehingga dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan strategi literature review, yaitu berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian tentang herbal yang digunakan untuk memperlancar ASI. Penelusuran artikel bersumber dari Google Scholar, Pubmed dan Scopus. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel adalah “herbal”, “daun katuk” dan “air susu ibu (ASI)”.
Metode strategi pencarian menggunakan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review & Meta Analysis) melalui empat tahapan yang terdiri dari identification, screening, eligibility, dan included. Artikel-artikel tersebut dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu artikel penelitian dengan menggunakan desain penelitian pra eksperimental dan purposive sampling, artikel yang dipublikasi menggunakan Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, artikel yang digunakan diunduh secara gratis, batas pencarian artikel merupakan artikel yang dipublikasikan di tahun 2021 dan 2022 dengan jenis research article dan original article. Sementara, kriteria eksklusi yaitu artikel dengan jenis review article atau literature review atau systematic review dan tidak menggunakan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.
Gambar 1 Alur Pencarian Artikel
Berdasarkan hasil pencarian yang diperoleh
dengan menggunakan keyword melalui beberapa database yaitu Google Scholar, pada
tahap identification dilakukan dengan mengidentifikasi artikel didapatkan
sebanyak 980 artikel, Pubmed didapatkan sebanyak 58 artikel. Seluruh artikel
yang tersaring tersebut merupakan publikasi pada 4 tahun terakhir, sehingga
didapatkan total keseluruhan pada tahap identification sebanyak 1038 artikel.
Pada tahap kedua dilakukan tahap screening. Dari
artikel yang sudah disaring lalu dieliminasi berdasarkan judul dan didapatkan
sebanyak 26 artikel dengan judul yang relevan dengan literature review.
Eliminasi kedua dilakukan berdasarkan isi abstrak sehingga hanya didapatkan
sebanyak 10 artikel. Pada tahap ketiga yaitu eligibility dengan melakukan
proses seleksi artikel kemudian diperketat dengan melakukan proses seleksi pada
artikel yang tersedia dalam bentuk full text.
Dari artikel full text tersebut dipilih artikel
yang memenuhi eligibility penelitian dan tidak mengikutsertakan pada artikel
yang membahas di luar konteks pemanfaatan daun katuk terhadap kelancaran ASI
serta artikel yang berbayar atau tidak free akses, sehingga didapatkan sebanyak
7 artikel. Pada tahap akhir included diperoleh sebanyak 5 artikel dari total
artikel yang disaring sesuai dengan kriteria inklusi. Kemudian 5 artikel
tersebut disintesis untuk mengetahui hubungan antara pemberian daun katuk untuk
memperlancar ASI pada ibu postpartum.
Hasil dan Pembahasan
No |
Peneliti dan Tahun |
Judul Penelitian |
Metode Penelitian |
Hasil Penelitian |
1 |
RE Safitri et al., (2021) |
Pemberian Ekstrak Daun Katuk Dapat Meningkatkan
Produksi ASI Pada Ibu Menyusui |
Eksperimental |
Pada penelitian ini terjadi kenaikan yang signifikan
dari produksi ASI ssebelum dan ASI sesudah, peningkatan antara kenaikan berat
badan pada hasil sebelum dilakukan intervensi, menurut peneliti kandungan
senyawa yang terkandung dalam ektrak daun katuk memiliki potensi dalam
menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol,
steroid, flavonoid dan substansi lainnya paling efektif dalam meningkatkan
dan memperlancar produksi ASI. Hasil uji statistik didapatkan nilai p<
0,05 sehingga dapat disimpulkan Ha dierima yang artinya ada pengaruh
pemberian ektrak daun katuk terhadap ibu menyusui menyusui Di Puskesmas Rawat
Inap Kemiling Bandar Lampung 2021 |
2 |
Juliastuto et al., (2019) |
Efektivitas Daun Katuk (Sauropus Androgynous)
Terhadap Kecukupan ASI Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar |
Eksperimental |
Hasil
penelitian menunjukan pada daun katuk juga mengandung steroid
dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin. Prolaktin merupakan
salah satu hormon yang mempengaruhi produksi ASI. Dengan tingginya kadar
prolaktin maka secara otomatis akan meningkatkan produksi ASI. Selain itu, rebusan daun katuk dan ekstrak daun katuk
efektif dalam memenuhi kecukupan ASI. Rebusan daun katuk dalam penelitian ini
terbukti meningkatkan kenaikan berat badan bayi dibandingkan ekstrak daun
katuk dengan p value 0,000 |
3 |
U Primadhani (2021) |
How to Increasing Prolactine Levels of Breastfeeding
Mother with Consumption Katuk (Sauropus androgynous (L) Merr) Leaf |
Eksperimen |
Pengaruh Pemberian Biskuit Daun Katuk (Sauropus
androgynous (L) Merr) Terhadap Peningkatan Kadar Prolaktin Ibu Menyusui.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian biskuit daun katuk
terhadap peningkatan kadar prolaktin serum pada ibu menyusui. Biskuit daun
katuk dapat dijadikan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan produksi
ASI sehingga dapat mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rebusan daun katuk dan ekstrak daun katuk
efektif untuk memenuhi kecukupan ASI. Rebusan daun katuk pada penelitian ini
terbukti meningkatkan berat badan bayi dibandingkan ekstrak daun katuk dengan
nilai p 0,000. |
4 |
Farida & Niah (2022) |
Efektifitas Pemberian Daun Katuk
Terhadap Produksi ASI Ibu Postpartum di PMB M Singasari Malang |
Eskperimental |
Hasil analisis
ditemukan adanya pembeda yang berarti antara kelompok intervensi yang diberi
daun katuk dimana nilai p=0,021<0,05 dengan rata-rata data awal
3093,3 kemudian setelah pemberian daun katuk data berubah menjadi 3306,6, ini
mengartikan bahwa dengan diberikannya daun katuk pada ibu setelah melahirkan
efektif untuk membantu keluaran ASI nya, sehingga ASI yang dihasilkan akan
dapat mencukupi kebutuhan |
5 |
Mawaddah, Sofia dan Karlawaty, Novia, (2021) |
Efektivitas Teh Daun Katuk terhadap Produksi ASI
pada Ibu Postpartum Hari ke 4-7 |
Eksperimental |
Hasil penelitian menunjukkan adanya respon positif
terhadap produksi ASI ibu postpartum hari ke 4-7 dengan nilai p value = 0,000
(<0,05), sehingga peneliti menganjurkan mengkonsumsi teh daun katuk
sebagai obat-obatan tradisional jika produksi ASI kurang baik |
Manfaat daun katuk dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu pada
masa postpartum dibahas dalam penelitian
Dalam penelitiannya, rebusan daun katuk dan ekstrak daun katuk memiliki perbedaan rata-rata pertambahan berat badan yaitu 259gram pada rebusan daun katuk dan 182gram pada ekstrak daun katuk, artinya rebusan daun katuk
dan ekstrak daun katuk memiliki efektivitas dalam pemenuhan
kebutuhan ASI. Artinya kualitas ASI mengalami peningkatan dalam setiap minggunya.
Hasil penelitian tersebut
juga didukung oleh beberapa penelitian lain yang salah satunya dilakukan oleh
Berbagai pengobatan baik
secara farmakologi maupun non farmakologi dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi ASI. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi
ASI yaitu menggunakan obat herbal tradisional seperti ekstrak daun katuk (Sauropus
androgynous). Daun katuk dikenal dalam pengobatan tradisional di Asia
Selatan dan Tenggara sebagai obat untuk memperbanyak ASI. Daun katuk dapat
dikonsumsi dengan mudah, baik dengan cara direbus atau diolah sebagai obat
herbal yang berkhasiat melancarkan ASI
Kesimpulan
Terdapat
beberapa herbal yang berfungsi untuk membantu proses kelancaran produksi ASI,
seperti daun katuk, daun kelor, madu, biji fenugreek, jantung pisang klutuk,
jahe, pepaya, serta teh wang nam yen. Namun dari semua artikel ilmiah yang
ditemukan peneliti, sebagian besar menyebutkan lebih berpengaruh daun katuk
untuk membantu proses kelancaran ASI. Saat ini telah banyak produk booster ASI
yang terbuat dari ekstrak daun katuk. Di Indonesia masih terdapat banyak
tanaman katuk, sehingga tidak akan sulit untuk mencarinya. Selain ekstrak daun
katuk yang dikemas dalam bentuk kapsul, daun katuk juga dapat dikonsumsi
langsung dengan cara dimasak menjadi sayur.
Daun
katuk memiliki kandungan zat besi yang tinggi dan kaya akan vitamin (A, B1, dan
C), protein, lemak, dan mineral. Daun katuk juga mengandung tanin, saponin,
flavonoid, dan alkaloid papaverin yang bermanfaat untuk memperlancar ASI.
Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh 2 hormon yaitu prolaktin dan
oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin
mempengaruhi proses pengeluaran ASI.
Prolaktin
berhubungan dengan gizi ibu, semakin baik asupan gizi maka semakin banyak
produksi ASInya. Jika dengan bantuan konsumsi herbal, yang dalam hal ini adalah
daun katuk dapat memberikan efek yang positif dalam produksi ASI, maka seorang
ibu postpartum dapat disarankan untuk mengkonsumsi rebusan daun katuk ataupun
ekstrak daun katuk apabila memiliki permasalahan ketidaklancaran ASI.
BIBLIOGRAFI
Badan
Pusat Statistik. (2021). Profil Statistik Kesehatan 2021. Badan Pusat
Statistik, 22. bps.go.id
Handayani, S., Pratiwi, Y. S., & Fatmawati, N. (2021). Pemanfaatan Tanaman Lokal Sebagai Pelancar Asi (Galaktogogue). Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(3), 518–522. https://doi.org/10.33024/jkm.v7i3.4451
Handayani, S., Suryatim Pratiwi, Y., Ulya, Y., & Kebidanan Program Sarjan STIKes Yarsi Mataram, P. (2021). Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu. Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram, 11(1), 34–41.
Juliastuti, J. (2019). Efektivitas Daun Katuk (Sauropus Androgynus) Terhadap Kecukupan Asi Pada Ibu Menyusui Di Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar. Indonesian Journal for Health Sciences, 3(1), 1–5. http://103.79.91.18/index.php/IJHS/article/view/1600/0
Kebo, S. S., Husada, D. H., & Lestari, P. L. (2021). Factors Affecting Exclusive Breastfeeding in Infant At the Public Health Center of Ile Bura. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 5(3), 288–298. https://doi.org/10.20473/imhsj.v5i3.2021.288-298
Kemenkes RI. (2021a). Profil Kesehatan Indonesia 2021 (MSc. P. Farida Sibuea, SKM, M. Boga Hardhana, S.Si, & M. Winne Widiantini, SKM, Eds.). Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2021b). Turunkan AKI-AKB, Kemenkes Pertajam Transformasi Sistem Kesehatan. https://www.kemkes.go.id/article/view/21122400006/turunkan-aki-akb-kemenkes-pertajam-transformasi-sistem-kesehatan.html
Khasanani, N. K., Darsini, N., & Puspitasari, D. (2021). Perbedaan Frekuensi Sakit Bayi Usia 6-12 Bulan Yang Diberikan Asi Eksklusif Dan Non Asi Eksklusif. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 3(4), 293–304. https://doi.org/10.20473/imhsj.v3i4.2019.293-304
Limanto, T. L., Sampurna, M. T. A., Handayani, K. D., Angelika, D., Utomo, M. T., Etika, R., & Harianto, A. (2019). The effect of early parenteral nutrition on return to birth weight and gain weight velocity of premature infants with low birth weight. Carpathian Journal of Food Science and Technology, 11(5), 101–107. https://doi.org/10.34302/CRPJFST/2019.11.5.15
Mawaddah, S., & Karlawaty, N. (2021). Efektivitas Teh Daun Katuk terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum Hari ke 4-7. Jurnal Surya Medika, 6(2), 167–171. https://doi.org/10.33084/jsm.v6i2.2135
Safitri, R. E., & Yuviska, I. A. (2021). Pemberian Ekstrak Daun Katuk Dapat Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati), 7(4), 751–756.
Safitri, R. E., Yuviska, I. A., Astriana, A., & ... (2021). Pemberian Ekstrak Daun Katuk Dapat Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui. Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(4), 751–756. http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/4936
Sholihah, I. A., & Widyastari, S. (2022). the Difference Between Acupuncture Therapy and Katuk Leaf Extract on Breast Milk Production in Breastfeeding Mothers in Duwetan Ngunut Jumantono Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 10(1), 23. https://doi.org/10.20961/placentum.v10i1.54340
Utomo, M. T., Puspitasari, D., Thirafi, S. Z. T., & Handayani, K. D. (2022). Recommendations for Mothers With COVID-19 for Breastfeeding: A Review. Perinatology, 23(2), 87–91.
Copyright holder: Vindy Lucky
Permatasari, Amalia Iin Sidiqkah, Dyah Ayu Sasmita, Maya Septriana (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |