Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 12, Desember 2023

 

OPTIMALISASI PERUBAHAN DESAIN FASAD GEDUNG RUMAH SAKIT TERHADAP PENURUNAN NILAI OTTV DENGAN METODE REKAYASA NILAI

 

Rizky Kurniawan, Budi Susetyo

Magister Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Konstruksi berkelanjutan merupakan cara bagi industri konstruksi menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan isu-isu sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya. Umumnya pada setiap bangunan gedung komersial, peralatan pengguna energi paling besar adalah peralatan pengkondisi udara termasuk gedung Rumah Sakit yang dipengaruhi oleh konsep desain permukaan fasad bangunan, sehingga penelitian ini dibuat untuk mengoptimalkan desain fasad bangunan berbasis green building melalui nilai perpindahan panas pada fasad dinding bangunan atau Overall Thermal Transfer Value (OTTV) yang mengacu pada SNI 6389:2011 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan dengan metode rekayasa nilai. Hasil menunjukan bahwa Penggunaan Panel Surya 310 Wp, Kaca Stopsol blue green, Aluminium Composite Panel (ACP), Dinding Plester Acian, Cat Wheatershield adanya kenaikan biaya awal yaitu 31,23 % dari kondisi eksisting, namun lebih unggul dalam mereduksi panas dengan nilai OTTV paling rendah sebesar 34,16 Wh/m2 dan memberikan penghematan biaya pemakaian listrik paling optimal sebesar 30,5%.

 

Kata kunci: Rekayasa Nilai; OTTV; Fasad.

 

Abstract

         Sustainable construction is a way for the construction industry to achieve sustainable development by considering social, economic, environmental and cultural issues. Generally, in every commercial building, the equipment that uses the largest amount of energy is air conditioning equipment, including hospital buildings, which is influenced by the surface design concept of the building facade, so this research was created to optimize green building-based building facade design through heat transfer values on the building wall facade or Overall Thermal Transfer Value (OTTV) which refers to SNI 6389:2011 concerning Energy Conservation of Building Envelopes using value engineering methods. The results show that the use of 310 Wp Solar Panels, blue green Stopsol Glass, Aluminum Composite Panels (ACP), Acian Plaster Walls, Wheatershield Paint has an increase in initial costs of 31.23% from existing conditions, but is superior in reducing heat with the highest OTTV value low at 34.16 Wh/m2 and provides the most optimal savings in electricity usage costs of 30.5%.

 

Keywords: Value Engineering; OTTV; Façade.

 

Pendahuluan

Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dapat menjadi pendorong laju pertumbuhan ekonomi, baik lokal, regional, maupun nasional. Keberhasilan pembangunan ini merupakan salah satu faktor kunci dalam menggiatkan perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta berperan pula dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Konstruksi berkelanjutan merupakan cara bagi industri konstruksi menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan isu-isu sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya (Willar et al., 2019).

Sektor konstruksi telah menjadi salah satu indikator utama pertumbuhan ekonomi nasional, tidak dapat dielakkan konstruksi berkelanjutan mendesak untuk diterapkan termasuk pada bangunan Rumah Sakit. Di setiap bangunan gedung komersial secara umum peralatan pengguna energi paling besar adalah peralatan pengkondisi udara. Demikian halnya pada bangunan Rumah Sakit, dimana peralatan pengguna energi paling besar adalah peralatan pengkondisi udara dan berada diurutan ketiga diantara bangunan gedung komersial lainnya yaitu sebesar 63,9%, 27% lampu dan stop kontak, lift dan eskalator 4,9%, lain-lain 4,2%. (Balai Besar Teknologi Konversi Energi, 2020).

Analisis Life Cycle Cost (LCC yang komprehensif harus didasarkan pada pendekatan yang tidak hanya mempertimbangkan dampak lingkungan tetapi juga dampak ekonomi dan sosial. Pada pemilihan material, perlu mempertimbangan penggunaan sistem kombinasi bahan rangka kaca dan mempelajari penerapan bahan mana yang akan menghasilkan kinerja lingkungan dan konstribusi yang lebih baik. (Yong-Woo. Kim, dkk. 2012). 

Pada bangunan dengan permukaan bidang kaca yang luas perolehan panas dari jendela kaca dan dinding tersebut menjadi bagian utama beban pendinginan. Ini menunjukkan peluang penghematan energi sangat besar melalui selubung bangunan yang dirancang secara seksama dan tepat untuk mengurangi beban pendinginan udara. (Mukhtar,dkk. 2022).

Luasan kaca pada gedung bertingkat yang menyerap energi radiasi matahari memliki potensi menghasilkan energi listrik dan efisiensi terhadap biaya listrik. Dari penerapan pemanfatan energi pada bangunan gedung yang di sesuaikan dengan arah fasad bangunan, bayangan, jenis panel yang digunakan dan intensitas cuaca dimana penggunaan panel surya tipe semi transparan sebagai pengganti jendela memiliki Performance Ratio (PR) sebesar 85% dan sistem ini dapat dikatakan layak secara teknis untuk dipasang. (Pramono. Joko, dkk. 2020).

Penerapan rekayasa nilai dalam pengembangan konsep bangunan yang sustainable dan lebih sadar energi dengan panel surya dapat diaplikasikan. Metode yang digunakan untuk mendukung analisis rekayasa nilai pada fasad gedung dapat dilakuka dengan Analisis OTTV, Analisis konsumsi energi listrik, Analisis LCCA (Adriatno, dkk. 2021). Pemborosan energi pada sistem penghawaan udara bangunan dapat diminimalisir dengan mengurangi panas eksternal yang masuk melalui selubung bangunan. Peluang penghematan energi pada selubung bangunan dapat dilakukan dengan menurunkan OTTV (Anthony, dkk. 2021).

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui desain perubahan fasad gedung Rumah Sakit yang paling optimal dalam mengurangi panas eksternal yang masuk melalui selubung bangunan melalui penurunan OTTV dan penghematan biaya listrik dengan panel surya yang belum pernah dilakukan oleh penelitian lain sebelumnya

 

Metode Penelitian

Metode penelitian pada artikel ilmiah ini menggunakan analisis studi kasus dengan 2 metode yaitu analisis value engineering yang bertujuan untuk mendapatkan jenis material fasad yang paling efisien dari segi fungsi dan biaya awal. Pada analisis value engineering didukung dengan simulasi Autodesk Ecotect Analysis untuk mengetahui adanya pengaruh kinerja kenyamanan thermal ruang pada material selubung bangunan (Utama. Hari, 2021) dan untuk mendapatkan energi listrik yang dihasilkan menggunakan simulasi PVSyst Analysis yaitu software yang digunakan untuk analisis sistem panel surya (Kumar,dkk.,2021). Setelah analisis value engineering, kemudian dilakukan analisis Life Cycle Cost (LCC). Alur Metode penelitian dapat terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Metode Penelitian

Sumber: Olahan Penulis, 2021

 

Hasil dan Pembahasan

Studi kasus dilakukan pada gedung Rumah Sakit 8 lantai yang berlokasi di Jakarta Selatan dengan desain fasad bangunan awal berdasarkan gambar 2.

Gambar 2. Desain Awal Fasad

Sumber: Data Pelaksana, 2021

 

Secara berurutan tahapan value engineering meliputi tahap informasi, tahap analisa fungsi, tahap kreatif, tahap evaluasi dan tahap pengembangan (SAVE International, 2007). Penggunaan metode rekayasa nilai dengan tahap pertama berupa pengolahan data, Berikut merupakan Breakdown Cost Model rencana anggaran awal pada Tabel 1.

Tabel 1. RAB Awal Pekerjaan Fasad Lantai 4 Sampai Lantai 7

Item Pekerjaan

 Biaya (Rp)

Alumunium composite Panel (ACP) tebal 5 mm aloy

1.208.129.856

Kaca temperd blue green 8 mm

 387.260.228

Dinding Bata Ringan, Plester dan acian

 297.544.598

Dinding Bata Ringan + Plester dibelakang ACP

 212.765.557

Toping ACP t. 500 (uk. 1330x500x 1150), elevasi +13.260, parapet

 142.953.077

Louvre aluminium

 85.490.079

Pengecatan sisi luar weathershield

 42.488.306

Toping ACP t. 500 (uk. 1330x400x 1150), elevasi +29.580, parapet

 38.312.085

Frame jendela ACP t=250 (uk 700 x 250 x700)

 30.675.500

Jumlah

2.445.619.286

Sumber: Data Pelaksana, 2021

 

Menurut hukum distribusi pareto (Pareto’s Law Distribution-Vilfedro Pareto, 1848-1923 Italian Political Economist and Engineer) 20% dari bagian penting suatu item atau sistem akan mewakili 80% biaya untuk menentukan sasaran studi. Grafik Pareto terhadap biaya awal terlihat pada gambar 3.

Gambar 3 Grafik Pareto

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Dari gambar 3 diketahui 80% biaya diwakili oleh 3 item pekerjaan yaitu: pekerjaan Alumunium composite Panel (ACP), kaca stopsol blue green, dan Pekerjaan Dinding Bata Ringan, Plester dan acian. Analisa fungsi pekerjaan fasad pada tahap ini diidentifikasi dengan penentuan fungsi primer, sekunder, dan pendukung yang digambarkan dalam FAST diagram yang dapat terlihat pada gambar 4.

 

Gambar 4 FAST Diagram Fasad Bangunan

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Berawi, (2014) menyatakan bahwa setelah fungsi-fungsi bangunan gedung didefinisikan, biaya dialokasikan untuk masing-masing fungsi. Data biaya yang digunakan adalah data yang sama dengan data biaya yang ada pada biaya estimasi perencana. Biaya target (worth) adalah estimasi tim rekayasa nilai terhadap biaya rendah yang diperlukan untuk menjalankan fungsi khusus/spesifikasi.

Dari hasil analisis fungsi didapatkan 2 (dua) pekerjaan yang memiliki C/W lebih besar dari dua, yaitu pada tabel 2 pekerjaan Fasad berupa pemasangan ACP (Alumunium Compsite Panel) dan pada tabel 3 pekerjaan Curtain Wall Glass to Glass. Artinya pekerjaan tersebut perlu di tinjau ulang, dan dilanjutkan pada tahap berikutnya.

 

Tabel 2. Cost Worth Analysis Pekerjaan ACP

Tahap Analisa Fungsi Pekerjaan ACP

Pekerjaan ACP

Ket.

B = Fungsi Basic (Dasar) / Primer

Menutupi Bangunan

S = Fungsi Sekunder / Pendukung

Deskripsi

Fungsi

Jenis

Cost

Worth

Kata kerja

Kata Benda

ACP

Menghias

Bangunan

S

 950.213.666

-

Hollow Besi Galvanis

Mendukung

Konstruksi

B

 259.868.184

259.868.184

Sealant/Lem Alumunium

Mendukung

Konstruksi

S

 56.493.084

-

Aksesoris (Skrup, baut, clamp)

Mendukung

Konstruksi

S

 97.620.048

97.620.048

Besi Siku, Spigot, Stiffener (Bracket)

Mendukung

Konstruksi

B

 135.583.401

135.583.401

Total

1.499.778.383

493.071.633

C/W

3,041704861

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

Tabel 3. Cost Worth Analysis Pekerjaan Kaca

Tahap Analisa Fungsi Pekerjaan Kaca

Pekerjaan Kaca

Ket.

B = Fungsi Basic (Dasar) / Primer

Menutupi Bangunan

S = Fungsi Sekunder / Pendukung

Deskripsi

Fungsi

Jenis

Cost

Worth

Kata kerja

Kata Benda

Kaca Tempered Glass Blue Green

Menghias

Bangunan

S

 245.007.429

-

Rangka Profil Alumunium

Mendukung

Konstruksi

B

 99.190.887

99.190.887

Aksesoris (skrup, baut, clamp)

Mendukung

Konstruksi

B

 35.637.444

35.637.444

Sealant kaca

Mendukung

Konstruksi

S

 7.424.468

-

Total

387.260.228

134.828.331

C/W

2,872246694

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

 

 

 

Tabel 4 . Cost Worth Analysis Pekerjaan Dinidng

Tahap Analisa Fungsi Pekerjaan Dinding

Pekerjaan Dinding

Ket.

B = Fungsi Basic (Dasar) / Primer

Menutupi Bangunan

S = Fungsi Sekunder / Pendukung

Deskripsi

Fungsi

Jenis

Cost

Worth

Kata kerja

Kata Benda

Pasangan Bata Ringan tebal 10 cm

Menutup

Bangunan

B

 340.361.671

340.361.671

Plesteran dan Acian Dinding

Menutup

Bangunan

S

 218.219.004

-

Total

558.580.676

340.361.671

C/W

1,641138597

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Tahap kreatif dilakukan diskusi dengan pakar yang biasa bekerja pada objek sejenis dan beberapa expert yang terbiasa membangun bangunan sejenis untuk mendiskusikan konsep desain (Soeharto, Imam. 1999). Maka didapatkan 2 alternatif yang digunakan dalam rekayasan nilai, yaitu Pada gambar 5, desain alternatif 1 dengan penggunaan bahan (Panel Surya 310 Wp, Kaca Stopsol dark blue (Jendela), ACP, Dinding Plester Acian, Cat Wheatershield).

 

Gambar 5. Desain Alternatif 1

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Pada gambar 2 sebagai desain alternatif 2 dengan penggunaan bahan (ACP (Full Fasad), Kaca Stopsol dark blue (Jendela), Dinding Plester Acian, Cat Wheatershield).

Gambar 6 Desain Alternatif 2

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Setelah itu diperhitungkan keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif. Analisa untung rugi ini menghasilkan peringkat atas alternatif yang dipergunakan dalam rekayasa nilai untuk menilai penerpaan material (Berawi, 2014). Fasad yang dapat dinilai paling efektif untuk selubung bangunan pada fasad gedung. Tabel 5 alternatif 1 menunjukan bobot nilai sebesar 45 dan Tabel 6 alternatif 2 menunjukan bobot sebsar 42,5.

Tabel 5. Analisis Untung Rugi alternatif 1

Tahap Analisis

Analisis Keuntungan dan Kerugian

Item: Pekerjaan fasad panel surya

Fungsi: Menutup bangunan

Alternatif (1): Fasad menggunakan panel surya Polycrystallin ± 2x1 m, 315Wp, 72-Cell, yang dikombinasikan dengan rangka curtainwall dan ACP

Kriteria

Keuntungan

Kerugian

Bobot

Biaya

Material Panel surya Polycrystallin (Cukup Murah)

-

7,5

Estetika

Memunculkan kesan green hospital sustainable (Cukup Indah)

Terkunci dengan warna tampilan panel, namun dengan kombinasi ACP akan menutupi kekurangan

7,5

Pelaksanaan

Sistem rangka dan mounting cukup keahlian dan alat yang umum.

Spesialis pekerjaan Panel Surya. (Cukup Sulit)

5

Keawetan

Memiliki ketahanan sampai 25 tahun

Terjadi penurunan efisiensi 0,5% tiap tahun

7,5

Perawatan

Perawatan panel surya umumnya tidak terlalu sulit. Saat ini sudah ada sistem monitoring dengan media android/Apps. (Cukup Mudah)

-

7,5

Efisiensi

Efisiensi panel surya dapat mencapai 16,21%

-

10

Total

45

Sumber: Olahan Sendiri, 2022

 

Tabel 6 . Analisis Untung Rugi alternatif 2

Tahap Analisis

Analisis Keuntungan dan Kerugian

Item : Pekerjaan fasad ACP dan bata ringan

Fungsi : Menutup bangunan

Alternatif (2) : Fasad menggunakan material Alumunium Compsite Panel dan diperkuat dengan frame alumunium dengan ditambah dinding massif bata ringan.

Kriteria

Keuntungan

Kerugian

Bobot

Biaya

Material ACP dan bata ringan terpasang tidak terlalu mahal. (Cukup Murah)

 

7,5

Estetika

Tergantung tema fasad dan warna (Cukup Indah)

 

7,5

Pelaksanaan

Sistem rangka dan fabrikasi ACP cukup keahlian dan alat yang umum. (Cukup Mudah)

 

7,5

Keawetan

Mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap cuaca. (Awet)

 

7,5

Perawatan

Perlu menjaga kualitas warna dan pembersihan. (Cukup Mudah)

Biaya pewarnaan kembali cukup mahal

7,5

Efisiensi

ACP dan bata ringan memberikan konstribusi terhadap efisiensi pengkondisian udara (Kurang Baik)

Tidak dapat menghasilkan energy alternatif

5

Total

42,5

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Tahap evaluasi terhadap konsep green building pada fasad dengan OTTV (Overall thermal transfer value), adalah konservasi energi pada bangunan yang mengatur nilai perpindahan panas pada fasade dinding bangunan. Dalam hal ini nilainya tidak boleh melebihi 35 watt/m² (SNI 6389:2011). Analisis nilai OTTV dilakukan simulasi dengan menggunakan software Autodesk Ecotect menggunakan tipe analisis Solar Acces Analysis Absorbed/Transmitted Solar Radiation karena akan mensimulasikan beban kalor selubung dengan specified period average hourly value (Puspitasari. Nanda, 2014).

Gambar 6 menunjukan hasil Output analisis dari keseluruhan arah fasad yang disesuaikan pada Object In Module pada seluruh dinding fasad. Maka dapat diketahui nilai Avg. Hourly Transmitted Radiation 34,16 Wh/m2.

Gambar 6 Simulasi 3D Ecotect Avrg. Hourly Absorted Radiation Alternatif 1

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Kemudian dilanjutkan dengan simulasi alternatif 2 dengan Ecotect untuk mengetahui nilai OTTV. Pada Gambar 7 terlihat hasil simulasi dengan Nilai Avg. Hourly Transmitted Radiation 39,48 Wh/m2. Nilai yang dihasilkan lebih besar dari SNI 6389-2011 sebesar 35 watt/m2 sehingga belum memenuhi standar SNI.

 

Gambar 7 Simulasi 3D Ecotect Avrg. Hourly Absorted Radiation Alternatif 2

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Selanjutnya pada tahap pengembangan untuk mengetahui energi listrik yang dapat diperoleh terhadap desain fasad alternatif 1. Dilakukan simulasi menggunakan Software PVsyst 7.3 dengan License Trial. Hasil simulasi yang ditampilkan pada gambar 8 berdasarkan inputan penggunaan jenis panel surya Polycrystallin 310Wp dan yang berlokasi di Jakarta Selatan, Indonesia dengan sistem grid connected maka didapatkan Nominal power output untuk luasan panel surya 596 m2 sebesar 96,4 kWp atau 96.400 Wp dengan Performance Ratio (PR) per tahun 77,9% dan power per tahun 47.062 kWh. Sistem dapat dikatakan layak secara teknis bila PR nya sekitar 70% - 90% (Pramono. Joko, dkk. 2020).

Gambar 8 Analysis Result PVSyst

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Analisa LCC (Life Cycle Cost) selama 25 tahun yang bertujuan untuk melihat apakah alternatif yang telah dipilih dapat meningkatkan nilai dimasa yang akan datang. Penggunaan beberapa alternatif material yang mampu menghasilkan energi bersih dan berkelanjutan dirancang untuk rumah kaca pada gedung memiliki kontribusi terhadap siklus hidup masa operasinya (Bicer. Yusuf, 2021). Tabel 7 menunjukan rekapitulasi pemeliharaan kondisi desain awal sebesar Rp. 624.636.293. Total Investasi = Rp. 2.445.619.286 + Rp. 624.636.293 = Rp. 3.070.255.579,-.

 

Tabel 7. Rekap pemeliharaan kondisi awal

Item Pekerjaan

Biaya (Rp)

Pengecatan kembali ACP tiap 15 Tahun

278.682.883

Pengecatan Dinding tiap 5 Tahun

212.441.532

Pembersihan Kaca luar, 1 kali/tahun

 17.394.010

Pembersihan ACP, 1 kali/tahun

116.117.868

Jumlah

624.636.293

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Biaya pemeliharaan dan operasional per tahun untuk PLTS, umumnya diperhitungkan sebesar 1 - 2% dari total biaya investasi awal (Jais, 2012) dan diketahui biaya investasi khusus sistem panel surya polycrystalin Rp. 1.636.817.100, sehingga biaya pemeliharaan panel surya sebesar Rp. 213.862.500 per tahun. Dari rekapitulasi pada tabel 8 diketahui biaya awal pekerjaan sebesar Rp. 3.225.081.509.

 

Tabel 8. Rekap biaya pekerjaan alternatif 1

Item Pekerjaan Fasad Lantai 4-7

Harga

Alumunium composite Panel (ACP) tebal 5 mm aloy 3003 (ex. Maco/ Seven/ Setara)

 991.601.796

Dinding Bata Ringan, Plester dan acian

422.435.854

Curtain Wall kaca stopsol blue green tebal 8 mm ex. Asahimas (Jendela)

131.738.453

Pengecatan sisi luar weathershield ex. Jotun type Jotashield

42.488.306

Photovoltaic Components for On-Grid at Façade RS IMC Bintaro, Area 364 m2

1.636.817.100

Jumlah

3.225.081.509

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

 

Tabel 9. Rekap pemeliharaan pekerjaan alternatif 1

Item Pekerjaan

 Biaya (Rp)

Pengecatan kembali ACP tiap 15 Tahun

 184.255.521

Pengecatan Dinding tiap 5 Tahun

 323.144.124

Pembersihan ACP, 1 kali/tahun

 76.773.134

Pembersihan Kaca luar, 1 kali/tahun

 5.917.106

Pemeliharaan Sistem Panel Surya per tahun

 213.862.500

Jumlah

803.952.385

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Total biaya pekerjaan dengan alternatif 1 (satu) dengan menggunakan material ACP, penambahan kaca jendela, dan kombinasi Panel Surya selama 25 tahun sebesar Rp. 4.029.033.894,- Tabel 9 menunjukan hasil analisis yang mengacu pada kelayakan terhadap investasinya dengan bunga 10,32% dan harga jual berdasarkan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pembelian Tenaga Listrik Dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik Oleh PT.

Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebesar 0.145 US $ = Rp. 2,239.23, menggunakan analisis software PVSys diketahui bahwa investasi dengan penjualan listrik kepada PLN untuk waktu 25 tahun tidak layak atau tidak menguntungkan dengan NVP – 778.764.148,73 dan gambar 10 memperlihatkan grafik Payback Period 17 tahun. Walaupun hasil didapat belum layak terhadap penjualan. Biaya masa depan yang terkait dengan operasi dan pemeliharaan gedung bisa sampai 3,6 kali lebih tinggi daripada biaya desain dan konstruksi gedung, sehingga siklus hidup  manfaat yang dihasilkan material dapat menjadi nilai lebih untuk pertimbangan investasi (Ali. Kherun N. (2018).

Gambar 9 Financial Analysis Summary

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

Gambar 10 Payback Period

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Ditinjau dari potensi penghematan yang didapat melalui penurunan nilai OTTV berdasarkan biaya listrik bulanan awal sebesar Rp. 256.836.096. Besarnya persentase penurunan nilai OTTV berpotensi memberikan efisiensi terhadap besar penurunan beban pendinginannya (Amelyana,dkk. 2021). Pada bangunan Rumah Sakit, dimana peralatan penggunaan energi paling besar adalah peralatan pengkondisi udara yaitu sebesar 63,9% (Balai Besar Teknologi Konversi Energi, 2020).

Beban listrik pengkondisian udara = Beban biaya listrik awal x 63,9% =  Rp. 256.836.096 x 63,9% = Rp. 104.871.572,-. Penurunan nilai OTTV = Nilai OTTV awal – Nilai OTTV perubahan = 50,07 - 34,160 = 15,91 watt/m2 atau 31,78 %. Efisiensi beban pendinginan = Rp. 104.871.572,- x 31,78 % = Rp. 33.328.186,-. Perubahan beban listrik pendinginan = 104.871.572 - 33.328.186 = Rp. 71.543.386, -. Sehingga potensi perubahan penurunan biaya listrik awal terhadap perubahan desain Biaya listrik perbulan = 151.964.524 + 71.543.386 = Rp. 223.507.910, - atau efisiensi 13%.

Dilanjutkan dengan pengaruh penambahan panel surya yang memberikan kontribusi terhadap efisiensi listrik gedung Rumah Sakit. Biaya Listriknya berdasarkan tarif listrik PLN Golongan S-3 tegangan menengah (S-3/TM) dengan daya di atas 220 KVA untuk Rumah Sakit dimana harga waktu beban puncak Rp. 1.114,74 per kWh. Setelah penggunaan panel surya terjadi efisiensi 20,16% dapat terlihat apda tabel 10.

 

Tabel 10 . Daya listrik dengan PLN dan Panel  Surya

Item Pekerjaan

Daya

(Rp/Watt )

Daya yang dibayarkan  (Rp/bulan)

Tanpa fasad panel surya

(Tarif Normal, 1kva = 0,8 kWatt)

250,6 kVa

200,5 kWatt

223.507.910

Instalasi fasad panel surya 298  modul panel polycristallin 96,4 kWp = 488 kWh/kWp/Years

atau 40,67 kWh/kWp/Month

50,52 kVa

40,416 kWatt

45.053.332

Setelah penggunaan panel surya terjadi efisiensi 20,16%

200,08 kVa

160,08 kWatt

178.454.578

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Tabel 11 memperlihatkan hasil rekap perbandingan biaya daya listrik dengan menggunakan fasad panel surya ataupun tanpa atap panel surya. Sehingga total efisiensi biaya listrik alternatif 1 terhadap biaya kondisi desain awal sebesar 30,5%.

 

Tabel 11. Biaya Listrik

Jangka Waktu

Biaya listrik  tanpa panel surya (Rp)

Biaya listrik dengan panel surya (Rp)

Per bulan

 223.507.910

 178.454.578

Per tahun

 2.682.094.920

 2.141.454.938

5 tahun

 13.410.474.600

 10.707.274.690

10 tahun

 26.820.949.200

 21.414.549.379

15 tahun

 40.231.423.800

 32.121.824.069

20 tahun

 53.641.898.400

 42.829.098.758

25 tahun

 67.052.373.000

 53.536.373.448

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Pada Alternatif 2 menggunakan bahan (ACP (Full Fasad), Kaca Stopsol blue green (Jendela), Dinding Plester Acian, Cat Wheatershield). Biaya untuk pekerjaan alternatif 2 terlihat pada tabel 12.

 

Tabel 12. Biaya Pekerjaan Alternatif 2

Item Pekerjaan Fasad Lantai 4-7

Harga

Alumunium composite Panel (ACP) tebal 0,5 mm aloy 3003 (ex. Maco/ Seven/ Setara)

1.472.722.796

Dinding Bata Ringan, Plester dan acian

 452.594.121

Curtain Wall kaca stopsol blue green tebal 8 mm ex. Asahimas (Jendela)

131.738.454

Pengecatan sisi luar weathershield ex. Jotun type Jotashield

42.488.306

Jumlah

2.069.385.409

Sumber: Olahan Sendiri, 2023

 

Pada Tabel 13 Biaya pemeliharaan untuk desain fasad alternatif 2 didapat sebesar Rp. 716.739.885. Apabila dijumlahkan dengan biaya pekerjaan awalnya, maka total biaya life cycle cost pekerjaan dengan Alternatif 2 selama 25 tahun sebesar Rp. 2.786.125.294,

 

Tabel 13. Rekap Biaya Pemeliharaan  Pekerjaan Alternatif 2

Item Pekerjaan

 Biaya (Rp)

Pengecatan kembali ACP tiap 15 Tahun

273.655.521

Pengecatan Dinding tiap 5 Tahun

323.144.124

Pembersihan ACP, 1 kali/tahun

114.023.134

Pembersihan Kaca luar, 1 kali/tahun

5.917.106

Jumlah

716.739.885

Penurunan nilai OTTV = Nilai OTTV awal – Nilai OTTV perubahan = 50,07 - 39,48 = 10,59 watt/m2 atau 21,15 %. Perubahan beban listrik pendinginan = 104.871.572 - 22.180.337 = Rp. 71.543.386. Sehingga potensi perubahan penurunan biaya listrik awal terhadap perubahan desain, Biaya listrik perbulan = 151.964.524 + 82.691.235 = Rp. 234.655.759 atau efisiensi 8,6%.

Dari rekapitulasi hasil analisis Life Cycle Cost pada desain fasad alternatif 1 dan alternatif 2 pada tabel 14. Didapat bahwa Nilai OTTV (Overal Thermal Transfer Value) desain fasad alternatif 1 dengan penggunaan panel surya memilki kenaikan biaya investasi pekerjaan sebesar 31,23 % terhadap biaya desain awal. Namun memiliki keunggulan dalam menurunkan nilai OTTV paling optimal 34,160 Wh/m2 dan tidak melebihi nilai OTTV pada SNI 6389:2011 35 Wh/m2 serta ditambah mendapatkan efisiensi penghematan biaya listrik 30,5%.

 

Tabel 14. Rekapitulasi Life Cycle Cost

Jenis Biaya

Keterangan

Kondisi awal

Alternatif 1

Alternatif 2

Initial Cost

Biaya Konstruksi

2.445.619.286

3.225.081.509

2.069.385.409

Replacement Cost

Seluruh material direncanakan dapat memenuhi ekonomis proyek selama 25 tahun

-

-

-

Salvage Cost

Seluruh komponen tidak memberi nilai sisa pada akhir proyek

-

-

-

Operational

Tidak ada biaya operasional pada seluruh alternatif desain

-

-

-

Maintenance Cost

Tahun ke-25

624.636.293

803.952.385

716.739.885

Total

3.070.255.579

4.029.033.894

2.786.125.294

Nilai OTTV (Overal Thermal Transfer Value)

50,07 W/m2

34,160 Wh/m2

39,48 Wh/m2

Efisiensi Biaya Konsumsi Listrik

0%

30,5 %

8,6 %

 

Kesimpulan

Pemilihan bahan alternatif 1 dengan penggunaan material panel surya sebagai desain selubung bangunan pada fasad dapat menurunan nilai OTTV dan memberikan kontribusi terhadap penghematan energi listrik selama siklus hidupnya pada bangunan. Penggunaan tools simulasi Autodesk Ecotect dan PVSyst dapat mendukung analisis Value Engineering pada tahap evaluasi dan pengembangan desain.

 

BIBLIOGRAFI

 

Adriyatno. J., Susetyo. B., & Purba. H. A. (2022). Analisis Biaya Perubahan Spesifikasi Fasad Green Building Dengan Metode Value Engineering. Jurnal Arsitektur,UMJ.https://doi.org/10. 24853/nalars.21.1.57-66.

 

Amelyana, I,     et al. (2021). Modifikasi Shading Devices Terhadap Penurunan OTTV (Overall Thermal Transfer Value) Pada Apartemen X. Portal Jurnal Teknik Sipil.http://dx.doi.org/10.30811/portal.v13i2.2339

 

Azari, R., & Kim, Y. W. (2012).  A Comparative Study on Environmental Life Cycle Impacts of Curtain Walls. Construction Research Congress 2012, ASCE.https://doi.org/10.1061/9780784412329.162.

 

Balai Besar Teknologi Konversi Energi, (2020).  Laporan Akhir - Benchmarking Specific Energy Consumption di Bangunan Komersial. B2TKE-BPPT. Tangerang Selatan.

 

Berawi. M.A. (2014). Aplikasi Value Engineering pada Industri Konstruksi Bangunan Gedung, Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta.

 

Dwaikat, L. & Ali, K. N. (2018). Green buildings life cycle cost analysis and life cycle budget development: Practical applications. Journal of Building Engineering, Elsevier. https://doi.org/10. 1016/j.jobe.2018.03.015.

 

Jais, W. A. et al, (2012). Perencanaan PLTS untuk Wilayah Kabupaten Gowa Dusun PAKKULOMPO Provinsi Sul-Sel, Makassar.

Kementerian dan Sumber Daya Mineral, (2020). Siaran Pers - Hingga Juni 2020, Kapasitas Pembangkit di Indonesia 71 GW. esdm.go.id.

 

Lee, J., & Jeon, Y., et al. (2018). Life Cycle Costing For Materials On Building Façade. International Journal of Advances in Mechanical and Civil Engineering, ASCE. https://doi.org/10.1061/(ASCE)CO.19437862.0002068.

 

Mukhtar, M. et al, (2022). Pengaruh Geometri Dan Window To Wall Ratio Terhadap Overall Thermal Transfer Value Dan Konsumsi Energi Pendingin Bangunan. National Academic Journal of Architecture, Nature.  https://doi.org/10.242 52/nature.v10i1a2

 

Pramono, J. et al. (2020). Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pada Gedung Bertingkat. KILAT (Kajian Ilmu Dan Teknologi) Institut Teknologi PLN. , E-ISSN 2655-4925, DOI: https://doi.org/10. 33322/kilat.v9i1.888

 

Puspitasari. N., (2014) . Thermal Comfort And Energy Consumption Analysis Of House With Brick Facade And Wood Facade In Surabaya. Surabaya:Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, ITS.

 

Sajid, M.U., & Bicer, Y. (2021). Comparative life cycle cost analysis of various solar energy-based integrated systems for self-sufficient greenhouses. Institution of Chemical Engineers,Elsevier.https://doi.org/10.1016/j.spc. 2020.10.025.

 

SAVE International (2007). Value Standard and Body of Knowledge.

 

Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Penerbit Erlangga, Jakarta.

 

BSN, (2011). SNI 6389:2011 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

 

Surja, A., Budiman, J., & Nugraha, P. (2021). Aplikasi Value Engineering Pada Pemilihan Elemen Fasad. Dimensi Utama.TeknikSipil.https://doi.org/10.9744/duts.8.1.01-16.

 

Utama. H., & Setyowati, E. (2022). Optimalisasi Konservasi Energi Bangunan Bertingkat melalui Pilihan Material Kaca sebagai Fasad. Jurnal Ilmiah Arsitektur, UNS. https://doi.org /10.20961/arst.v20i2.65099.

 

Willar, D., Waney, E. V. Y., Pangemanan, D. D. G., & Mait, R. (2019). Penerapan Konstruksi Berkelanjutan Pada Pembangunan Insfrastruktur. Polimdo Press.

 

 

Copyright holder:

Rizky Kurniawan, Budi Susetyo (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: