Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 09, September 2022

 

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PESERTA DIDIK

 

Maulidatul Khasanah

Manajemen Pendidikan Islam, Pasca Sarjana, UIN Maulana Malik Ibrahim, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Prestasi peserta didik merupakan tolak ukur bahwa suatu lembaga pendidikan dapat dikatagorikan memiliki mutu yang unggul. Lembaga pendidikan yang memiliki mutu unggul tidak dapat terwujud apabila tidak didukung dengan manajemen yang baik. Untuk itu perlunya menerapkan manajemen agar dapat meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dapat mendorong peningkatan prestasi peserta didik. 

 

Kata-Kata Kunci: Mutu Pendidikan; Prestasi Peserta Didik

 

Abstract

Student achievement is a benchmark that an educational institution can be categorized as having superior quality. Educational institutions that have superior quality cannot be realized if they are not supported by good management. For this reason, it is necessary to apply management in order to improve the quality of education, so that it can encourage increased student achievement. 

 

Keywords: The Quality Of Education; Student Achievement.

 

Pendahuluan

Tingginya persaingan di era globalisasi ini, menjadikan seluruh negara di dunia melakukan persaingan hampir disemua sektor kehidupan, diantaranya pada sektor ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menjadi tolak ukur informasi secara luas yang berdampak pada perubahan sikap dan pola pikir manusia.

Pada dasarnya perubahan besar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Akan tetapi pada kenyataannya menurut hasil laporan World Educatuion Ranking yang diterbitkan oleh Organisasi For Economic CoOperation And Devolepment (OECD, 2015), Indonesia menduduki urutan ke 69 dari jumlah total 75 negara dalam hal kualitas sumber daya manusia. Kenyataan tersebut diatas juga berpengaruh pada mutu pendidikan, berdasarkan laporan data Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Confilct and Education yang diterbitkan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan perserikatan bangsa-banga (UNESCO), bahwa indeks pembangunan pendidikan berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2008 adalah 0,934. Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-69 dari total 127 negara didunia.

Upaya dalam meningkatkan mutu menjadi salah satu perhatian yang paling penting di dunia pendidikan. Peningkatan mutu pada dasarnya merupakan suatu hasil yang dapat menghasilkan produk yang bernilai dan memiliki manfaat yang tinggi sesuai dengan kebutuhan. Suatu produk dapat memiliki nilai manfaat apabila sudah sesuai dengan kebutuhan, begitu pula sebaliknya. Nilai yang memiliki manfaat dan sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen, masyarakat, merupakan bagian mutu yang sangat penting.

Akuntabilitas mutu dalam pendidikan sudah menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan di sekolah yang disesuaikan dengan tuntutan stakeholder. Berbagai macam kebutuhan pada saat ini, sehingga mendorong manajemen untuk melakukan analisis kebutuhan dan identifikasi kebutuhan para pelanggan yang selanjutnya menyusun standar mutu dalam prosesnya, yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Jika dalam dunia industri seringkali disebut International Standar Organization (ISO), dan organisasi yang sudah memenuhi kriteria standar mutu akan mendapatkan sertifikat ISO.

Pada dasarnya sistem pendidikan yang ada di lingkungan dunia pendidikan memiliki kesamaan dengan organisasi industri dalam menghasilkan produk dan memuaskan para pelanggan. Sistem pendidikan yang ada dilembaga pendidikan, dituntut akan pengembangan mutu dalam menyelenggarakan pendidikan karena itu merupakan bagian dari public accountability. Setiap bagian stakeholder pendidikan memiliki peran dan kapasitas masing-masing dalam 3 menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tentu akan menghasilan sumber daya yang bermutu. Fattah mengemukakan bahwa tugas untuk meningkatkan kualitas pendidikan bukanlah merupakan tugas yang ringan, oleh karena itu tidak hanya menyangkut persoalan teknis semata, akan tetapi juga mencakup dari berbagai aspek yang sangat kompleks, mulai dari perencanaan, efisiensi dan efektivitas dalam menyelenggarakan sistem pendidikan maupun pendanaan.

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan juga menerapkan manajemen pendidikan yang lebih baik. Namun dalam kenyataannya selama ini aspek dalam manajemen pendidikan dari berbagai tingkat satuan pendidikan belum mendapatkan dukungan yang serius, fungsi dalam sistem pendidikan juga kurang baik. Lemahnya manajemen pendidikan mengakibatkan dampak efektivitas dan efesiensi internal pendidikan yang dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang mengalami putus sekolah. Pendidikan yang bermutu tidak akan bisa terwujud tanpa didukung dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu manajemen yang baik terhadap pendidikan merupakan bagian yang paling penting untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Rendahnya mutu pendidikan menjadi masalah krusial yang saat ini dialami oleh bangsa Indonesia. Keadaan ini mengharuskan setiap pengelola pendidikan berfikir untuk menerapkan strategi pembelajaran yang efektif agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu pencapaian tertinggi bagi lembaga pendidikan yang memiliki mutu baik yaitu dapat dilihat dari perolehan prestasi sekolah yang di dapat, prestasi tersebut bisa berupa prestasi akademik dan non akademik. Untuk menunjang proses tersebut maka pentingnya lembaga pendidikan merumuskan suatu program guna mendukung tercapainya sebuah prestasi. Disatu sisi pentingnya penguatan kemampuan manajerial yang baik merupakan komponen penting dalam penentu kualitas pendidikan. Maka dengan demikian mutu pendidikan dalam meningkatkan prestasi peserta didik semakin lama akan terus meningkat.

 

Metode Penelitian

Paradigma penelitian ini menggunakan interpretative atau post positivistik, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan multisitus. Peneliti berusaha untuk mengumpulkan data dengan latar alamiah (natural setting) untuk memperoleh data yang sesunguhnya sebagai sumber data secara langsung.

Pada penelitian ini, eksplorasi adalah hal yang pertama kali dilakukan, kemudian menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap sebuah gejala yang berlaku berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan (Faisal, 2003). Data primer berupa gambaran kegiatan manajemen mutu dalam rangka pengembangan lembaga pendidikan Islam dianalisis melalui reduksi, penyajian dan verifikasi data dan validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi taknik.

Penelitian ini adalah untuk menemukan sebuah konsep, stategi, dan implikasi manajemen mutu dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Pengertian Manajemen Mutu

Mutu merupakan kualitas suatu produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Mutu adalah kesesuaian fungsi dengan tujuan, kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan/berlaku, sesuai dengan kegunaannya, produk yang memuaskan pelanggan, sifat dan karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan/harapan pelanggan.

Mutu juga dapat didefinisikan sebagai suatu yang memuaskan atau melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga sebagai mutu sesuai persepsi (Quality in Perception). Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang ada di mata orang yang melihatnya. Ini merupakan definisi yang sangat penting sebab ada satu resiko yang sering kali di abaikan dari definisi ini, yaitu kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu dan mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan. Menurut Sallis mutu dapat diartikan sebagai derajat kepuasan luar bisa yang diterima oleh costumer sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.

Mutu merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, baik yang bersifat individu maupun kelompok. Ada banyak definisi mutu yang diberikan oleh para ahli. Menurut Saud sebagaimana dikutip oleh Dian, mutu merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture dan maintanance dimana produk barang dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan stakeholders. Suatu produk dan jasa dikatakan bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada stakeholders. Sedangkan menurut Crosby, mutu kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai yang diisyaratkan atau distandarkan.

Pada hakikatnya manajemen mutu merupakan sebuah gambaran seluruh aktifitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, hingga menentukan kebijakan mutu.

Setelah memahami definisi manajemen mutu, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu indikator apa saja yang dijadikan acuan mutu pendidikan, Arbangi menjelaskan sebagai berikut:

Raw Input

Dalam Undang-Undang Nomon 20 tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional adalah setiap anggota masyarakat yang senantiasa berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Dalam pasal 1 peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1990 bahwa taman kanak-kanak disebut dengan anak didik. Sedangkan dalam pasal 1 peraturan pemerintah nomor 28 dan 29 tahun 1990, pada jenjang pendidikan dasar dan menengan disebut dengan peserta didik atau siswa. Adapaun dalam peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1990 juga menjelaskan bahwa dalam perguruan tinggi disebut mahasiswa.

Suharsimi Arikunto menjelaskan, bahwa peserta didik adalah masyarakat yang terdaftar sebagai objek didik yang senantiasa berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jenjang, jalur di lembaga pendidikan tertentu, yang selalu berusaha mengembangkan potensi yang dimiliki mulai dari aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran.

Perencanaa peserta didik meliputi perencanaan penerimaan peserta didik baru, lulusan, jumlah keseluruhan peserta didik yang pindah maupun putus sekolah. Khusus perencanaan peserta didik berhubungan langsung dengan aktivitas penerimaan dan proses pencatatan dokumentasi mengenai data siswa, yang kemudian tidak dapat dikaitkan dengan pencatatan dokumentasi hasil belajar dan aspek lain yang diperlukan dalam kegiatan kulikuler maupun ko-kulikuler.

Langkah pertama dalam perencanaan peserta didik antara lain meliputi:

a.       Analisis kebutuhan peserta didik

Yaitu calon peserta didik yang dIbutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi perencanaan jumlah peserta didik yang dierima dengan melihat kapasitas maksimal jumlah tamping kelas yang tersedia, pertimbangan rasio antara peserta didik dan guru adalah menyusun kegiatan siswa yang meliputi visi misi sekolah, sarana dan prasarana, bakat minat, tenaga pendidikan dan anggaran yang tersedia.

b.      Rekrutmen peserta didik

Pada dasarnya proses pencarian dan menentukan calon peserta didik yang akan menjadi peserta didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan tersebut meliputi, membentuk Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang terdiri dari semua guru, komite sekolah, dan tenaga TU, menyampaikan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka, yang memuat seluruh informasi terkait pedaftaran dan informasi tentang lembaga pendidikan.

c.       Seleksi peserta didik,

Merupakan tahapan yang selanjutnya dalam pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima dan tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan menurut standar ketentuan yang berlaku, adapun seleksinya dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut: melalui ujian atau tes, yang meliputi tes akademik, tes jasmani, tes keterampilan, tes psikotest, dan tes kesehatan, melalui prestasi yang diraih seperti prestasi bidang olahraga maupun prestasi bidang kesenian, berdasarkan nilai UAN atau STTB.

d.      Orientasi preserta didik

Kegiatan pengenalan lingkungan baru kondisi lembaga pendidikan. Lingkungan tersebut berupa lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Adapun tujuan orientasi peserta didik tersebut adalah agar peserta didik mengenal dan mentaati peraturan yang berlaku di lembaga pendidikan, disamping itu agar peserta didik dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan memiliki kesiapan secara fisik maupun, emosional.

e.       Pembagian kelas peserta didik,

Merupakan kegiatan pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan sistem pembagian kelas, dalam pembagian kelas peserta didik dapat disesuaikan dengan kesamaan jenis kelamin, maupun umur. Selain itu juga dapat dikelompokkan berdasarkan perbedaan individu, bakat dan minat serta kemampuan peserta didik.

f.       Pencatatan dan pelaporan peserta didik

Dilakukan sejak peserta didik masuk di sekolah sampai dengan dinyatakan lulus. Tujuan pencatatan tersebut adalah agar pihak lembaga dapat mengontrol dan melakukan bimbingan secara optimal. Pencatatan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung data mengenai peserta didik, adalah buku induk siswa, yang berisi tentang catatan siswa yang terdaftar di sekolah yang disertai dengan nomor induk siswa, buku klapper, pencatatannya mengambil dari buku induk siswa dan penulisannya diurutkan berdasarkan huruf abjad, daftar presensi digunakan sebagai pemeriksa kehadiran peserta didik pada kegiatan di sekolah, daftar pribadi peserta didik yang berisi tentang data riwayat keluarga dan data psikologis.

B.  Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah pencapaian hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik setelah ia mengikuti proses ujian dalam pelajaran tertentu. Prestasi belajar dapat diwujudkan dalam bentuk laporan nilai yang tertulis di buku rapor, atau di kartu hasil studi. Hasil belajar ini kemudian diberikan kepada para peserta didik pada setiap tengah semester, atau di setiap tahunnya. Peserta didik berhak mendapat hasil laporan prestasi belajar setelah berbagai macam rangkaian kegiatan belajar di sekolah. Dalam satuan pendidikan, guru memiliki peranan penting pada setiap mata pelajaran dan menyampaikan hasil belajar yang didapat oleh peserta didik di kelas. Hasil prestasi belajar ini yang kemudian dimanfaatkan untuk melihat seberapa jauh peserta didik berkembang selama mereka mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan oleh para guru.

Pengertian mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada hasil atau pencapaian dalam hal prestasi yang di capai oleh lembaga pendidikan, pada setiap tahunnya. Adapaun pencapaian prestasi tersebut dapat berupa prestasi kemampuan di bidang akademik maupun non akademik. Selain itu juga ada prestasi yang lain seperti halnya tingkat kedisiplinan siswa, maupun kondisi lingkungan di sekolah. Pencapaian tertinggi lembaga pendidikan yaitu output sekolah atau lulusan yang telah lulus dengan memenuhi kriteria standar kelulusan yang telah ditetapkan, dengan melihat perkembangan lulusan di masyarakat, apakah sudah dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, dan telah menempati pos-pos penting dalam dunia kerja maupun perguruan tinggi. Pada intinya output pendidikan dapat dicerminkan dari prestasi mutu lulusannya.

Ada dua factor utama yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar peserta didik antara lain:

1.      Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berkaitan langsung dengan segala kondisi pserta didik. Faktor internal tersebut meliputi:

a.    Kesehatan fisik Peserta didik yang memiliki kesehatan fisik yang baik akan mendukung peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah dengan baik. Begitu juga sebaliknya jika peserta didik memiliki kondisi kesehatan fisik yang kurang baik maka akan terganggung dalam menerima pelajaran, sehingga akan berpengaruh pada prestasi yang di dapat.

b.    Psikologis

1)      Intelegensi

Taraf intelegensi yang kuat pada peserta didik, akan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan akademis di sekolah. Dengan kemampuan intelegensi yang baik, maka peserta didik akan mampu meraih prestasi belajar. Begitupun sebaliknya jika peserta didik memiliki kemampuan intelegensi yang rendah, hal itu ditandai dengan ketidak mampuan peserta didik dalam memahami akademis, sehingga berdampak pada prestasi belajar yang rendah.

2)      Bakat peserta didik

Bakat adalah kemampuan alami yang dimiliki seseorang yang bisa dikembangkan dengan lebih cepat.

3)      Minat

Minat adalah ketertarikan seseorang yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan dasar paling penting dalam keberhasilan proses belajar.

4)      Kreativitas Adalah kemampuan berfikir kreatif peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Kreativitas dalam belajar dapat memberikan pengaruh positif bagi peserta didik dalam menyelesaikan masalah akademis.

c.    Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah dorongan yang dapat memberikan semangat bagi pelajar agar bersungguh-sungguh dalam belajar.

d.   Emosi yang stabil

Kondisi emosi adalah keadaan suasana hati yang dialami oleh peserta didik. Kondisi tersebut seringkali dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

2.      Faktor Eksternal

Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari pengaruh luar individu, pengaruh tersebut bisa berupa pengaruh dari lingkungan maupun sosial.

a.       Lingkungan sekolah, yang berkaitan dengan sarana prasarana sekolah. sarana dan prasarana yang memadai dapat memberikan pengaruh yang positif bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

b.      Lingkungan sosial kelas adalah suasana sosial yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung antara murid dengan guru yang berlangsung di kelas. Suasana kelas yang kondusif dapat memicu peserta didik untuk semangat belajar.

c.       Lingkungan keluarga adalah suasana interaksi sosial antara orang tua dan peserta didik di lingkungan keluarga. Orang tua yang cenderung bersikap acuh tak acuh dengan anak maka akan sulit ketika menerima materi pelajaran di sekolah, begitu pula sebaliknya jika orang tua bersikap harmonis dengan anak maka akan dengan mudah menerima materi pelajaran.

 

Kesimpulan

Mutu merupakan kualitas suatu produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.Mutu juga dapat didefinisikan sebagai suatu yang memuaskan atau melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga sebagai mutu sesuai persepsi (Quality in Perception).

Langkah pertama dalam perencanaan peserta didik antara lain analisis kebutuhan peserta didik, rekrutmen peserta didik, seleksi peserta didik, orientasi preserta didik, pembagian kelas peserta didik, pencatatan dan pelaporan peserta didik .

Prestasi belajar adalah sebuah pencapaian hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik setelah ia mengikuti proses ujian dalam pelajaran tertentu. Prestasi belajar dapat diwujudkan dalam bentuk laporan nilai yang tertulis di buku rapor, atau di kartu hasil studi. Ada dua factor utama yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar peserta didik antara lain Faktor internal yaitu kesehatan fisik, psikologis (intelegensi, bakat peserta didik, minat, kreativitas), motivasi belajar, emosi yang stabil. Sedangkan faktor eksternal yaitu Lingkungan sekolah, lingkungan sosial kelas dan lingkungan keluarga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adward Sallis, Total Quality Manajemen In Education (Jogjakarta: IRCiSoD, 2007)

 

Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogik Modern

 

Arbangi, Dakir, Umiarso, Manajemen Mutu Penidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), 93. 25 Daryanto, Muhammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, Cet 1 (Yogyakarta: Gava Media 2013)

 

Dian dan Anisa Wahyuni, Manajemen Mutu Dalam Perspektif Islam, Jurnal Idaarah Vol. III No. 2 2019, 2. 15 M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajement) (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2001).

 

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994), 3. 45 Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogik Modern, (Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2013)

 

Muhammad Kristiawan dkk, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2017)

 

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996)

Copyright holder:

Maulidatul Hasanah (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: