Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
12, Desember 2023
ANALISIS KESULITAN BELAJAR
KIMIA SISWA SMA PASCA PENDEMI MENGGUNAKAN RACSH MODEL
Kartyka Nababan
Universitas Negeri Manado, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Ilmu kimia menjadi salah satu ilmu yang dianggap sulit oleh siswa sekolah menengah atas. Masih terdapat banyak siswa yang tidak mampu memahami konsep kimia dengan baik, hanya saja permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut tidak sepenuhnya diketahui oleh tenaga pendidik. Sehingga tujuannya yakni untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kesulitan belajar serta faktor-faktor kesulitan belajar kimia yang dialami siswa SMA. Jenis yang digunakan adalah fenomenologi dan pendekatan penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara studi dokumen, observasi, kuesioner, dan wawancara. Faktor internal penyebab kesulitan belajar meliputi pemahaman terhadap materi kimia, kemampuan matematika rendah, dan kurangnya motivasi belajar kimia. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar meliputi metode mengajar yang diterapkan guru, pengaruh negatif teman sebaya, keadaan dan waktu pembelajaran yang kurang kondusif.
Kata kunci: Kesulitan Belajar Kimia, Faktor Internal, Eksternal, Prestasi Belajar
Abstract
Chemistry is one of the subjects
that is considered difficult by high school students. There are still many
students who are unable to understand chemistry concepts properly, it's just
that the problems experienced by these students are not fully understood by
educators. So the aim is to describe and explain
learning difficulties and the factors of difficulty learning chemistry
experienced by high school students. The types used are phenomenology and
qualitative research approaches. Data collection was carried out by means of
document studies, observations, questionnaires, and interviews. Internal
factors that cause learning difficulties include understanding of chemistry
material, low math skills, and lack of motivation to learn chemistry. External
factors that cause learning difficulties include teaching methods used by
teachers, negative peer influence, less conducive learning conditions and times.
Keywords: Implementation of Chemistry
Learning, Internal, External Factors
Pendahuluan
Penyebaran
Covid-19 menyebabkan pemerintah Indonseia mengambil tindakan dengan menerapkan
berbagai kebijakan, salah satunya yaitu PSBB (pembtasan sosial skala besar)
atau sicial distancing di beberapa daerah dengan tujuan untuk mengurangi
penyebaran virus Covid-19. Kebijakan pemerintah tersebut berdampak pada
khususnya pendidikan di Indonesia (Herliandry et al., 2020). Dampak kebijkan pemerintahan di Indonesia
terhadap pendidikan yaitu siswa-siswi tidak dapat melakukan pembelajaran secara
tatap muka. Namun, seiring berjalannya waktu, penyebaran Covid-19 mulai
menuurun. Dampak dari menurunnya penyebaran Covid-19 tersebut mendorong
pemerintahan untuk mulai memperoleh para siswa-siswi untuk melakukan
pembelajarn secara tatap muka di sekolah (Herliandry et al., 2020).
Kementerian
Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristrk) resmi
mengeluarkan Surat Edaran (SE) Mendukbudristek Nomor 2 Tahun 2022 yakni
Diskresi Pelaksanaan Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 (Krilova & Windarti,
2020). Di dalamnya disebutkan bahwa daerah pada wilayah Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 boleh melakukan Pembelajarn Tatap Muka (PTM)
dengan kapasitas 50%.
Ilmu
kimia menjadi salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan kepada peserta
didik, hal ini dikarenakan ilmu kimia dapat meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik serta dapat merangsang pola pikir kreatif (Novita, 2018).
Pendidikan
merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan seluruh umat manusia guna
meningkatkan taraf serta kualitas hidupnya. Melalui proses pendidikan seorang
individu akan dapat merubah tingkah laku dan pengetahuan menjadi lebih baik (Rahmawati, 2018). Pendidikan dilakukan melalui proses memperoleh dan menanamkan
keterampilan dari guru kepeserta didik dengan tujuan untuk mengembangkan
berbagai potensi yang ada dalam diri peserta didik sehingga peserta didik dapat
berfikir secara kritis dan kreatif (Fathurrahman, 2013;
Maemanah et al., 2019).
Sekolah
Menengah Atas merupakan tingkat pendidikan yang wajib ditempuh, sebelum
melanjutkan ke tahap perguruan tinggi. Dalam tingkat pendidikan sekolah
menengah atas, siswa diajarkan berbagai bidang ilmu pengetahuan salah satunya
adalah ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat,
dan perubahan pada materi (Artini & Wijaya, 2020;
Dewi et al., 2016). Pada hakikatnya ilmu kimia terdiri dari dua bagian, yaitu kimia sebagai
produk dan kimia sebagai proses (Emda, 2017; Ningsih &
Hidayah, 2020).
Kimia
menjadi salah satu bidang ilmu yang tidak disenangi oleh peserta didik, karena
dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian besar siswa
(Muderawan et al., 2019;
Zakiyah et al., 2018). Beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari kimia
disebabkan cenderung disebabkan oleh siswa tidak tahu caranya belajar,
kesulitan menghubungkan antar konsep, serta memerlukan kemampuan dalam memanfaatkan
kemampuan logika, matematika, dan bahasa (Nababan & Krisen, n.d.;
Sugiyono, 2018). Pada pembelajaran kimia siswa cenderung mengalami kesulitan belajar
pada materi-materi kimia yang sifatnya kompleks dan banyak menggunakan
perhitungan matematika dalam menyelesaikan soal-soal.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (Nababan et al., 2019; Tarigan et al., 2022). Penelitian deskriptif digunanakn untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya. Dalam penelitian ini peneliti mencari tahu apa saja kesulitan belajar terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan Racs Model (Sulastri & Jiwandono, 2022; Yasri & Yoyo, 2022). Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan studi dokumen kuesioner, survey dan wawancara. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data faktor-faktor penyebab kesulitan belajar. Observasi digunakan untuk mendapatkan data terkait fasilitas yang ada disekolah. Wawancara digunakan untuk memperdalam data yang sudah didapat melalui studi dokumen, kuesioner dan observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif interpretatif.
Hasil dan Pembahasan
Setiap mata pelajaran tetntu memiliki kesulitan masing masing. Demikian pula dengan kimia juga memiliki kesulitan yang dihadapai. Beberapa faktor kesulitan yang ditemui dalam pelajaran kimia yaitu faktor internal, dimana penyebab kesulitan yaitu mengenai pemahaman terhadap meteri kimia, kemampuan matematika rendah, dan kurangnya motivasi belajar kimia. Faktor eksternalnya yaitu metode mengajar yang duterapkan guru, pengaruh negatif teman sebaya, keadaan dan waktu pembelajaran yang kurang kondusif. kurang kondusif.
Gambar 1. Data Sebaran Soal Misfit Atau Tidak Fit Dengan Model Rasch
Berdasarkan hasil analisis kesulitan dengan menggunakan bantuan program winsteps version 4.4.5 yang ada pada tabel 1 diperoleh butir soal yang misfit 25 butir, dan soal fit sebanyak 25 butir, sehingga diperoleh instrumen final sebnyak 25 butir.
Gambar 2.
Peta Wright person item; korelasi kreativitas guru
terhadap prestasi belajar kimia dengan dianalisis data menggunakan Rasch
Model.
Pada peta Wright person item Gambar 2, data di seblelah kiri garis vertikal merupakan person dan sebelah kanan adalah item. Maka didapatlam data sebagai berikut.
1)
Pada peta sebelah kiri paling atas
terdapat pada soal 1, 12, 13, 14, 16, 19, 3, 4, 5, 6 semua peserta tidak mampu
menjawab soal dimana pada soal tersebut merupakan soal tingakt kesulitan. Dan
pada soal no 11, 15, 18 dan 7 juga
terdapat 1 siswa, yaitu sama sama tidak mampu menjawab dengan benar.
2)
Pada peta sebelah kiri bagian kedua dari
bawah terdapat 8 siswa yang memiliki kesulitan paling rendah
3)
Pada peta sebelah kiri paling bawah
terdapat sebelas siswa yang menjawab soal kesulitan yang lebih rendah.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulakan bahwa kesulitan belajar kesulitan belajar kimia berpengeruh terdapat prestasi siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan peta Wright person item pada Gambar 2, terdapat
hubungan yang signifikan antara kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran
yang bervariasi dengan tingkat kesulitan belajar siswa. Selain itu, kesulitan
belajar siswa akibat factor tidak tahu caranya belajar, kesulitan menghubungkan
antar konsep, serta memerlukan kemampuan dalam memanfaatkan kemampuan logika,
matematika, dan Bahasa, sangat berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
siswa. Oleh karena itu, guru dengan kreativitas yang tinggi akan menjadi salah
satu solusi terhadap masalah kesulitan belajar siswa sekaligus menjadi cara
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
BIBLIOGRAFI
Artini, N. P. J., & Wijaya, I. K. W. B. (2020).
Strategi pengembangan literasi kimia bagi siswa SMP. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Citra Bakti, 7(2), 100–108.
Dewi, F., Afrida, A., & Efrianto, B.
(2016). Analisis Keterlaksanaan Pendekatan Experiential Learning dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Ikatan Kimia
di Kelas X MIA SMAN 1 Kota Jambi. Journal of The Indonesian Society of
Integrated Chemistry, 8(2), 10–17.
Emda, A. (2017). Laboratorium sebagai
sarana pembelajaran kimia dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja
ilmiah. Lantanida Journal, 5(1), 83–92.
Fathurrahman, P. (2013). Pengembangan
Pendidikan Karakter. Refika Aditama.
Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban,
M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran pada masa pandemi covid-19. JTP-Jurnal
Teknologi Pendidikan, 22(1), 65–70.
Kirilova, G. I., & Windarti, A. (2020).
Impact of Corona Virus Outbreak Towards Teaching and Learning Activities in
Indonesia.
Kusumawati, E. (2022). School Committee Participation In Realizing The
Quality Of Education. Infokum, 10(5), 880-886.
Maemanah, S., Suryaningsih, S., &
Yunita, L. (2019). Kemampuan pemecahan masalah melalui model flipped classroom
pada pembelajaran kimia abad ke 21. Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 3(2),
143–154.
Muderawan, I. W., Wiratma, I. G. L., &
Nabila, M. Z. (2019). Analisis faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa
pada pelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 3(1),
17–23.
Nababan, K., Hastuti, B., & Indriyanti,
N. Y. (2019). Blended learning in high school chemistry to enhance students’
metacognitive skills and attitudes towards chemistry: A need analysis. AIP
Conference Proceedings, 2194(1).
Nababan, K., & Krisen, S. (n.d.). Participatory
Action Research dalam Pembelajaran Kimia Abad 21: Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Bercirikan PCK.
Netzer, C., & Mittelstädt, A.
(2021). Incorporating microlearning videos, online exercises and assessments
into introductory physics. Proceedings - SEFI 49th Annual Conference: Blended
Learning in Engineering Education: Challenging, Enlightening - and Lasting?
Ningsih, R. K., & Hidayah, R. (2020).
Validitas KIT Praktikum Kimia sebagai Media Pembelajaran untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas X pada Materi Metode Ilmiah, Senyawa
Kovalen Polar dan Non Polar, serta Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Unesa
Journal of Chemical Education, 9(1), 1–8.
Novita, D. (2018). Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa pada Materi Laju Reaksi di Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Manyar. J-PEK
(Jurnal Pembelajaran Kimia), 3(2), 19–30.
Rahmawati, Y. (2018). Peranan
transformative learning dalam pendidikan kimia: Pengembangan karakter,
identitas budaya, dan kompetensi abad ke-21. Jurnal Riset Pendidikan Kimia
(JRPK), 8(1), 1–16.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian dan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta.
Sulastri, D., & Jiwandono, I. S.
(2022). Analisis Kesulitan Guru Sekolah Dasar Dalam Menanamkan Pendidikan
Karakter Pasca Pandemi Covid-19. Journal of Classroom Action Research, 4(4).
Tarigan, E. F., Nilmarito, S., Islamiyah,
K., Darmana, A., & Suyanti, R. D. (2022). Analisis Instrumen Tes
Menggunakan Rasch Model dan Software SPSS 22.0. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia, 16(2), 92–96.
Yasri, A. S., & Yoyo, Y. (2022).
Kesulitan Pembelajaran Nahwu dengan Model Blended Learning Pasca Pandemi
Covid-19. An Nabighoh, 24(2), 199–214.
Zakiyah, Z., Ibnu, S., & Subandi, S.
(2018). Analisis Dampak Kesulitan Siswa pada Materi Stoikiometri terhadap Hasil
Belajar Termokimia dan Upaya Menguranginya dengan Metode Pemecahan Masalah. EduChemia
(Jurnal Kimia Dan Pendidikan), 3(1), 119–134.
Copyright holder: Kartyka Nababan (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |