Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 1, Januari
2024
IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH PENGGERAK SD NEGERI 2 TAMBAKAGUNG DALAM KEGIATAN
INTRAKURIKULER, EKSTRAKURIKULER, DAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Fresti Sunandari1*, Johar Alimuddin2,
Rif’at Shafwatul Anam3
Program Pascasarjana, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto,
Indonesia1
STKIP Majenang,
Indonesia2
Universitas Terbuka, UPBJI Purwokerto,
Indonesia3
Email:
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui (1) bagaimana implemepentasi kurikulum merdeka di salam kegiatan intrakurikuler, (2) bagaimana implementasi kurikulum merdeka pada kegiatan
ekstrakurikuler, dan (3) bagaimana impelemntasi kurikulum merdeka pada kegiatan projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Data
yang digunakan adalah daya primer yang diperroleh dari hasil wawancara
langsung dengan peserta didik, guru, dan kepala sekolah
SDN 2 Tambakagung. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
1) reduksi data, 2) penyajian
data, 3)analisis data dan penarik kesimpulan.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 2 Tambakagung
pada kegiatan intrakurikuler sudah mengikuti regulasi dan aturan tentang
pelaksanaan kurikulum merdeka, metode – metode yang diguakan oleh guru sudah memfasilitasi kebutuhan murid.
(2) Kegiatan ekstrakurikuler
yang dilaskanakan di SDN 2 Tambakgung
berjalan tidak jauh berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya sebelum kurikulum merdeka dilaksanakan, tetapi setiap tahunnya
dari masing-masing bidang ekstrakurikuler mampu mendapatkan prestasi atau kejuaraan
baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten. (3)Pelaksanaan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di tahun pertama masih
mengalami kebingungan, banyak guru yang belum paham bagaimana melaksanakan P5, tetapi di tahun kedua P5 sudah dilaksanakan sesuai regulasi, alur dan kegiatan
sudah disesuaikan dengan modul yang digunakan dalam pelaksanaan P5. Pada Implementasi Kurikulume Merdeka pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di
SDN 2 Tambakagung meningkatkan
kompetensi dan pengetahuannya melalui platfiorm merdeka mengajar dan juga kegiatan-kegiatan pada koimunitas belajar.
Kata
Kunci: Impelementasi Kurikulum Merdeka, Sekolah Penggerak, Profil Pelajar Pancasila
Abstract
This study aims to find out (1) how the implementation
of the independent curriculum in intracurricular
activities, (2) how to implement the independent curriculum in extracurricular
activities, and (3) how to implement the independent curriculum in project
activities to strengthen the profile of Pancasila students. This research is a
qualitative descriptive research. The data used is primary power obtained from
direct interviews with students, teachers, and principals of SDN 2 Tambakagung. Data collection techniques use interviews,
observation, documentation and questionnaires. Data analysis techniques in this
study are 1) data reduction, 2) data presentation, 3) data analysis and
conclusion pulling. The results of this study show that: (1) The implementation
of the Independent Curriculum at SDN 2 Tambakagung in
intracurricular activities has followed the
regulations and rules regarding the implementation of the independent
curriculum, the methods used by teachers have facilitated the needs of
students. (2) The extracurricular activities carried out at SDN 2 Tambakgung run not much different from previous years
before the independent curriculum was implemented, but every year from each
extracurricular field they are able to get achievements or championships both
at the sub-district and district levels. (3) The implementation of the
Pancasila Student Profile Strengthening Project in the first year is still
confused, many teachers do not understand how to implement P5, but in the
second year P5 has been carried out according to regulations, flows and
activities have been adjusted to the modules used in the implementation of P5.
In the implementation of Kurikulume Merdeka,
educators and education staff at SDN 2 Tambakagung
improve their competence and knowledge through the independent teaching
platform and also activities in the learning community.
Keywords:
Implementation of the Independent Curriculum, Mobilizing Schools, Pancasila
Student Profile
Kurikulum Merdeka mulai dilaksanakan pada tahun 2022 dari mulai
TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Implementasi Kurikulum Merdeka pada sekolah dasar
dimulai di Kelas I dan Kelas 4, Hal ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
262/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran (Anawaty et al., 2023). Berdasarkan data dari Pengaws TK/SD di Kecamatan Kliorng
terdapat 33 Sekolah Dasar di bawah naungan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olahraga Kebupaten Kebumen. Salah satu diantaranya adalah Sekolah Penggerak yang menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka Level 3 dengan
status “mandiri berbagi”. Pilihan Mandiri
Berbagi akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan
Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat
ajar pada satuan pendidikan. Kemudian ada 31 Sekolah Dasar menerapkan
Implementasi Kurikulum Merdeka Level 2 dengan status “mandiri berubah”. Pilihan
Mandiri Berubah memberikan
keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan
pendidikan dan terdapat 1 Sekolah Dasar dengan Implementasi Kurikulum
Merdeka Level 1 dengan status “mandiri belajar”
(Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Untuk Sekolah Dasar
dengan status “mandiri belajar” kurikulum yang diterapakan di sekolahnya
masih menggunakan kurikulum lama yaitu kurikulum 2013. Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan
pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip
Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang
diterapkan pada satuan pendidikan.
Tujuan akhir da
Nadiem
(2021) menyatakan pencap
Program Sekolah Penggerak merupakan
penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah
Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih
maju (Rahimi
et al., 2023). Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan
ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah
Penggerak. Program Sekolah Penggerak adaalah upaya
untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila (kemdikbudristek,
2022)
SD Negeri 2 Tambakagung
merupakan salah satu sekolah penggerak di Kecamatan Kliorng
yang mendapat pendampingan langsung dari kemdikburistek
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka melalui melalui Fasilitator Program Sekolah Penggerak. Fasilitator Sekolah Penggerak
adalah pendamping Kepala Sekolah, Guru/Pendidik, dan Pengawas Sekolah/ Penilik
untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada murid. Fasilitator
mendampingi 3 (tiga) sampai 8 (delapan) sekolah dalam 1 (satu) kabupaten/kota,
selama minimal 1 (satu) tahun. Fasilitator
berperan sebagai pendamping dan pendukung kepala sekolah, guru/pendidik, dan pengawas
sekolah/penilik, untuk mewujudkan tujuan dari program ini sendiri, yaitu
sekolah yang berpusat pada murid (Praptono, 2022).
Pelaksanaan IKM itu sendiri berbeda dengan kurikulum merdeka, dimana tujuan dari kurikulum merdeka adalah membentuk
karakter Profil Pelajar Pancasila, untuk itu sekolah yang sudah menerapkan IKM
harus selalu mengaitkan kegiatan-kegiatan pembelajarannya untuk mencapai
karakter Profil pelajar Pancasila (Yulia et al., 2023). Karakter-karakter
dalam dimensi Profil pelajar Pancasila harus diterapkan pada semua kegiatan di
sekolah baik itu pada kegiatan Intrakurikuler yaitu pada pembelajaran di kelas
(Sukriyatun, 2022) pada kegiatan Ekstrskurikuler yaitu pada kegiatan pengembangan minat dan
bakat siswa di luar jam pelajaran sekolah dan satu lagi yang berbeda dengan
kurikulum
sebelumnya bahwa pada kurikulum merdeka ada kegiatan khusus yang tidak terikat
dengan mata pelajaran dan mendapat alokasi jam pelajaran khusus yaitu kegiatan
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk itu peneliti tertarik untuk
melakukan riset bagaimana pelaksanaan kurikulum merdeka di SD Negeri 2 Tambakagung pada kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dimana sekolah ini merupakan salah satu
sekolah penggerak di Kecamatan Klirong.
Penelitian
ini difokuskan pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka di SDN 2 Tambakagung,
dengan rumusan masalah mencakup pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah
penggerak tersebut. Tujuan penelitian melibatkan pemahaman terhadap
implementasi Kurikulum Merdeka dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler,
dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila di SDN 2 Tambakagung.
Manfaat penelitian ini melibatkan guru sebagai model implementasi Kurikulum
Merdeka, sekolah dalam memotivasi guru untuk mengembangkan potensi dan
memperbaiki kekurangan, serta kontribusinya terhadap kemajuan dunia pendidikan
di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada
implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 2 Tambakagung,
Kecamatan Klirong. Sumber informasi diperoleh dari
guru dan murid kelas 1 dan 4, serta kepala sekolah. Instrumen penelitian
melibatkan pedoman wawancara, lembar observasi, dokumentasi, dan angket.
Prosedur pengumpulan data mencakup wawancara, observasi, dokumentasi, dan
penyebaran angket (Creswell & Creswell, 2017). Data yang terkumpul
akan diolah melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/conclusion drawing. Validasi data
menggunakan triangulasi teknik untuk memastikan kredibilitas data dari berbagai
sumber. Metode analisis data mengacu pada model interaktif Miles and Huberman, yang melibatkan
kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Penerapan IKM dalam Kegiatan Intrakurikuler
Berdasarkan hasil wawancara bersama
murid-murid SDN 2 Tambakagung mereka sangat merasakan
perubahan dalam dalam pembelajaran ini, menurut
murid-murid sekarang guru lebih aktif
dan lebih mengasyikkan dalam belajar, murid-murid diberi kesempatan untuk menggunakan
laptop, chroombook
maupun handphone,
alat peraga dalam pembelajaran juga lebih bervariasi, guru selalu
menggunakan LCD Proyektor dan juga
sering berinteraksi langsung dengan lingkungan, kegiatan praktek
dan juga bekerja kelompok, menurut mereka pembelajaran lebih mengasyikkan
tetapi keadaan kelas lebih ramai, dan menjadikan muri-murid tidak ada yang
mengantuk lagi, hal yang baru adalah ketika kita semua harus melakukan
presentasi dan kemudia menyampaikan refleksi, ada
beberapa murid-murid yang masih kesulitan dalam menomunikasikan
hasil pembelajarannya, dan mereka masih merasa belum terbiasa untuk
menyampaikan hasil refleksinya. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan
guru SDN 2 Tambakagung menyampaikan bahwa
pembelajaran dalam kurikulum meredaka menyita bantak waktu mereka sebelum pembelajaran mereka benar-benar
harus merencanakan dengan matang, apalagi ketika mereka harus melaksanakan
pembelajaran berdiferensasi, tanpa persiapan matang
mustahil pembelajaran berdiferensiasi dalam berjalan
dengan baik. Untuk dapat melaksankan pemblajaran dengan baik guru juga perlu banyak belajar dan
meningkatkan kompetensinya, mereka mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru
melalui kegiatan KKG, diskusi di komunitas belajar di sekolah, PMO, Lokakarya
dan belajar mandiri melalui PMM. Hal seperti ini memang sudah menjadi kebiasaan
di sekolah penggerak, artinya guru-guru di |Sekolah Penggerak ini sudah mampu
meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Bahkan mereka
siap untuk berbagi dengan sekolah lain tentang pengetahuan-pengetahuan baru
tentang kurikulum merdeka dengan sekolah lain. Kepala SDN 2 tambakagung
menyampiakan bahwa pembelajaran kurikulum merdeka
terkesan ribet tetapi hasilnya sudah bisa terlihat, kreativitas anak meningkat
pesat, dan mereka diberi kesempatan untuk mengembagkan
kemampuannya semaksimal mungkin, hanya keterbatasan fasilitas belajar yang ada
di SDN 2 Tambakagung yangmasih
menjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum merdeka.
Penerapan IKM dalam Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler yang
terlaksana di SDN 2 Tambakagung tidak tidak jauh berbeda dari sebelum pelaksanaan kurikulum
merdeka. Karena sebelum pelaksanaan kurikulum merdeka di SDN 2 Tambakagung juga sudah melaksankaan
kegiatan ekstrakurikuler, menurut kepala sekolah kegiatan ekstrakurikuler akan
berjalan baik jika kita menemukan pelatih yang mampu mengarahkan murid-murid,
dan juga mendapat dukunga penuh dari orang tua,
faktor yang menjadi kendala adalah keterbatasan kemampuan dari pelatih
ekstrakurikuler karena pelatih ekstrakurikuler adalah dari guru-guru SDN 2 Tambakagung bukan dari tenaga ahli yang lebih kompeten, hal
ini karena keterbatasan biaya, karena dari dana yang BOSP yang diterima oleh
sekolah difokuskan dalam kegiatan pembelajaran.
Penerapan IKM dalam P5
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kegiatan P5 sudah dilaksanakan sesuai alur pada modul P5 pada kegiatan aksi
mereka selalu melibatkan peran orang tua dan walimurid.
Kegiatan P5 sering diisi dengan praktek dan
menyelesaikan proyek, dengan membiasakan praktek dan
kerja kelompok dalam P5 secara otomatis karakter karakter
baik akan muncul, menurut informasi dari guru mapel
PAI kasus bullying di sekolah baik secara verbal
maupun perbuatan sudah menurun secara drastis, aduan tentang kenakalan anak
juga sudah menurun, ini membuktikan bahwa dimensi karakter dari Profil Pelajar
Pancasila sudah melekat pada diri anak.
Secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran intrakurikuler di SDN 2 Tambakagung
sudah sesuai dengan regulasi dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah,
SDN 2 Tambakagung sudah melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, asesmen awal, asesmen formatif dan sumatif, kerja kelompok dan
pembelajaran TIK menjadi ciri khas utama dalam pembelajaran intrakurikuler di
SDN 2 Tambakagung dengan cara memaksimalkan aset yang
dimiliki, yaitu 20 chroombook yang sangat membantu
murid-murid dalam pembelajaran. Pembelajaran berdiferensaisi
juga sudah dilaksanakan secara rutin oleh para pendidik, pendidik menyiapkan
konten yang beragam dan membebaskan anak-anak untuk menghasilkan produk sesuai
dengan kompetensi mereka masing-masing. Melalui asesmen
awal pembelajaran pendidik juga sudah memberikan perlakuan yang disesuaikan
dengan hasil asesmen awal, keragaman dari murid-murid
SDN 2 Tambakagung dihargai dan dikembangkan sesuai
dengan kompetensinya. Pelaksanaan asesmen formatif
sudah dilakukan di setiap akhir pembelajaran, hal ini terlihat dari rencana
pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik. Tetapi asesmen
formatif masih dilaksanakan dengan
kesepakatan di komintas belajar Kelompok Kerja Guru
di se Kecamatan.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang
dilaksanakan di SDN 2 Tambakagung sudah berjalan
secara rutin, bahkan sudah memperoleh kejuaraan dalam lomba, kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksnakan di SDN 2 Tambakagung memberikan dampak positif bagi murid-murid
untuk mendapatkan prestasi di sesuai dengan bidangnya masing-masing, hal ini
menandakan jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler mampu
mewadahi bakat dan minat murid. Mmeberikan motivasi
kepada mereka untuk berkreasi dan menyalurkan bakatnya.
Projek
Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan yang baru ada ketika kebijakan
Kurikulum Merdeka mulai dilaksanakan, pada pelaksanaan P5 di SDN 2 Tambakagung sudah berjalan sesuai dengan regulasi dan
rambu-rambu yang ada dalam aturan, meskipun menurut informasi yang disampaikan
oleh guru mereka masih ragu-ragu dan kebingungan dalam melaksnakan
kegiatan P5 tetapi merasa sanat tertolong sekali dengan aplikasi PMM (Platform
Merdeka Mengajar) karena dengan membuka PMM wawasan dan pengetahuan mereka
bertambah terutama dalam P5. Bahkan para pendidik bisa mengunduh modul P5 sesaui dengan tema yang dilaksanakan, yang di dalamnya
terdapat panduan dan alur dalam melaksanakan P5.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa pelaksanaan kegiatan intrakurikuler di SDN 2 Tambakagung
telah sesuai dengan aturan dan regulasi, memberikan dampak positif pada warga
sekolah, dan memperkuat dimensi karakter Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran
intrakurikuler berhasil jika guru mempersiapkan dan merencanakan pembelajaran
dengan matang, termasuk metode, media, asesmen, dan
teknik-teknik yang relevan. Dukungan dari semua pihak juga diperlukan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam
kurikulum merdeka tidak berbeda jauh dengan kurikulum sebelumnya, dan semua
kegiatan tersebut berjalan baik, meraih prestasi di bidangnya masing-masing,
dengan pembina ekstrakurikuler yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya.
Meskipun SDN 2 Tambakagung belum membuat modul P5
secara mandiri, kegiatan P5 dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengunduh
modul dari aplikasi PMM. Kegiatan P5, terutama yang melibatkan praktek, mampu membentuk karakter positif pada murid,
terbukti dengan menurunnya kasus bullying dan berkurangnya
aduan terkait kenakalan anak.
BIBLIOGRAFI
Anawaty, M. F., Safira, A., &
Putra, R. R. A. (2023). Asesmen Perkembangan Anak di Era Merdeka Belajar. Jurnal
Pelita PAUD, 8(1), 75–81.
Babbie, E. R. (2020). The practice of
social research. Cengage AU.
Creswell, J.
W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative,
quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.
Faiz, A.,
& Faridah, F. (2022). Program Guru Penggerak Sebagai Sumber Belajar. Konstruktivisme:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 14(1), 82–88.
Kusumawati, E. (2023).
Optimalisasi Mutu Pendidikan melalui Kepemimpinan Inovatif. Jurnal
Bahana Manajemen Pendidikan, 12(1), 107-111.
Kusumawati, E. (2023). The effect of situational
leadership, organizational culture and achievement motivation on the work
professionalism of kindergarten teacher.
Kusumawati, E. (2022).
School Committee Participation In Realizing The Quality Of Education. Infokum, 10(5),
880-886.
Lestari, S.,
Fatonah, K., & Halim, A. (2021). Mewujudkan merdeka belajar: studi kasus
program kampus mengajar di sekolah dasar swasta di jakarta. Jurnal Basicedu,
5(6), 6426–6438.
Praptono.
(2022). Fasilitator Program Sekolah Penggerak Menjadi Pembuka Kerja
Kolaboratif di Sekolah.
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/fasilitator-program-sekolah-penggerak-menjadi-pembuka-kerja-kolaboratif-di-sekolah
Rahimi, A.,
Darlis, A., Ammar, S. A., & Daulay, D. A. (2023). Sekolah Penggerak Sebagai
Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling
(JPDK), 5(1), 692–697.
Rahmadayanti,
D., & Hartoyo, A. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar
di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174–7187.
Sagala, S. (2011). Strategi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sukriyatun,
G. (2022). Pendidikan Karakter pada Kurikulum 2013 dan Perkembangannya Menuju
Profil Pelajar Pancasila. Primer Edukasi Journal, 1(2), 23–37.
Sumarsih, I.,
Marliyani, T., Hadiyansah, Y., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).
Analisis implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak sekolah dasar. Jurnal
Basicedu, 6(5), 8248–8258.
Suyono, H. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Yulia, N. M.,
Sa’diyah, Z., & Ni’mah, D. (2023). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya
Wujudkan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti,
10(2), 430–442.
Copyright
holder: Fresti
Sunandari, Johar Alimuddin, Rif’at
Shafwatul Anam (2024) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |