Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 1, Januari 2024

 

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH PENGGERAK SD NEGERI 2 TAMBAKAGUNG DALAM KEGIATAN INTRAKURIKULER, EKSTRAKURIKULER, DAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

 

Fresti Sunandari1*, Johar Alimuddin2, Rif’at Shafwatul Anam3

Program Pascasarjana, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto, Indonesia1

STKIP Majenang, Indonesia2

Universitas Terbuka, UPBJI Purwokerto, Indonesia3

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana implemepentasi kurikulum merdeka di salam kegiatan intrakurikuler, (2) bagaimana implementasi kurikulum merdeka pada kegiatan ekstrakurikuler, dan (3) bagaimana impelemntasi kurikulum merdeka pada kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah daya primer yang diperroleh dari hasil wawancara langsung dengan peserta didik, guru, dan kepala sekolah SDN 2 Tambakagung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3)analisis data dan penarik kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 2 Tambakagung pada kegiatan intrakurikuler sudah mengikuti regulasi dan aturan tentang pelaksanaan kurikulum merdeka, metodemetode yang diguakan oleh guru sudah memfasilitasi kebutuhan murid. (2) Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaskanakan di SDN 2 Tambakgung berjalan tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sebelum kurikulum merdeka dilaksanakan, tetapi setiap tahunnya dari masing-masing bidang ekstrakurikuler mampu mendapatkan prestasi atau kejuaraan baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten. (3)Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di tahun pertama masih mengalami kebingungan, banyak guru yang belum paham bagaimana melaksanakan P5, tetapi di tahun kedua P5 sudah dilaksanakan sesuai regulasi, alur dan kegiatan sudah disesuaikan dengan modul yang digunakan dalam pelaksanaan P5. Pada Implementasi Kurikulume Merdeka pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di SDN 2 Tambakagung meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya melalui platfiorm merdeka mengajar dan juga kegiatan-kegiatan pada koimunitas belajar.

Kata Kunci: Impelementasi Kurikulum Merdeka, Sekolah Penggerak, Profil Pelajar Pancasila

 

Abstract

This study aims to find out (1) how the implementation of the independent curriculum in intracurricular activities, (2) how to implement the independent curriculum in extracurricular activities, and (3) how to implement the independent curriculum in project activities to strengthen the profile of Pancasila students. This research is a qualitative descriptive research. The data used is primary power obtained from direct interviews with students, teachers, and principals of SDN 2 Tambakagung. Data collection techniques use interviews, observation, documentation and questionnaires. Data analysis techniques in this study are 1) data reduction, 2) data presentation, 3) data analysis and conclusion pulling. The results of this study show that: (1) The implementation of the Independent Curriculum at SDN 2 Tambakagung in intracurricular activities has followed the regulations and rules regarding the implementation of the independent curriculum, the methods used by teachers have facilitated the needs of students. (2) The extracurricular activities carried out at SDN 2 Tambakgung run not much different from previous years before the independent curriculum was implemented, but every year from each extracurricular field they are able to get achievements or championships both at the sub-district and district levels. (3) The implementation of the Pancasila Student Profile Strengthening Project in the first year is still confused, many teachers do not understand how to implement P5, but in the second year P5 has been carried out according to regulations, flows and activities have been adjusted to the modules used in the implementation of P5. In the implementation of Kurikulume Merdeka, educators and education staff at SDN 2 Tambakagung improve their competence and knowledge through the independent teaching platform and also activities in the learning community.

Keywords: Implementation of the Independent Curriculum, Mobilizing Schools, Pancasila Student Profile

 

 

Pendahuluan

Kurikulum Merdeka mulai dilaksanakan pada tahun 2022 dari mulai TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Implementasi Kurikulum Merdeka pada sekolah dasar dimulai di Kelas I dan Kelas 4, Hal ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 262/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran (Anawaty et al., 2023). Berdasarkan data dari Pengaws TK/SD di Kecamatan Kliorng terdapat 33 Sekolah Dasar di bawah naungan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kebupaten Kebumen. Salah satu diantaranya adalah Sekolah Penggerak yang menerapkan  Implementasi Kurikulum Merdeka Level 3 dengan status “mandiri berbagi”.  Pilihan Mandiri Berbagi akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan. Kemudian ada 31 Sekolah Dasar menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka Level 2 dengan status “mandiri berubah”. Pilihan Mandiri Berubah memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan dan terdapat 1 Sekolah Dasar dengan Implementasi Kurikulum Merdeka Level 1 dengan status “mandiri belajar” (Rahmadayanti & Hartoyo, 2022). Untuk Sekolah Dasar dengan status “mandiri belajar” kurikulum yang diterapakan di sekolahnya masih menggunakan kurikulum lama yaitu kurikulum 2013. Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan.

Tujuan akhir dari Kurikulum merdeka  adalah membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila.  Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Indonesia sudah melalui berbagai persiapan yang matang, bahkan pemerintah juga menyelenggarakan berbagai program untuk mendukung pelaksanaan kuirkulum merdeka diantaranya adalah program guru penggerak (Faiz & Faridah, 2022). Program sekolah penggerak dan juga percepatan pelaksanaan kurikulum merdeka melalui platform merdeka digital yang bisa diakses dengan menggunakan gadget/gawai (Kemdikbud, 2021).  Berbagai persiapan juga sudah dilaksanakan untuk pelaksanaan kurikulum merdeka, tetapi yang terjadi di lapangan ternyata tidak seindah yang dibayangkan, pelaksanaan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar di Kecamatan Klirong awalnya mengalami berbagai hambatan antara lain adalah buku atau sumber belajar yang belum siap. Banyak guru yang belum paham bagaimana mengajar dengan menggunakan kurikulum merdeka, hal ini tentunya membuat berbagai permasalahan muncul dan pelaksanaan kurikulum merdeka belum maksimal. Untuk itu pada tahun 2021 pemerintah menyelenggarakan Program Sekolah Penggerak melalui seleksi yang diikuti oleh kepala sekolah secara daring melalui laman https://app-sekolahpenggerak.simpkb.id/home setelah melalui tahap-tahap seleksi, sekolah yang lulus akan menjadi sekolah penggerak dan mendapat pendampingan langsung dari Kemdikbudristek dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, sekaligus juga mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja yang besarannya sudah ditetapkan pemerintah sesuai dengan ketentuan.

Nadiem (2021) menyatakan pencapaian tujuan pendidikan merupakan tantangan, antara lain peningkatan mutu, relevansi dan efektifitas pendidikan sebagai kebutuhan nasional sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, yang berdampak nyata pada program pendidikan dan kurikulum sekolah (Lestari et al., 2021). Akan tetapi,  banyak permasalahan dalam pendidikan yang dapat menghambat tercapainya tujuan tersebut. Akhir-akhir ini pemerintah telah melakukan penambahan pendidikan di segala bidang, salah satunya melalui program ini. Program Sekolah Penggerak merupakan upaya  mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan individual melalui penciptaan peserta didik yang berpancasila.  Program Mobilisasi Sekolah  berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi) dan karakter, dimulai dari sumber daya manusia yang unggul. Program sekolah penggerak inilah yang nantinya akan menjadi gerbang menuju kurikulum berorientasi kepada kebutuhan peserta didik dengan kesesuaian karakter serta karakteristik lingkungan sekolah di Indonesia menurut Alexander dikutip oleh (Sumarsih et al., 2022) mengatakan kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian bagi integrasi pembeda persiapan pemilihan dan diagnostik hal ini menjadi kurikulum sebagai salah satu komponen yang utama dan alat penting dalam proses pendidikan.

Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju (Rahimi et al., 2023). Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak adaalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila (kemdikbudristek, 2022).

SD Negeri 2 Tambakagung merupakan salah satu sekolah penggerak di Kecamatan Kliorng yang mendapat pendampingan langsung dari kemdikburistek dalam Implementasi Kurikulum Merdeka melalui melalui Fasilitator Program Sekolah Penggerak. Fasilitator Sekolah Penggerak adalah pendamping Kepala Sekolah, Guru/Pendidik, dan Pengawas Sekolah/ Penilik untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada murid. Fasilitator mendampingi 3 (tiga) sampai 8 (delapan) sekolah dalam 1 (satu) kabupaten/kota, selama minimal 1 (satu) tahun. Fasilitator berperan sebagai pendamping dan pendukung kepala sekolah, guru/pendidik, dan pengawas sekolah/penilik, untuk mewujudkan tujuan dari program ini sendiri, yaitu sekolah yang berpusat pada murid (Praptono, 2022).

Pelaksanaan IKM itu sendiri berbeda dengan kurikulum merdeka, dimana tujuan dari kurikulum merdeka adalah membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, untuk itu sekolah yang sudah menerapkan IKM harus selalu mengaitkan kegiatan-kegiatan pembelajarannya untuk mencapai karakter Profil pelajar Pancasila (Yulia et al., 2023). Karakter-karakter dalam dimensi Profil pelajar Pancasila harus diterapkan pada semua kegiatan di sekolah baik itu pada kegiatan Intrakurikuler yaitu pada pembelajaran di kelas (Sukriyatun, 2022) pada kegiatan Ekstrskurikuler yaitu pada kegiatan pengembangan minat dan bakat siswa di luar jam pelajaran sekolah dan satu lagi yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya bahwa pada kurikulum merdeka ada kegiatan khusus yang tidak terikat dengan mata pelajaran dan mendapat alokasi jam pelajaran khusus yaitu kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan riset bagaimana pelaksanaan kurikulum merdeka di SD Negeri 2 Tambakagung pada kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dimana sekolah ini merupakan salah satu sekolah penggerak di Kecamatan Klirong.

Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka di SDN 2 Tambakagung, dengan rumusan masalah mencakup pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah penggerak tersebut. Tujuan penelitian melibatkan pemahaman terhadap implementasi Kurikulum Merdeka dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila di SDN 2 Tambakagung. Manfaat penelitian ini melibatkan guru sebagai model implementasi Kurikulum Merdeka, sekolah dalam memotivasi guru untuk mengembangkan potensi dan memperbaiki kekurangan, serta kontribusinya terhadap kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 2 Tambakagung, Kecamatan Klirong. Sumber informasi diperoleh dari guru dan murid kelas 1 dan 4, serta kepala sekolah. Instrumen penelitian melibatkan pedoman wawancara, lembar observasi, dokumentasi, dan angket. Prosedur pengumpulan data mencakup wawancara, observasi, dokumentasi, dan penyebaran angket (Creswell & Creswell, 2017). Data yang terkumpul akan diolah melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/conclusion drawing. Validasi data menggunakan triangulasi teknik untuk memastikan kredibilitas data dari berbagai sumber. Metode analisis data mengacu pada model interaktif Miles and Huberman, yang melibatkan kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Penerapan IKM dalam Kegiatan Intrakurikuler

Berdasarkan hasil wawancara bersama murid-murid SDN 2 Tambakagung mereka sangat merasakan perubahan dalam dalam pembelajaran ini, menurut murid-murid  sekarang guru lebih aktif dan lebih mengasyikkan dalam belajar, murid-murid diberi kesempatan untuk menggunakan laptop, chroombook maupun handphone, alat peraga dalam pembelajaran juga lebih bervariasi, guru selalu menggunakan  LCD Proyektor dan juga sering berinteraksi langsung dengan lingkungan, kegiatan praktek dan juga bekerja kelompok, menurut mereka pembelajaran lebih mengasyikkan tetapi keadaan kelas lebih ramai, dan menjadikan muri-murid tidak ada yang mengantuk lagi, hal yang baru adalah ketika kita semua harus melakukan presentasi dan kemudia menyampaikan refleksi, ada beberapa murid-murid yang masih kesulitan dalam menomunikasikan hasil pembelajarannya, dan mereka masih merasa belum terbiasa untuk menyampaikan hasil refleksinya. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN 2 Tambakagung menyampaikan bahwa pembelajaran dalam kurikulum meredaka menyita bantak waktu mereka sebelum pembelajaran mereka benar-benar harus merencanakan dengan matang, apalagi ketika mereka harus melaksanakan pembelajaran berdiferensasi, tanpa persiapan matang mustahil pembelajaran berdiferensiasi dalam berjalan dengan baik. Untuk dapat melaksankan pemblajaran dengan baik guru juga perlu banyak belajar dan meningkatkan kompetensinya, mereka mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru melalui kegiatan KKG, diskusi di komunitas belajar di sekolah, PMO, Lokakarya dan belajar mandiri melalui PMM. Hal seperti ini memang sudah menjadi kebiasaan di sekolah penggerak, artinya guru-guru di |Sekolah Penggerak ini sudah mampu meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Bahkan mereka siap untuk berbagi dengan sekolah lain tentang pengetahuan-pengetahuan baru tentang kurikulum merdeka dengan sekolah lain. Kepala SDN 2 tambakagung menyampiakan bahwa pembelajaran kurikulum merdeka terkesan ribet tetapi hasilnya sudah bisa terlihat, kreativitas anak meningkat pesat, dan mereka diberi kesempatan untuk mengembagkan kemampuannya semaksimal mungkin, hanya keterbatasan fasilitas belajar yang ada di SDN 2 Tambakagung yangmasih menjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum merdeka.

Penerapan IKM dalam Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler yang terlaksana di SDN 2 Tambakagung tidak tidak jauh berbeda dari sebelum pelaksanaan kurikulum merdeka. Karena sebelum pelaksanaan kurikulum merdeka di SDN 2 Tambakagung juga sudah melaksankaan kegiatan ekstrakurikuler, menurut kepala sekolah kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan baik jika kita menemukan pelatih yang mampu mengarahkan murid-murid, dan juga mendapat dukunga penuh dari orang tua, faktor yang menjadi kendala adalah keterbatasan kemampuan dari pelatih ekstrakurikuler karena pelatih ekstrakurikuler adalah dari guru-guru SDN 2 Tambakagung bukan dari tenaga ahli yang lebih kompeten, hal ini karena keterbatasan biaya, karena dari dana yang BOSP yang diterima oleh sekolah difokuskan dalam kegiatan pembelajaran.

Penerapan IKM dalam P5

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kegiatan P5 sudah dilaksanakan sesuai alur pada modul P5 pada kegiatan aksi mereka selalu melibatkan peran orang tua dan walimurid. Kegiatan P5 sering diisi dengan praktek dan menyelesaikan proyek, dengan membiasakan praktek dan kerja kelompok dalam P5 secara otomatis karakter karakter baik akan muncul, menurut informasi dari guru mapel PAI kasus bullying di sekolah baik secara verbal maupun perbuatan sudah menurun secara drastis, aduan tentang kenakalan anak juga sudah menurun, ini membuktikan bahwa dimensi karakter dari Profil Pelajar Pancasila sudah melekat pada diri anak.

 

Pembahasan

Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran intrakurikuler di SDN 2 Tambakagung sudah sesuai dengan regulasi dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, SDN 2 Tambakagung sudah melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, asesmen awal, asesmen formatif dan sumatif, kerja kelompok dan pembelajaran TIK menjadi ciri khas utama dalam pembelajaran intrakurikuler di SDN 2 Tambakagung dengan cara memaksimalkan aset yang dimiliki, yaitu 20 chroombook yang sangat membantu murid-murid dalam pembelajaran. Pembelajaran berdiferensaisi juga sudah dilaksanakan secara rutin oleh para pendidik, pendidik menyiapkan konten yang beragam dan membebaskan anak-anak untuk menghasilkan produk sesuai dengan kompetensi mereka masing-masing. Melalui asesmen awal pembelajaran pendidik juga sudah memberikan perlakuan yang disesuaikan dengan hasil asesmen awal, keragaman dari murid-murid SDN 2 Tambakagung dihargai dan dikembangkan sesuai dengan kompetensinya. Pelaksanaan asesmen formatif sudah dilakukan di setiap akhir pembelajaran, hal ini terlihat dari rencana pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik. Tetapi asesmen formatif masih dilaksanakan  dengan kesepakatan di komintas belajar Kelompok Kerja Guru di se Kecamatan.

Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SDN 2 Tambakagung sudah berjalan secara rutin, bahkan sudah memperoleh kejuaraan dalam lomba, kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksnakan di SDN 2 Tambakagung memberikan dampak positif bagi murid-murid untuk mendapatkan prestasi di sesuai dengan bidangnya masing-masing, hal ini menandakan jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler mampu mewadahi bakat dan minat murid. Mmeberikan motivasi kepada mereka untuk berkreasi dan menyalurkan bakatnya.

Projek Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan yang baru ada ketika kebijakan Kurikulum Merdeka mulai dilaksanakan, pada pelaksanaan P5 di SDN 2 Tambakagung sudah berjalan sesuai dengan regulasi dan rambu-rambu yang ada dalam aturan, meskipun menurut informasi yang disampaikan oleh guru mereka masih ragu-ragu dan kebingungan dalam melaksnakan kegiatan P5 tetapi merasa sanat tertolong sekali dengan aplikasi PMM (Platform Merdeka Mengajar) karena dengan membuka PMM wawasan dan pengetahuan mereka bertambah terutama dalam P5. Bahkan para pendidik bisa mengunduh modul P5 sesaui dengan tema yang dilaksanakan, yang di dalamnya terdapat panduan dan alur dalam melaksanakan P5.

 

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan kegiatan intrakurikuler di SDN 2 Tambakagung telah sesuai dengan aturan dan regulasi, memberikan dampak positif pada warga sekolah, dan memperkuat dimensi karakter Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran intrakurikuler berhasil jika guru mempersiapkan dan merencanakan pembelajaran dengan matang, termasuk metode, media, asesmen, dan teknik-teknik yang relevan. Dukungan dari semua pihak juga diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam kurikulum merdeka tidak berbeda jauh dengan kurikulum sebelumnya, dan semua kegiatan tersebut berjalan baik, meraih prestasi di bidangnya masing-masing, dengan pembina ekstrakurikuler yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya. Meskipun SDN 2 Tambakagung belum membuat modul P5 secara mandiri, kegiatan P5 dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengunduh modul dari aplikasi PMM. Kegiatan P5, terutama yang melibatkan praktek, mampu membentuk karakter positif pada murid, terbukti dengan menurunnya kasus bullying dan berkurangnya aduan terkait kenakalan anak.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Anawaty, M. F., Safira, A., & Putra, R. R. A. (2023). Asesmen Perkembangan Anak di Era Merdeka Belajar. Jurnal Pelita PAUD, 8(1), 75–81.

Babbie, E. R. (2020). The practice of social research. Cengage AU.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.

Faiz, A., & Faridah, F. (2022). Program Guru Penggerak Sebagai Sumber Belajar. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 14(1), 82–88.

Kusumawati, E. (2023). Optimalisasi Mutu Pendidikan melalui Kepemimpinan Inovatif. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan12(1), 107-111.

Kusumawati, E. (2023). The effect of situational leadership, organizational culture and achievement motivation on the work professionalism of kindergarten teacher.

Kusumawati, E. (2022). School Committee Participation In Realizing The Quality Of Education. Infokum10(5), 880-886.

Lestari, S., Fatonah, K., & Halim, A. (2021). Mewujudkan merdeka belajar: studi kasus program kampus mengajar di sekolah dasar swasta di jakarta. Jurnal Basicedu, 5(6), 6426–6438.

Praptono. (2022). Fasilitator Program Sekolah Penggerak Menjadi Pembuka Kerja Kolaboratif di Sekolah. https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/fasilitator-program-sekolah-penggerak-menjadi-pembuka-kerja-kolaboratif-di-sekolah

Rahimi, A., Darlis, A., Ammar, S. A., & Daulay, D. A. (2023). Sekolah Penggerak Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(1), 692–697.

Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174–7187.

Sagala, S. (2011). Strategi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukriyatun, G. (2022). Pendidikan Karakter pada Kurikulum 2013 dan Perkembangannya Menuju Profil Pelajar Pancasila. Primer Edukasi Journal, 1(2), 23–37.

Sumarsih, I., Marliyani, T., Hadiyansah, Y., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022). Analisis implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 8248–8258.

Suyono, H. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yulia, N. M., Sa’diyah, Z., & Ni’mah, D. (2023). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Wujudkan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 10(2), 430–442.

 

 

 

Copyright holder:

Fresti Sunandari, Johar Alimuddin, Rif’at Shafwatul Anam (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: