Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK
SPLIT
Prastiwi Puspa
Ningrum1*, Muhammad Miqdad2, Nining Ika Wahyuni3
1*,2,3 Universitas Jember, Indonesia
Email: 1*[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Tujuan
studi ini adalah menganalisis dan
mendeskripsikan perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah melakukan stock
split menggunakan parameter Trading Volume Activity (TVA) dan Bid Ask
Spread�(BAS). Studi
ini dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
komparatif. Populasi adalah seluruh perusahaan yang terdaftar�dan melakukan
aksi koorporasi�di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2017-2022 sebanyak 154 perusahaan, selanjutnya sampel dipilih menggunakan
metode purposive sampling dan diperoleh 49 perusahaan. Data diperoleh
dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan financeyahooo.com dengan
pengambilan data menggunakan event window yaitu�10 hari sebelum stock split (t-10)
sampai 10 hari sesudah stock split (t+10). Data yang terkumpul kemudian dianalisis
menggunakan uji-t Paired Sample t test. Hasil analisis membuktikan bahwa
terdapat perbedaan likuiditas saham pada parameter TVA dan BAS sebelum dan
sesudah stock split.
Kata Kunci:�likuiditas saham;
stock split; TVA; BAS
Abstract
The purpose of this study is to analyze and describe the difference in stock
liquidity before and after conducting a stock split using Trading Volume
Activity�(TVA) and Bid Ask Spread (BAS)�parameters. The study was analyzed using a quantitative
approach with a comparative type of research. The population is all companies
listed�and carried out corporate actions on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2017-2022 as many as 154 companies, then the
sample was selected using the purposive sampling method and obtained 49
companies. Data obtained from IDX official website, namely www.idx.co.id and
financeyahooo.com by taking data using an event window, which is�10 days before the stock split (t-10) to 10 days after
the stock split �(t + 10). The collected data
was then analyzed using the Paired Sample t test. The results of the analysis
prove that there are differences in stock liquidity in TVA and BAS parameters
before and after the stock split.
Keywords:�stock liquidity; stock splits; TVA; BAS
Pendahuluan
Perkembangan dunia
perekonomian dan investasi mengalami peningkatan yang signifikan, salah satu lembaga yang berperan penting adalah
pasar modal. Pasar modal merupakan sektor keuangan sebagai
alternatif pendanaan dengan
kegiatan penawaran dan permintaan untuk
mencapai kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli sekuritas dalam aktivitas
perdagangan. Saham menjadi salah satu instrumen pasar
modal yang menjanjikan capital gain dan dividen, sehingga investor
cenderung tertarik pada perusahaan dengan harga saham yang cenderung naik dan memberikan
angka return tinggi di masa yang akan datang.
Risiko harga saham
tinggi berpengaruh pada pengambilan keputusan investor karena harga sahamnya
tidak dapat menjangkau kemampuannya dan memilih berinvestasi pada perusahaan
yang harga sahamnya tinggi tapi tetap terjangkau. Hal tersebut akan berpengaruh
pada tingkat likuiditas saham, karena apabila saham tersebut memiliki harga
yang tinggi maka terindikasi penurunan volume perdagangan dan menyebabkan saham
tidak likuid. Aksi korporasi menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan
likuiditas saham seperti stock split yang merupakan aktivitas
yang berpengaruh pada volume perdagangan saham meningkat dan harga saham akan
lebih murah dibandingkan sebelumnya, maka peneliti
berusaha mengkaji kembali terkait analisis likuiditas saham sebelum dan sesudah
kegiatan stock split yang dilakukan
oleh perusahaan menggunakan parameter likuiditas saham yaitu TVA dan BAS.
Tinjauan Pustaka
Manajemen
Keuangan
Manajemen keuangan adalah
ilmu yang mempelajari pengelolaan keuangan perusahaan seperti mencari sumber keuangan, mengalokasikan serta
membagi keuntungan kepada pemangku kepentingan
Trading Range Theory
Trading range theory yang
menyatakan bahwa salah satu cara meningkatkan likuiditas perdagangan saham
adalah dengan aksi korporasi stock split
Signaling Theory
Signaling theory menyatakan bahwa informasi keuangan memberikan
gambaran terkait kinerja perusahaan dalam suatu periode kepada pihak lain atas potensi
yang dimiliki oleh perusahaan yang diambil dari laporan keuangan. Teori ini yang
mendorong perusahaan untuk melakukan aksi korporasi stock split untuk
memberikan informasi terkait prospek yang dimiliki oleh manajemen perusahaan di
masa yang akan datang
Teori
Kegunaan Keputusan
Teori investasi dan kegunaan
keputusan dititikberatkan pada pihak dalam pertimbangan dan pengambilan
keputusan yang harus dipenuhi oleh penyaji informasi akuntansi
Pasar
Modal dan Saham
Pasar modal adalah lembaga
yang mendorong aktivitas pengalokasian dana secara efisien yang terbuka untuk
seluruh instrumen pasar modal dengan pihak terkait
Surat berharga
yang diterbitkan oleh perusahaan dalam penyertaan modal tercantum melalui bukti
saham
Pemecahan
Saham (Stock Split)
Stock split dilakukan oleh perusahaan
untuk meningkatkan likuiditas saham, sehingga lebih mudah diperdagangkan dan
diakses oleh investor karena
harganya yang lebih terjangkau
Likuiditas
Saham
Likuiditas saham mengacu pada
kemampuan saham tanpa mempengaruhi harganya secara signifikan. Sifat likuid
saham dapat dihitung dengan parameter trading volume acivity dicerminkan
oleh besarnya jumlah volume perdagangan pada suatu periode artinya, apabila
likuiditas saham merendah maka investor tidak tertarik dengan saham yang
dimiliki emiten
Metode Penelitian
Studi ini mengambil populasi sebanyak 154 perusahaan
terdaftar di BEI tahun 2017-2022, dengan 49 perusahaan dipilih sebagai sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari
www.idx.co.id dan yahooofinance.com untuk periode 2017-2022. Variabel TVA
(volume perdagangan saham harian) dihitung rata-ratanya 10 hari sebelum dan
sesudah stock split, sementara variabel BAS (bid ask spread harian) dihitung
rata-ratanya untuk melihat reaksi pasar terhadap informasi stock split. Analisis
data menggunakan uji t Paired Sample t test setelah dilakukan uji statistik
deskriptif, uji normalitas, dan uji homogenitas.
Hasil dan
Pembahasan
Statistik
Deskriptif
Dilakukan penggambaran, deskripsi serta analisis data
yang telah dikumpulkan untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara data yang
diuji dan diteliti
Tabel 1
Hasil Statistik
Deskriptif
Var. |
N |
Min |
|
Max |
Mean |
Std. Dvs. |
TVA t-10 |
49 |
0,000000 |
|
0,207111 |
0,013087 |
0,031961 |
TVA t+10 |
49 |
0,000004 |
|
0,019554 |
0,001724 |
0,003301 |
BAS t-10 |
49 |
0,000000 |
|
0,020719 |
0,008166 |
0,004908 |
BAS t+10 |
49 |
0,002641 |
|
0,064909 |
0,012417 |
0,009280 |
Sumber:
Data diolah peneliti, 2023
Berdasarkan tabel 1 diketahui
bahwa TVA sebelum stock split menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar
0,013087. Nilai terendah sebesar 0,000000 dan nilai tertinggi 0,207111. Standar
deviasi sebesar 0,031961. TVA sesudah stock split menunjukkan nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,001724. Nilai terendah sebesar 0,000004 dan nilai
tertinggi 0,019554. Standar deviasi sebesar 0,003301.
BAS sebelum stock split menunjukkan
nilai rata-rata (mean) sebesar 0,008166. Nilai terendah sebesar 0,000000 dan
nilai tertinggi 0,020719. Standar deviasi sebesar 0,004908. BAS sesudah stock
split menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,012417. Nilai terendah
sebesar 0,002641 dan nilai tertinggi 0,064909. Standar deviasi sebesar 0,009280.
Hasil uji statistik deskriptif
menunjukkan bahwa nilai standar deviasi yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai rata-rata (mean) dan ukuran penyebaran datanya cukup bervariasi.
Uji
Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan
dengan mengasumsikan nilai residual yang mengikuti distribusi rata-rata normal
pada variabel terkait
Tabel 2
Hasil Uji
Normalitas Data
Variabel
Penelitian |
Nilai
Kolmogrov Smirnov |
Keterangan |
TVA t-10 Stock Split |
0,792 |
Berdistribusi
Normal |
TVA t+10 Stock Split |
0,532 |
Berdistribusi
Normal |
BAS t-10 Stock Split |
0,149 |
Berdistribusi
Normal |
BAS t+10 Stock Split |
0,955 |
Berdistribusi
Normal |
Sumber: Data
diolah peneliti, 2023
Berdasarkan
hasil uji normalitas pada tabel 2 diketahui bahwa nilai probabilitas atau
signifikansi pada TVA t-10 stock split sebesar
0,792, TVA t+10
stock split sebesar
0,532, BAS t-10 stock split sebesar
0,149, BAS t+10 stock split sebesar 0,955. Nilai kolmogrov
smirnov lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data studi
ini berdistribusi normal.
Uji
Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan uji levene pada data yang berpasangan dan memiliki variansi
yang sama untuk mengetahui tingkat homogenitas data penelitian sebagai syarat
data secara kontinu dengan sampel yang diobservasi merupaka independen
Tabel 3
Hasil Uji
Homogenitas
Variabel |
Levene Statistic |
Sig. |
Keterangan |
TVA t-10 dan t+10 Stock Split |
0,513 |
0,476 |
Homogen |
BAS
t-10 dan t+10 Stock
Split |
2,647 |
0,107 |
Homogen |
Sumber:
Data diolah peneliti, 2023
Berdasarkan hasil uji
homogenitas pada tabel 3 diketahui bahwa nilai signifikansi pada TVA t-10 dan
t+10 stock split sebesar 0,476 dan BAS t-10 dan t+10 stock split sebesar
0,107. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa
data dalam studi ini memiliki varian yang sama atau homogen.
Uji t Paired Sample t test
Uji t Paired Sample t test
dilakukan� untuk mengetahui perbedaan
nilai rata-rata menggunakan sampel penelitian yang sama akibat perlakuan dalam
waktu yang berbeda
Tabel 4
Hasil Uji t Paired Sample t test
Variabel |
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
Sig. |
TVA t-10 dan t+10 Stock Split |
1,90983 |
1,71542 |
0,24506 |
0,000 |
BAS
t-10 dan t+10 Stock
Split |
-0,30527 |
0,97063 |
0,13866 |
0,033 |
Sumber:
Data diolah peneliti, 2023
Berdasarkan hasil uji t Paired Sample t test pada tabel 4
diketahui bahwa nilai signifikansi pada TVA t-10 dan t+10 stock
split sebesar 0,000 dan BAS t-10 dan t+10 stock split sebesar 0,033.
Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa H1 dan
H2 yaitu terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah
melakukan stock split dengan menggunakan parameter TVA dan BAS
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2017-2022 dapat diterima.
Pembahasan
TVA dengan Nilai Rata-rata Minimum Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Hasil
analisis uji t Paired Sample t test terhadap hipotesis pertama (H1)
membuktikan bahwa terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah
stock split dengan melihat nilai signifikansinya yaitu 0,000 < 0,05
dapat diterima. Berdasarkan pada nilai rata-rata TVA sesudah stock split mengalami
perbedaan yaitu sebesar 0,001724. Hasil nilai tersebut berbeda dengan TVA
sebelum stock split yaitu sebesar 0,013087 sehingga dapat disimpulkan
bahwa volume perdagangan sesudah stock split mengalami penurunan yaitu
0,013087 > 0,001724.
Berdasarkan
data diperoleh bahwa PT Inter-Delta Tbk (INTD) INTD
memiliki 32,51% pemilikan saham
dari Karna Brata Lesmana dan Natasha Lesmana yang memiliki hubungan keluarga sehingga hal tersebut didukung
dengan teori pensinyalan yang berkaitan dengan kebutuhan investor dalam
menentukan keputusan investasi berdasarkan laporan keuangan
����������� Berdasarkan data diperoleh bahwa
PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI)
yang memiliki nilai minimum sesudah stock split. Pergerakan
harga saham pembukaan, harga penawaran, harga permintaan serta harga penutupan
pada t-10 sampai t-1 bersifat fluktuatif setiap harinya tapi lebih cenderung
diharga yang statis yaitu dengan rata-rata harga saham penutupan sebesar Rp
1.985 sehingga apabila dihubungkan dengan teori ekonomi yang menitikberatkan
pada kekuatan permintaan dan penawaran sebagai suatu hal yang menarik.
Apabila di
analisis fundamentalnya,
DIGI cenderung menunjukkan kondisi cukup baik karena memiliki ROE lebih
dari 15% yaitu sebesar 373,51%, memiliki harga saham dibawah harga wajar,
memiliki PBV yang
lebih rendah dari valuasi perusahaan yaitu sebesar -13,98 serta memiliki rasio
hutang yang kurang dari 1 yaitu sebesar -4,04 kali modal akan tetapi terdapat
kondisi perusahaan yang mencerminkan kondisi kurang baik seperti perusahaan
belum pernah mencetak EPS dan
net profit selama 3 tahun berturut-turut, memiliki saham tier 3 dengan market
cap yang kecil yaitu dibawah 1 T, memiliki aset lancar lebih kecil dari
liabilitas jangka pendek dan memiliki NPM dibawah
10% yaitu sebesar -58,33%.
Keseluruhan dari 49 perusahaan sampel, rata-rata TVA sebelum stock split lebih tinggi dari pada rata-rata TVA sesudah stock split begitu pula dengan hasil rata-rata standar deviasi dan standar error mean yang menunjukkan nilai lebih tinggi sebelum pemecahan saham. Hasil studi ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh
TVA dengan Nilai Rata-rata Maksimum Sebelum dan
Sesudah Stock Split
Berdasarkan
data diperoleh bahwa PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) merupakan business
family yaitu 1,62% dan menjadi perusahaan yang memiliki nilai maksimum
sebelum dan sesudah stock split. Apabila di
analisis pada faktor fundamental yang mempengaruhi perusahaan yang diperoleh
dari laporan keuangan tahunan, HOKI cenderung menunjukkan kondisi cukup baik
karena secara historikal selama 5 tahun kebelakang telah pernah mencetak earning
per share dan net profit yang positif secara berurutan, memiliki
rasio hutang yang kurang dari yaitu sebesar 0,46 kali modal serta harga saham
berada dibawah harga wajar akan tetapi terdapat kondisi perusahaan yang
mencerminkan kondisi kurang baik seperti PBV yang
memiliki valuasi lebih dari 1 kali, memiliki ROE yang kurang dari 15%
yaitu sebesar 0,36%, memiliki NPM kurang
dari 10% yaitu sebesar 0,27%, memiliki aset lancar yang lebih kecil dari
liabilitas jangka pendek serta memiliki saham tier 3 dengan market cap yang
kecil.
Pergerakan harga
saham pembukaan, harga penawaran, harga permintaan serta harga penutupan pada
t-10 sampai t-1 cenderung bersifat dinamis setiap harinya yaitu dengan
rata-rata harga saham penutupan sebesar Rp 1.072 sehingga apabila dihubungkan
dengan teori ekonomi yang menitikberatkan pada kekuatan permintaan dan
penawaran sebagai suatu hal yang menarik karena harga tersebut terbentuk dari
kondisi fundamental suatu perusahaan sehingga terdapat indikasi bahwa minat
pasar yang tinggi sehingga membuat investor tertarik melakukan aktivitas
perdagangan pada perusahaan tersebut (yang memiliki likuiditas tinggi) yang
tentunya akan berdampak pada tingkat volume perdagangan yang besar
BAS dengan Nilai Rata-rata Minimum Sebelum dan Sesudah
Stock Split
Berdasarkan
data diperoleh bahwa PT Inter-Delta Tbk (INTD) menjadi perusahaan yang memiliki nilai minimum
sebelum stock split. Pergerakan harga saham
pembukaan, harga penawaran, harga permintaan serta harga penutupan pada t-10
sampai t-1 cenderung bersifat statis yaitu dengan rata-rata harga saham sebesar
Rp1.180.
Harga saham INTD
baik di pembukaan, penawaran, permintaan, serta penutupan yang paling rendah
dibandingkan dengan perusahaan lainnya dapat menyebabkan sahamnya tidak likuid
atau sahamnya tidak aktif diperdagangkan karena minat pasar yang rendah
sehingga membuat investor menghindari aktivitas perdagangan pada perusahaan
tersebut. Hal tersebut
terjadi karena pengaruh faktor fundamental yaitu INTD belum melakukan pembagian
laba kepada pemegang saham, memiliki rasio hutang yang cukup baik yaitu sebesar
0,10 kali modal akan tetapi memiliki PBV sebesar 2,39 dan secara
historikal belum mencetak EPS dan net profit pada 3 tahun berturut-turut.
Berdasarkan
data diperoleh bahwa PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
(GOOD) menjadi perusahaan yang memiliki nilai minimum
sesudah stock split. Pergerakan harga saham
pembukaan, penawaran, permintaan serta penutupan pada t+1 sampai t+10 cenderung
bersifat statis dan merupakan paling
rendah apabila dibandingkan dengan perusahaan lainnya sehingga mencerminkan
sahamnya tidak likuid atau sahamnya tidak aktif diperdagangkan karena minat
pasar yang rendah sehingga membuat investor menghindari aktivitas perdagangan
pada perusahaan tersebut yang tentunya akan berdampak pada tingkat volume
perdagangan yang kecil pula.
Sifat
dinamis yang ditunjukkan pada pergerakan harga saham sebelum stock split tersebut
menyebabkan terdapat selisih pada harga penawaran dan harga permintaan
BAS dengan Nilai Rata-rata Maksimum Sebelum dan
Sesudah Stock Split
Berdasarkan
data diperoleh bahwa PT Sat Nurpersada Tbk (PTSN) menjadi perusahaan yang memiliki nilai maksimum
sebelum stock split. Pergerakan harga saham
pembukaan, penawaran, permintaan serta penutupan pada t-10 sampai t-1 cenderung
bersifat dinamis yaitu dengan rata-rata harga saham sebesar Rp 1.359 sehingga
apabila dihubungkan dengan teori ekonomi yang menitikberatkan pada kekuatan
permintaan dan penawaran sebagai suatu hal yang menarik karena harga tersebut
terbentuk dari kondisi fundamental perusahaan sehingga terdapat indikasi bahwa
minat pasar yang rendah sehingga membuat investor tertarik pada aktivitas
perdagangan pada perusahaan.
Sifat
dinamis yang ditunjukkan pada pergerakan harga saham sebelum stock split tersebut
menyebabkan terdapat selisih pada harga penawaran dan harga permintaan
Berdasarkan
data diperoleh bahwa PT Andira Agro Tbk (ANDI) menjadi perusahaan yang memiliki nilai maksimum sebelum
stock split. Berdasarkan
hasil uji diperoleh bahwa dari 49 sampel perusahaan nilai rata-rata BAS sebelum
stock split lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata BAS sesudah stock
split, akan tetapi berbeda dengan standar deviasi dan standar eror mean
yang menunjukkan nilai yang lebih besar pada sebelum stock split.
Faktor lain yang
harusnya terjadi adalah BAS semakin kecil, tapi pada studi ini terjadi
peningkatan sehingga memungkinkan BAS akan berdampak pada penambahan biaya
kepemilikan atas suatu saham. Apabila diamati pada pergerakan rata-rata harga saham menunjukkan
adanya kondisi yang fluktuatif akan tetapi cenderung mengalami peningkatan
sesudah aksi korporasi stock split di beberapa perusahaan. BAS diperlukan
guna menghitung capital gain yang
dipandang sebagai komponen biaya dalam perdagangan saham seperti
order processing cost, inventory holding cost dan biaya asimetri
informasi. Salah satu akibat dari stock split adalah dapat mempersempit BAS karena dari kegiatan
pemecahan saham mengindikasi pelaku pasar tidak memegang sahamnya terlalu lama
dan akan menyebabkan penurunan biaya pemilikan atas suatu saham
Berdasarkan analisis
maka peningkatan yang terjadi pada BAS berarti mencerminkan tingkat likuiditas
saham yang semakin rendah karena harga saham setelah stock split mengalami
penurunan, tidak meratanya informasi stock split sehingga terjadi pemanfaatan atas kondisi
tersebut oleh pihak lainnya
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara BAS sebelum dan sesudah stock
split dimana BAS sesudah stock split mengalami peningkatan
setelah terjadi aksi korporasi stock split. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis permasalahan dan pembahasan tentang likuiditas saham sebelum dan
sesudah stock split di BEI pada tahun 2017-2022, maka ditarik kesimpulan terdapat penurunan TVA sesudah stock split
yang ditunjukkan dengan penurunan volume perdagangan saham. Hal tersebut
mengindikasi bahwa terdapat pertimbangan lain selain volume perdagangan dalam
kegiatan pengambilan keputusan investasi sehingga diperlukan analisis yang
substansial dan kompleks pada aspek fundamental perusahaan. Terdapat
peningkatan BAS sesudah stock split yang ditunjukkan dengan peningkatan
rata-rata harga saham. Hal tersebut berarti tujuan perusahaan yang melakukan stock
split tidak tercapai karena timbulnya komponen biaya baru yang harus
ditanggung oleh pelaku pasar dan pemilik saham lebih memilih untuk tidak
melakukan transaksi dan menunggu di masa yang akan datang untuk capital gain
yang lebih besar.
BIBLIOGRAFI
Agustin, S.
(2017). Comparative Analysis Of Trading-Volume Activity An Abnormal Return
Before And After Stock Split. International Journal of Scientific and
Research Publications, 7 (11), 478�489.
Alexander, &
Kadafi, M. (2018). Analisis Abnormal Return dan Trading Volume Activity
Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen, 10 (1), 1�6.
Alteza, M.,
Hidayati, L. N., & Darmawati, A. (2014). Perusahaan Likuiditas Akibat
Pemecahan Saham: Studi di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Economia, 10.
Anwar, &
Asandimitra, N. (2018). Analisis Perbandingan Abnormal Return,
Trading Volume Activity, dan Bid-Ask Spread Sebelum dan
Sesudah Stock Split. BISMA (Bisnis Dan Manajemen), 7 (1),
34�44.
Anwar, M. (2019).
Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan (Edisi 1). PRENADAMEDIA
GROUP.
Astari, N., &
Suidarma, I. (2020). Analisis Perbedaan Trading Volume Activity, Bid-Ask
Spread dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split di PT Unilever
Indonesia Tbk. In Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis (Vol. 5, Issue 2).
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/akuntansi
Azmi, Z., &
Hasmita, W. (2016). Model Efisiensi Pasar: Sebuah Studi Pengaruh Musiman
Terhadap Volume Perdagangan Saham di BEI Emiten Lq 45 Tahun 2010-2013. Journal
Development, 4, 65�89.
Brigham, E. F.,
& Houston. (2017). Fundamental of Financial Management:
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (10th ed.). Salemba Empat.
Bungin, B.
(2014). Metode Penelitian Kuantitatif (Edisi Kedua). Penerbit Kencana
Prenadamedia Group.
Darmayanti, N.,
& Dientrimei, A. M. (2021). Teori Akuntansi (S. Anam, Ed.).
Academia Publication.
Ekananda, M.
(2018). Manajemen Investasi. Penerbit Erlangga.
Elliyana, E.
(2020). Lembaga Keuangan dan Pasar Modal (N. Pangesti, Ed.). Ahlimedia
Press.
Febriansyaah, E.,
Fraternesi, & Deta, M. R. E. (2021). Analisis Perbandingan Likuiditas
Saham, Return Saham dan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengunguman Pemecahan
Saham (Stock Split), Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
2016-2019. Jurnal Akuntansi, Keuanganm Dan Teknologi Informasi Akuntansi,
244�254.
Ghozali, I.
(2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmono. (2017). Manajemen
Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset
Bisnis. Bumi Aksara.
Hartono, J.
(2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi 11). Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta.
Hery. (2016). Analisis
Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition . Grasindo.
Irham, F. (2017).
Anaisis Laporan Keuangan. Alfabeta.
Irvangi, F.,
& Rahmani, H. F. (2022). Analisis Perbedaan Return Saham, Trading Volume
Activity Dan Bid Ask Spread Sebelum Dan Sesudah Stock Split. Jurnal
Manajemen, 217�229.
Jayanti, N. E.,
& Fattah, V. (2021). Analisis Perbandingan Volume Perdagangan Saham
Sebelum dan Sesudah Stock Split di BEI (Vol. 7, Issue 1).
Jogiyanto.
(2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi 10). Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta.
Khairinal.
(2016). Menyusun Proposal Skripsi, Tesis, & Disertasi. Salim Media
Indonesia Jambi.
Linanda, L.,
& Afriyenis, A. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas
terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 3 (1),
135�144.
Lukito, H., &
Damayanti. (2023). Analisis Komparatif Trading Volume Activity, Abnormal
Return, dan Bid-Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021 (Vol. 6).
Mahendra, R.,
Gumelar, W., Iskanda, Y., & Faruk, M. (2020). Pengaruh Stock Split
Terhadap Likuiditas Saham (Studi Pada Pt. Telekomunikasi Indonesia
Periode Tahun 2008-2017). Business Management And Enterpreneurship
Jouenal, 2.
Mardiyaningsih,
E., & Andhitiyara, R. (2020). Analisis Perbandingan Sebelum dan Sesudah
Stock Split dengan Tingkat Likuiditas Saham, Harga Saham, dan Return Saham
pada Indeks Saham Kompas 100 Tahun 2014-2018. Journal of Information
System, Applied, Management, Accounting and Research, 4, 1�13.
Merthadiyanti, L.
A. W., & Yasa, G. W. (2019). Analisis Trading Volume Activity dan Bid-Ask
Spread Setelah Stock Split. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
27, 311�335.
Mulyanti, D.
(2017). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 8,
62�71.
Octaviani, I.,
& Harianti, A. (2021). Analisis Perbandingan Trading Volume Activity,
Abnormal Return Saham dan Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split. Jurnal
Manajemen, Organisasi Dan Bisnis, 34�41.
Peraturan Nomor
3/POJK.04/2021 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, (2021).
Rahayu, D., &
Murti, W. (2017). Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Return
Saham, Bid Ask Spread dan Trading Volume Activity Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2013. Jurnal Akuntansi,
11, 118�133.
Rivai, V., Basir,
Sudarto, & Veithzal. (2013). Commercial Bank Management:
Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik (1st ed.). Rrajawali Pers.
Samsul, M.
(2015). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Edisi 2). Erlangga.
Septiatin, A.,
Desiana, L., Aryanti, & Jayanti, S. D. (2022). Analisis Komparatif Stock
Return dan Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang
Terdaftar di ISSI. In Finance: a Research Journal on Islamic Finance
(Vol. 08).
Silviyani, N. L.
N. T., Sujana, E., & Adiputra, I. M. P. (2014). Pengaruh Likuiditas
Perdagangan Saham Dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham
Perusahaan Yang Berada Pada Indeks Lq45 Di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2009-2013 (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek
Indonesia. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi SI, 2, 3.
Siregar, Q. R.,
& Farisi, S. (2018). Pengaruh Return On Assets Dan Earning Per Share
Terhadap Harga Saham. Ilmiah Magister Manajemen, 1, 81�89.
Sugiyono. (2019).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.
Tandelilin.
(2017). Pasar Modal (Manajemen Portofolio & Investasi). PT
Kanisius.
Visita, Y. A.
(2013). Faktor Penentu Holding Period Saham LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia. Journal of Business and Banking, 3.
Widarta, I. K. G.
S., Atmadja, A. T., & Wahyuni, M. A. (2017). Memaknai Kearifan Lokal
Menyama Braya Sebagai Landasan Sistem Pengendalian Manajemen Pada Starlight
Restaurant dan Bungalows. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi UNDIKSHA, 7(1).
Wijaya, I. K. K.
(2022). Pengaruh Dividen Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS) Terhadap
Harga Saham Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020. Jurnal
Pendidikan Dasar Dan Sosial Humaniora, 1 (4).
Wijayanti, L.
(2014). Pengaruh Kontrol Keluarga dan Komisaris Independen Terhadap Kebijakan
Dividen dan Struktur Modal pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 1, 81�89.
Yuesti, A., &
Kepramareni, P. (2019). Manajemen Keuangan Jendela Pengelolaan Bisnis.
CV. Noah Aletheia.
Yustinur, N.,
& Fachri, H. (2021). Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, dan
Debt to Equity Ratio Terhadap Bid Ask Spread pada Perusahaan Go Public yang
Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018. Jurnal
Produktivitas, 8, 219�226.
Yuwono. (2021).
Investasi Saham Blue Chip Pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. Investasi
Saham, 19, 244�254.
Zakiyah, A.,
Nurweni, H., Tinggi, S., & Manajemen, I. (2018). Analisis Perbandingan
Trading Volume Activity, Bid-Ask Spread dan Abnormal Return Sebelum dan
Sesudah Adanya Pengumuman Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Januari 2015-Oktober 2018.
Copyright holder: Prastiwi Puspa Ningrum, Muhammad Miqdad, Nining Ika Wahyuni (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |