Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September
2022
KAJIAN GAYA HIDUP DAN
PERILAKU KONSUMSI PADA MASYARAKAT PETANI DESA PURWOASRI, KABUPATEN KEDIRI
Aisyah Achrijna
Ismawati1*, Jun Surjanti2
1*,2 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
Email: 1*[email protected], 2[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai gaya hidup dan perilaku konsumsi masyarakat petani di Desa Purwoasri. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk merinci aspek-aspek tersebut. Teknik snowball sampling diterapkan dalam pengambilan sampel, dengan 9 informan utama yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari informan kunci dan melibatkan representasi dari tiga dusun di Desa Purwoasri, yaitu Templek, Mlilir, dan Tanggungan. Informan utama dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti menjadi petani aktif, warga asli desa, pencari nafkah tunggal atau telah menikah, dan berusia di atas 18 tahun. Analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Validitas data diuji dengan menggunakan triangulasi melibatkan sumber data, teknik analisis, dan periode waktu penelitian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persentase gaya hidup masyarakat petani dapat dikategorikan sebagai subsisters (11%), sustainers (23%), functionalist (22%), succeeders (22%), dan golden years (22%). Sementara itu, perilaku konsumsi masyarakat petani dapat diperinci menjadi perilaku konsumsi rasional sebanyak 80%, dan perilaku konsumsi irasional sebanyak 20%. Temuan ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang karakteristik gaya hidup dan perilaku konsumsi yang dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan atau program pembangunan yang lebih sesuai dengan realitas masyarakat petani di Desa Purwoasri.
Kata kunci: Gaya Hidup, Perilaku Konsumsi, Masyarakat Petani
Abstract
This research aims to gain an in-depth
understanding of the lifestyle and consumption behavior of farmers in Purwoasri
Village. A descriptive method with a qualitative approach was employed to
detail these aspects. The snowball sampling technique was used to select
samples, involving 9 key informants chosen based on recommendations from key
informants and representing three hamlets in Purwoasri Village: Templek,
Mlilir, and Tanggungan. Key informants were selected based on specific
criteria, such as being active farmers, native residents of the village, sole
breadwinners or married, and aged above 18. Data analysis involved stages of
data collection, reduction, presentation, and drawing conclusions. Data
validity was tested using triangulation involving data sources, analysis
techniques, and the research period. The research findings revealed that the
percentage of the farmers' lifestyle could be categorized as subsisters (11%),
sustainers (23%), functionalists (22%), succeeders (22%), and golden years (22%).
Meanwhile, the consumption behavior of farmers could be detailed into rational
consumption behavior at 80% and irrational consumption behavior at 20%. These
findings provide a comprehensive overview of the characteristics of lifestyle
and consumption behavior, serving as a foundation for the development of
policies or development programs more attuned to the realities of the farming
community in Purwoasri Village.
Keywords: Lifestyle,
Consumption Behavior, Farming Community
Pendahuluan
����������������������� Kehidupan seseorang tidak pernah lepas dari
aktivitas apapun. Dari hari ke hari, setiap orang melakukan aktivitas yang
berbeda untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Situasi seperti ini
memiliki keterikatan dengan �Kekayaan� mapun �Keuangan�, dalam
����������� �����������
����������������������� Konsumsi adalah
aktivitas menggunakan barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan,
kelompok, ataupun instansi. Pelaku yang ada didalam kegiatan konsumsi disebut
dengan konsumen. Keterkaitan antara konsumsi dengan konsumen tidak bisa
dipisahkan satu sama lain dan berhubungan langsung dalam perilaku konsumsi. Perilaku
konsumsi merupakan proses yang kompleks serta rumit karena melewati beberapa
macam kegiatan seperti mencari, memilih, mengevaluasi, dsb bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan, hasrat, hingga keinginan�
����������������������� Perilaku konsumsi
berdasarkan sifat terbagi menjadi dua, diantaranya yaitu perilaku konsumsi
rasional dan perilaku konsumsi irasional
����������������������� Purwoasri
merupakan salah satu desa yang terletak di kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri
merupakan wilayah di Jawa Timur dengan harga konstan Rp. 30.800,71 M/2022 dan
harga berlaku Rp. 46.665,03 M/2022. Berdasarkan pada hasil wawancara
����������������������� Masyarakat
petani di desa pada umumnya mempunyai pemikiran yang tradisional, terutama pada
gaya hidup konsumsi. Gaya hidup masyarakat petani di desa
Purwoasri cenderung mengkonsumsi hasil pertaniannya sendiri atau memanfaatkan apa yang ada di alam, tidak terlalu neko-neko
����������������������� Dengan adanya situasi seperti ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana gaya hidup dan perilaku konsumsi masyarakat petani di desa Purwoasri. Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai gaya hidup konsumsi masyarakat petani di desa Purwoasri menggunakan teori the ninth lifestyle consumption dan perilaku konsumsi dengan teori perilaku konsumsi rasional & perilaku konsumsi irasional.
Metode Penelitian
����������������������� Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif. Pendekatan kualitatif identik dengan latar ilmiah. Latar ilmiah
digunakan untuk menafsirkan fenomena terkini. Situasi penelitian wajar (natural
setting). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fakta dibalik data lapangan.
Pada penelitian gaya hidup dan perilaku konsumsi
masyarakat petani maka jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Tujuannya
adalah menggambarkan kondisi sosial yang telah dieksplorasi dan diklarifikasi.
����������������������� Penilitian dilaksanakan di desa Purwoasri, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur. Informan utama penelitian adalah masyarakat petani. Teknik
penentuan sampel menggunakan teknik snowball sampling. Teknik ini menjaring
informan dari skala terkecil hingga terbesar, hingga mendapati titik jenuh. Penjaringan
informan utama bermula atas rekomendasi informan kunci (lurah desa Purwoasri)
untuk menyampaikan kadindat-kadindat yang sesuai dengan kriteria. Ketika
kadindat yang direkomendasikan kurang tepat, maka memerlukan rekomendasi lain
dari informan tambahan.
����������������������� Teknik pengumpulan data penelitian adalah
pemanfaatan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui
wawancara dan data sekunder didapatkan melalui buku, jurnal, dan dokumentasi
selama penelitian. Wawancara yang akan digunakan dalam
penelitian telah diuji keabsahan datanya melalui triangulasi. Triangulasi yang
digunakan diantaranya yaitu triangulasi sumber, data, dan waktu.
����������������������� Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian diantaranya yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan kesimpulan. Dalam pengumpulan data melalui beberapa proses diantaranya
yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi (2 bulan). Reduksi data dan
penyajian data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi N-Vivo dan Microsoft
Excel. Penggunaan aplikasi N-Vivo berguna untuk menghasilkan presentasi data
dengan volume kecil, coding, menyajikan data (word cloud, pemetaan
data), dan verifikasi data. Penggunaan Microsoft Excel ini digunakan untuk
pengolahan persentase hasil general dari penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Demografi Masyarakat Petani
Purwoasri
����������� ����������� Dalam
penelitian demografi masyarakat petani desa Purwoasri sangatlah penting untuk
mengetahui pengelompokkan gaya hidup konsumsi
masyarakat. Berikut ini data yang didapatkan dalam penelitian bersama 9
informan utama, diantaranya sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik Persentase Usia Informan Utama
Dalam
penelitian ini, persentase usia informan utama adalah 45% untuk usia lanjut (informan
1 � 65 tahun, informan 3 � 71 tahun, informan 6 � 72 tahun, dan informan 8 � 67
tahun), 33% untuk usia pra-pensiun (informan 2 - 51 tahun, informan 4 � 52
tahun, dan informan 5 � 47 tahun), dan 22% untuk paruh baya (informan 7 � 42
tahun dan informan 9 � 35 tahun).
Gambar 2. Grafik Persentase Pekerjaan
Informan Utama
Sedangkan
untuk persentase pekerjaan informan utama adalah 78% untuk petani pemilik
penggarap, 11% untuk buruh tani, dan 11% untuk petani penggarap. Dengan detail petani
pemilik penggarap (informan 1, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9), buruh tani (informan 2), dan petani penggarap (informan 3).
Gambar 3. Grafik Persentase Pendapatan
Informan Utama
Demografi
pendapatan, pada pendapatan rendah 33% (informan 1, 2, dan 3), pendapatan
menengah (informan 4,5, dan 6), dan pendapatan tinggi
34% (informan 7,8, dan 9).
Gambar 4. Grafik Persentase Pendidikan
Informan Utama
Pada
pendidikan menunjukkan bahwasannya petani dengan pendidikan SD sebesar 11%
(informan 3), SLTP se-derajat 11% (informan 1), SLTA se-derajat 45% (informan
2, 4, 5, dan 6), dan D3/S1 33% (informan 7, 8, dan 9).
Gambar 5. Grafik Persentase Tanggungan
Keluarga Informan Utama
Tanggungan
keluarga menjadi salah satu pertimbangan dalam gaya
hidup konsumsi. Petani dengan tidak ada tanggungan 11% (informan 2), tanggungan
1 45% (informan 1, 3, 8, dan 9), tanggungan 2 (informan 4), tanggungan 3 22% (informan
5 dan 6), dan tanggungan 5 (informan 7).
Gaya Hidup Masyarakat
Petani Purwoasri
����������������������� Gaya hidup konsumsi petani cukup beragam; subsiters
(11%), sustainers (23%), functionalist (22%), the golden
years (22%), dan succeeders (22%). Dari hasil persentase gaya hidup konsumsi, situasi ini didapatkan melalui pemetaan
data berikut:
Gambar 6. Pemetaan Gaya Hidup Konsumsi
Petani Desa Purwoasri
Pemetaan data petani desa Purwoasri,
menunjukkan ciri khas tersendiri dalam gaya hidup
konsumsi sehari-hari masyarakat jika didasarkan pada pendapatan. Mengingat
bahwasannya, gaya hidup seseorang akan mengikuti
perkembangan zaman yang ada di lingkungan
1.
Petani
pendapatan tinggi:
menganggap bahwa biaya operasional kerja lebih besar dibanding biaya pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, memiliki kemampuan dalam memfasilitasi kegiatan
berolahraga, mengalokasikan dana untuk hiburan (rekreasi, liburan), mengalokasikan
dana untuk merenovasi rumah, dan mampu mengikuti berbagai macam trend terkini.
2.
Petani
pendapatan menengah: mayoritas petani pendapatan menengah mengalokasikan dana untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau tidak
berlebihan untuk mendapatkan sesuatu yang mana mampu memaksakan keadaan.
3.
Petani
pendapatan rendah: penerapan gaya hidup gali lubang
tutup lubang.
A. Gaya Hidup Konsumsi
Subsiters
����������� �����������
B. Gaya Hidup Konsumsi
Sustainers
�����������������������
C. Gaya Hidup Konsumsi Functionalist
�����������������������
D. Gaya Hidup Konsumsi Succeeders
�����������������������
E. Gaya Hidup Konsumsi The Golden
Years
�����������������������
Perilaku Konsumsi Masyarakat Petani Desa Purwoasri
����������� ����������� Perilaku
konsumsi menurut
Gambar 7. Persentase Gaya Hidup Konsumsi
Petani Desa Purwoasri
Persentase
tersebut menunjukkan bahwasannya perilaku konsumsi petani yang rasional sebesar
80% dan irasional 20%. Dari hasil persentase perilaku konsumsi, situasi ini
didapatkan melalui pemetaan data berikut:
Gambar 8. Pemetaan Perilaku Konsumsi Petani
Desa Purwoasri
Pemetaan
perilaku konsumsi masyarakat petani desa Purwoasri sangat beragam, berikut ini
penjelasannya:
1.
Petani
pendapatan tinggi: menunjukkan perilaku konsumsi irasional yang terindikasi
dari indikator promo/diskon dan tertarik dengan gaya
promosi.
2.
Petani
pendapatan menengah: tidak menunjukkan perilaku konsumsi irasional, dikarenakan
mudah mempertimbangkan dan memaknai nilai guna suatu produk. Selain itu,
kondisi petani pendapatan menengah yang baik (well educated)
3.
Petani
pendapatan rendah: menunjukkan perilaku konsumsi irasional yang terindikasi
dari indikator rasa gengsi dan tertarik karena merek terkenal.
A. Perilaku Konsumsi Rasional Masyarakat Petani Desa
Purwoasri
����������� ����������� Perilaku
konsumsi rasional merupakan perilaku konsumsi yang mengedepankan akal sehat.
Produk yang dikonsumsi oleh informan tentu mengedepankan nilai guna, kebutuhan
yang tidak dapat ditunda, mutu, dan harga yang sesuai dengan kemampuan.
Tabel 1
Hasil Wawancara Indikator Nilai Guna & Kebutuhan Tidak
Dapat Ditunda
PK_01A |
|
Apakah barang-barang yang digunakan untuk bekerja
dan bertani mempunyai nilai guna maksimal? |
1,
Tentunya sudah berguna 2,
Ya sudah memiliki nilai guna 3,
Sudah berguna sekali 4,
Alhamdulillah sudah mempunyai kegunaan maksimal 5,
Penggunaan produk-produk yang telah disebutkan telah berguna secara
maksimal� 6,
Sudah mempunyai nilai guna maksimal alhamdulillah 7,
Sudah sangat bernilai guna 8,
Ya sudah selalu mempunyai kegunaan maksimal 9,
Beguna saja walaupun masih ada beberapa produk baik untuk bertani dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang masih di simpan |
PK_01B |
|
Apakah barang-barang yang digunakan untuk bekerja
dan bertani sudah memenuhi kebutuhan saat itu juga? |
1,
Sudah memenuhi kebutuhan yang tidak dapat ditunda 2,
Tentu saja 3,
Ya memenuhi kebutuhan 4,
Telah memenuhi kebutuhan bertani dan sehari-hari di rumah saat itu juga 5,
Iya sudah memenuhi 6,
Tentu saja memenuhi kebutuhan saat itu juga 7,
Sudah pasti memenuhi kebutuhan kerja dan rumah 8,
Ya sudah memenuhi kebutuhan pokoknya siap pakai 9,
Ya kan kita pakai untuk memenuhi kebutuhan saat itu juga |
Dari hasil wawancara, maka menunjukkan bahwasannya
seluruh informan bertindak rasional dalam berperilaku konsumsi. Dimana setiap
informan saat menggunakan produk baik untuk kebutuhan rumah dan kebutuhan kerja
mengedepankan prinsip mempunyai nilai guna dan mampu memenuhi kebutuhan saat
itu juga, tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Tabel 2
Hasil Wawancara Indikator Mutu
PK_01C |
|
Apakah produk-produk yang dikonsumsi
telah memperhatikan mutu? |
2, Mutu ya
diperhatikan 3, Memperhatikan mutu 4, Kualitas mutu
memang utama untuk produk bekerja dan bahan makanan 5, Mutu memang yang
utama 6, Mutu menjadi
prioritas 7, Mutu utama demi
hasil yang baik dan memberikan keamanan bagi sekitar 9, Saya suka barang
berkualitas baik untuk rumah dan bekerja walaupun harganya mahal |
����������� �����������
Pada poin mutu, tidak seluruh informan menunjukkan
perilaku konsumsi yang rasional. Terdapat dua informan yang tidak menunjukkan
suatu rasionalitas dalam perilaku konsumsi, pada informan yang berpendapatan
rendah dan informan yang berpendapatan tinggi. Informan yang memilih
mengedepankan mutu sendiri terdapat beberapa alasan diantaranya yaitu produk
dengan mutu terbaik mampu memberikan keamanan dan sudah pasti berkualitas.
Tabel 3
Hasil Wawancara Indikator Harga Terjangkau
PK_01D |
|
Apakah produk-produk yang dikonsumsi
telah dapat dijangkau? |
2, Harga berapapun
bisa dijangkau 3, Ya pokoknya bisa
dijangkau 4, Selama ini berapapun
harganya dapat dijangkau 5, Tentu semua barang
yang dibeli untuk bertani dan memenuhi rumah terjangkau 6, Harga terjangkau
tentunya 7, Ya terjangkau 8, Terkadang
terjangkau, kadang mahal tapi diusahakan untuk memilih yang terjangkau 9, Harga mahal
biasanya karena kualitas terbagus harganya mahal |
����������� �����������
Dari wawancara yang telah didapatkan mengenai harga,
maka terdapat 8 informan yang mengedepankan harga. Dengan maksud, harga yang
didapatkan untuk membeli produk bekerja dan di rumah mampu untuk dijangkau.
Memperhatikan informan 9, bahwasannya harga produk bekerja dan di rumah mahal
hal tersebut tergolong rasional dan kembali pada konsep bounded rationality.
Informan 9 sendiri mampu untuk membeli produk dengan harga mahal dikarenakan
pendapatannya yang tergolong tinggi. Berbeda dengan informan 1, dimana memaksakan
keadaan untuk membeli produk dengan merek terkenal yang mana harga nya sendiri
tidak dapat dijangkau (mahal) namun informan berusaha untuk mengada-ngadakan.
B. Perilaku Konsumsi Irasional Masyarakat Petani Desa
Purwoasri
����������������������� Perilaku konsumsi irasional merupakan perilaku konsumsi yang mengedepankan emosi belaka. Perilaku konsumsi irasional ini mengedepankan yang namanya promosi, meek terkenal, bonus/promo, dan rasa gengsi.
Tabel 4
Hasil Wawancara Indikator Tertarik Akan Promosi
PK_02A |
|
Apakah anda membeli produk untuk
bekerja dan rumah karena bentuk promosinya? |
1, Kalau untuk bertani kan
itu-itu saja. Namun untuk kebutuhan rumah seperti alat masak saya tertarik
karena promosinya. Biasanya kan ada alat dari merek baru, ya saya beli. Bisa
dikatakan coba-coba. 7, Saya kadang beli produk karena
suka sama promosinya yang meyakinkan, padahal produknya saat dibeli gak
kepakai. Kadang nyesel tapi yaudah kadang diulangi lagi 8, Iya kalau gak karena promosi
gak tau bentukannya 9, Kalau promosinya biasa condong
ke kebutuhan rumah |
�����������������������
Dari hasil
wawancara menunjukkan bahwasannya terdapat perilaku irasional dari
petani pendapatan rendah dan pendapatan
tinggi, terutama pada bentuk promosi. Petani merasa bahwasannya promosi mampu
membuat tertarik diawal-awal saja, namun saat ada di depan mata produk yang
digunakan tidak dipakai, cuma jadi pajangan.
Tabel 5
Hasil Wawancara Indikator Tertarik Akan Merk Terkenal
PK_02B |
|
Apakah anda membeli produk karena
mereknya terkenal? |
1, Saya pilih merek
terkenal |
�����������
����������� Informan 1 merupakan informan yang
menunjukkan perilaku konsumsi irasional melalui pemilihan barang (memenuhi
rumah) yang hanya terfokus pada merek-merek terkenal. Merek-merek terkenal
sendiri akan sangat identik dengan harga yang mahal
dan tidak sesuai dengan kondisi dimana informan 1 berusaha mengada-ngadakan
uang untuk dapat menjangkau barang dengan merek terkenal. Bahkan, tanpa ada
alasan untuk menggunakan barang merek terkenal.
Tabel 6
Hasil Wawancara Indikator Mengejar Promo/Diskon
PK_02C |
|
Apakah anda membeli produk hanya karena
promo/diskon, padahal tidak diperlukan? |
9, Beli dulu,
biasanya lebih condong ke kebutuhan sekunder (sandang), baik baju atau jam.
Beli ya disimpan, kadang gak kepakai terus kalau ada teman yang mau dijual. |
�����������������������
Pada
poin adanya promo/bonus, informan 9 dengan pendapatan tinggi melakukan konsumsi
barang yang dibeli hanya karena promo/diskon padahal barang tersebut tidak
diperlukan sehingga barang yang digunakan hanya disimpan hingga ada teman/rekan
yang menginginkan barang tersebut dan dibeli.
Tabel 7
Hasil Wawancara Indikator Rasa Gengsi
PK_02D |
|
Apakah anda membeli produk hanya karena rasa
gengsi? |
1, Kalau ada teman di
rumah terus ada promosi barang dari penjual-penjual ya beli |
�����������������������
Dari sini menunjukkan bahwasannya informan 1 membeli suatu produk atas
dasar gengsi. Menggarisbawahi bahwasannya informan menyebutkan membeli barang
yang dipromosikan oleh penjual dan akan membeli kalau
ada teman lain di rumah.
Kesimpulan
����������������������� Berdasarkan penelitian dan hasil penemuan
mengenai gaya hidup dan perilaku masyarakat petani di
desa Purwoasri, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Dalam teori
Mowen dan Minor menunjukkan gaya hidup konsumsi masyarakat dengan beberapa
macam ciri di dalamnya, kondisi tersebut sesuai dengan temuan dalam penelitian.
Pada penelitian, ditemukan bahwasannya masyarakat dengan pendapatan rendah
bergaya hidup subsisters, masyarakat dengan pendapatan menengah bergaya
hidup functionalist, dan masyarakat dengan pendapatan tinggi bergaya
hidup succeeders. (2) Terdapat ciri-ciri khusus dalam masyarakat atas
perilaku konsumsi baik rasional maupun irasional. Namun, dalam pengelompokkan
perilaku konsumsi tersebut harus disesuaikan dengan bounded rationality untuk
menutupi kekurangan dari sebuah rasionalitas. Dalam kondisi ini, maka
masyarakat dengan pendapatan rendah dan tinggi menunjukkan sebuah
irasionalitas, sedangkan masyarakat dengan pendapatan menengah tidak
menunjukkan irasionalitas dikarenakan konsep well educated. (3)
Persentase dari gaya hidup konsumsi masyarakat secara
general diantaranya yaitu subsisters (11%), sustainers (23%), functionalist
(22%), succeeders (22%), dan the golden years (22%). (4) Persentase
dari perilaku konsumsi masyarakat secara general diantaranya yaitu perilaku
konsumsi rasional (80%) dan perilaku konsumsi irasional (20%).
BIBLIOGRAFI
Agus. (2023a). Pendapatan Masyarakat.
Agus. (2023b). Perilaku Konsumsi dan Gaya Hidup Masyarakat Petani Desa Purwoasri.
Arwin, S. E., M. S. (2020). Pengantar Ekonomi Mikro. In Business & Economics (p. 196). Cendekia Publisher.
Goel, J. P., Goel, K., & Prakashan, G. B. (2020). Economic Applications. https://www.google.co.id/books/edition/I_C_S_E_Economics_Applications_for_Class/U4c7EAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
Jensen, M. (2007). Defining lifestyle. Environmental Sciences, 4(2), 63�73. https://doi.org/10.1080/15693430701472747
Kasdi, A. (2014). Tafsir Ayat-Ayat Konsumsi dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Syariah, 18�32.
Kivinen, D., Rahkonen, K., Gronow, J., & Noro, A. (2010). A Social and Economic Theory of Consumption. Springer. https://www.google.co.id/books/edition/A_Social_and_Economic_Theory_of_Consumpt/4EZ9DAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
Mcleod, S. (2018). Maslow�s Hierarchy of Needs.
Miatun, S. L., & Santoso, L. (2020). Pengaruh Religiusitas Terhadap Gaya Hidup Konsumen Muslim Di Ponorogo. SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam, 2(2), 113�120. https://doi.org/10.36407/serambi.v2i2.181
Mowen, J. C., & Minor, M. (1997). Consumer behavior (5th ed.).
Nuttall, C. J. (2002). IGCSE business studies. Cambridge University Press.
Princen, T. (1999). Consumption and environment: some conceptual issues. Science Direct, 31(3), 347�363. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0921-8009(99)00039-7
Purboyo, Hastutik, S., Kusuma, G. P. E., Sudirman, A., Sangadji, S. S., Wardhana, A., Kartika, R. D., Erwin, Hilal, N., & Syamsuri. (2021). Perilaku Konsumen (Tinjauan Konseptual dan Praktis). Media Sains Indonesia.
Rahayu, T. P. (2020). Kegiatan Pokok Ekonomi. In Ida (Ed.), Pelaku Kegiatan Ekonomi (pp. 3�10). ALPRIN.
Rahmawati, V. E., & Surjanti, J. (2021). Analisis Faktor Perilaku Konsumtif Berbelanja Online Produk Fashion Saat Pandemi Pada Mahasiswa. Jekpend, 4(2), 11�18. https://doi.org/10.26858/jekpend.v4i2.21122
Rakasiwi, L. S., & Kautsar, A. (2020). Pengaruh Faktor Demografi dan Sosial Ekonomi Terhadap Status Kesehatan Individu di Indonesia. Kajian Ekonomi Keuangan, 5(2).
Rani, O. M., & Hidayat, M. A. (2020). Budaya Konsumerisme Petani Perkotaan: Studi Gaya Hidup Petani di Kelurahan Jeruk, Lakarsantri, Surabaya. Jurnal Analisa Sosiologi, 9(2). https://doi.org/10.20961/jas.v9i2.44359
Simon, H. A. (1957). Model of man: social and rational. Wiley. https://www.goodreads.com/book/show/7302177-models-of-man
Suhada, H., & Handoyo, P. (2022). Tindakan Rasional Kelas Menengah Pekerjamengkonsumsi Kopi Di Starbucks Graha Pena Kota Surabaya. Paradigma. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/download/50016/41264.
Veal, A. J. (1993). The concept of lifestyle: a review. Leisure Studies, 12(4), 233�252. https://doi.org/10.1080/02614369300390231
������������������������������������������������
Copyright holder: Aisyah Achrijna
Ismawati, Jun Surjanti (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |