Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09,
September 2022
POTENSI
WISATA KULINER HALAL DI KEBAYORAN BARU DALAM MENINGKATKAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA DI JAKARTA
Ardi
Mularsari1*, Mudhi�ah
Zuhdiyyah Djandri2
1*,2 Program Studi Pariwisata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional, Indonesia
Email: *[email protected]
Abstrak
Wisata kuliner halal adalah salah satu jenis potensi wisata
yang mengutamakan kehalalan dalam setiap kuliner yang ada pada suatu daerah
wisata. Salah satu tempat yang memiliki wisata kuliner halal yang beragam
adalah Kebayoran Baru, yaitu salah satu kecamatan yang berlokasi di Jakarta
Selatan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi wisata kuliner
halal yang dimiliki Kebayoran Baru dan peran wisata kuliner halal dalam
pengembangan pariwisata di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis SOAR dan SWOT. Metode
pengumpulan data yang dilakukan ialah dengan cara observasi, wawancara,
kuesioner, studi dokumen, dan studi literatur. Objek penelitian dalam
penelitian ini adalah kuliner halal yang ada di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wisata kuliner halal
di Kebayoran Baru memiliki potensi dalam pengembangan Pariwisata di Jakarta.
Pemerintah dan penyedia kuliner Kebayoran Baru turut bekerja sama dalam upaya
untuk melakukan pengembangan wisata kuliner halal di sana. Hal ini dapat
dilihat dari keberagaman menu kuliner halal yang selalu berinovasi, harga yang
lebih terjangkau, dan lokasi yang berada di pusat Kota Jakarta Selatan membuat
kuliner halal dapat membantu pengembangan pariwisata di Jakarta.
Kata
Kunci: Kebayoran Baru, Wisata Kuliner
Halal, Potensi Wisata, Pengembangan Pariwisata
Abstract
Halal culinary tourism is one type of tourism potential that
prioritizes halal in every culinary in a tourist area. One of the places with a
variety of halal culinary tourism is Kebayoran Baru, one of the sub-districts
in South Jakarta. This study aims to determine the potential of halal culinary
tourism owned by Kebayoran Baru and the role of halal culinary tourism in
tourism development in Jakarta. This research used a descriptive qualitative
method using SOAR
and SWOT analysis. The data
collection method is carried out by; observation, interviews, questionnaires,
document studies, and literature studies. The object of this research is halal
cuisine in the Kebayoran Baru area, South Jakarta. This research shows that
halal culinary tourism in Kebayoran Baru has the potential to develop tourism
in Jakarta. The government and culinary providers of Kebayoran Baru are also
working together to create halal culinary tourism there. We can see from the
diversity of halal culinary menus that are constantly innovating, have
affordable prices, and location in the center of south Jakarta make halal
culinary in Kebayoran Baru can help the development of tourism in Jakarta.
Keywords: Kebayoran Baru, Halal Culinary Tourism, Tourism
Potential, Tourism Development
Industri pariwisata di Indonesia
merupakan bagian yang perlu ditingkatkan, mengingat bahwa pariwisata memegang
peranan
penting dalam upaya memajukan ekonomi negara Indonesia. Sebagai sektor yang
sedang berkembang, industri pariwisata memiliki potensi untuk memajukan pertumbuhan
dalam berbagai sektor ekonomi nasional. Di Indonesia pariwisata juga merupakan
sektor yang mudah berkembang, baik pemerintah maupun masyarakat mengharapkan sektor
ini untuk menjadi penghasil devisa negara nomor satu.
Melihat kondisi ini, pemerintah
harus melakukan perancangan dan peningkatan yang dapat direncanakan untuk
meneliti potensi yang ada pada seluruh objek � objek wisata serta mengatur
model pengembangan wisatanya
Potensi
wisata yang dianggap menarik untuk dikembangkan oleh pemerintah Indonesia saat
ini ialah wisata kuliner halal. Jenis wisata ini mempunyai keanekaragaman
potensi yang bisa dikembangkan dan dijadikan pesona bagi wisatawan untuk
berkunjung ke daerah � daerah di Indonesia
Prinsip
Halal ialah komponen dari keyakinan dan prilaku dari para wisatawan muslim yang
mana mengaitkan seluruh aspek ke dalam aktivitas Islam. Pada prilaku tersebut,
wisatawan yang merupakan konsumen muslim harus bisa memilah selama proses
berbelanja serta menentukan produk yang akan dibeli ialah produk halal dan sesuai
aturan yang ada pada agama Islam
Keberadaan halal
tourism atau wisata halal membuat karakter baru terhadap
pengembangan industri halal di Indonesia, serta terjadinya pertambahan ketertarikan
akan wisata halal (halal tourism)
yang mana pemahaman akan produk halal inilah yang mejadikan pertumbuhan industri
halal meningkat.
Rekreasi
kuliner halal merupakan salah satu pilihan yang dapat menopang potensi pariwisata
di Indonesia baik itu wisata bahari, wisata alam, wisata sejarah maupun wisata budaya.
Pariwisata kuliner merupakan elemen yang tergabung dalam beragam jenis
pariwisata yang tersedia di Indonesia, sebab para pengunjung menganggap bahwa tidak
lengkap pada saat wisatawan datang ke suatu daerah tidak menikmati kuliner asal
yang ada di daerah tersebut
Rekreasi
kuliner halal adalah salah satu dari berbagai macam wisata yang saat ini membentuk
semacam ikon baru di dalam dunia pariwisata. Rekreasi
kuliner halal ialah wisata yang tergerak karena keinginannya untuk melakukan
rekreasi ke tempat-tempat yang mengutamakan akan pengolahan makanan halal,
restoran halal, festival yang dibuat untuk kuliner halal, ataupun tempat
lainnya dengan maksud untuk mencoba makanan halal yang ada di sana
Pada
saat ini, wisata kuliner halal lebih cenderung pada berburu makanan khas
modern, yang mana fasilitas dan penyajian yang diberikan menjadikan hal yang
penting pada penilaian tempat tersebut. Oleh karena itu, restoran atau tempat
makan saat ini banyak yang memiliki latar tema yang beragam dan memiliki ciri
khas masing-masing di setiap tempatnya. Pengunjung pun tidak hanya terdiri dari
wisatawan domestik, tetapi juga melibatkan pengunjung dari mancanegara untuk
datang menikmati kuliner serta juga untuk mendapatkan pengetahuan lebih dari
makanan khas daerah itu. Salah satu kota yang sering dijadikan tempat untuk
berkunjung dan berburu wisata kuliner halal di Indonesia ialah Kota Jakarta.
Jakarta
merupakan kota yang berpotensial terhadap perkembangan pengunjung dan juga
menaikkan ikon destinasi Jakarta sebagai daerah yang ditekankan untuk wisata
kuliner halal, Jakarta memiliki peran penting sebagai ibu kota dan pusat
industri di Indonesia
Pada
umumnya, para wisatawan di Jakarta berkunjung ke kawasan wisata yang lebih memperlihatkan
objek-objek wisatanya. Itulah mengapa Jakarta memiliki tempat wisata yang
terkenal akan keindahan seni dan modernisasinya. Selain itu, banyak juga para
wisatawan yang tertarik untuk melakukan wisata kuliner halal di Jakarta baik di
pagi, siang, dan malam hari. Begitu banyak tempat di Jakarta yang sering
dikunjungi oleh wisatawan untuk berwisata kuliner halal, salah satu tempatnya
ialah Kebayoran Baru. Kebayoran Baru terletak di Jakarta Selatan dan merupakan
salah satu kecamatan di wilayah tersebut. Dimana Kebayoran Baru merupakan wilayah
perbelanjaan dan perkantoran.
Kawasan
Kebayoran Baru yang terletak di wilayah Jakarta Selatan ini ialah salah satu
bagian Jakarta yang menghadapi proses pertumbuhan yang sangat cepat. Kawasan
ini memiliki kestabilan aktivitas yang tingga dari hari senin sampai hari
minggu. Dengan pengunjung yang datang berasal dari karyawan, pedagang, anak
sekolah, dan masyarakat umum lainnya. Maka dari itu, hingga saat ini banyak
para pengusaha berlomba-lomba untuk membuka kuliner di daerah ini. Berawal dari
pedagang kaki lima hingga menyebar ke restoran menengah atas.
Wisata
kuliner di Kebayoran Baru dianggap memiliki perkembangan yang pesat setiap
tahun. Dapat dilihat dari beberapa fakta yang telah peniliti sampaikan di atas.
Akan tetapi, Dinas Pariwisata Jakarta Selatan masih belum memaksimalkan
perkembangan yang terjadi dengan optimal terkait pariwisata khususnya wisata
kuliner yang saat ini menjadi salah satu alasan para pengunjung berkunjung.
Dengan begitu, peneliti akan menyelesaikan penelitian lebih lanjut dengan menelusuri
lebih dalam potensi wisata kuliner halal di Kebayoran baru sebagai salah satu
aspek industri yang dapat meningkatkan perkembangan pariwisata di Jakarta.
Dalam penelitian ini,
identifikasi masalah melibatkan analisis Operating Capacity, Operating Cash
Flow, Sales Growth, dan Financial Distress menggunakan Metode Springate pada
Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2018-2022. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data empirik
tentang pengaruh variabel tersebut terhadap Financial Distress. Hasilnya
diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, penelitian
ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh variabel
tersebut secara parsial dan simultan. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat
bagi penulis dalam meningkatkan pemahaman dan analisis, perusahaan dapat
menggunakan hasilnya sebagai informasi tambahan untuk menjaga kondisi keuangan,
dan bagi peneliti selanjutnya sebagai acuan dan referensi dalam penelitian
lebih lanjut mengenai hubungan antara variabel-operating di industri pertambangan
batu bara..
Metode Penelitian
Penelitian ini
difokuskan pada Kawasan Kebayoran Baru di Jakarta dengan pendekatan kualitatif.
Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi dan menjelaskan tentang wisata
kuliner halal di Kebayoran Baru, dilanjutkan dengan analisis SOAR dan SWOT
untuk mengidentifikasi peluang di masa depan. Metode deskriptif digunakan untuk
menganalisis data yang dikumpulkan tanpa membuat kesimpulan terlalu prematur.
Penelitian ini tidak hanya mengandalkan observasi dan wawancara, tetapi juga
mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti dokumen, buku, dan publikasi
teks. Langkah-langkah penelitian terinci dalam rencana tahapan, mulai dari
perencanaan hingga penyusunan laporan tugas akhir. Dalam pengumpulan data,
peneliti menggunakan berbagai teknik, termasuk studi pustaka, wawancara,
observasi, dan kuesioner. Populasi dan sampel ditentukan dengan metode
purposive sample, dan teknik analisis data melibatkan proses memilah, mengatur,
dan mengorganisir data, dengan menggunakan analisis deskriptif dan pendekatan
metode SOAR dan SWOT. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang
komprehensif tentang potensi wisata kuliner halal di Kebayoran Baru, dengan
manfaat praktis bagi penulis, perusahaan, dan peneliti selanjutnya.
Hasil dan Pembahasan
Wisata kuliner merupakan
hasil dari kegiatan memasak yang dapat berupa makan berat, camilan, ataupun
minuman. Karena setiap daerah pastinya memiliki beragam kuliner dengan ciri
khasnya tersendiri
Daya tarik wisata
kuliner halal Kebayoran Baru ialah rasa makanan yang diberikan tidak berubah
dengan makanan aslinya walaupun terdapat perubahan bahan pada proses
pemasakannya. Berbagai jenis makanan baik tradisional maupun modern disajikan dengan
sangat menyesuaikan lidah para wisatawan yang berkunjung. Banyaknya variasi
makanan yang dijajahkan membuat para wisatawan sering datang Kembali hanya
untuk menikmati makanan yang ada di sana.
Kuliner tradisional
atau kuliner lokal merupakan kuliner yang memiliki ciri khas dari suatu
daerahnya. Seperti halnya di Kebayoran Baru yang memiliki banyak kuliner lokal
atau kuliner tradisional mulai dari kuliner khas Jakarta sampai kuliner khas
luar Jakarta. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, Kebayoran Baru
memiliki dua jenis kuliner yaitu kuliner lokal dan
kuliner modern.
Selain itu,
dukungan dan peran pemerintah Jakarta, terutama di wilayah Kebayoran Baru, juga
sangat berkontribusi dalam kemajuan sektor kuliner pariwisata di Jakarta. Yaitu
dengan memberikan edukasi pada para pelaku wisata kuliner halal dan juga
memberikan panduan kepada mereka. Tujuan dari ini ialah supaya sektor wisata
kuliner halal di Jakarta, terutama di Kebayoran Baru, dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan zaman dan meningkatkan kualitas layanan untuk menarik minat
lebih banyak wisatawan. (wawancara dengan Pak Benni Sasana Karnajaya, Salah
satu karyawan Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan, Tanggal 8 Juli 2023).
Pemerintah
Kebayoran Baru juga selalu melakukan pengevaluasian dan peninjauan kehalalan
kepada semua pelaku pariwisata dengan cara mengadakan kegiatan sertifikasi
ulang kehalalan yang ada pada restoran/rumah makan di sana setiap 1-2 tahun
sekali. Pengevaluasian kehalalan ini dilakukan karena pada pelaku wisata
kuliner tentunya akan mengalami perubahan pada bahan makanannya. Dengan adanya
pengevaluasin ini diharapkan akan terjaganya kehalalan suatu produk serta dapat
lebih bersaing dengan produk non halal dan juga dapat memudahkan para wisatawan
halal untuk membeli produk yang dijual. (wawancara dengan Pak Benni Sasana
Karnajaya, Salah satu karyawan Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan, Tanggal 8
Juli 2023).
Pemerintah
Kebayoran Baru juga melaksanakan pengaturan area-tempat wisata kuliner dengan
tujuan meningkatkan daya tarik bagi pengunjung agar tertarik untuk mengunjungi
Kebayoran Baru. Dengan pelaksanaan pengaturan ini, diharapkan jumlah kunjungan
wisatawan dapat mengalami peningkatan. Tindakan pengaturan yang dilakukan oleh
pemerintah dapat dilihat seperti pengaturan dalam sektor wisata kuliner halal
di kawasan blok a, blok b, blok d, blok m, dan blok n. (observasi, tanggal 18
Juli 2023)
Promosi juga
salah satu aktivitas yang sangat penting dilaksanakan untuk meningkatkan
pengembangan pariwisata kuliner halal di daerah Kebayoran Baru. Pemerintah
Kebayoran Baru telah mengimplementasikan berbagai strategi promosi melalui
berbagai media, seperti; situs web, pamflet, serta acara-acara khusus dalam
rangka memajukan pariwisata kuliner halal. (wawancara dengan Pak Benni Sasana
Karnajaya, Salah satu karyawan Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan, Tanggal 8
Juli 2023).
Wisata kuliner merupakan
salah satu jenis dalam pariwisata yang berperan penting bagi industri
pariwisata di Indonesia. Di mana wisata kuliner halal dapat menjadi salah satu
peran penting dalam pengembangan pariwisata dengan mayoritas wisatawan domestik
di Indonesia beragama Islam.
Daerah wajib
memiliki objek wisata yang lebih dari satu untuk bisa ditetapkannya daerah
tersebut sebagai daerah yang industri pariwisatanya berkembang. Di Kebayoran memiliki
beberapa objek wisata seperti; wisata belanja, wisata buatan, wisata Sejarah,
dan wisata kuliner. Di Kebayoran baru wisata kuliner halal adalah salah satu
wisata di Jakarta yang memiliki banyak ketertarikan terhadap pengunjung.
Tetapi, jenis wisata kuliner halal di sini harus lebih dilakukannya pembetulan,
pengembangan, pemanfataan, dan pelestarian. Maka dari itu, butuh adanya upaya
terhadap proses mengembangkan, dan melestarikan pada kuliner halal di sini.
Dengan begitu wisata kuliner halal di Kebayoran Baru mampu mempengaruhi
pengembangan pariwisata di Jakarta.
Wisata kuliner halal
di Kebayoran Baru memiliki beragam variasi yang dapat dipilih oleh para
wisatawan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil yang telah diteliti, maka
dapat diketahui potensi internal dan eksternal dari kuliner halal di Kebayoran
yang kemudian akan dijadikan bahan analisis dengan menggunakan metode SOAR
dan SWOT serta matriks IFE dan EFE sebagai pembobotan potensi wisata kuliner
halal di Kebayoran Baru. Metode SOAR dan SWOT dipilih guna untuk mengidentifikasi potensi/kekuatan dari
kuliner halal yang di Kebayoran Baru. Adapun berikut metode analisis SOAR
dan SWOT
dalam wisata kuliner halal di Kebayoran Baru ialah sebagai berikut.
Daerah wajib
memiliki objek wisata yang lebih dari satu untuk bisa ditetapkannya daerah
tersebut sebagai daerah yang industri pariwisatanya
berkembang. Di Kebayoran memiliki beberapa objek wisata seperti; wisata
belanja, wisata buatan, wisata Sejarah, dan wisata kuliner.
Potensi dalam
kuliner halal di Kebayoran baru dalam penenlitian ini terdiri dari potensi
internal dan potensi eksternal. Potensi internal terdiri dari kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities). Sedangkan, potensi eksternal
terdiri dari aspirasi (aspirations) dan hasil (result).
a.
Internal
1) Kekuatan (Strength)
a) Beragamnya kuliner
halal di Kebayoran Baru yang menawarkan berbagai macam jenis kuliner halal
mulai kuliner tradisional maupun kuliner modern yang memiliki sertifikasi halal
ataupun proses pengolahan dan bahan yang digunakannya. Menu makanan sate
merupakan menu makanan tradisional yang paling sering dicari oleh para
wisatawan. Sedangkan, untuk menu modern ramen merupakan jenis makanan yang
paling sering dicari di Kebayoran Baru.
b) Harga yang ditawarkan tergolong ramah dikantong untuk para
pembeli. Wisatawan yang paling sering berkunjung di Kebayoran Baru diantaranya
ialah remaja dan dewasa. Dengan begitu, harga merupakan salah satu strategi
yang ditawarkan untuk menarik para pengunjung untuk terus datang berkunjung.
c) Lokasi yang strategi. Kebayoran Baru memiliki lokasi yang
strategis di mana Kebayoran Baru terdapat di tengah kota Jakarta Selatan yang
menjadikan Kebayoran Baru mendapat nilai lebih untuk dijadikan salah satu
tempat untuk berkunjung.
d) Pemilik restoran yang sudah mengetahui tentang kualitas
makanan yang diperlukan juga menjadikan tempat ini banyak dikunjungi
pengunjung.
e) Aksesibilitas yang mudah dan terjangkau di Kebayoran baru seperti
MRT ataupun TransJakarta menjadikan jarak yang ditempuh lebih cepat dan efektif.
f) Tersedianya sarana dan prasarana di sekitar kuliner dapat memudahkan
pengunjung saat berkunjung ke sana.
a) Meningkatknya kunjungan wisatawan ke Kebayoran Baru.
b) Meningkatkan penyedia wisata kuliner halal yang dapat
dinikmati oleh semua pengunjung khususnya pengunjung muslim.
c) Mengembangkan wisata kuliner halal di kebayoran Baru yang
dilengkapi dengan banyak fasilitas pendukung yang lebih teratur.
d) Menjadikan wisata kuliner halal sebagai destinasi pariwisata
yang mendukung industri pariwisata halal di Indonesia.
e) Memiliki kesadaran akan kebersihan, keamanan, serta
kenyamanan dalam berwisata.
f) Diperhatikannya pengelolaan serta pengembangan dari
pemerintah DKI Jakarta Selatan.
b.
Eksternal
1)
Peluang (Opportunities)
a) Banyaknya wisatawan domestik maupun mancanegara yang
berkunjung dan menginap di Kebayoran Baru membuat pemerintah dan para penyedia
kuliner tertarik untuk membangun kuliner di Kebayoran Baru.
b) Adanya teknologi yang semakin berkembang membuat kuliner
halal di Kebayoran Baru semakin terkenal di semua kalangan pengguna media
sosial.
c) Letaknya yang berada di tengah Jakarta Selatan mendapatkan
Kebayoran Baru sebagai lokasi yang strategis untuk membuat kuliner�kuliner
halal di sana untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatwan mancanegara.
d) Didukungnya kawasan kuliner dari pemerintah DKI Jakarta
Selatan sangat berpengaruh dalam pengelolaan Kawasan kuliner di sana. Selain
itu, pemerintah DKI Jakarta Selatan juga turut bekerja sama dengan penyedia
kuliner dalam upaya mengambangkan pariwisata khususnya wisata kuliner dan
wisata banyak minat di sana.
2)
Hasil (Results)
a)
Berkembangnya wisata
kuliner halal melalui promosi di media sosial secara menyeluruh.
b)
Meningkatnya jumlah
penjualan serta pendapatan perekonomian di masyarakat sekitar.
c)
Memiliki sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan Pariwisata secara menyeluruh di Kebayoran
Baru.
d)
Melakukan koordinasi
dan peraturan kepada pemilik wisata kuliner, pemerintah, maupun bersinergi
dengan masyarakat lokal.
e)
Memiliki peraturan
yang bersifat informatif, persuasif, dan mengikat.
f)
Memiliki perencanaan
pengembangan wisata kuliner halal yang dapat ditawarkan kepada investor, baik
untuk pemerintah ataupun kepada masyarakat setempat.
Tabel 1
Hasil Kuadran
Matriks IFE dan EFE SOAR
SKOR EFE (3,179) |
||||
Skor IFE (3,1333) |
|
Kuat (3-4) |
sedang (2-2,99) |
lemah (1-1,99) |
TINGGI (3-4) |
I |
II |
III |
|
SEDANG (2-2,99) |
IV |
VIII |
VI |
|
LEMAH (1-1,99) |
VII |
VIII |
IX |
Sumber: Data diolah
peneliti, 2023
Berdasarkan
analisis SOAR menggunakan matriks IFE dan EFE di atas, didapatkan
jumlah skor 3-4� atau kuadran I yang
menunjukan bahwa potensi wisata kuliner halal di Kebayoran Baru sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Selanjutnya, akan dirumuskan hasil yang terukur sebagai hasil alternatif
strategi, yaitu:
a. Strategi SA (Strength
� Aspiration)
Strategi
SA berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan
wisata kuliner di Kebayoran Baru dapat dilakukan berupa: membuat event
atau festival lebih sering tentang keanekaragaman kuliner halal di dalam maupun
luar negeri, mengoptimalkan potensi wisata kuliner yang ada di Kebayoran Baru
khususnya pada kuliner halal di berbagai wilayah di Kebayoran Baru, dan
pemerintah turut mengembangkan kuliner halal di Kebayoran Baru serta bekerja
sama dengan stakeholder maupun penyedia kuliner yang ada di sana.
b.
Strategi SR (Strength
� Result)
Strategi
SR berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan
wisata kuliner di Kebayoran Baru yang dapat dilakukan antara lain: mengajak
para penyedia makanan halal untuk aktif dalam promosi mengenai produk kuliner
halal yang mereka sediakan dan memaksimalkan penggunaan sosial media sebagai
sarana promosi kuliner halal di Kebayoran baru yang sedang berkembang,
c.
Strategi OA (Opportunity
� Aspiration)
Strategi
OA berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan
wisata kuliner di Kebayoran Baru yang dapat dilakukan diantaranya ialah:
meningkatkan pemasaran yang dilakukan secara media sosial maupun secara
langsung, meningkatkan kualitas kuliner dengan quality control yang
baik, menambahkan variasi dan meningkatkan inovasi kuliner di sana, serta
memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta aksesibilitas di sana.
d.
Strategi OR (Opportunity
� Result)
Strategi
OR berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan
wisata kuliner di Kebayoran baru yang dapat dilakukan berupa: menjaga dan
meningkatkan peraturan yang telah dilaksanakan, menjalin hubungan yang baik
antara penyedia kuliner dengan investor dan pemerintah yang ada, memaksimalkan
program promosi dalam penggunaan sosial media dan langsung, dan selalu update
dan mengikuti tren sesuai dengan pelayanan, penyedia makanan, serta akomodasi
yang ada.
Selain membuat strategi
pengembangan wisata kuliner halal di Kebayoran Baru menggunakan analisis SOAR,
peneliti juga membuat strategi pengembangan wisata kuliner halal di Kebayoran
baru menggunakan analisis SWOT. Wisata kuliner halal di Kebayoran Baru pastinya
juga memiliki kekurangan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Potensi
wisata kuliner halal di Kebayoran Baru dalam SWOT juga memiliki empat faktor,
yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats). Dengan adanya strategi ini langkah-langkah
perbaikan dapat diambil guna mendatangkan wisatawan lebih banyak.
Berikut ini adalah hasil
analisis SWOT wisata kuliner halal di Kebayoran Baru berdasarkan observasi yang
dilakukan dan juga hasil dari wawancara yang telah didapat.
a.
Internal
1) Kekuatan
(strength)
a) Beragamnya kuliner
halal di Kebayoran Baru yang menawarkan berbagai macam jenis kuliner halal
mulai kuliner tradisional maupun kuliner modern yang memiliki sertifikasi halal
ataupun proses pengolahan dan bahan yang digunakannya.
b) Harga yang ditawarkan tergolong ramah dikantong untuk para
pembeli.
c) Lokasi yang strategi.
d) Pemilik restoran yang sudah mengetahui tentang kualitas
makanan yang diperlukan juga menjadikan tempat ini banyak dikunjungi
pengunjung.
e) Aksesibilitas yang mudah dan terjangkau di Kebayoran baru
seperti MRT ataupun TransJakarta menjadikan jarak yang ditempuh lebih cepat dan
efektif.
f) Tersedianya sarana dan prasarana di sekitar kuliner dapat
memudahkan pengunjung saat berkunjung ke sana.
2) Kelemahan
(weakness)
a) Kurangnya
pengenalan akan produk kuliner halal kepada pengunjung
b) Kurangnya
promosi kuliner halal baik secara langsung maupun melalui media sosial
c) Ada
beberapa harga yang masih tergolong mahal
d) Tempat
yang kurang tertata rapi
e) Kurangnya kesadaran akan kebersihan, keamanan,
serta kenyamanan di sekitar tempat kuliner
f) Kemasan yang kurang menarik
g) Sarana
dan prasarana yang kurang ditata secara professional untuk memberikan rasa
nyaman dan aman untuk pengunjung
h) Kurangnya
modal yang dimiliki pelaku wisata kuliner halal untuk mengembangkan produk
kulinernya.
b.
Eksternal
1) Peluang
(opportunities)
a) Banyaknya wisatawan domestik maupun mancanegara yang
berkunjung dan menginap di Kebayoran Baru membuat pemerintah dan para penyedia kuliner
tertarik untuk membangun kuliner di Kebayoran Baru.
b) Adanya teknologi yang semakin berkembang membuat kuliner
halal di Kebayoran Baru semakin terkenal di semua kalangan pengguna media
sosial.
c) Letaknya yang berada di tengah Jakarta Selatan mendapatkan
Kebayoran Baru sebagai lokasi yang strategis.
d) Didukungnya kawasan kuliner dari pemerintah DKI Jakarta
Selatan sangat berpengaruh dalam pengelolaan Kawasan kuliner di sana.
2) Ancaman
(threats)
a) Daya
tarik wisata kuliner halal yang belum begitu mendominasi dibandingkan kuliner
non halal.
b) Banyaknya
persaingan antar penyedia kuliner
c) Terlalu
mengikuti tren yang membuat kuliner halal tradisional tergeser
d)
Banyaknya kesenjangan antar penyedia
kuliner halal dan non halal
Tabel Matriks
IFE SWOT
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix |
|||||
No |
Faktor-Faktor Internal |
Nilai signifikan |
Bobot |
Rating |
Skor |
Kekuatan (Strength) |
|||||
1 |
Beragamnya kuliner halal di Kebayoran Baru |
9 |
0,0989 |
4 |
0,3956 |
2 |
Harga yang terjangkau |
8 |
0,0879 |
3 |
0,2637 |
3 |
Lokasi yang strategis |
7 |
0,0769 |
3 |
0,2308 |
4 |
Kualitas makanan yang diberikan |
8 |
0,0879 |
3 |
0,2637 |
5 |
Aksesibilitas yang mudah |
7 |
0,0769 |
4 |
0,3077 |
6 |
Sarana dan prasarana yang terjangkau |
7 |
0,0769 |
3 |
0,2308 |
Kelemahan (Weaknesses) |
|||||
1 |
Kurangnya pengenalan produk kuliner halal kepada pengunjung |
7 |
0,0769 |
2 |
0,1538 |
2 |
Kurangnya promosi kuliner halal melalui sosial media |
7 |
0,0769 |
2 |
0,1538 |
3 |
Terdapat harga kuliner halal yang masih tergolong mahal |
6 |
0,0659 |
2 |
0,1319 |
4 |
Tempat yang kurang nyaman dan bersih |
8 |
0,0879 |
1 |
0,0879 |
5 |
Kemasan yang kurang menarik |
6 |
0,0659 |
2 |
0,1319 |
6 |
Saranan dan prasarana yang kurang tertata secara professional |
6 |
0,0659 |
2 |
0,1319 |
7 |
Kurangnya modal yang dimiliki penyedia kuliner halal untuk
mengembangkan produk kulinernya |
5 |
0,0549 |
1 |
0,0549 |
Total |
91 |
1 |
32 |
2,5385 |
Sumber: Data diolah peneliti, 2023
Tabel 3
Tabel Matriks
EFE SWOT
External Factor Evaluation (EFE) Matrix |
|||||
No |
Faktor-Faktor Eksternal |
Nilai Signifikan |
Bobot |
Rating |
Skor |
Peluang (Opportunities) |
|||||
1 |
Banyaknya wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung |
9 |
0,1452 |
4 |
0,5806 |
2 |
Teknologi yang semakin berkembang |
9 |
0,1452 |
4 |
0,5806 |
3 |
Letak yang strategis |
7 |
0,1129 |
3 |
0,3387 |
4 |
Adanya dukungan dari pemerintah |
8 |
0,129 |
4 |
0,5161 |
Ancaman (Threats) |
|||||
1 |
Kuliner halal yang belum mendominasi |
8 |
0,129 |
1 |
0,129 |
2 |
Banyaknya persaingan antar penyedia kuliner |
6 |
0,0968 |
2 |
0,1935 |
3 |
Terlalu mengikuti tren membuat kuliner tradisional tergeser |
8 |
0,129 |
2 |
0,2581 |
4 |
Adanya kesenjangan antara kuliner halal dan kuliner non halal |
7 |
0,1129 |
1 |
0,1129 |
Total |
62 |
1 |
21 |
2,7097 |
Sumber: Data diolah peneliti, 2023
Hasil Kuadran
Matriks IFE dan EFE SWOT
SKOR EFE (2,7097) |
||||
Skor IFE (2,5385) |
|
Kuat (3-4) |
sedang (2-2,99) |
lemah (1-1,99) |
TINGGI (3-4) |
I |
II |
III |
|
SEDANG (2-2,99) |
IV |
V |
VI |
|
LEMAH (1-1,99) |
VII |
VIII |
IX |
Sumber: Data diolah
peneliti, 2023
�����������
Berdasarkan
analisis SWOT menggunakan matriks IFE dan EFE di atas,
didapatkan jumlah skor 2-2,99� atau
kuadran V yang menunjukan bahwa potensi wisata kuliner halal di Kebayoran Baru
berpotensi untuk pengembangan pariwisata di Jakarta, akan tetapi perlu
dilakukan adanya peningkatan dan dikembangan lagi. Selanjutnya, akan
dirumuskan hasil yang terukur sebagai hasil alternatif strategi, yaitu:
a. Strategi S-O (Strength � Opportunities)
Strategi SO berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap pengembangan wisata kuliner di Kebayoran Baru dapat dilakukan berupa:
membuat
penambahan kawasan khusus kuliner halal,
meningkatkan
dan mengembangkan promosi melalui sosial media,
pemerintah
dan penyedia kuliner turut bekerjasama dalam memanfaatkan sarana dan prasarana
yang tersedia, dan meningkatkan kualitas dari kuliner halal yang dijual.
b. Strategi W-O (Weaknesses � Opportunities)
Strategi WO berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap pengembangan wisata kuliner di Kebayoran Baru dapat dilakukan berupa:
membuat
festival atau event khusus keberagaman kuliner halal yang ada di kebayoran baru,
mendorong
penyedia kuliner untuk melakukan promosi akan produk-produknya,
meningkatkan
koordinasi terhadap fasilitas yang ada, serta mengembangkan
daya tarik antara penyedia kuliner dengan investor.
c. Strategi S-T (Strength � Threats)
Strategi ST berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap pengembangan wisata kuliner di Kebayoran Baru dapat dilakukan berupa:
memperluas
adanya penataan akan kehalalan suatu kuliner di kebayoran baru,
meningkatkan
inovasi produk, menyediakan fasilitas untuk meningkatkan daya saing
para penyedia kuliner dan memberikan kenyamanan wisatawan, dan juga menerapkan
strategi harga yang sesuai dengan banyak karakter pengunjung yang datang.
d. Strategi W-T (Weaknesses � Threats)
Strategi WT berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap pengembangan wisata kuliner di Kebayoran Baru dapat dilakukan berupa:
melakukan
strategi khusus sehingga tidak berpengaruh dengan kenaikan harga baku,
mengenalkan
produk-produk kuliner halal lokal kepada para pengunjung di sana,
dan tidak lupa untuk mendorong para penyedia kuliner untuk pengurusan
standar kebersihan sehingga mampu memberikan jaminan kebersihan bagi wisatawan.
Penggunaan
analisis SOAR dan SWOT dalam strategi pengembangan wisata kuliner halal di
Kebayoran Baru dapat diterapkan dengan: (1) Pentingnya meningkatkan pemasaran
dan promosi terhadap wisata kuliner halal di sana; (2) Mengoptimalkan potensi
wisata kuliner halal di berbagai wilayah di Kebayoran Baru; (3) Update dalam
mengikuti tren di sosial media; (4) Pemerintah turut mengembangkan kuliner
halal di Kebayoran Baru serta bekerja sama dengan stakeholder maupun
penyedia kuliner yang ada di sana.
Wisata kuliner
halal di Kebayoran Baru ini memiliki dampak yang postif kepada pengunjung dan
memberikan peluang terhadap pengembangan kepariwisataan di DKI Jakarta.
Pengunjung, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, umumnya datang ke
destinasi wisata dengan tujuan menikmati berbagai atraksi wisata. Meskipun
begitu, banyak dari mereka juga mengingat untuk mencicipi kelezatan kuliner
setempat.
Kesimpulan
Kebayoran
Baru, salah satu kecamatan di DKI Jakarta, menawarkan potensi dan daya tarik
wisata kuliner halal yang cukup besar, terlihat dari beragamnya kuliner lokal
dan modern yang tersedia. Observasi dan wawancara menunjukkan bahwa Wisata
kuliner halal di Kebayoran Baru mendukung industri pariwisata Jakarta, didukung
oleh faktor karakteristik seperti ragam kuliner berkualitas, harga yang terjangkau,
suasana nyaman, dan lokasi strategis di pusat kota Jakarta Selatan. Analisis
SOAR menghasilkan strategi seperti mengoptimalkan potensi, meningkatkan
kualitas kuliner, dan memanfaatkan sosial media untuk promosi. Sementara
analisis SWOT memberikan strategi seperti meningkatkan kawasan kuliner,
mendorong promosi produk kuliner, menerapkan strategi harga yang sesuai, dan
mendorong standar kebersihan untuk mendukung pengalaman wisatawan.
Al
Qubra, Z. (2017). Persepsi Pemilik Warung Terhadap Sertifikasi Halal di
Kota Parepare. In 2017.
Anggraini,
R. G. (2022, October 11). 8 Tempat Makan Murah, Enak, dan Halal di Blok M
Jakarta. Retrieved from https://www.pegipegi.com/travel/8-tempat-makan-murah-enak-dan-halal-di-blok-m-jakarta/
Araujo,
E. B. (2016). Pengembangan Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata Di Dili,
Timor Leste. In JUMPA (Vol. 3). Retrieved from https://pdf.zlibcdn.com/dtoken/bfd7531d53d73d1b6d9d0b96fbc84cc1/JUMPA.2016.v03.i01.p02.pdf
Ardyansyah,
F., & Nasrulloh. (2022). Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui
Metode Analisis SOAR pada Pariwisata Syariah di Pulau Madura. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 8(03), 3783�3792. doi: 10.29040/jiei.v8i3.6560
Bhudiharty,
S., Ratnasari, K., & Waluyo, S. D. (2019). Analisis Potensi Daya Tarik
Wisata Gastronomi Di Kawasan Petak Sembilan Glodok, Jakarta Barat. In
Jurnal Industri Pariwisata (Vol. 1, Issue 2).
Daftar
Makanan Khas Indonesia. (2022). In Universitas Stekom Pusat. Jawa Tengah:
DF
Nur�aini, F. (2020). Teknik Analisis SWOT (L. Nurti, Ed.). Yogyakarta.
Elmi,
I., Kurniawan, R., & Akbar, W. (2020). Pariwisata Syariah Pengembangan
Wisata Halal Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah.
Faraby,
M. E., & Rozi, F. (2021). Potensi Kabupaten Bangkalan Menjadi Destinasi
Wisata Halal. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 67. doi:
10.29040/jiei.v7i1.1649
Fauziah,
S. (2019). Pengembangan Potensi Wisata Kuliner Dan Belanja Provinsi Jawa
Tengah.
Fii,
M. M. (2021). Analisis Karakteristik Wisatawan di Bukit Khayangan Kota
Sungai Penuh.
Isdarmanto.
(2016). Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata.
Retrieved from https://id1lib.org/book/16694071/482b49
Jayadi,
E. K., Mahadewi, N. P., & Mananda, I. G. (2017). Karakteristik Dan
Motivasi Wisatawan Berkunjung Ke Pantai Green Bowl, Ungasan, Kuta Selatan,
Bali. Analisis Pariwisata, 17(2).
Kristiana,
Y., Suryadi, M. T., & Sunarya, S. R. (2018). Eksplorasi Potensi Wisata
Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kota Tangerang. Jurnal Khasanah
Ilmu, 9(1).
Kurnia,
Muh. D. (2022). Pengembangan Wisata Kuliner Desa Bonjeruk Sebagai Objek
Daya Tarik Wisata Di Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
Kurniawan,
fajri. (2019). Potensi Wisata Kuliner Dalam Pengembangan Pariwisata Di
Yogyakarta.
Kurniawan,
P., & Lismayasari. (2019). Wisata Kuliner Halal: Suatu Tinjauan
Strategis Pemasaran Digital Terhadap Peningkatan Kinerja Umkm (Vol. 16,
Issue 1).
Lestari,
A. (2021). Muslim Di Kabupaten Toraja Utara (Studi Kasus Pada Mentirotiku
Resort).
Makmur,
S. M. (2019). Pengembangan Industri Rumah Tangga Sektor Kuliner Melalui
Penerapan E-Business Di Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota
Makassarmakmur.
Mashuri,
& Nurjannah, D. (2020). Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan
Daya Saing (Studi Pada PT. Bank Riau Kepri Unit Usaha Syariah Pekanbaru).
JPS (Jurnal Perbankan Syariah), 1(1), 97�112. doi: 10.46367/jps.v1i1.205
Maulana,
N., & Hutagalung, J. M. P. (2020). Strategi Pengendalian Dampak Sosial
dan Ekonomi Pembangunan Pusat Perbelanjaan Modern: Studi Kasus di Kawasan Blok
M Jakarta. 02(03).
Monika,
L. (2017). Pariwisata Syariah Melalui Wisata Kuliner Halal untuk
Pengembangan UMKM di Surabaya.
Mularsari,
A. (2022). Potensi Wisata Kuliner Dan Motivasi Wisatawan Di Kota Depok Jawa
Barat Tahun 2019.
Nugraha,
R. N., & Virgiawan, F. (2022). Pengembangan Daya Tarik Wisata Di Objek
Wisata Telaga Arwana Cibubur. 3(6).
Pariwisata,
J. D., Prayogo, D., & Suryawan, I. B. (2018). Dampak Fenomena Wisata
Kuliner Terhadap Kunjungan Wisatawan di Kota Malang, Jawa Timur. 5.
Primarasa.
(n.d.). Sate, Kuliner Asli Indonesia Yang Go International. Retrieved
from Sate, Kuliner Asli Indonesia Yang Go International
Pujilestari,
S., Restu Amelia, J., & Romadhan, M. F. (2018). Potensi Wisata
Gastronomi Halal Di Wilayah Pecinan, Petak 9, Glodok Jakarta. In Jurnal
Industri Pariwisata (Vol. 1, Issue 2).
Pulumodoyo,
A. P. S. (2017). Potensi Restoran Halal dalam Upaya Mendukung Wisata Halal
di Kota Gorontalo [D3]. Universitas Negeri Gorontalo.
Rahman,
M., Moghavvemi, S., Thirumoorthi, T., & Rahman, M. K. (2020). The
impact of tourists� perceptions on halal tourism destination: a structural
model analysis. Tourism Review, 75(3), 575�594. doi:
10.1108/TR-05-2019-0182
Rayel,
R. A. (2018, April 10). Sejarah KEBAYORAN BARU Jakarta Selatan dalam Sudut
Pandang Pelakunya.
Revida,
E., Gaspersz, S., Uktolseja, L., Nasrullah, Warella, S. Y., Nurmiati, Alwi,
Moh. H., Simarmata, H., Manurung, T., & Purba, R. A. (2020). Pengantar
Pariwisata (J. Simarmata, Ed.).
Riano,
M. S., Ningsih, C., & Abdilah, H. T. (2021). Pengembangan Potensi
Wisata Gastronomi Halal Di Kabupaten Cianjur. Jurnal Gastronomi Indonesia,
9(1), 45�57. doi: 10.52352/jgi.v9i1.483
Rohmitriasih,
M. (2022, June 16). Sejarah Fried Chicken, Makanan Kesukaan Semua Kalangan.
Fimela.com.
Salamah,
N., Guntarti, A., & Universitas Ahmad Dahlan, S. (2022). Pemberdayaan
UMKM melalui pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal produk.
Salim,
M. A., & Siswanto, Agus. B. (2019). Analisis SWOT Dengan Metode
Kuesioner (D. M. Wijayanti, Ed.; 1st ed.). Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Saptaningtyas,
R. S., Handayani, T., & Ketut Ayu Intan Putri Mentari Indriani, N. (2021).
Kajian Potensi Wisata Kuliner Pantai Ampenan. 1(1). Retrieved
from http://sade.unram.ac.id/index.php/sade/article/view/6
Saputra,
A., Mulyawan, B., & Sutrisno, T. (2019). Rekomendasi Lokasi Wisata
Kuliner Di Jakarta Menggunakan Metode K-Means Clustering Dan Simple Additive
Weighting. doi: http://dx.doi.org/10.24912/jiksi.v7i1.5773
Sari,
Y. M. (2021, May 17). 5 Kuliner Malam Kebayoran Baru yang Hits, ada Sate
Hingga Nasi Goreng Enak! Detikfood. Retrieved from
https://food.detik.com/info-kuliner/d-5584018/5-kuliner-malam-kebayoran-baru-yang-hits-ada-sate-hingga-nasi-goreng-enak
Setiadi,
R., & Santoso, J. M. J. P. (2020a). Tempat Santai Di Blok M. Jurnal
Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(2), 2433. doi:
10.24912/stupa.v2i2.8600
Setiadi,
R., & Santoso, J. M. J. P. (2020b). Tempat Santai Di Blok M. Jurnal
Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2(2), 2433. doi:
10.24912/stupa.v2i2.8600
Sugiyono.
(2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (19th
ed.). ALFABETA, CV.
Sulasih.
(2019). Implementasi Matrik Efe, Matrik Ife, Matrik Swot Dan Qspm Untuk
Menentukan Alternatif Strategi Guna Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Bagi
Usaha Produksi Kelompok Buruh Pembatik Di Keser Notog Patikraja Banyumas. TAHUN,
3(1), 27.
Suryadi,
S., & Pradana, B. I. (2020). The Application of SOAR Analysis in the
Development Strategy of Clothing Line Business of Parasite Cloth.
Susilowati,
T. Y. (2021). Peranan Kuliner Tradisional Sebagai Pendukung Pariwisata di
Setu Babakan. Jurnal EDUTURISMA, 6(1).
Suwena
I, & Widyatmaja, I. (2017). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Retrieved from https://id1lib.org/book/6061935/170f2a
Suyandi.
(2021). Strategi Pemasaran Guna Meningkatkan Penjualan Menggunakan Metode
Soar Dan Qspm (Studi Kasus: Luber Caffe Pekanbaru).
Ubaidi,
A., & Pertiwi, S. (2018a). Strategi Pemasaran Kuliner Halal di Kota
Malang. Jihbiz : Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Perbankan Syariah,
2(1), 77�92. doi: 10.33379/jihbiz.v2i1.768
Ubaidi,
A., & Pertiwi, S. (2018b). Strategi Pemasaran Kuliner Halal di Kota
Malang. Jihbiz : Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Perbankan Syariah,
2(1), 77�92. doi: 10.33379/jihbiz.v2i1.768
Wahidin,
W., Saifullah, & ZA, T. (2015). Metode Penelitian Kualitatif &
Grounded Theory.
Widyaningsih,
P. (2022). Analisis Soar Dalam Menentukan Strategi Pengembangan Bisnis Pada
Industri Kreatif Busana Muslim Di Kota Semarang (Studi Kasus Pada Industri
Kecil Kasay Hijab Indonesia).
Wulandari,
A. (2019). Wisata Kuliner Di Kabupaten Nganjuk (Studi Deskriptif Tentang
Pendapat Pengunjung Terhadap Kuliner Nasi Becek Di Kabupaten Nganjuk).
Universitas Airlangga.
Yasir,
A. (2019, September 20). Bakso Merupakan Kuliner Nasional Indonesia.
Retrieved from
https://osc.medcom.id/community/bakso-merupakan-kuliner-nasional-indonesia-210
Yasir
Y, M., Inayatillah, & Isnaliana. (2021). Wisata Halal Aceh.
Yudian,
R. A., & Demolingo, R. H. (2022). Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel
Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Yudian, Demolingo (Vol.
6, Issue 2).
Yusuf,
M., Inayatillah, & Isnaliana. (2021). Wisata Halal Aceh (1st ed.).
Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
Zein,
M. H. (2021). Implementasi Program Penanganan Prasarana Dan Sarana Umum
(PPSU) Di Kelurahan Melawai Kecamatan Kebayoran Baru Kota Administrasi Jakarta
Selatan. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(7). doi: https://doi.org/10.47492/jip.v2i7.1035
Copyright holder: Ardi Mularsari, Mudhi�ah Zuhdiyyah
Djandri (2022) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is
licensed under: |