Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 3, Maret 2024
OPTIMASI PEMILIHAN LAHAN PERTANIAN SAWIT
DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS ANDROID
Suryanto1*, Hizkia Hendra Rianingsih2, Sidik
Praptomo3, Muhammad Nurohman4, Domy Kristomo5
Universitas Teknologi Digital Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia1,2,4,5
Universitas Muhammadiyah Muara Bungo, Jambi, Indonesia3
Email: [email protected]1*, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5
Abstrak
Studi
ini mengeksplorasi secara mendalam penggunaan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dengan metode Analisis Hirarki Proses (AHP) dalam konteks pemilihan lahan
budidaya kelapa sawit. Tujuannya adalah untuk membantu para pemangku
kepentingan, termasuk petani kelapa sawit, perusahaan perkebunan, dan
pemerintah, dalam membuat keputusan yang lebih tepat dan informatif. Penelitian
ini membahas tahap-tahap penggunaan metode tersebut, mempertimbangkan berbagai
faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan, serta manfaatnya dalam
meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi perkebunan kelapa sawit. Tujuh
kriteria, termasuk curah hujan, topografi, tekstur tanah, kedalaman air, pH
tanah, kemiringan, dan aksesibilitas, dengan tiga subkriteria, digunakan. Hasil
dari perhitungan menunjukkan nilai konsistensi sebesar 0,056, menunjukkan
kelayakan. Kesesuaian hasil perangkingan di aplikasi dan perhitungan manual
untuk tujuh alternatif yang diuji ditemukan sama, menunjukkan akurasi dan
validitas dalam proses pengambilan keputusan.
Kata Kunci: Sistem Pendukung
Keputusan, Analytic Hierarchy Process, Sawit
Abstract
This
study delves into the in-depth exploration of the utilization of Decision
Support System (DSS) with Analytical Hierarchy Process (AHP) method in the
context of oil palm cultivation land selection. The aim is to assist
stakeholders, including oil palm farmers, plantation companies, and the
government, in making more accurate and informative decisions. The research
discusses the stages of using this method, considering various factors involved
in decision-making, and its benefits in enhancing the sustainability and
efficiency of oil palm plantations. Seven criteria, including rainfall,
topography, soil texture, water depth, soil pH, slope, and accessibility, with
three sub-criteria, were employed. The consistency ratio of 0.056 indicates
feasibility. Results from the ranking application and manual calculations for
seven alternatives were found to be consistent, demonstrating accuracy and
validity in decision-making processes.
Keyword: Decision Support Sistem, Analytic Hierarchy Process, Palm
Pendahuluan
Industri kelapa sawit telah menjadi salah satu
pilar ekonomi utama di banyak negara produsen kelapa sawit (Fauza, 2020), termasuk Indonesia dan Malaysia. Permintaan global yang
terus meningkat untuk produk kelapa sawit, seperti minyak kelapa sawit (CPO)
dan produk turunannya, membuat pemilihan lahan untuk budidaya kelapa sawit
menjadi faktor penting dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan ekonomi (Irawan & Soesilo, 2021;
Saaty, 2008). Namun, pemilihan lahan yang optimal dalam budidaya kelapa sawit tidak
selalu sederhana dan melibatkan banyak variabel dan aspek yang harus
dipertimbangkan.
Pada era modern yang penuh tantangan ini, Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) telah menjadi solusi yang sangat diperlukan dalam
mendukung para pemangku kepentingan, seperti petani kelapa sawit, perusahaan
perkebunan, dan pemerintah, dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan informasional
(Bryan, 1987; Tambunan &
Darmawan, 2017). Salah satu metode SPK yang efektif dalam pemilihan lahan budidaya
kelapa sawit adalah Analytic hierarchy process (AHP). AHP adalah metode yang
membantu dalam mengorganisir dan memprioritaskan berbagai kriteria yang relevan
dalam pengambilan keputusan (Yusuf &
Srisulistiowati, 2021). Metode ini memungkinkan para pengambil keputusan untuk
mengevaluasi setiap kriteria dan subkriteria secara sistematis, sehingga dapat
menghasilkan keputusan yang lebih rasional dan konsisten.
Dalam konteks budidaya kelapa sawit, pemilihan
lahan yang tepat memiliki dampak langsung pada produktivitas perkebunan,
efisiensi penggunaan sumber daya, dan keberlanjutan lingkungan (Risal, 2018). Kesalahan dalam pemilihan lahan dapat mengakibatkan
kerugian yang signifikan, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan (Sutanto, 2019). Oleh karena itu, penggunaan SPK dengan metode AHP dalam
pemilihan lahan kelapa sawit dapat memberikan panduan yang kuat bagi para
pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Dalam penelitian ini, kami akan mengeksplorasi
secara mendalam penggunaan SPK dengan metode AHP dalam konteks pemilihan lahan
budidaya kelapa sawit. Kami akan membahas tahap-tahap penggunaan metode ini,
mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan,
serta manfaatnya dalam meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi perkebunan
kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
dalam mengenai penggunaan SPK dengan metode AHP dalam pemilihan lahan kelapa
sawit dan mendorong lebih banyak penelitian serta implementasi di lapangan
untuk mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan
berdaya saing.
Berdasarkan penelitian Rusydi Umar, Abdul Fadlil
dan Yuminah Yuminah (Chamid et al., 2015;
Sofica, 2016; Yusuf & Srisulistiowati, 2021) menjelaskan bahwa Analisis data menerapkan metode
Analytical Hierarchical Process (AHP), yang memungkinkan perhitungan matematis
dengan berbagai kriteria. Hasil penelitian menunjukan nilai rasio konsistensi
0.053 yang berarti kurang dari nilai rasio konsistensi yang digunakan dalam
metode AHP yaitu 0.1, sehingga hasil perhitungan tersebut valid, dan dapat
digunakan. Penelitian ini menghasilkan penilaian prioritas kompetensi soft
skill yang dibutuhkan perusahaan sebagai berikut: Komunikasi 48%, Kerjasama
27%, Kejujuran 16 % dan interpersonal 10%. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa metode AHP dapat digunakan pada penilaian kompetensi soft skill karyawan.
Metode Penelitian
Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian
Sesuai dengan Gambar 1, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Proses pertama dalam penelitian ini adalah
identifikasi masalah utama pada pemilihan lahan tanam kelapa sawit.
2. Proses kedua adalah studi literatur dari berbagai
narasumber dan naskah publikasi yang telah dilakukan sebelumnya.
3. Kemudian mengumpulkan
data-data yang diperlukan untuk melakukan analisis dengan AHP.
4. MSetelah mendapatkan data yang cukup, dilakukan
analisis terhadap masalah dengan metode AHP.
5. Hasil analisis akan ditampilkan dalam pelaporan dan
didalam aplikasi android.
6. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis.
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi-tersetruktur (Umar et al., 2018). Secara khusus, Sistem Pendukung Keputusan didefinisikansebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Aktavera, 2020).
Analytic Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah sebuah metode untuk memeringkat alternatif keputusan dan memilih yang terbaik dengan beberapa kriteria. AHP mengembangkan satu nilai numerik untuk memeringkat setiap alternatif keputusan, berdasarkan pada sejauh mana tiap-tiap alternatif memenuhi kriteria pengambil keputusan (Hutabarat, 2018). AHP banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik. Jadi, AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan. Tahapan dalam pemilihan kriteria lahan tanam kelapa sawit dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Penyusunan hirarki
2. Penentuan bobot atau prioritas kepentingan (Purba & Sipayung, 2018)
Tabel 1. Skala Perbandingan Berpasangan Saaty
Intensitas Kepentingan |
Keterangan |
1 |
Kedua elemen sama pentingnya |
3 |
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya |
5 |
Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen yang lainnya |
7 |
Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya |
9 |
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya |
2,4,6,8 |
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan |
Kebalikan |
Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebaikannya dibanding dengan i. |
3. Penentuan sintesis
4. Uji konsistensi
dengan menggunakan persamaan : lmaks (Jumlah/n)
5. Menghitung Consistency Index (CI)
dengan menggunakan persamaan : ( lmaks-n)/(n-1)
6. Menghitung Consistency Ratio (CR)
dengan
menggunakan persamaan :
Dalam hal ini IR dapat dijabarkan
dengan Tabel 2.
Tabel 2. Indeks
Random
Ukuran
Matriks |
Nilai
IR |
1 |
0,00 |
2 |
0,00 |
3 |
0,58 |
4 |
0,90 |
5 |
1,12 |
6 |
1,24 |
7 |
1,32 |
8 |
1,41 |
9 |
1,45 |
10 |
1,49 |
11 |
1,51 |
12 |
1,48 |
13 |
1,56 |
14 |
1,57 |
15 |
1,59 |
7. Memeriksa Konsistensi Hirarki dengan nilai Consistency Ratio kurang atau sama dengan 0,1
Hasil dan
Pembahasan
Implementasi Optimalisasi Pemilihan Lahan Sawit
Implementasi merupakan penerapan SPK dengan metode AHP
didalam aplikasi berbasis Android, langkah pertama untuk melakukan
perhitungan AHP adalah dengan melakukan login kedalam aplikasi yang dijelaskan
pada Gambar 2. Halaman Login Aplikasi SPK
Gambar 2. Halaman Login Aplikasi SPK
Gambar 3. Disclaimer Data
Aplikasi
Gambar 3. menjelaskan data apa saja yang akan menjadi kriteria didalam aplikasi SPK dengan metode AHP. Pada halaman ini semua jenis data dijabarkan dan penjelasan singkat mengenai aplikasi SPK dengan metode AHP. Klik tombol mulai untuk melakukan peng-inputan data kedalam aplikasi. Lalu akan dibawa menuju halaman input data alternatif, dengan memasukkan lokasi, dan melakukan pengisian berbagai kriteria didalam aplikasi, proses input data dijelaskan pada Gambar 4. Proses Input Data Alternatif
Gambar 4. Proses Input Data Alternatif
Setelah melakukan input data alternatif maka akan dibawa menuju halaman hasil perhitungan yang dijelaskan pada Gambar 5. Hasil Perhitungan dan Perankingan SPK.
Gambar 5. Hasil Perhitungan dan Perankingan SPK
Perhitungan Data Manual
Penelitian ini menggunakan 7 kriteria dalam melakukan analisis data menggunakan metide AHP yaitu :
1. Curah hujan (CHN)
2. Topografi (TP)
3. Kedalaman air (DLM)
4. Kemiringan lahan (KMR)
5. Tekstur tanah (TKS)
6. Aksesabilitas kendaraan (AK)
7. PH tanah (PH)
Langkah pertama adalah melakukan perbandingan antar kriteria, didapatkan hasil perbandingan
Tabel 3. Perbandingan Antar Kriteria
KRITERIA |
CHN |
TP |
KMR |
DLM |
TKS |
PH |
AK |
CHN |
1 |
1 |
5 |
5 |
3 |
3 |
5 |
TP |
1 |
1 |
5 |
5 |
1 |
1 |
3 |
KMR |
1/5 |
1/5 |
1 |
3 |
5 |
1 |
5 |
DLM |
1/5 |
1/5 |
1/3 |
1 |
3 |
3 |
3 |
TKS |
1/3 |
1 |
1/5 |
1/3 |
1 |
1 |
1 |
PH |
1/3 |
1 |
1 |
1/3 |
1 |
1 |
1 |
AK |
1/5 |
1/3 |
1/5 |
1/3 |
1 |
1 |
1 |
Langkah berikutnya adalah menentukan nilai matriks kriteria, maka didapatkan hasil
Tabel 4. Tabel Nilai Matriks Kriteria
KRITERIA |
CHN |
TP |
KMR |
DLM |
TKS |
PH |
AK |
CHN |
1,0000 |
1,0000 |
5,0000 |
5,0000 |
3,0000 |
3,0000 |
5,0000 |
TP |
1,0000 |
1,0000 |
5,0000 |
5,0000 |
1,0000 |
1,0000 |
3,0000 |
KMR |
0,2000 |
0,2000 |
1,0000 |
3,0000 |
5,0000 |
1,0000 |
5,0000 |
DLM |
0,2000 |
0,2000 |
0,3333 |
1,0000 |
3,0000 |
3,0000 |
3,0000 |
TKS |
0,3333 |
1,0000 |
0,2000 |
0,3333 |
1,0000 |
1,0000 |
1,0000 |
PH |
0,3333 |
1,0000 |
1,0000 |
0,3333 |
1,0000 |
1,0000 |
1,0000 |
AK |
0,2000 |
0,3333 |
0,2000 |
0,3333 |
1,0000 |
1,0000 |
1,0000 |
Jumlah |
3,2667 |
4,7333 |
12,7333 |
15,0000 |
15,0000 |
11,0000 |
19,0000 |
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai jumlah nilai rasio konsistensi
Tabel 5. Tabel Rasio Konsistensi
KRITERIA |
CHN |
TP |
KMR |
DLM |
TKS |
PH |
AK |
JUMLAH |
CHN |
0,2828 |
0,2227 |
0,7639 |
0,5907 |
0,2406 |
0,2675 |
0,2713 |
2,6394 |
TP |
0,2828 |
0,2227 |
0,7639 |
0,5907 |
0,0802 |
0,0892 |
0,1628 |
2,1921 |
KMR |
0,0566 |
0,0445 |
0,1528 |
0,3544 |
0,4010 |
0,0892 |
0,2713 |
1,3698 |
DLM |
0,0566 |
0,0445 |
0,0509 |
0,1181 |
0,2406 |
0,2675 |
0,1628 |
0,9411 |
TKS |
0,0943 |
0,2227 |
0,0306 |
0,0394 |
0,0802 |
0,0892 |
0,0543 |
0,6105 |
PH |
0,0943 |
0,2227 |
0,1528 |
0,0394 |
0,0802 |
0,0892 |
0,0543 |
0,7327 |
AK |
0,0566 |
0,0742 |
0,0306 |
0,0394 |
0,0802 |
0,0892 |
0,0543 |
0,4244 |
Tabel 6. Jumlah Nilai Rasio Konsistensi
|
Jumlah Perbaris |
Prioritas |
Hasil |
CHN |
2,6394 |
0,2828 |
9,3347 |
TP |
2,1921 |
0,2227 |
9,8437 |
KMR |
1,3698 |
0,1528 |
8,9659 |
DLM |
0,9411 |
0,1181 |
7,9661 |
TKS |
0,6105 |
0,0802 |
7,6119 |
PH |
0,7327 |
0,0892 |
8,2163 |
AK |
0,4244 |
0,0543 |
7,8216 |
JUMLAH |
51,9386 |
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai dari lmaks (Jumlah/n)
yang didapatkan dengan 41, dari nilai lmaks (Jumlah/n)
akan didapatkan nilai CI dengan persamaan 0,07, selanjutnya akan didalatkan
nilai CR dengan persamaan 0,056,
Dari hasil perhitungan tersebut maka seluruh nilai
perbandingan antar kriteria didapatkan 0,056 < 0,1, maka toleransi dari
nilai rasio layak untuk dipakai didalam perhitungan SPK dengan menggunakan
metode AHP.
Langkah berikutnya adalah menentukan nilai bobot
subkriteria dengan tabel 7.
Tabel 7. Tabel Bobot Subkriteria
SUB KRITERIA |
NILAI
UKUR |
LAYAK |
2 |
MEDIUM |
1 |
TIDAK LAYAK |
0 |
Tabel 8. Nilai Prioritas Subkriteria
CHN |
TP |
KMR |
DLM |
TKS |
PH |
AK |
0,5 |
0,4 |
0,35 |
0,35 |
0,35 |
0,35 |
0,35 |
LAYAK |
LAYAK |
LAYAK |
LAYAK |
LAYAK |
LAYAK |
LAYAK |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
MEDIUM |
MEDIUM |
MEDIUM |
MEDIUM |
MEDIUM |
MEDIUM |
MEDIUM |
0,13 |
0,13 |
0,22 |
0,43 |
0,56 |
0,24 |
0,31 |
TIDAK
LAYAK |
TIDAK
LAYAK |
TIDAK
LAYAK |
TIDAK
LAYAK |
TIDAK
LAYAK |
TIDAK
LAYAK |
TIDAK
LAYAK |
0,6 |
0,2 |
0,33 |
0,35 |
0,16 |
0,16 |
0,38 |
Langkah berikutnya
adalah menempatkan data uji kedalam perhitungan didapatkan tabel berikut
Tabel 9. Data Uji
ALTERNATIF |
C1 |
C2 |
C3 |
C4 |
C5 |
C6 |
C7 |
A1 |
2001-2500 |
BERGELOMBANG |
16-24 |
61-80 |
LEMPUNG LIAT |
7 s/d 10 |
TRUK |
A2 |
2001-2500 |
DATAR BEROMBAK |
0-15 |
>80 |
LEMPUNG LIAT |
7 s/d 10 |
MOBIL |
A3 |
2001-2500 |
DATAR BEROMBAK |
0-15 |
>80 |
PASIR LEMPUNG LIAT |
4,5 s/d 5,5 |
TRUK |
A4 |
2001-2500 |
BERGELOMBANG |
16-24 |
61-80 |
LEMPUNG LIAT |
7 s/d 10 |
TRUK |
A5 |
2001-2500 |
CURAM |
25-36 |
51-60 |
LIAT BERPASIR |
5,5 s/d 7 |
TRUK |
A6 |
2001-2500 |
CURAM |
>36 |
40-51 |
PASIR |
4,5 s/d 5,5 |
PICKUP |
A7 |
2001-2500 |
CURAM |
25-36 |
51-60 |
PASIR LEMPUNG LIAT |
4,5 s/d 5,5 |
TRUK |
Langkah selanjutnya adalah visualisasi data kedalam nilai
matriks data, didapatkan tabel berikut
Tabel
10. Nilai Matriks Perbandingan
ALTERNATIF |
CHN |
TP |
KMR |
DLM |
TKS |
PH |
AK |
A1 |
2 |
1 |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
A2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
0 |
A3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
1 |
0 |
2 |
A4 |
2 |
1 |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
A5 |
2 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
2 |
A6 |
2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
A7 |
2 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
2 |
Langkah selanjutnya adalah proses perhitungan alternatif
dengan menggunakan AHP, didapatkan hasil data berikut
Tabel
11. Hasil Perhitungan AHP
ALTERNATIF |
CHN |
TP |
KMR |
DLM |
TKS |
PH |
AK |
JUMLAH |
A1 |
1 |
0,13 |
0,22 |
0,43 |
1 |
1 |
1 |
4,780 |
A2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0,38 |
6,380 |
A3 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0,56 |
0,16 |
1 |
5,720 |
A4 |
1 |
0,13 |
0,22 |
0,43 |
1 |
1 |
1 |
4,780 |
A5 |
1 |
0,2 |
0,33 |
0,35 |
0,56 |
0,24 |
1 |
3,680 |
A6 |
1 |
0,2 |
0,33 |
0,35 |
0,16 |
0,16 |
0,31 |
2,510 |
A7 |
1 |
0,2 |
0,33 |
0,35 |
0,56 |
0,16 |
1 |
3,600 |
Langkah
terakhir adalah menentukan perankingan maka didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel
12. Ranking Alternatif
Alternatif |
Nilai Jumlah |
Ranking |
A1 |
4,78 |
3 |
A2 |
6,38 |
1 |
A3 |
5,72 |
2 |
A4 |
4,78 |
4 |
A5 |
3,68 |
5 |
A6 |
2,51 |
7 |
A7 |
3,6 |
6 |
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam jurnal ini,
dapat disimpulkan bahwa kriteria yang digunakan menggunakan 7 kriteria yaitu
curah hujan, topografi, tekstur tanah, kedalaman air, ph tanah, kemiringan dan
aksesabilitas kemudian menggunakan 3 subkriteria yaitu baik, cukup dan tidak.
Dari kriteria dan subkriteria tersebut didapatkan hasil dari nilai konsistensi
-0,12, sehingga termasuk kedalam kategori layak. Berdasarkan 7 alternatif yang
dijadikan data uji, kecocokan antara hasil perangkingan di aplikasi dan
perhitungan manual adalah sama, sehingga perhitungan tersebut sudah akurat dan
mempunyai data yang valid.
Aktavera, B.
(2020). Sistem Penunjang Keputusan dalam Penentuan Prioritas Pembanguanan
Menggunakan Metode Trus Base dengan Topsis. Jurnal Informatika Ekonomi
Bisnis, 138–143.
Bryan, C. D. B.
(1987). The National Geographic Society, 100 years of adventure and
discovery.
Chamid, A. A.,
Surarso, B., & Farikhin, F. (2015). Implementasi metode AHP dan Promethee
untuk pemilihan supplier. JSINBIS (Jurnal Sistem Informasi Bisnis), 5(2),
128–136.
Dias, D. A. P. (2021). Penerapan Ahp Method (Analytical
Hierarchy Process) Pada Sistem Keputusan Penilaian Rumah Sakit Terbaik. Jurnal
Portal Data, 1(2).
Fauza, G. D.
(2020). Penerapan Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) Dalam Penentuan
Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Binjai Kecamatan
Medan Denai. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Hutabarat, S.
(2018). Tantangan keberlanjutan pekebun kelapa sawit rakyat di Kabupaten
Pelalawan, Riau dalam perubahan perdagangan global. Masyarakat Indonesia,
43(1).
Irawan, B., &
Soesilo, N. I. (2021). Dampak kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit
terhadap permintaan CPO pada industri hilir. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan
Publik, 12(1), 29–43.
Purba, J. H. V,
& Sipayung, T. (2018). Perkebunan kelapa sawit indonesia dalam perspektif
pembangunan berkelanjutan. Masyarakat Indonesia, 43(1).
Risal, M. (2018).
Multinational Corporations (MNC) Perkebunan Kelapa Sawit Di Kalimantan Timur: Dampak
Aspek Lingkungan, Sosial Budaya, dan Ekonomi. Jurnal Hubungan Internasional
Interdependence, 3(1).
Saaty, T. L.
(2008). Decision making with the analytic hierarchy process. International
Journal of Services Sciences, 1(1), 83–98.
Sofica, V. (2016). Microsoft
Excel Pada Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Memilih Jasa Pengiriman. INFORMATION
MANAGEMENT FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS: Journal of Information Management,
1(1), 54–66.
Sutanto, T. W.
(2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan
Usaha Dagang Di Kota Surabaya. Seminar Nasional Ilmu Terapan, 1(1),
E4–E4.
Tambunan, A. H.,
& Darmawan, I. W. (2017). Energi dan teknologi untuk pertanian
industrial berkelanjutan. Penerbit IPB Press.
Umar, R., Fadlil,
A., & Yuminah, Y. (2018). Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode AHP
untuk Penilaian Kompetensi Soft Skill Karyawan. Khazanah Informatika: Jurnal
Ilmu Komputer Dan Informatika, 4(1), 27–34.
Yusuf, D., &
Srisulistiowati, D. B. (2021). Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Kendaraan
Operasional Menggunakan Metode Ahp. JSI (Jurnal Sistem Informasi)
Universitas Suryadarma, 8(1), 173–182.
Copyright holder: Suryanto, Hizkia Hendra Rianingsih, Sidik Praptomo,
Muhammad Nurohman, Domy Kristomo (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |