Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
PENGARUH
TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DAN CUSTOMER LOYALTY DI KLINIK X
Monika Aprilyanti1*, Pauline
H. Pattyranie2
1*,2 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pelita Harapan Jakarta, Indonesia
Email: 1*
[email protected],
2[email protected]
Abstrak
Pelayanan adalah prioritas utama yang harus diwujudkan dalam suatu perusahan. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan tersebut, fasilitas kesehatan di Indonesia mengalami pertumbuhan baik untuk fasilitas pemerintah maupun swasta. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Total Quality Management terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan di Klinik X (KLINIK X). Penelitian adalah kumpulan dari proses untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah setelah dilakukannya analisis lengkap dan studi yang dilakukan pada situasi tertentu. Berdasarkan hasil analisis IPMA pada penelitian, masih banyak ditemukan indikator yang perlu dilakukan pengembangan, dikarenakan performa yang rendah namun kepentingan tinggi, meliputi: Kecepatan dan kemudahan pendaftaran, Saya diinformasikan kapan layanan akan dilakukan oleh petugas, Petugas tersedia ketika dibutuhkan, Jarak antara waktu Pendaftaran dengan layanan pemeriksaan tidak lama, Pelayanan diberikan tepat waktu, Layanan tersedia dalam jam operasional yang cukup, Petugas sopan dan ramah, Petugas menanggapi keluhan dan pengaduan dengan baik, Petugas memahami kebutuhan spesifik Anda dan Petugas memiliki pengetahuan luas saat menjawab pertanyaan. Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah Kualitas Proses dan Kualitas Lingkungan secara signifikan mempunyai pengaruh positif pada Kepuasan Pasien (Customer Satisfaction). Selain itu, Kepuasan Pasien secara signifikan mempunyai pengaruh positif pada Loyalitas Pasien (Customer Loyalty).
Kata kunci: Total Quality Management; Customer Satisfaction; Customer Loyalty
Abstract
Service is the top priority that must be realized in any company. With
the development and growth of the healthcare facilities in Indonesia, both in
the public and private sectors, this research aims to examine the impact of
Total Quality Management on customer satisfaction and customer loyalty at
Clinic X. Research is a collection of processes to seek solutions in solving
problems after conducting a comprehensive analysis and study in a specific
situation. Based on the IPMA analysis results in this research, several
indicators requiring development were identified due to their low performance
but high importance. These include: speed and ease of registration, being
informed about the timing of services by the staff, availability of staff when
needed, a short interval between registration and examination services, timely
service delivery, availability of services during sufficient operational hours,
polite and friendly staff, responsive handling of complaints and grievances by
staff, understanding of specific patient needs, and staff possessing extensive
knowledge when answering questions. The conclusion drawn from this research is
that Process Quality and Environmental Quality significantly have a positive
influence on Patient Satisfaction. Additionally, Patient Satisfaction
significantly has a positive impact on Patient Loyalty.
Keywords: Total Quality Management; Customer
Satisfaction; Customer Loyalty;
Layanan kesehatan di Indonesia sedang mengalami perkembangan signifikan. Fasilitas kesehatan di Indonesia terus mengalami pembaharuan. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan tersebut, fasilitas kesehatan di Indonesia mengalami pertumbuhan baik untuk fasilitas pemerintah maupun swasta.
Selama Pandemi, fasilitas kesehatan terutama swasta mengalami penambahan kompetitor. Per Juli 2021, telah ada 742 laboratorium PCR yang diakui Kementrian Kesehatan untuk melakukan tes COVID-19. Cukup dalam waktu 2 tahun, Bumame Farmasi kini memiliki 41 cabang dan telah melakukan ekspansi besar dalam segi lokasi, jumlah, dan layanan. Maraknya dunia layanan kesehatan, menjadi tantangan agar dapat bertahan dalam memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga loyalitas dari pasien yang sudah ada sebagai pelanggan.
Loyalitas pelanggan adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan yang melayani di bidang jasa. Dengan bertambahnya kompetitor dan unit bisnsis baru di bidang kesehatan di Indonesia, penting untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Loyalitas pelanggan menjadi penting untuk dipertahankan sebuah perusahaan karena manfaat jangka panjang dan kumulatifnya.
Beberapa studi telah menunjukan hubungan positif antara kepuasan pelanggan dan manfaat bisnis seperti peningkatan loyalitas pelanggan, pendapatan perusahaan, dan performa bisnis (Anantharanthan Parasuraman, 1998). Akan tetapi, hubungan positif antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan cenderung rendah (Keiningham, Aksoy, Buoye, & Cooil, 2011). Oleh karena itu, penting bagi manajemen sebuah perusahaan untuk juga memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan.
Di bidang kesehatan yang bergerak pada sektor jasa, loyalitas pelanggan menjadi komponen penting dan memiliki manfaat jangka panjang dan manfaat kompetitif. Oleh karena itu, menjadi pilihan wajib untuk setiap provider kesehatan (Abu-Alhaija, Hussein, & Allan, 2019). Sebagian studi marketing yang telah dilakukan, membuktikan bahwa hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah linear (Dong, 2011). Pelanggan layanan Kesehatan yang menerima jasa, apabila loyal maka akan memiliki perilaku positif sehingga meningkatkan daya beli (Vilkaite-Vaitone & Skackauskiene, 2020).
Perusahaan dapat memperoleh manfaat dari pelanggan yang puas menjadi pelanggan yang loyal berdasarkan pengalaman pembelian yang positif (Dehghan, 2014). Di sisi lain, pelanggan yang tidak puas dapat memberikan informasi dan mempengaruhi anggota keluarga serta relasi untuk mengganti preferensi pilihan layanan (Amin, 2013; Swimberghe, 2009).
Pelanggan dapat berpindah ke penyedia jasa lain hingga mereka puas terhadap layanan yang diterima. Pelanggan yang tidak puas dapat mengutarakan komplain ke perusahaan atau ke institusi lainnya, seperti asosiasi perlindungan konsumen, media sosial, atau lembaga pemerintahan. Hal ini membuat kepuasan pelanggan menjadi faktor yang penting untuk diteliti pada sebuah perusahaan dan dalam proses pengembangan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.
Di era kemajuan teknologi, perusahaan memiliki tantangan dalam menambah dan mempertahankan pelanggan, seiring dengan meningkatnya kompetisi di pasar. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan menjadi indikator penting sukses nya sebuah bisnis. Khususnya di bidang layanan kesehatan, pelayanan berorientasi pada pelanggan merupakan potensi pengembangan bisnis dan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan perusahaan. Sebagian besar manajer paham akan pentingnya loyalitas pelanggan, oleh karena itu akan berupaya dalam menjaga loyalitas dari pelanggan yang sudah ada, menambah pelanggan loyal baru, dan mengupayakan strategi dalam manajemen loyalitas pelanggan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang sudah berdiri cukup lama dimana ekspansi ke segmen pasar yang baru tidak memungkinkan.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa saat ini juga memiliki tantangan dalam mengupayakan kualitas layanan terbaik, meningkatkan servis, mendatangkan keuntungan serta efisiensi proses bisnis. Sistem manajemen kualitas adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi bisnis di sektor Kesehatan, karena meningkatkan efisiensi proses binsis dan meningkatkan loyalitas perusahaan (Zeithaml, 1988).
Peningkatan kualitas layanan merupakan strategi penting bagi pengembangan perusahaan. Hal ini dikarenakan terjaminnya kualitas layanan terbaik sehingga dapat melakukan ekspansi dan menjadi kompetitif. Sebelum menggunakan model manajemen lebih lanjut, sebuah perusahaan harus melakukan perbaikan terutama pada sistem kualitas. Meskipun terdapat peningkatan atensi terhadap hubungan antara Total Quality Management (TQM) dengan kepuasan pelanggan, namun penelitian pada industri kesehatan masih terbatas (Agyapong & Kwateng, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2019, terdapat 1.537 klinik pratama di Jakarta. Hal ini menjadi tantangan bagi fasilitas kesehatan untuk terus menjaga kualitas pelayanan agar dapat bertahan di era yang semakin kompetitif.
Penelitian ini merupakan serangkaian proses untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah setelah melakukan analisis lengkap dan studi pada situasi tertentu. Dilakukan dengan pendekatan saintifik seperti empiris, sistematis, dan rasional. Fokus penelitian adalah menguji pengaruh positif Total Quality Management (TQM) terhadap Customer Loyalty, dengan mediasi Customer Satisfaction di Klinik X. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memberikan pemahaman sistematis terhadap kondisi tertentu. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan kuesioner kepada pasien Klinik X. Populasi adalah semua pasien yang menerima layanan minimal dua kali pada tahun 2022, dengan sampel sebanyak 203 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling. Data primer diperoleh dari responden melalui kuesioner, sementara data sekunder berasal dari literatur terkait. Analisis data menggunakan pendekatan multivariate, khususnya Partial Least Square - Structural Equation Modelling (PLS-SEM). PLS-SEM dipilih karena sifat analisis eksploratif dan konsisten dengan tujuan pengembangan teori. Model internal dievaluasi dengan metode bootstrapping pada aplikasi SmartPLS� versi 3.3.
Variabel kualitas proses memiliki lima indikator yang dapat menggambarkan bagaimana layanan kesehatan diberikan kepada pasien. Kualitas proses mengacu pada kualitas fungsional, dan menyediakan proses kualitas inti yang efektif dan efisien. Variabel ini memiliki lima pertanyaan yang valid dan reliabel dan digunakan dalam kuesioner. Hasil analisis deskriptif terlampir dalam tabel berikut:
Deskripsi
Variabel Kualitas Proses
Indikator |
Item Kuesioner |
Mean |
Min |
Max |
SD |
Kategori |
KL 1 |
Kecepatan dan Kemudahan Pendaftaran |
4.52 |
1 |
5 |
.700 |
Sangat setuju/ sangat puas/ sangat sesuai |
KL 2 |
Saya
diinformasikan kapan layanan akan dilakukan oleh petugas |
4.52 |
2 |
5 |
.693 |
|
KL 3 |
Petugas tersedia ketika dibutuhkan |
4.55 |
1 |
5 |
.747 |
|
KL 4 |
Jarak antara waktu Pendaftaran
dengan layanan pemeriksaan tidak lama |
4.35 |
2 |
5 |
.775 |
|
KL 5 |
Pelayanan diberikan tepat waktu |
4.45 |
2 |
5 |
.729 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Variabel kualitas interaksi memiliki lima indikator yang mengukur nilai dimana informasi diberikan kepada pasien secara intensional. Variabel ini memiliki lima pertanyaan yang valid dan reliabel dan digunakan dalam kuesioner. Hasil analisis deskriptif terlampir dalam tabel berikut:
Tabel
2
Deskripsi
Variabel Kualitas Interaksi
Indikator |
Item Kuesioner |
Mean |
Min |
Max |
|
SD |
Kategori |
KI 1 |
Layanan
tersedia dalam jam operasional yang cukup |
4.54 |
1 |
5 |
|
.673 |
Sangat setuju/ sangat puas/ sangat sesuai |
KI 2 |
Petugas
sopan dan ramah |
4.67 |
2 |
5 |
|
.587 |
|
KI 3 |
Petugas
menanggapi keluhan dan pengaduan dengan baik |
4.62 |
3 |
5 |
|
.600 |
|
KI 4 |
Petugas
memahami kebutuhan spesifik Anda |
4.61 |
3 |
5 |
|
.616 |
|
KI 5 |
Petugas
memiliki pengetahuan luas saat menjawab pertanyaan |
4.62 |
3 |
5 |
|
.629 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Variabel kualitas lingkungan atau dalam hal ini adalah atmosfir, mengacu pada sumber esensial yang mendukung performa penyedia layanan Kesehatan dalam memberikan pelayanan. Variabel ini memiliki lima pertanyaan yang valid dan reliabel dan digunakan dalam kuesioner. Hasil analisis deskriptif terlampir dalam tabel berikut:
Deskripsi
Variabel Kualitas Lingkungan
Indikator |
Item Kuesioner |
Mean |
Min |
Max |
SD |
Kategori |
KS 1 |
Fasilitas/
Lingkungan bersih dan nyaman |
4.67 |
1 |
5 |
.619 |
Sangat setuju/ sangat puas/ sangat sesuai |
KS 2 |
Petugas
berpakaian rapi |
4.68 |
2 |
5 |
.601 |
|
KS 3 |
Alat yang
digunakan modern |
4.67 |
3 |
5 |
.574 |
|
KS 4 |
Petugas
medis terampil dalam melayani |
4.68 |
1 |
5 |
.622 |
|
KS 5 |
Tampak fisik
ruangan menarik dan terawat |
4.67 |
3 |
5 |
.587 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Penilaian kepuasan pelanggan tidak hanya terhadap kualitas yang diberikan dengan spesifikasi tertentu melainkan juga ditentukan oleh pelanggan itu sendiri baik penilaian secara internal maupun eksternal. Variabel kepuasan pelanggan ini memiliki lima pertanyaan yang valid dan reliabel dan digunakan dalam kuesioner. Hasil analisis deskriptif terlampir dalam tabel berikut:
Tabel
4
Deskripsi
Variabel Kepuasan Pelanggan
Indikator |
Item Kuesioner |
Mean |
Min |
Max |
SD |
Kategori |
KP 1 |
Saya puas dengan layanan
kesehatan yang diberikan |
4.65 |
1 |
5 |
.651 |
Sangat setuju/ sangat puas/ sangat sesuai |
KP 2 |
Kualitas layanan yang diterima
sesuai dengan ekspektasi |
4.64 |
2 |
5 |
.618 |
|
KP 3 |
Saya puas dengan Klinik X sebagai
pilihan untuk menerima layanan kesehatan |
4.61 |
1 |
5 |
.645 |
|
KP 4 |
Saya senang dengan usaha Klinik X
dalam melayani pasien |
4.65 |
3 |
5 |
.602 |
|
KP 5 |
Saya puas dengan hubungan yang
saya miliki dengan Klinik X |
4.60 |
1 |
5 |
.639 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Pelanggan yang loyal dapat disimpulkan sebagai pelanggan yang memiliki tingkat kesetiaan mendalam terhadap suatu jasa atau produk dalam hal ini suatu layanan kesehatan untuk melakukan transaksi ulang secara konsisten dan merekomendasikan layanan yang ada kepada orang lain secara sukarela. Variabel kepuasan pelanggan ini memiliki lima pertanyaan yang valid dan reliabel dan digunakan dalam kuesioner. Hasil analisis deskriptif terlampir dalam tabel berikut:
Deskripsi
Variabel Loyalitas Pelanggan
Indikator |
Item
Kuesioner |
Mean |
Min |
Max |
SD |
Kategori |
LP 1 |
Saya akan memilih Klinik X
dikemudian hari untuk layanan kesehatan yang dibutuhkan |
4.44 |
1 |
5 |
.770 |
Sangat setuju/ sangat puas/ sangat sesuai |
LP 2 |
Saya akan merekomendasikan Klinik
X ke teman/ keluarga |
4.45 |
2 |
5 |
.711 |
|
LP 3 |
Saya bersedia untuk berpergian
lebih jauh untuk mengunjungi Klinik X |
4.36 |
1 |
5 |
.788 |
|
LP 4 |
Saya mempertimbangkan Klinik X
sebagai pilihan utama untuk layanan kesehatan |
4.40 |
3 |
5 |
.731 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Model pengukuran (outer model) menjelaskan hubungan antara variable laten dengan indikatornya. Asesmen model pengukuran ini untuk variable laten reflektif didasarkan pada loading indikator ke variabel laten yang bersesuaian, asesmen model pengukuran ini bertujuan untuk mengukur validitas dan reliabilitas model, atau sejauh mana indikator merefleksikan suatu variabel laten.
Pengukuran antara variabel laten dengan indikatornya diukur dengan Cronbach�s Alpha yang berkisar antara tak hingga negatif dan satu (Setiaman, 2022).
Tabel 6
Cronbach�s Alpha
Cronbach�s Alpha |
Internal
consistency |
|
Sempurna/Excellent |
|
Baik/Good |
|
Diterima/Acceptabel |
|
Dipertanyakan/Questionable |
|
Jelek/Poor |
|
Tidak diterima/Unacceptable |
Model yang digunakan dalam penelitian ini diberikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Model Penelitian Akhir Yang Digunakan
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Uji analisis inner model bertujuan untuk menilai hubungan antar variabel laten (konstruk) dalam suatu model penelitian. Dalam tahapan analisis inner model ini dilakukan uji hipotesis one-tailed sesuai hipotesis yang diajukan (Hair et al., 2019) Uji hoptesis PLS-SEM dilakukan dengan metode re-sampling atau bootstrapping dengan menggunakan software SmartPLS� 3.3.
Parameter kualitas model yang digunakan dalam inner model adalah variance Inflation Factor (VIF), R-square, f-square, Q-square, Q-square predict (Hair et al., 2019). Hal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kemampuan explanatory dan prediksi dari model penelitian yang diajukan. Setelahnya barulah dilakukan pengujian signifikansi untuk menentukan apakah hipotesis dapat didukung (supported) serta melihat analisis jalur atau path melalui hasil uji specific indirect effects.
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Dari evaluasi model structural yang digunakan dalam penelitian menggunakan prosedur bootstrapping dapat dilihat pada Error! Reference source not found. di bawah ini.
Penilaian Uji Hipotesis
Hipotesis |
Path |
Standardized Coefficient |
Error |
T-statistik |
P-Value |
Signifikansi |
Keterangan |
H4 |
Kepuasan
Pelanggan -> Loyalitas Pelanggan |
.766 |
.034 |
22.289 |
.000 |
Signifikan |
Hipotesis
Diterima |
H2 |
Kualitas
Interaksi -> Kepuasan Pelanggan |
.061 |
.094 |
.718 |
.473 |
Tidak
Signifikan |
Hipotesis
Ditolak |
H1 |
Kualitas Proses
-> Kepuasan Pelanggan |
.323 |
.073 |
4.422 |
.000 |
Signifikan |
Hipotesis
Diterima |
H3 |
Kualitas
Lingkungan -> Kepuasan Pelanggan |
.606 |
.088 |
6.804 |
.000 |
Signifikan |
Hipotesis
Diterima |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Analisa Importance Performance Map Analysis merupakan perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan variabel dan indikator yang dapat dikuantifikasi nilai pentingnya dan yang memiliki performa atau kinerja yang juga dikuantifikasi (Hair et al., 2019). Karenanya dapat ditentukan secara bersama dalam dua dimensi tersebut yang pengaruhnya terhadap variabel dependent atau yang dipilih sebagai target konstruk dalam suatu model penelitian. Analisa ini dalam SmartPLS dilakukan dengan mempergunakan gabungan analisis deskriptif (mean) dengan analisis inferensial (Total Effect). Adapun hasil dari nilai koefisien Total Effect dikombinasikan dengan nilai dari rata-rata (mean) hasil jawaban responden pada variabel laten yang ditampilan dalam suatu peta atau mapping (Ringle & Sarsted, 2016). Dalam mapping ini, nilai Importance pada Axis X IPMA berdasarkan nilai Total Effects, sedangkan nilai Performance pada Axis Y berdasarkan nilai mean.
Dalam mapping ini, nilai Importance pada Axis X IPMA berdasarkan nilai Total Effects, sedangkan nilai Performances pada Axis Y berdasarkan nilai mean. Dalam pembacaan dapat digunakan nilai 84,5% sebagai cut off kepuasan pelanggan dan 0,3 sebagai cut off Total Effects yang menjadi acuan garis imajiner untuk membagi kuadran dalam IPMA.
Importance Performance
Map Analysis (Construct Variable)
Laten Variabel |
Total Effects |
Performances |
Kualitas Interaksi |
.068 |
83.997 |
Kualitas Proses |
.325 |
84.552 |
Kualitas Lingkungan |
.598 |
87.844 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Berdasarkan hasil yang didapat, terlihat variabel laten kualitas interaksi berada pada kuadran II yaitu kepentingan tinggi, performa rendah. Variabel Kualitas Lingkungan dan Kualitas Proses masuk ke dalam Kuadran I yaitu kepentingan tinggi, performa tinggi. Variabel Kualitas Interaksi masuk ke dalam Kuadran II yaitu kepentingan tinggi, performa rendah. Hal ini termasuk unik dalam penelitian yang dilakukan mengingat kualitas interaksi perlu dilakukan pengembangan dari sisi pelanggan.
Gambar 3. Importance
Performance Map Analysis (Construct Variable)
Pemetaan indikator yang ada ke dalam diagram kartesius mengacu kepada nilai Total Effects dan juga Performances yang dihasilkan dalam Analisa Importance Performance Map Analysis Indicator Variable. Tabel 9 di bawah ini memperlihatkan nilai dari Total Effects dan juga Performances dari setiap indikator yang ada.
Tabel 9
Importance Performance
Map Analysis (Indicator Variable)
Indikator |
Item Kuesioner |
Total Effects |
Performances |
KI1 |
Layanan tersedia dalam jam operasional yang
cukup |
.014 |
88.546 |
KI2 |
Petugas sopan dan ramah |
.015 |
89.134 |
KI3 |
Petugas menanggapi keluhan dan pengaduan
dengan baik |
.014 |
81.057 |
KI4 |
Petugas memahami kebutuhan spesifik Anda |
.016 |
80.617 |
KI5 |
Petugas memiliki pengetahuan luas saat
menjawab pertanyaan |
.015 |
81.057 |
KL1 |
Kecepatan dan Kemudahan Pendaftaran |
.081 |
87.996 |
KL2 |
Saya diinformasikan kapan layanan akan
dilakukan oleh petugas |
.076 |
83.994 |
KL3 |
Petugas tersedia ketika dibutuhkan |
.078 |
88.767 |
KL4 |
Jarak antara waktu Pendaftaran dengan layanan
pemeriksaan tidak lama |
.064 |
78.414 |
KL5 |
Pelayanan diberikan tepat waktu |
.072 |
81.791 |
KS1 |
Fasilitas/ Lingkungan bersih dan nyaman |
.122 |
91.630 |
KS2 |
Petugas berpakaian rapi |
.129 |
89.280 |
KS3 |
Alat yang digunakan modern |
.126 |
83.260 |
KS4 |
Petugas medis terampil dalam melayani |
.129 |
91.960 |
KS5 |
Tampak fisik ruangan menarik dan terawat |
.128 |
83.700 |
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Berdasarkan 9 di
atas, dapat digunakan nilai 85% sebagai cut off kepuasan pelanggan dan
0,7 sebagai cut off Total Effects yang menjadi acuan garis imajiner
untuk membagi kuadran dalam IPMA. Berikut
Gambar �yang menunjukkan pemetaan indikator ke dalam diagram kartesiusnya.
Gambar 4. Importance Performance Map Analysis
(Indicator Variable)
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Hasil pemetaan yang ada menunjukkan semua kuadran terisi beberapa indikator yang ada, yakni:
1. Kuadran 1 (Kepentingan tinggi, performa tinggi)
a. Fasilitas/ Lingkungan bersih dan nyaman
b. Petugas berpakaian rapi
c. Alat yang digunakan modern
d. Petugas medis terampil dalam melayani
e. Tampak fisik ruangan menarik dan terawat
2. Kuadran 2 (Kepentingan tinggi, performa rendah)
a. Kecepatan dan kemudahan pendaftaran
b. Saya diinformasikan kapan layanan akan dilakukan oleh petugas
c. Petugas tersedia ketika dibutuhkan
d. Jarak antara waktu Pendaftaran dengan layanan pemeriksaan tidak lama
e. Pelayanan diberikan tepat waktu
f. Layanan tersedia dalam jam operasional yang cukup
g. Petugas sopan dan ramah
h. Petugas menanggapi keluhan dan pengaduan dengan baik
i. Petugas memahami kebutuhan spesifik Anda
j. Petugas memiliki pengetahuan luas saat menjawab pertanyaan
Tujuan penelitian adalah menguji model penelitian secara empiris pada konteks Total Quality Management terhadap Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) dan Customer Loyalty (Loyalitas Pelanggan) di Klinik X. Cepat berkmebangnya dunia layanan Kesehatan dari sisi bentuk pelayanan, menjadikan tantangan tersendiri agar dapat bertahan dalam memperoleh dan mempertahankan pelanggan sehingga dilakukannya penelitian ini.
Studi literatur yang ada dalam mengamati Customer
Loyalty (Loyalitas Pelanggan) pada industri Kesehatan menunjukkan Loyalitas
Pelanggan terbentuk dan memiliki hubungan positif dari kepuasan pelanggan,
pendapatan perusahaan dan performa bisnis (Anantharanthan Parasuraman, 1998), namun kecenderungan hubungan positif
tersebut adalah rendah antara kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan
(Keiningham, Aksoy, Buoye, & Cooil, 2011). Dalam industri kesehatan yang
bergerak pada sektor jasa, loyalitas pelanggan menjadi suatu komponen penting
yang memiliki manfaat jangka panjang dan kompetitif, sehingga penting bagi
manajemen Klinik X untuk memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkannya
hingga saat ini, serta hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada ilmu manajemen rumah sakit.
Model penelitian diuji secara empiris pada satu cabang Klinik X untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk kuesioner,
apakah kualitas layanan, kualitas interaksi, kualitas lingkungan sebagai
variabel Total Quality Management memiliki dampak pada Customer
Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) di Klinik X. Dan apakah Customer
Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) tersebut memiliki dampak pada Customer
Loyalty (Loyalitas Pelanggan) di Klinik X. Persepsi yang diukur tersebut
sangat penting untuk diketahui karena terkait dengan kualitas layanan, kualitas
interaksi, kualitas lingkungan bagi pelanggan yang menggunakan jasa layanan Klinik
X untuk ikut dan terlibat dalam continuous improvement pelayanan Klinik
X. Hasil dari uji empiris yang telah di analisis dengan PLS-SEM, menghasilkan
suatu model hasil penelitian seperti di bawah ini.
Sumber: Olahan data penelitian (2022)
Model hasil (empirical model) yang digunakan dalam penelitian ini diketahui dari 4 hipotesis yang ada, ditemukan 3 hipotesis yang terbukti memiliki pengaruh positif sesuai dengan arah hipotesisnya, sehingga hipotesis tersebut dapat didukung (supported), dan terdapat satu hipotesis yang tidak memiliki pengaruh yakni kualitas interaksi terhadap kepuasan pelanggan, adapun penjelasan lebih rinci terkait hal tersebut seperti pada sub bab hasil hipotesis di atas. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kualitas interaksi dimana mengukur nilai informasi diberikan kepada pasien secara intensional (Sharma, 2017) tidak memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini bisa dikarenakan tersedianya interaksi serupa yang mudah dijumpai di kompetitor lainnya, seperti jam operasional yang cukup, dan petugas yang ramah.�
Klinik Kesehatan dengan kualitas proses yang baik dalam memberikan pelayanan bagi para pelanggannya, dalam jangka Panjang akan mempengaruhi citra atau image tersendiri dari Klinik tersebut. Pada akhirnya citra atau image yang positif dapat menarik minat pelanggan baru atua menjaga loyalitas pelanggan yang pernah mempergunakan layanan Klinik tersebut (Ampaw et al., 2020; Pires, 2018; Asnawi et al., 2019).
Dalam pengukuran Customer Loyalty (Loyalitas Pelanggan) diperlukan penilaian dari kacamata pelanggan itu sendiri (Johnson et al., 2016) dimana pelanggan lebih melihat bagaimana pelayanan tersebut diberikan (service delivery) dibandingkan dengan indikator klinis. Pelanggan di Klinik sesungguhnya yang dapat menilai bagaimana fasilitas, sistem informasi, Kerjasama tim dan komunikasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepadanya (Prakash & Srivastava, 2019). Karenanya dapat dipertimbangkan pada penelitian berikutnya untuk pengukuran langsung dari Total Quality Management (TQM) terhadap Customer Loyalty (Loyalitas Pelanggan).
Berdasarkan hasil analisis IPMA, masih banyak ditemukan indikator yang perlu dilakukan pengembangan, dikarenakan performa yang rendah namun kepentingan tinggi, meliputi: Kecepatan dan kemudahan pendaftaran, Saya diinformasikan kapan layanan akan dilakukan oleh petugas, Petugas tersedia ketika dibutuhkan, Jarak antara waktu Pendaftaran dengan layanan pemeriksaan tidak lama, Pelayanan diberikan tepat waktu, Layanan tersedia dalam jam operasional yang cukup, Petugas sopan dan ramah, Petugas menanggapi keluhan dan pengaduan dengan baik, Petugas memahami kebutuhan spesifik Anda dan Petugas memiliki pengetahuan luas saat menjawab pertanyaan. Hal ini menjadi penting untuk perhatian bagi manajemen dikarenakan indikator tersebut melalui penelitian ini memiliki peranan penting dalam pelayanan pasien namun performa yang ditemukan masih rendah. Sedangkan indikator pada kualitas lingkungan ditemukan sudah baik yaitu memiliki kepentingan tinggi dengan performa tinggi.
Akhirnya, temuan penelitian ini juga dapat memberikan sejumlah masukan bagi manajemen Klinik Klinik X untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan yang mempergunakan layanan yang diberikan. Ada hal-hal yang telah baik dan perlu dipertahankan, namun ada pula hal-hal yang harus ditingkatkan. Manajemen dapat melihat room for improvement dalam organisasi dari temuan penelitian ini dengan terus mengupayakan pendekatan Total Quality Management (TQM) dalam menyelesaikan tantangan-tantangan yang perlu dihadapi saat ini dan masa yang akan datang.
Abu-Alhaija, Ahmad Saifalddin, Hussein,
Hosni Shareif, & Allan, Almothanna Jamil Abu. (2019). Relationship Between Customer
Satisfaction And Customer Loyalty: A Review And Future Directions Of
Its Nature And Approaches. Eurasian Journal Of Social Sciences, 7(4),
28�39. EJSS-7.4.3.pdf
(eurasianpublications.com)
Agyapong, A., Afi, J. D., & Kwateng, K. O. (2018). Examining the Effect of Perceived Service Quality of Health Care Delivery in Ghana on Behavioral Intentions of Patients: The Mediating Role of Customer Satisfaction. International Journal of Healthcare Management, 11(4), 276-288.
Al-Ali, A. M. (2014). Developing a Total Quality Management Framework for Healthcare Organizations. In Proceedings of the 2014 International Conference on Industrial Engineering and Operations Management. Bali, Indonesia.
Al-Shdaifat, E. A. (2015). Implementation of Total Quality Management in Hospitals. Journal of Taibah University Medical Sciences, 10(4), 461-466.
Anderson, V. Mittal. (2000). Strengthening the Satisfaction-Profit Chain. Journal of Service Research, 3, pp. 107�120.
Anderson, C. Fornell, S. Mazvancheryl. (2004). Customer Satisfaction and Shareholder Value. Journal of Marketing, 68, pp. 172�185.
Ayman Abu-Rumman, Anas Mhasnah, Tariq Al-Zyout. (2021). Direct and Indirect Effects of TQM on the Patients� Satisfaction and Loyalty In The Jordanian Health Care Sector. Management Science Letters. doi: 10.5267/j.msl.2020.9.018
Bergel, M, Frank, P, Brock, C. (2019). The
Role of Customer Engagement Facets on the Formation of Attitude, Loyalty and
Price Perception. J. Serv. Mark, 33, 890�903. The
role of customer engagement facets on the formation of attitude, loyalty and
price perception | Emerald Insight
Cho, W. H., Lee, H., Kim, C., Lee, S., & Choi, K. S. (2004). The Impact of Visit Frequency on the Relationship Between Service Quality and Outpatient Satisfaction: a South Korean Study. Health Services Research, 39(1), 13-34.
Dehghan, A, Dugger, J, Dobrzykowski, D,
Balazs, A. (2014). The Antecedents of Student Loyalty in Online
Programs. International Journal of Educational Management, 28(1), pp.
15�35. https://doi.org/10.1108/IJEM-01-2013-0007
Donabedian, A. (1988). The quality of care. How can it be assessed? JAMA: The Journal of the American Medical Association, 260(12), 1743�1748. https://doi.org/10.1001/jama.260.12.1743
Griffin, J. (2007). Customer Loyalty: How to Earn It, How to Keep It. 2nd ed. Kentucky: Mc Graw Hill. https://media.wiley.com/product_data/excerpt/87/07879638/0787963887.pdf
Gustafsson, A., Johnson, M. D., & Roos, I. (2005). The Effects of Customer Satisfaction, Relationship Commitment Dimensions, and Triggers on Customer Retention. Journal of marketing, 69(4), 210-218.
Hair, J. F., Risher, J. J., Sarstedt, M.,
& Ringle, C. M. (2019). When to Use and How to Report the Results of
PLS-SEM. European Business Review, 31(1), 2�24. https://doi.org/10.1108/ebr-11-2018-0203
Henrique, J.L., de Matos, C.A. (2015). The Influence of Personal Values and Demographic Variables on Customer Loyalty in the Banking Industry. International Journal of Bank Marketing 33(4): 571-587. DOI: https://doi.org/10.1108/IJBM-06-2014-0082.
Johnson, D. M., Russell, R. S., &
White, S. W. (2016). Perceptions of care quality and the effect on
patient satisfaction. International Journal of Quality & Reliability
Management, 33(8), 1202�1229. https://doi.org/10.1108/ijqrm-08-2015-0121
Keiningham, Timothy L., Aksoy, Lerzan,
Buoye, Alexander, Cooil, Bruce. (2011). Customer Loyalty Isn�t Enough.
Grow Your Share Of Wallet. Harvard Business Review, 89(10), 29�31. 2011-HBR.pdf
(vanderbilt.edu)
Leisen Pollack, B. (2009), Linking the Hierarchical Service Quality Model to Customer Satisfaction and Loyalty. Journal of Services Marketing, Vol. 23 No. 1, pp. 42-50.
Leninkumar, Vithya. (2017). The
Relationship Between Customer Satisfaction and Customer Trust on Customer
Loyalty. International Journal Of Academic Research in Business and
Social Sciences, 7(4), 450�465. The-Relationship-between-Customer-Satisfaction-and-Customer-Trust-on-Customer-Loyalty.pdf
(researchgate.net)
Lubis A, Dalimunthe R., Absah Y, Fawzeea
B. K. (2020). The Influence of Customer Relationship Management (CRM) Indicators
on Customer Loyalty of Sharia Based Banking System. GATR
Journal of Management and Marketing Review, 5(1), 84�92. https://doi.org/10.35609/jmmr.2020.5.1(8)
Naes, T., Isaksson, T., Fearn, T., & Davies, T., (2002), Multivariate calibration and classification. West Sussex: NIR Publication.
Nasution, M.N 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Nguyen, T. L. H., & Nagase, K. (2019).
The influence of Total Quality Management on Customer Satisfaction.
International Journal of Healthcare Management, 12(4), 277-285. DOI:
10.1080/20479700.2019.1647378
Parasuraman, Anantharanthan. (1998).
Customer Service In Business‐To‐Business Markets: An Agenda
For Research. Journal Of Business & Industrial Marketing. Customer
service in business‐to‐business markets: an agenda for
research | Emerald Insight
Ringle, C.M. and Sarstedt, M. (2016). Gain more insight from your PLS-SEM results: the Importance- Performance map analysis. Industrial Management and Data Systems, Vol. 116 No. 9, pp. 1865-1886.
Sadeh, E. (2017). Interrelationships Among Quality Enablers, Service Quality, Patients� Satisfaction, and Loyalty in Hospitals. The TQM Journal, 29(1), 101�117.
Santosa, P. I. (2018). Metode penelitian kuantitatif: Pengembangan hipotesis dan pengujiannya menggunakan SmartPLS.
Sekaran, U., Bougie, R. (2016). Research Methods for Business: A Skill Building Approach (7th ed.). Wiley.
Sobur, S. 2022. Analisa Parsial Model Persamaan Struktural Dengan Software SMART-PLS Versi 3 Untuk Tenaga Kesehatan. Sumedang: Yayasan Bakti Mulia.
Sharma, V. (2017). Patient Satisfaction and Brand Loyalty in Health-Care Organizations in India. Journal of Asia Business Studies, Vol. 11 Issue: 1, pp.73-87, doi: 10.1108/JABS-09-2015-0157. 21 scopus emerald Patientsatisfactionandbrandloyalty.pdf
Swimberghe K, Sharma, D, Flurry, L.
(2009). An exploratory investigation of the consumer religious
commitment and its influence on store loyalty and consumer complaint
intentions. Journal of Consumer Marketing, 26(5), pp. 340�347. https://doi.org/10.1108/07363760910976592
Tabrani, M., Amin, M., & Nizam, A.
(2018). Trust, commitment, customer intimacy and Customer Loyalty in
Islamic banking relationships. International Journal of Bank Marketing,
36(5), 823�848. https://doi.org/10.1108/IJBM-03-2017-0054
Vilkaite-Vaitone, Neringa, & Skackauskiene, Ilona. (2020). Service
Customer Loyalty: An Evaluation Based On Loyalty Factors. Sustainability,
12(6), 2260. Sustainability | Free Full-Text
| Service Customer Loyalty: An Evaluation Based on Loyalty
Factors (mdpi.com)
��������� �����������������������������������������������������
Zaid et al. (2020). The Impact of Total Quality Management and Perceived Service Quality on Patient Satisfaction and Behavior Intention in Palestinian Healthcare Organizations. Technology Reports of Kansai University.
Zeithaml VA, Bitner MJ, Gremler DD. (2018). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. 7th ed. McGraw Hill, pp 80.
Zeithaml, V.A., Berry, L.L., Parasuraman, A. (1988), Communication and Control Processes in the Delivery of Service Quality, The Journal of Marketing, pp. 35-48.
Copyright holder: Monika
Aprilyanti, Pauline H. Pattyranie (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |