Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 1, Januari 2024
ANALISIS FENOMENOLOGI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KAMPANYE PILKADES: STUDI KASUS PEMILIHAN KEPALA
DESA DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Muzahid Akbar Hayat, Dessy
Angreni, Muhammad Rhopidha Ardiani, Rifia Achya Rezqy Saputra, Ridhoan Ansari
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami
pengalaman subjektif masyarakat dalam partisipasi mereka selama kampanye
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Kotawaringin Barat. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif para pemilih dan calon kepala desa.
Dengan lokasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah,
peneliti juga menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara dengan
responden laki-laki dan perempuan usia 20 – 30 tahun yang berprofesi sebagai
mahasiswa dan masyarakat desa. Selain itu juga melakukan analisis konten media
sosial terkait kampanye Pilkades untuk memahami pengaruh dan persepsi
masyarakat yang muncul dari platform tersebut. Hasil analisis fenomenologis
menyoroti kompleksitas dinamika sosial dan politik dalam konteks Pilkades di
Kabupaten Kotawaringin Barat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa partisipasi
masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor politik, tetapi juga oleh
nilai-nilai budaya, harapan, dan pengalaman pribadi. Selain itu, penelitian ini
mengidentifikasi peran kunci media sosial dan interaksi interpersonal dalam
membentuk persepsi dan preferensi pemilih selama kampanye. Penelitian ini
memberikan kontribusi pada pemahaman mendalam tentang realitas politik lokal,
dengan mengeksplorasi dimensi emosional dan nilai-nilai yang mendasari
partisipasi masyarakat dalam Pilkades. Implikasi dari temuan ini dapat
memberikan wawasan berharga bagi para pengambil kebijakan, praktisi politik,
dan peneliti dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam proses demokratisasi tingkat desa.
Kata Kunci: Fenomenologi, Kepala Desa, Kampanye
Abstract
This study aims to explore the subjective experience
of the community in their participation during the Village Head Election
(Pilkades) campaign in West Kotawaringin Regency. This study uses qualitative
research methods with a phenomenological approach to explore the subjective
experiences of voters and village head candidates. Located in West Kotawaringin Regency, Central
Kalimantan Province, researchers also used a data collection method through
interviews with male and female respondents aged 20-30 years who work as
students and rural communities. In addition, it also analyzes social media
content related to the Pilkades campaign to understand the influence and public
perception that arises from the platform. The
results of the phenomenological analysis highlight the complexity of social and
political dynamics in the context of the Pilkades in West Kotawaringin Regency.
Research findings suggest that community participation is not only influenced
by political factors, but also by cultural values, expectations, and personal
experiences. In addition, the study identified the key role of social media and
interpersonal interactions in shaping voter perceptions and preferences during
campaigns. This research
contributes to an in-depth understanding of local political realities, by
exploring the emotional dimensions and values underlying community
participation in Pilkades. The implications of these findings could provide valuable
insights for policymakers, political practitioners, and researchers in
developing more effective strategies to increase community participation in
village-level democratization processes.
Keywords: Phenomenology, Village Head, Campaign
Pendahuluan
Pemilihan umum adalah fondasi kuat bagi demokrasi kita, dan seiring berjalannya waktu, peran media sosial dalam kampanye politik semakin mendalam. Media sosial menjadi alat terdepan dalam membranding seseorang (Dwiyanti et al., 2023).
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang dilaksanakan di seluruh Indonesia menandai perubahan paradigma dalam politik kampanye. Calon-calon Kepala Desa telah mengadopsi media sosial sebagai salah satu alat utama dalam mencapai pemilih potensial.
Berikut adalah peran kunci yang dimainkan media sosial dalam kampanye politik:
1)
Menciptakan Kesadaran: Media sosial
memberikan platform bagi calon-calon untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan
pesan kampanye mereka kepada pemilih. Ini memungkinkan calon untuk membangun
kesadaran yang kuat sebelum kampanye resmi dimulai.
2)
Interaksi dengan Pemilih: Media sosial
memfasilitasi interaksi langsung antara calon dan pemilih. Calon dapat dengan
cepat merespons pertanyaan, mendengarkan masukan, dan merespons isu-isu yang
relevan bagi pemilih.
3)
Penyebaran Informasi: Platform media
sosial memungkinkan calon-calon untuk dengan cepat dan efektif menyebarkan
informasi kampanye, video, dan pesan politik kepada pemilih. Hal ini dapat
memicu reaksi cepat dan mendalam di kalangan pemilih.
4)
Penggalangan Dana: Calon-calon sering
menggunakan media sosial sebagai alat untuk menggalang dana kampanye. Mereka
dapat mencapai pendukung dan penggemar secara langsung, mendukung kampanye
mereka secara finansial.
Media sosial telah menjadi salah satu elemen yang paling signifikan dalam perubahan paradigma dalam dunia politik (Andriana, 2022). Dalam konteks ini, pemilihan kepala desa di Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan contoh nyata bagaimana media sosial telah mengubah dinamika kampanye politik secara drastis.
Fenomena ini menciptakan tantangan dan peluang yang berbeda dalam proses demokratisasi, komunikasi politik, dan interaksi antara para pemimpin dan masyarakat. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak media sosial dalam perubahan paradigma kampanye politik pada tingkat lokal, dengan fokus pada pemilihan kepala desa (Mirra & Setyawan, 2019).
Sejak kemunculan media sosial, politik tidak lagi terbatas pada diskusi dan promosi yang terbatas pada pertemuan tatap muka dan media konvensional. Media sosial memungkinkan para calon kepala desa untuk berinteraksi langsung dengan pemilih, mengomunikasikan visi dan misi mereka, serta merespons isu-isu terkini dengan cepat (Heryanto, 2018). Hal ini telah mengubah cara politik lokal di Kabupaten Kotawaringin Barat dan wilayah sejenisnya di seluruh dunia dijalankan.
Namun, dampak media sosial dalam kampanye politik juga dapat menjadi bermasalah, terutama dalam hal disinformasi, polarisasi, dan dampak negatif lainnya (Zahro et al., 2023). Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam bagaimana media sosial telah merubah paradigma kampanye politik, baik secara positif maupun negatif.
Beberapa teori menjadi landasan yang relevan untuk memahami peran media sosial dalam kampanye politik. Teori-teori seperti "agenda setting" yang memandang media sebagai pembentuk agenda publik, teori partisipasi politik, dan konsep pembentukan opini masyarakat merupakan landasan penting yang akan membantu kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci dalam penelitian ini (Kholis, 2018).
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) merupakan bagian integral dari proses demokrasi di tingkat desa yang mendasar. Seiring dengan pentingnya peran kepala desa dalam mengelola urusan pemerintahan dan pembangunan di tingkat lokal, partisipasi masyarakat dalam proses Pilkades menjadi krusial dalam menentukan arah pembangunan suatu daerah (Ikhsan, 2021). Kabupaten Kotawaringin Barat, sebagai arena pelaksanaan Pilkades, menjadi panggung utama di mana dinamika demokrasi desa terungkap secara nyata.
Penelitian ini mengambil fokus pada fenomena partisipasi masyarakat dalam kampanye Pilkades di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi menjadi pendekatan yang tepat karena memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi dan memahami makna-makna subjektif yang terkandung dalam pengalaman partisipatif masyarakat (Rukin, 2019). Dengan merinci setiap aspek dari realitas politik dan sosial yang dialami oleh individu, pendekatan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana masyarakat secara langsung terlibat dalam proses politik yang bersifat lokal ini.
Kabupaten Kotawaringin Barat, sebagai lokus penelitian, memiliki konteks sosial, budaya, dan politik yang unik. Dinamika kehidupan masyarakat, kearifan lokal, dan permasalahan yang dihadapi menjadi elemen kritis yang membentuk pemahaman tentang partisipasi masyarakat dalam Pilkades (Hadi & Bayu, 2021). Dalam konteks ini, analisis fenomenologi diharapkan mampu menangkap makna mendalam dari perspektif individu, menciptakan narasi kaya yang mencerminkan pengalaman dan pandangan masyarakat Kotawaringin Barat terhadap Pilkades.
Dinamika kehidupan masyarakat yang heterogen, tantangan pembangunan, serta nilai-nilai lokal yang dipegang erat oleh masyarakat menjadi elemen-elemen penting yang perlu dicermati lebih lanjut. Meskipun Pilkades telah diakui sebagai wahana pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, tetapi masih terdapat kekurangan pemahaman yang mendalam tentang makna-makna subjektif yang terkandung dalam partisipasi masyarakat dalam proses tersebut.
Faktor-faktor seperti identitas lokal, budaya politik, dan interaksi sosial dalam masyarakat desa dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman mengenai partisipasi masyarakat dalam Pilkades (Buchari, 2014). Oleh karena itu, studi kasus dengan pendekatan fenomenologi di Kabupaten Kotawaringin Barat diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang bagaimana masyarakat berinteraksi, merespons, dan memberikan makna pada proses Pilkades.
Melalui studi kasus yang mendalam, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur tentang partisipasi politik tingkat desa dan fenomenologi. Dengan merinci pengalaman partisipatif masyarakat dalam kampanye Pilkades, penelitian ini diharapkan mampu membuka wawasan baru terkait faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pemilih, dinamika interaksi antara calon kepala desa dan pemilih, serta peran media sosial dalam membentuk opini masyarakat (Creswell & Poth, 2016).
Pentingnya pemahaman mendalam terkait partisipasi masyarakat dalam Pilkades tidak hanya berkontribusi pada pemahaman teoritis, tetapi juga memberikan pandangan yang dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan dan praktisi politik untuk meningkatkan kualitas demokrasi tingkat desa (Sagena et al., 2023). Dengan demikian, penelitian ini menjadi relevan dalam konteks peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan pemerintahan di tingkat lokal.
Dalam konteks studi kasus pemilihan kepala desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, terdapat rumusan masalah yang muncul, antara lain: Bagaimana dinamika interaksi antara calon kepala desa dan pemilih juga peran media masa dalam membentuk opini dan partisipasi masyarakat selama kampanye Pilkades
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran media sosial dan menginterpretasikan pandangan masyarakat terkait perubahan sosial dan politik yang terjadi sebagai akibat dari Pilkades. Dengan demikian, penelitian ini akan membantu dalam merinci peran dan relevansi fenomenologi masyarakat sebagai pemilih dalam perubahan paradigma kampanye politik di masa depan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara politik lokal dan media sosial (Moustakas, 1994).
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan data hasil polling masyarakat
Kotawaringin Barat pada saat pemilihan Kepala Desa yang diselenggarakan pada
tanggal 26 Oktober 2023 dengan metode studi kasus untuk mendapatkan pemahaman
yang mendalam tentang fenomena partisipasi masyarakat dalam kampanye Pilkades.
Pendekatan fenomenologi dipilih untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif para
pemilih dan calon kepala desa.
Dengan
lokasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, peneliti
juga menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara dengan responden
laki-laki dan perempuan usia 20 – 30 tahun yang berprofesi sebagai mahasiswa
dan masyarakat desa. Selain itu juga melakukan analisis konten media sosial
terkait kampanye Pilkades untuk memahami pengaruh dan persepsi masyarakat yang
muncul dari platform tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan Pilkades Serentak di Kabupaten Kotawaringin Barat pada 26 Oktober 2023 secara umum berjalan lancar dan aman. Dari 36 desa penyelenggara pemungutan suara telah berjalan sesuai tahapan.
Meskipun demikian, ada kendala di Desa Sungai Bengkuang Kecamatan Pangkalan Banteng bahwa sempat ada kendala bahwa bus yang mengantar pemilih dari perusahaan saat menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) sempat dihadang oleh oknum masyarakat tapi aparat setempat langsung sigap menyelesaikan sehingga para pemilih tetap bisa meneruskan perjalanan dan menyalurkan hak suaranya di TPS.
Sementara itu pelaksanaan rekapitulasi hasil Pilkades Amin Jaya sempat berlangsung alot karena salah satu calon mendebat hasil pencoblosan di beberapa TPS. Meski akhirnya dalam perhitungan dimenangkan oleh calon nomor 4.
Berdasarkan data DPMD Kobar (2023), sebanyak 36 desa yang melaksanakan Pilkades yaitu di Kecamatan Arut Selatan terdiri dari Desa Natai Raya, Desa Tanjung Putri, Desa Tanjung Terantang, Desa Kumpai Batu Atas, dan Desa Rangda.
Kecamatan Kotawaringin Lama terdiri dari Desa Riam Durian, Desa Sumber Mukti, Desa Tempayung, Desa Rungun, Desa Dawak, Desa Kinjil, Desa Ipuh Bangun Jaya, Desa Lalang, Desa Sagu Sukamulya, Desa Babual Baboti, Desa Sukajaya, dan Desa Desa Sakabulin.
Kecamatan Pangkalan Banteng di antaranya Desa Sungai Bengkuang, Desa Arga Mulya, Desa Pangkalan Banteng, Desa Sungai Kuning, dan Desa Amin Jaya. Kecamatan Arut Utara yakni Desa Panahan, Desa Penyombaan, Desa Pandau, Desa Sungai Dau, Desa Gandis, Desa Sambi, Desa Riam dan Desa Sukarami. Sedangkan untuk Kecamatan Kumai dan Kecamatan Pangkalan Lada, yakni Desa Sungai Tendang, Desa Pangkalan Satu, Desa Sungai Bedaun, Desa Keraya, Desa Sungai Sekonyer dan Purbasari.
Tabel
1. Hasil Penghitungan Suara Sementara Pilkades Serentak di Kabupaten Kobar
Kecamatan |
Desa |
Nama Calon Kades |
Jumlah Pemilih |
Arut Utara |
Sukarami |
Radopa |
63 |
|
|
Rendra Purnama |
7 |
|
|
Tengau |
116 |
|
|
Juliati |
23 |
|
Gandis |
Medi |
127 |
|
|
Sanider |
23 |
|
|
Elly |
148 |
|
Penyombaan |
Said Eky P |
51 |
|
|
Murni |
214 |
|
Sambi |
Alex |
160 |
|
|
Holidin |
80 |
|
|
Johaier |
30 |
|
|
Dedi Dores |
139 |
|
Pandau |
Agung Purnomo |
123 |
|
|
Senteng Sawan |
40 |
|
|
Wedi Efendi |
110 |
|
Riam |
Dedy Simson |
67 |
|
|
Lepi |
38 |
|
|
Dimel |
55 |
|
|
Goriyadi |
43 |
|
Panahan |
Supiani |
214 |
|
|
Darlin |
104 |
|
Sungai Dau |
Arliansyah |
49 |
|
|
Habar |
11 |
|
|
Abdurrahman |
97 |
|
|
Sehan |
8 |
|
|
Deni Iskandar |
27 |
Arut Selatan |
Desa Rangda |
Bahrian |
155 |
|
|
Rudy Hartono |
50 |
|
|
Arbain |
2 |
Kecamatan |
Desa |
Nama Calon Kades |
Jumlah Pemilih |
|
|
Edi Yusalita |
37 |
|
|
Umar |
254 |
|
Natai Raya |
Agus Suwardiono |
557 |
|
|
Imam Kusno |
456 |
|
|
Karno |
43 |
|
Tanjung Putri |
Sri Wulandari,SE |
30 |
|
|
Sahbani |
52 |
|
|
Dedy Harianto,SE |
117 |
|
|
Eli Sapitri,S.Pd |
243 |
|
|
Saderan |
7 |
|
Kumpai Batu Atas |
Subiyanto |
339 |
|
|
Tatik Trianggo |
605 |
|
|
Manto |
225 |
|
|
Katman |
740 |
Pangkalan Banteng |
Amin Jaya |
Zaenuri |
804 |
|
|
Eko Bambang |
417 |
|
|
Haryadi |
602 |
|
|
Sri Wahyuni |
825 |
|
Sungai Bengkuang |
Ade Fajar Pirdianto |
254 |
|
|
Vitalis Pit |
66 |
|
|
Walterius Rowa |
150 |
|
|
Naman |
301 |
|
Pangkalan Banteng |
Selamat Wijaya |
87 |
|
|
Suriansyah |
319 |
|
|
Rimadhan |
557 |
|
Sungai Kuning |
Basoni |
334 |
|
|
Waluyo |
388 |
|
Arga Mulya |
Istanto |
343 |
|
|
Suharto |
409 |
Kumai |
Pangkalan Satu |
Bagus Purwono |
459 |
|
|
Mujiono |
811 |
|
|
Eko Imantoro |
44 |
|
|
Dimas Bagus Jufriansyah |
88 |
|
Sungai Tendang |
Hendriansyah |
36 |
|
|
Syahuri |
143 |
|
|
Lambri |
414 |
|
|
Musliansyah |
449 |
|
|
Rudiansyah |
906 |
|
Sungai Bedaun |
Mayono |
337 |
|
|
Subiyanto Hermawan |
166 |
|
|
Abdul Gani |
368 |
|
|
Torin |
325 |
|
Sungai Sekonyer |
Hadmad |
175 |
|
|
Siti Mirah Rahiman |
58 |
|
|
Syahrum |
45 |
Kecamatan |
Desa |
Nama Calon Kades |
Jumlah Pemilih |
|
|
Anang Hadri |
22 |
|
Keraya |
Abi Kusno |
1 |
|
|
Abdul Gafuri |
33 |
|
|
Agung Zarmansyah |
10 |
|
|
Bambang Syahruni |
148 |
|
|
Jumatollah |
176 |
Kotawaringin Lama |
Sakabulin |
Antanar |
- |
|
Rungun |
Boby Haryanto,SE |
- |
|
Kinjil |
Beri Bowo |
- |
|
Dawak |
Nandang,S.Kom |
- |
|
Riam Durian |
Yusuf |
- |
|
Sumber Mukti |
Alim Suseno |
- |
|
Tempayung |
Syachyunie |
- |
|
Sagu Sukamulya |
Supandi |
- |
|
Lalang |
Muhammad Alpansuri |
- |
|
Suka Jaya |
Sugeng Priyatin |
- |
|
Babual |
Wan Heru |
- |
|
Ipuh Bangun Jaya |
Sumitro |
- |
Sumber Data : DPMD Kotawaringin Barat (2023)
Untuk Kecamatan Kotawaringin Lama, Calon Kades telah dipilih oleh warga sebelumnya jadi tinggal pelantikannya saja.
Gambar 1. Hasil vote PILKADES 2023
Semua calon kepala desa melakukan kampanye secara damai, baik melalui pendekatan interpersonal, aksi bagi sembako maupun program lainnya sebagai wujud program yang akan mereka jalankan apabila terpilih sebagai Kepala Desa nantinya.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa calon kepala desa, mereka menyatakan telah siap menjalankan visi misi pemerintah daerah dengan program yang mereka rencanakan. Calon Kepala Desa tersebut akan melaksanakan pemilu dengan aman dan sesuai prosedur yang ditetapkan. Meskipun ada sedikit perselisihan akan diselesaikan tanpa ada pertikaian yang dapat merugikan masing-masing pihak.
Dari hasil wawancara dengan beberapa responden (pemilih) diketahui bahwa para pemilih ada beberapa yang tidak paham atau mengetahui visi misi dari calon Kepala Desa tersebut jadi mereka hanya memilih berdasarkan pengamatan di media sosial seperti Facebook dan Instagram saja. Dari media sosial tersebut responden juga mengetahui adanya sedikit perselisihan antara calon Kades terpilih di beberapa desa tapi pada akhirnya semua bisa diselesaikan sehingga pemilihan umum Kepala Desa Serentak Tahun 2023 dapat berjalan aman, lancar dan kondusif.
Jika dianalisa dari media sosial (facebook dan instagram) tidak semua calon kepala desa melakukan kampanye di media sosial tersebut dikarenakan rata-rata calon kades tersebut sudah berumur dan tidak begitu memahami berkampanye melalui jejaring sosial. Hanya para calon kades yang masih muda yang berkampanye melalui media sosial selain melalui pendekatan secara personal dengan pemilih. Cara berkampanye melalui media sosial pun juga dilakukan sesuai aturan tanpa menyebarkan berita hoax untuk menjatuhkan lawannya (Susanto & Iqbal, 2019). Respon pemilih pun juga bagus dan tidak ada oknum yang membuat tulisan negatif di media sosial.
Fenomenologi cara berkampanye calon Kepala Desa inilah yang membuat masyarakat sebagai pemilih ikut berpastisipasi dalam kampanye yang digelar oleh calon kepala desa tanpa melibatkan unsur permasalah personal yang dapat menghambat pelaksanaan pemilihan umum tersebut (Moekahar, 2021).
Kesimpulan
Melalui
analisis fenomenologi terhadap partisipasi masyarakat dalam kampanye pemilihan
kepala desa (pilkades) di kabupaten kotawaringin barat, berbagai temuan dan
makna subjektif muncul, memberikan gambaran mendalam tentang dinamika demokrasi
tingkat desa. Studi kasus ini menghasilkan pemahaman yang lebih kaya terkait
pengalaman, faktor-faktor pengaruh, dan peran berbagai elemen dalam konteks
lokal yang membentuk partisipasi masyarakat. Berikut adalah beberapa kesimpulan
utama, yaitu (1)
pluralitas
pengalaman masyarakat: analisis
fenomenologi mengungkapkan bahwa masyarakat di kabupaten kotawaringin barat
memiliki pengalaman partisipatif yang beragam selama kampanye pilkades. Faktor-faktor
seperti latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi memainkan peran penting dalam
membentuk perspektif dan pilihan masyarakat, (2) peran media sosial dalam
membentuk opini: media
sosial memegang peran signifikan dalam membentuk opini dan interaksi antara
calon kepala desa dan pemilih. Platform ini bukan hanya sebagai sumber
informasi, tetapi juga sebagai wadah untuk berdiskusi, menyampaikan aspirasi,
dan memengaruhi pandangan masyarakat, (3) pentingnya kearifan lokal: elemen
kearifan lokal dan nilai-nilai tradisional masyarakat memberikan pengaruh yang
kuat terhadap partisipasi dalam pilkades. Faktor-faktor ini sering menjadi
penentu dalam pengambilan keputusan pemilih dan dinamika sosial-politik di
desa-desa, (4) interaksi antaraktor:
analisis
menyoroti pentingnya dinamika interaksi antara calon kepala desa, pemilih, dan
tokoh masyarakat. Persepsi dan hubungan interpersonal memainkan peran sentral
dalam membentuk dukungan masyarakat terhadap calon kepala desa,
dan (5) partisipasi
yang kontekstual: temuan
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pilkades bersifat kontekstual
dan terkait erat dengan kondisi dan realitas lokal. Pemahaman kontekstual ini
memberikan wawasan yang lebih baik tentang kompleksitas politik dan sosial di
tingkat desa.
Studi
ini memberikan sumbangan signifikan pada literatur tentang partisipasi politik
dan demokrasi tingkat desa. Implikasinya mencakup pemahaman yang lebih baik
bagi pengambil kebijakan, praktisi politik, dan masyarakat tentang
faktor-faktor yang membentuk partisipasi dalam Pilkades. Dengan memahami
fenomena ini secara lebih mendalam, dapat dihasilkan upaya-upaya yang lebih
tepat sasaran untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
demokratisasi di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Andriana, N. (2022). Pandangan Partai
Politik Terhadap Media Sosial Sebagai Salah Satu Alat Komunikasi Politik Untuk
Mendekati Pemilih Muda (Gen Y Dan Z): Studi Kasus PDI-P Dan PSI. Jurnal
Penelitian Politik, 19(1), 51–66.
Buchari, S. A. (2014). Kebangkitan etnis
menuju politik identitas. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative
inquiry and research design: Choosing among five approaches. Sage
publications.
Dwiyanti, U., Auli, M., Cahyanto, H., &
Safaruddin, S. (2023). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Strategi Membangun
Citra Pada Divisi Public Government & Media Relation Pt Semen Baturaja
Tbk.: Indonesia. Jurnal Studia Komunika, 6(1), 49–70.
Hadi, S., & Bayu, Y. (2021). Membangun
Kerukunan Umat Beragama melalui Model Pembelajaran PAI Berbasis Kearifan Lokal
pada Penguruan Tinggi. Tarbiyah Wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 23–36.
Heryanto, G. G. (2018). Media Komunikasi
Politik. IRCiSoD.
Ikhsan, M. (2021). Kepemimpinan Kepala
Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat (Studi Pembangunan Di Desa
Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar). Universitas Islam Riau.
Kholis, N. (2018). Rural Politics in
Indonesia: A Study on Local Election (Pilkades) in Semarang Regency, Central
Java. Asian Journal of Political Science, 26(3), 274–289.
Mirra, S., & Setyawan, D. (2019).
Digital Technology and Political Engagement: The Role of Social Media During
the 2018 Pilkades in Indonesia. Media and Communication, 7(2),
68–77.
Moekahar, F. (2021). Kampanye Politik:
Sebuah Pendekatan Fenomenologi. CV. Amerta Media.
Moustakas, C. (1994). Phenomenological
research methods. Sage publications.
Rukin. (2019). Metodologi penelitian
kualitatif. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
Sagena, U., Lawelai, H., & Dema, H.
(2023). Metode Penelitian Sub Rumpun Ilmu Politik (Teori & Referensi
berbasis Studi Kasus). PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Susanto, S., & Iqbal, M. (2019).
Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Sinergitas Akademisi Dan TNI Bersama Tangkal
Hoax Dan Black Campaign. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1),
8–16.
Zahro, S., Kamilah, M. N., Ardiansyah, M.,
Safitri, I. M., Naharina, P. S., & Waraswati, A. N. (2023). Kesadaran
Berpolitik Di Indonesia. JOCER: Journal of Civic Education Research, 1(2),
49–64.
Copyright holder: Muzahid Akbar Hayat, Dessy Angreni, Muhammad
Rhopidha Ardiani, Rifia Achya Rezqy Saputra, Ridhoan Ansari (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |