Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 1, Januari 2024
EDUKASI
MENGENAI MAKANAN SEHAT UNTUK MENANGGULANGI HIPERKOLESTEROLEMIA PADA MASYARAKAT
DESA CIKUPA
Belinda Layrenshia, Zita Atzmardina
Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana terdapat kadar kolesterol
yang tinggi pada darah seseorang. Hiperkolesterolemia
merupakan suatu keadaan yang banyak dijumpai secara global maupun secara
nasional dan lokal. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan
terhadinya hiperkolesterolemia, sala satunya pola makan yang tinggi lemak jenuh
dan asam lemak trans. Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pola makan
tinggi serat, sayur, ikan dan buah. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk melihat pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan mengenai makanan sehat
untuk mencegah dan menanggulangi hiperkolesterolemia. Dari hasil analisis
T-test berpasangan didapatkan adanya perbedaan rata-rata yang bermakna (p-value
<0.01) dengan peningkatan rata-rata nilai pre-test dan post-test sebesar
23.81 poin. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh edukasi dapat
meningkatkan pengetahuan peserta terhadap makanan sehat untuk mencegah dan
menanggulangi hiperkolesterolemia. Diharapkan edukasi dapat terus dilakukan
secara berkala sehingga kasus hiperkolesterolemia dapat berkurang.
Kata kunci: hiperkolesterolemia, edukasi, pengetahuan
Abstract
Hypercholesterolemia is a condition where there are
high levels of cholesterol in a person's blood. Hypercholesterolemia is a
condition that is often found globally, nationally and locally. There are
several factors that can increase the possibility of hypercholesterolemia, one
of which is a diet that is high in saturated fat and trans fatty acids. Hypercholesterolemia
can be prevented by eating a diet high in fiber, vegetables, fish and fruit.
The aim of this education is to see the effect of increasing knowledge about
healthy foods to prevent and treat hypercholesterolemia. The results that were
obtained from paired T-test analysis was that there was a significant
difference in average (p-value <0.01) with an increase in the average
pre-test and post-test scores of 23.81 points. From these results, it can be
seen that the influence of education can increase participants' knowledge of
healthy foods to prevent and treat hypercholesterolemia. It is hoped that
education can continue to be carried out regularly so that cases of
hypercholesterolemia can be reduced.
Keyword:
hypercholesterolemia, education, outreach, knowledge
Pendahuluan
Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana kadar
kolesterol dalam darah tinggi. Hiperkolesterolemia merupakan suatu bentuk dari
hiperlipidemia dan hiperlipoproteinemia. Kolesterol memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh seperti membentuk hormon dan memelihara sel saraf. Kadar normal
kolesterol dalam darah adalah di bawah 200 mg/dl. Kadar kolesterol dalam darah
200-239 mg/dl termasuk dalam kategori borderline dan dikatakan tinggi
jika kadarnya dalam darah lebih dari atau sama dengan 240 mg/dl (Civeira
& Hypercholesterolemia, 2004).
Dilaporkan ada 28,5 juta orang usia > 20 tahun menderita hiperkolesterolemia (Benjamin et al., 2018) World Health Organization (WHO) melaporkan prevalensi global dari hiperkolesterolemia adalah sebesar 39% pada tahun 2008 (Organization, 2020). Prevalensi di Asia Pasifik dilaporkan sebesar 30,3% (Berger et al., 2022). Data dari hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2018 di Indonesia menunjukkan sebanyak 28,8% dari penduduk Indonesia berusia > 15 tahun menderita hiperkolesterolemia (Aditianti et al., 2020). Prevalensi di provinsi Banten adalah 38,2% dari penduduknya (Kemenkes, 2017). Terjadi peningkatan kunjungan hiperkolesterolemia dari 95 kunjungan pada bulan Januari 2023 menjadi 140 kunjungan pada Juni 2023 di wilayah kerja Puskesmas Cikupa.
Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, serebrovaskular dan vaskular perifer seperti aterosklerosis, angina, serangan jantung, dan stroke (Al-Zahrani et al., 2021). Penatalaksanaan awal hiperkolesterolemia adalah gaya hidup sehat yang meliputi pola makan rendah lemak jenuh dan asam lemak trans serta tinggi serat, buah, sayur dan ikan (Ibrahim et al., 2022)
Pelaporan
epidemiologi hiperkolesterolemia pada populasi di Tangerang masih terbatas.
Berdasarkan laporan pengendalian penyakit tidak menular Puskesmas Cikupa
didapatkan peningkatan dari 95 kunjungan pada bulan Januari 2023 menjadi 140 kunjungan pada
Juni 2023. Jumlah kasus hiperkolesterolemia di Januari-Juni 2022 ada di angka
147 dan meningkat pada bulan Januari-Juni 2023 menjadi 283 di wilayah kerja
Puskesmas Cikupa. Angka prevalensi tertinggi jatuh kepada Desa Cikupa dengan 42
kasus.
Hiperkolesterolemia merupakan permasalahan yang tidak
dapat dipandang sebelah mata mengingat komplikasi yang dapat ditimbulkan (Prasetya
& Kusumawati, 2023). Namun, masih terus
terjadi peningkatan kasus tersebut. Maka dari itu, penulis tertarik untuk
melakukan intervensi berupa edukasi terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar
Puskesmas Cikupa, khususnya mengenai makanan sehat untuk pencegahan dan
penanggulangan hiperkolesterolemia. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat
pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan mengenai makanan sehat untuk mencegah
dan menanggulangi hiperkolesterolemia.
Metode Penelitian
Edukasi dilakukan secara
offline di Desa Cikupa. Penulis
mengambil data secara langsung dengan melihat nilai pre-test sebelum dan
post-test peserta setelah edukasi. Topik edukasi adalah mengenai makanan sehat
untuk mencegah dan menanggulangi hiperkolesterolemia. Metode penelitian
menggunakan cross-sectional (Soendari, 2012). Tingkat keberhasilan kegiatan ini dilihat dari
peningkatan nilai pre-test dan post-test.Analisis data menggunakan t-test.
Hasil dan Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil dari kemampuan manusia untuk
merasakan dan memahami objek atau informasi melalui panca indra yang
dimilikinya. Ini adalah proses yang sangat penting dalam pendidikan dan edukasi
kesehatan. Menurut Notoatmodjo manusia memiliki lima panca indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Indra penglihatan memiliki
peran penting dalam penangkapan pengetahuan, menyumbang sebanyak 75% hingga 87%
dari total pengetahuan yang diterima, sementara indra pendengaran hanya berkontribusi
sekitar 13% (Rosita,
2021). Indra lainnya seperti
penciuman, rasa, dan raba juga berperan dalam memahami informasi, meskipun
dengan kontribusi yang lebih kecil.
Pentingnya melibatkan lebih banyak indra dalam proses
penangkapan pengetahuan menjadi jelas. Semakin banyak indra yang terlibat dalam
penangkapan pesan, semakin mudah pesan tersebut dapat diterima oleh sasaran Pendidikan
(Rosita,
2021).. Oleh karena
itu, metode edukasi yang menggunakan berbagai media untuk merangsang berbagai
indra, seperti poster dan lembar balik, telah terbukti efektif dalam
meningkatkan pengetahuan. Sebagai contoh, penelitian oleh Ismainar menunjukkan
bahwa penggunaan media lembar balik secara signifikan meningkatkan skor
pengetahuan ibu balita tentang gizi (Fitriani,
2015).
Selain lembar balik, media poster
juga telah terbukti efektif dalam edukasi. Poster membantu menstimulasi indra
penglihatan dan memfasilitasi pemahaman informasi melalui aspek visual dalam
gambar (Rosita, 2021). Media poster telah digunakan
dalam berbagai penelitian, seperti penelitian oleh Jumilah dan Noviani yang
menunjukkan peningkatan pengetahuan setelah edukasi menggunakan media poster (Jumilah et al., 2017; NOVIANI, 2018).
Namun, penting untuk diingat
bahwa tidak semua responden mengalami peningkatan pengetahuan setelah edukasi.
Faktor-faktor seperti kurangnya konsentrasi, gangguan dari balita yang ikut
serta dalam kegiatan edukasi, dan ketidaknyamanan lingkungan edukasi dapat
mengurangi efektivitas edukasi. Kondisi edukasi yang kurang kondusif dapat
mengurangi keaktifan dan keantusiasan responden untuk berpartisipasi aktif
dalam proses edukasi (Kisman, 2020)
Pada tanggal 21 Agustus 2023,
sebuah kegiatan edukasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang makanan sehat dan mencegah hiperkolesterolemia. Kegiatan ini melibatkan
peserta yang rata-rata berusia 45,67 tahun, dengan mayoritas berjenis kelamin
perempuan (85,7%). Informasi ini dapat dilihat di Tabel 1.
Hasil pre-test dan post-test
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan peserta, yang dapat
dianggap sebagai keberhasilan dari program edukasi tersebut. Rata-rata pre-test
menunjukkan nilai 47.62 dengan standar deviasi 37.00. Sementara rata-rata nilai
post test adalah 71.43 dengan standar deviasi 37.32 (P-value <0.01).
Informasi selengkapnya dapat dilihat di Tabel 2.
Pentingnya pengetahuan dalam
kesehatan dan pendidikan tidak dapat diabaikan. Dengan menggunakan berbagai
metode edukasi dan media, seperti poster dan lembar balik, serta menciptakan
lingkungan yang kondusif, peningkatan pengetahuan dapat dicapai dengan lebih
efektif.
Tabel 1. Data karakteristik, nilai post-test dan pre-test peserta edukasi
Variabel |
Proporsi
(%)(n=21) |
Rata-rata
(min-max) |
Usia |
|
45.67
(28-65) |
Jenis
kelamin Perempuan Laki-laki |
18 orang
(85.7%) 3 orang
(14.3%) |
|
Nilai Pre-test Post- test |
|
47.62 (0-100) 71.43
(0-100) |
Tabel
2. Hasil analisis data bivariat
|
Pre-test
(mean, standar deviasi) |
Post-test
(mean, standar deviasi) |
P-value |
Mean
difference |
Nilai skor |
47.62 (37.00) |
71.43 (37.32) |
<0.01 |
23.81 (12.16-35.46) |
Kesimpulan
Didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Cikupa mengenai makanan sehat untuk menanggulangi dan mencegah hiperkolesterolemia. Terdapat peningkatan rata-rata nilai pre-test dari 47.62 ke 71.43 pada post-test yang menunjukkan peningkatan sebanyak 23.81 poin dari pre-test ke post-test. Pengetahuan masyarakat meningkat dari kurang menjadi cukup. Dengan peningkatan pengetahuan ini diharapkan peserta dapat semakin sadar akan makanan yang dapat mencegah dan menanggulangi hiperkolesterolemia dan terjadi penurunan angka kasus hiperkolesterolemia di kemudian hari.
Aditianti, A., Raswanti, I., Sudikno, S.,
Izwardy, D., & Irianto, S. E. (2020). Prevalensi Dan Faktor Risiko Stunting
Pada Balita 24-59 Bulan Di Indonesia: Analisis Data Riset Kesehatan Dasar 2018
[Prevalence And Stunting Risk Factors In Children 24-59 Months In Indonesia:
Analysis Of Basic Health Research Data 2018]. Penelitian Gizi Dan Makanan
(The Journal of Nutrition and Food Research), 43(2), 51–64.
Al-Zahrani, J., Shubair, M. M., Al-Ghamdi,
S., Alrasheed, A. A., Alduraywish, A. A., Alreshidi, F. S., Alshahrani, S. M.,
Alsalamah, M., Al-Khateeb, B. F., & Ashathri, A. I. (2021). The prevalence
of hypercholesterolemia and associated risk factors in Al-Kharj population,
Saudi Arabia: a cross-sectional survey. BMC Cardiovascular Disorders, 21,
1–8.
Benjamin, E. J., Virani, S. S., Callaway,
C. W., Chamberlain, A. M., Chang, A. R., Cheng, S., Chiuve, S. E., Cushman, M.,
Delling, F. N., & Deo, R. (2018). Heart disease and stroke statistics—2018
update: a report from the American Heart Association. Circulation, 137(12),
e67–e492.
Berger, T. R., Wen, P. Y., Lang-Orsini, M.,
& Chukwueke, U. N. (2022). World Health Organization 2021 classification of
central nervous system tumors and implications for therapy for adult-type
gliomas: a review. JAMA Oncology.
Civeira, F., & Hypercholesterolemia, I.
P. on M. of F. (2004). Guidelines for the diagnosis and management of
heterozygous familial hypercholesterolemia. Atherosclerosis, 173(1),
55–68.
Fitriani, F. K. (2015). Pengaruh
penyuluhan media lembar balik gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu balita
gizi kurang di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015.
Ibrahim, M. A., Asuka, E., Jialal, I.,
& Corcione, J. (2022). Hypercholesterolemia (Nursing). In StatPearls
[Internet]. StatPearls Publishing.
Jumilah, J., Jauhari, A. H., & Ridha,
A. (2017). Efektifitas Media Poster Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang
Kesehatan Gigi (Studi pada siswa-siswi kelas V SD Negeri di Kelurahan Saigon). Jumantik,
1(02).
Kemenkes, R. I. (2017). Profil Penyakit
Tidak Menular Tahun 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kisman, S. (2020). T, Munir. S, La Banudi.
2020. Pengaruh pemberian metode penyuluhan terhadap pengetahuan ibu balita
tentang stunting. Jurnal Media Gizi Pangan, 27(1), 86–97.
Noviani, E. N. Y. (2018). Pendidikan
Gizi Dengan Media Poster Dan Pengetahuan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah
Dasar Negeri 02.
Organization, W. H. (2020). World health
statistics 2020.
Prasetya, H., & Kusumawati, H. N.
(2023). Hipnopunktur untuk mengelola Hipertensi dan Hiperkolesterolemia.
Rena Cipta Mandiri.
Rosita, A. D. (2021). Hubungan pemberian
MP-ASI dan tingkat pendidikan terhadap kejadian stunting pada balita:
literature review. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(2),
407–412.
Soendari, T. (2012). Metode penelitian
deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena & Herdan, Agnieszka, 17.
Copyright holder: Belinda Layrenshia, Zita Atzmardina (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |