Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 1, Januari 2024
ANALISIS PERBANDINGAN MODEL - MODEL
PERENCANAAN STRATEGIK PADA ORGANISASI PENDIDIKAN
Heri Setiawan1*,
Rais Hidayat2, Taufik Ridwan3
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia1
Universitas Pakuan, Indonesia2
Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon, Indonesia3
Email: [email protected]1*, [email protected]2,
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan pemahaman tentang dua model perencanaan strategis, SWOT dan
BSC. Penelitian ini dimulai dengan perumusan masalah dan mengumpulkan data
melalui penelitian literatur, wawancara, dokumentasi kearsipan, kebijakan, dan
observasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unit Perpustakaan PPT
UIN Bandung memerlukan perencanaan strategis untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Dengan memahami dan membandingkan Model SWOT dan Balanced Scorecard,
mereka dapat memperluas pengetahuan teoritis tentang praktik manajemen
perpustakaan. Mereka juga akan memiliki alat yang kuat untuk membantu para
pemimpin dan manajer pendidikan membuat keputusan penting. Dengan implementasi
yang tepat, kedua model ini dapat menjadi instrumen yang sangat efektif dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai konteks organisasi. Perpustakaan
harus memastikan bahwa hasil analisis model dapat dipahami oleh seluruh tim.
Hal ini memungkinkan setiap orang untuk memiliki pemahaman tentang visi dan
tujuan organisasi dan merasa terlibat dalam perjuangan untuk mencapai tujuan
bersama. Dengan menerapkan saran ini, lembaga pendidikan dapat memanfaatkan
manfaat model strategis dan mengarahkan tindakan mereka ke arah peningkatan
pendidikan. Analisis
perencanaan Strategis pada orgfanisasi Pendidikan adalah upaya untuk
Meningkatkan Manajemen dan pelayanan di perguruan tinggi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung khususnya UPT Perpustakaan. Variable dalam penelitian ini terbatas
dalam dua model manajemen perencanaan strategic yaitu model SWOT dan BSC.
Dengan menguji tingkat kelemahan dan kelebihan dari model tersebut dengan
mengembangkan beberapa variable yaitu (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats) dan Balanced Scorecard (BSC) merupakan langkah
esensial dalam memperdalam pengetahuan teoritis terkait manajemen pendidikan.
Model SWOT memberikan gambaran holistik tentang faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi kinerja organisasi.
Kata Kunci: Perencanaan strategic, model SWOT,
Model BSC
Abstract
The purpose of this study was to gain
an understanding of two strategic planning models, SWOT and BSC. This research
begins with problem formulation and collecting data through literature
research, interviews, archival documentation, policies, and observations in the
field. The results showed that the PPT Library Unit of UIN Bandung requires
strategic planning to achieve long-term goals. By understanding and comparing
the SWOT Model and the Balanced Scorecard, they can expand theoretical
knowledge of library management practices. They will also have powerful tools
to help educational leaders and managers make important decisions. With proper
implementation, these two models can be highly effective instruments in
improving the quality of education in various organizational contexts. The
library must ensure that the results of the model analysis can be understood by
the entire team. This allows everyone to have an understanding of the
organization's vision and goals and feel involved in the struggle to achieve common
goals. By implementing these suggestions, educational institutions can harness
the benefits of strategic models and direct their actions towards improving
education. Strategic planning analysis on educational organization is an effort
to improve management and services at UIN Sunan Gunung Djati Bandung
universities, especially UPT Library. The variables in this study are limited
to two strategic planning management models, namely the SWOT and BSC models. By
testing the level of weaknesses and strengths of the model by developing
several variables namely (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)
and Balanced Scorecard (BSC) is an essential step in deepening theoretical
knowledge related to education management. The SWOT model provides a holistic
picture of the internal and external factors that affect organizational
performance.
Keywords: strategic planing, SWOT model, BSC model
Pendahuluan
Pendidikan sangat penting untuk kemajuan suatu
negara. Institusi pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa generasi
mendatang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan
zaman, mengingat perubahan dan perkembangan yang terjadi dengan cepat di era
ini. Oleh karena itu, institusi pendidikan harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan dengan membuat rencana yang tepat dan
terencana dengan baik.
Perpustakaan,
terutama di perguruan tinggi, berfungsi sebagai sumber semua jenis pengetahuan.
Perpustakaan perguruan tinggi adalah bagian penting dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi harus mengikuti
Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi (Standar Nasional Perpustakaan
Perguruan Tinggi, 2017) dan memiliki visi dan misi yang menjelaskan tujuan,
visi, dan misi perguruan tinggi. Mereka juga harus membantu dalam proses
pembelajaran dan membantu siswa belajar.
Perpus-takaan harus memenuhi semua kebutuhan pustaka, termasuk koleksi
informasi, fasilitas pendukung, dan layanan dan program. Perpustakaan memiliki
tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung civitas universitas
untuk meningkatkan pendidikan, mendorong kreativitas, dan mendorong penciptaan
ide inovatif untuk mengoptimalkan pengem-bangan diri. Universitas sebagai
pemangku kebijakan dapat membantu organisasi mengoptimalkan manajemen
pengetahuan (Ahmad et al., 2022).
Perpustakaan
Perguruan Tinggi merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan
tinggi. Pelayanan perpustakaan termasuk kedalam pelayanan publik yang bertujuan
untuk memberikan kepuasan kepada pemustaka (Sopwandin, 2020). Perpustakaan perguruan tinggi, standar manajemen
menetapkan dasar pengelolaan perpustakaan dalam rangka menyediakan
sarana/fasilitas untuk mendukung proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi) serta meningkatkan iklim/atmosfer
akademik (Hanany, 2022). Dalam konteks ini, Perpustakaan memegang peran krusial. Ini tidak hanya
menjadi suatu keharusan, melainkan sebuah pondasi yang kokoh bagi kemajuan
pendidikan. Dengan melalui proses perencanaan strategik, Perpustakaan dapat
menetapkan langkah-langkah yang terukur dan terarah menuju visi, misi, dan
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini memungkinkan Perguruan tinggi untuk
menggunakan sumber daya dan energi mereka secara efisien dan efektif, sehingga
menghasilkan dampak yang signifikan dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang
unggul (Lubis, 2018).
Dalam
era globalisasi saat ini, perpustakaan Indonesia harus meningkatkan kualitas
dan kuantitas layanan mereka untuk membuat pengunjung puas. Karena paradigma lama
masyarakat tentang perpustakaan dan berbagai masalahnya, seperti keanggotaan,
kebijakan, dan kesulitan menemukan buku yang dibutuhkan di antara banyaknya
buku di perpustakaan, tidak mengherankan bahwa perpustakaan saat ini mengalami
penurunan pengunjung. Sehubungan dengan hal tersebut, praktik pengelolaan
perpustakaan harus diubah (Rahman, 2018).
Ada
banyak model yang dapat digunakan dalam perencanaan strategik, masing-masing
dengan fokus dan pendekatan yang berbeda. Jenis dan tujuan organisasi atau
lembaga pendidikan sangat memengaruhi pemilihan model. Model SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats) dan Balanced Scorecard (BSC) adalah dua
di antaranya yang akan menjadi fokus utama penelitian ini.
Model
SWOT memungkinkan Unit Perpustakaan dapat melihat secara komprehensif pada
internal dan eksternal mereka. Dengan mengidentifikasi kekuatan internal,
kelemahan, peluang, dan ancaman, Unit Perpustakaan Perguruan Tinggi dapat memahami posisi strategis mereka dan
merumuskan strategi yang tepat. Dalam model ini, kekuatan internal mencakup
aspek-aspek positif seperti sumber daya manusia terampil atau reputasi yang
baik. Di sisi lain, kelemahan mencakup hal-hal yang memerlukan perhatian atau
perbaikan, seperti kekurangan dana atau kurangnya infrastruktur. Sedangkan,
peluang dapat muncul dari tren pendidikan, kebijakan pemerintah baru, atau
teknologi mutakhir. Ancaman, di sisi lain, mencakup faktor-faktor yang bisa
menjadi hambatan, seperti penurunan angka kredit akreditasi atau perubahan
regulasi.
Selain
itu, Balanced Scorecard (BSC) adalah pendekatan yang seimbang untuk mengukur
kinerja sebuah organisasi. BSC mempertimbangkan aspek keuangan dan
non-keuangan, dan memungkinkan Unit Perpustakaan Perguruan Tinggi untuk
mengukur pencapaian tujuan dari berbagai sudut pandang, seperti inisiatif
pembelajaran dan pertumbuhan, kepuasan pelanggan, dan biaya dan pendapatan.
Organisasi dapat mengukur keberhasilan mereka secara menyeluruh dengan melihat
elemen-elemen ini secara menyeluruh. Mereka juga dapat membuat perubahan
strategis jika diperlukan.
Memahami
dan membandingkan Model SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats) dan Balanced Scorecard (BSC) merupakan langkah esensial dalam memperdalam
pengetahuan teoritis terkait manajemen pendidikan. Selain itu, analisis
perbandingan ini juga membawa sejumlah keuntungan operasional yang signifikan
bagi organisasi pendidikan.
Dengan
mempelajari kedua model ini, pengelola dan pemimpin pendidikan dapat memperoleh
pemahaman yang lebih luas tentang kondisi saat ini dan prospek organisasi
mereka. Metode SWOT memberikan gambaran menyeluruh tentang komponen internal
dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis. Ini memungkinkan untuk
menentukan kekuatan yang dapat diperbaiki, kelemahan yang perlu diperbaiki,
peluang yang dapat dimanfaatkan, dan ancaman yang harus diantisipasi. Wawasan
yang lebih mendalam ini membantu organisasi membuat keputusan strategis yang
lebih tepat dan responsif terhadap dinamika lingkungan pendidikan.
Selama
proses membandingkan model, pengelola dan pemimpin pendidikan dapat menemukan
keuntungan dan kekurangan masing-masing. Dalam merumuskan dan menerapkan
strategi jangka panjang, para pemimpin pendidikan dapat mempertimbangkan
keunggulan dan kekurangan dari masing-masing pendekatan. Misalnya, SWOT
memberikan gambaran yang mendalam tentang kondisi aktual organisasi, sementara
BSC memungkinkan pengukuran kinerja yang lebih terstruktur dan terukur.
Oleh
karena itu, memahami dan membandingkan Model SWOT dan Balanced Scorecard
memberikan pengetahuan teoritis yang lebih mendalam tentang manajemen
pendidikan. Ini juga memberi pengelola dan pemimpin sekolah alat yang kuat
untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan efektif untuk mencapai tujuan
jangka panjang mereka.
Perpustakaan
Perguruan Tinggi (PPT) UIN Bandung adalah salah satu unit organisasi yang
penting didalam kampus. Karena Perpustakaan adalah jantung dari perguruan
tinggi. Dengan dasar itulah organisasi PPT UIN Bandung harus memiliki
kekuatan-kekuatan didalam tubuh organisasinya sehingga bisa mencapai tujuan
dari visi dan misi organisasi tersebut dengan pengembangan organisasi yang
berkelanjutan. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang dua model perencanaan strategis, SWOT dan BSC.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis diawali dengan perumusan masalah.
Kemudian melakukan tinjauan pustaka dengan metode studi pustaka mengacu kepada
referensi penelitian proses selanjutnya adalah pengumpulan data. Pengumpulan
data melalui observasi, wawancara dan kuisioner. Data – data yang dihasilkan
dari pengumpulan data akan diolah dan dianalisis. Metodologi penelitian ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam
terkait penerapan dan efektivitas Model SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) dan Model Balanced Scorecard (BSC) dalam konteks organisasi
pendidikan. Metodologi ini akan mengintegrasikan tinjauan pustaka (Literature
Review).
Hasil dan
Pembahasan
Analisis Kelebihan dan Kekurangan Setiap Model SWOT
Kelebihan Model SWOT
Model SWOT memiliki
sejumlah kelebihan yang signifikan. Pertama-tama, pendekatan ini memungkinkan
organisasi untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang kondisi internal dan
eksternal mereka. Hal ini berarti bahwa organisasi dapat mengidentifikasi
dengan jelas kekuatan dan kelemahan internal mereka, serta peluang dan ancaman
yang mungkin mempengaruhi jalannya operasi. Hal ini menjadikannya relevan dan
berlaku secara luas. Selain itu, SWOT juga mendorong tim diskusi dan
kolaborasi. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses
analisis, model ini mampu memunculkan perspektif yang beragam, memicu diskusi
kreatif, dan menghasilkan ide-ide inovatif untuk mengatasi tantangan yang
menghadang (Tsauri, 2014).
Unit Perpustakaan UIN
Bandung adalah salah satu lembaga yang menggunakan model SWOT dalam menjalankan
Manajemennya. dengan mengidentifikasi kekuatan yang ada di dalam manajemen
perpustakaan. UPT Perpustakaan UIN Bandung Mempunyai 3 kekuatan dalam
menjalankan dan mengembangkan Manajemennya. antara lain:
1) SDM,
sumber daya manusia yang dimiliki oleh perpustakaan uin sebanyak 29 orang
pegawai dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda, antara lain bidang layanan
teknis 9 orang dengan kualifikasi Sarjana dan Magister IT dan Perpustakaan.
Layanan pemustaka 9 orang dengan kualifikasi sarjana dan magister perpustakaan
dan Manajemen. Bidang tekhnologi dan komunikasi memiliki SDM 5 orang dengan
kualifikasi Tekhnologi Informasi dan Sarjana terapan.
2) Sumber
daya konsep. UPT Perpustakaan UIN Bandung memiliki beberapa program Seperti
penyediaan program website, pemeliharaan website. Digital libary, e sertifikat,
Ebook, jurnal bereputasi, library User Education, Penyediaan bahan pustaka
persemester, kerjasama eksternal dengan Lembaga lain dan Lembaga-lembaga
internal yang ada di UIN Bandung. Serta perpustakaan go to faculty.
3) Sumber
dana. UPT UIN Bandung memiliki sumberdana yang relative aman. Upt Perpustakaan
UIN termasuk Satker atau satuan kerja dari Kemenag yang beban tanggungannnya
serta program yang akan dilaksanakan bersumber dari pemerintah sehingga setiap
pelaksanaan program dapat berjalan dengan
baik dan selesai. Serta sumberdana dari bantuan-bantuan baik dari luar
maupun lingkungan uin. Serta pemanfaatan-pemanfaatan sumber daya yang ada
dilingkungan UPT Perpustakaan. Café, denda buku, potocopi, jurnal. Sumbangan
internal mahasiswa dan civitas academika
Analisis Kelemahan
Upt
perpustakaan UIN Bandung tidak hanya mempunyai kelebihan, akan tetapi juga
mempunyai kelemahan dalam manajemen. Adapun kelemahan tersebut antara lain:
1) Pengadaan
bahan pustaka
2) Dalam
pengadaan bahan pustaka yaitu buku, buku tandon, majalah dan ebook, seringkali
idak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh user atau pengguna perpustakaan.
Ini disebabkan pengaadaan buku tidak dilakukan oleh pihak unit perpustakaan
melainkan pihak perencanaan dan pengadaan barang yang ada di UIN Bandung,
sehingga yang terjadi pengadaan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
user.
3) Kebersihan Perawatan perlatan perpustakaan
4) Kebersihan
dan perawatan belum maksimal
5) Anggaran
yang diterima tidak sesuai dengan instrument yang ada berdasarkan instrumen2
akreditasi
6) Masih
kurangnya SDM dalam bidang pelayanan teknis dan layanan pustaka
7) Tata
ruang dan tata letak buku masih kurang maksimal disebabkan masih banyaknya
ruang kosong sehingga pengadaan rak buku masih sangat dibutuhkan dan meja baca
masih kurang
8) Motivasi
kerja kurang maksimal. Karena terlalu banyaknya pekerjaan tidak sesuai dengan
rasio SDM serta bidang keahlian masih kurang serta roling staf yang dilakukan.
Reward yang masih kurang bagi pegawai.
Identifikasi peluang
UPT
Perpustakaan UIN Bandung merupakan Perpustakaan yang menaungi Perpustakaan
Fakultas di lingkungan UIN dengan Jumlah 10 Perpustakaan Fakultas dan menjadi
model bagi Perpustakaan Perguruan tinggi islam wilayah Kopertais Jabar dengan
Jumlah 176 Perguruan Tinggi. Ini berarti Perpustakaan UIN Bandung bias menjadi
Model Perpustakaan yang berbasis unggul bahkan menuju perpustakaan yang
bereputasi Internasional atau beruptasi internasional.
Identifikasi
Ancaman
Karena perpustakaan UIN
dibangun dan didanai oleh pemerintah, itu tidak berarti bahwa itu aman.
Perpustakaan UIN Bandung paling berbahaya jika mereka tidak mempertahankan dan
berkembang menjadi perpustakaan yang inovatif. Faktor pelayanan dan
ketersediaan bahan informasi adalah penyebabnya. Apabila manajemen gagal
memperbaiki dan memperbaiki kekurangan, secara tidak adil terjadi penurunan
kredit akreditasi. Ini karena jumlah standar akreditasi perpustakaan yang
ditentukan oleh perpusnas ini semakin meningkat.
Berdasarkan analisis di atas, solusi yang diberikan berupa: 1)
Pustakawan dapat menerima kritik dan saran dari masyarakat. 2) Mengembangkan
dan memaksimalkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 3) Pustakawan dituntut
kreatif dalam menata dan mengelola bahan pustaka. hal 4) meningkatkan kualitas
keilmuan dan keahlian dalam bidang perpustakaan dengan melakukan Bimbingan dan
pelatihan. 5) meningkatkan motivasi kerja.
Model
Balanced Scorecard (BSC)
Ada banyak kelebihan Model Balanced
Scorecard (BSC). Pertama-tama, metode ini menawarkan kerangka kerja yang
memungkinkan pengukuran kinerja perusahaan dari berbagai sudut pandang. BSC
memberikan pandangan yang seimbang dan menyeluruh terhadap kondisi perusahaan
dengan mempertimbangkan aspek keuangan, pelanggan, proses internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan. Hal ini memungkinkan pemimpin dan manajer
mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang bagaimana bisnis berjalan,
baik dari segi keuangan maupun non-keuangan.
Selain itu, Balanced
Scorecard juga menekankan pada pencapaian tujuan jangka panjang. Dengan
memasukkan indikator kinerja dari berbagai perspektif, BSC membantu organisasi
untuk memandu strategi mereka dengan fokus pada visi dan misi jangka panjang.
Hal ini memastikan bahwa tindakan dan keputusan yang diambil oleh organisasi sesuai
dengan arah strategi yang telah ditetapkan. Salah satu kekurangan model
Balanced Scorecard (BSC) adalah bahwa implementasi BSC memerlukan investasi
waktu dan sumber daya yang signifikan. Proses pengumpulan data dan pengukuran
kinerja dari berbagai perspektif memerlukan disiplin dan koordinasi yang baik.
Selain itu, terkadang mungkin sulit untuk menetapkan indikator kinerja yang
benar-benar mencerminkan pencapaian tujuan jangka panjang organisasi. Oleh
karena itu, pemilihan indikator yang relevan dan akurat menjadi kunci dalam
mengimplementasikan BSC dengan efektif
Balanced Scorecard adalah evaluasi
strategi dan teknik kendali merupakan sebuah proses yang memungkinkan
perusahaan untuk mengevaluasi strategi bedasarkan empat perspektif yaitu
kinerja keuangan, pengetahuan pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran serta pertumbuhan.
1) Kinerja
Keuangan
UPT Perpustakaan adalah unit di bawah naungan
Institusi Pendidikan yaitu Universitas Islam Negeri Bandung. Anggaran
dikendalikan oleh Satker UIN atau satuan kerja UIN. Yang mempunyai nilai
anggaran sesuai dengan peruntukkannya. Berdasarkan peraturan.
Pendanaan perpustakaan bersumber
dari: (a) anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan
dan belanja; (b) sebagian anggaran pendidikan; (c) sumbangan masyarakat yang
tidak mengikat; (d) kerja sama yang saling menguntungkan; (e) bantuan luar
negeri yang tidak mengikat; (f) hasil usaha jasa perpustakaan, dan/atau (g)
sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan SNI anggaran perpustakaan sekurang-kurangya
5% dari total anggaran perguruan tinggi diluar belanja pegawai.
Dengan pendapatan dan anggaran yang relative
besar dapat membuat PPT UIN Bandung merencanakan dan menjalankan programnya
secara maksimal apalagi unit ini tidak berdasarkan mencari keuntungan.
2) User/Pengguna
Layanan Perpustakaan
Adapun pengguna layanan perpustakaan adalah civitas
academika atau kalauangan kampus yaitu mahasiswa, dosen, staf, dan struktur
organisasi yang ada dilingkungan kampus.
Dengan tingkat pengguna yang relative tinggi ini
membaut kinerja PPT UIN Bandung harus lagi ditingkatkan seperti dalam wawancara
terhadap user tentang tingkat kepuasan terhadap keterlayanan yang di sediakan
di Perpustakaan.
1. Layanan
Pemustaka dengan skor 50 % memuaskan sehingga harus ditingkatkan dengan tingkat
kelemahan kurangnya SDM yang ada
2. Layanan
teknis dengan skor 50 % memuaskan sehingga harus ditingkatkan dengan tingkat
kelemahan kurangnya SDM yang ada
3. Ketersediaan
informasi buku, ebook, buku tandon dan jurnal, dan informasi lainnya.
Ketersediaan buku masih sangat tidak sesuai dengan kebutuhan user. Berdasarkan
sumber yang ada diRPS mata kuliah yang disajikan. Dengan persentase
ketersediaan 30 %
4. Layanan
Literasi informasi dan sirkulasi. Berdasarkan wawancara masih kurang memuaskan.
Dengan indicator masih kurang ramahnya pustakawan dan kurangnnya pengetahuan
tentang bahan pustaka.
5. Tingkat
kebersihan dan keamanan. Berdasarkan wawancara kebersihan masih banyak
terrdapat ruangan tempat yang kurang bersih seperti ruang baca. Ruang loker dan
wc.
6. Tata
letak dan ruang rak buku, meja baca. Berdasarkan wawancara tata letak rak buku
dan meja baca masih kurang maksimal dengan indicator masih banyaknya tempat
yang kosonyg disela ruangan tersebut.
Dari
enam komponen yang di observasi oleh penulis. Semuanya perlu di tingkatkan
motivasi kinerja dan system informasi yang ada di PPT UIN Bandung. Ini sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna atau user di PPT UIN Bandung
3) Aspek
Kerjasama unit
Pengambangan yang dilakukan oleh PPT UIN Bandung
yaitu dilakukan baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Ekstrnalkampus
dengan cara melakukan kerjasama dengan unit-unit lain di luar UIN Bandung
seperti
Sedangkan
di internal kampus, PPT UIN Bandung mempunyai unit-unit perpustakaan fakultas
dan unit penerbitan yang aspeknya lagi dikembangkan oleh PPT UIN Bandung dengan
peningkatan layanan di Perpustakaan Fakultas dan peningkatan akreditasi
penerbitaan di PPT UIN Bandung, serta kerjasama dengan berbagai unit di
internal kampus seperti dengan LPM, LP2M, PTITD, Pusat Bahasa, Pusat karir.
4) Aspek
Pengembangan
Aspek pengembangan yang dilakukan PPT UIN Bandung,
yaitu penembahan sumber-sumber baru baik sumber manual, digital, elektronik dan
aplikasi. Dengan penambahan sumber-sumber digital akan meningkatkan
ketersediaan informasi yang memadai dan terbaharukan. Penambahan peralatan dan
ruang, baik konvensional maupun ruang digital. Memberdayakan unsur tambahan dan
kenyamanan di PPT UIN Bandung seperti penambahan dan peningkatan layanan tempat
baca yang nyaman dengan membuat café dan tempat-tempat layanan public yang
nyaman lainnya. Taman kampus. Ruang baca disabilitas,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Implementasi
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Model SWOT DI PPT UIN Bandung
1) Keberhasilan
penerapan Model SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats)
dipengaruhi oleh sejumlah faktor kunci. Pertama-tama, komitmen dan dukungan
yang kuat dari para pemimpin dalam hal ini adalah Rektor dan pemangku
kepentingan yang memegang peran krusial (Kepala Perpustakaan, Biro Perencanaan,
Biro Pengadaan). Ketika manajemen terlibat secara aktif dalam proses analisis
SWOT dan berkomitmen untuk mengintegrasikan hasil dalam pengambilan keputusan,
peluang keberhasilan implementasi akan meningkat secara signifikan (Rahmawati &
Nugroho, 2018).
2) Selain itu, ketersediaan data yang akurat dan komprehensif merupakan
faktor penting dalam memastikan keberhasilan penerapan Model SWOT di PPT UIN
Bandung. Informasi yang tepat tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
organisasi adalah landasan dari analisis SWOT yang efektif. Oleh karena itu,
organisasi harus memiliki sistem pelaporan dan pengumpulan data yang
diselenggarakan dan dapat dipercaya.
3) Selain
itu, pencampuran dan adaptabilitas organisasi juga memainkan peran penting.
dalam lingkungan yang terus berubah, Manajemen Perpustakaan perlu mampu
menyesuaikan strategi dan tindakan berdasarkan hasil analisis SWOT. Kemampuan
untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan eksternal dan internal adalah
kunci dalam memaksimalkan manfaat dari penerapan Model SWOT.
4) Tidak
kalah pentingnya adalah komunikasi yang efektif di seluruh Lembaga baik di
Internal Lembaga PPT UIN Bandung maupun eksternal. Semua anggota tim harus
memahami hasil dari analisis SWOT dan bagaimana hal itu mempengaruhi keputusan
dan tindakan yang diambil. Komunikasi yang jelas dan terbuka juga memungkinkan
para pegawai untuk memberikan masukan dan perspektif tambahan, memperkaya dan
mengambil keputusan.
5) Akhirnya,
evaluasi berkala terhadap kemajuan dan hasil implementasi Model SWOT adalah
langkah krusial dalam memastikan tercapainya visi misi jangka panjang. Dengan
terus memadukan dan menilai efektivitas strategi yang diambil, organisasi dapat
mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dan melakukan penyesuaian sesuai
kebutuhan.
6) Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor ini dan mengintegrasikan Model SWOT dengan
cermat dalam proses pengambilan keputusan, di PPT UIN Bandung, akan memiliki
peluang yang lebih besar untuk mencapai kesuksesan implementasi dan
memanfaatkan potensi penuh dari analisis SWOT
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Model Balanced Scorecard (BSC)
Keberhasilan penerapan Model
Balanced Scorecard (BSC) pada suatu manajemen PPT UIN Bandung dipengaruhi oleh
sejumlah faktor kunci. Pertama-tama, komitmen dan dukungan penuh dari pimpinan
organisasi merupakan fondasi utama. Ketika para pemimpin memprioritaskan BSC
sebagai alat penting dalam mengukur dan mengelola kinerja, hal ini menciptakan
landasan yang kuat untuk keberhasilan implementasi (Tanios
& Alamsjah, 2009).
Balanced scorecard adalah
pengukuran kinerja dan sistem manajemen yang melihat organisasi dari empat
sudut pandang: keuangan, realitas atau keadaan, dan pertumbuhan. Ini digunakan
untuk membantu membuat keputusan strategis yang lebih baik untuk mencapai
tujuan (Alimudin
et al., 2019). Balanced scorecard memiliki
empat perspektif yang tidak dapat dipisahkan; mereka saling melengkapi sebagai
pengukur kinerja dan memiliki hubungan sebab akibat.
Selain itu, keberhasilan BSC
bergantung pada pengumpulan dan analisis data yang akurat dan relevan. PPT UIN
Bandung harus memiliki sistem informasi yang baik dan dapat diandalkan yang
dapat menggabungkan indikator kinerja dari berbagai sudut pandang. Data yang
tepat memungkinkan pengambilan keputusan yang terinformasi.
Keterlibatan staf pada seluruh
tingkatan juga memengaruhi keberhasilan penerapan BSC. Ini mencakup pemahaman
yang jelas tentang tujuan organisasi, pemahaman tentang indikator kinerja yang
terkait dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing individu, dan pemahaman
tentang bagaimana kontribusi individu masing-masing pada tujuan keseluruhan. Organisasi
dapat mencapai hasil yang lebih baik dengan memastikan bahwa karyawan selalu
memahami dan berkomitmen pada BSC.
Faktor penting lainnya adalah
komunikasi yang efektif. Organisasi harus memastikan bahwa tujuan dan
keuntungan dari penerapan BSC dijelaskan dengan jelas kepada seluruh anggota
tim. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi membantu membangun
kepercayaan dan mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi terbaik mereka.
Terakhir, evaluasi berkala
terhadap kemajuan dan hasil implementasi BSC sangat penting untuk memastikan
keberhasilan jangka panjang. Lembaga dapat memastikan bahwa BSC tetap menjadi
alat yang berguna untuk mencapai tujuan mereka dengan melakukan pengamatan
metrik kinerja, melakukan survei kepuasan pengguna layanan perpustakaan, dan
melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan mempertimbangkan
elemen-elemen ini dan memastikan bahwa setiap komponen implementasi BSC
dijalankan dengan benar, lembaga memiliki peluang yang lebih besar untuk
mencapai kesuksesan dan memaksimalkan manfaat dari penggunaan model ini.
Penggunaan BSC pada organisasi sektor publik, terutama lembaga pendidikan dan
riset, bergantung pada kemampuan mereka untuk mengukur kinerja mereka (Qadri
& Jauhari, 2020).
Kesimpulan
Studi ini
membahas bagaimana perencanaan strategis sangat penting untuk organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Analisis utama difokuskan pada
dua model perencanaan strategis: Model SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats) dan Balanced Scorecard (BSC). Model SWOT memberikan
gambaran menyeluruh tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman internal
dan eksternal organisasi. Balanced Scorecard, di sisi lain, menyediakan
kerangka kerja yang seimbang untuk mengevaluasi kinerja organisasi dari
berbagai sudut pandang.
Dengan
mempelajari manfaat dan kekurangan masing-masing model, kita dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mereka dapat digunakan dalam
pendidikan. Sementara BSC menyediakan pengukuran kinerja yang terstruktur dan
dapat diukur, model SWOT menunjukkan kemampuan untuk memberikan gambaran luas
tentang kondisi perusahaan. Pemahaman yang mendalam tentang situasi dan potensi
organisasi dapat membantu membuat keputusan tentang strategi.
Untuk
organisasi pendidikan, ada beberapa saran. Ini termasuk melakukan analisis SWOT
secara teratur, memprioritaskan strategi tindakan, menggunakan hasil analisis
dalam pengambilan keputusan, dan memastikan bahwa semua orang tahu apa yang
mereka lakukan. Penelitian selanjutnya juga dapat melihat metode evaluasi yang
lebih baik, integrasi model kedua, aspek sosial dan psikologis implementasi,
dan studi kasus lintas sektoral.
Oleh karena itu, memahami dan membandingkan
Model SWOT dan Balanced Scorecard tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis
tentang manajemen pendidikan, tetapi juga memberikan alat yang kuat bagi
manajer dan pemimpin sekolah untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan
efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi mereka. Jika kedua
model ini diterapkan dengan benar, mereka dapat menjadi alat yang sangat
efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Adri, R. P.,
Nursyirwan, N., & Arif, E. (2023). Analisis Komunikasi Bermedia Internet
Dalam Meningkatkan Manajemen Layanan Prima Perpustakaan Di Universitas Negeri
Padang (Studi terhadap Pemanfaatan Layanan Sidaring pada Perpustakaan
UNP). Jurnal Administrasi dan Kesekretarisan, 8(2),
82-92.
Ahmad, R. F., Suyitno, I.,
Kurniawan, T., & Anggoro, B. K. (2022). Manajemen Pengetahuan Model SECI Di
UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang. JoLLA: Journal of Language,
Literature, and Arts, 2(12), 1768–1779.
Alimudin, A., Falani, A. Z.,
Mudjanarko, S. W., & Limantara, A. D. (2019). Analisis Pengaruh Penerapan
Perspektif Balanced Scorecard Terhadap Peningkatan Kinerja UMKM. EkoNiKa
Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 4(1), 1–17.
Dina,
S., Phangesti, D. S., & Hafizh, M. (2023). Manajemen Strategik Pengembangan
Budaya Akademik Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Era Digital. Munaddhomah:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(3), 569-580.
Hanany, L. N. H. (2022).
Analisis Koleksi Perpustakaan Berdasarkan Standar Perpustakaan Perguruan Tinggi
(Studi kasus di Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung). Tik Ilmeu:
Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 6(2), 263–278.
Kusumawati, E.
(2021). Effects of Self-Awareness and Sense of Belonging on Teachers'
Professionalism. Turkish Journal of Computer and Mathematics Education
(TURCOMAT), 12(2), 2725-2728.
Lubis, M. S. (2018). Perencanaan Strategik Pendidikan.
Ihya Al-Arabiyah, 4(1), 265476.
Novitasari, B. T.
(2019). Balanced scorecard dalam institusi pendidikan lanjut. Nominal
Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 8(2), 152-165.
Mugirotin,
M., Yuliana, Y., Astuty, D., Datulayuk, S., & Mulawarman, W. G. (2022).
Implementasi Model Analisis SWOT pada Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Samarinda. Jurnal Ilmu Manajemen dan Pendidikan, 2(1),
15-22.
Prasetyaningrum,
A., & Marmoah, S. (2022). Analisis SWOT Manajemen Peserta Didik dalam
Penerimaan Peserta Didik Baru di Sekolah Negeri. Jurnal Basicedu, 6(4),
5598-5604.
Qadri, R. A., & Jauhari,
R. (2020). Desain Kerangka Konseptual Balanced Score Card pada Lembaga Riset
Pemerintah. Jurnal Pajak Dan Keuangan Negara (PKN), 1(2), 19–37.
Rahman, T. M. A. (2018).
Manajemen Perpustakaan Berbasis Sistem Otomasi. Jurnal Isema: Islamic
Educational Management, 3(2), 231–241.
Rahmawati, M. D., &
Nugroho, E. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi
simpus di puskesmas kabupaten sragen. Journal of Information Systems for
Public Health, 3(2), 1–14.
Sopwandin, I. (2020). Manajemen
pelayanan perpustakaan perguruan tinggi Islam: Penelitian di Pusat Perpustakaan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Tanios, D., & Alamsjah,
F. (2009). Kunci Kesuksesan Impelementasi Balanced Scorecard Di Indonesia. Journal
of Business Strategy and Execution, 2(1), 40–49.
Tsauri, S. (2014). Manajemen kinerja performance
management. IAIN Jember.
Copyright holder: Heri Setiawan, Rais Hidayat, Taufik Ridwan (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |