Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 1, Januari 2024
KASUS BULLYING DUNIA
PENDIDIKAN DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF MEDIA DAN PEMBERITAANNYA
Chairani Asyifah,
Mas Agus Firmansyah, Dwi Aji Budiman
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bengkulu, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kasus bullying di kalangan pelajar Indonesia hingga kini masih
menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan Indonesia. Banyaknya kasus bullying yang terjadi di sekolah Indonesia yang terkuak ke
masyarakat, membuat media Indonesia beramai-ramai memberitakan tindakan perundungan yang ada di dunia pendidikan Indonesia. Berita
yang disajikan oleh media terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari
SD hingga SMA/SMK dan kebanyakan media massa Indonesia dalam memberitakan kasus
perundungan di lingkungan sekolah diberitakan secara
berkala. Tujuan penelitian untuk melihat dampak dari berita-berita mengenai
kasus perundungan yang diangkat oleh media Indonesia
dapat mengurangi populasi pelaku tindakan bullying
atau semakin meningkatkan tindakan kasus perundungan
di dunia pendidikan Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan metode studi dokumentasi untuk mengumpulkan data-data korban bullying dan berita yang telah diangkat oleh media massa
Indonesia di kalangan pelajar. Berdasarkan hasil penelitian, media massa
Indonesia telah berupaya dalam menangani kasus perundungan
di kalangan pelajar di Indonesia, berupa edukasi tentang dampak dari bullying dan data korban dari tindakan bullying.
Tetapi hal ini tidak terlalu memberikan efek besar untuk mengurangi tindak
kekerasan bullying di dunia pendidikan Indonesia,
karena setelah viralnya beberapa kasus bullying di media pemberitaan Indonesia ternyata kasus bullying di lingkungan sekolah tetap terjadi.
Kata kunci: dunia pendidikan
Indonesia, bullying, perspektif media, pemberitaan
Abstract
Cases of
bullying among Indonesian students are still a problem in the world of
Indonesian education. The number
of bullying cases that occur
in Indonesian schools that have been exposed
to the community,
makes the Indonesian media report bullying actions in the Indonesian education world. The news presented by the media consists
of various levels of education,
ranging from elementary to high
school / vocational school and most
Indonesian mass media in reporting
bullying cases in the school environment
are reported regularly. The
purpose of the study was to
see the impact
of news about
bullying cases raised by the
Indonesian media can reduce
the population of perpetrators of bullying acts
or further increase the act
of bullying cases in the Indonesian education world. This research uses
a descriptive qualitative approach with documentation
study methods to collect data on victims of bullying
and news that has been raised
by the Indonesian mass media among students. Based on the results
of the study, the Indonesian mass media has made efforts to
handle bullying cases among students
in Indonesia, in the form of education about
the impact of bullying and
victim data from bullying acts. But this does
not really have a big effect on
reducing bullying violence in the Indonesian education world, because after the
viral cases of bullying in the Indonesian news media, it turns out
that bullying cases in the school
environment still occur.
Keywords:
Indonesian education, bullying,
media perspective, news
Pendahuluan
Indonesia menghadapi permasalahan besar dalam dunia pendidikan. Rendahnya moral dan etika pelajar, menjadi
faktor meningkatnya tindak kekerasan dilingkungan sekolah atau umumnya dikenal
dengan sebutan bullying (Darmawan, 2017). Bullying didefinisikan sebagai tindakan agresif yang
terjadi di usia anak sekolah, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
kekuasaan nyata. Selain itu bullying menunjukan perilaku menyakiti dan menindas seorang yang
lebih lemah baik secara fisik mau pun non-fisik (Masdin, 2013).
Perilaku bullying dapat terjadi karena pelaku
memiliki kepuasan saat menyakiti orang yang dianggap lebih lemah dan ingin
mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya, kemudian faktor lainnya adalah
pelaku memiliki dendam, iri atau pun ingin menaikan
rasa percaya diri pelaku (Yanti et al.,
2021). Tindakan bullying bisa
terjadi dimana saja seperti sekolah, kampus, dunia
maya, tempat kerja serta lingkungan masyarakat Prasetyo, (2011) dan kasus bullying
paling sering terjadi di lingkungan sekolah (databooks,
2021).
Tingginya kasus bullying di dunia pendidikan
tanah air, membuat Indonesia menjadi negara penyumbang kasus bullying tertinggi nomor lima di dunia dari 78 negara
dilansir dari data survey Programme
for International Student Assessment (PISA). Berdasarkan studi PISA 42% pelajar di
Indonesia berkisar berumur 15 tahun mengalami tindak kekerasan dan perundungan dalam kurun waktu satu bulan, 14% mengalami
terancam, 15% mengalami terintimidasi, 18% mengalami kekerasan fisik seperti
pemukulan serta dorongan, 19% mengalami kasus penculikan dan 22% pelajar di
Indonesia mengalami tindak perundungan melalui hinaan
(Yusnata, 2023).
Berdasarkan data statistik kasus bullying
terhadap anak tahun 2019 hingga tahun 2022 dilansir dari inilah.com oleh Almaidha, (2023), pada tahun 2019 pelajar
Indonesia menjadi korban bullying berjumlah 11.057,
kemudian tahun 2020 berjumlah 11.278 korban, dilanjut tahun 2021 berjumlah
14.517 korban dan semakin meningkat di tahun 2022 menjadi 21.241 korban. Kasus perundungan di dunia pendidikan Indonesia paling sering
terjadi di jenjang SMP dan pelaku tidak hanya sesama siswa tetapi juga
pendidik, dengan presentase 50% kasus bullying terjadi di jenjang SMP, 23% di jenjang SD, 13,5%
di jenjang SMA dan 13,5% di jenjang SMK dari 23 kasus bullying
sejak Januari hingga September 2023 (Federasi Serikat Guru Indonesia, 2023).
Sebelum jenjang SMP menjadi tingkat kasus perundungan
tertinggi di tahun 2023, jenjang SD adalah pemasok kasus bullying
tertinggi di Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya kasus bullying pada tahun 2022, dikutip dari Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) oleh DPR RI
(2023). Data yang tercatat 119 kasus di tahun 2020, 53 kasus tahun 2021 dan 226
kasus pada tahun 2022. Dengan presentase 26% di
jenjang SD, 25% di jenjang SMP kemudian di jenjang SMA berkisar 18,75% dan masing-masing korban
mengalami bullying fisik, bullying
verbal serta bullying psikologis (Sukasih et al.,
2022).
Korban bullying di dunia pendidikan Indonesia
didominasi oleh siswa laki-laki. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) kasus bullying yang terjadi pada kelas 5 SD, 8
SMP dan 11 SMA/SMK di tahun 2021 silam mencapai 31,6 %, 32,22 % dan 19,68 %.
Sedangkan kasus bullying terjadi pada siswa perempuan
dalam kategori tersebut berkisar 26,8 %, 26,32 % dan 15,54 % (katadata, 2023). Dalam hal ini anak laki-laki biasanya
melakukan bullying melalui fisik, sedangkan anak
perempuan melakukan bullying secara relasional dan emosional (Abdul Ghofur et
al., 2015).
Tingginya kasus perundungan dalam lingkungan
sekolah di Indonesia, media massa menjadi garda terdepan dalam memberitakan
kasus bullying yang sering terjadi setiap tahunnya.
News Anchor yang membacakan berita lewat televisi,
penyiar radio yang menyajikan berita terbaru dari kasus bullying
dan wartawan yang mencari serta menuliskan berita di berbagai surat kabar (Abdul Ghofur et
al., 2015).. Mengutip dari Sumandiria
(2008), berita berisikan fakta penting untuk masyarakat umum yang disiarkan
oleh media secara berkala melalui surat kabar, televisi dan radio, sehingga
dapat memaksimalkan untuk menyebarkan berita kasus bullying
yang terjadi di Indonesia (Hadiman, 2011).
Media massa di Indonesia telah ada semenjak kolonial yang dinaungi oleh
pemerintah Belanda dan surat kabar di abad-17 telah terbit di Batavia yang
sekarang dikenal dengan nama Jakarta di tahun 1676 (pikiranrakyat,
2022). Sedangkan media online di Indonesia mulai
hadir di tahun 1990-an dengan pencetus pertama adalah Majalah Mingguan Tempo
tepat di tanggal 6 Maret 1996 seiring perkembangan teknologi internet (kompasiana, 2015).
Media memiliki peran yang dapat menarik masyarakat ke dalam pola budaya
terkini atau pun pola pikir terhadap perilaku masyarakat (Hutomo &
Triyono, 2022). Mengenai pengaruh media yang
dipaparkan oleh massa dapat memunculkan empat efek yakni pengetahuan, arah
opini, perilaku serta kekuatan pikiran (Drew & Weaver,
1990). Informasi disediakan media
tidak memberitakan yang dipikirkan oleh
kita atau pun khalayak, tetapi media dapat memberikan cerita untuk kita
pikirkan. Penerima informasi bisa menilai apakah berita yang disampaikan
penting, layaknya media yang menganggap berita tersebut penting (Griffin et al.,
2011)
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan rentetan berbagai kasus bullying yang dialami oleh pelajar Indonesia. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat dampak dari berita-berita mengenai
kasus perundungan yang diangkat oleh media Indonesia
dapat mengurangi populasi pelaku tindakan bullying
atau semakin meningkatkan tindakan kasus perundungan
di dunia pendidikan Indonesia.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan
menggunakan metode studi dokumentasi. Penelitian kualitatif adalah kegiatan
dasar yang dilakukan secara berulang dengan banyak kombinasi dan puncaknya
terletak di penulisan laporan. Sehingga memiliki kemungkinan pada rangkaian
kegiatan untuk mengumpulkan data dan menganalisis data dengan lebih banyak,
pada data saat proses penulisan laporan ditemukan suatu hal yang memerlukan
lebih banyak perhatian (Anggito &
Setiawan, 2018). Menggunakan pendekatan
kualitatif penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media online Indonesia menyampaikan kasus bullying
kepada publik dan melihat kasus bullying yang
diberitakan media Indonesia dapat memberikan efek meminimalisir
pelaku tindak kejahatan bullying di dunia pendidikan
tanah air atau semakin menaikan kasus perundungan di kalangan pelajar Indonesia.
Dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi untuk mencari data
dengan lebih banyak, berupa data lampau dan data terbaru dari kasus penelitian
serta pelengkap dari hasil wawancara dari beberapa narasumber. Menurut Iskandar
dalam DIANA, (2021) dokumentasi adalah mengumpulkan
data dari berbagai dokumen yang dibutuhkan dan berhubungan dengan hal yang akan
di teliti untuk diselidiki secara detail yang bisa menjadi data pendukung untuk
memberikan kepercayaan serta pembuktian dari masalah yang diteliti. Dalam hal
ini studi dokumentasi yang dilakukan adalah untuk mengumpulkan kasus-kasus perundungan di dunia pendidikan Indonesia setelah banyaknya
media Indonesia yang memberitakannya.
Objek dari penelitian ini adalah pemberitaan kasus bullying
di media Indonesia dan subjek dari penelitian ini yakni pelaku dari tindak
kejahatan perundungan dunia pendidikan Indonesia
sehingga setiap tahunnya media selalu memberitakan kasus bullying
dari kalangan pelajar.
Dalam penelitian ini proses pengambilan data dilakukan secara mendalam
dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono,
2019). Data di ambil dari tahun ke tahun, berdasarkan jumlah anak atau pelajar
di Indonesia yang menjadi korban segala bentuk tindak kejahatan bullying dan jumlah berita yang telah di sajikan media
Indonesia memberitakan kasus bully di kalangan
pelajar Indonesia. Selain dari data statistik para korban, dokumentasi turut
diambil dari jumlah berita mengenai kasus bullying
dari berbagai media di Indonesia. Data di analisis dengan cara penyajian data,
disimpulkan dan dipastikan kebenarannya. Menurut Milles
& Huberman (Miles & Huberman, 1994) bahwa kualitatif dilaksanakan dengan interaktif dan terus menerus hingga
selesai agar menjadikan data jenuh.
Hasil dan Pembahasan
Media Indonesia menjadi tempat untuk mengabarkan serta menyamoaikan
berita terbaru yang telah terjadi di masa lampau atau baru saja terjadi di
Indonesia kepada khalayak umum, semenjak adanya internet media pemberitaan
berevolusi menjadi media online selain surat kabar
dan media elektronik seperti televisi. Terdapat media online
besar yang berada di Indonesia yakni Okezone.com, Liputan6.com, Tribunnews.com,
Kompas.com, Detik.com, CNNIndonesia.com, Viva.co.id, Kumparan.com, Suara com dan Jawapos.com. Berbagai pemberitaan hangat telah
diberitakan oleh media Indonesia salah satunya adalah kasus bullying
yang sering terjadi di Indonesia terkhususnya dikalangan
pelajar Indonesia, hal ini cukup menjadi perhatian bahwa mirisnya dunia
pendidikan di Indonesia yang tercoreng karena moral dan akhlak pelajar yang
sangat kurang membuat kasus bullying di kalangan
pelajar Indonesia selalu terjadi tiap tahun bahkan bisa bertambah pertahunnya. Dalam hal ini media online
Indonesia seakan diberi tantangan dan selalu mendapatkan bahan baru untuk
memberitakan kasus perundungan di Indonesia. Berikut
media online besar di Indonesia yang turut andil
dalam memberitakan kasus bullying di Indonesia
terkhususnya dikalangan pelajar dan banyaknya
diberitakan oleh media tersebut :
Tabel 1. Berita Bullying
dan Perundungan Kalangan Pelajar di Media Indonesia
Media Online
Indonesia |
Jenjang
Pendidikan |
||
SD |
SMP |
SMA/SMK |
|
Okezone.com |
26 |
14 |
15 |
Liputan6.com |
3 |
9 |
- |
TribunNews.com |
16 |
48 |
11 |
Kompas.com |
9 |
28 |
8 |
Detik.com |
32 |
56 |
29 |
CNN
Indonesia.com |
15 |
8 |
2 |
Viva.co.id |
1 |
11 |
4 |
Kumparan.com |
5 |
3 |
3 |
Suara.com |
- |
6 |
- |
Jawapos.com |
8 |
26 |
- |
Dalam sejarah jurnalisme dikatakan bahwa media online
muncul di tahun 1990-an sejak dikembangkan teknologi internet, sedangkan di
Indonesia media online telah ada sejak tanggal 6
Maret 1996 yang diawali oleh Majalah Mingguan Tempo. Seiringnya bertambahnya
tahun media online di Indonesia semakin menjamur dan
Detik.com merupakan salah satu pencetus terlama media online
di Indonesia dan diikuti oleh media online lainnya (kompasiana, 2015).
Salah satu media online besar di Indonesia adalah
Okezone.com, media online ini menjadi media online terbesar nomor 1 di Indonesia dilansir dari prabangkaranews oleh (Alexa Amazo, 2023). Okezone.com cukup mumpuni dalam
memberitakan kasus terbaru di Indonesia, dalam kasus bullying
media online Okezone.com menjadi media terlengkap
dalam memberitakan kasus perundungan. Sejak awal
tahun tepatnya di bulan Januari tahun 2023 media online
Okezone.com telah menyajikan berita kasus perundungan
di Indonesia yakni peristiwa yang dialami oleh salah satu siswa SMA 6 Jakarta
Selatan dengan memberitakan kelanjutan dari kasus tersebut. Okezone.com
memberitakan semua kasus bullying yang di alami oleh
pelajar di Indonesia dari jenjang SD hingga SMA/SMK sejak Januari hingga
November 2023.
Dalam memberitakan kasus bullying media
Okezone.com memberikan penjelasan yang cukup lengkap dan isi beritanya memiliki
kronologi kejadian, penyebab terjadinya kasus bullying
dalam satu berita, korban sedang menginjak dikelas berapa turut disebut seperti korban bullying
anak SD di Lampung terjadi pada November 2023 silam mengalami pemukulan
dikepala yang berada di kelas 5 SD, umur dan inisial korban maupun pelaku
dijelaskan walaupun sesekali disebutkan nama korban dan inisial korban lebih
sering disebutkan, setiap satu kasus diberitakan secara berurut serta selalu
diberitakan perkembangan kasusnya hingga jelas bagaimana suatu kasus bullying diselesaikan. Media Okezone.com masuk ke dalam
kategori media online yang peduli terhadap kasus bullying yang merajalela di kalangan pelajar Indonesia,
selain memberitakan keseluruhan kasus bullying dengan
lengkap mulai dari jenjang SD hingga SMA dan tidak pilah pilih dalam
memberitakan kasus bullying walaupun kasus yang
diberitakan tidak terlalu viral di media sosial atau
di masyarakat seperti kasus bullying yang terjadi
pada anak kelas 1 SD di Sulawesi Tengah yang terjadi pada bulan Oktober lalu
yakni korban dipaksa minum air kencing sang pembully
dan kasus tersebut tetap diberitakan oleh media Okezone.com dengan lengkap
secara rinci. Di Okezone.com berita mengenai kasus bullying
didominasi oleh jenjang pendidikan SD yakni 26 berita, karena lebih banyak
memberitakan perkembangan suatu kasus seperti kejadian yang di alami oleh anak
SD di Bekasi bernama Fatir salah satu korban bullying
hingga kakinya harus diamputasi. Kemudian diikuti jenjang SMP 14 berita dengan
kasus SMPN 2 Cilacap mendominasi dan jenjang SMA/SMK berjumlah 15 berita yang
didominasi oleh anak SMA. Media ini juga memberikan edukasi mengenai bullying dan faktor terjadinya bullying
sehingga bisa memberikan gambaran bahwa bullying di
Indonesia sangat tidak bisa diremehkan dan harus diketahui lebih dalam faktor
penyebabnya serta cara pengurangan kasus bullying
dengan memberikan edukasi mengenai bullying.
Media online terbesar nomor 3 di Indonesia
berdasarkan data dari Alexa (2022) dalam prabangkaranews
adalah Liputan6.com. Liputan6.com dalam memberitakan kasus bullying
di kalangan pelajar Indonesia tidak banyak yakni hanya 12 berita saja yang di
dominasi oleh berita kasus bullying anak SMP di
Cilacap, walau tidak banyak media ini cukup jelas saat memberitakan suatu kasus
bullying yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia,
karena dalam satu berita langsung menceritakan kronologi kejadian kasus bullying yang terjadi dan perkembangan kasusnya sehingga
cukup 1 artikel berita sudah memuat banyak fakta akan kejelasan suatu kasus
yang terjadi. Seperti kasus yang dialami oleh anak kelas 3 SD di Sukabumi pada
November lalu media Liputan6.com menjelaskan dalam satu berita saja yang
berisikan kondisi korban yakni mengalami patah tulang, korban yang diduga
diminta bungkam oleh kepsek dan kelanjutan kasusnya
yang langsung diserahkan oleh kepolisian yang disertai inisial dari korban dan
pelaku. Sehingga bisa dilihat bahwa media Liputan6.com menerapkan sistem
singkat padat dan jelas dalam memberitakan suatu kasus, tetapi media
Liputan6.com tidak hanya memberitakan kasus bullying
di kalangan pelajar dan Indonesia saja, ternyata kasus bullying
diluar negeri seperti China juga di angkat ke dalam
berita media ini serta artis tanah air yang mengalami bully
dan media Liputan6.com hanya menyediakan artikel berupa faktor penyebab bullying saja.
Selain kedua media tersebut TribunNews.com menjadi salah satu media online terbesar di Indonesia yang ikut andil dalam
memberitakan kasus bullying di Indonesia dan menjadi
penyumbang berita terbanyak nomor 2 dari 30 media besar di Indonesia dalam
pemberitaan kasus bullying di dunia pendidikan
Indonesia. Dengan total 75 berita sejak Januari hingga November 2023 yang
didominasi oleh pemberitaan di jenjang SMP yakni peristiwa perundungan
yang di alami oleh salah satu siswa SMPN 2 di Cilacap. Meskipun menjadi
penyumbang terbesar dalam memberitakan kasus bullying,
tetap media Okezone.com untuk saat ini yang menyajikan berita terlengkap
mengenai kasus perundungan di dunia pendidikan
Indonesia. Tetapi TribunNews.com sangat telaten dalam memberitakan suatu kasus
walaupun satu kasus bisa memiliki banyak berita, media online
TribunNews.com menjelaskan kronologi dalam artikel beritanya, menjelaskan
kondisi korban kemudian laporan terkini dari lanjutan suatu kasus dan saat
memuat berita menggunakan inisial baik pelaku dan juga korban. TribunNews.com
juga mengangkat kisah lama kasus pembullyan di
Indonesia yakni peristiwa perundungan yang sempat
menggemparkan media Indonesia pada tahun 2019, seorang siswa SMP yang dibully oleh pelajar SMA hingga berhasil dibuat petisi
tetapi ternyata semuanya hanya kebohongan yang dibuat oleh korban dengan dan
hal ini juga dituliskan dalam berita yang diangkat kembali oleh TribunNews.com.
Kemudian Kompas adalah media yang cukup terkenal di Indonesia yang memiliki
media online dengan nama kompas.com. Media online ini menyajikan berbagai pemberitaan hangat terkini
dan pemberitaan kasus bullying di Indonesia. Mengenai
kasus bullying media online
kompas.com jika mengunjungi websitenya di internet
cukup jarang dalam memberitakan kasus bullying dikalangan pelajar Indonesia. Dalam kurun waktu 11 bulan
sejak Januari hingga November 2023 kompas.com menghasilkan berita bullying dari anak sekolahan hanya 12 berita yang
didominasi oleh pemberitaan kasus perundungan di SMP.
Meskipun kompas.com jarang dalam memberitakan kasus bullying
di dunia pendidikan Indonesia, media ini dapat dinilai cukup peduli dengan
kasus perundungan di kalangan pelajar Indonesia,
dilansir kompas.com oleh Ardi (2023) diberitakan bahwa pelaku bullying di SMPN 2 Cilacap mendapatkan sanksi sosial dari
warga sekitar. Dari hal tersebut media online
kompas.com memberikan sebuah gambaran bahwa saat menjadi pelaku bullying akan mendapatkan sebuah resiko
yakni dibenci banyak orang dan sanksi sosial. Selain itu kompas.com menjelaskan
secara lengkap kronologi suatu kasus, memberikan update-an
terkini dari sebuah kasus, menyebutkan inisial umur antar pelaku hingga korban,
lokasi terjadinya kasus bullying dan memuat sebuah
artikel dari data FSGI seakan menyampaikan bahwa dunia pendidikan Indonesia
gawat darurat akan kasus perundungan karena melihat
banyaknya anak yang menjadi korban bullying.
Diikuti dengan media online detik.com, salah satu
media online terlama di Indonesia yang sama dengan
Majalah Mingguan Tempo (prabangkaranews, 2022).
Detik.com menjadi media yang cukup mumpuni dalam memberitakan kasus bullying di kalangan pelajar Indonesia dengan total 117
berita terhitung sejak Januari hingga November 2023 yang didominasi oleh
pemberitaan jenjang SMP. Media online ini tidak
seperti halnya liputan6.com dalam satu berita langsung menjelaskan keseluruhan
perkembangan kasus yang diangkat, detik.com berangsur-angsur walaupun berita
yang diterbitkan tetap satu kasus dan diterbitkan di hari yang sama. Detik.com
menjelaskan bagaimana kronologi suatu kejadian dengan lengkap, menyebutkan
lokasi terjadinya kasus, menyebutkan kondisi korban dan pelaku, memberikan info
kasus yang didapatkan seperti dari video viral di
media sosial dan hanya menyebutkan inisial serta umur korban ataupun pelaku.
Tidak seperti media lainnya detik.com tidak terlalu sering memberikan sebuah
artikel mengenai tentang topik tetapi lebih ke kasus kasus
yang terjadi.
Kemudian media besar lainnya di Indonesia adalah CNNIndonesia.com yang
memberitakan kasus bullying di kalangan pelajar tanah
air, media online ini tidak terlalu banyak mengangkat
kasus bullying tetapi berbeda dengan media lainnya
yakni lebih banyak mengangkat kasus bullying di
jenjang pendidikan SD. Dengan satu kasus diberitakan baik perkembangan kasus
dan kronologinya secara berangsur dalam kurun waktu 20 hari seperti kasus bullying
siswa SD di Gresik diduga korban mengalami kebutaan karena matanya ditusuk oleh
teman bullynya, dalam hal ini dijelaskan kronologi
kejadian, perkembangan kasus, kondisi korban dan permasalahan kasus yang
menjadi kontroversi dalam menyelesaikannya. Selain itu media CNNIndonesia.com
turut memberi edukasi bullying pada orang tua,
artikel tentang bullying dan jumlah anak yang menjadi
korban, sehingga bisa memberitahukan bahwa bullying
di Indonesia sangat miris dan tidak bisa di anggap remeh. Selanjutnya
Viva.co.id adalah salah satu media besar di Indonesia yang ikut memberitakan
kasus bullying di dunia pendidikan Indonesia, tetapi
media ini memberikan narasi pemberitaan yang tidak terlalu panjang dan hanya
memberikan poin penting saja seperti lokasi kejadian dan tidak menyebutkan
inisial serta umur korban ataupun pelaku, tetapi dalam memberitakan kasus bullying media online Viva.co.id
memberikan gambaran kronologi kejadian suatu kasus dalam satu berita dan
mengutip tanggapan warga internet mengenai kasus yang sedang terjadi. Walaupun
narasi yang diberikan sedikit media viva.co.id ikut memberikan artikel anti bullying dari sebuah acara di sekolah dan banyak
memberitakan kasus bullying yang di alami oleh artis
tanah air.
Media online di Indonesia lainnya adalah
kumparan.com, media yang ikut andil dalam memberitakan kasus bullying di kalangan pelajar walaupun tidak banyak yakni
hanya 10 berita saja yang di dominasi oleh berita kasus bullying
anak SD. Dalam memberitakan kasus bullying di sekolah
Indonesia media ini memberikan gambaran kronologi kejadian, fakta dibalik
kejadian pelaku membully korban, perkembangan kasus
dan tidak menyebut umur korban atau pun pelaku hanya inisial saja. Media online kumparan.com banyak memberikan artikel atau berita
artis di tanah air yang mengalami tindakan perundungan
dan memberitakan kasus bullying di kalangan pelajar
jarang menyebutkan nama sekolah hanya jenjang pendidikan dan asal daerah saja.
Tetapi media ini memberikan artikel mengenai bullying
seperti tanda-tanda anak yang mengalami bullying,
penjelasan body shaming dan
juga anti bully. Kemudian media suara.com menjadi
media online paling sedikit memberitakan kasus bullying dunia pendidikan Indonesia yaitu hanya 6 berita
saja dan semuanya kasus bullying di jenjang SMP.
Meski sedikit dalam satu berita dijelaskan kronologi dari kasus bullying yang terjadi, memberikan fakta dan latar
belakang pelaku, keterangan dari pihak
kepolisian dijelaskan dan umur serta inisial pelaku ataupun korban disebutkan.
Media ini tidak hanya memberitakan kasus perundungan
anak SMP tetapi juga ibu rumah tangga yang mengalami tindakan bullying dan artikel dampak dari perilaku bullying. Kemudian Jawapos.com merupakan media online besar di Indonesia. Jawapos.com hanya mengangkat berita
kasus bullying di jenjang SD dan SMP yang didominasi
oleh kasus pemberitaan bully anak SMP yakni 34
berita. Dari 34 berita kasus bullying yang terjadi di
SMPN 2 Cilacap mendominasi, karena memberitakan kasus tersebut secara lengkap
dan rinci mulai dari sikap ibu korban, perkembangan kasus, kronologi kejadian,
tanggapan warga internet dan tentunya inisial serta umur pelaku atau pun korban
disebutkan. Selain itu media ini juga memasukan data
FSGI seakan memperkuat memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa kasus bullying di kalangan pelajar di Indonesia cukup
memprihatinkan, memberitakan kecaman dari KPAI untuk pihak sekolah dan
memberitakan upaya pemerintah dalam meminimalisir
tindakan kasus perundungan di dunia pendidikan
Indonesia.
Selain mengutip, mengumpulkan dan mengamati pemberitaan di media Indonesia
mengenai kasus perundungan ini, terdapat wawancara
dengan narasumber yang merupakan pelaku bullying.
Narasumber pertama mengakui bahwa melakukan tindakan bullying
adalah kesenangan untuk dirinya, Ia melakukan tindakan tersebut karena merasa
bahwa korban tidak memiliki teman dan tidak melakukan perlawanan sama sekali.
Kemudian narasumber kedua melakukan tindakan bullying
karena iri terhadap korban yang merupakan siswa pintar di sekolahnya, sehingga
pelaku merasa tersaingi oleh kelebihan korban.
Kesimpulan
Kasus bullying
di Indonesia adalah salah satu kasus yang sulit untuk di basmi, karena
kebanyakan pelaku bullying adalah pelajar sehingga
banyak yang terlindungi oleh hukum yakni anak dibawah
umur. Hal ini menjadi faktor bahwa kasus perundungan
masih banyak terjadi di dunia pendidikan Indonesia, selain itu sebagian pelajar
menganggap bahwa tindakan bullying adalah suatu
perbuatan yang keren dan menjadi ajang untuk menaikan
popularitas (merdeka.com, 2023). Tetapi tidak semua media di Indonesia yang
memberitakan secara lengkap kasus-kasus bullying yang
terjadi terhadap anak sekolah di Indonesia bahkan ada yang lebih memberitakan
artis yang mengalami bullying. Dari banyaknya
pemberitaan kasus bullying kalangan pelajar di media
Indonesia dapat disimpulkan bahwa tidak memberikan efek yang mumpuni, karena
pelajar Indonesia masih melakukan tindakan bullying
di sekolah meski media Indonesia telah sering memberitakan kasus bullying dan tidak hanya kasus perundungan
saja, media Indonesia juga memberikan edukasi mengenai dampak dari perilaku bullying, larangan tindakan bullying
dan sanksi sosial yang akan didapatkan oleh pelaku bullying
dalam pemberitaannya. Tetapi tetap tidak memberikan efek jera, karena minimnya
minat baca masyarakat terkhusus pelajar Indonesia dilansir dari data UNESCO
oleh kominfo (2017), menjadi faktor pemberitaan kasus
bullying di media Indonesia seakan tidak memberikan
efek apa-apa dalam dunia pendidikan Indonesia.
Abdul G. G., Wahyu Ratna, R., & Nunuk
Sri Purwanti, N. S. P. (2015). Pengaruh Akupresur Pada Titik Sanyinjao (Sp6)
Terhadap Dismenorea Primer Siswi Smp Di Wilayah Kota Yogyakarat. Jurnal
Keperawatan Yogyakarta, 2(1), 35–42.
Alexa, A. (2023). 30 Besar Peringkat Media
Online Indonesia per Januari 2022 Versi Alexa. Prabangkaranews.Com.
Almaidha, S. (2023). Data Statistik Kasus
Perundungan di Sekolah dari 2019-2023. Inilah.Com.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi
penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).
Diana, M. S. (2021). Pengembangan Media
Permainan Puzzle Geometri Dalam Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini.
UIN Raden Intan Lampung.
Drew, D., & Weaver, D. (1990). Media
attention, media exposure, and media effects. Journalism Quarterly, 67(4),
740–748.
Griffin, J. E., Gawronski, J. D., DeJesus,
M. A., Ioerger, T. R., Akerley, B. J., & Sassetti, C. M. (2011).
High-resolution phenotypic profiling defines genes essential for mycobacterial
growth and cholesterol catabolism. PLoS Pathogens, 7(9),
e1002251.
Hadiman, A. (2011). Analisis Berita Liga
Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
(PSSI)(Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode
Januari-Maret 2011). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hutomo, F., & Triyono, A. (2022). Pengaruh
Terpaan Berita Kasus Bullying Di Media Terhadap Kecemasan Orang Tua SD
Muhammadiyah 7 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Masdin, M. (2013). Fenomena bullying dalam
pendidikan. Al-TA’DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 6(2),
73–83.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994).
Qualitative data analysis: An expanded sourcebook. sage.
Prasetyo, A. B. E. (2011). Bullying di
sekolah dan dampaknya bagi masa depan anak. El-Tarbawi, 4(1),
19–26.
Sukasih, N. L. S., Susanto, A. D., &
Adisanjaya, N. N. (2022). Pemetaan Kasus Penyakit Tuberculosis (TBC) dengan
Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kota Denpasar Tahun 2021. Journals
of Ners Community, 13(3), 286–300.
Yanti, F. D., Fata, A. K., & Anwari, A.
(2021). Berita Bullying Di Media Online (Analisis Wacana terhadap Kompas. com
dan Republika Online). Jurnal Jurnalisa, 7(1).
Yusnata, O. (2023). Strategi Palembang
Ekspres (PALPRES) Dalam Konvergensi Media. Tabayyun: Journal of Journalism,
4(1), 54–74.
Copyright holder: Chairani Asyifah, Mas Agus Firmansyah, Dwi Aji Budiman
(2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |