Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 3, Maret 2024
ENGAGEMENT MASYARAKAT DAN
CONTENT ANALYSIS TERHADAP AKUN INSTAGRAM LEMBAGA KEMENTERIAN
Dyah Pangesti, Achmad
Nizar Hidayanto
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian terkait engagement pada sektor
publik pada media sosial Instagram masih jarang dilakukan sehingga belum banyak
hasil evaluasi untuk peningkatan engagement masyarakat maupun perbaikan
kualitas konten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat engagement
masyarakat dan karakteristik konten pada akun Instagram Lembaga Kementerian
Kabinet Indonesia Maju. Data profil dan post dikumpulkan dari 34 akun dari awal
waktu akun tersebut dibuat. Penarikan data menggunakan service tools yang
dikembangkan oleh Phantombuster. Analisis data dilakukan secara kuantitatif
untuk melihat pengaruh variabel yang mempengaruhi tingkat engagement akun
Lembaga Kementerian dan secara kualitatif untuk melihat karakteristik konten
dengan memilih 5 post yang memiliki tingkat engagement tertinggi dari setiap
akun Lembaga Kementerian. Hasil analisis ditemukan bahwa semakin banyak jumlah
post semakin tingkat engagement, namun jumlah follower tidak memberikan
pengaruh yang signifikan begitupun dengan media type. Sedangkan komponen
karekteristik konten yang dianalisis (content type, dialogic loop, dan
information richness) memberikan deskripsi yang berbeda.
Kata
kunci: engagement
analysis, content analysis, Instagram, media sosial, Kementerian
Abstract
Research related to engagement in the
public sector on the social media platform Instagram is still infrequent,
leading to a lack of evaluation results for improving public engagement and
content quality enhancement. This study aims to analyze the level of public
engagement and content characteristics on Instagram accounts of the Indonesian
Ministry: Kabinet Indonesia Maju. Profile and post data were collected from 34
accounts since the account was created. Data extraction was performed using
service tools developed by Phantombuster. Quantitative data analysis was
conducted to test the variables influencing the level of engagement for
Ministry accounts, and qualitative analysis was employed to investigate content
characteristics by selecting the top 5 posts with the highest engagement from
each Ministry account. The analysis results revealed that the higher the number
of posts, the greater the engagement level for Ministry accounts, while the
number of followers did not show a significant impact and the same goes for
media type. Meanwhile, the analyzed content characteristics (content type,
dialogic loop, and information richness) provided distinct descriptions.
Keywords: engagement analysis, content
analysis, Instagram, social media, ministry institution
Pendahuluan
Dalam era yang terkoneksi secara digital sekarang ini dan keberadaan platform
media sosial yang telah digunakan di semua kalangan. Semakin tahun pengguna
internet semakin meningkat termasuk di Indonesia.
Salah satu platform yang ramai dibicarakan saat ini adalah
Instagram, channel media sosial berbasis visual yang didirikan sejak
awal tahun 2010. Dalam laporan Digital 2023 oleh
Gambar Error! No text of specified style in document.. Media Sosial Paling Digunakan
Penggunaan media sosial paling banyak digunakan untuk dapat terus
berinteraksi dengan teman dan keluarga, mengisi waktu luang, dan mencari
informasi, dan mencari rekomendasi produk. Saat ini lembaga pemerintahan turut
menggunakan media sosial dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait
tujuan, visi, dan misi, menciptakan interaksi dengan masyarakat secara dua arah
dan mengkomunikasikan kebijakan, inisiatif, berita terbaru, dan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan
Lembaga pemerintahan turut meramaikan media sosial lainnya dengan
munculnya akun-akun resmi dari setiap lembaga pemerintahan di setiap media
sosial yang marak digunakan saat ini. Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD 1945 (
Gambar 2. Lembaga-Lembaga Negara Dalam
Sistem Ketatanegaraan
Menurut
4 menteri koordinator dan 30 menteri bidang. Menurut
1)
Push
Strategy
yaitu media sosial menjadi tempat untuk membagikan konten dari web. Dalam
strategi ini, tidak ada interaksi dan media sosial hanya digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi.
2)
Pull
Strategy
yaitu media sosial digunakan untuk menarik pengguna pada website dan
memberikan mereka informasi baru. Pada strategi ini, organisasi ingin
mengumpulkan informasi dari masyarakat tapi level interaksi yang terjadi sangat
rendah karena organisasi jarang membalas comment
dari pengguna.
3)
Networking
Strategy
yaitu media sosial digunakan untuk interaksi yang intensif antara organisasi
dengan masyarakat.
4)
Transaction
Strategy
yaitu pelayanan masyarakat disediakan melalui aplikasi media sosial dimana
strategi ini jarang diobservasi.
Media sosial seperti Instagram sangat memungkinkan Networking
Strategy terjadi karena platform tersebut menyediakan tempat pemilik
akun atau organisasi membagikan informasi melalui post dan jenis media
lainnya, dan pengguna juga dapat memberikan comment
pada post atau mengirimkan pesan pribadi. Akun media sosial lembaga
pemerintahan dapat digunakan sebagai wadah untuk mencapai 3 tujuan open
government yaitu meningkatkan transparansi, menguatkan partisipasi publik,
dan menciptakan kolaborasi secara langsung dengan masyarakat
Menurut
Pada tahun 2016 menurut penelitian
Melalui
penelitian ini, penulis ingin melakukan engagement analysis dan content
analysis pada terhadap akun Instagram lembaga kementerian. Pertanyaan
penelitian dalam studi ini meliputi:
1)
Bagaimana
pengaruh komponen engagement terhadap tingkat engagement akun
lembaga Kementerian Indonesia di media sosial Instagram?
2)
Bagaimana
karakteristik konten yang dapat menarik engagement tinggi pada akun
lembaga kementerian Indonesia di media sosial Instagram?
Metode
Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan prosedur
untuk penelitian yang menjabarkan detail keputusan dalam metode pengumpulan dan
analisis data (Creswell & Poth, 2016). Pemilihan desain penelitian
didasarkan pada pertanyaan penelitian atau permasalahan yang dibahas (Wohlin, 2014). Penelitian
karya akhir ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengambil data dari
media sosial Instagram.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data profile dan post
dari 34 akun Instagram Lembaga Lementerian Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Pengumpulan data
menggunakan tools Phantombuster dan data post
yang diambil adalah keseluruhan data sejak user dibuat.
Pada tools Phantombuster telah tersedia user
interface dalam bentuk dashboard yang dapat langsung
digunakan tanpa melakukan coding untuk menarik
data dari Instagram. Untuk data profile yang diambil menggunakan Phantom
(service) Instagram Profile Scrapper dan data post menggunakan
Phantom Instagram Profile Post Extractor. Kemudian diberikan input 34 username
Lembaga Kementerian pada masing-masing Phantom kemudian dijalankan service
sesuai dengan atribut yang telah disediakan. Daftar atribut yang akan digunakan
untuk analisis data tercantum pada Tabel 1
Tabel 1.
Kebutuhan Atribut Data
Jenis Data |
Atribut |
Profile |
Jumlah post |
Jumlah follower |
|
Post |
Total likes per post |
Total comment per post |
|
Caption |
|
Media type (photo, video, sidecar) |
Metode olah data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan pengolahan data kuantitatif. Proses analisis data dilakukan dalam
tahapan-tahapan pengelolaan data, sebagai berikut:
1) Data post
yang telah diperoleh dari hasil crawling dihitung jumlah likes,
jumlah comment,
information length, dialogic loop, dan media type per post.
2) Melakukan agregasi jumlah likes,
jumlah comment,
information length, dialogic loop per akun Lembaga Kementerian, dan menghitung agregasi
jumlah likes, jumlah comment per media type per akun
Lembaga Kementerian.
3) Melakukan uji normalitas data terhadap
variabel dependen untuk mengetahui persebaran data.
4) Melakukan uji korelasi untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen (jumlah post, jumlah follower,
information length, dialogic loop dan media type) ke variabel
dependen (tingkat engagement) untuk menjawab Pertanyaan Penelitian 1
(PP1).
5) Melakukan pemilihan 5 post yang
memiliki engagement tertinggi dari setiap 34 akun Lembaga Kementerian
sehingga dihasilkan 170 records untuk semua akun Lembaga Kementerian.
Melakukan analisis secara
kualitatif terhadap karakteristik konten berdasarkan content type,
media type, dialogic loop, information richness, dan media
type menggunakan penyajian deskriptif untuk menjawab Pertanyaan Penelitian
2 (PP2).
Hasil dan Pembahasan
Tingkat Engagement Akun Lembaga
Kementerian
Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 6
Desember 2023 menghasilkan data 34 akun Instagram Lembaga Kementerian pada
Tabel 3.3 yang mengandung atribut pada Tabel 3.4. Langkah pertama yang
dilakukan adalah menghitung tingkat engagement yang didapatkan dari perhitungan rumus (2.1).
Jumlah comment dan jumlah likes ditotal dari nilai
setiap post dan dikelompokkan berdasarkan username.
Hasil tingkat Engagement Akun Lembaga Kementerian tertuang pada Tabel 2
berikut:
Tabel 2. Tingkat Engagement Akun
Lembaga Kementerian
No |
Username Instagram |
Jumlah follower |
Jumlah post |
Total comment |
Total likes |
Engagement Rate |
1 |
perekonomianri |
291656 |
2582 |
7158 |
351333 |
1.229157 |
2 |
kemenkomarves |
284010 |
4865 |
21221 |
1086056 |
3.898725 |
3 |
kemendag |
344627 |
3364 |
46758 |
894372 |
2.730866 |
4 |
kemnaker |
2090516 |
10392 |
1256828 |
17378347 |
8.914151 |
5 |
kementerianbumn |
2136308 |
7925 |
361346 |
15145889 |
7.258895 |
6 |
kemenperin_ri |
443561 |
3181 |
26674 |
1296897 |
2.983966 |
7 |
Kemenkopukm |
588944 |
6175 |
162808 |
3447233 |
6.129685 |
8 |
kemenko_pmk |
247889 |
3725 |
16772 |
917220 |
3.767783 |
9 |
Kemenkominfo |
1973587 |
3775 |
501510 |
7429053 |
4.01835 |
10 |
kemensetneg.ri |
666824 |
7206 |
96820 |
5238877 |
8.001657 |
11 |
kesdm |
479786 |
3315 |
83033 |
1861985 |
4.053928 |
12 |
polhukamri |
241172 |
1302 |
9392 |
401182 |
1.702412 |
13 |
kemenpanrb |
1022965 |
3358 |
213766 |
4782252 |
4.88386 |
14 |
Kemendespdtt |
376500 |
3925 |
57701 |
2105071 |
5.744414 |
15 |
kementerian.atrbpn |
474252 |
6368 |
96571 |
4422007 |
9.5278 |
16 |
kemendagri |
417820 |
1909 |
27448 |
1177822 |
2.884663 |
17 |
kemenparekraf.ri |
1055744 |
18618 |
1056628 |
31988486 |
31.30031 |
18 |
bkpm_id |
132763 |
2704 |
44046 |
572047 |
4.640547 |
19 |
kemensosri |
654441 |
2277 |
145319 |
2413484 |
3.909906 |
20 |
bappenasri |
256729 |
2004 |
41598 |
849044 |
3.469191 |
21 |
kemenhub151 |
691500 |
3919 |
157737 |
4846188 |
7.236334 |
22 |
kemenpora |
656958 |
8365 |
186637 |
10621931 |
16.45245 |
23 |
kemdikbud.ri |
2653667 |
7676 |
1087280 |
42430102 |
16.39896 |
24 |
kementerianpertanian |
552659 |
4753 |
118716 |
5595618 |
10.33971 |
25 |
kemenpppa |
172558 |
2162 |
14174 |
868999 |
5.118123 |
26 |
kemenag_ri |
1053963 |
3155 |
397668 |
7710511 |
7.69304 |
27 |
kemenkes_ri |
2659692 |
2933 |
401530 |
20898153 |
8.008327 |
28 |
kementerianlhk |
413358 |
5100 |
90891 |
5767281 |
14.17215 |
29 |
kemenkumhamri |
651046 |
1805 |
108583 |
3231625 |
5.130525 |
30 |
kemenpupr |
1035899 |
7532 |
423077 |
21445346 |
21.11057 |
31 |
kkpgoid |
232740 |
3751 |
48156 |
2866741 |
12.52426 |
32 |
kemenkeuri |
596145 |
2590 |
110815 |
5867273 |
10.02791 |
33 |
kemhanri |
425902 |
3658 |
85279 |
5958124 |
14.18966 |
34 |
kemlu_ri |
340936 |
1566 |
30836 |
2439572 |
7.245958 |
Hasil Analisis
Statistika Deskriptif
Analisis
Deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi untuk setiap variabel. Hasil analisis deskriptif Akun Lembaga
Kementerian tertuang pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Hasil Analisis Statistika
Deskriptif Data Interval
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
follower |
34 |
132763.00 |
2659692.00 |
774032.8529 |
699398.03501 |
post |
34 |
1302.00 |
18618.00 |
4645.1471 |
3332.62437 |
content_length |
34 |
296.60 |
984.58 |
575.0524 |
143.91075 |
question_usage |
34 |
.01 |
.72 |
.2906 |
.18041 |
hashtag_usage |
34 |
.51 |
6.45 |
3.9307 |
1.30375 |
mention_usage |
34 |
.06 |
2.41 |
.6200 |
.44681 |
comment |
34 |
7158.00 |
1256828.00 |
221611.0588 |
317958.93283 |
likes |
34 |
351333.00 |
42430102.00 |
7185474.1471 |
9549995.46312 |
Valid N (listwise) |
34 |
|
|
|
|
Seluruh 34 akun Lembaga Kementerian memiliki rata-rata
jumlah post 4645,1 per akun, rata-rata jumlah follower 774032,8
per akun, rata-rata jumlah comment 221611 per akun, rata-rata jumlah likes
7185474,1 per akun, rata-rata jumlah kata 575 per post, rata-rata tidak
menggunakan tanda tanya per post, rata-rata penggunaan hashtag 4 per post, dan
rata-rata tidak menggunakan mention per post. Akun yang paling banyak memiliki
jumlah post adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
dengan jumlah post 18618. Sedangkan akun yang memiliki jumlah post
terendah adalah Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
dengan jumlah post 1302. Jumlah follower tertinggi dimiliki oleh
Kementerian Kesehatan dan jumlah follower terendah dimiliki oleh
Kementerian Investasi. Kementerian yang memiliki jumlah comment
terbanyak adalah Kementerian Ketenagakerjaan dan yang terendah adalah
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kementerian dengan jumlah likes
terbanyak adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan
yang terendah adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jumlah follower,
jumlah post, jumlah likes, dan jumlah comment sangat
bervariasi ditunjukkan dengan nilai standar deviation yang tinggi.
T abel 4. Hasil
Analisis Statistika Deskriptif Data Ordinal (Media Type)
Media Type |
|
Comment |
Likes |
Photo |
N |
965602 |
33108046 |
Mean |
28400.06 |
973766.0588 |
|
Std. Deviation |
1412.668 |
130317.1276 |
|
Video |
N |
2925404 |
91108318 |
Mean |
86041.29 |
2679656.412 |
|
Std. Deviation |
1432.213 |
129735.2151 |
|
Album/Sidecar |
N |
3292516 |
106029542 |
Mean |
96838.71 |
3118515.941 |
|
Std. Deviation |
1431.652 |
129101.1837 |
Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan media
type untuk seluruh 34 akun Lembaga Kementerian. Hasil menunjukkan media Album/Sidecar
memiliki jumlah dan rata-rata comment dan likes paling tinggi
sedangkan yang terendah adalah media photo.
Untuk menjawab PP1 akan dilakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan
antara setiap variabel terhadap tingkat engagement. Uji normalitas perlu
dilakukan sebagai prasyarat untuk melihat distribusi data dan menentukan jenis
uji yang akan digunakan menggunakan statistika parametrik atau non parametrik
Tests of Normality |
||||||
|
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
||||
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
engagement |
.185 |
34 |
.005 |
.820 |
34 |
.000 |
a. Lilliefors Significance
Correction |
Uji normalitas
dilakukan pada SPSS dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dan menghasilkan
nilai signifikansi yang sangat kecil dengan nilai signifikansi kurang dari P =
0,005. Nilai standar deviasi pada Tabel 5 juga menunjukkan angka yang sangat
besar karena persebaran data tidak merata. Hal ini menunjukkan bahwa data tidak
berdistribusi normal sehingga untuk analisis uji korelasi data interval akan
menggunakan uji statistik non parametrik. Sedangkan untuk data ordinal (media
type) akan secara langsung menggunakan uji non-parametrik.
Hasil Analisis Statistika Inferensial (PP1)
Uji normalitas menghasilkan data yang tidak
berdistribusi normal sehingga digunakan Uji non-parameterik untuk uji korelasi,
yaitu menggunakan korelasi Spearman’s dengan hasil pada Tabel 5. Uji korelasi
dilakukan untuk membuktikan hipotesis:
H1: Jumlah post memiliki hubungan
kuat dengan tingkat engagement akun Lembaga Kementerian
H2: Jumlah follower memiliki
hubungan kuat dengan tingkat engagement akun Lembaga Kementerian
H3: Information Richness memiliki
hubungan kuat dengan tingkat engagement akun Lembaga Kementerian
H4: Dialogic Loop memiliki hubungan
kuat dengan tingkat engagement akun Lembaga Kementerian
Tabel 6. Hasil Uji Korelasi
Spearman’s Data Interval
|
follower |
post |
content_ length |
question_usage |
hashtag_usage |
mention_usage |
engagement |
||
Spearman's
rho |
follower |
Correlation
Coefficient |
1.000 |
.492** |
.274 |
.231 |
-.095 |
.215 |
.477** |
Sig.
(2-tailed) |
. |
.003 |
.117 |
.189 |
.594 |
.221 |
.004 |
||
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
||
post |
Correlation Coefficient |
.492** |
1.000 |
.490** |
.077 |
.114 |
.191 |
.624** |
|
Sig.
(2-tailed) |
.003 |
. |
.003 |
.666 |
.522 |
.280 |
.000 |
||
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
||
content_ length |
Correlation
Coefficient |
.274 |
.490** |
1.000 |
.046 |
.264 |
.357* |
.353* |
|
Sig.
(2-tailed) |
.117 |
.003 |
. |
.795 |
.131 |
.038 |
.041 |
||
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
||
question_usage |
Correlation
Coefficient |
.231 |
.077 |
.046 |
1.000 |
.219 |
.463** |
.168 |
|
Sig.
(2-tailed) |
.189 |
.666 |
.795 |
. |
.214 |
.006 |
.342 |
||
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
||
hashtag_usage |
Correlation
Coefficient |
-.095 |
.114 |
.264 |
.219 |
1.000 |
.325 |
-.001 |
|
Sig.
(2-tailed) |
.594 |
.522 |
.131 |
.214 |
. |
.061 |
.995 |
||
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
||
mention_usage |
Correlation
Coefficient |
.215 |
.191 |
.357* |
.463** |
.325 |
1.000 |
.210 |
|
Sig.
(2-tailed) |
.221 |
.280 |
.038 |
.006 |
.061 |
. |
.234 |
||
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
34 |
||
engagement |
Correlation
Coefficient |
.477** |
.624** |
.353* |
.168 |
-.001 |
.210 |
1.000 |
|
Sig.
(2-tailed) |
.004 |
.000 |
.041 |
.342 |
.995 |
.234 |
. |
Tabel 7. Hasil Uji Korelasi
Spearman’s Data Ordinal (Media Type)
|
media_type |
engagement |
||
Spearman's
rho |
media_type |
Correlation
Coefficient |
1.000 |
.471** |
Sig.
(2-tailed) |
. |
.000 |
||
N |
102 |
102 |
||
engagement |
Correlation
Coefficient |
.471** |
1.000 |
|
Sig.
(2-tailed) |
.000 |
. |
||
N |
102 |
102 |
||
**.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). |
Didapatkan hasil hubungan engagement
dengan jumlah post (sig = 0,000 < P =0,005), hubungan engagement
dengan jumlah follower (sig = 0,004 < P = 0,005), hubungan engagement
dengan content_length (sig = 0,041 > P = 0,005), hubungan engagement
dengan question usage, hashtag, dan mention usage masing-masing
(sig = 0,342; sig = 0,995; sig = 0234 > P = 0,005), dan hubungan engagement
dengan media type (sig = 0,000 < P =0,005). Hanya jumlah follower, jumlah post,
dan media type yang memiliki nilai sig dibawah 0,05 sehingga hal ini
menunjukkan ketiga variabel memiliki hubungan dengan tingkat engagement.
Tabel 8. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Internal Koefisien |
Tingkat Hubungan |
0,00 – 0,199 |
Sangat rendah |
0,20 – 0,399 |
Rendah |
0,40 – 0,599 |
Sedang |
0,60 – 0,799 |
Kuat |
0,80 – 1,000 |
Sangat Kuat |
Namun koefisien Spearman’s menunjukkan
nilai yang berbeda untuk kedua variabel. Tingkat hubungan dapat dikategorikan
berdasarkan pedoman pada Tabel 4.5. Koefiesien Spearman’s antara jumlah follower
dan tingkat engagement adalah 0,477 dimana ini menujukkan tingkat
hubungan yang sedang. Koefiesien Spearman’s antara jumlah post dan
tingkat engagement adalah 0,625 dimana ini menujukkan tingkat hubungan
yang kuat. Sedangkan koefiesien Spearman’s antara media type dan tingkat
engagement adalah 0,471 dimana ini menujukkan tingkat hubungan yang
sedang.
Tabel
9. Kesimpulan Uji Korelasi
Spearman’s
Variabel Dependen |
Variabel Independen |
Sig. Value |
Koefisien Spearman’s |
Tingkat Hubungan |
Kesimpulan |
|
|
Tingkat Engagement |
Jumlah Post |
0,004 |
0,624 |
Hubungan positif kuat |
H1 terbukti |
||
Jumlah Follower |
0,000 |
0,477 |
Hubungan positif sedang |
H2 tidak terbukti |
|||
Content Length |
0,353 |
0,041 |
Tidak memiliki hubungan |
H3 tidak terbukti |
|||
Question usage |
0,168 |
0,342 |
Tidak memiliki hubungan |
H4 tidak terbukti |
|||
Hashtag Usage |
-0,001 |
0,995 |
Tidak memiliki hubungan |
||||
Mention Usage |
0,210 |
0,234 |
Tidak memiliki hubungan |
||||
Media Type |
0,000 |
0,471 |
Hubungan positif sedang |
H5 tidak terbukti |
|||
Hasil Analisis Karakteristik Konten (PP2)
Untuk menjawab Pertanyaan Penelitian 2 yaitu
mengenai karakteristik konten yang dapat menarik engagement tinggi, 170 post
diambil dari 5 post tertinggi dari 34 akun Lembaga Kementerian dan
dianalisis secara kualitatif. Komponen yang dianalisis antara lain: content type, dialogic loop, dan information
richness.
Tipe
konten diambil dari kriteria dan definisi yang dikembangkan oleh
Tabel 10. Hasil Analisis Content Type
Content Type |
Jumlah |
Rata-Rata Comment |
Rata-Rata Likes |
Information
Provision |
71 |
1636,225 |
42295 |
Input Seeking |
3 |
468,6667 |
28854,67 |
Online
Dialogue or Offline Interaction |
16 |
6536,75 |
28708,19 |
Symbolic
Representation |
80 |
1111,625 |
37042,08 |
Information Provision
Kategori Information
Provision (41,7%) adalah kategori
terbanyak kedua dibandingkan dengan kategori lainnya pada post terpilih.
Jenis informasi yang termasuk kategori ini antara lain: pemberitahuan terkait
layanan publik, misi, perubahan kebijakan/kebijakan baru, dan edukasi kepada
masyarakat oleh Lembaga Kementerian. Contoh post dengan kategori ini
tercantum pada Tabel 11.
Tabel 11. Contoh Post
Information Provision
Caption |
username |
Tanggal |
#SahabatDikbud , kreativitas (creativity) adalah
salah satu kompetensi yang dibutuhkan generasi bangsa di abad 21. Selain itu
ada 4C lain, yakni Communication (komunikasi), Collaboration
(kolaborasi/kerja sama), Critical Thinking (berpikir kritis), dan Confidence
(percaya diri). . #SahabatDikbud sudah melihat poster-poster dari
mahasiswa saat aksi unjuk rasa kemarin? Kreatif-kreatif, bukan? 😊ðŸ‘. . Nah, Kemendikbud mengajak #SahabatDikbud untuk
melihat kreativitas mahasiswa dalam karya posternya itu, dan memperbaiki
kesalahan penulisan bahasa Indonesia. Apakah #SahabatDikbud menemukan poster
kreatif lain untuk media pembelajaran bahasa Indonesia? 😊 . #bahasaindonesia #cintabahasaindonesia
#cerdasberliterasi #cerdasberkarakter #cerdasberbudaya |
kemdikbud.ri |
2019-09-25 |
Input Seeking
Kategori Input
Seeking sebanyak 1,76% pada post terpilih.
Jenis informasi yang termasuk kategori ini antara lain: pengumpulan feedback
dari masyarakat dalam bentuk survey atau poll meskipun bentuk response dari organisasi tidak
jelas. Contoh post dengan kategori ini tercantum pada Tabel 12.
Tabel 12. Contoh Post Input Seeking
Caption |
username |
Tanggal |
Rekanaker
Termasuk yang Mana? 😉 #k3 #K3Unggul #IndonesiaMaju #keselamatankerja #kesehatankerja |
kemnaker |
2022-06-28 |
Online Dialogue or Offline Interaction
Kategori Online
Dialogue or Offline Interaction sebanyak
9,4% pada post terpilih. Jenis informasi yang termasuk kategori
ini antara lain: rekomendasi/ajakan untuk mengukuti diskusi atau forum dan
dapat berupa undangan untuk bertemu stakeholder Lembaga Kementerian. Contoh post
dengan kategori ini tercantum pada Tabel 13.
Tabel 13. Contoh Post Online
Dialogue or Offline Interaction
Caption |
username |
Tanggal |
Ayo, ajak seluruh keluarga untuk berakhir pekan dan kunjungi Pameran
Kerajinan Nusantara "Kriya Nusa" yang diselenggarakan oleh Dewan
Kerajinan Nasional (@dekranas.id). KemenKopUKM bersama dengan Smesco Indonesia (@smescoindonesia) dan
Perempuan Tangguh Indonesia (@perempuantangguh.official) juga meramaikan
acara ini dengan menghadirkan "Pagelaran Tari Wastra Nusantara dan Tata
Rias oleh Disabilitas" pada sesi puncak. Minggu, 25 September 2022 Pukul 11.00-13.00 WIB Berlokasi di Balai Sidang Jakarta Convention Center (Hall-A), Jakarta
Pusat. Gratis! Jangan lupa catat tanggalnya ya, Sobat! #KemenKopUKM #UMKMBangkit #KoperasiKeren #IndonesiaMaju #CeritaWastra #CeritaKriya |
kemenkopukm |
2022-09-19 |
Symbolic Representation
Kategori Input
Seeking sebanyak 47% pada post terpilih.
Jenis informasi yang termasuk kategori ini antara lain: pelaporan terkait
aktivitas positif yang telah dilakukan, pencapaian yang telah diraih, ucapan
selamat, belasungkawa, pemasaran atau endorsement terkait produk/layanan
dari Lembaga Kementerian. Contoh post dengan kategori ini tercantum pada Tabel 14.
Tabel 14. Contoh Post Symbolic
Representation
Caption |
username |
Tanggal |
Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya Prof. Dr. Ing
Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3. Semoga Allah SWT
menerima seluruh amal ibadah beliau dan mendapatkan tempat terbaik di
sisi-Nya #IndonesiaBerduka |
kemlu_ri |
2019-09-11 |
Dialogic Loop
Teori Dialogic Communication
menyoroti pentingnya pertukaran ide dan pandangan melalui negosiasi. Sehingga
diharapkan terjadi komunikasi dua arah antara organisasi dengan masyarakat,
tidak hanya bersifat monolog.
Usage of Question Statement
Kalimat
dengan bentuk pertanyaan diwakili oleh karakter tanda tanya (?) dimana ini
dapat bertujuan untuk menarik engagement masyakat untuk memberikan
komentar pada Instagram atau feedback di platform lainnya.
Tabel 15. Statistika Deskriptif Usage of
Question Statement
Descriptive
Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
|
question |
170 |
.00 |
3.00 |
0.35672 |
0.66527 |
|
Hasil analisis
pada Tabel 15 menunjukkan penggunaan kalimat tanya pada post terpilih
paling banyak menggunakan 3 tanda tanya dan hanya memiliki rata-rata 0,35 di
setiap post. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan kalimat tanya pada post
dengan engagement tinggi jarang digunakan. Hal ini diperkuat
dengan jumlah post dengan tipe konten input seeking yang rendah.
Usage of Hashtag
Penggunaan hashtag
(#) dapat meningkatkan engagement melalui pencarian hashtag.
Biasanya hashtag terbentuk setelah ada topik yang trending. Penggunaan hashtag
dapat digunakan untuk merespon atau meramaikan suatu topik.
Tabel 16. Statistika Deskriptif Usage of
Hashtag
Descriptive
Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
|
hashtag |
170 |
.00 |
17.00 |
4.16959 |
2.84096 |
|
Hasil
analisis pada Tabel 16 menunjukkan penggunaan hashtag pada post
terpilih paling banyak menggunakan 17 hashtag dan memiliki rata-rata 4,1
hashtag di setiap post.
Usage of Mention
Penggunaan mention
(@) dapat meningkatkan engagement karena mengundang akun-akun tertentu
untuk memberikan engagement berupa like, reaksi, respon/komentar. Selain
itu dapat mempengaruhi follower dari akun tersebut untuk memberikan engagement.
Biasanya mention ditambahkan jika post tersebut berkaitan dengan
akun-akun yang di-mention.
Tabel 17. Statistika Deskriptif Usage of
Mention
Descriptive
Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
|
mention |
170 |
.00 |
25.00 |
1.00584 |
2.68217 |
|
Hasil analisis pada Tabel 17 menunjukkan penggunaan mention
pada post terpilih paling banyak menggunakan 25 mention dan
memiliki rata-rata 1 mention di setiap post.
Information
Richness
Information Richness melibatkan media type
karena dianggap berpengaruh pada tingkat engagement. Selain itu Information
Richness juga mencakup panjang karakter yang digunakan untuk caption
yang digunakan dalam post (Information Length).
Information
Length
Panjang karakter dihitung dari jumlah karakter dari
setiap post terpilih. Dilakukan analisis secara deskriptif
untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi untuk
setiap variabel.
Tabel 18. Statistika Deskriptif Information Length
Descriptive
Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
|
information_length |
170 |
.00 |
1591.00 |
529.4412 |
324.61017 |
|
Dari hasil analisis pada Tabel 18 menunjukkan panjang karakter yang
bervariasi ditunjukkan dengan nilai standar deviasi yang besar (324,6). Selain
itu ditemukan post (Tabel 18) tanpa caption yang memiliki engagement tinggi, yaitu post dengan media type video dan content type symbolic representation. Sedangkan post dengan 1591
karakter juga memiliki engagement tinggi. Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa panjang karakter
tidak menentukan tingkat engagement.
Tabel 19. Post dengan Information
Length Minimum dan Maksimum
Caption |
username |
Media
Type |
Panjang
Karakter |
Content
Type |
|
kemenpora |
Video |
0 |
Symbolic Representation |
Setiap individu yang terinfeksi COVID-19 memiliki respon tubuh yang
berbeda-beda, ada yang tanpa gejala, gejala ringan, sedang, bahkan berat. Yuk, kita pahami bersama penatalakaanaan pasien COVID-19 berdasarkan
tingkat gejala yang dialaminya. Penanganan pasien positif COVID-19 yang tidak bergejala diimbau untuk
isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat seperti RS Darurat. Isolasi
minimal 10 hari sejak ditegakkan diagnosis. Setelah isolasi 10 hari maka
pasien dinyatakan selesai isolasi. Sementara untuk pasien positif COVID-19 gejala sakit ringan-sedang.
Pasien diimbau untuk isolasi mandiri di rumah, RS Darurat, RS, maupun RS
Rujukan COVID-19. Isolasi minimal 10 hari sejak munculnya gejala ditambah 3
hari bebas demam dan gejala pernapasan. Positif COVID-19 dengan gejala sakit berat akan diisolasi di RS atau
RS rujukan. Pasien diisolasi minimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3
hari bebas demam dan gejala pernapasan. Pasien akan dilakukan lagi tes swab
jika hasilnya negatif maka pasien akan dinyatakan sembuh. Bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri/karantina mandiri, selain
memenuhi syarat klinis, juga harus memperhatikan syarat rumah dan proses
terapi. Obat-obatan yang disebutkan tersebut, harus berdasarkan resep dokter.
Jangan lakukan self medicating tanpa konsultasi dan pengawasan nakes maupun
petugas Puskesmas. Selama masa perawatan juga jangan lupa untuk tetap patuhi protokol kesehatan,
konsumsi makanan bergizi seimbang, lakukan pola hidup bersih dan sehat,
hindari stres, istirahat cukup serta rutin aktivitas fisik. Salam sehat
#Healthies! |
kemenkes_ri |
Sidecar/ Album |
1591 |
Information
Provision |
Media Type
Media Type dari setiap post telah tersedia dari raw data yang ditarik
menggunakan tools Phantombuster. Dilakukan analisis secara
deskriptif untuk mengetahui jumlah dan rata-rata likes dan comment
untuk setiap media
type.
Tabel 20. Hasil Analisis Media Type
Media Type |
Jumlah |
Rata-Rata Likes |
Rata-Rata Comment |
Video |
52 |
863,5192 |
57276,15 |
Photo |
65 |
1524,246 |
24140,69 |
Album/Sidecar |
53 |
3153,151 |
37069,83 |
Hasil analisis pada Tabel 20 media type menunjukkan penggunaan tiap media memiliki jumlah yang relatif sama. Media Video memiliki
rata-rata jumlah like paling rendah dibanding yang lain namun memiliki rata-rata jumlah comment paling banyak
disbanding media lain. Media
Album/Sidecar memiliki rata-rata jumlah like paling tinggi
namun memiliki rata-rata jumlah comment di urutan kedua. Media Photo memiliki rata-rata jumlah like di urutan kedua dan memiliki rata-rata jumlah comment paling paling
rendah. Dari ketiga perbandingan dapat dilihat bahwa Media Photo yang
memiliki kecenderungan untuk mendapat likes tinggi dan media Album memiliki kecenderungan mendapat comment tinggi.
Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan komponen engagement
jumlah post, jumlah follower, dan media
type memiliki hubungan yang
positif terhadap tingkat engagement namun memiliki level hubungan yang berbeda.
Jumlah post memiliki pengaruh kuat
terhadap engagement masyarakat dimana hal ini bertentangan dengan
Jumlah follower memiliki pengaruh yang
sedang. Hasil ini secara parsial sesuai dengan penelitian
Media
type memiliki pengaruh yang
sedang dimana ini sesuai dengan penelitian
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan
signifikan secara statistik antara media photo, video, dan album dilakukan uji Kruskal Wallis, yaitu Uji One
Way Anova untuk data berskala ordinal. Hasil menunjukkan pada Tabel 21 pada jumlah comment, nilai asymp. Sig. (0,009) < 0,05 dan pada jumlah likes nilai asymp. Sig. (0,002) < 0,05 sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada jumlah comment dan jumlah likes antar media type. Hal ini
sesuai dengan penelitian
Tabel 21.
Hasil Uji Kruskal Wallis
Test Statisticsa,b |
||
|
comment |
likes |
Kruskal-Wallis H |
9.368 |
12.685 |
df |
2 |
2 |
Asymp. Sig. |
.009 |
.002 |
a. Kruskal Wallis Test |
||
b. Grouping Variable:
media_type |
Sedangkan information length dan dialogic loop tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat engagement.
Hal ini bertentangan dengan literatur
Sehingga untuk menjawab pertanyaan penelitian
pertama (PP1) dapat disimpulkan bahwa semakin banyak post
yang diunggah semakin tinggi tingkat engagement,
semakin banyak follower tidak meningkatkan engagement
secara signifikan, sedangkan media
type tidak meningkatkan engagement
secara signifikan namun terdapat perbedaan yang signifikan antara media photo, video, dan
album dimana media album
adalah media yang paling sering digunakan dan mendapat jumlah likes dan
comment tertinggi dibanding media lainnya.
Selanjutnya hasil analisis secara kualitatif pada
170 post ditemukan beberapa karakteristik. Pertama terkait content type, kategori dengan jumlah terbanyak adalah symbolic representation (47%). Hal ini menunjukkan tipe konten yang
menarik engagement tinggi seperti pelaporan terkait aktivitas positif
yang telah dilakukan, pencapaian yang telah diraih, ucapan selamat,
belasungkawa, pemasaran atau endorsement terkait produk/layanan dari Lembaga Kementerian.
Jenis lembaga pemerintahan yang dianalisis mempengaruhi kategori konten. Hasil
ini sesuai dengan penelitian
Kedua terkait dialogic loop, konten terpilih dengan engagement
tinggi menujukkan penggunaan kalimat tanya, hashtag, dan mention
yang beragam. Penggunaan kalimat tanya jarang digunakan dan ini sesuai dengan
jumlah tipe konten input
seeking yang rendah. Rata-rata 4
hashtag dan 1 mention digunakan di setiap post dengan engagement
tertinggi.
Ketiga terkait Information Richness, terdapat dua komponen
yang dilihat yaitu content
length (panjang karakter) dan media type. Untuk panjang karakter tidak ditemukan pola yang
berarti karena variasi panjang karakter yang tinggi karena terdapat konten yang
tidak memiliki caption sama sekali. Sedangkan untuk media type, media photo memiliki kecenderungan untuk mendapat likes
tinggi dan media Album memiliki kecenderungan mendapat comment
tinggi. Hal ini secara parsial didukung pada hasil Tabel 21 dimana antara media type
memiliki perbedaan yang signifikan namun hanya media Album
yang mengimplikasikan hasil jumlah comment dan likes tertinggi untuk keseluruhan post.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat engagement pada akun
Lembaga Kementerian (PP1) serta karakteristik konten yang dapat meningkatkan
engagement tinggi pada suatu postingan (PP2). Metode analisis yang digunakan
meliputi metode kuantitatif dengan uji korelasi Spearman's untuk
mengidentifikasi pengaruh variabel independen terhadap tingkat engagement, dan
metode kualitatif dengan analisis deskriptif pada 5 postingan dengan tingkat
engagement tertinggi dari 34 Lembaga Kementerian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel yang mempengaruhi tingkat engagement meliputi jumlah postingan,
jumlah pengikut, dan jenis media yang digunakan. Postingan yang lebih banyak
menghasilkan tingkat engagement yang lebih tinggi, sementara jumlah pengikut
tidak berpengaruh secara signifikan. Namun, jenis media berbeda-beda, dengan
media album mendapat jumlah like dan komentar tertinggi. Karakteristik konten
dengan engagement tinggi meliputi jenis konten symbolic representation,
penggunaan dialogic loop seperti kalimat tanya, hashtag, dan mention, serta
penggunaan media dengan tingkat kedalaman informasi yang tinggi seperti media
photo dan album. Meskipun demikian, tidak semua karakteristik konten memiliki
hubungan langsung dengan tingkat engagement, seperti dialogic loop dan panjang
karakter konten.
Arman, A. A.,
& Sidik, A. P. (2019). Measurement of Engagement Rate in Instagram (Case
Study: Instagram Indonesian Government Ministry and Institutions). 978-1-7281-4880-9/19.
Azmi, A. F.,
& Budi, I. (2018). Exploring practices and engagement of Instagram by
Indonesia Government Ministries. International Conference on Information
Technology and Electrical Engineering.
Bonsón, E.,
Perea, D., & Bednárová, M. (2019). Twitter as a tool for citizen
engagement: An empirical study of the Andalusian municipalities. Government
Information Quarterly, 36(3), 480–489. https://doi.org/10.1016/j.giq.2019.03.001
Creswell,
J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative inquiry and research
design: Choosing among five approaches. Sage publications.
DePaula, N.,
Dincelli, E., & Harrison, T. M. (2018). Toward a typology of government
social media communication: Democratic goals, symbolic acts and
self-presentation. Government Information Quarterly, 35(1),
98–108. https://doi.org/10.1016/j.giq.2017.10.003
Manetti, G.,
Bellucci, M., & Bagnoli, L. (2017). Stakeholder Engagement and Public
Information Through Social Media: A Study of Canadian and American Public
Transportation Agencies. American Review of Public Administration, 47(8),
991–1009. https://doi.org/10.1177/0275074016649260
Perea, D.,
Bonsón, E., & Bednárová, M. (2021a). Citizen reactions to municipalities’
Instagram communication. Government Information Quarterly, 38(3).
https://doi.org/10.1016/j.giq.2021.101579
Perea, D.,
Bonsón, E., & Bednárová, M. (2021b). Citizen reactions to municipalities’
Instagram communication. Government Information Quarterly, 38(3).
https://doi.org/10.1016/j.giq.2021.101579
Sugiyono.
(2007). Statistika Untuk Penelitian.
United Nations.
(n.d.). UN E-Government Knowledgebase . Retrieved September 10, 2023,
from
10/12/2023https://publicadministration.un.org/egovkb/en-us/About/Overview/-E-Government-Development-Index
We are Social. (n.d.). Digital 2023: Global Overview
Report. Retrieved October 10, 2023, from https://datareportal.com/reports/digital-2023-global-overview-report
Wohlin, C.
(2014). Guidelines for snowballing in systematic literature studies and a
replication in software engineering. ACM International Conference
Proceeding Series. https://doi.org/10.1145/2601248.2601268
Yavetz, G.,
& Aharony, N. (2021a). Social media for government information
dissemination: content, characteristics and civic engagement. Aslib Journal
of Information Management, 73(3), 473–496.
https://doi.org/10.1108/AJIM-07-2020-0201
Yavetz, G.,
& Aharony, N. (2021b). Social media for government information
dissemination: content, characteristics and civic engagement. Aslib Journal
of Information Management, 73(3), 473–496.
https://doi.org/10.1108/AJIM-07-2020-0201
Zhang, W., Yuan,
H., Zhu, C., Chen, Q., & Evans, R. (2022). Does Citizen Engagement With Government Social Media Accounts Differ During the
Different Stages of Public Health Crises? An Empirical Examination of the
COVID-19 Pandemic. Frontiers in Public Health, 10.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.807459
Copyright holder: Dyah Pangesti, Achmad Nizar Hidayanto (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |