Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 4, April 2024
PENGEMBANGAN PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN JALAN TOL BERBASIS PMBOK UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROYEK
Rosma Indriyani1,
Yusuf Latief2
Universitas
Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Pembangunan
Jalan Tol saat ini sedang gencar dilakukan baik dilakukan oleh Pemerintah
maupun dilakukan oleh pihak swasta. Namun pada pelaksanaannya sering terjadinya
keterlambatan penyelesaian pembangunan Jalan Tol pada beberapa ruas.
Keterlambatan penyelesaian ini mengakibatkan banyak dampak diantaranya
timbulnya potensi klaim dari penyedia jasa, meningkatnya biaya konstruksi yang
dapat berimbas kepada meningkatnya biaya investasi hingga merusak image/
citra dari perusahaan dan Pemerintah. Keterlambatan ini mayoritas disebabkan
oleh Proses Perencanaan dan Pengendalian yang kurang maksimal. Penelitian ini
menggunakan pendekatan Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 6th
Edition dan PMBOK 7th Edition untuk mengetahui
risiko-risiko apa saja yang muncul pada tahap Perencanaan dan Pengendalian.
Untuk kemudian dilakukan pengembangan proses perencanaan dan pengendalian
berbasis PMBOK untuk pembangunan Jalan Tol. Penelitian ini bertujuan
untuk menggunakan pendekatan Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 6th
Edition dan 7th Edition dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang muncul pada
tahap perencanaan dan pengendalian pembangunan jalan tol, serta mengembangkan
proses perencanaan dan pengendalian berbasis PMBOK untuk meminimalisir
keterlambatan pembangunan jalan tol. Metode penelitian ini melibatkan analisis
berdasarkan PMBOK untuk menghasilkan rekomendasi yang relevan bagi operator
jalan tol. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Operator Jalan Tol
dalam melakukan perencanaan dan pengendalian pembagunan jalan tol, sehingga
dapat meminimalis terjadinya keterlambatan Pembangunan Jalan Tol
Kata Kunci: Proses Perencanaan, Proses Pengendalian, PMBOK, Risiko
Proyek, Kualitas Perencanaan
Toll road
construction is currently being intensively carried out both by the government
and by private parties. However, in practice, there are often delays in
completing the construction of toll roads on several sections. This delay in
completion has resulted in many impacts, including the emergence of potential
claims from service providers, increased construction costs which can result in
increased investment costs and even damage to the image of the company and the
Government. The majority of these delays are caused by inadequate planning and
control processes. This research uses the Project Management Body of Knowledge
(PMBOK) 6th Edition and PMBOK 7th Edition approaches to find out what risks
arise at the Planning and Control stage. To then develop a PMBOK-based planning
and control process for toll road construction. This research aims to use the
Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 6th Edition and 7th Edition
approach in identifying risks that arise at the planning and control stages of
toll road construction, as well as developing a PMBOK-based planning and
control process to minimize delays in toll road construction. This research
method involves analysis based on PMBOK to produce relevant recommendations for
toll road operators.. The results of this study are expected to provide input
for Toll Road Operators in planning and controlling toll road construction, so
as to minimize delays in Toll Road Construction
Keywords: Planning, Controlling, PMBOK, Project Risk, Project Quality
Infrastruktur menjadi penopang peradaban suatu bangsa.
Pembangunan infrastruktur sangat penting terlebih bagi Indonesia, negara
kepulauan dengan kekhasan kondisi geografis di dalamnya. Pemerintah terus
berupaya meningkatkan konektivitas antar kawasan serta berupaya melakukan
pemerataan dengan memprioritaskan pembangunan di daerah dan desa. Pembangunan infrastruktur khususnya Jalan Tol terus
menjadi prioritas Pemerintah dalam menghasilkan infrastruktur jalan bebas
hambatan
Sampai dengan Desember 2022 total panjang jalan tol
beroperasi di Indonesia sudah mencapai 2.578 km dan masih terdapat 175 km yang
sedang dalam tahap konstruksi dan terdapat 280 km yang sedang dalam tahap
persiapan dan proses tender
Sepanjang
2022 telah dioperasikan sebanyak 10 ruas jalan tol dengan total panjang sekitar
142 km. Sedangkan Pemerintah menargetkan total 199 km jalan tol baru yang
beroperasi pada tahun 2022. Ruas Tol yang belum beroperasi pada tahun 2022 diantarnya
adalah Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 sepanjang 11,9 km, Jalan Tol Semarang
Demak
Seksi 2 sepanjang 16,3 km, Cimanggis-Cibitung (JORR II) Seksi 2A sepanjang 3,5
km, Jalan Tol Serpong-Cinere Seksi 2 sepanjang 3,6 km, Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3 sepanjang 8,5 km, dan Jalan Tol
Cinere-Cimanggis (JORR II) Seksi 3 sepanjang 5,5 km
Ruas
jalan tol yang merupakan anak Perusahaan milik PT Jasa Marga yang gagal
dioperasikan pada tahun 2022 yaitu ruas Jalan Tol Serpong-Cinere Seksi 2
(Pamulang-Cinere) sepanjang 3,64 km dan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3.
Jalan
Tol Serpong-Cinere direncanakan dapat dioperasikan pada tahun 2015, Namun
sampai dengan saat ini baru dapat dioperasikan seksi 1 (Serpong-Pamulang) sejak
tanggal 2 April 2021. Penyelesaian konstruksi Jalan Tol Serpong-Cinere mengalami
keterlambatan dimana sesuai dengan kontrak awal direncanakan masa konstruksi
selama 15 bulan. Namun baru dapat diselesaikan selama 40 bulan untuk seksi 1
dan 51 bulan untuk seksi 2. Keterlambatan penyelesaian konstruksi sering
terjadi dalam pembangunan jalan tol. Selain Jalan Tol Serpong-Cinere, terdapat
beberapa jalan tol lain yang mengalami keterlambatan dalam penyelesaian
konstruksinya. Konsesi Jalan Tol Serpong-Cinere dimiliki oleh PT Cinere Serpong
Jaya yang merupakan salah satu anak usaha PT Jasa Marga.
Keterlambatan
penyelesaian konstruksi jalan tol dapat menyebabkan bertambahnya biaya
konstruksi karena penambahan biaya overhead proyek sehingga dapat
mempengaruhi besaran dari nilai investasi suatu Jalan Tol. Selain itu, keterlambatan
juga dapat menimbulkan potensi klaim oleh Kontraktor. Dampak dari pengajuan
klaim tersebut diatas adalah adanya penambahan pekerjaan, waktu pelaksanaan dan
atau kompensasi
Pembangunan
Jalan tol memiliki banyak risiko dan ketidakpastian yang tinggi dalam proses
Pelaksanaannya, Hal ini disebabkan proses pelaksanaan dari proyek konstruksi
tersebut yang membutuhkan waktu cukup lama serta melibatkan banyak pihak dalam
menyelesaikan suatu masalah. Selain terkendala masalah waktu, biaya dan mutu
pekerjaan juga menjadi kendala pada setiap pelaksanaan proyek di bidang jasa
konstruksi. Ketiga kendala tersebut diatas yaitu waktu, biaya dan selanjutnya
menjadi sasaran bagi setiap pelaksanaan proyek yang didefinisikan sebagai tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu
Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa penyebab dari keterlambatan
penyelesaian konstruksi baik dari pihak internal maupun eksternal. Penyebab
keterlambatan tersebut Sebagian besar terjadi pada tahap perencanaan dan
pengendalian Pembangunan Jalan Tol. Selain itu, kurangnya Manajemen Proyek yang
baik oleh pemilik atau kontraktor pada proyek menyebabkan keterlambatan
konstruksi dan bertambahnya biaya bagi kedua belah pihak. Selain masalah yang
terjadi selama konstruksi, Manajemen Proyek yang buruk juga dapat mengakibatkan
fasilitas yang telah selesai dibangun tidak memenuhi kualitas yang telah ditentukan,
gagal menghasilkan produk yang diinginkan, atau tidak dapat dioperasikan sesuai
umur yang dimaksudkan. Hal tersebut berpotensi terjadinya klaim dari kontraktor
dan klaim balik dari pemilik.
Dalam
melaksanakan penelitian ini, berbagai penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya bersumber dari tesis dan jurnal nasional dan internasional. Penelitian
terdahulu telah dikembangkan prosedur perencanaan maupun pengendalian proyek
berbasis PMBOK. Dan terdapat hubungan signifikan antara upaya perencanaan dan
pengendalian proyek terhadap kinerja proyek yang berupa waktu, biaya dan
kualitas, serta hubungannya terhadap keberhasilan proyek. Pada penelitian ini
akan melanjutkan pengembangan prosedur perencanaan dan pengendalian berbasis
PMBOK 6th Edition dan PMBOK 7th Edition serta menggunakan
objek penelitian yang berbeda.
Penelitian
ini bertujuan untuk menggunakan pendekatan Project Management Body of Knowledge
(PMBOK) 6th Edition dan 7th Edition dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang
muncul pada tahap perencanaan dan pengendalian pembangunan jalan tol, serta
mengembangkan proses perencanaan dan pengendalian berbasis PMBOK untuk
meminimalisir keterlambatan pembangunan jalan tol.
Metode
penelitian yang digunakan dalam tesis ini disajikan melalui beberapa tahap.
Pendahuluan menjelaskan tentang metodologi penelitian secara rinci, termasuk
strategi penelitian, tahapan penelitian, pemilihan variabel, instrumen
penelitian, dan metode analisis data. Strategi penelitian dipilih sesuai dengan
pertanyaan penelitian yang diajukan, dengan mendasarkan pada PMBOK 6th
Edition dan 7th Edition. Tahapan penelitian dijelaskan melalui
diagram alir yang memperlihatkan perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Variabel penelitian mencakup variabel bebas (sistem perencanaan dan
pengendalian) dan variabel terikat (kinerja biaya, waktu, dan mutu). Instrumen
penelitian berupa kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari responden
yang terdiri dari ahli dan praktisi. Metode analisis data melibatkan teknik
Delphi, analisis risiko, analisis korelasi, analisis faktor, dan validasi oleh
pakar. Kesimpulan menggarisbawahi bahwa metode survey digunakan untuk
mengumpulkan data dan analisis bertahap dilakukan untuk memahami faktor risiko
dominan dalam pengendalian proyek jalan tol. Validasi hasil penelitian
dilakukan oleh pakar untuk memastikan keandalan temuan.
Pengumpulan dan Analisis Data
Pembahasan
ini mengenai tahapan yang dilakukan penulis dalam rangka pengumpulan data dan
analisis data untuk menjawab setiap Reseacrh Question (RQ). Aktivitas
pada bab ini diawali dengan melakukan pengumpulan data sekunder, yaitu melalui
studi literatur serta arsip lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data primer
yaitu dengan melakukan validasi pakar dari hasil studi literatur tersebut dan
penyebaran koresponden utama. Setelah data terkumpul, penulis melakukan
analisis terhadap data dengan metode analisa kualitatif dan kuantitatif. Hasil
dari analisa tersebut akan dikembangkan dan dihasilkan temuan-temuan sebagai
hasil dari penelitian ini.
Pengumpulan
data tahap I dilakukan untuk menjawab Research Question yaitu
mendapatkan proses pengendalian dan perencanaan beserta ativitas yang dilakukan
pada proyek pembangunan jalan tol milik PT Jasa Marga. Jenis data awal yang
digunakan adalah data sekunder dari studi literatur yaitu berdasarkan
jurnal-jurnal, peraturan yang berlaku serta dokumen yang terdapat dilingkungan
PT Jasa Marga. Data tersebut dibagi ke dalam 10 grup kompetensi pada PMBOK 6th
Edition dan 4 aktivitas pada PMBOK 7th Edition Selanjutnya diakukan
validasi oleh 5 orang pakar dari bidang praktisi yang terlibat langsung pada
proses pengendalian proyek Jalan Tol milik PT Jasa Marga guna mengetahui,
memvalidasi dan menambahkan/ mengoreksi pernyataan kuesioner yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
Berdasarkan
PMBOK 6th Edition proses perencanaan memiliki 10 knowledge area
dan 24 variabel sedangkan berdasarkan PMBOK 7th Edition terdapat 5
aktivitas yang belum ada di PMBOK 6th Edition. Untuk proses
pengendalian berdasarkan PMBOK 6th Edition memiliki 10 knowledge
area dan 12 variabel serta 5 aktivitas baru sesuai dengan PMBOK 7th.
Sesuai
dengan hasil Analisa terhadap validasi pakar di atas diketahui bahwa semua
variabel termasuk kedalam aktivitas proses perencanaan dan proses pengendalian
dalam tahap desain. Oleh karena itu, selanjutnya akan digunakan 29 Aktivitas
dalam proses perencanaan dan 16 Aktivitas dalam proses pengendalian tahap pelaksanaan.
Pada pembahasan selanjutnya akan dicari gap dari setiap aktivitas dalam proses
perencanaan dan pengendalian tahap desain antara kondisi eksisiting di
lingkungan PT Jasa Marga dengan PMBOK 6th Edition dan PMBOK 7th
Edition.
Berdasarkan
hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Untuk
proses perencanaan terdapat 29 aktivitas yang berbasis pada PMBOK 6th
edition dan PMBOK 7th edition
b. Untuk
proses pelaksanaan terdapat 16 aktivitas dalam proses pengendalian pada tahap
pelaksanaan yang berbasis pada PMBOK 6th edition dan PMBOK 7th
edition.
Gap
Analisis dan Kondisi Eksistig
Analisis
gap digunakan untuk mengidentifikasi apa saja aktivitas proses dan perencanaan
dan pengendalian dalam tahap pelaksanaan yang sudah dilaksanakan dan belum
dilaksanakan oleh PT Jasa Marga berbasis pada PMBOK 6 th Edition dan 7th
Edition. Kesenjangan yang ada pada kondisi eksisting dapat dijadikan acuan
untuk diperbaiki dimasa yang akan datang. Berikut adalah analisis gap kondisi
eksisting dengan PMBOK 6th edition dan 7th edition
dilakukan dengan studi arsip pada dokumen-dokumen eksisiting PT Jasa Marga.
Pengumpulan
data pada tahap ini bersumber dari para pakar dengan spesifikasi Pakar berasal
dari bidang paktisi: memiliki pengalaman kerja dibidang pelaksanaan proyek minimal
5 tahun, dengan latar belakang pendidikan minimal S1.
Analisa
gap antara kondisi eksisting dengan PMBOK 6th edition dan 7th
edition dilakukan dengan studi arsip pada dokumen-dokumen pada kondisi
eksisting pada Anak Perusahaan milik PT Jasa Marga. Aktivitas yang menjadi
acuan adalah aktivitas-aktivitas yang pada bab sebelumnya telah dilakukan
validasi oleh pakar, yaitu 29 aktivitas dalam proses perencanaan dan 16
aktivitas dalam proses pengendalian pada tahap pelaksanaan konstruksi. Dari
hasil analisa diatas didapatkan hasil bahwa pada proses perencanaan dalam tahap
pelaksanaan konstruksi terdapat 12 aktivitas yang belum terdapat di PT Jasa
Marga dan pada proses pengendalian dalam tahap pengendalian terdapat 9
aktivitas yang belum terdapat di PT Jasa Marga. Selanjutnya dilakukan validasi
pakar dan didapatkan hasil bahwa semua pakar setuju dengan temuan tersebut.
Pada bab selanjutnya akan dicari faktor risiko dari setiap aktivitas dalam
proses perencanaan dan pengendalian pada tahap desain berdasarkan PMBOK 6Th
dan PMBOK 7Th edition dan dilakukan validasi pakar mengenai
risiko-risiko tersebut.
Berdasarkan
hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. 12
aktivitas perencanaan pelaksanaan yang tidak terdapat di PT Jasa Marga
b. 9
Aktivitas pengendalian pelaksanaan tidak ada di PT Jasa Marga.
Faktor
Risiko Dari Aktivitas Dalam Proses Perencanaan Dan Pengendalian Pada Tahap
Desain Berbasis PMBOK 6th Edition dan 7th Edition
Pada
tahap ini akan dilakukan untuk menjawab Research Question 3 yaitu
mendapatkan faktor-faktor risiko pada proses perencanaan dan pengendalian pada
proyek Pembangunan Jalan Tol milik PT Jasa Marga. Setelah dilakukan Analisa
arsip dalam pembuatan kuesioner berdasarkan studi literatur dan penelitian
terdahulu, kemudian dilakukan pengumpulan data tahap II berupa validasi
kesesuaian faktor risiko. Validasi pakar tahap II dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner faktor risiko untuk diverifikasi, klarifikasi, dan divalidasi oleh 5
pakar. Pada tahap ini pakar diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan
peneliti pada kolom yang tersedia dengan jawaban Ya/Tidak. Hasil dari
pengumpulan data tahap II dibuat dalam bentuk rekapitulasi, sehingga data mudah
untuk diolah. Pengumpulan data pada tahap ini bersumber dari pakar dengan
spesifikasi Pakar berasal dari bidang praktisi, memiliki pengalaman kerja
minimal 5 tahun dibidang jalan tol, dengan latar belakang Pendidikan minimal S1.
Terdapat 3 buah risiko perencanaan Pembangunan yang tidak berpengaruh terhadap
kinerja proyek dan untuk tahapan pengendalian pekerjaan Pembangunan semua
risiko berpengaruh terhadap kinerja kualitas.
Oleh
karena itu, selanjutnya digunakan 26 risiko dalam proses perencanaan dan 15
risiko dalam proses pengendalian pada tahap Pembangunan Jalan tol.
Pada
tahap ini akan dilakukan pilot survey untuk mengetahui kemudahan dalam memahami
variabel penelitian yang telah divalidasi oleh pakar. Dari hasil pilot survey
diharapkan akan didapatkan komentar maupun masukan pada item indikator yang
mungkin sulit untuk dipahami responden. Adapun ketentuan responden yang
disertakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Responden
terdiri dari 5 – 10 orang
b. Latar
belakang Pendidikan minimal S1
c. Pengalaman
kerja minimal 2 tahun dibidang pembangunan jalan tol
Perbaikan Kuesioner
Dari hasil pilot survey yang telah dilaksanakan, maka
dilakukan perbaikan kuesioner agar lebih mudah dipahami oleh responden.
Pengumpulan Data Responden
Setelah kuesioner diperbaiki,
pengumpulan data tahap berikutnya adalah dengan menyebarkan kuesioner mengenai
risiko-risiko pada proses perencanaan dan pengendalian dalam tahap desain yang
memperngaruhi kinerja kualitas. Sebanyak 49 responden didapatkan mengisi
kuesioner untuk penelitian ini. Kemudian data yang diperoleh akan diolah
menggunakan aplikasi SPSS.
Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan apabila pada suatu
kelompok data terdapat beberapa varian populasi. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak dengan membandingkan
kedua variansnya. Uji homogenitas menggunakan uji Analisa non-parametik
terhadap data hasil survey responden dibagi berdasarkan tiga hal, yaitu:
1. Uji
homogenitas Pendidikan terakhir,
2. Uji
homogenitas Jabatan;
3. Uji
homogenitas pengalaman kerja.
Uji ini dilakukan menggunakan aplikasi
SPSS. Terdapat dua uji yang dapat digunakan dalam uji homogenitas, yaitu Uji
Kruskal-Wallis dan Uji Mann-Whitney. Uji Ksurkasl-Wallis digunakan
apabila jabatan, latar belakang Pendidikan, dan pengalaman kerja responden lebih
dari 2 kategori, sedangkan Uji Mann Whitney digunakan apabila jabatan,
latar belakang Pendidikan dan pengalaman kerja responden hanya terdiri dari 2
kategori. Sehingga, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat perbedaan persepsi
responden dengan jabatan, latar belakang Pendidikan, dan pengalaman kerja yang
berbeda
H1 = Adanya
perbedaan persepsi responden dengan jabatan, latar belakang Pendidikan, dan
pengalaman kerja yang berbeda
Acuan yang dapat digunakan untuk
menerima atau menolak hipotesa nol yang diusulkan adalah sebagai berikut:
·
Ho diterima apabila nilai Asymp
Sig>0.05, maka dikatakan bahwa varian dari data tersebut adalah tidak
sama (tidak homogen)
·
Ho ditolak apabila nilai Asymp
Sig<0.05, maka dikatakan bahwa varian dari data tersebut adalah sama
(homogen).
Uji Homogenitas Pendidikan
Profil
responden yang didapatkan dari kuesioner, sebanyak 61% atau 28 responden
berpendidikan S1 dan 39% atau 18 responden dengan Pendidikan S2. Uji
homogenitas dalam kelompok tingkat pendidikan menggunakan Analisis uji Mann
Whitney U Test menggunakan asplikasi SPSS. Pengujian tersebut
bertujuan untuk mencari tahu apakah terdapat perbedaan varians. Sebelum
dilakukan pengajuan kelompok Pendidikan, akan diberikan kode 1 dan 2 yang kemudian
diuji terhadap variabel-variabel risiko yang ada.
Tabel 1. Jumlah Responden Terkait kelompok Pendidikan
Pendidikan |
Jumlah
Responden |
Kode |
S1 |
28 |
1 |
S2 |
18 |
2 |
Berdasarkan perhitungan nilai nilai
signifikasi / probabilitas (Asymp. Sig) rata-rata adalah 0.576 >
0.05 maka seluruh variabel dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa data
tersebut homogen atau tidak ada perbedaan signifikan terkait pendapat terhadap
risiko.
Uji Homogenitas Pengalaman
Dari kuesioner
yang diperoleh Profil responden yang didapatkan sebanyak 8.7% atau 4 responden
memiliki pengalaman kerja < 5 tahun, sebanyak 34.8% atau 16 responden
memiliki pengalaman kerja selama 5 – 10 tahun, serta sebanyak 56.52% atau 26
responden memiliki pengalaman kerja selama > 10 tahun. Uji homogenitas dalam
kelompok pengalaman kerja mengunakan analisis uji Kruskal Wallis H Test,
pengujian tersebut bertujuan untuk mencari tahu apakah adanya perbedaan
terhadap varians.
Pengelompokkan
responden berdasarkan lama pengalaman kerja yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Kelompok Responden berdasarka Pengalaman Kerja
Pengalaman
Kerja |
Jumlah
Responden |
Kode |
< 5
Tahun |
4 |
1 |
5-10 Tahun |
16 |
2 |
>10
Tahun |
26 |
3 |
Berdasarkan perhitungan nilai nilai
signifikasi / probabilitas (Asymp. Sig) rata-rata adalah 0.493 >
0.05 maka seluruh variabel dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa data
tersebut homogen atau tidak ada perbedaan signifikan terkait pendapat terhadap
risiko.
Uji Homogenitas Terkait Jabatan
Profil
responden yang didapatkan dari kuesioner sebanyak 20% atau 9 responden memiliki
posisi sebagai Staff dan Asisten Manager, sebanyak 35% atau 16 responden memiliki
posisi sebagai manager dan Engineer, sebanyak 33% atau 15 responden sebagai
Departemen Head/Project Manager/ Senior Engineer dan sebanyak 13% atau 6 responden
sebagai Direktur Anak Perusahaan. Uji homogenitas dalam kelompok jabatan/
posisi mengunakan analisis uji Kruskal Wallis H Test yang bertujuan
untuk mengetahui apakah adanya perbedaan terhadap varians.
Berdasarkan perhitungan nilai nilai
signifikasi / probabilitas (Asymp. Sig) rata-rata adalah 0.222 >
0.05 maka seluruh variabel dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa data
tersebut homogen atau tidak ada perbedaan signifikan terkait pendapat terhadap
risiko.
.
Uji kecukupan data bertujuan untuk mengetahui jumlah sampel yang
digunakan sudah cukup menggambarkan kondisi yang sebenarnya atau belum. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SPSS dengan menggunakan metode KMO (Kaiser Mayer Oklin) dan Barlett.
Tabel 3. Nilai Acuan MSA
Nilai MSA (Measure of Sampling
Adequacy) |
Rekomendasi Data |
≥0.90 |
Sangat Baik |
0.8-0.89 |
Berguna |
0.70-0.79 |
Biasa |
0.60-0.69 |
Cukup |
0.50-0.59 |
Buruk |
≤0.50 |
Tidak
Diterima |
Jika
nilai MSA yang didapat lebih besar dari 0.6, maka dapat dikatakan data tersebut
sudah cukup. Selain itu, besar signifikansi Uji Barlett dikatakan diterima
apabila besarnya kurang dari 0.05, sehingga dapat dikatakan data penelitian
tersebut berkorelasi. Hasil dari uji kecukupan data dengan KMO dan Barlett
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Kecukupan Data Frekuensi risiko Tahap Perencanaan Pembangunan
KMO and Bartlett's Test |
||
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. |
.815 |
|
Bartlett's Test of Sphericity |
Approx. Chi-Square |
1060.200 |
df |
325 |
|
Sig. |
.000 |
Tabel 5. Hasil Uji Kecukupan Data Dampak risiko Tahap Perencanaan Pembangunan
KMO and Bartlett's Test |
||
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. |
.843 |
|
Bartlett's Test of Sphericity |
Approx. Chi-Square |
1171.161 |
df |
325 |
|
Sig. |
.000 |
Tabel 6. Hasil Uji Kecukupan Data Dampak risiko Tahap Pengendalian Pembangunan
KMO and Bartlett's Test |
||
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. |
.840 |
|
Bartlett's Test of Sphericity |
Approx. Chi-Square |
439.611 |
df |
105 |
|
Sig. |
.000 |
Tabel 7. Hasil Uji Kecukupan Data Frekuensi risiko Tahap Pengendalian Pembangunan
KMO and Bartlett's Test |
||
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. |
.850 |
|
Bartlett's Test of Sphericity |
Approx. Chi-Square |
538.611 |
df |
105 |
|
Sig. |
.000 |
Pada tabel diatas diperoleh nilai KMOlebih besar dari
0.6 sehingga dapat disimpulkan data tersebut sudah cukup untuk dilakukan
pengujian berikutnya. Untuk nilai signifikansi dari pengujian Barlett dibawah
0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut sudah
saling terkorelasi.
Uji Validitas
Uji
validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan mampu
mengukur sesuai dengan fungsinya. Hasil yang diperoleh dari uji validitas
adalah suatu instrument yang valid dan sah. Alat ukur yang dapat digunakan
dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara
skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi
dalam kuesioner.
Pada
penelitian ini penulis melakukan uji validasi dengan uji validitas product
monet pearson correlation yang dilakukan dengan SPSS. Hasil yang akan dianalisa
pada uji ini adalah nilai korelasi Pearson “r” yang dapat dikatakan valid jika r lebih
besar dari signifikansi, Dimana nilai signifikasni yang didapat dapat tabel
distribusi nilai tabel yaitu 0,2907.
Kemudian
dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
1. Jika
Rhitung > Rtabel, maka dinyatakan valid.
2. Jika
Rhitung < Rtabel, maka dinyatakan tidak valid.
Hasil dari uji
validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Tahap Perencanaan
Dampak Risiko |
Frekuensi Risiko |
|||||
R Tabel |
Corrected Item-Total
Correlation |
Ket |
Corrected Item-Total Correlation |
R Tabel |
Ket |
|
A.1.1 |
0.2907 |
.624 |
Valid |
.561 |
0.2907 |
Valid |
A.2.1 |
0.2907 |
.716 |
Valid |
.468 |
0.2907 |
Valid |
A.2.2 |
0.2907 |
.655 |
Valid |
.680 |
0.2907 |
Valid |
A.2.3 |
0.2907 |
.662 |
Valid |
.574 |
0.2907 |
Valid |
A.2.4 |
0.2907 |
.430 |
Valid |
.719 |
0.2907 |
Valid |
A.3.1 |
0.2907 |
.786 |
Valid |
.766 |
0.2907 |
Valid |
A.3.2 |
0.2907 |
.627 |
Valid |
.648 |
0.2907 |
Valid |
A.3.3 |
0.2907 |
.790 |
Valid |
.717 |
0.2907 |
Valid |
A.3.4 |
0.2907 |
.576 |
Valid |
.604 |
0.2907 |
Valid |
A.3.5 |
0.2907 |
.524 |
Valid |
.588 |
0.2907 |
Valid |
A.4.1 |
0.2907 |
.635 |
Valid |
.708 |
0.2907 |
Valid |
A.4.2 |
0.2907 |
.671 |
Valid |
.721 |
0.2907 |
Valid |
A.4.3 |
0.2907 |
.734 |
Valid |
.763 |
0.2907 |
Valid |
A.5.1 |
0.2907 |
.610 |
Valid |
.786 |
0.2907 |
Valid |
A.6.1 |
0.2907 |
.724 |
Valid |
.794 |
0.2907 |
Valid |
A.6.2 |
0.2907 |
.775 |
Valid |
.823 |
0.2907 |
Valid |
A.8.1 |
0.2907 |
.744 |
Valid |
.802 |
0.2907 |
Valid |
A.8.2 |
0.2907 |
.703 |
Valid |
.800 |
0.2907 |
Valid |
A.8.3 |
0.2907 |
.661 |
Valid |
.773 |
0.2907 |
Valid |
A.8.4 |
0.2907 |
.656 |
Valid |
.767 |
0.2907 |
Valid |
A.8.5 |
0.2907 |
.656 |
Valid |
.793 |
0.2907 |
Valid |
A.9.1 |
0.2907 |
.704 |
Valid |
.751 |
0.2907 |
Valid |
A.12.1 |
0.2907 |
.704 |
Valid |
.691 |
0.2907 |
Valid |
A.13.1 |
0.2907 |
.636 |
Valid |
.681 |
0.2907 |
Valid |
A.14.1 |
0.2907 |
.648 |
Valid |
.576 |
0.2907 |
Valid |
A.15.1 |
0.2907 |
.772 |
Valid |
.662 |
0.2907 |
Valid |
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Tahap Pengendalian |
|
||||||
Var |
Frekuensi Risiko Pengendalian |
Dampak risiko Pengendalian |
|||||
R Tabel |
Corrected Item-Total Correlation |
Ket |
R Tabel |
Corrected Item-Total Correlation |
Ket |
||
B.1.1 |
0.2907 |
.789 |
Valid |
0.2907 |
.836 |
Valid |
|
B.1.2 |
0.2907 |
.782 |
Valid |
0.2907 |
.600 |
Valid |
|
B.2.1 |
0.2907 |
.732 |
Valid |
0.2907 |
.655 |
Valid |
|
B.2.2 |
0.2907 |
.689 |
Valid |
0.2907 |
.533 |
Valid |
|
B.3.1 |
0.2907 |
.734 |
Valid |
0.2907 |
.445 |
Valid |
|
B.4.1 |
0.2907 |
.599 |
Valid |
0.2907 |
.745 |
Valid |
|
B.5.1 |
0.2907 |
.647 |
Valid |
0.2907 |
.726 |
Valid |
|
B.6.1 |
0.2907 |
.751 |
Valid |
0.2907 |
.806 |
Valid |
|
B.7.1 |
0.2907 |
.698 |
Valid |
0.2907 |
.589 |
Valid |
|
B.8.1 |
0.2907 |
.662 |
Valid |
0.2907 |
.664 |
Valid |
|
B.9.1 |
0.2907 |
.655 |
Valid |
0.2907 |
.673 |
Valid |
|
B.10.1 |
0.2907 |
.742 |
Valid |
0.2907 |
.479 |
Valid |
|
B.11.1 |
0.2907 |
.751 |
Valid |
0.2907 |
.743 |
Valid |
|
B.12.1 |
0.2907 |
.746 |
Valid |
0.2907 |
.634 |
Valid |
|
B.15.1 |
0.2907 |
.606 |
Valid |
0.2907 |
.541 |
Valid |
|
Berdasarkan
tabel di atas hasil Analisa correlation setiap indikator lebih besar dar R
Tabel = 0,2907. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh data adalah valid.
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
Dimana alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan teteap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Terdapat berbagai jenis pengujian reliabilitas, namun pada peneliian
ini penulis menggunakan Metode Crobanch’s alpha yang terdapat dalam aplikasi SPSS
dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Apabila nilai
Crobach’s Alpha perhitungan >0.6 maka alat ukur yang digunakan reliable
dapat digunakan kembali
2.
Apabila nilai
Crobach’s Alpha perhitungan <0.6 maka alat ukur yang digunakan tidak
reliable dapat digunakan kembali
Dimana nilai dari Crobach’s Alpha dapat dianalisa
berdasarkan Tingkat reabilitas sebagai berikut:
Tabel
10. Nilai Uji Reliabilitas
Nilai Crobach’s Alpha |
Tingkat Reliabilitas |
0.00-0.20 |
Kurang
Reliabel |
>0.20-0.40 |
Agak
Reliabel |
>0.40-0.60 |
Cukup
Reliabel |
>0.60-0.80 |
Reliabel |
>0.80-1.00 |
Sangat
Reliabel |
Hasil dari uji reliabilitas dengan menggunakan Metode
Crobach’s Alpha dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil
Uji Reliabilitas (Dampak Risiko tahap Pengendalian)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.924 |
15 |
Tabel 12. Hasil
Uji Reliabilitas (Frekuensi Risiko tahap Pengendalian)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.943 |
15 |
Tabel 13. Hasil
Uji Reliabilitas (Frekuensi Risiko tahap Perencanaan)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.964 |
26 |
Tabel 14. Hasil
Uji Reliabilitas (Dampak Risiko tahap Perencanaan)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.958 |
26 |
Pada Tabel diatas didapatkan bahwa nilai Crobach’s
Alpha perhitungan >0.6, sehingga dapat disimpulkan alat ukur yang digunakan
relaibel datau dapat digunaan Kembali.
Analisa Risiko
Variabel
– variabel yang telah diuji validitas, realibitas serta korelasinya selanjutnya
akan menjadi input dalam analisis peringkat risiko. Jumlah indikator yang akan
dianalisis adalah 26 untuk proses perencanaan dan 15 untuk proses pengendalian.
Analisa risiko dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dampak dan frekuensi
risiko yang sebelumnya dilakukan pembobotan berdasarkan matriks risiko.
Tabel 15. Tabel Risk Score Tahap Perencanaan
Variabel |
Faktor Resiko |
Nilai |
Risk Score |
Risk Level |
||
Frekuensi |
Dampak |
|||||
Manajemen Integrasi Proyek |
A.1.1 |
Kesalahan dalam penyusunan rencana pekerjaan
konstruksi |
0.561 |
0.552 |
0.310 |
Tinggi |
Manajemen Lingkup Proyek |
A.2.2 |
Data-data untuk perencanaan pelaksanaan konstruksi
yang dikumpulkan tidak lengkap sehingga mengakibatkan salah menentukan lingkup kerja |
0.504 |
0.503 |
0.254 |
Tinggi |
A.2.3 |
Adanya lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang
tidak teridentifikasi |
0.565 |
0.443 |
0.251 |
Tinggi |
|
A.3.2 |
Adanya kegiatan pelaksanaan Proyek yang belum
teridentifikasi shingga berakibat pada penambahan waktu konstruksi |
0.604 |
0.472 |
10.285 |
Tinggi |
|
Manajemen Biaya Proyek Perubahan |
A.4.1 |
Kesalahan dalam merencanakan sistem pengelolaan
anggaran biaya proyek |
0.522 |
0.430 |
0.225 |
Tinggi |
A.4.2 |
Estimasi biaya konstruksi yang tidak tepat |
0.557 |
0.510 |
0.284 |
Tinggi |
|
Perubahan |
A.12.1 |
Kesalahan dalam penyusunan desain |
0.513 |
0.550 |
0.282 |
Tinggi |
Metriks |
A.13.1 |
Adanya Ketidaksesuaian antara hasil pekerjaan dengan
spesifikasi |
0.548 |
0.552 |
0.302 |
Tinggi |
Keselarasan |
A.14.1 |
Adanya keterlambatan kegiatan perencanaan yang
terkait dengan pihak eksternal (persetujuan desain, (perizinan, dll) |
0.635 |
0.542 |
0.344 |
Tinggi |
Tabel 16. Faktor Risiko Dominan Tahap Perencanaan
Variabel |
Faktor Resiko |
Nilai |
Risk Score |
Risk Level |
||
Frekuensi |
Dampak |
|||||
Manajemen
Integrasi Proyek |
B.1.1 |
Pengendalian
pekerjaan tidak maksimal |
0.543 |
0 478 |
0.260 |
Tinggi |
B.1.2 |
Proses
Amandemen Kontrak dan perubahan lingkup membutuhkan waktu yang lama |
0.574 |
0.441 |
0.253 |
Tinggi |
|
Manajemen
Lingkup Proyek |
B.2.1 |
Adanya
ketidakjelasan Dokumen pelaksanaan (Gambar, Spesifikasi, KUK_dil) |
0.565 |
0.458 |
0.259 |
Tinggi |
B.2.2 |
Adanya
perubahan lingkup saat pelaksanaan konstruksi |
0.635 |
0.457 |
0.290 |
Tinggi |
|
Manajemen
Biaya Proyek |
B.4.1 |
Kontraktor
pelaksana mengalami kesulitan pendanaan |
0.622 |
0.591 |
0 368 |
Tinggi |
Manajemen
Mutu Proyek |
B.5.1 |
Konsultan
Pengawas dilapangan tidak maksimal |
0.600 |
0.503 |
0.302 |
Tinggi |
Manajemen
Sumber Daya Proyek |
B.6.1 |
Teriadinva
keterlambatan penyediaan material dan alat dilokasi |
0.600 |
0.491 |
0.295 |
Tinggi |
Manajemen
Komunikasi Proyek |
B.7.1 |
Timbulnya
permasalahan sosial selama masa konstruksi |
0.626 |
0.430 |
0.269 |
Tinggi |
Manajemen
Pengaduan Proyek |
B.9.1 |
Keterlambatan
pengadaan/ penyediaan vendor/ pelaksana dilapangan ole Kontraktor |
0.565 |
0.480 |
0.272 |
Tinggi |
Manajemen
Pemangku Kepentingan Proyek |
B.10.1 |
Adanya
Perubahan akibat permintaan dari stakeholder |
0.591 |
0.437 |
0.258 |
Tinggi |
Komposisi dan
Struktur Tim Proyek |
B.11.1 |
Tim Pelaksana
Proyek yang tidak kompeten |
0.509 |
0.512 |
0.260 |
Tinggi |
Perubahan |
B.12.1 |
Penambahan
waktu pelaksanaan pekerjaan diakibarkan adanya tambah lingkup pekerjaan |
0.604 |
0.433 |
0.261 |
Tinggi |
Instruksi Domain
Kinerja Lain |
B.15.1 |
Proses
Perizian yang rumit dan panjang |
0.643 |
0.478 |
0.308 |
Tinggi |
Berdasarkan
penilaian indeks dan penentuan level dari setiap risiko, maka didapatkan risiko
dengan level tinggi sebanyak 9 risiko untuk tahapan perencanaan dan 13 risiko
untuk tahapan pengendalian.
Validasi
pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah pakar setuju terhadap level
risiko yang menjadi temuan penelitian yang telah ditampilkan pada tabel
sebelumnya Para pakar juga diminta untuk mengidentifikasi penyebab, dampak dan
respon risiko (berupa tindakan preventif dan tindakan korektif) dari
masing-masing faktor risiko tersebut. Validasi tahap ini adalah validasi
langsung dimana pendapat dari para pakar dijadikan dasar yang kemudian
dituangkan sebagai pengembangan dan rekomendasi.
Dari hasil validasi pakar tersebut didapatkan 9 faktor risiko dominan pada proses perencanaan dan 11 faktor risiko dominan pada proses pengendalian yang dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Faktor
Risiko Dominan Tahap Perencanaan
Knowledge
Area |
Faktor
Risiko Dominan |
|
Proses
Perencanaan Pelaksanaan Konstruksi |
||
Manajemen
Integrasi Proyek |
A.1.1 |
Kesalahan
dalam penyusunan rencana pekerjaan konstruksi |
Manajemen
Lingkup Proyek |
A.2.2 |
Data-data
untuk perencanaan pelaksanaan konstruksi yang dikumpulkan tidak lengkap
sehingga mengakibatkan salah menentukan lingkup kerja |
A.2.3 |
Adanya
lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang tidak teridentifikasi |
|
Manajemen
waktu proyek |
A.3.2 |
Adanya
kegiatan pelaksanaan Proyek yang belum teridentifikasi sehingga berakibat
pada penambahan waktu konstruksi |
Manajemen
Biaya Proyek |
A.4.1 |
Kesalahan
dalam merencanakan sistem pengelolaan anggaran biaya proyek |
A.4.2 |
Estimasi
biaya konstruksi yang tidak tepat |
|
Perubahan |
A.12.1 |
Kesalahan
dalam penyusunan desain |
Metrik |
A.13.1 |
Adanya
Ketidaksesuaian antara hasil pekerjaan dengan spesifikasi |
Tabel 18. Faktor
Risiko Dominan Tahap Pengendalian Pekerjaan
Knowledge
Area |
Faktor
Risiko Dominan |
|
Proses
Pengendalian tahap Pelaksanaan Kosntruksi |
||
Manajemen Integrasi
Proyek |
B.1.1 |
Pengendalian
pekerjaan tidak maksimal |
B.1.2 |
Proses
Amandemen Kontrak dan perubahan lingkup membutuhkan waktu yang lama |
|
Manajemen Lingkup
Proyek |
B.2.1 |
Adanya
ketidakjelasan Dokumen pelaksanaan (Gambar, Spesifikasi, KUK,dll) |
B.2.2 |
Adanya
perubahan lingkup saat pelaksanaan konstruksi |
|
Manajemen Biaya Proyek |
B.4.1 |
Kontraktor
pelaksana mengalami kesulitan pendanaan |
Management Mutu Proyek |
B.5.1 |
Konsultan
Pengawas dilapangan tidak maksimal |
Manajemen Pengadaan
Proyek |
B.9.1 |
Keterlambatan
pengadaan/ penyediaan vendor/ pelaksana dilapangan oleh Kontraktor |
Manajemen Pemangku
Kepentingan Proyek |
B.10.1 |
Adanya
Perubahan akibat permintaan dari stakeholder |
Komposisi dan Struktur
Tim Proyek |
B.11.1 |
Tim
Pelaksana Proyek yang tidak kompeten |
Perubahan |
B.12.1 |
Penambahan
waktu pelaksanaan pekerjaan diakibatkan adanya tambah lingkup pekerjaan |
Interaksi Domain
Kinerja Lain |
B.15.1 |
Proses
Perizinan yang rumit dan Panjang |
Dengan
merujuk pada pembahasan dan analisis temuan dalam penelitian ini, dapat diambil
kesimpulan yang memenuhi tujuan dan menjawab pertanyaan penelitian. Pertama,
dalam identifikasi aktivitas proses perencanaan dan pengendalian proyek pada
tahap pelaksanaan berbasis PMBOK 6th Edition dan 7th Edition, ditemukan sebanyak 29 aktivitas dalam
proses perencanaan dan 16 aktivitas dalam proses pengendalian. Kedua, hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat 12 aktivitas yang belum ada di PT Jasa
Marga dalam proses perencanaan tahap pelaksanaan konstruksi, dan 9 aktivitas
yang belum ada dalam proses pengendalian tahap pengendalian. Selanjutnya,
berdasarkan penilaian indeks risiko, terdapat 9 risiko tinggi untuk tahapan
perencanaan dan 11 risiko tinggi untuk tahapan pengendalian. Terakhir, untuk
pengembangan proses perencanaan dan pengendalian pada tahap desain, disarankan
untuk membuat dokumen output yang mendukung knowledge area yang menjadi
risiko tinggi.
Alsulaiti, A. A., & Kerbache, L. (2020). Analysis
of Critical Delay Factors in Construction Projects. International Journal
of Business and Economics Research.
Amidarmo, A. V. (2021). Pengembangan
Proses Perencanaan pada Proyek Infrastruktur dengan Kontrak Rancang Bangun
Berbasis PMBOK untuk Meningatkan Kinerja Waktu. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Ariani, V., Roza, F., & Ayu, E. S.
(2018). Review Terhadap Faktor Penyebab Pengajuan Klaim Kontraktor atas
Keterlambatan Pemilik Proyek Konstruksi.
Assaf, S. A., & Al-Hejj, S. (2005,
November 11). Causes of delay in large construction projects.
Azizah, L. (2022). Proses Perencanaan
dan Pengendalian Pada Proses Desain di PT RE Berdasarkan PMBOK 6th Edition
Berbasis Risiko untuk Meningkatkan Kinerja Kualitas.
Borje Ghaleh, R., Pourrostam, T., &
Sharifloo, N. M. (2021). Delays in the Road Construction Project. MDPI.
Jainendrakumar, T. (2015). The Essence of
the PMBOK (Project Management is the way of life). pmworldjurnal.
Kalkani, K., & Malek, S. (2016).
Analyzing Causes of Delay in Construction Projects. International Journal
for Innovative Research in Science & Technology (IJIRST).
King, T. D. (2017). Assessment of Problems
Associated with Poor Project Management Performance. Long International,
5.
Mahamid, I., & Laissy, M. (2019). Time
Overrun in Construction of Road Projects in Developing Countries: Saudi Arabia
as a Case Study. International Journal of Engineering and Information
Systems (IJEAIS).
Mejía, G., Sánchez, O., Castañeda, K.,
& Pellicer, E. (2019). Delay causes in road infrastructure projects in
developing countries. Scielo.
Nurlela, & Suprapto, H. (2014).
Identifikasi dan Analisis Manajemen Risiko pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur. Jurnal Desain Konstruksi , 114-124.
Peraturan Pemerintah No.15. (2005). Tentang
Jalan Tol. Republik Indonesia.
Project Management Institute. (2017). A
Guide Tot he Project Management Body Of Knowledge Sixth Edition.
Pennsylvania, USA: Public Management Institute, Inc.
Project Management Isntitute. (2021). PMBOK
Guide Seventh Edition. Pennsylvania: Project Management Institute, Inc.
Purwana, D. (2020). Pengelolaan Risiko
Pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere. Jawa Barat.
Putri, R. A. (2022). Pengelolaan Risiko
dalam Proses Pengendalian Proyek Infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Salhi, R., & Messaoudi, K. (2021). Teh
Effect Of Delays In Algerian Construction Project: En Empirica Study. Sciendo.
Undang-Undang
Republik Indonesia no.2. (2022).
Copyright holder: Rosma
Indriyani (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |