Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 3 Maret 2024
Elias Pikal1, Edi
Kadarsa2*, Rhaptyalyani3
Program
Studi Magister Teknik Sipil, Program
Pasca Sarjana, Universitas Sriwijaya, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2*
Abstrak
Jalan memiliki peran sentral
dalam perhubungan dan pembangunan daerah serta mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat. Di Kabupaten Musi Banyuasin nilai kemantapan jalan rendah yaitu
58,01% atau masih di bawah standar pelayanan minimum jalan kabupaten. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi penduduk
menjadi terhambat. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan transportasi di Kabupaten Musi
Banyuasin menunjukkan pentingnya prasarana jalan yang lancar dan aman. Metode
pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif
(Survei) langsung kondisi jalan secara manual dan apliaksi Roadbump
Pro. Penelitian ini mengusulkan penggunaan aplikasi Roadbump Pro untuk
mengoptimalkan survei kondisi jalan. Data dianalisis untuk mengevaluasi metode
survei manual dan Roadbump Pro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Roadbump Pro lebih efektif
dan efisien untuk melakukan survei kondisi jalan. Berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan untuk 1 Km panjang jalan, biaya
pelaksanaan aplikasi Roadbump Pro lebih murah Rp. 24.166,67. Waktu yang diperlukan lebih cepat 71 menit dan
tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit. Survei dengan aplikasi Roadbump Pro membutuhkan 2
orang surveyor dan survei manual minimal memerlukan
3 orang.
Kata Kunci: Jalan Kabupaten, Kemantapan jalan,
RoadBump Pro, Kondisi Jalan
Abstract
Roads play a central
role in transportation and regional development, significantly impacting the
welfare of the community. In Musi Banyuasin Regency, the road stability value
is low, standing at 58.01%, which falls below the minimum service standard for
district roads. Consequently, this hampers economic growth and contributes to a
stunted population. The rapid population growth and increasing transportation
needs in Musi Banyuasin Regency underscore the crucial importance of having a
smooth and safe road infrastructure.The data collection method involves
quantitative techniques (surveys) conducted manually to assess road conditions
and utilizes the Roadbump Pro application. This study advocates for the
adoption of the Roadbump Pro application to optimize road condition surveys.
The data was analyzed to compare the effectiveness of the manual survey method
with the Roadbump Pro application. The findings reveal that the survey method
using the Roadbump Pro application is more effective and efficient in assessing
road conditions. Upon analyzing the
data for 1 km section, a cost difference
of Rp. 24,166.67 between the two surveys was identified. Additionally, there is
a 71-minute difference in survey time, with the Roadbump Pro application
requiring only 2 people to conduct the survey compared to the manual survey,
which necessitates at least 3 people.
Keywords: Regency Road, Road stability, RoadBump Pro,
Road Condition
Pendahuluan
Jalan merupakan salah satu sarana dan
prasarana perhubungan yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat
Permasalahan
dilapangan pendataan
titik kerusakan jalan cukup sulit dilakukan apabila kondisi jalan tergolong
rusak parah serta
membutuhkan waktu bahkan tenaga yang cukup besar. Hal ini terjadi akibat dalam melakukan pendataan, pengambilan
gambar bukti jalan rusak,
keterangan jalan rusak dan data lainnya masih menggunakan metode survei secara manual. Survei manual memiliki media yang berbeda antara peralatan
survei dengan pengolahan datanya. Data hasil survei harus di olah terlebih dahulu pada softwere yang
berada di tempat lain, sehingga tidak dapat diketahui secara langsung hasil
survei yang dilakukan di lapangan. (Kalengkongan dkk, 2019).
Berdasarkan data kemantapan jalan, jalan kabupaten
memiliki persentase nilai kemantapan jalan terendah dibandingkan jalan Provinsi
dan jalan Nasional. Rata-rata nilai kemantapan jalan Kabupaten tidak lebih dari
60%, hal ini dapat menyebabkan terhambatnya warga dalam melakukan aktifitas antar desa
ataupun aktifitas internal warga setempat karena jalan tersebut menjadi
satu-satunya penghubung atau prasarana untuk melakukan pergerakan. Pengamatan
langsung dilapangan, diperoleh informasi mengenai permasalahan pada jalan khususnya
jalan Kabupaten, yaitu beberapa kerusakan jalan yang mungkin tidak
terpantau karena sistem yang dilakukan masih secara manual. Penelitian ini akan
membandingkan aplikasi smartphone dengan metode manual dalam memeriksa kondisi
jalan. Karena survey manual dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian diikuti
oleh survey menggunakan aplikasi, maka hasil penelitian menggunakan aplikasi dapat
memvalidasi
hasil survey secara manual. Dengan kemajuan teknologi pada era digital, beberapa
alat survey yang relatif baru dapat digunakan untuk memeriksa kondisi jalan dan
di duga lebih efektif dan efisien (Febriyadi dkk, 2023). Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kondisi jalan di ruas Kabupaten Musi Banyu Asin dan menganalisis
keefektifan metode survei manual serta aplikasi Reodbump Pro dalam
mengidentifikasi kerusakan jalan, menentukan metode survei kondisi jalan yang
lebih efektif dan efisien.
Penelitian menggunakan
metode manual dilakukan di seluruh jalan Kabupaten Musi
Banyuasin. Namun pelaksanaan pemeriksaan jalan menggunakan aplikasi Roadbimp
Pro hanya dilakukan di beberapa ruas jalan yang dianggap
mewakili, yaitu: jalan
yang berada di Kecamatan Lais, yaitu ruas Lais- Babat Banyuasin (Bonot), Simpang Gardu-
Tanjung Agung, Lais- Teluk Kijing, Simpang Petaling- Petaling dan Sungai Guci-
Danau Cala. Penelitian dilakukan dengan menempuh tahapan-tahapan mulai dari survei kondisi jalan, pengolahan data, hasil survei. Adapun tahapan dalam
menganalisis metode survei manual dan aplikasi Roadbump pro dapat dilihat pada
diagram alir Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Pengumpulan
data di mulai dengan observasi atribut jalan seperti nama, lokasi,
foto, potongan melintang, posisi koordinat, volume, panjang, lebar, tipe
perkerasan, dan kondisi jalan. Data tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
jenis dan tingkat kerusakan jalan, dengan observasi dilakukan pada lima sampel
ruas jalan. Pengumpulan dan pengolahan data dengan cara manual mengikuti standar Survey District Indeks (SDI). Pada pengumpulan data menggunakan
aplikasi RoadBump Pro dengan menginstal aplikasi pada smartphone
yang dipasang di mobil, dengan tampilan menu sederhana untuk memudahkan
penggunaan. Teknik dokumentasi melibatkan pengambilan foto dan video kondisi
jalan sebagai pelengkap data penelitian. Data sekunder diperoleh dari laporan
masyarakat sekitar, baik dalam bentuk foto maupun laporan tertulis, yang
kemudian diolah dan diperbarui oleh admin Dinas PU. Data sekunder lainnya
berasal dari survei kondisi jalan Kabupaten Musi Banyuasin.
Pengolahan data melibatkan tabulasi data untuk membentuk database yang mencakup
informasi lengkap mengenai kondisi jalan.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah beberapa informasi yang perlu
dipahami dalam memeriksa kondisi jalan secara manual, yaitu:
1) Perbandingan
Total Ruas Jalan Alternatif pada Satu Kecamatan
Tiap
kecamatan dibagi menjadi kelompok dengan cara data di bagi menjadi 3 bagian
yang sama besar. Selanjutnya
mengelompokan dan membentuk kategori untuk total ruas jalan
alternatif dengan masing-masing kelompok merepresentasikan
poin prioritas seperti:
Tabel 1. Katagori
Total Ruas Jalan Alternatif Musi Banyuasin
Jumlah Alternatif Jalan |
Kelas |
Skor |
|
Tidak Ada Alternatif |
3 |
|
Ada Alternatif |
2 |
|
Banyak Jalur Alternatif |
1 |
2) Perbandingan
Panjang Ruas Jalan
Setelah
mendapatkan skor dari perbandingan total jalur alternative, berikutnya dilakukan perbandingan panjang ruas
jalan. Pengelompokan dilakukan dengan membagi data menjadi 3 kelompok yang sama
besar terlebih dahulu. Selanjutnya dibuat pengkategorian seperti ditunjukkan
oleh Tabel 2. Ruas jalan yang pendek dapat dikerjakan terlebih dahulu.
Tabel 2. Pengelompokan Jalur Alternatif berdasarkan Panajang Ruas Jalan
Panjang
Ruas Jalan |
Kelas |
Skor |
|
Ruas Jalan Pendek |
3 |
|
Ruas Jalan Sedang |
2 |
|
Ruas Jalan
Panjang |
1 |
3) Perbandingan
Kondisi Jalan
Setelah
mengetahui jalur alternatif, panjang ruas jalan yang harus diperbaiki, dan
jenis perkerasan yang digunakan, langkah berikutnya adalah menentukan prioritas
perbaikan. Prioritas utama harus tetap pada perbaikan jalan dengan kategori
rusak yang paling parah terlebih dahulu. Dengan demikian perlu untuk
mengkategorikan dan menilai kondisi jalan yang ada pada ruas jalan tertentu.
Ruas jalan yang memiliki lebih banyak kategori rusak berat, mendapatkan skor
yang lebih besar, sedangkan jalan yang masih dalam kondisi baik atau tanpa
kerusakan yang berarti dapat diabaikan. Pengelompokan ditunjukkan
oleh Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Skor Kategori Rusak Berat
Kondisi Jalan |
Skor |
Rusak
Berat |
2 |
Rusak
Ringan |
1 |
4) Penilaian
Total
Setelah
mendapatkan keseluruhan skor untuk 4 parameter diatas, maka semua skor
ditotalkan untuk dapat melihat prioritas pengerjaan perbaikan jalan. Hasil dari
penskoran tersebut kemudian dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
Tabel 4. Skor dengan Fase
Jumlah
Skor |
Fase |
3
– 4 |
3 (Pengerjaan
Tahap Ketiga) |
5
– 6 |
2 (Pengerjaan
Tahap Kedua) |
7
– 8 |
1 (Pengerjaan
Tahap Pertama) |
Pekerjaan
pemeliharaan jalan akan dilaksanakan dari tahap 1 sampai tahap 3 selesai. Jalan yang memiliki jumlah skor yang besar akan
dilakukan pemeliharaan maupun perbaikan terlebih dahulu, yaitu pengerjaan tahap
pertama dan begitu seterusnya hingga fase ke 3. Diharapkan dengan cara pembagian ini, maka
pembangunan akan menjadi cepat dan tepat.
Berikut hasil survei kondisi jalan yang
dilakukan secara manual diruas jalan Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin.
Tabel 5. Tabel Data Ruas Jalan
Nama Ruas Jalan |
Kecamatan yang Dilalui |
Akses Ke N/P/K |
Lais - Babat
Banyuasin ( Bonot ) |
Lais - Babat Supat |
K |
Simpang Gardu
- Tanjung Agung |
Lais |
K |
Lais - Teluk Kijing |
Lais |
K |
Simpang
Petaling - Petaling |
Lais |
K |
Sungai Guci -
Danau Cala |
Lais - Sekayu |
K |
Keterangan:
N: Jalan Nasional; P: Jalan Provinsi; K: Jalan Kabupaten
Berdasarkan
hasil survei manual yang telah dilakakukan data terkait jenis perkerasan pada
tiap-tiap ruas jalan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Perkerasan Jalan
Nama Ruas Jalan |
HOTMIX |
Lapen/ Makadam |
Perkerasan Beton |
Telford / Kerikil |
Tanah / Belum
Tembus |
Lais - Babat Banyuasin ( Bonot ) |
8.54 |
0 |
3.6 |
0 |
0 |
Simpang Gardu - Tanjung Agung |
11.29 |
0 |
4.5 |
0 |
0 |
Lais
- Teluk Kijing |
9.95 |
0 |
0.63 |
0 |
0 |
Simpang Petaling - Petaling |
1.8 |
0 |
0.4 |
0 |
0 |
Sungai Guci - Danau Cala |
0 |
0 |
7.48 |
2.5 |
0 |
Berdasarkan hasil
survei yang dilakukan, diperoleh informasi perkerasan HOTMIX menjadi jenis perkerasan yang paling banyak digunakan di Kabupaten
Musi Banyuasin, dengan panjang ruas jalannya mencapai 649.9 Km atau sebanyak
52%. Kemudian perkerasan beton sepanjang
292.5 Km atau sebanyak 23%, dilanjutkan dengan Telford/kerikil sepanjang 266 Km
atau 21%, dan Tanah/Belum tembus sepanjang 52.26 Km atau sebanyak 4%. Informasi
yang diperoleh untuk Kecamatan
Lais menunjukkan bahwa jalan yang telah di HOTMIX sepanjang 31.58 Km, 0
Km Perkerasan lapen/ makadam, 16.61 Km perkerasan beton, 2.5 Km perkerasan kerikil dan 0 Km tanah/
belum tembus.
Berdasarkan
hasil perhitungan persentase kondisi jalan yang dikelompokan dengan kondisi
baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 7. Tabel Kondisi Jalan
Nama Ruas Jalan |
Baik |
Sedang |
Rusak Ringan |
Rusak Berat |
||||
KM |
% |
KM |
% |
KM |
% |
KM |
% |
|
Lais - Babat Banyuasin ( Bonot ) |
5.800 |
47.77 |
2.840 |
23.39 |
0.250 |
2.05 |
3.250 |
26.77 |
Simpang Gardug- Tanjun Agung |
6.400 |
40.53 |
1.000 |
6.33 |
- |
- |
8.390 |
53.13 |
Lais
- Teluk Kijing |
8.800 |
83.17 |
- |
- |
- |
- |
1.780 |
16.82 |
Simpang Petaling - Petaling |
1.600 |
72.72 |
- |
- |
- |
- |
0.600 |
27.27 |
Sungai Guci - Danau Cala |
0.500 |
5.01 |
2.400 |
24.04 |
3.280 |
32.86 |
3.800 |
38.07 |
Berdasarkan hasil
survei kondisi jalan di Kabupaten Musi Banyuasin
diketahui bahwa secara keseluruhan 521.20 Km atau 41.3% keseluruhan ruas jalan
ada dalam kondisi baik, kemudian 150.26 Km atau 11.92% ruas jalan ada dalam
kondisi sedang, 215.568 Km atau 17.1% ruas jalan ada dalam kondisi rusak
ringan, dan 373.66 Km atau 29.64% ada dalam kondisi rusak berat. Berdasarkan
ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian ruas jalan Lais-
babat Banyuasin (Bonot) 47.% dalam kondisi baik, 23.3%
kondisi sedang, 2.05 kondisi rusak ringan dan 26.7% kondis rusak berat. Ruas
Simpang Gardu- Tanjung Agung 40,35% kondisi baik, 6.33% kondisi sedang, 0%
kondisi rusak ringan dan 53.13% kondisi rusak berat. Ruas Lais- Teluk kijing
memiliki 83.17 % dengan kondisi baik dan 16.82% kondisi rusak berat. Ruas
Seimpang Petalng- Petaling 72.72% kondisi baik dan 27.27% kondisi rusak berat.
Ruas guci- Danau Cala 5.01% kondisi baik, 24.04% kondisi sedang, 32.86% kondisi
rusak ringan dan 38.07% rusak berat.
Berdasarkan data yang telah di olah. pengelompokan dan
pembagian dilakukan
berdasarkan prioritas dimana diurutkan dari ruas jalan yang perlu
diperbaiki terlebih dahulu, yaitu:
Tabel 8. Prioritas Jalan yang Perlu Diperbaiki
Ruas Jalan |
Kecamatan yang Dilewati |
Total Skor |
Lais - Babat Banyuasin ( Bonot ) |
Lais - Babat Supat |
6 |
Sungai Guci - Danau Cala |
Lais - Sekayu |
6 |
Simpang Petaling - Petaling |
Lais |
5 |
Lais
- Teluk Kijing |
Lais |
3 |
Simpang Gardu - Tanjung Agung |
Lais |
3 |
Berdasarkan hasil pembobotan skor yang
telah dilakukan tiga ruas jalan di kecamatan lais yaitu ruas Lais-Babat
banyuasin (Bonot), riuas Sungai Guci- Danau Cala dan ruas SImpang
Petaling-Petaling masuk ke fase tingkat dua sedangkan untuk dua ruas lainnya
yaitu ruas Lais- Teluk Kijjing dan ruas Simpang Gardu- Tanjung Agung masuk
kefase tiga.
Hasil survei diatas merupakan hasil
survei kondisi jalan yang dilakukan secara manual, dimana hasil tersebut
didapat setelah melakukan pengolahan data dikantor dinas pekerjaan umum. Hasil
diperoleh berdasarkan analisis panjang yang dilakukan oleh para ahli dan
membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan survei yang dilakukan dengan bantuan
aplikasi Roadbump Pro akan menghasilkan data kondisi jalan secara cepat
setelah survei selesai dilakukan.
Penelitian ini bertujuan membandingkan efektifitas antara metode
survei manual dan Roadbump pro ditinjau berdasarkan hasil pengolahan data,
biaya survei, waktu survei, efektifitas surveior dan peralatan-peralatan yang
digunakan. Analisis pertama berdasarkan pengolahan data, survei secara manual
memerlukan pengolahan data yang komplek seperti yang dapat dilihat pada tabel 1
sampai dengan tabel 8 diatas. Sedangkan untuk survei menggunakan apliaksi
Roadbump pro hasil dapat dilihat secara visual pada aplikasi. Hasil penggunaan
aplikasi Roadbump Pro dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Contoh hasil pengumpulan data di aplikasi Roadbump
Pro
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan dua metode survey yaitu survey manual dengan
metode Survey District Indeks (SDI) dan alat bantu yang barbasis android
dengan smartphone yairu Roadbump Pro dengan metode IRI. Berdasarkan hasil
survey dengan menggunakan metode SDI dan IRI diketahui bahwa kondisi jalan pada
ruas jalan sungai cala pada STA 00+00 – 00+200 kondisi jalan rusak ringan
dengan nilai SDI 130 dan nilai IRI 11 dan pada STA selanjutnya smpai dengan STA
00+200 – 09+980 jalan dengan kondisi rusak parah dengan nilai SDI lebih besar
dari 150 dan nilai IRI di atas 12. Maka secara korelasi dapat dilihat pada
tabel korelasi antara nilai SDI dan IRI. Perbandingan hasil survei antara kedua survei adalah sebagai
berikut:
Tabel 9. Perbandingan Hasil Survei
NO |
STA |
SDI |
Status |
IRI |
STATUS |
|
1 |
0 |
200 |
130,00 |
RR |
11,4 |
rusak |
2 |
200 |
400 |
265,00 |
RB |
12,1 |
rusak berat |
3 |
400 |
600 |
265,00 |
RB |
13,5 |
rusak berat |
4 |
600 |
800 |
305,00 |
RB |
16,1 |
rusak berat |
5 |
800 |
1000 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
6 |
1000 |
1200 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
7 |
1200 |
1400 |
235,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
8 |
1400 |
1600 |
235,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
9 |
1600 |
1800 |
235,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
10 |
1800 |
2000 |
235,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
11 |
2000 |
2200 |
235,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
12 |
2200 |
2400 |
305,00 |
RB |
17 |
rusak berat |
13 |
2400 |
2600 |
275,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
14 |
2600 |
2800 |
275,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
15 |
2800 |
3000 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
16 |
3000 |
3200 |
220,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
17 |
3200 |
3400 |
235,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
18 |
3400 |
3600 |
235,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
19 |
3600 |
3800 |
235,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
20 |
3800 |
4000 |
235,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
21 |
4000 |
4200 |
235,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
22 |
4200 |
4400 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
23 |
4400 |
4600 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
24 |
4600 |
4800 |
237,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
25 |
4800 |
5000 |
237,50 |
RB |
15 |
rusak berat |
26 |
5000 |
5200 |
237,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
27 |
5200 |
5400 |
240,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
28 |
5400 |
5600 |
240,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
29 |
5600 |
5800 |
240,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
30 |
5800 |
6000 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
31 |
6000 |
6200 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
32 |
6200 |
6400 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
33 |
6400 |
6600 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
34 |
6600 |
6750 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
35 |
6750 |
6800 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
36 |
6800 |
6900 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
37 |
6900 |
7000 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
38 |
7000 |
7200 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
39 |
7200 |
7400 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
40 |
7400 |
7600 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
41 |
7600 |
7650 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
42 |
7650 |
7700 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
43 |
7700 |
7800 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
44 |
7800 |
8000 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
45 |
8000 |
8200 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
46 |
8200 |
8400 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
47 |
8400 |
8600 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
48 |
8600 |
8800 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
49 |
8800 |
9000 |
265,00 |
RB |
13 |
rusak berat |
50 |
9000 |
9200 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
51 |
9200 |
9400 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
52 |
9400 |
9600 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
53 |
9600 |
9800 |
265,00 |
RB |
15 |
rusak berat |
54 |
9800 |
9980 |
265,00 |
RB |
14 |
rusak berat |
Hasil survey
menunjukan tingkat kemantapan jalan yang sama yaitu rusak ringan pada STA awal
smpai dengan 200 meter dan pada STA
selanjutnya jalan dengan kondisi rusak parah.
Apabila ditinjau dari biaya pelaksanaan
survei kondisi jalan menggunakan aplikasi Roadbump pro sangat ekonomis
dibandingkan dengan survei kondisi jalan secara manual. Berikut diuraikan
rincian biaya yang diperlukan untuk melakukan survei kondisi jalan dalam 1
hari, dimana untuk survei manual dapat dilakukan sepanjang 30Km/ hari dan
survei menggunakan aplikasi Roadbump 60Km/hari. Rincian biaya yang diperlukan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel
10. Biaya Survei Kondisi Jalan
Item |
Survei Manual |
Survei Roadbump Pro |
Driver |
Rp. 100.000,00 |
Rp. 100.000,00 |
Dokumentasi |
Rp. 100.000,00 |
Rp. 100.000,00 |
Upah surveyor 2 orang |
Rp. 200.000,00 |
Rp. 0,00 |
Konsumsi |
Rp. 300.000,00 |
Rp. 150.000,00 |
Transportasi |
Rp. 400.000,00 |
Rp. 400.000,00 |
Biaya Perhari |
Rp. 1.100.000,00 |
Rp. 750.000,00 |
Biaya per (Km) |
Rp. 36.666,67 |
Rp. 12.500,00 |
Berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk survei kondisi
jalan dengan cara manual memerlukan waktu 25 menit per 200 meter, sehingga
untuk 1 Km membutuhkan waktu 75 menit. Sedangkan dengan survei menggunakan
Roadbump pro untuk 1 km jalan hanya memerukan waktu 4 menit. Selisih waktu
antara kedua metode adalah 71 menit.
Hasil penelitian ini juga memeriksa efektifitas
surveyor. Survei manual membutuhkan
paling sedikit 3 orang surveior yang bertugas untuk mengukur kerusakan jalan,
mengisi form survei dan dokumentasi. Jumlah orang yang
terlibat dalam survei manual dapat bertambah jika memerlukan supir untuk
kendaraan dan lainnya. Sedangkan survei dengan aplikasi Roadbump hanya
memerlukan paling banyak 2 orang yang bertugas sebagai supir kendaraan yang
digunakan untuk menjalankan aplikasi Roadbump dan 1 orang lagi bertugas untuk
dokumentasi kerusakan dan kegiatan.
Efektifitas pengolahan data menunjukkan bahwa survei
kondisi jalan secara manual memerlukan beberapa tahapan yang diperlukan agar
mendapatkan nilai IRI jalan. Diperlukan menentukan kelas dan skor dari jalan
berdasarkan kategori ruas jalan, pengelompokan jalur alternatif berdasarkan
panjang ruas jalan, menentukan kategori berdasarkan kerusakan jalan, jenis
perkerasan jalan, menganalisis persentase kondisi jalan hingga menemukan
prioritas perbaikan jalan yang diperlukan. Sedangkan dengan aplikasi Roadbump,
pada saat melakukan survei tingkat kerusakan jalan sudah dapat terlihat dari
peta yang ditampilkan pada aplikasi. Data hanya perlu di unduh/ donwload
untuk digunakan.
Aspek terakhir yang ditinjau adalah peralatan-peralatan
yang digunakan. Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk kedua jenis
survei.
Tabel
11. Peralatan Survei
Survei Manual |
Survei Roadbump
Pro |
a. Form survei b. Alat-alat tulis c. Kamera untuk dokumentasi d. Alat ukur (Roll meter/lainnya) |
a.
Satu unit smarthpone
b.
Satu buah
stand handphone c.
Satu unit mobil d.
Kamera untuk dokumentasi e.
Alat-alat tulis. |
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan efesiensi survey secara manual dan dengan metode survey yang ditunjukkan melalaui tabel 12 di bawah ini:
Tabel 12. Perbandingan kedua survey
Survey Manual |
Alat RoadbumpPro |
Efesiensi |
|
Waktu
survey (km/menit) |
75 menit/km |
5 menit/km |
70 menit/jam |
Biaya
survey (Rp/Km) |
Rp. 36.666,67,- |
Rp. 12.500,- |
Rp. 24.266,- |
Kebutuhan
Surveyor (Oh) |
Minimal 3 orang |
Minimal 1 orang |
2 orang |
Pengolahan
data |
Butuh proses
konversi data menjadi data SDI melalui pengolahan lebih lanjut |
Output survey nilai adalah
IRI dan bisa langsung di input ke komputer |
Tidak memerlukan
pengolahan data/ konversi data |
Hasil survey (Nilai Kemantapan Jalan) |
Sta 00+00 - 00+200 : rusak Ringan (SDI > 135) Sta 00+200 - 09+950 : Rusak Berat (SDI >
150) |
Sta 00+00 - 00+200 : rusak Ringan (IRI > 11) Sta 00+200 - 09+950 : Rusak Berat (IRI > 12) |
Hasil survey sama |
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan survei kondisi jalan menggunakan aplikasi Roadbump
Pro dan survei manual memiliki korelasi hasil yang sama untuk kedua metode
survei. Namun aplikasi Roadbump pro lebih efektif dibandingkan dengan cara manual.
Metode survei dengan menggunakan aplikasi Roadbump Pro lebih efektif dan
efisien untuk melakukan survei kondisi jalan. Dengan aplikasi Roadbump Pro
biaya yang harus dikeluarkan untuk survei 1 Km adalah Rp. 12.500, sedangkan
survei manual memerlukan biaya Rp. 36.666,67.
Selisih waktu kedua survei adalah 71 menit, kebutuhan surveior untuk
survei manual paling sedikit terdiri dari 3 orang sedangkan survei dengan aplikasi
Roadbump Pro cukup dengan 2 orang. Efektifitas pengolahan data dengan aplikasi
Roadbump Pro lebih mudah dan cepat dibandingkan cara manual yang harus
terlebih dahulu mengolah hasil form survei yang telah dikumpulkan.
Adelino,
S. A., Hartono, W., & Saido, A. P. (2015). Pemetaan untuk Pemeliharaan
Jalan Lingkungan di Kota Surakarta Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Matriks
Teknik Sipil, 17-21.
Ali, E. (2020). Geographic Information System
(GIS): Definition, Development, Applications, & Components.
ASTM D 6433-07. (2007). Standart Practice
for Roads and Parking Lot Pavement Condition Index Surveys. USA.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi
Banyuasin. (2022). Statistik Daerah Kabupaten Musi Banyuasin 2022.
Kabupaten Musi Banyuasin: Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Banyuasin.
Demers, E. (2003). The marketing role of
IPOs: evidence from internet stocks. Journal of Financial Economics,
413-437.
Dicoding. (2020, Desember 16). 12 Tipe
Database Beserta Pengertiannya. Retrieved from dicoding Blog:
https://www.dicoding.com/blog/tipe-database/
Febriyadi, F., Agustine, M., & Kadarsa,
E. (2023). Analisis Penerapan Sistem Informasi Pemeliharaan Jalan Berbasis
Web Pada Jalan Kabupaten Studi Kasus Jalan Kabupaten Ogan Ilir. Smart
Comp: Jurnalnya Orang Pintar Komputer, 12(1).
https://doi.org/10.30591/smartcomp.v12i1.4593
Feick, R. D., & Hall, G. B. (1999).
Consensus-building in a Multi-participant Spatial Decision Support System. URISA
Journal, 17-23.
Fitra, D. (2021). Pengembangan Sistem
Informasi Geografis Pelaporan Kerusakan dan Kegiatan Peningkatan Ruas Jalan
di Kota Bandar Lampung. Jurnal Komputasi, 31-40.
Huisman, O., & By, R. A. (2009). Principles
of Geographic Information Systems. Enschede: The International Institute
for Geo-Information Science and Earth Observation (ITC).
Irwansyah, E. (2013). Sistem Informasi
Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks.
Jamalurrusid, A. (2009). Sistem Manajemen
Pemeliharaan Jalan Lingkungan di Kota Probolinggo dengan SIstem Informasi
Geografis (SIG. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kalengkongan, D. A., Kumenap, V. D., &
Sitanayah, L. (2019). Aplikasi Online Pendataan Jalan Rusak di Dinas PU/PR
Bidang Bina Marga Minahasa Utara. Jurnal REALTECH, 33-39.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2022, Juli 11). Wujudkan
Data Valid dan Akuntabel Melalui Pelatihan GIS. Diambil kembali dari
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Website: https://pu.go.id/berita/Wujudkan-Data-Valid-dan-Akuntabel-Melalui-Pelatihan-GIS
Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
(2017, Pebruari 22). Menhub: Transportasi Sudah Menjadi Kebutuhan Dasar
Masyarakat. Retrieved from Biro Komunikasi dan Informasi Publik:
http://dephub.go.id/post/read/menhub-transportasi-sudah-menjadi-kebutuhan-dasar-masyarakat
Lauryn, M. S., & Ibrohim, M. (2019).
Sistem Informasi Geografis Tingkat Kerusakan Ruas Jalan Berbasis WEB. JSiI
(Jurnal Sistem Informasi), 20-31.
Mahardika, F., & Octaviana, D. (2019).
Sistem Informasi Geografis Kondisi Jalan di Kabupaten Sumedang Berbasis
Android. Infoman's - Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen,
32-42.
Maya, I. N. (2011). Penyusunan Basis Data
Jalan Nasional Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Jalan
Nasional Provinsi Bali dibawah Tanggung Jawab SNVTP2JJ Metropolitan
Denpasar). Universitas Udayana Denpasar.
Mellynita. (2011). Sistem Manajemen Data
Base Pemeliharaan Jalan Berbasis SIstem Informasi Geografis (SIG).
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mohaymany, A. S., & Dkk. (2013).
GIS-based method for detecting high-crash-risk road segments using network
kernel density estimation. Geo-spatial Information Science, 113-119.
Ningsih, D. H. (2010). Analisa Optimasi
Jaringan Jalan Berdasar Kepadatan Lalu Lintas di Wilayah Semarang dengan
Berbantuan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus Wilayah Dati II Semarang).
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Prahasta, E. (2009). Sistem Informasi
Geografis: Konsep-konsep Dasar (Prespektif Geodesi dan Geomatika.
Bandung: Informatika bandung.
Sayers, M. W., Gillespie, T. D., &
Queiroz, C. A. (1986). The International Road Roughness Experiment: A Basis
for Establishing a Standard Scale for Road Rougness Measurement. Transportation
Research Record, 76-85.
Sholihaty, A. N. (2010). Perancangan
Sistem Informasi Geografis untuk Mengetahui Letak Sekolah Luar Biasa (SLB) di
Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis WEB. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIKOM).
Suhendi, H., & Ali, F. U. (2020). Sistem
Informasi Geografis Berbasis WEB untuk Pemetaan Jalan dan Jembatan di Kota
Cirebon. NARATIF (Jurnal Ilmiah Nasional Riset Aplikasi dan Teknik
Informatika), 6-15.
Sukirman, S. (1999). Dasar-dasar
Perencanaan Geometrik Jalan. Bandong: Nova.
Suryani, T., Faisol, A., & Vendyansyah,
N. (2021). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Kerusakan Jalan di Kabupaten
Malang Menggunakan Metode K-Means. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik
Informatika), 380-388.
Wibowo, K. M., Kanedi, I., & Jumadi, J. (2016).
Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan
Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Jurnal Media Infotama.
Copyright holder: Elias Pikal, Edi Kadarsa, Rhaptyalyani (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |