Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9,
No. 2,
Februari
2024
OPTIMALISASI
KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN OGAN ILIR
Abstrak
Penelitian ini membahas optimalisasi kinerja
pengelolaan sampah di Kabupaten Ogan Ilir. Masalah pelayanan sampah di daerah
ini melibatkan aspek teknis dan kelembagaan, mempengaruhi kondisi lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Kabupaten ini mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan infrastruktur, yang berdampak pada peningkatan timbunan sampah.
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pengolahan sampah dan merumuskan upaya optimalisasi kinerja pengolahan sampah
di Kabupaten Ogan Ilir.
Kata Kunci: pengelolaan sampah,
kinerja, optimalisasi, Kabupaten Ogan Ilir.
Abstract
This
research discusses optimizing waste management performance in Ogan Ilir
Regency. Waste service problems in this area involve technical and
institutional aspects, affecting environmental conditions and public health.
This district is experiencing increased economic growth and infrastructure
development, which has an impact on increasing waste accumulation. This
research aims to analyze the factors that influence waste processing
performance and formulate efforts to optimize waste processing performance in
Ogan Ilir Regency.
Keywords: waste management, performance, optimization, Ogan Ilir Regency.
Sampah adalah
masalah yang selalu terjadi di setiap daerah, baik daerah yang maju bahkan
daerah yang baru berkembang, hal tersebut menjadi salah satu faktor
permasalahan pada lingkungan
Sistem pengolahan
limbah pada daerah berkembang memiliki dampak positif maupun dampak negatif,
oleh karena itu masyarakat harus menyadari bahwa limbah bisa menjadi pokok
penghasilan maupun pokok permasalahan, apabila sistem pelayanan hingga
pengolahannya kurang baik, untuk
kenyamanan dan kesehatan lingkungan
Meningkatnya sampah dari hasil tingginya suatu pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kawasan, serta pola konsumsi gaya hidup di lingkungan sekitar yang
berdampak merusak ekosistem perairan dan daratan
Pemerintahan daerah,
pihak swasta serta masyarakat harus
berperan aktif dengan memperhatikan beberapa berbagai macam aspek sehingga
pengoptimalan berjalan dengan semestinya
Kabupaten Ogan Ilir
merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Selatan dengan
luas total 2.382,48 km², yang mempunyai jumlah penduduk 409.171 jiwa yang
terbagi dalam 16 Kecamatan, 14 Kelurahan, dan 227 Desa. Salah satunya Kecamatan Indralaya dengan luas 77,65
km2 yang terbagi ke dalam 17 Desa dan 3 Kelurahan. Dengan jumlah sampah
ditimbun di TPA maupun sampah yang tidak dikelola sebanyak 6,00
Liter/Orang/Hari
Pada kondisi saat
ini, Kabupaten Ogan Ilir mengalami perkembangan dibidang infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, serta sektor pemerintahan yang sangat meningkat dan
pesat menjadi prioritas utama, dengan demikian terbangunnya usaha swasta dan
kompleks perumahan serta pembangunan jalan tol membuat pusat pertumbuhan
ekonomi semakin meningkat, oleh karena itu tentunya penimbunan sampah juga
semakin melonjak. Hal tersebut harus diiringi dengan perubahan pola hidup
masyarakat yang dapat berdampak peningkatan timbunan sampah
Masalah pelayanan
sampah sering muncul karena perilaku dan gaya hidup masyarakat menyebabkan peningkatan laju timbunan sampah
yang sangat mengkhawatirkan petugas kebersihan. Sumber daya, anggaran, personel
dan fasilitas untuk petugas kebersihan juga terbatas. Secara umum, laju
timbunan sampah lebih besar dari pada upaya remediasi
Penelitian terdahulu telah mengidentifikasi
berbagai aspek dan faktor yang memengaruhi keberlanjutan kinerja pengolahan
sampah. Triana & Sembiring (2019) mengemukakan aspek teknis tindakan,
pembiayaan, kelembagaan, partisipasi masyarakat, dan pengetahuan sebagai
variabel kunci, dengan indikator yang mencakup strategi pemilihan dan
pewadahan, jenis lembaga, dan informasi yang akurat. Surjandari dkk. (2009) menekankan
pentingnya membedakan jenis sampah dan memperhatikan manfaatnya untuk mencegah
timbunan sampah. Hartanto (2006a) melibatkan persepsi masyarakat dalam menilai
kinerja pengelolaan sampah, dengan variabel seperti keadaan kebersihan, kondisi
sarana prasarana, dan kualitas petugas. Šerifi dkk. (2015) menyoroti aspek
pengolahan sampah terpadu, termasuk teknis, lingkungan, biaya, sikap dan
perilaku, kelembagaan, dan aspek politik. A. M. Ríos & Picazo-Tadeo (2021)
menambahkan dimensi lingkungan pada penelitian mereka, menyoroti kesadaran
masyarakat, kekhawatiran kesehatan, dan aspek ekonomi dan hukum.
Dalam
rekapitulasi kinerja pengolahan sampah, variabel seperti keikutsertaan,
pembangunan, perencanaan, kebersihan infrastruktur, keadaan total lokasi Tempat
Pembuangan Sampah (TPS), waktu pengangkutan, kualitas petugas, dan biaya
investasi lingkungan muncul sebagai indikator penting. Namun, penelitian ini
juga mengidentifikasi kekurangan dalam beberapa aspek seperti kebersihan
lingkungan instansi, kondisi kendaraan, kebijakan, dan dampak. Oleh karena itu,
studi ini memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut tentang kinerja
pengelolaan sampah di Kabupaten Ogan Ilir, dengan fokus pada peningkatan
aspek-aspek tersebut guna mengoptimalkan pelayanan sampah di daerah tersebut.
Berdasarkan pada permasalahan seperti
tersebut di atas, ada indikasi pengelolaan sampah di Kabupaten Ogan Ilir saat
ini belum optimal. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pengelolaan sampah maka
perlu dilakukan penelitian terhadap ”Optimalisasi Kinerja Pengelolaan Sampah di
Kabupaten Ogan Ilir” dengan menetapkan berbagai kriteria untuk mengukur kinerja
yang di lakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Ilir. Dari hasil penelitian ini
selanjutnya diharapkan dapat diketahui gambaran tentang kondisi pengelolaan
sampah di Kabupaten Ogan Ilir serta pemecahannya sehingga dapat dijadikan bahan
masukan bagi Pemerintah dalam menentukan pelayanan pengelolaan sampah.
Rumusan masalah penelitian ini mencakup
temuan pola pembuangan sampah yang masih terjadi di sungai, saluran irigasi,
pekarangan, dan lahan kosong, disertai dengan keterbatasan sumber daya manusia,
pembiayaan, dan sarana prasarana pengelolaan sampah yang tidak proporsional
dengan jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Ogan Ilir.
Selain itu, rendahnya jumlah sampah yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) dan keterbatasan jangkauan pelayanan pengelolaan sampah pada daerah
permukiman penduduk juga menjadi permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan sampah dan
merumuskan upaya optimalisasi kinerja pengolahan persampahan di Kabupaten Ogan
Ilir. Penelitian ini membatasi fokus pada pengelolaan sampah oleh Pemerintah,
terutama Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan dan Pertamanan), dengan
penilaian kinerja berdasarkan standar normatif dan persepsi masyarakat. Manfaat
dari penelitian ini meliputi kontribusi sebagai bahan pertimbangan untuk
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam mengatasi permasalahan persampahan,
memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan sampah, pengembangan sistem
pengelolaan sampah, dan sebagai referensi literatur untuk perkembangan ilmu
pengetahuan terkait kinerja pengelolaan sampah.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Ogan Ilir dengan fokus pada optimalisasi kinerja pengelolaan sampah. Wilayah penelitian terletak antara 30°02' LS hingga 30°48' LS dan
104°20' BT hingga 104°48' BT, dengan luas 2.666,07 km². Ibukota kabupaten,
Indralaya, memiliki luas 77,65 km² dan memproduksi 6.00 Liter/Orang/Hari sampah
yang ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau tidak dikelola. Kabupaten
ini berbatasan dengan berbagai daerah. Metode penelitian melibatkan pengumpulan
data primer dari wawancara, observasi, dan kuesioner, serta data sekunder dari
instansi terkait. Analisis dilakukan dengan mengukur tingkat kinerja dan
kepuasan masyarakat terhadap pengelolaan sampah menggunakan berbagai variabel
dan sub-variabel. Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk
merumuskan dan mengukur tingkat kepuasan masyarakat, dan hasilnya disajikan
dalam matriks IPA dengan empat kuadran, yang masing-masing memberikan strategi
perbaikan layanan berdasarkan kinerja dan kepentingan pelanggan.
Sistem pengelolaan limbah sampah di Kabupaten berlandaskan
dan dapat dilihat dari komponen
sub sistem yang saling berinteraksi dan mendukung. Komponen tersebut yaitu aspek teknis, kelembagaan,
pembiayaan, hukum dan peran serta masyarakat
Responden Sampling Sebagai
Representasi Dari Kelompok Stakeholders Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Terhadap
Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengolahan sampah Kabupaten Ogan Ilir sebagai
berikut:
Tabel 1. Responden Sampling Sebagai
Representasi Dari Kelompok Stakeholders
Utama |
Kelompok
Kepentingan |
Kepentingan |
Kepala Dinas Lingkungan Hidup |
Dinas Lingkungan Hdiup Kabupaten Ogan Ilir |
Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan kebersihan, pengangkutan sampah,
dan perawatan sarana dan prasarana kebersihan |
Staff Pelaksanaan Bidang Kebersihan |
Dinas Lingkungan Hdiup Kabupaten Ogan Ilir |
Bertanggung jawab atas
pelaksanaan teknis pengolahan sampah |
SekCam Indralaya |
Lapangan dan Kondisi Eksisting |
Terkait masalah pengolahan sampah |
Petugas Kebersihan |
Sumber : Hasil Analisa 2022
Berdasarkan hasil sintesa yang didapatkan dari
teori terkait faktor yang mempengaruhi kinerja
pengolahan sampah pada pembahasan sebelumnya, aspek yang digunakan adalah aspek teknis dan aspek
kelembagaan. Setelah didapatkan hasil dari analisa deskriptif, dilakukan analisa delphi yang bertujuan
untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang digunakan sesuai dengan stakeholder yang telah terpilih sebelumnya. Berikut ini analisa delphi yang dilakukan:
Kuisioner Tahap I
Berikut ini merupakan hasil eksplorasi pendapat dari responden
tentang faktor yang mempengaruhi
kinerja pengolahan sampah di Kabupaten Ogan Ilir tahap 1.
Tabel 2. Hasil Analisa Delphi Tahap I
Sumber : Hasil Analisis, 2022
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
:
Butuh Iterasi
R1 :
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
R2 : Staff Pelaksanaan Bidang
Kebersihan
R3 : Sekretaris Kecamatan Indralaya
R4 : Kepala Petugas
Kebersihan
Dari hasil eksplorasi delphi tahap 1 diperoleh hasil pendapat
dari para responden mengenai
faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pengolahan sampah. Dalam kuisioner delphi ini, dua
aspek yakni aspek teknis dan aspek kelembagaan. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini merupakan
uraian penjelasan eksplorasi para responden :
1.
Pelayanan sampah.
Empat responden menyatakan setuju jika pelayanan sampah
merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja pengolahan sampah. Berdasarkan responden 1 Kepala Dinas Lingkungan Hidup pelayanan sampah yang baik
dan teratur akan membuat Kabupaten bersih
dan sehat. Berdasarkan responden 2 Staff Pelaksana Bidang Kebersihan agar Kabupaten selalu
bersih dari sampah,
selalu memberikan pelayanan sampah yang baik dan teratur.
Berdasarkan responden 3 Sekertaris
Kecamatan Indralaya Karena sampah harus benar benar diperhatikan dan diupayakan pelayanan
secara sistematis supaya tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.
Berdasarkan responden 4 Kepala Petugas Kebersihan agar Kabupaten tidak kotor dan dipenuhi
oleh sampah pelayanan
sampah wajib dilakukan.
2.
Timbulan Sampah
Hasil dari wawancara yang dilakukan
pada beberapa stakeholder terkait, didapat
hasilnya yakni tiga orang dari empat orang setuju jika timbunan sampah merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja
pengolahan sampah. Responden yang setuju yakni responden
1, responden 2, dan responden
3. Berdasarkan responden 1 Kepala Dinas
Lingkungan Hidup
dengan mengetahui timbulan sampah di tiap tempat dapat mempermudah proses pengumpulan sampah.
Berdasarkan responden 2 Staff Pelaksana
Bidang Kebersihan Dapat mengklasifikasi jumlah
timbulan sampah berdasarkan jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat pada masing
masing wilayah sehingga mempermudah proses pelayanan
sampah pada masyarakat sedangkan responden 3 Sekertaris Kecamatan Indralaya,
Dinas Lingkungan Hidup dapat mengetahui titik-titik mana saja yang rawan penumpukan sampah. Sedangkan responden
yang tidak setuju bahwa timbunan sampah mempengaruhi kinerja pengolahan sampah adalah responden
4. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden 4 Kepala
Petugas Kebersihan karena jumlah konsumsi masyarakat tidak selalu sama bisa sewaktu waktu terjadi
lonjakan sampah.
3.
Pewadahan
Dua dari dari empat responden
menyatakan setuju jika pewadahan adalah faktor yang mempengaruhi kinerja
pengolahan sampah. Dua responden yang setuju yakni responden 1, dan responden
2. Menurut responden
1 Kepala Dinas
Lingkungan Hidup
menyatakan dengan adanya pewadahan sebagai tempat pengumpulan sampah sementara untuk mencegah sampah
berserakan dimana mana. Dan menurut
responden 2 Staff Pelaksana Bidang Kebersihan Memacu peran serta masyarakat untuk ikut aktif menjaga lingkungannya agar slalu bersih. Sedangkan
responden yang tidak setuju bahwa pewadahan
mempengaruhi kinerja pengolahan sampah adalah responden 3 dan responden
4. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden 3 Sekertaris Kecamatan Indralaya karena pewadahan belum
berjalan di masyarakat. Menurut responden 4 Kepala
Petugas Kebersihan hal tersebut akan memperbanyak spot penampungan sampah di lingkungan dan apabila menumpuk
pada saat musim hujan
sampah akan tetap menyebar dimana mana.
4.
Pengumpulan sampah
Dua dari empat responden menyatakan
setuju jika pengumpulan sampah merupakan
faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan sampah. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden,
responden ke 1 menyatakan setuju karena dengan
adanya pengumpulan sampah dapat mencegah penumpukan sampah dan Kabupaten
tidak akan kotor. Dan untuk responden 2 menyatakan setuju karena akan mempermudah petugas untuk mengangkut
sampah dan juga agar sampah lebih terkonsentrasi.
Pendapat lainnya dari responden yang menyatakan tidak setuju yakni koresponden 3 karena akan memperlama proses
pengangkutan sampah ke TPA
dan sampah akan menumpuk dimana mana. Dan untuk koresponden 4 menyatakan tidak
setuju karena Memperlama proses pengangkutan sampah ke TPA dan apabila
terjadi penumpukan akan menimbulkan
bau yang tidak sedap dan mengganggu
lingkungan.
5.
Pemindahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
responden, empat responden setuju proses pemindahan sampah merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan
sampah. Responden 1 setuju dengan catatan untuk mempermudah dan memperlancar proses ini diperlukan dan
sarana dan prasarana yang memadai. Responden 2 setuju supaya tidak terjadi
penumpukan sampah dan sampah tidak sampai menimbulkan bau yang terlalu
menyengat. Sedang responden 3 setuju dengan
catatan petugas selalu tepat waktu dalam proses pemindahan agar tidak sampai terjadi penumpukan di tempat
pengumpulan sampah. Dan responden 4 setuju
karena dengan rutin menjemput bola mengambil sampah langsung ke tiap tiap rumah akan mempercepat proses pengambilan sampah dan menghindari penumpukan dimana mana.
6.
Pengangkutan ke TPA
Empat responden menyatakan setuju jika pengangkutan ke TPA merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan
sampah. Responden 1 menyatakan setuju
dan menyatakan agar pengangkutan sampah ke TPA
selalu berjalan dengan baik perawatan sarana dan prasarana sangat penting. Responden 2 setuju karena dengan selalu
melakukan pengangkutan sampah ke TPA tepat
waktu dapat menciptakan Kabupaten yang bersih dan sehat. Responden 3 setuju jika pengangkutan ke TPA merupakan
salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja
pengolahan sampah dan dengan pemilihan TPA yang jauh dari pemukiman dan akses yang mudah menuju TPA akan memperlancar
proses pengangkutan dan responden 4
menyatakan setuju dan dengan
pengoptimalan proses pengangkutan
sampah ke TPA akan menciptakan lingkungan bersih tanpa sampah.
7.
Tata laksana
kerja teknis
Semua responden menyatakan setuju
jika tata laksana kerja teknis juga merupakan faktor
yang mempengaruhi kinerja
pengolahan sampah. Berikut
ini hasil wawancara dengan responden 1 setuju karena dengan diisi oleh
SDM yang cukup dan mampu menjalankan
tugasnya akan memperlancar proses pelayanan sampah.
Responden 2 menyatakan bahwa Petugas harus selalu optimal dan tepat waktu dalam smua proses pelayanan sampah.
Responden 3 menyatakan bahwa petugas kebersihan yang cukup akan menjangkau semua wilayah pelayanan
sampah dan armada yang cukup, perawatan yang baik juga sangat penting
dalam pelayanan sampah. Sedangkan
responden 4 menyatakan bahwa dengan adanya petugas yang cukup dan menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan bidangnya akan mempermudah dan memperlancar proses pelayanan sampah.
Tahap analisa delphi,
dilanjutkan dengan iterasi kembali jika belum konsensus. Berikut ini lanjutan
dari iterasi pertama, dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Analisa Delphi Tahap II
Sumber : Hasil Analisis, 2022
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
:
Butuh Iterasi
R1 :
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
R2 : Staff Pelaksanaan Bidang
Kebersihan
R3 : Sekretaris Kecamatan Indralaya
R4 : Kepala Petugas
Kebersihan
Berdasarkan hasil dari iterasi pertama masih belum dicapai konsensus,
sehingga dibutuhkan iterasi
kembali. Dalam tahap ini dilakukan
pemberian kuisioner kembali
pada stakeholder terkait.
Hasil dari iterasi ke-2 yakni sebagai
berikut.
1. Pelayanan sampah
Berdasarkan hasil iterasi yang
dilakukan kembali, 4 responden akhirnya menyetujui jika pelayanan sampah merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan sampah karena apabila
pelayanan sampah dilakukan
secara baik dan teratur akan membuat Kabupaten Ogan Ilir menjadi bersih dan
sehat.
2. Timbulan sampah
Berdasarkan hasil iterasi yang dilakukan kembali, responden 1
responden 2 dan responden 3 akhirnya tidak menyetujui jika timbulan sampah
merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan sampah. Menurut
responden 1 timbulan sampah tidak signifikan berpengaruh
pada kinerja pengolahan sampah karena
bisa saja tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Menurut koresponden 2 tidak setuju karena timbulan sampah di
masing masing wilayah bisa sewaktu waktu
berubah. Sedangkan menurut koresponden 3 tidak setuju timbulan sampah tidak berpengaruh pada kinerja pengolahan
sampah karena hal ini tergantung pada kesadaran
pada tiap warga. Responden 4 tetap tidak setuju dan berasumsi bahwa jumlah
konsumsi masyarakat tidak slalu sama bisa sewaktu waktu berubah.
3. Pewadahan
Berdasarkan hasil iterasi yang dilakukan kembali,
responden 1, responden 2 berubah tidak menyetujui jika pewadahan dimasukan
dalam faktor yang berpengaruh
pada kinerja pengolahan sampah. Hasil iterasi menunjukan bahwa responden 1 tidak menyetujui dengan alasan
bahwa pewadahan tergantung dari peran
aktif dan kesadaran masyarakat. Menurut responden 2 berganti tidak setuju karena pewadahan akan memperlama proses pengangkutan sampah ke TPA. Responden 3 tetap tidak
setuju karena pewadahan masih belum berjalan
di masyarakat dan masih perlu pembinaan pada masyarakat. Responden 4 tetap
tidak setuju juga karena sampah
akan masih mengumpul dimana mana dan bisa juga
mengganggu kenyamanan
lingkungan.
4. Pengumpulan sampah
Berdasarkan hasil iterasi yang
dilakukan kembali, tentang pengumpulan sampah
merupakan faktor yang berpengaruh
pada kinerja pengolahan sampah tidak disetujui
oleh semua responden. Semua responden beralasan
bahwa, pengumpulan sampah akan
memperlama proses pengangkutan sampah ke TPA,
selain itu menurut responden yang setuju yakni
5.
Pemindahan
6.
Pengangkutan sampah ke
TPA
7.
Tata laksana
kerja teknis
Tahap III
Iterasi Fixasi Faktor
Tahapan ini di lanjutkan untuk merevisi penilaian,
untuk menentukan alasan yang berada diluar kuesioner dan membuat kesepakatan
atau klarifikasi lebih terdepan untuk mencapai informasi dan penilaian yang
sebenarnya
Tabel 4. Hasil Analisa Delphi Tahap III
Sumber : Hasil Analisis, 2022
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
:
Butuh Iterasi
R1 :
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
R2 : Staff Pelaksanaan Bidang
Kebersihan
R3 : Sekretaris Kecamatan Indralaya
R4 : Kepala Petugas
Kebersihan
Dari hasil kuisioner 1 dan kuisioner
2 didapatkan kuesioner tahap 3 adalah
kesepakatan antar responden mengenai
faktor yang berpengaruh kinerja pengolahan
sampah. Seluruh responden menyatakan setuju bahwa faktor-faktor di atas berpengaruh terhadap kinerja dalam
pengolahan sampah Kabupaten. Faktor yang terpilih yakni pelayanan sampah,
pemindahan sampah, pengangkutan sampah ke TPA serta tata laksana kerja.
Analisis komprehensif kinerja pelayanan sampah merupakan penjelasan
secara keseluruhan rangkaian hasil analisis dikaitkan dengan teori.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis servqual.
Analisis IPA (Importance Performance Analysis) yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan
masyarakat di Kecamatan Indralaya Kabupaten
Ogan Ilir yang diukur dari SERVQUAL Dinas Lingkungan
Hidup Kabapaten
Ogan Ilir. Tanggapan masyarakat dilakukan
dengan mendapatkan nilai ata-rata untuk setiap variabel SERVQUAL
Tabel 5. Analisis IPA (Importance
Performaxnce Analysis) Per Item SERVQUAL
Sumber : Data Kuisioner, 2023
Dapat dilhat bahwa pada item atribut
SERVQUAL dari pengelolaan sampah yang
dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, yang memiliki nilai IPA (Importance
Performance Analysis) negatif yaitu
pada atribut Responsiveness, emphaty, reliabilty dan assurance. Hal tersebut menunjukkan bahwa rendahnya
tingkat kepuasan masyarakat yang ditunjukkan bahwa harapan yang diinginkan masyarakat atas item atribut
SERVQUAL yang diberikan oleh Dinas adalah sangat tinggi, hal ini
dibuktikan dari rata-rata
jawaban masyarakat untuk masing-masing item dari atribut
SERVQUAL. Sedangkan jika dilihat dari
kenyataannya kinerja layanan
pengelolaan oleh dinas terkait,
terdapat beberapa hal yang dinyatakan masyarakat masih cukup atau dinyatakan minim pada dimensi responsiveness yaitu
mengenai ketepatan waktu pengambilan sampah,
dan seluruh indikator dari dimensi emphaty, reliabilty dan assurance.
Hal ini berarti pihak manajemen pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan
dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir di Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir kurang memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu, pihak manajemen
hendaknya memperbaiki kualitas layanan pada dimensi
responsivenss mengenai ketepatan waktu pengambilan sampah, demikian pula untuk dimensi emphaty
membutuhkan perbaikan pada indikator sikap petugas ketika mengambil
sampah, diminta bantuan oleh penghuni rumah,
menerima keluhan dan dalam menjawab pertanyaan beserta informasi, untuk dimensi reliability membutuhkan perbaikan pada indikator
dinas dan petugasnya mengangkut sampah sesuai yang
dijanjikan, dapat diandalkan dalam menangani
sampah masyarakat, memiliki catatan administrasi masyarakat dengan baik dan petugas
dinas terampil dalam melakukan pekerjaannya, untuk dimensi assurance membutuhkan perbaikan
pada indikator masyarakat merasa aman ketika petugas sampah memasuki rumah,
ketika membayar iuran bulanan dan masyarakat dapat mempercayai Dinas dan petugasnya, serta Petugas Dinas konsisten bersikap
sopan kepada masyarakat, pada kawasan masyarakat Kecamatan Indralaya di Kabupaten Ogan Ilir.
Tabel 6. Analisis IPA (Importance
Performance Analysis) /Atribut SERVQUAL
Sumber : Data Kuisoner (2023)
Untuk melihat
lebih jelas pengelompokkan pada Atribut SERVQUAL
Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan
Ilir yang terdiri dari item Tangible, Emphaty, Responsiveness, Reliability, dan Assurance, dapat dilihat
pada gambar grafik analisis IPA (Importance
Performance Analysis) yang ditunjukkan sebagai berikut :
Gambar 1. Grafik Analisi IPA (Importance Performance Analysis)
Berdasarkan grafik analisis IPA (Importance
Performance Analysis)
diatas menunjukkan posisi untuk item Atribut SERVQUAL Dinas Lingkungan Hidup
(Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir pada antara tingkat
harapan masyarakat dengan yang
kenyataan dialami oleh masyarakat. Dengan menggunakan acuan mean keseluruhan harapan
masyarakat dari Atribut
SERVQUAL Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir (4.07) dan mean keseluruhan kenyataan masyarakat dari Atribut
SERVQUAL Dinas Lingkungan
Hidup (Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir (3.73) sebagai sumbu koordinat. Dari
gambar diagram kartesius pada Gambar di atas
dapat dianalisis sebagai
berikut:
Kuadran I
Kuadran I adalah wilayah yang dianggap penting oleh masyarakat tetapi pada kenyataannya
faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapakan (tingkat
kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah).
Atribut
yang berada pada kuadran I, yaitu :
a.
Menginformasikan kepada masyarakat mengenai waktu penjemputan sampah (Responsiveness 1)
b.
Kelayakan kendaraan
pengangkut sampah (Tangible 1)
c.
Perlengkapan untuk mengangkut sampah
(Tangible 2)
d.
Seragam petugas
(Tangible 3)
e.
Alat keselamatan dan kesehatan petugas
pengangkut (Tangible 4)
Hasil pengelompokan pada kuadaran I, dapat diketahui pihak Dinas Lingkungan Hidup (Bidang
Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir menangani pengelolaan dan
pengangkutan sampah di Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir hendaknya melakukan
penghematan atau pengurangan pada dimensi Tangible, dan Responsiveness. Tangible ada empat indikator
yaitu (1) Kelayakan kendaraan pengangkut sampah, Perlengkapan untuk mengangkut sampah, seragam petugas. Alat keselamatan,
kesehatan, petugas pengangkut, dan dimensi Responsiveness ada 1 indikator, yaitu informasi waktu penjemputan.
Kuadran II
Kuadran II adalah wilayah yang dianggap penting oleh masyarakat dan faktor-faktor yang dianggap masyarakat sudah sesuai dengan
yang dirasakannya, sehingga
tingkat kepuasannya relatif
lebih tinggi.
Atribut
yang berada pada kuadran II, yaitu :
a.
Ketepatan waktu
penjemputan sampah (Responsiveness 2)
b.
Kesiapan dan ketenggapan
merespon keluhan Masyarakat (Responsiveness 3)
c.
Kesediaan Dinas membantu
masyarakat dalam urusan administrasi, informasi, dan konsultasi yang berkenaan
dengan sampah (Responsiveness 4)
Berdasarkan hasil pengelompokan pada kuadaran II, dapat diketahui
bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir menangani pengelolaan dan
pengangkutan sampah di Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir hendaknya mempertahankan dimensi Resposiveness ada tiga indikator yaitu (1) Ketepatan waktu
penjemputan sampah; (2) Kesiapan dan ketanggapan dinas merespon keluhan masyarakat, dan (3) Kesediaan Dinas membantu
masyarakat dalam urusan administrasi, informasi, dan konsultasi yang berkenaan
dengan sampah.
Kuadran III
Kuadran III adalah
wilayah yang dianggap
kurang penting oleh masyarakat dan kinerjanya dirasakan terlalu berlebihan.
Atribut yang berada pada kuadran
III, yaitu :
a.
Rasa aman ketika membayar iuran bulanan (Assurance 2)
b.
Masyarakat dapat mempercayai Dinas dan petugasnya (Assurance 3)
Hasil kuadaran III diketahui bahwa
pihak Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir yang menangani pengelolaan
dan pengangkutan sampah di Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir
baiknya melakukan pertimbangan pada
dimensi Assurance indikator kedua dan
ketiga yaitu rasa aman ketika membayar iuran bulanan, masyarakat dapat mempercayai Dinas, dan petugasnya.
Kuadran IV
Kuadran IV adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang
dianggap kurang penting oleh
masyarakat dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Atribut
yang berada pada kuadran IV, yaitu :
a.
Sikap petugas ketika mengambil sampah (Emphaty 1)
b.
Sikap petugas ketika
dimintai bantuan oleh penghuni rumah
(Emphaty 2)
c.
Sikap petugas ketika menerima keluhan
(Emphaty 3)
d.
Sikap petugas
dalam menjawab pertanyaan dan permintaan informasi
(Emphaty 4)
e.
Dinas dan petugasnya mengangkut
sampah sesuai yang dijanjikan (Reliability 1)
f.
Dinas dan petugasnya dapat diandalkan dalam menangani sampah masyarakat (Reliability 2)
g.
Dinas memiliki catatan administrasi masyarakat dengan baik (Reliability 3)
h.
Petugas Dinas terampil dalam melakukan pekerjaannya (Reliability 4)
i.
Masyarakat merasa aman
ketika petugas sampah memasuki rumah (Assurance 1)
j.
Petugas Dinas konsisten bersikap sopan kepada masyarakat (Assurance 4)
Berdasarkan hasil pengelompokan pada kuadaran VI, dapat diketahui
bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup (Bidang Kebersihan dan Petamanan) Kabupaten Ogan Ilir yang menangani pengelolaan
dan pengangkutan sampah di Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir hendaknya melakukan perbaikan secara terus menerus pada dimensi emphaty terutama pada indikator sikap
petugas ketika mengambil sampah
(Emp 1), diminta bantuan oleh penghuni rumah (Emp 2), menerima keluhan (Emp 3) dan dalam menjawab pertanyaan
beserta informasi (Emp 4). Demikian
pula pada dimensi Reliabilty yang
perlu diperbaiki ada 4 indikator, yaitu : Dinas dan petugasnya mengangkut sampah sesuai yang dijanjikan (Rel 1), dapat diandalkan dalam menangani sampah
masyarakat (Rel 2), memiliki catatan administrasi
masyarakat dengan baik (Rel 3) dan Petugas Dinas terampil dalam melakukan pekerjaannya (Rel 4).
Upaya optimalisasi analisis
IPA Per Atribut SERVQUAL untuk mengukur kinerja
pengelolaan sampah di Kabupaten Ogan Ilir:
1.
Pihak manajemen
hendaknya memperbaiki kualitas
layanan pada dimensi responsiveness (x3) mengenai ketepatan waktu pengambilan sampah.
2.
Pihak manajemen hendaknya
memperbaiki kualitas layanan pada dimensi emphaty membutuhkan perbaikan
pada indikator sikap petugas ketika mengambil sampah,
diminta bantuan oleh penghuni rumah, menerima keluhan
dan dalam menjawab pertanyaan beserta
informasi.
3.
Kualitas layanan
dimensi reliability (x4) membutuhkan perbaikan
pada indikator dinas dan petugasnya mengangkut sampah sesuai
yang dijanjikan, dapat diandalkan dalam menangani sampah masyarakat, memiliki catatan administrasi masyarakat
dengan baik dan petugas dinas terampil dalam melakukan pekerjaannya
4.
Kualitas layanan untuk
dimensi assurance (x5) membutuhkan
perbaikan pada indikator masyarakat merasa aman ketika petugas sampah memasuki rumah, ketika membayar
iuran bulanan dan Masyarakat dapat
mempercayai Dinas dan petugasnya, serta Petugas Dinas konsisten bersikap sopan kepada masyarakat, pada
kawasan masyarakat Kecamatan Indralaya di Kabupaten
Ogan Ilir.
Berdasarkan perumusan di atas, diharapkan segera dioptimalisasi perbaikannya oleh pihak terkait
agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan publik oleh pemerintah setempat.
Sarana dan
prasarana persampahan di Kabupaten Ogan Ilir saat ini terfokus pada sistem
pewadahan dengan menggunakan tong (Bin), sementara untuk pengumpulan sampah,
becak sampah dianggap lebih efisien daripada gerobak sampah. Kontainer dianggap
lebih tepat sebagai sarana pemindahan daripada TPS batu bata karena memiliki
kelebihan tertentu. Dalam sistem pengangkutan sampah, arm roll truck dinilai
lebih efisien daripada dump truck. Namun, kondisi sarana dan prasarana
persampahan dinilai masih kurang memadai, terutama dengan penggunaan bak sampah
batu bata dan TPS batu bata yang tidak lagi dianjurkan, menyebabkan kurangnya
efisiensi dalam pengelolaan sampah. Rendahnya kinerja pengelolaan sampah di
Kabupaten Ogan Ilir disebabkan oleh kurang optimalnya sistem pengelolaan
sampah, terutama dalam aspek pelayanan sampah, pemindahan sampah, pengangkutan
sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan tata laksana kerja. Oleh karena
itu, diperlukan analisis komprehensif kinerja pengelolaan sampah dengan
menggunakan teknik analisis SERVQUAL atau Analisis IPA untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat. Upaya optimalisasi kinerja pengelolaan sampah di Kabupaten
Ogan Ilir seharusnya lebih memperhatikan keinginan masyarakat terkait ketepatan
waktu pengambilan sampah, keterampilan petugas, penanganan keluhan, dan
pemberian informasi kepada masyarakat untuk mencapai kebersihan dan kesehatan
di wilayah tersebut.
BIBLIOGRAFI
Gobai, R. M., et al. (2020). Municipal solid
waste management and energy consumption in Papua Province, Indonesia. Energy
Reports, 6, 769-777. DOI: 10.1016/j.egyr.2020.02.092
Gobai, R. M., et al. (2020b). Municipal
solid waste management in Jayapura City, Indonesia: Current status and future
challenges. Case Studies on Transport Policy, 8(3), 1024-1031. DOI: 10.1016/j.cstp.2020.05.005
Hartanto, T. (2006). Evaluasi pengelolaan
sampah kota Surakarta dan alternatif peningkatan pelayanannya. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 6(1), 10-17.
Hartanto, T. (2019). Municipal solid waste
management in Indonesia: A case study of Denpasar City. Procedia CIRP, 80,
98-103. DOI: 10.1016/j.procir.2019.02.269
Marshall, R. E., & Farahbakhsh, K.
(2013). Systems approaches to integrated solid waste management in developing
countries. Waste Management, 33(4), 988-1003. DOI: 10.1016/j.wasman.2012.12.016
Maulana, A., & Hadinata, Y. (2020).
Application of Geographic Information System (GIS) in optimizing the solid
waste management system in urban areas: A case study in Palembang City,
Indonesia. Case Studies on Transport Policy, 8(3), 1174-1181. DOI:
10.1016/j.cstp.2020.04.004
Mulasari, S. A., et al. (2014). Municipal
solid waste management performance in Indonesia capital city. Procedia
Environmental Sciences, 20, 582-590. DOI: 10.1016/j.proenv.2014.03.072
Ríos, A. M., & Picazo-Tadeo, A. J.
(2021). Assessing the efficiency of municipal solid waste management through a
comprehensive and flexible cost frontier approach. Waste Management, 125,
423-432. DOI: 10.1016/j.wasman.2021.01.033
Ríos, A. M., et al. (2018). Solid waste
management in small towns: An analysis of the determinants of waste generation
and collection performance. Journal of Cleaner Production, 183, 1027-1039. DOI:
10.1016/j.jclepro.2018.02.182
Sahil, A. K., et al. (2016). Municipal solid
waste management in Indian cities – A review. Journal of Environmental
Management, 190, 262-276. DOI: 10.1016/j.jenvman.2016.12.009
Šerifi, Q., et al. (2015). Factors
influencing municipal solid waste management in less developed countries: A
case study of the municipalities in the Gaza Strip. Journal of Environmental
Management, 153, 42-49. DOI: 10.1016/j.jenvman.2015.01.035
Silva, J. S., & Lopes, A. L. (2017). A
review of waste management practices and their impact on human health. Waste
Management & Research, 35(6), 575-586. DOI: 10.1177/0734242X16666830
Silva, S. S. G., & Lopes, J. B. (2017).
The importance of integrated solid waste management in developing countries.
Procedia Environmental Sciences, 38, 160-166. DOI: 10.1016/j.proenv.2017.03.078
Surjandari, I., et al. (2009). Social
aspects of solid waste management in Indonesian local governments.
International Journal of Environmental Health Research, 19(4), 231-245. DOI:
10.1080/09603120902747253
Triana, E., & Sembiring, R. L. (2019).
Analyzing municipal solid waste management performance in Indonesia: A case
study of Deli Serdang Regency. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 251(1), 012044. DOI: 10.1088/1755-1315/251/1/012044
Ubilla, G., et al. (2018). Measuring the
service quality in primary care: The psychometric properties of the translated
and adapted SERVQUAL questionnaire in Chile. BMC Health Services Research, 18,
658. DOI: 10.1186/s12913-018-3490-y
Ubilla, G., et al. (2019). Applying Servqual
model to measure the quality of service in a public hospital in Chile. BMC
Health Services Research, 19, 796. DOI: 10.1186/s12913-019-4653-8
Widyaningsih, P., et al. (2015). A review on
composting of organic solid waste: Current status, problems, and prospects.
Journal of Environmental Management, 160, 212-228. DOI:
10.1016/j.jenvman.2015.06.023
Widyaningsih, P., et al. (2017). Evaluation
of waste management in Indonesian urban areas: A case study of Yogyakarta.
Journal of Material Cycles and Waste Management, 19(3), 1222-1230. DOI:
10.1007/s10163-016-0540-2
Copyright holder: Tri Dianita, Heni Fitriani, Puteri K. Whardani (2024) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |