Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
3, Maret 2024
PERAN BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI KERJA DAN ETOS KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI
DI RSUD BERIMAN BALIKPAPAN
Mitha Virgina Rusady
Universitas Terbuka, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini meneliti
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai, pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai dan
pengaruh budaya organisasi, motivasi kerja dan etos kerja secara simultan
terhadap kinerja pegawai RSUD Beriman Balikpapan. Penelitian ini dilakukan
untuk menjelaskan hubungan tiga variabel yaitu variabel bebas yang meliputi Budaya
Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2) dan Etos Kerja (X3) dengan variabel
terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y), maka jenis penelitian yang digunakan
kuantitatif, karena peneliti ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesa yang
telah dirumuskan. Untuk memprediksi besarnya variasi, bentuk hubungan dan
menentukan arah dan besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat menggunakan teknik analisis regresi. Penelitian ini akan dilakukan di
RSUD Beriman Balikpapan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai
di RSUD Beriman Balikpapan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah simple random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Temuan membuktikan
bahwa 1). Budaya organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai di RSUD Beriman Balikpapan. 2). Motivasi kerja tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai di RSUD Beriman
Balikpapan. 3). Etos kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai di RSUD Beriman Balikpapan, dan 4). Budaya organisasi, motivasi kerja
dan etos kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD Beriman Balikpapan. Penelitian
ini memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
di RSUD Beriman Balikpapan, dan kedepannya hasil dari
penelitian ini dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil kebijakan yang
lebih efektif untuk meningkatkan kinerja pegawai.
Kata Kunci: Budaya Organisasi,
Motivasi Kerja, Etos Kerja,
Kinerja Pegawai
Abstract
This study examines the
influence of organizational culture on employee performance,
the influence of work motivation
on employee performance, the influence of work
ethic on employee performance, and the influence
of organizational culture, work motivation,
and work ethic simultaneously on employee performance
at RSUD Beriman Balikpapan. This
research is conducted to explain
the relationship between three variables,
namely independent variables consisting of Organizational Culture (X1), Work Motivation (X2), and Work Ethic (X3) with the dependent
variable, namely Employee Performance (Y). Therefore,
the type of research used
is quantitative, as the researcher wants to determine
whether there is an influence
between the variables through hypothesis testing that has been formulated. To predict the extent
of variation, the form of
the relationship, and determine the
direction and magnitude of the
influence between independent variables and dependent variables
using regression analysis techniques. This research will
be conducted at RSUD Beriman Balikpapan. The population
in this study is all employees at
RSUD Beriman Balikpapan. The sampling technique used in this study is simple random
sampling, which is the selection of
sample members from the population
carried out randomly without considering the strata in the population. The findings prove that 1). Organizational culture does not significantly affect employee performance at RSUD Beriman Balikpapan. 2). Work
motivation does not significantly affect employee performance at RSUD Beriman Balikpapan. 3). Work
ethic does not significantly affect employee performance at RSUD Beriman Balikpapan, and
4). Organizational culture,
work motivation, and work ethic
have an effect
on employee performance at RSUD Beriman
Balikpapan. This study provides
insights into the factors influencing
employee performance at RSUD Beriman Balikpapan, and
in the future, the results of
this study can help management in making more effective policies to improve
employee performance.
Keywords: Organizational Culture, Work
Motivation, Work Ethic, Employee Performance
Pendahuluan
Sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi.
Oleh karena itu faktor manusia harus dikelola dengan baik agar memberi pengaruh
yang optimal bagi organisasi. Sumber daya manusia merupakan elemen penting
dalam mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efisien dan efektif,
sehingga tercapai tujuan bersama organisasi, pegawai dan masyarakat (Sagita et al., 2018).
Sumber daya manusia harus diarahkan dan dikelola dengan baik didalam organisasi agar mampu berpikir dan bertindak
sebagaimana yang diharapkan organisasi
(Masrifah, 2021).
Sebagian
besar organisasi saat ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat dan
dinamis, memfokuskan diri terhadap manajemen sumber daya manusia (human resource management).
Menurut
Boone dan Kurtz (2019)
manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi untuk menarik, mengembangkan dan
mempertahankan para pegawai andal dalam rangka menjalankan aktivitas yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan organisasi. Menurut Luthans
(2011) budaya organisasi merupakan
norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima
oleh lingkungannya.
Budaya
organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu
organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk
menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. Sedangkan, Stoner
et al. (2003) mendefinisikan budaya
organisasi sebagai suatu cognitive framework yang meliputi sikap, nilai-nilai, norma perilaku
dan harapan-harapan yang disumbangkan oleh anggota organisasi.
Stoner et al. (2003)
mendefinisikan motivasi sebagai hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia. Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan oleh pegawai di
organisasi tentunya perilaku yang akan menghasilkan kinerja terbaik bagi
organisasi dan tentunya bukan sebaliknya. Faktor motivasi memiliki hubungan
langsung dengan kinerja individual pegawai (Setiawan, 2015).
Sedangkan faktor kemampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan
yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut keberadaannya akan
mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka
sangatlah strategis jika pengembangan kinerja
individual pegawai dimulai dari peningkatan motivasi kerja.
Pegawai
memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan organisasi. Apabila
pegawai memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda
pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan
pencapaian yang baik bagi organisasi. Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa kinerja
berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Dari
penelitian terdahulu, Sinamo (2011) menyatakan bahwa etos kerja
adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kerjasama
yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada
paradigma kerja yang integral. Istilah paradigma di sini berarti konsep utama
tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang mendasari,
prinsip-prinsip yang mengatur, nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap yang
dilahirkan, standar-standar yang hendak dicapai, termasuk karakter utama,
pikiran dasar, kode etik, kode moral dan kode perilaku bagi para pemeluknya.
Etos
kerja adalah norma-norma yang mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan
yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kekaryaan para
anggota suatu organisasi. Etos yang berarti sikap adalah suatu sistem yang
menetap, berupa evaluasi yang positif atau negatif, perasaan emosional dan
kecenderungan menyetujui atau tidak menyetujui akan suatu obyek atau efek
sosial. Etos adalah suatu hal yang dapat dipelajari dari kecenderungan
bertingkah laku dengan cara mengadakan evaluasi terhadap informasi. Etos kerja
pada dasarnya memegang peranan penting, karena merupakan kunci sukses sekaligus
fondasi untuk mencapai suatu keberhasilan.
Pengertian
kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Sumber daya manusia merupakan faktor penentu yang berperan
aktif dalam menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuannya. Tercapainya
tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pegawai yang terdapat
dalam organisasi untuk berkinerja dengan baik.
RSUD
Beriman Balikpapan merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Kota
Balikpapan. Proses pembenahan yang dilakukan RSUD Beriman Balikpapan dapat
mengarah pada perbaikan kinerja pegawai secara efektif dengan mempertimbangkan
: (1) Sikap kerja yang sesuai dengan kompleksitas lingkungan internal dan
eksternal yang menyebabkan kefleksibelan dalam memiliki keterpaduan, (2)
Pengimplementasian aktivitas sumber daya manusia dan pengembangan tugas yang
disesuaikan dengan penyelesaiannya secara tepat guna.
Berdasarkan
hasil observasi pada RSUD Beriman Balikpapan terdapat beberapa temuan dimana tingkat kedisiplinan yang menurun terlihat ketika
apel pagi, maka itu perlu diupayakan pemberdayaan dan pengembangan kualitas
pelayanan dan sumber daya manusia untuk memacu peningkatan kinerja pegawai
dengan mengharuskan promosi dan penghargaan untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Pegawai akan termotivasi apabila kepentingan individu mereka
terpenuhi. Kepentingan individu itu akan terpenuhi salah satunya adalah
penghargaan yang diterima sebagai imbalan dari pekerjaan. Cara untuk memberikan
penghargaan tersebut adalah masalah penting karena jika penghargaan diberikan
tidak tepat maka hasil yang diperoleh tidak akan memuaskan bagi
organisasi. Kebaruan penelitian ini
dapat melibatkan pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana etos kerja
memengaruhi kinerja pegawai. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi
faktor-faktor yang memperkuat atau melemahkan etos kerja, serta
mengidentifikasi strategi untuk membangun etos kerja yang kuat di lingkungan
kerja. Selain itu, penelitian dapat memperluas cakupan dengan membandingkan
etos kerja di berbagai sektor industri atau budaya yang berbeda. Dengan
demikian, kedepannya dapat lebih memahami bagaimana
etos kerja berkontribusi pada keberhasilan organisasi dan pencapaian tujuan di
RSUD Beriman Balikpapan.
Tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk
mengetahui dan menganalisis peran budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
ASN RSUD Beriman Balikpapan.
2) Untuk
mengetahui dan menganalisis peran motivasi kerja terhadap kinerja pegawai ASN
RSUD Beriman Balikpapan.
3) Untuk
mengetahui dan menganalisis peran etos kerja terhadap kinerja pegawai ASN RSUD
Beriman Balikpapan.
4) Untuk
mengetahui dan menganalisis peran budaya organisasi, motivasi kerja dan etos
kerja terhadap kinerja pegawai ASN RSUD Beriman Balikpapan.
Kerangka Konseptual
Kerangka
konseptual menyatakan pengaruh antara variabel dalam penelitian ini Rully (2014).
Dapat dikembangan seperti yang disajikan dalam diagram berikut :
Gambar
1. Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
Menurut
Indrawati (2015)
menyatakan bahwa hipotesis penelitian merupakan dugaan awal atau kesimpulan
sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian.
Dimana dugaan tersebut diperkuat melalui teori-teori atau jurnal yang mendasari
dan hasil dari penelitian terdahulu. Berdasarkan pada kerangka pemikiran
teoritis di atas maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 :Apakah budaya organisasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai RSUD Beriman Balikpapan.
H2: Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai RSUD Beriman Balikpapan.
H3: Apakah etos kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai RSUD Beriman Balikpapan.
H4: Apakah budaya organisasi, motivasi kerja dan
etos kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Metode Penelitian
Penelitian
ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan tiga variabel yaitu variabel bebas
yang meliputi Budaya Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2)
dan Etos Kerja (X3) dengan variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai
(Y), maka jenis penelitian yang digunakan kuantitatif, karena peneliti ingin
mengetahui ada tidaknyapengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesa yang telah dirumuskan. Untuk memprediksi besarnya variasi, bentuk
hubungan dan menentukan arah dan besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat menggunakan teknik analisis regresi. Penelitian ini akan
dilakukan di RSUD Beriman Balikpapan. Adapun lama waktu penelitian direncanakan
dalam waktu 6 (enam) bulan. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.
Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah ASN di RSUD Beriman Balikpapan.
Tabel 1.
Keadaan Populasi Pegawai ASN RSUD Beriman Balikpapan Tahun 2023
No. |
Nama Bagian/Bidang |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Keterangan |
|
L |
P |
||||
1. |
Bagian Umum |
3 |
4 |
7 |
ASN |
2. |
Bidang Pelayanan |
20 |
70 |
90 |
ASN |
3. |
Bidang Penunjang |
10 |
34 |
44 |
ASN |
4. |
Bidang PP |
1 |
2 |
3 |
ASN |
Sampel
Berdasarkan
jumlah populasi maka besarnya sampel untuk tingkat kesalahan 5% adalah 137
orang pegawai RSUD Beriman Balikpapan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiyono, 2018).
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Sebagaimana
diketahui banyak sekali variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan
mendeskripsikan pengaruh faktor-faktor: (1) budaya organisasi; (2) gaya
kepemimpinan; dan (3) motivasi kerja sebagai variabel independen terhadap
kinerja pegawai sebagai variabel dependen.
1. Budaya
Organisasi (X1)
Budaya organisasi atau organizational culture adalah sehimpunan
nilai, prinsip, tradisi dan cara bekerja yang dianut bersama oleh para \anggota
organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak (Robbins & Coulter, 2005).
Variabel budaya organisasi ini secara operasional diukur dengan menggunakan 6
(enam) indikator yang dikembangkan dari hasil penelitian Hofstede, Bond dan Luk (1993)
yaitu: Profesionalisme, Jarak dari manajemen (terdapat hambatan dengan manajemen), Percaya pada
rekan sekerja, Keteraturan, Permusuhan (terdapat kemungkinan terjadinya
konflik) dan Integrasi.
2. Motivasi
Kerja (X2)
Motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas,
arah dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran (Robbins, 2006). Variabel
motivasi kerja ini secara operasional diukur dengan menggunakan 5 (lima) indikator
yang diadopsi dari teori hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow dalam Robbins (2006),
yaitu: Fisiologis, Keamanan, Sosial, Penghargaan dan Aktualisasi diri.
3. Etos
Kerja (X3)
Menurut Sinamo
(2006) menyatakan bahwa etos kerja
adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kedasaran yang
kental, keyakinan yang fundamental disertai komitmen yang total pada paradigma
kerja yang integral. Istilah paradigma disini berarti konsep utama tentang
kerja itu sendiri yang mencaakup idealisme yang mendasari, prinip-prinsip yang mengatur,
nilai-nilai yang menggerakan, sikap-sikap yang dilahirkan.
4. Kinerja
Pegawai (Y)
Kinerja adalah fungsi interaksi antara
kemampuan atau ability (A), motivasi
atau motivation (M), dan kesempatan
atau opportunity (O) (Robbins, 2006). Menurut
Sehfudin (2011) terdapat 4 (empat) indikator
untuk menilai kinerja pegawai, yaitu : kuantitas kerja, kualitas kerja,
kreativitas dan kemampuan.
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Dari
hasil pengujian hipotesis pertama (H1) telah dibuktikan bahwa tidak terdapat
pengaruh budaya organisasi secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 4,33 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,53 yang lebih besar dari 0,05, dengan Ho ditolak. Hasil
pengujian ini secara statistik telah membuktikan bahwa budaya organisasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja pegawai RSUD Beriman Balikpapan. Hasil ini
menunjukkan bahwa penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Kurniadi (2012) dan Noor (2012).
Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Berdasarkan penyebaran kuesioner untuk indikator budaya
organisasi nilai terendahnya yaitu 2,60%. Nilai ini berada pada sekitar 3,00 -
4,00 (Baik) untuk indikator profesionalisme dan keteraturan. Hasil ini juga
sesuai dengan hasil wawancara yang berpendapat bahwa masih terdapat pegawai
yang kurang professional/ahli dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok
pekerjaannya dan dalam penyelesaian pekerjaan masih dilakukan secara kurang
sistematis dan tidak berdasarkan pada standar pekerjaan. Maka dari itu dalam
sistem budaya organisasi sangat mengedepankan prinsip job analysis dalam langkah meningkatkan kinerja pegawai pada
organisasi. Sehingga penjelasan hasil kesimpulan wawancara dan hasil penyebaran
kuesioner dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi masih perlu mendapat
perhatian dan ditingkatkan lagi terutama pada indikator profesionalisme dan keteraturan.
Berdasarkan teori dan hasil riset oleh Hofstede, Bond dan Luk (1993)
budaya organisasi dapat ditingkatkan apabila profesionalisme dalam bekerja,
percaya pada rekan kerja, keteraturan dan integrasi pekerjaan dapat berjalan
dengan baik.
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Dari
hasil pengujian hipotesis kedua (H2) telah dibuktikan bahwa telah dibuktikan
bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa nilai thitungsebesar 4,97 dengan taraf signifikansi sebesar
0,01 > 0,05, dengan demikian Ha diterima. Hasil pengujian ini secara
statistik telah membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai RSUD Beriman Balikpapan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Ratnasari (2021) yang menyatakan bahwa variabel motivasi mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, sehingga jika
motivasi kerja ditingkatkan maka kinerja pegawai juga akan meningkat.
Berdasarkan
penyebaran kuesioner untuk indikator motivasi kerja nilai tertingginya yaitu 5,00%.
Nilai ini berada pada sekitar 3,260 - 5,00 (Sangat Baik) untuk indikator
penghargaan. Hasil ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang berpendapat
bahwa Penghargaan yang diberikan kepada pegawai RSUD Beriman Balikpapan sudah
sangat baik dimana pegawai telah diberikan upah pungut dan promosi jabatan
serta adanya penghargaan pegawai yang sudah lama bekerja dan pegawai yang
bekerja keras. Dari penjelasa tersebut hasil kesimpulan wawancara dan hasil
penyebaran kuesioner dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi pegawai sudah
sangat diperhatikan dan ditingkatkan terutama pada indikator penghargaan yang
diberikan kepada pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.
Sedangkan
untuk tanggapan responden motivasi yang terendah yaitu sebesar sebesar 2,80%.
Nilai tanggapan ini berada pada sekitar 3,00 - 4,00 (baik) untuk indikator
aktualisasi diri. Hal ini didukung dengan hasil wawancara kepada setiap pegawai
yang menyimpulkan bahwa pegawai yang beprestasi dan memiliki kemampuan akan
diusulkan untuk mendapatkan jabatan yang lebih baik lagi sesuai dengan kemampun
pegawai yang dimilikinya sehingga dari hal tersebut pegawai secara tidak
langsung mendapatkan suatu pengakuan baik dari atasan dan rekan kerja Dari
penjelasan hasil kesimpulan wawancara dan hasil penyebaran kuesioner dapat
ditarik kesimpulan bahwa RSUD Beriman Balikpapan memberikan kesempatan kepada
pegawai untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi sesuai dengan kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki pegawai. Hal ini perlu dipertahankan agar pegawai
termotivasi melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai
tersebut. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian kinerja dan perubahan
perilaku individu dalam organisasi secara sistematis yang terbentuk karena
adanya dorongan motivasi (Luthans, 2005 dalam Zameer et.al, 2014).
Pengaruh Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Dari
hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) telah dibuktikan bahwa telah dibuktikan
bahwa terdapat pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai. Nilai t-hitung sebesar
3,73 > t-tabel 1,895 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001 < 0,05.
Menurut
Mathis dan
Jackson (2006) etos
kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta cara mengekspresikan,
memandang, meyakini, dan memberikan makna pada sesuatu, yang mendorong dirinya
untuk bertindak dan meraih amal yang optimal. Penerapan etos kerja di tempat
kerja juga berupaya menghindari penumpukan kekayaan dengan cara yang tak beretika
(fraud). Lebih lanjut lagi, etos kerja lebih mengutamakan niat dalam diri
seseorang dalam bekerja daripada hasil kerja seseorang.
Etos
juga mengungkapkan semangat dan sikap batin yang tetap, sejauh didalamnya
termasuk tekanan moral terterntu. Karena itu eto mengandung makna semangat,
kesungguhan, keuletan dan kemauan maju yang merupakan karakter tetap dalam
batin. Etos berkaitan dengan etika, yang mengandung nilai-nilai etik seperti
jujur dan bertanggung jawab. Etika berkaitan dengan pilihan antara baik dan
buruk, sedangkan etos berkaitan dengan pilihan antara yang terbaik dengan yang
baik.
Secara
empiris hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan
oleh Rian Oztary Hardiansyah pengaruh etos kerja dan disiplin terhadap kinerja
pegawai (Studi Pada Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang).
Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Etos Kerja terhadap
Kinerja Pegawai
Dari
hasil pengujian hipotesis keempat (H4) telah dibuktikan bahwa terdapat pengaruh
budaya organisasi, motivasi kerja dan etos kerja secara simultan terhadap
kinerja pegawai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,56
dengan taraf signifikansi sebesar 0,010 yang lebih kecil dari 0,05, dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil pengujian ini secara statistik telah
membuktikan bahwa budaya organisasi, motivasi kerja dan etos kerja berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja pegawai RSUD Beriman Balikpapan.
Hasil
ini sejalan penelitian yang pernah dilakukan oleh Dijanto (2020) dan Brury
(2016) yang menyatakan bahwa variabel
budaya organisasi, motivasi kerja dan etos kerja secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Kesimpulan
Hasil
dari penelitian ini dapat disimpulkan yaitu tidak terdapat pengaruh budaya
organisasi secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Nilai t-hitung sebesar
4,33 dengan taraf signifikansi sebesar 0,53, yang lebih besar dari 0,05,
sehingga H0 ditolak. Artinya, secara statistik, budaya organisasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja pegawai di RSUD Beriman Balikpapan. Terbukti
terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai. Nilai t-hitung sebesar
4,97 dengan taraf signifikansi 0,01, yang lebih kecil dari 0,05, sehingga Ha
diterima. Artinya, secara statistik, motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai di RSUD Beriman Balikpapan. Selanjutnya adalah,
Terbukti terdapat pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai. Nilai t-hitung
sebesar 3,73 lebih besar dari t-tabel 1,895 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,001, yang berarti etos kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja pegawai. Dan terbukti terdapat pengaruh budaya organisasi, motivasi
kerja, dan etos kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai. Nilai t-hitung
sebesar 3,56 dengan taraf signifikansi sebesar 0,010, yang lebih kecil dari
0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara statistik, ketiga
faktor tersebut berpengaruh terhadap kinerja pegawai di RSUD Beriman
Balikpapan.
BIBLIOGRAFI
Boone, L. E., Kurtz, D. L., &
Berston, S. (2019). Contemporary business. John Wiley & Sons.
Brury,
M. (2016). Pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi kerja dan
kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor SAR Sorong. Jurnal Riset
Bisnis Dan Manajemen, 4(1).
Dijanto,
V., Yendra, Y., Khotimah, K., & Pakasi, U. (2020). Pengaruh Budaya
Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Al-Fatah Jayapura. The Journal of
Business and Management Research, 3(1), 361–370.
Hofstede,
G., Bond, M. H., & Luk, C. (1993). Individual perceptions of organizational
cultures: A methodological treatise on levels of analysis. Organization Studies,
14(4), 483–503.
Kurniadi,
R. (2012). Pengaruh CAR, NIM, LDR terhadap return saham perusahaan perbankan
Indonesia. Accounting Analysis Journal, 1(1).
Kusumawardani,
N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Hidayangsih, P. S., &
Paramita, A. (2015). Penelitian kualitatif di bidang kesehatan. PT
Kanisius.
Luthans,
F. (2011). Organızatıonal Behavıor: An Evidence-Based Approach. McGraw-Hill/Irwin.
Mangkunegara,
P. A. (2007). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. PT Refika Aditama.
Masrifah,
I. (2021). Pengaruh Etos Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi Pada Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bekasi). Aliansi: Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, 16(1), 31–42.
Mathis,
R. L., & Jackson, J. H. (2006). Human Resource Management: Manajemen. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi, 10.
Noor,
Z. A. (2012). Pengaruh budaya organisasi, komitmen organisasi, dan motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. EKUITAS (Jurnal Ekonomi
Dan Keuangan), 16(4), 473–486.
Ratnasari,
S. L., & Sutjahjo, G. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya
Organisasi, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. JURNAL
MANAJEMEN, ORGANISASI DAN BISNIS, 1(4), 593–602.
Robbins,
S. P. (2006). Organizational Behavior (terjemahan) jilid 2, Edisi ketujuh.
PT Buana Ilmu Populer.
Robbins,
S. P., & Coulter, M. (2005). Manajemen, Edisi ketujuh, Jilid 2. Terjemahan
Sarwiji Dan Hermaya. Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Rully,
I., & Yaniawati, P. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Campuran.
Sagita,
A. A., Susilo, H., & Muhammad Cahyo, W. S. (2018). Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap kinerja karyawan dengan Motivasi kerja sebagai variabel
mediator. Jurnal Administrasi Bisnis, 57(1), 2357–2747.
Sehfudin,
A., & Mas’ud, F. (2011). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi
Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang). Universitas Diponegoro.
Setiawan,
K. C. (2015). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan level pelaksana
di divisi operasi PT. Pusri Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 1(2),
43–53.
Sinamo,
J. (2011). Delapan etos kerja profesional. Institut Mahardika.
Stoner,
J. A. F., & Freeman, R. E. (2003). Menejemen. Erlangga, Jakarta.
Sugiyono.
(2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.
Copyright
holder: Mitha Virgina Rusady (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |