Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember
2022
Pengaruh Working Capital
Management Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Healthcare Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
Raka Andrean1*, Ekayana Sangkasari Paranita2
1,2Master of Management Study Program, Universitas Sahid Jakarta, Indonesia
Email: [email protected]1*, [email protected]2
Abstrak
Penelitian ini merinci dampak perkembangan teknologi dan persaingan antar perusahaan terhadap kebutuhan modal dan manajemen modal kerja yang efektif. Dalam upaya mencapai laba optimal, perusahaan perlu memahami krusialnya manajemen modal kerja yang memastikan kelangsungan operasional. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh variabel manajemen modal kerja, seperti inventory turnover (ITO), average payment period (APP), average collection period (ACP), dan cash conversion cycle (CCC), terhadap kinerja perusahaan. Efektivitas pengelolaan modal kerja dikaitkan dengan perencanaan dan pemantauan aset dan liabilitas lancar, dengan tujuan mengurangi risiko gagal bayar utang jangka pendek dan menghindari investasi berlebihan pada aset jangka pendek. Metode penelitian kuantitatif terstruktur diterapkan dengan menitikberatkan pada perusahaan sektor healthcare di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan terbaru dan relevan mengenai hubungan antara manajemen modal kerja dan kinerja bisnis dalam industri yang terus berkembang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan baik secara akademis maupun praktis, membuka peluang pemahaman yang lebih mendalam dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas dalam dinamika bisnis yang selalu berubah.
Kata kunci: Working Capital Management; Bursa Efek Indonesia; Kinerja Perusahaan
Abstract
This research details the impact of technological
developments and competition between companies on capital requirements and
effective working capital management. In an effort to achieve optimal profits,
companies need to understand the crucial importance of working capital
management which ensures operational continuity. The main focus of this
research is to identify the influence of working capital management variables,
such as inventory turnover, average payment period, average collection period,
and cash conversion cycle, on company performance. The efficiency of working
capital management is closely related to the planning and monitoring of current
assets and liabilities, with the aim of reducing the risk of default on
short-term liabilities and avoiding excessive investment in current assets. A
structured quantitative research method was applied with an emphasis on
healthcare sector companies on the Indonesia Stock Exchange (BEI). This
research aims to provide current and relevant insights into the relationship
between working capital management and company performance in the context of a
continuously developing sector. The results of this research are expected to
make a significant contribution to both the academic and practical realms,
opening up opportunities for deeper understanding and smarter decision making
amidst ever-changing business dynamics.
Keywords: Working Capital Management;
Indonesia stock exchange; Company performance
Pendahuluan
Karena semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan persaingan antar perusahaan dalam dunia bisnis, maka perusahaan memerlukan modal yang cukup dan pengelolaan modal kerja yang efektif (Putra & Ali, 2022). Aktivitas
operasional perusahaan yang
bertujuan mencapai laba optimal memerlukan dana yang
cukup, dan kemampuan manajemen modal kerja menjadi krusial dalam menentukan kelangsungan perusahaan (Mumtaz
et al., 2022). Manajemen modal kerja,
juga dikenal sebagai manajemen modal kerja (WCM), melibatkan pemantauan aset lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Inefisiensi dapat mengurangi profitabilitas dan menyebabkan krisis pendanaan (Olfimarta & Wibowo,
2019; Ilham et al., 2022).
Abbas (2018) mengartikan manajemen modal kerja sebagai
upaya investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset jangka
pendek, termasuk di antaranya kas, surat-surat berharga, persediaan, dan piutang. Keefisienan dalam mengelola modal kerja secara
erat terhubung dengan perencanaan dan pemantauan aset dan kewajiban
yang dapat dipenuhi secara lancar oleh perusahaan.
Tujuan utama dari manajemen modal kerja adalah untuk
mengurangi risiko ketidakmampuan membayar utang jangka pendek
dan untuk menghindari penanaman modal yang berlebihan
pada aset lancar. Dalam menganalisis
manajemen modal kerja, indikator seperti inventory turnover (ITO), average
payment period (APP), average collection period (ACP), dan cash conversion cycle (CCC) digunakan sebagai metrik untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. (Astuti & Aprianti, 2020).
Studi terkait pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan telah memberikan hasil yang variatif. Misalnya saja inventory turnover
yang tinggi secara statistik memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja industri sektor healthcare (Silalahi &
Silalahi, 2021), sementara penelitian lain menyatakan hasil yang berbeda (Kartikasary et al., 2021). Begitu
juga dengan average payment period yang dapat berpengaruh positif (Muslimah & Syarief,
2020) atau negatif (Pham et
al., 2020) terhadap kinerja
perusahaan. Hal serupa juga
terjadi pada average collection period yang dapat memiliki dampak positif (Jaworski &
Czerwonka, 2022) atau negatif
(Putri et al., 2019) terhadap kinerja
perusahaan.
Dalam konteks sektor kesehatan di Bursa Efek Indonesia, penelitian ini dilaksanakan untuk mengeksplorasi dampak variabel-variabel seperti inventory turnover (ITO), average payment period
(APP), average collection period (ACP), dan cash conversion cycle (CCC) terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan, terutama pada rasio profitabilitas seperti net profit margin (NPM), return on equity (ROE),
return on assets (ROA), return on capital employed (ROCE), dan operating profit
margin (OPM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan di sektor layanan kesehatan. Melibatkan data pelaporan keuangan dari tahun 2017 hingga 2022, penelitian ini bertujuan memberikan
pemahaman yang mutakhir mengenai hubungan antara manajemen modal kerja dan kinerja perusahaan di sektor yang sedang berkembang ini. Dengan demikian,
diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan baru serta
memberikan kontribusi penting bagi pemahaman
akademis dan praktis terkait dengan topik tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang terstruktur dan terencana dengan fokus pada perusahaan sektor healthcare di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data yang digunakan melibatkan time series selama tiga
tahun (2019-2021) dan dikumpulkan melalui studi dokumentasi menggunakan laporan keuangan tahunan dari. Dua metode utama
yang digunakan adalah studi dokumentasi
dan studi literatur. Studi dokumentasi melibatkan pengumpulan, klasifikasi, dan analisis data laporan keuangan perusahaan, sedangkan studi literatur melibatkan telaah literatur untuk memahami teori-teori yang relevan.
Objek penelitian
ini adalah manajemen modal kerja dan kinerja
perusahaan pada perusahaan sektor healthcare di BEI periode
2017-2022. Rasio keuangan manajemen modal kerja, seperti Inventory Turnover (ITO), Average Payment Period
(APP), Average Collection Period (ACP), dan Cash Conversion Cycle (CCC), menjadi subjek penelitian. Unit analisis adalah perusahaan sektor healthcare di BEI, dengan laporan keuangan tahunan sebagai unit observasi. Analisis data melibatkan teknik statistik deskriptif dan pengujian asumsi klasik sebelum uji regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda dilakukan menggunakan SPSS, dengan uji t untuk variabel independen secara individual, uji F untuk pengaruh bersama-sama, dan koefisien determinasi (R2) untuk mengevaluasi kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Selain itu, analisis
data juga mencakup statistik
deskriptif dan uji regresi
linier berganda dengan menggunakan SPSS untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
Uji Kolmogorov-Smirnov dengan
kriteria if-Asymp digunakan untuk mengevaluasi normalitas data.
Karena nilai Sig (2-tailed) lebih
besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan sebesar 5 persen, dapat dinyatakan
bahwa residu memiliki distribusi normal. Sebaliknya, untuk Asymp, nilai Sig (2-tailed) lebih kecil dari
tingkat signifikansi 5 persen. Hasil uji persamaan regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,924, yang melebihi tingkat signifikansi 5 persen (0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa nilai residu pada model regresi yang diuji telah memenuhi
syarat distribusi normal.
Uji multikolinearitas dilaksanakan untuk mengevaluasi apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Untuk menilai keberadaan
multikolinearitas dalam
model regresi, perhatian diberikan pada nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih besar dari 10 persen
atau VIF kurang dari 10, dapat diambil kesimpulan bahwa multikolinearitas tidak hadir. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada
nilai tolerance yang kurang
dari 0,1 (10 persen) atau lebih kecil
dari 10 dan VIF. Oleh karena
itu, berdasarkan nilai tolerance dan VIF, dapat disimpulkan bahwa tidak ada tanda-tanda
multikolinearitas pada model analisis
tersebut.
Jika sebuah
model regresi menunjukkan indikasi autokorelasi, maka prediksi yang dihasilkan
oleh model tersebut mungkin tidak akurat atau
dapat menghasilkan hasil prediksi yang berbeda. Pengujian
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (DW-test) atau statistik d pada variabel gangguan
(disturbance error term). Nilai DW yang diperoleh sebesar 1,944, dan untuk membandingkannya dengan nilai tabel
signifikansi 5 persen dengan jumlah sampel
sebanyak 102 (n) dan jumlah variabel independen (K=4). Nilai du dan dl yang didapat
adalah sebagai berikut
Tabel 1. Tabel du dan dl
du |
dl |
dw |
4-dl |
4-du |
1,7596 |
1,5969 |
1,944 |
2,4031 |
2,2404 |
Sumber: Data diolah, 2023
DW-test, karena nilai DW 1,944 berada di antara batas atas
(du) 1,7596 dan batas bawah
(4-du) 2,2404. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa data telah melewati uji autokorelasi dengan menggunakan Uji
Durbin-Watson.
Penggunaan regresi linier berganda dilakukan untuk mengevaluasi dampak dari Inventory Turnover
(X1), Average Payment Period (X2), Average Collection Period (X3), dan Cash
Conversion Cycle (X4) terhadap kinerja
perusahaan (ROA) (Y). Analisis
regresi linier berganda ini telah diolah
menggunakan perangkat lunak SPSS for Windows 26.0, dan hasilnya
dapat ditemukan pada Tabel 2:
Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-4.328 |
.246 |
|
-17.594 |
.000 |
IT |
.353 |
.037 |
.460 |
9.624 |
.000 |
|
APP |
.110 |
.028 |
.132 |
3.951 |
.000 |
|
ACP |
.535 |
.047 |
.532 |
11.443 |
.000 |
|
C2C |
.154 |
.047 |
.130 |
3.284 |
.001 |
|
a. Dependent Variable: ROA |
Sumber: Data diolah
(Lampiran 7), 2023
Dari hasil analisis regresi linear berganda pada Tabel 2 tersebut, maka dapat dibuat persamaan
sebagai berikut:
Y = -4,328 + 0,353
X1 + 0,110 X2 + 0,535 X3 + 0,154 X4 +e
Dengan merinci
persamaan regresi di atas, beberapa informasi dapat diuraikan. Pertama, nilai konstanta sebesar -4,328 menunjukkan bahwa ketika semua
variabel bebas (Inventory Turnover (X1), Average Payment Period (X2), Average Collection Period (X3), dan Cash Conversion Cycle (X4)) memiliki nilai nol, kinerja
perusahaan (ROA) (Y) tetap sebesar -4,328 persen. Koefisien regresi β1 sebesar 0,353 menggambarkan bahwa apabila terjadi
peningkatan satu satuan pada Inventory Turnover (X1), kinerja perusahaan (ROA) (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,353 persen, dengan asumsi variabel
bebas lainnya konstan. Koefisien regresi β2 sebesar 0,110 menunjukkan bahwa kenaikan satu satuan pada Average Payment
Period (X2) akan mengakibatkan
penurunan kinerja perusahaan (ROA) (Y) sebesar
0,110 persen, dengan tetap mengasumsikan variabel bebas lainnya konstan. Regresi β3 sebesar 0,535 mengindikasikan bahwa peningkatan satu satuan pada Average Collection
Period (X3) akan menyebabkan
penurunan kinerja perusahaan (ROA) (Y) sebesar
0,535 persen, dengan tetap mengasumsikan variabel bebas lainnya konstan. Sementara itu, koefisien regresi β4 sebesar 0,154 menunjukkan bahwa kenaikan satu satuan pada Cash Conversion Cycle (X4)
akan menghasilkan peningkatan
kinerja perusahaan (ROA)
(Y) sebesar 0,154 persen, dengan tetap mengasumsikan
variabel bebas lainnya konstan.
Nilai koefisien
determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu model mampu menjelaskan
variasi variabel independen.
Peneliti memilih menggunakan nilai adjusted R2 ketika mengevaluasi keunggulan model regresi, karena, berbeda dengan R2, nilai adjusted R2 dapat berubah ketika variabel independen ditambahkan atau dihilangkan dari model. Hasil uji koefisien
determinasi dalam penelitian ini dapat ditemukan pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Hasil Uji Koefisien
Determinasi
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
0.970a |
0.941 |
0.938 |
0.36282 |
a. Predictors: (Constant), C2C, ACP, APP, IT |
Hasil uji pada Tabel 3
menunjukkan bahwa adjusted
R2 (koefisien determinasi
yang telah disesuaikan) memiliki nilai sebesar 0,938. Artinya, variasi kinerja perusahaan (ROA) pada perusahaan sektor kesehatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2017-2022 dapat secara signifikan
dipengaruhi oleh variabel
Inventory Turnover (X1), Average Payment Period (X2), Average
Collection Period (X3), dan Cash Conversion Cycle (X4) sebesar 93,8 persen. Sementara itu, 6,2 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan ke dalam kerangka
penelitian.
Pengujian statistik F dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengevaluasi signifikansi nilai pada tabel Analisis Varians (ANOVA), bertujuan untuk memahami dampak bersamaan dari variabel inventory turnover, average payment period,
average collection period, dan cash conversion cycle terhadap
kinerja perusahaan. Informasi terkait hasil uji F dapat ditemukan dalam Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
202,196 |
4 |
50,549 |
384,005 |
0,000b |
Residual |
12,769 |
97 |
0,132 |
|
|
|
Total |
214,964 |
101 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: ROA |
||||||
b. Predictors: (Constant), C2C, ACP, APP, IT |
Sumber: Data diolah
(Lampiran 9), 2023
Hasil uji
F menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 384,005 dengan tingkat signifikansi 0,000, yang lebih rendah daripada α = 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima.
Temuan ini menunjukkan bahwa kelima variabel independen memiliki kemampuan untuk secara bersamaan memprediksi atau menjelaskan kinerja perusahaan (ROA), terutama pada perusahaan sektor kesehatan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2017-2022. Dengan kata
lain, Inventory Turnover (X1), Average Payment Period (X2), Average Collection
Period (X3), dan Cash Conversion Cycle (X4) secara positif dan signifikan memengaruhi kinerja perusahaan (ROA) dalam sektor kesehatan.
Uji dampak secara parsial antara variabel independen dan variabel dependen menggunakan uji t memberikan hasil analisis yang signifikan. Pertama, Inventory Turnover memberikan
dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan di sektor kesehatan, dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,353 dan tingkat signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa semakin tinggi Inventory
Turnover, semakin tinggi kinerja perusahaan (ROA). Kedua, Average Payment Period juga memberikan
dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, dengan koefisien regresi 0,110 dan tingkat signifikansi 0,000, mengindikasikan
bahwa semakin lama periode pembayaran rata-rata, semakin tinggi Return on Assets
(ROA) perusahaan. Ketiga,
Average Collection Period memberikan dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, dengan nilai koefisien
regresi 0,535 dan tingkat signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa semakin lama periode pengumpulan piutang, semakin tinggi kinerja perusahaan. Keempat, Cash
Conversion Cycle juga memberikan dampak
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, dengan nilai koefisien regresi 0,154 dan tingkat signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa semakin tinggi
Cash Conversion Cycle, semakin tinggi
kinerja perusahaan di sektor kesehatan. Dengan demikian, keempat hipotesis yang menyatakan dampak positif dari masing-masing variabel independen terhadap kinerja perusahaan diterima.
Pengaruh Inventory Turnover Terhadap
Kinerja Perusahaan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Inventory Turnover secara
statistik berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja perusahaan (ROA) (H1 diterima). Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi inventory turnover maka
semakin tinggi perputaran investasi perusahaan sektor healthcare sehingga akan mendorong
semakin meningkatnya profitabilitas dan kinerja perusahaan pada sisi Return on
Assets (ROA). Hal ini diduga
disebabkan oleh adanya investasi yang besar dalam persediaan menunjukkan semakin efisien karena perputaran persediaanselama satu tahun yang tinggi dan mampu menekan biaya atas
persediaan tersebut, serta memperbesar kemungkinan keuntungan yang pada akhirnya bisa menambah
kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
Temuan ini konsisten dengan prinsip Pecking Order Theory yang menyatakan
bahwa perusahaan lebih memilih sumber
pendanaan yang murah dan berisiko rendah untuk menghindari biaya dan risiko yang lebih tinggi terkait
dengan utang (Anton dan Nucu,
2021). Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Maysuri & Dalimunthe (2018),
yang menunjukkan bahwa
Inventory Turnover memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Keterkaitan positif ini menggambarkan bahwa semakin tinggi
perputaran inventori, semakin baik kinerja
perusahaan karena efisiensi yang lebih tinggi dalam menggunakan
seluruh aset untuk mendukung kegiatan penjualan. Temuan ini sejalan
dengan penelitian Kabuye et al., (2019), yang membuktikan
bahwa Inventory Turnover berdampak
positif pada kinerja karena peningkatan perputaran inventori menandakan kemampuan perusahaan dalam menjual persediaan produk dengan lebih
cepat dan efisien, sehingga menghasilkan arus kas yang lebih cepat sebagai indikator
kinerjanya. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
(Mumtaz et al., 2022); (Ilham et al., 2022); (Adiyanto
et al., 2020) yang menyatakan bahwa
working capital management yang diukur dengan rasio inventory
turnover memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Lebih lama waktu yang dibutuhkan untuk inventory turnover maka
menggambarkan investasi
yang harus lebih besar diberikan pada bagian persediaan. Pengendalian waktu pada persediaan mempengaruhi fleksibilitas perushaan dan hasil pengendalian persediaan yang tidak efisien akan mengganggu
keseimbangan persediaan
yang pada akhirnya akan berimbas pada keuntungan perussahaan (Olaoye et al.,
2019). Hasil
dari penelitian yang dilakukan memberikan hasil bahwa semakin
lama periode dari perputaran
persediaan maka keuntungan atau profitabilitas dari perusahaan akan mengalami penurunan.
Pengaruh Average Payment Period terhadap
Kinerja Perusahaan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Average Payment Period berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA), yang menandakan
bahwa semakin tinggi Average Payment Period, Return on Asset perusahaan akan semakin meningkat (H2 diterima). Temuan ini menggambarkan bahwa perusahaan sektor healthcare, dengan memperlambat periode pembayaran utang, mampu meningkatkan kinerja keuangan, laba, dan penjualan. Adanya kecenderungan pada manajemen kas untuk memperlambat pengeluaran kas mengindikasikan bahwa perusahaan lebih cenderung menahan kasnya, menjaga kredibilitas pada pemasok yang belum dibayar, dan memanfaatkan kas secara efisien. Hal ini berkontribusi pada pemulihan dan pengendalian laba perusahaan. Temuan ini konsisten
dengan Pecking Order Theory, yang menyatakan bahwa perusahaan lebih suka menggunakan sumber dana.internal sebelum beralih ke sumber eksternal.
Penggunaan sumber dana
internal dapat mengurangi ketergantungan pada hutang, memperpanjang average payment period, dan memungkinkan perusahaan memutar kembali dana untuk kegiatan produksi, berpotensi meningkatkan keuntungan dan kinerja perusahaan (Pham et al.,
2020). Temuan ini juga mendukung penelitian sebelumnya, termasuk Andrea
(2020) dan studi-studi lainnya
seperti Chalmers et al. (2020), Habib
& Dalwai (2023), Simon et al. (2019), dan Al-Mawsheki et al. (2019), yang menunjukkan bahwa rasio average
payment period dalam manajemen modal kerja memiliki
dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Mekanisme ini menggambarkan bahwa efisiensi dalam manajemen waktu pembayaran utang dapat meningkatkan
likuiditas, potongan pembelian, dan akhirnya profitabilitas perusahaan.
Pengaruh Average Collection Period Terhadap
Kinerja perusahaan
Dari hasil analisis regresi, terlihat bahwa Average Collection
Period memiliki pengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H3 diterima). Artinya, semakin tinggi Average Collection Period, maka
Return on Asset perusahaan akan
meningkat. Fenomena ini disebabkan oleh kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang dengan efisien dan mengumpulkannya secara tepat waktu,
sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya keuangan yang mungkin timbul. Dengan demikian, hal ini
berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan dan pada gilirannya dapat meningkatkan return on assets perusahaan (Uguru
et al., 2018).
Hasil penelitian
ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan memilih sumber dana dengan
urutan prioritas pada pendanaan internal, sedangkan pada average collection period yakni ukuran yang
digunakan untuk mengukur rata-rata waktu yang diperlukan
perusahaan untuk mengumpulkan piutang dari para pelanggan. Apabila perusahaan mengutamakan sumber dana dari internal seperti laba yang
ditahan maka perusahaan bisa menggunakan laba yang ditahan tersebut
untuk mempercepat proses penagihan piutang. Hal ini
bisa mengurangi average collection period dan bisa
meningkatkan kas.
Hasil penelitian
ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Uguru et al., 2018); (Ekadjaja & Rorlen, 2022); (Silalahi & Silalahi, 2021), (Wulandari, 2018), (Olfimarta
& Wibowo, 2019) dan (Adiyanto et al., 2020) Berdasarkan
hasil analisis, dapat dipastikan bahwa manajemen modal kerja, yang
diukur menggunakan rasio average collection
period, memiliki dampak positif dan signifikan terhadap rasio kinerja. Ketika piutang berhasil dikumpulkan dengan lebih cepat, potensi
risiko ketidaktersediaan pembayaran piutang atau piutang yang
sulit tertagih akan menurun,
mengurangi kemungkinan piutang macet, dan mendukung pengembalian
dana yang lebih cepat kepada
perusahaan. Hal ini, pada gilirannya,
dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Dana yang dikembalikan
secara optimal dapat digunakan untuk mendukung kegiatan operasional, potensial meningkatkan profitabilitas perusahaan (Muslimah & Syarief, 2020).
Pengaruh Cash conversion cycle Terhadap
Kinerja Perusahaan
Dari hasil analisis regresi, dapat disimpulkan bahwa Cash Conversion Cycle secara
statistik memberikan dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H4 diterima). Artinya, semakin tinggi Cash Conversion
Cycle, maka Return on Asset perusahaan
akan semakin meningkat. Hasil ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi manajemen dana perusahaan, mulai dari proses pembelian bahan baku hingga
penjualan dengan skema kredit dan penagihan piutang. Oleh karena itu, apabila
terjadi peningkatan pada
Cash Conversion Cycle, konversi utang menjadi lebih efisien,
yang pada gilirannya meningkatkan
konversi piutang dan persediaan. Peningkatan konversi piutang dan persediaan tersebut menyebabkan peningkatan kas perusahaan, yang berdampak positif pada peningkatan profitabilitas perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan mengutamakan pendanaan dari sumber internal seharusnya membuat perusahaan menjadi tidak terlalu memfokuskan
pengelolaan cash conversion cycle karena telah memiliki
dana yang cukup untuk membiayai kegiatan. Perusahaan
yang memiliki modal kerja
yang cukup besar mampu meningkatkan penjualan dan mendapat potongan harga yang lebih banyak karena
bisa melakukan pembayaran hutang dengan tepat waktu
sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Manajemen modal kerja yang cukup mampu meningkatkan kinerja dari perushaan
karena perusahaan mempunyai persediaan yang lebih banyak dapat
mereduksi supply cost dan fluktuasi
harga bahan baku yang digunakan. Pengelolaan modal kerja melalui perubahan dari elemen-elemen yng membentuk siklus
konversi kas dengan mempertimbangkaan manfaat dan risiko yang bisa ditimbulkan oleh setiap perubahan elemen konversi kas tersebut (Silalahi & Silalahi, 2021).
Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh (Nguyen et al, 2020); (Aftiyana & Sari,
2020); (Kalsum, 2016), (Uguru
et al., 2018) dan (Essel & Brobbey,
2021) yang memperoleh hasil
bahwa working capital management yang diukur dengan rasio
cash conversion cycle memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rasio kinerja. Hasil ini
memberikan gambaran bahwa semakin lama periode dari siklus konversi kas maka profitabilitas perusahaan akan mengalami penurunan. Sikluas konversi kas yang dimiliki oleh
perusahaan mencerminkan tingkatan efisiensi rantai pasokan dan pengumpulan pembayaran dari para pelanggan sehingga apabila siklus ini tinggi mengisyaratkan
peruhahaan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mengonversi inventaris menjadi uang tunai. Hal
tersebut akan berdampak pada perusahaan yang akan memiliki kas lebih sedikit untuk
membiayai kegiatan operasional dan berdampak pada kinerja perusahaan.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ulum & Hartono
(2017) yang menemukan bahwa
Cash conversion cycle berpengaruh positif
terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan siklus konversi kas adalah periode antara perusahaan membayar pembayaran (hutang) dan menerima arus
kas masuk. Oleh sebab itu jika cash conversion cycle mengalami kenaikan, maka konversi utang semakin berkurang sehingga meningkatkan konversi piutang dan persediaan, dan konversi piutang dan persediaan menambah atau menambah kas perusahaan yang berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan.
Pengaruh secara bersama-sama dari Inventory
Turnover, Average Payment Period, Average Collection Period, dan Cash
Conversion Cycle terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil analisis menunjukkan bahwa Inventory
Turnover, Average Payment Period, Average Collection Period, dan Cash
Conversion Cycle secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H5 diterima). Secara teoritis, pengukuran manajemen modal kerja, yang melibatkan inventory turnover, average payment period,
average collection period, dan cash conversion cycle, dianggap
memiliki kontribusi yang penting terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, manajemen
modal kerja menjadi aspek yang tidak boleh diabaikan atau dianggap remeh,
karena banyak perusahaan yang pada akhirnya menghadapi masalah signifikan akibat penggunaan modal kerja yang tidak efisien. Hal ini dapat mencakup
kendala likuiditas dan profitabilitas, di mana perusahaan
mungkin memilih investasi berlebihan untuk meningkatkan likuiditas, namun dapat mengurangi tingkat profitabilitasnya. Pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap kinerja perusahaan khususnya pada performa keuangan yang efektif biasanya dilakukan transformasi proses bahan mentah hingga menjadi
barang komersial (Rahmawati & Hady, 2023).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif, yang berarti terdapat hubungan searah antara IT, APP, ACP, dan
C2C dengan ROA, yaitu Perputaran piutang pada perusahaan mencerminkan pengelolaan piutangnya dilakukan dengan baik dan kinerja dalam efisiensi penagihan. Semakin tinggi periode perputaran piutang maka modal yang diinvestasikan
pada piutang akan sedikit yang berarti kenaikan jumlah penjualan rendah diikuti dengan penerimaan kas dimana kondisi ini digunakan
sebagai profitabilitas perusahaan. Perputaran kas yang tinggi akan memberikan
keuntungan untuk perusahaan dengan jumlah kas tertentu akan menghasilkan penjualan yang tinggi (Mardiyana & Murni, 2018). Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam satu periode,
dimana inventory turnover ini
mengindikasikan perusahaan untuk menyediakan persediaan guna mendukung tercapainya penjualan sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan (Astuti & Aprianti, 2020). Perputaran pembayaran utang juga bisa meningkatkan profitabilitas dimana cepatnya periode pembayaran ini dilakukan agar bisa lebih cepat untuk
melakukan pembelian pada bahan baku untuk
memproduksi barang yang akan dijual dan biasanya perusahaan juga akan mendapatkan potongan pembelian karena melunasi utang sebelum jatuh tempo (Muslimah
& Syarief, 2020).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mardiyana & Murni, 2018), (Andrea, 2021), (Silalahi
& Silalahi, 2021), (Muslimah & Syarief, 2020), (Andelline & Widjaja, 2018), (Werdiningtyas,
2018) menjelaskan bahwa dengan semakin baiknya pengelolaan manajemen modal kerja makan akan makin
baik pula kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Mardiyana & Murni, 2018), dan semakin tinggi perputaran dari modal kerja akan meningkatkan penjualan sehingga perusahaan akan mendapatkan laba atau keuntungan yang tinggi pula (Werdiningtyas,
2018).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat diambil beberapa
kesimpulan. Pertama,
Inventory Turnover secara statistik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan sektor healthcare dalam periode 2017-2022. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan perputaran investasi perusahaan dapat memberikan dorongan pada profitabilitas dan kinerja perusahaan dalam Return on Assets (ROA). Kedua,
Average Payment Period juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, menandakan bahwa peningkatan Average Payment Period dapat
ikut berperan dalam peningkatan Return on
Assets perusahaan. Ketiga,
Average Collection Period memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, mengindikasikan bahwa semakin lama waktu penagihan piutang, semakin tinggi Return on Assets perusahaan. Keempat, Cash
Conversion Cycle secara statistik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan sektor healthcare, menunjukkan bahwa peningkatan Cash Conversion
Cycle dapat meningkatkan
Return on Assets perusahaan. Terakhir,
secara bersamaan, Inventory
Turnover, Average Payment Period, Average Collection Period, dan Cash Conversion
Cycle memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan sektor healthcare dalam periode 2017-2022. Hal ini menandakan bahwa peningkatan simultan variabel-variabel tersebut dapat memberikan kontribusi pada peningkatan Return on Assets perusahaan.
Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan sektor healthcare di
Bursa Efek Indonesia selama
periode penelitian.
BIBLIOGRAFI
Abbas, D. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Orientasi Pasar, Dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ukm Kota Makassar. Jurnal Manajemen, Ide, Inspirasi
(MINDS), 5(1), 95–111.
Abbas, D.S., 2017. Pengaruh Current Ratio, Account Receivable Turnover,
Inventory Turnover, Total Asset Turnover dan Debt To
Equity terhadap Return on Asset (Pada Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Pada Tahun 2011-2014). COMPETITIVE Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 2(1), pp.55-72.
Adiyanto, R., Murhadi, W. R.,
& Wijaya, L. I. (2020). Working Capital Management dan Firm Profitability
Perusahaan Sektor Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek
Filipina Periode 2014-2018. Journal of
Entrepreneurship & Business, 1(1), 31–42.
https://doi.org/10.24123/jerb.v1i1.2822
Aftiyana, W., & Sari, S. P. (2020). Firm Size, Firm
Performance, Sales Growth Dan Board Duality Dalam Pengelolaan Cash Conversion Cycle. Prosiding
Seminar Edusainstech, 577–585.
Ahmad, A. S., & Pongoliu, Y. I. D. (2021). Analisis
Struktur Modal Berdasarkan Perspektif Pecking Order Theory. JAMBURA: Jurnal Ilmiah Manajemen
dan Bisnis, 3(3), 171-182.
Al-Mawsheki,
R. M. S. A., Ahmad, N. B., & Nordin, N. B.
(2019). The Effects of Efficient Working Capital Management and Working Capital
Policies on Firm Performance: Evidence from Malaysian Manufacturing Firms.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and
Management Sciences, 9(3), 59–69. https://doi.org/10.6007/ijarafms/v9-i3/6333
Aldubhani, M. A. Q., Wang, J., Gong, T., & Maudhah, R. A. (2022). Impact of working capital management
on profitability: evidence from listed companies in Qatar. Journal of Money and
Business, 2(1), 70–81. https://doi.org/10.1108/jmb-08-2021-0032
Andrea, A. (2020). Pengaruh Manajemen
Modal Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan. Tesis Magister Manajemen
Universitas Gadjah Mada.
Andriasari, W. S., & Munawaroh,
S. U. (2020). Analisis Rasio
CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings, Equity dan Liquidity) pada Tingkat
Kesehatan Bank (Studi Kasus
BRI Syariah Periode 2018-2019). BISNIS: Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 8(2), 237.
Anton dan Nucu,
2021). (2021). The Impact of Working Capital Management on Firm Profitability
and Value. Journal of Business and Technology, 5(1), 34.
Anton, S., & Nucu,
A. E. A. (2021). The Impact of Working Capital Management on Firm
Profitability: Empirical Evidence from the Polish Listed Firms. Journal of Risk
and Financial Management, 14(1), 9. https://doi.org/10.3390/jrfm14010009
Astuti, E. P., & Aprianti,
S. (2020). Pengaruh Perputaran Piutang
dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada PT. Mustika Ratu Tbk. Jurnal
SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan
Dan Investasi), 3(2), 176.
https://doi.org/10.32493/skt.v3i2.4304
Cakranegara, P. A., Wati, D. D.
(2020). Struktur Modal berdasarkan
Pecking Order Theory pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Indonesia. JAAF (Journal of Applied Accounting
and Finance), 4(2), 114-119.
Eforis, C., & Pioleta,
G. (2019). Pengaruh Average Collection Period,
Inventory Turnover In Days, Average Payment Period,
Debt Ratio, Struktur Aset
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Profitabilitas Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di.
Ultima Management: Jurnal Ilmu
Manajemen, 11(2), 164-188.
Ekadjaja, M., & Rorlen.
(2022). Pengaruh Operation Management Dan Cash To Cash Cycle Terhadap Financial
Performance. Jurnal Ekonomi, 27(3), 337–357.
https://doi.org/10.24912/je.v27i3.1183
Ericko, E. (2021). Pengaruh
Inventory Turnover, Business Risk dan Cash Conversion Cycle terhadap
Profitability Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsum di Bursa Efek Indonesia.
FIN-ACC (Finance Accounting), 6(6), 927-936.
Essel, R., & Brobbey,
J. (2021). The Impact of Working Capital Management on the performance of
Listed Firms: Evidence of an Emerging Economy. International Journal of
Industrial Management, 12(1), 389–407.
https://doi.org/10.15282/ijim.12.1.2021.6994
Faida, D. N., & Hadiprajitno,
P. T. B. (2022). Pengaruh Manajemen
Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada
Perusahaan Dalam Sektor Barang Konsumen Primer Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2016-2019). Diponegoro Journal Of
Accounting, 11(4).
Fejzullahu, A., & Govori, F.
(2021). Working Capital Management and Profitability of Manufacturing Companies
in Kosovo. Management (Croatia), 26(2), 277–294.
https://doi.org/10.30924/MJCMI.26.2.16
Firdaus, N. A., Pratiwi,
L. N., & Setiawan, S. (2022). Analisis Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor
Kimia di Indeks Saham Syariah. Journal of Applied Islamic Economics and
Finance, 2(2), 399–407. https://doi.org/10.35313/jaief.v2i2.3017
Fitriyani, I. (2022). Analisis Pengaruh Likuiditas, Cash
Conversion Cycle, Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2020 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS.
Giriyani, N L P W, & Diyani,
L. A. (2019). Pengaruh Cash Conversion Cycle, Likuiditas dan Firm Size terhadap
Profitabilitas. Profita: Komunikasi
Ilmiah Akuntansi Dan Perpajakan, 12(1), 130–143.
https://doi.org/10.22441/profita.2019
Giriyani, Ni Luh Putu Widya, & Diyani, L. A. (2019). Pengaruh Cash Conversion Cycle, Likuiditas
Dan Firm Size Terhadap Profitabilitas.
Jurnal Profita, 12(1), 130.
https://doi.org/10.22441/profita.2019.v12.01.010
Habib, A. M., & Dalwai, T. (2023). Does the Efficiency of a Firm’s
Intellectual Capital and Working Capital Management Affect Its Performance? In
Journal of the Knowledge Economy (Issue 0123456789).
https://doi.org/10.1007/s13132-023-01138-7
Harahap, L. R., Anggraini,
R., & Effendy, R. Y. (2021). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan PT Eastparc
Hotel, Tbk (Masa Awal Pandemi
Covid-19). In Competitive Jurnal Akuntansi
dan Keuangan (Vol. 5, Issue 1).
Hasanah, A., & Setyawan,
R. (2020). Analisis Pengaruh
Manajemen Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan Dan Kebijakan Hutang Terhadap Profitabilitas
Perusahaan. Journal of Applied Managerial Accounting, 4(2), 299–309.
https://doi.org/10.30871/jama.v4i2.2495
Heryanto, H. (2021). Analisis Pengaruh Cash Conversion Cycle, Struktur
Modal, Dan Sales Growth Terhadap Profitabilitas
Pada Perusahaan Sub Sektor Perdagangan
Besar di Bursa Efek
Indonesia. FIN-ACC (Finance Accounting), 6(8), 1128-1139.
Ilham, R. N., Irawati,
H., Nurhasanah, N., Inuzula,
L., Sinta, I., & Saputra, J. (2022). Relationship
of Working Capital Management and Leverage on Firm Value: An Evidence from
Indonesia Stock Exchange. Journal of Madani Society,
1(2), 64–71. https://doi.org/10.56225/ijassh.v1i2.129
Jaworski, J., & Czerwonka, L.
(2022). Which Determinants Matter for Working Capital Management in Energy
Industry? The Case of European Union Economy. Energies, 15(9), 1–18.
https://doi.org/10.3390/en15093030
K. Chalmers, D., Sensini,
L., & Shan, A. (2020). Working Capital Management (WCM) and Performance of
SMEs: Evidence from India. International Journal of Business and Social
Science, 11(7). https://doi.org/10.30845/ijbss.v11n7a7
Kabuye, F., Kato, J., Akugizibwe,
I., & Bugambiro, N. (2019). Internal control
systems, working capital management and financial performance of supermarkets.
Cogent Business and Management, 6(1), 1–18.
https://doi.org/10.1080/23311975.2019.1573524
Kalsum, U. (2016). Pengaruh
Cash Conversion Cycle, Ukuran Perusahaan, Dan
Leverage Terhadap Profitabilitas
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Issi Tahun 2016-2020). Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 1–23.
Kartikasary, M., Marsintauli, F., Sitinjak,
M., Laurens, S., Novianti,
E., & Situmorang, R. (2021). The effect of working capital management, fixed
financial asset ratio, financial debt ratio on profitability in Indonesian
consumer goods sector. Accounting, 7(3), 661–666.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2020.12.011
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Kusuma, H., & Bachtiar,
A. D. (2018). Working Capital Management and Corporate Performance: Evidence
from Indonesia. Journal of Management and Business Administration. Central
Europe, 26(2), 76–88. https://doi.org/10.7206/jmba.ce.2450-7814.229
Lestari, N. A., & Mahfud1, M. K. (2021). Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur
Subsektor Makanan Dan Minuman Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2017-2019. Diponegoro Journal of Management, 10(3), 1–9.
Mandipa, G., & Sibindi,
A. (2022). Financial Performance and Working Capital Management Practices in
the Retail Sector: Empirical Evidence from South Africa. Risks, 10(3).
https://doi.org/10.3390/risks10030063
Mansyur, I. (2022). Analysis of Working Capital
Management and Financial Ratios On Profitability of
Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in
2017-2021. Jurnal Multidisiplin
Madani, 2(11), 4007–4017.
https://doi.org/10.55927/mudima.v2i11.1869
Mardiyana, & Murni, M.
(2018). Pengaruh Manajemen
Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Farmasi
Yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Akuntansi Dan Bisnis, 4(1),
102–114.
Maysuri, S., & Dalimunthe,
S. (2018). The Effect Of Working Capital Management To
Financial Performance Of The Company In Manufacturing Sector Listed In
Indonesia Stock Exchange (Idx) Pe-riod
2013-2016. Journal of Business and Behavioural
Entrepreneurship, 2(1), 40–50. https://doi.org/10.21009/jobbe.002.1.05
Megawati, M., & Mulyanto, S. (2020). Pengaruh
Cash Conversion Cycle terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2017. Keizai, 1(1). https://doi.org/10.56589/keizai.v1i1.148
Mumtaz, G. Y., Banani, A., & Jati,
D. P. (2022). International
Conference on Sustainable Competitive Advantage 2022 The Effect of Working
Capital Management on Firms’ Performance (The Case Study on Retail Companies
Listed on Indonesian Stock Exchange Period 2016-2021).
Muslimah, K. N. N., & Syarief, M. E. (2020). Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Indeks
Saham Syariah The influence of working capital management on financial
performance of manufacturing in the Indonesia sharia stock Mochamad
Edman Syarief. Journal of Applied Islamic Economics
and Finance, 1(3), 54–70.
Nely, N. (2022). Analisis Pengaruh Capital Structure dan Cash Conversion Cycle terhadap Financial Performance pada Perusahaan Yang Terindeks di LQ45. BIS-MA (Bisnis Manajemen), 7(2), 300-311.
Nurfiandy, A., Handri, A. P., Manajemen,
F., Ekonomi, D., Bisnis, I., & Bandung, I.
(2022). Analisis Kinerja Keuangan dengan Menerapkan Metode “EVA” (Economic Value Added) pada Perusahaan Sektor Healthcare yang Terdaftar
di Bei (Bursa Efek Indonesia) Periode
Tahun 2016-2020. Bandung Conference Series: Business
and Management, 2(1), 425–429. https://doi.org/10.29313/bcsbm.v2i1.1721
Olaoye, F. O., Adekanbi, J.
A., & Oluwadare, O. E. (2019). Working Capital
Management and Firms’ Profitability: Evidence from Quoted Firms on the Nigerian
Stock Exchange. Intelligent Information Management, 11(03), 43–60.
https://doi.org/10.4236/iim.2019.113005
Olfimarta, D., & Wibowo, S. S. A. (2019). Manajemen Modal
Kerja dan Kinerja Perusahaan pada
Perusahaan Perdagangan Eceran
di Indonesia - Dania Olfimarta dan
Seto Sulaksono Adi WIbowo. Journal of Applied Accounting and Taxation, Vol.
4, No, 87–99.
Pakdel, M. and Ashrafi, M., 2019. Relationship between
working capital management and the performance of firm in different business
cycles. Dutch Journal of Finance and Management, 3(1), p.em0057.
Pangestuti, I. R. D., Pridarsanti,
K. Y., & Robiyanto, R. (2021). Location, working
capital, corporate governance, and profitability: The case of Indonesian
manufacturing firms. International Journal of Business and Society, 22(2),
881–900. https://doi.org/10.33736/ijbs.3765.2021
Permatasari, N. K. I., & Agustina, M. D. P. (2021). Analisis Tingkat Kesehatan LPD Metode
Capital, Assets, Management, Earning dan Liquidity LPD Desa
Baluk Negara Periode
2016-2018. WidyaAmrita: Jurnal Manajemen,
Kewirausahaan dan Pariwisata, 1(1), 265-274.
Pham,
K. X., Nguyen, Q. N., & Nguyen,
C. Van. (2020). Effect of Working
Capital Management on the Profitability of Steel Companies on Vietnam Stock
Exchanges. Journal of Asian Finance, 7(10).
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.n10.741
Phuong, N. T. T., & Hung, D. N.
(2020). Impact of working capital management on firm profitability: Empirical
study in Vietnam. Accounting, 6(3), 259–266.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2020.3.001
Pratiwi, D., & Kurniawan, B. (2018). Pengaruh Penerapan
Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Keuangan Industri Perbankan. Jurnal Akuntansi Bisnis, 10(1).
Purwoto, L. (2019). Manajemen Modal
Kerja, Kendala Keuangan, Dan Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur
Indonesia. EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 3(1), 112–129.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2019.v3.i1.4041
Putra, R., & Ali, H. (2022).
Organizational Behavior Determination and Decision Making. Dinasti
International Journal of Digital Business Management, 3(3), 420–431.
Putri, S. C., Murhadi,
W. R., & Utami, M. (2019). Pengaruh
Working Capital Terhadap Firm Value Pada Perusahaan Sektor Non-Keuangan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 7(2), 2846–2859.
Rahmawati, Y., & Hady, H. (2023). The Effect on
Working Capital Management and Financial Performance In
Manufacturing Companies of Basic and Chemical Industry Sector In BEI Period of
2016-2019. JUBISMA, 5(1), 51-62.
Radeya, R., & Haryanto, A. M. (2022). Analisis Pengaruh Working Capital
Management (Wcm) Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Periode Triwulan I
2019–Triwulan II 2021). Diponegoro
Journal of Management, 11(3).
Respati, D. K., Musyaffi, A.
M., Zahra, S. F., & Hindaryatiningsih, N. (2022).
Exploring Working Capital Management and Performance of Manufacturing Firms in
Indonesia. Quality - Access to Success, 23(188), 198–203.
https://doi.org/10.47750/QAS/23.188.26
Rosyid, S. F., & Prasetiono,
P. (2019). Analisis Pengaruh
Cash Convertion Cycle, Average Collection Period,
Inventory Collection Period, Average Payment Period Dan Current Ratio Terhadap Profitabiliitas (Studi Empiris Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Bei Pada Tahun 2013-2017). Diponegoro
Journal Of Management, 8(3), 43-53.
Copyright holder: Raka Andrean (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |