Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 5, Mei 2024               

 

KUALITAS LAYANAN MEMEDIASI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA APLIKASI TELEMEDICINE

 

Jonathan Victorya1*, Hery Winoto Tj2, Melitina Tecoalu3, Soegeng Wahyoedi4

Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia1,2,3,4

Email: [email protected]*

 

Abstrak

Pandemi Covid – 19 mendorong peningkatan yang singnifikan dalam penggunaan aplikasi telemedicine. Pengukuran efektivitas dan keberhasilan penerapan aplikasi telemedicine diperlihatkan dari kepuasan pasien dalam penggunaannya. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh kepercayaan dan kualitas layanan. Hingga saat ini penelitian yang membahas mengenai kepercayaan, kualitas layanan dan kepuasan pasien dalam telemedicine masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan terhadap kepuasan pasien yang dimediasi oleh kualitas layanan. Penelitian ini dilakukan pada pengguna layanan aplikasi telemedicine dengan melakukan pengisian kuesioner. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS. Penelitian ini mengikutsertakan 128 responden dengan usia pengguna telemedicine terbanyak usia 18 – 25 tahun. Berdasarkan hasil kuesioner sebagian besar responden merasa setuju terhadap pertanyaan seputar kepercayaan, kualitas layanan, dan kepuasan dalam penggunaan telemedicine. Analisis model menunjukkan hubungan yang signifikan antara kepercayaan, kualitas layanan, dan kepuasan pasien (P – value < 0,05; T – statistik > 1,96). Selain itu, kualitas layanan memiliki peran sebagai mediator pada pengaruh kepercayaan terhadap kepuasan pasien (P – value < 0,05; T – statistik > 1,96). Kepercayaan memengaruhi kualitas layanan dan kepuasan pasien secara signifika. Kualitas layanan juga memengaruhi kepuasan pasien secara signifikan. Selain itu, kualitas layanan bersifat mediasi dalam pengaruh kepercayaan terhadap kepuasan pasien.

Kata Kunci: Kepercayaan, Kualitas Layanan, Kepuasan Pasien

 

Abstract

The Covid-19 pandemic has led to a significant surge in the utilization of telemedicine applications. The measurement of the effectiveness and success of implementing telemedicine applications is demonstrated through patient satisfaction in their usage. Patient satisfaction is influenced by trust and service quality. Research on trust, service quality, and patient satisfaction in telemedicine is currently limited. This study aims to explore the relationship between trust and patient satisfaction mediated by service quality. The research involves users of telemedicine applications who completed questionnaires. Data were analyzed using SmartPLS software. The study included 128 respondents, with the majority of telemedicine users aged 18 to 25 years. Based on questionnaire results, most respondents agreed with questions regarding trust, service quality, and satisfaction in telemedicine usage. Model analysis revealed a significant relationship between trust, service quality, and patient satisfaction (P-value < 0.05; T-statistic > 1.96). Additionally, service quality played a mediating role in the influence of trust on patient satisfaction (P-value < 0.05; T-statistic > 1.96). Trust significantly influences service quality and patient satisfaction. Service quality also significantly affects patient satisfaction. Moreover, service quality acts as a mediator in the impact of trust on patient satisfaction

Keywords: Trust, Service Quality, Patient Satisfaction

 

Pendahuluan

Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menjadi masa yang cukup berat bagi seluruh negara di dunia. Dalam rangka pengendalian kasus Covid-19, pemerintah telah membuat berbagai macam upaya mulai dari pembatasan aktivitas melalui “Pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Masyarakat” hingga penggunaan aplikasi telemedicine untuk melakukan konsultasi kesehatan serta berobat. Di Indonesia penggunaan aplikasi telemedicine mengalami peningkatan dari sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, terbukti dengan adanya peningkatan dari 4 juta pengguna menjadi 15 juta pengguna semenjak Pandemi Covid-19 (Sari et al, 2021).

Telemedicine adalah bentuk layanan kesehatan jarak jauh yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Layanan ini mencakup diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian, evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan bagi penyedia layanan Kesehatan (Harkey et al, 2020). Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan HK.02.01/MENKES/303/2020 terkait praktik telemedicine di masa pandemi Covid – 19 (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021). Penggunaan aplikasi telemedicine diharapkan dapat mempermudah pasien dengan mengurangi pelayanan tatap muka dengan tenaga kesehatan dan dapat berkonsultasi secara bebas tanpa harus mengantri (Sesilia, 2020).

Dalam mengukur efektivitas dan keberhasilan penerapan aplikasi telemedicine kepuasan pasien memainkan peran penting (Garcia et al, 2017). Menurut Andrew et al. (2020) dalam penelitiannya yang berupa integrative review menyatakan bahwa 14 dari 16 studi menampilkan kepuasaan pasien yang tinggi melalui penggunaan telemedicine di masa pandemi Covid-19, sementara hanya 1 studi yang menampilkan pasien lebih puas pada layanan tatap muka daripada layanan telemedecine. Dobrusin et al (2020) menyatakan pasien yang menjalani rawat jalan di bidang gastroenterologi melaporkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi terhadap penggunaan telemedicine dan pasien memiliki keinginan untuk menggunakan kembali di masa akan datang. Namun, penelitian dari Tantarto et al (2020) di Indonesia menyatakan kepuasan pertemuan tatap muka masih lebih tinggi dibandingkan penggunaan telemedicine. Hal ini karena penerapan telemedicine di Indonesia masih tergolong baru, sehingga banyak masyarakat memilih datang ke fasilitas layanan tatap muka. Selain itu masyarakat merasa waktu yang digunakan dalam konsultasi pada telemedicine kurang (Tantarto et al, 2020).

Meningkatkan kualitas layanan akan memberikan dampak besar dalam kepuasaan pasien. Jayalie et al (2023) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien untuk dalam menciptakan suatu penggunaan kembali. Hal ini dikarenakan harapan masyarakat terhadap kualitas yang baik dalam layanan telemedicine meliputi kapabilitas, skill, dan rasa aman (Sesilia, 2020). Kepercayaan memiliki dampak besar pada kualitas layanan. Menurut Lee et al (2019) apabila pasien mempercayai dokter, maka dokter akan lebih mampu memahami kondisi pasien. Hal ini mengurangi tingkat kecemasan, memastikan pemberian pengobatan yang sesuai, dan menciptakan hubungan yang erat antara dokter dan pasien. Kepercayaan terhadap dokter akan mempengaruhi bagaimana dokter memperlakukan pasien yang berujung kepada kualitas layanan yang diberikan (Sesilia, 2020). Sari dan Wirman (2021) menyatakan dua hal yang menarik dalam tingkat kepercayaan telemedicine, yaitu jika hasil diagnosis yang diberikan tidak mengkhawatirkan maka pasien akan percaya dengan aplikasi sedangkan jika hasil diagnosis membutuhkan konsultasi lebih lanjut dengan spesialis maka pasien tidak percaya. Hal ini karena pasien merasa dalam mendiagnosis penyakit yang sulit tidak mungkin hanya semerta-merta dapat dilihat dari aplikasi.

Di Indonesia, studi yang membahas mengenai pengaruh setiap komponen di atas terhadap kepuasan pasien dalam penggunaan aplikasi telemedicine masih sangat terbatas. Adanya perbedaan hasil pendapat penelitian yang dilakukan di Indonesia juga membuat peneliti ini ingin meneliti lebih lanjut hubungan setiap komponen sehingga terbentuk sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Kepercayaan terhadap Kepuasaan Pasien dimediasi oleh Kualitas Layanan pada Aplikasi Telemedicine”

 

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang menjelaskan mengenai hubungan antara kepercayaan, kualitas layanan dan kepuasan pasien dalam penelitian ini digambarkan pada gambar 1. Dengan melihat kerangka konseptual, maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis 1: Kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan pasien

Hipotesis 2: Kepercayaan berpengaruh terhadap kualitas layanan

Hipotesis 3: Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien

Hipotesis 4: Kepercayaan terhadap kepuasan pasien yang dimediasi oleh kualitas layanan

Gambar 1. Kerangka Konseptual

 

 

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan desain studi potong lintang. Subjek penelitian adalah pengguna layanan aplikasi telemedicine dengan kriteria inklusi meliputi pengguna layanan yang setidaknya 1 kali melakukan konsultasi dengan telemedicine, berusia minimal 18 tahun, bersedia memberikan data yang representatif, mengisi lembar informed consent, dan mengisi kuesioner evaluasi secara lengkap.

Besar sampel diketahui dengan menggunakan rule of thumb (Hair, et al. 2017) dan didapatkan minimal 120 responden. Penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data primer berupa kuesioner yang diberikan langsung kepada subjek penelitian. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan SmartPLS. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan kuesioner dapat dipakai valid dan reliabel. Setelah itu, analisis data dilanjutkan dengan analisis struktural menggunakan analisis jalur, dengan program Partial Least Square (PLS) dengan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM).

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil Karakteristik Responden

Penelitian ini mengikutsertakan 128 partisipan (Tabel 1).  Dari karakteristik responden didapatkan bahwa mayoritas pengguna telemedicine memiliki usia muda dengan 59,4 % berusia 18 – 25 tahun. Terlihat bahwa perempuan (59,4%) lebih banyak menggunakan telemedicine dibandingkan laki – laki (40,6%). Dari segi pendidikan mayoritas memiliki latar belakang pendidikan S1 (85,2%). Dalam konteksi domisili, sebagian besar responden berasal dari luar Jakarta (64,1%). Sebanyak 63,3% responden hanya menggunakan telemedicine sekali, sementara 31,3% menggunakan antara 2 – 5 kali.

Tabel 1. Hasil Karakteristik Responden

Karakteristik

Frekuensi

Persentase (%)

Usia

 

 

18 – 25 tahun

76

59,4 %

26 – 35 tahun

25

19,5 %

36 – 45 tahun

7

5,5 %

>45 tahun

20

15,6 %

Jenis Kelamin

 

 

Laki – Laki

52

40,6 %

Perempuan

76

59,4 %

Pendidikan

 

 

Lulus SMA

13

10,2 %

Lulus S1

109

85,2 %

Lulus S2

6

4,7 %

Domisili

 

 

Jakarta

46

35,9 %

Diluar Jakarta

82

64,1 %

 

Frekuensi penggunaan telemedicine

 

 

1 kali

81

63,3 %

2 – 5 kali

40

31,3 %

>5 kali

7

5,5 %

 

Analisis Model Pengukuran dan Model Struktural

Dalam proses analisis jalur, sebelum diketahui tingkat signifikansi dari hasil yang dikerjakan, pertama-tama dilakukan pengujian terhadap Outer Model dengan melihat hasil uji validitas (konvergen dan diskriminan), dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Setelah model pengukuran dikatakan valid dan reliabel, maka analisis dapat dilanjukan dengan Inner Model yang pada akhirnya akan diperoleh nilai signifikansi.

 

Outer Model

Uji Validitas Konvergen

Hasil Analisa validitas konvergen pada tabel 2, didapatkan 4 indikator dalam kepercayaan (K15, K23, K24, K44)  dan 1 indikator dalam kualitas layanan (KL44) yang memiliki nilai loading factor <0,7. Indikator dengan nilai <0,7 akan dihapus dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Hasil dari indikator yang telah dihapus diperlihatkan pada gambar 2.

Tabel 2. Outer Loading pada Uji Validitas Konvergen

 

Kepercayaan

Kualitas Layanan

Kepuasan pasien

K11

0,839

 

 

K12

0,836

 

 

K13

0,778

 

 

K14

0,775

 

 

K15

0,569

 

 

K21

0,829

 

 

K22

0,842

 

 

K23

0,587

 

 

K24

0,370

 

 

K31

0,824

 

 

K32

0,748

 

 

K33

0,765

 

 

K34

0,741

 

 

K41

0,875

 

 

K42

0,856

 

 

K43

0,811

 

 

K44

0,399

 

 

KL11

 

0,821

 

KL12

 

0,784

 

KL13

 

0,763

 

KL21

 

0,762

 

KL22

 

0,763

 

KL23

 

0,808

 

KL31

 

0,784

 

KL32

 

0,820

 

KL33

 

0,820

 

KL34

 

0,766

 

KL41

 

0,755

 

KL42

 

0,717

 

KL43

 

0,742

 

KL44

 

0,634

 

KL51

 

0,759

 

KL52

 

0,702

 

KP1

 

 

0,909

KP2

 

 

0,886

KP3

 

 

0,933

KP4

 

 

0,933

             

Gambar 2. Model Konstruk setelah indikator dihapuskan

           

Parameter pengukutan dilanjutkan dengan nilai nilai AVE (Average Variance Extracted). Hasil AVE pada tabel 3 menunjukkan bahwa semua konstruk menghasilkan nilai AVE >0,5 yang berarti semua konstruk memenuhi persyaratan validitas dan konstruk yang sangat berkorelasi.

 

Tabel 3. Average Variance Extracted setelah Indikator Dihapuskan

 

Average Variance Extracted

Kepercayaan

0,663

Kualitas Layanan

0,838

Kepuasan Pasien

0,599

 

Uji Validitas Diskriminan

Tabel 4. Cross Loading pada Uji Validitas Diskriminan

 

Kepercayaan

Kualitas layanan

Kepuasan Pasien

K11

0,834

0,694

0,726

K12

0,841

0,703

0,755

K13

0,785

0,675

0,655

K14

0,780

0,679

0,649

K21

0,822

0,685

0,707

K22

0,839

0,679

0,723

K31

0,840

0,694

0,751

K32

0,759

0,610

0,600

K33

0,777

0,623

0,595

K34

0,747

0,567

0,564

K41

0,881

0,736

0,754

K42

0,856

0,690

0,709

K43

0,815

0,747

0,751

KL11

0,696

0,835

0,672

KL12

0,682

0,797

0,667

KL13

0,607

0,764

0,619

KL21

0,569

0,782

0,504

KL22

0,602

0,781

0,506

KL23

0,619

0,819

0,593

KL31

0,603

0,784

0,668

KL32

0,621

0,823

0,656

KL33

0,585

0,838

0,609

KL34

0,581

0,753

0,599

KL41

0,647

0,740

0,586

KL42

0,680

0,701

0,568

KL43

0,628

0,723

0,612

KL51

0,753

0,754

0,717

KL52

0,713

0,714

0,659

KP1

0,773

0,763

0,909

KP2

0,735

0,681

0,886

KP3

0,807

0,760

0,933

KP4

0,792

0,733

0,933

Berdasarkan hasil dari tabel 4, semua konstruk reflektif menghasilkan nilai cross loading yang lebih tinggi daripada korelasi indikator dengan konstruk lainnya. Oleh karena itu, validitas diskriminan telah memenuhi persyaratan, dan data yang digunakan dianggap valid.

 

Uji Reliabilitas

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas

 

Cronbach’s Alpha

Composite Reliability

Kepercayaan

0,957

0,959

Kualitas Layanan

0,952

0,953

Kepuasan Pasien

0,936

0,953

 

Berdasarkan hasil dari tabel 5, uji reliabilitas memberikan hasil cronbach’s alpha dan composite reliability >0,7. Hal ini menunjukan bahwa setiap variabel memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. Kesimpulan dari analisis Outer Model adalah bahwa uji validitas konvergen, validitas diskriminan, dan uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua indikator dan variabel dalam penelitian telah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu, dapat dilanjutkan dengan analisis Inner Model.

 

 

Inner Model

Nilai R – Square sebesar 0,75, 0,50, dan 0,25 dapat disimpulkan sebagai model yang kuat, sedang, dan lemah, sesuai dengan Hair., 2011 (Ghozali, 2015).

 

Tabel. 6  Hasil R – Square

 

R – Square

Kepuasan Pasien

0,751

 

Berdasarkan tabel 6, hasil uji R – Square, terlihat bahwa kepuasan pasien memiliki nilai R – Square sebesar 0,751, dimana termasuk model yang kuat. Hal ini dapat diartikan bahwa kepuasan pasien dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan dan keperceyaan sebesar 75,1 %. Sementara sisanya 24,9% dijelaskan oleh variabel lainnya.

 

Uji Hipotesis

Pengaruh Langsung

Uji Hipotesis dilakukan untuk melihat nilai p – value dan t – statistic. Hipotesis yang signifikan dapat diterima jika nilai p – value <0,05 dan t – statistic > 1,96

Tabel 7. Nilai Pengaruh Langsung

 

T – Statistic

P – Value

Hipotesis

Kepercayaan Kepuasan Pasien

5,865

0,000

Diterima

Kepercayaan Kualitas Layanan

16,025

0,000

Diterima

Kualitas Layanan Kepuasan Pasien

3,658

0,000

Diterima

Berdasarkan tabel 7, terdapat 3 hipotesis pada pengaruh langsung dalam penelitian ini, yaitu:

·      H1: Kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Nilai t – statistic 5,865 atau > 1,96 dengan nilai p – value 0,000 < 0,05 artinya kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

·      H2: Kepercayaan berpengaruh terhadap kualitas layanan. Nilai t – statistic 16,025 atau > 1,96 dengan nilai p – value 0,000 < 0,05 artinya kepercayaan berpengaruh terhadap kualitas layanan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima.

·      H3: Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Nilai t – statistic 3,658 atau > 1,96 dengan nilai p – value 0,000 < 0,05 artinya kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.

 

Pengaruh Tidak Langsung (Efek Mediasi)

Tabel 8. Nilai Pengaruh Tidak Lansung (Mediasi)

 

T – statistic

P – value

Hipotesis

Kepercayaan Kualitas Layanan Kepuasan Pasien

3,141

0,002

Diterima

 

Berdasarkan tabel 8, terdapat 1 Hipotesis pada pengaruh tidak langsung yang dalam penelitian ini, yaitu:

·      Hipotesis keempat: Kepercayaan terhadap kepuasan pasien yang dimediasi oleh kualitas layanan. Nilai t – statistic 3,141 atau > 1,96 dengan nilai p – value 0,002 < 0,05 artinya kualitas layanan memediasi kepercayaan terhadap kepuasan pasien. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat diterima.

Pembahasan

Hasil karakteristik mengenai usia pengguna telemedicine  didapatkan mayoritas pengguna adalah perempuan, dengan usia yang menggunakan rentang 18 – 25 tahun. Hal ini konsisten dengan yang ditunjukan oleh Tantarto et al (2020) dan Sesilia (2020) pada penelitiannya di Indonesia. Temuan ini memiliki artian bahwa adopsi teknologi lebih tinggi dikalangan generasi muda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kecenderungan generasi muda untuk lebih terbuka terhadap teknologi baru. Dominasi pendidikan oleh S1 memungkinkan bahwa pendidikan dapat menjadi faktor kunci dalam adopsi teknologi kesehatan, dengan tingkat pendidikan yang tinggi membuat pemahaman akan menggunakan suatu teknologi lebih mudah. Domisili yang didominasi oleh responden dari luar Jakarta mengindikasikan bahwa adopsi telemedicine tidak terbatas pada wilayah suatu wilayah saja namun dapat memberikan manfaat signifikan di daerah lainnya. Frekuensi yang didominasi hanya pernah 1 kali menggunakan telemedicine dikarenakan kebanyakan dalam pengobatan pasien bersifat akut yang hanya membutuhkan satu kali pertemuan dan pemberian pengobatan.

 

Kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan pasien

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Orrange, et al. (2021) bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhdap kepuasan pasien. Hal ini karena kepercayaan menjadi landasan penting dalam meningkatkan kepuasan pasien. Pasien yang memiliki kepercayan dan keyakinan kepada dokter kemungkinan besar akan merasa puas dengan kunjungannya pada telemedicine dan menggunakan kembali platform itu (Orrange, et al. 2021). Ketika pasien telah memberikan kepercayaan kepada layanan kesehatan atau tenaga medis, dan kepercayaan tersebut dimanfaatkan secara optimal oleh tenaga medis melalui pemberian kinerja yang terbaik, maka hasilnya adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan tersebut (Sesilia, 2020).

 

Kepercayaan berpengaruh terhadap kualitas layanan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukan oleh Sesilia (2020) yang melakukan penelitian pada kota-kota besar di Indonesia. Kepercayaan dapat berperan sebagai indikator kualitas atau simbol potensial dalam evaluasi pasien terhadap kualitas perawatan kesehatan (Sesilia, 2020). Semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin baik kualitas layanan yang diberikan pada penggunaan telemedicine. Kualitas hubungan antara dokter dan pasien, dalam arti memberi pelayanan sangay bergantung pada tingkat kepercayaan pasien kepada dokter. Jika pasien dapat mempercayai dokter, maka semakin dokter dapat memahami kondisi pasien sehingga kualitas layanan yang diberikan akan maksimal (Lee, et al. 2019).

 

Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien

Hal ini sesuai oleh Penelitian Fransiska dan Bernarto (2021) kualitas layanan sangat berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan dalam penggunaan aplikasi. Hal ini dikuatkan oleh penelitian Saputra dan Dewi (2022) yang melakukan penelitian dengan aplikasi telemedicine ternama di Indonesia. Kualitas layanan memberikan kontribusi yang signifikan untuk dalam menciptakan perbedaan dan strategi bersaing untuk setiap organisasi. Dalam bidang kesehatan, mutu pelayanan kesehatan berkaitan dengan terjaminnya mutu pelayanan sehingga meningkatkan harapan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan (Tantarto, et al. 2020). Kepuasan pelanggan   merupakan   perasaan senang dan kecewa yang timbul setelah melihat kinerja atau hasil suatu produk. Hal ini mengaitkan bahwa kualitas layanan yang baik akan mempengaruhi kepuasan pasien terhadap penggunaan suatu produk (Fransiska & Bernarto, 2021).

 

Kepercayaan terhadap kepuasan pasien yang dimediasi oleh kualitas layanan

Penelitian ini diperkuat oleh Sesilia (2020) yang menyatakan hal serupa bahwa terdapat efek mediasi oleh kualitas layanan dalam pengaruh kepercayaan terhadap kepuasan pasien. Kepercayaan memiliki dampak besar pada kualitas pelayanan telemedicine. Pelayanan kesehatan yang baik dapat dirasakan oleh pasien melalui peningkatan mutu pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan dapat memberikan kepuasan terhadap pasien. Hal ini membuat dokter menjadi peran penting dalam kualitas pelayanan khususnya dibidang telemedicine (Lee et al, 2019).

 

Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; (1) kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan pasien dalam penggunaan telemedicine. Artinya pasien yang memiliki kepercayaan terhadap telemedicine yang digunakan cenderung akan merasa puas dengan penggunaannya, (2) kepercayaan berpengaruh terhadap kualitas layanan dalam penggunaan telemedicine. Artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin baik kualitas layanan pada penggunaan telemedicine, (3) kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien dalam penggunaan telemedicine. Artinya kualitas layanan yang baik dalam telemedicine menciptakan dampak yang positif terhadap tingkat kepuasan pasien, dan (4) kualitas layanan mempunya efek mediasi pada kepercayaan terhadap kualitas layanan dalam penggunaan telemedicine. Artinya semakin baik kualitas layanan maka kepuasan pasien semakin meningkat dan kepercayan pasien akan semakin tinggi.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Andrews, E., Berghofer, K., Long, J., Prescott, A., & Caboral-Stevens, M. (2020). Satisfaction with the use of telehealth during COVID-19: An integrative review. International Journal of Nursing Studies Advances, 100008.

Dobrusin, A., Hawa, F., Gladshteyn, M., Corsello, P., Harlen, K., Walsh, C. X., Alaparthi, L., Weinstein, M., Baig, N., Sousa, A., & Gunaratnam, N. T. (2020). Gastroenterologists and Patients Report High Satisfaction Rates With Telehealth Services During the Novel Coronavirus 2019 Pandemic. Clinical Gastroenterology and Hepatology, 18(11), 2393-2397.

Fransiska, C., & Bernarto, I. (2021). Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dan Keberlanjutan Penggunaan pada Pengguna Aplikasi Kesehatan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)11(2), 132-142.

Garcia, R., Han, W., & Adelakun, O. (2017). Defining dimensions of patient satisfaction with telemedicine: An analysis of existing measurement instruments. Proceedings of the Annual Hawaii International Conference on System Sciences, 3793–3802.

Ghozali, I. (2015). SEM metode alternatif dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Volume 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harkey, L. C., Jung, S. M., Newton, E. R., & Patterson, A. (2020). Patient satisfaction with telehealth in rural settings: A systematic review. International Journal of Telerehabilitation, 12(2), 53–64.

Hair Jr, J. F., Matthews, L. M., Matthews, R. L., & Sarstedt, M. (2017). PLS-SEM or CB-SEM: updated guidelines on which method to use. International Journal of Multivariate Data Analysis1(2), 107-123.

Jayalie, V. F., et al. (2023). Kepuasan Pasien Memediasi Pengaruh HEALTHQUAL terhadap Repurchase Intention pada Rumah Sakit Murni Teguh Sudirman Jakarta. Nommensen Journal of Medicine, 9(1), 20-27.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). COVID 19. Diakses dari https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19

Lee, C. H., Tseng, S. H., & Tsai, F. S. (2019). Doctor-Patient Mutual Trust, Telemedicine Quality, and Satisfaction: The Role of Knowledge Management. Journal of Social and Administrative Sciences, 6(4), 176-87.

Orrange, S., Patel, A., Mack, W. J., & Cassetta, J. (2021). Patient satisfaction and trust in telemedicine during the COVID-19 pandemic: retrospective observational study. JMIR human factors8(2), e28589.

Sari, D. E. P., Rivai, F., & Amirrudin, R. (2021). The Effect of Patient Experience on Patient Loyalty through Patient Satisfaction in Telemedicine Application Services During the Covid-19 Pandemic. Journal of Asian Multicultural Research for Medical and Health Science Study, 2(3), 8–14.

Sari, G., & Wirman, W. (2021). Telemedicine sebagai Media Konsultasi Kesehatan di Masa Pandemic COVID 19 di Indonesia. Jurnal Komunikasi, 15(1), 43-54.

Saputra, D., Dewi, R. C., & Erant, G. P. (2022). Pengaruh program pemutihan pajak, pembebasan bea balik nama, dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial3(1), 56-67.

Sesilia, A. P. (2020). Kepuasan Pasien Menggunakan Layanan Kesehatan Teknologi (Tele-Health) di Masa Pandemi COVID-19: Efek Mediasi Kualitas Pelayanan Kesehatan. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi, dan Kesehatan (J-P3K), 1(3), 251–60,

Tantarto, T., Kusnadi, D., & Sukandar, H. (2020). Analysis of Service Quality Towards Patient Satisfaction (Comparative Study of Patients Using Telemedicine Application and Face to Face Consultation in Healthcare). European Journal of Business and Management Research, 5(5), 1–7.

 

 

 

 

Copyright holder:

Jonathan Victorya, Hery Winoto Tj, Melitina Tecoalu, Soegeng Wahyoedi (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: