Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9,
No. 5, Mei
2024
KESIAPAN KELUARGA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI CONTINOUS
AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS (CAPD) SCOPING REVIEW
Siti
Fatimah
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penyakit
gagal ginjal kronik selalu mengalami peningkatan dalam tiap tahunnya baik
secara global maupun di Indonesia. Penatalaksanaan gagal ginjal kronik seperti
CAPD menajadi terapi pengganti ginjal yang cukup banyak digunakan di Indonesia.
Namun hal ini harus menjadi perhatian keluarga karena dalam implementasinya
terapi ini dilaksanakan dirumah. Kesiapan keluarga
disini menjadi sangat penting dalam membantu pasien gagal ginjal yang menjalani
CAPD karena akan membantu memonitor pelaksanaan CAPD selama dirumah. Tujuan dalam
tinjauan literatur ini untuk mendeskripsikan kesiapan
keluarga pasien yang menjalani terapi CAPD. Data dalam penelitian ini
menggunakan beberapa database seperti PubMed, Science Direct, PROQUEST dan
Google Scholar pada tahun 2018 hingga Desember 2023. Kata kunci yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan 3 kata kunci utama yaitu kesiapan keluarga, GGK
dan CAPD dan ditemukan artikel sebanyak 1724 dengan rincian PubMed sebanyak 635, Science Direct
sebanyak 240, PROQUEST sebanyak 345 dan Google Scholar sebanyak 504 Penentuan
jurnal menggunakan menggunakan PICOST. Berdasarkan hasil pencarian literatur terdapat 3 artikel yang sesuai
dengan topik dan tujuan penelitian. Kesiapan keluarga pasien yang
menjalani. Kesimpulan dari hasil review ini
menjalaskan 3 aspek penting dalam kesiapam keluarga pasien yang menjalani CAPD
yaitu CAPD menjadi suatu budaya baru, dukungan keluarga dan peningkatan
pengetahuan keluarga
Kata
kunci: Kesiapan keluarga, GGK, CAPD
Abstrak
Chronic
kidney failure always increases every year, both globally and in Indonesia.
Management of chronic kidney failure such as CAPD is a kidney replacement
therapy that is quite widely used in Indonesia. However, this must be a concern
for the family because in its implementation this therapy is carried out at home.
Family willingness here is very important in helping kidney failure patients
undergoing CAPD because it will help monitor the implementation of CAPD while
at home. The aim of this literature review is to describe the readiness of
families of patients undergoing CAPD therapy. The data in this research used
several databases such as PubMed, Science Direct, PROQUEST and Google Scholar
from 2018 to December 2023. The keywords used in this research used 3 main
keywords, namely family readiness, GGK and CAPD and 1724 articles were found
with details PubMed as many as 635, Science Direct as many as 240, PROQUEST as
many as 345 and Google Scholar as many as 504. Determining journals using
PICOST. Based on the results of the literature search, there were 3 articles
that matched the topic and research objectives. Preparation of the family of
the patient undergoing treatment. The conclusion of the results of this review
explains 3 important aspects in the readiness of families of patients
undergoing CAPD, namely CAPD becoming a new culture, family support and
increasing family knowledge.
Keyword: family readiness, CKD, CAPD
Pendahuluan
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) atau Chronic Kidney
Disease (CKD) merupakan suatu keadaan dimana ginjal secara permanen kehilangan fungsi
untuk membuang zat-zat hasil metabolisme dan gangguan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan zat-zat dalam tubuh dan menyebabkan uremia. Pada
kondisi ini nilai glomerular filtration rate (GFR) yang merupakan
indikator fungsi ginjal telah menurun hingga kurang dari 15 persen sehingga
ginjal tidak mampu melakukan fungsinya sendiri
Penyakit gagal ginjal kronik telah menyebabkan
kematian pada 850.000 orang setiap tahunnya menurut data World Health
Organization (WHO), angka tersebut menunjukkan bahwa penyakit gagal ginjal
kronik menduduki peringkat ke-12 tertinggi sebagai penyebab angka kematian
dunia (Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 2018. Prevalensi penyakit ginjal kronik
atau PGK (permil) berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥ 15 tahun tertinggi
pada kelompok umur 65 – 74 tahun berdasarkan data Riskesdas (Kementerian
Kesehatan, 2018). Adapun data Indonesia renal registry pada tahun 2018,
terdapat 499 per juta penduduk, dimana angka tersebut mengalami peningkatan hampir
dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Terapi pengganti ginjal, berupa dialisis dan
transplantasi ginjal merupakan satu-satunya cara untuk mempertahankan fungsi
tubuh pada kondisi penyakit ginjal kronik. Dialisis dapat dilakukan dengan 3
hemodialisis dan peritoneal dialisis. Peritoneal Dialisis dapat berupa Intermitten
Peritoneal Dialysis (IPD), Continous Cyclic Peritoneal Dialysis
(CCPD), dan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Di
Indonesia peritoneal dialisis yang tersedia adalah Continous Ambulatory
Peritoneal Dialisis (CAPD) yang relatif baru.
CAPD menggunakan membran peritoneal pasien dengan
mekanisme kerja yaitu cairan dialisis dimasukkan kedalam rongga peritoneal
menggunakan kateter yang terbagi menjadi dua cabang yang akan masuk dan keluar
dari peritoneal dan dibiarkan selama empat hingga enam jam untuk mencapai
keseimbangan. Dialisat kemudian dibuang dan digantikan dengan fluida dialisis
yang baru. Perubahan konsentrasi glukosa pada dialisat akan mengubah
osmolaritas dan hal ini mengatur perpindahan air secara osmosis dari darah ke dialisat.Terapi dialisis yang efektif harus disertai
intervensi diet dan farmakologis, yang memerlukan tingkat kepatuhan yang tinggi
dari pasien
Pilihan menggunakan CAPD pada pasien dengan diagnosis
PGK karena tehnik yang relatif sederhana dan dapat dilakukan sendiri dirumah.. CAPD ini juga dapat mengurangi biaya transportasi
yang bisa dikeluarkan untuk melakukan perjalanan menuju pusat hemodialisis
serta penggunaan fasilitas rumah sakit/mesin hemodialisa. Pada pasien yang
didiagnosa anemia berat, komplikasi kardiovaskuler termasuk hipertensi berat
dan akses vaskuler jelek sangat cocok untuk memilih CAPD. CAPD walaupun mudah
dalam pelaksanaannya, dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang bila tidak
ditangani akan berakibat fatal. Peritonitis adalah komplikasi yang sering
dijumpai meskipun saat ini angka kejadian peritonitis di beberapa pelayanan
unit ginjal menurun dari 4 orang menjadi 3 orang per tahun. Penurunan tersebut
karena lebih baiknya seleksi dan latihan pasien serta kemajuan teknologi
seperti connector, in line filteers dan y tubing.
Gejala dan keluh kesah pasien terbanyak adalah
keruhnya cairan dialisat serta sakit abdomen. Disamping itu, dapat pula
disertai mual, muntah, demam, menggigil, dan diare. Penyebab kuman paling
sering Staphylococcus Epidermidis (80-90%) dan Stapylococcus Aureus
30-40% yang merupakan gram positif, 5-10% disebabkan gram negatif, dan sisanya
disebabkan karena fungi dan antiseptik. Komplikasi yang terjadi pada pasien
yang menjalani CAPD dapat terjadi sejak awal prosedur. Komplikasi ini akan
berbeda pada setiap pasien karena dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
umur, kepatuhan pasien terhadap prosedur standar, higienitas pasien dan
penolongnya saat memulai dan mengakhiri tindakan CAPD, status nutrisi, support
system, dan fasilitas perawatan
Meski bisa dilakukan di rumah, pemberian
terapi CAPD tetap harus dipantau oleh tenaga kesehatan agar kondisi pasien
tetap terjaga dengan baik. Untuk itu, pasien ataupun keluarga pasien harus
melaporkan kondisi pasien ketika melakukan CAPD di rumah kepada tenaga
kesehatan. Kesiapan keluarga disini menjadi sangat penting dalam membantu
pasien gagal ginjal yang menjalani CAPD karena akan membantu memonitor
pelaksanaan CAPD selama dirumah. Tujuan dalam tinjauan literatur ini untuk mendeskripsikan kesiapan
keluarga pasien yang menjalani terapi CAPD.
Metode Penelitian
Metode tinjauan literatur digunakan dalam penelitian
ini menggunakan beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain merumuskan
pertanyaan penelitian, mengidentifikasi penelitian yang relevan, mengevaluasi
kualitas artikel yang dipilih, merangkum temuan penelitian, dan menafsirkan
temuan dalam bentuk tinjauan pustaka. Pertanyaan penelitian dirumuskan
berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu adalah “Bagaimana Kesiapan keluarga
pasien yang menjalani terapi CAPD?”
Sumber
Data dan Strategi Pencarian
Data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
database seperti PubMed, Science Direct, PROQUEST dan Google Scholar pada tahun
2018 hingga Desember 2023. Dalam penelusuran jurnal, kata kunci yang digunakan
adalah kesiapan,keluarga dan CAPD. Strategi pemilihan
artikel berkualitas menggunakan dua kriteria yaitu kriteria inklusi dan
eksklusi. Kriteria inklusi adalah artikel dikategorikan sebagai penelitian full
text. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi publikasi non-asli seperti surat
kepada redaksi, abstrak saja, dan buku.
Data
review and data drawing
Penentuan jural menggunakan menggunakan
PICOST (Population, Intervention, Comparasion, Study, Time). Adapun P
(Population) yaitu Keluarga Pasien CKD yang menjalani CAPD, I (Intervention):
Terapi CAPD, C (Comparasion): Terapi Hemodialisis, S (studi): Kualitatif, T
(Time): 2018-2023. Pemilihan data dilakukan dengan mengacu pada aplikasi “Mendeley”
dengan cara memasukkan masing-masing folder database dan menghapus file
duplikat. Selain itu, jurnal yang memenuhi syarat akan ditempatkan dalam folder
berlabel “Potensi” setelah judul dan abstrak yang dipilih. Artikel yang berada
pada folder “potensial” akan direview oleh peneliti dengan memilih opsi teks
lengkap yang akan dimasukkan ke dalam folder (“include for review”).
Review data dilakukan secara manual oleh reviewer berdasarkan masing-masing
jurnal yang memenuhi syarat. Data yang ditinjau mencakup beberapa karakteristik
penelitian (penulis pertama, tahun publikasi, lokasi, bahasa, desain
penelitian), karakteristik partisipan (ukuran sampel, usia, dan hasil
penelitian.
Sintesis
Data
Proses sintesis data dilakukan melalui
hasil sistematik terhadap artikel yang ditemukan tentang kesiapan keluarga
pasien CAPD dari penelitian-penelitian yang relevan dengan tujuan dan
pertanyaan penelitian. Peneliti memaparkan hasil beberapa penelitian tentang
kesiapan keluarga pasien menjalani terapi CAPD.
Penilaian
Kualitas
Peneliti melakukan penilaian kualitas dari
literatur yang diperoleh sesuai dengan penilaian evidence based practice. Melihat dari literature yang ada, apa saja yang menjadi
kontribusi tentang topik yang dibahas. Penulis harus mencari dan menemukan
sumber data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penilaian kualitas studi
pada literature ini melihat dari aspek accuracy
(apakah informasi yang diberikan dapat dipercaya?, apakah sitasi yang ada sudah
cukup?, apakah ada kesalahan dalam penulisa?), Purpose ( Apakah penelitian tersebut penelitian independen atau
menjual produk) Authority ( Siapa authornya atau penulis apakah credible?) relevance(seberapa penting informasi
yang diberikan tersebut terhadap pernyataan penelitian Anda) currency (apakah penelitian itu cukup
bermakna untuk saat ini)
Hasil dan Pembahasan
Selection Studies
Terdapat 1.724 jurnal
terpilih dari tujuh sumber big database yang diklasifikasikan sebagai berikut; PubMed:
635 artikel, Science Direct: 240 artikel, Proquest: 345 artikel, Google
Scholar: 504 artikel berdasarkan kata kunci yang telah ditentukan. Hasil
penyaringan judul menunjukkan bahwa terdapat artikel terbitan yang tidak
relevan dengan populasi penelitian. Artikel-artikel yang tidak relevan tersebut
dihapus dari kriteria inklusi Artinya hanya artikel terpilih yang memenuhi
syarat, dengan rincian PubMed: 55, Science Direct: 25, PROQUEST: 5, Google
Scholar: 4 atau total 89 artikel melalui hasil penyaringan abstrak dan teks
lengkap terhadap 2180 artikel penelitian, artikel-artikel yang tidak dianggap
sesuai judul Tinjauan Pustaka dikeluarkan dari daftar dan dilakukan penilaian
kualitas terhadap artikel didapatkan 3 artikel. Tata cara pencarian dan
penelaahan literatur dapat dilihat pada Gambar 1.
Evaluation Quality
Identification Included Full-text articles assessed for eligibility (n = 370 ) Reports
assessed for eligibility (n =
14) Records
screened by title and abstract (n =
89) Records
identified from: PubMed (n
= 635) Science Direct
(n = 240) PROQUEST
(n = 345) Google
Scholar (n = 504) Total:
1.724 Records excluded Non-Relevant populasi: 1.635 Full-text articles excluded, with reasons Not relevant topic and decision N = 11 Studies
included in the qualitative synthesis (n = 3) Screening Identification of studies via databases and registers
Gambar
1. Evaluation Quality
Tabel 1. Characteristics Studies
Penulis |
Desain |
Partisipan |
Pengambilan Data |
Hasil |
Baillie dan Lankshear (2015) Inggris |
Kualitatif dengan pendekatan etnografi |
Pasien (n=16) dan
kerabatnya (n = 9) adalah diwawancarai dan diamati menggunakan dialisis
peritoneal di rumah mereka |
Data dihasilkan antara
bulan Januari dan Oktober 2011 melalui wawancara semi terstruktur dan
observasi PD proses di rumah |
Hasil dalam penelitian ini
dari studi etnografi, menyoroti budaya pasien dan keluarganya menggunakan PD
di rumah. Meskipun tantangan yang ditimbulkan PD dan dampak signifikannya
dalam kehidupan sehari-hari pasien dan keluarga selalu termotivasi untuk
terus menggunakan perawatan di rumah. |
Robert, et al. (2020) Kanada |
Menggunakan
desain deskriptif kualitatif untuk mengeksplorasi secara komprehensif peran
dukungan sosial menurut pandangan pasien menerima PD,
anggota keluarga mereka, dan perawat |
Pasien (n = 15), anggota
keluarga (n = 6), dan perawat (n = 11) |
Pengambilan dan
pengumpulan data dilakukan antara bulan Januari dan Mei 2018 menggunakan
berbasis telepon,19 wawancara individu (pasien, anggota keluarga, dan pasien
yang dibantu perawatan di rumah Perawat program PD) dan 2
kelompok fokus (n = 6; n = 4) dengan perawat PD. Kelompok fokus, berbeda dengan
wawancara, adalah kelompok focus digunakan dengan perawat PD untuk
memungkinkan partisipasi mereka selama mereka shift kerja. |
Anggota keluarga pasien
dan pengasuhnya mengidentifikasi penerimanya PD memerlukan dukungan
yang melintasi 4 domain dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan
instrumental, informasionaldukungan dan dukungan penilaian). PD mendorong
masuk banyak program ginjal dan sebagian besar dilakukan relatif terhadap
modalitas dialisis lainnya. Namun, sedikit pekerjaan kualitatif dilakukan untuk mengkaji
kebutuhan dukungan dari populasi ini. Jika penyedia layanan kesehatan ingin
mendorong jalur pengobatan ini, mereka harus memahami cara terbaik untuk
memberikan dukungan pasien dan anggota
keluarganya. Pekerjaan ini menyediakan wawasan tentang atribut
dukungan sosial dan luasnya kebutuhan dukungan populasi ini. Harapan kami
adalah inipengetahuan akan memberdayakan dokter untuk fokus pada bidang ini
ketika memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarganya. |
Mendes Marins, et al. (2023) Brasil |
Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode Convergent Care
Research. Itu dilakukan di rumah
sakit negara di Rio de Janeiro |
19 orang
peserta yang merawat pasien CAPD di Rumah 15 adalah
keluarga inti dan 4 keluarga turunan |
Tehnik wawancara dengan
menggunakan memisah dari kelompok konfegerensi dan di analisir sesuai tahapan
NCC |
Pada awal terapi CAPD di
rumah keluarga merasa kawatir tentang prinsip pengobatannya di rumah.Namun setelah dilakukan pelatihan berkelompok mereka
mengerti apa saja yang harus dilakukan bila terjadi masalah |
Evaluation Quality
Table
2. Assessment Results Quality with JBI
Penulis |
Accuracy |
Puspose |
Authority |
Currency |
Results |
Baillie dan Lankshear (2015) Inggris |
Yes |
Yes |
Yes |
Yes |
Including |
Robert, et al. (2020) Kanada |
Yes |
Yes |
Yes |
Yes |
Including |
Mendes Marins, et al. (2023) Brasil |
Yes |
Yes |
Yes |
Yes |
Including |
Karakteristik Penelitian
Partisiapan
Partisipan dari 3
literatur yang didapatkan berdasarkan pencarian literatur secara sistemik
merupakan keluarga inti dari pasien yang menjalani terapi Continous
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) seperti pasangan dan anak serta ada juga yang partisipan
dalam literatur yang didapat selain keluarga yaitu perawat yang merawat pasien
tersebut.
Hasil dan
Pembahasan
Berdasarakan
literatur review yang dilakukan oleh peneliti ditemukan 3 artikel penelitian
yang sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian. Artikel 1 penelitian oleh
Pembahasan
Dari hasil penelitian dari 3 lietarur yang diperoleh tentang kesiapan
keluarga pasien yang menjalani Terapi Continous
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) menunjukan
bahwa kesiapan keluarga dalam merawat pasien yang menjalani Terapi Continous
Ambulatory Peritoneal Dialysis menjadi domain
yang sangat penting dalam perawatan CAPD. Kesiapan keluarga
pasien yang menjalani Terapi Continous Ambulatory
Peritoneal Dialysis (CAPD) dalam hasil
review ini menjalaskan 3 aspek penting yaitu CAPD menjadi suatu budaya baru,
dukungan keluarga dan peningkatan pengetahuan keluarga
Keberadaan dari pasien CAPD yang ada dirumah akan
menjadikan budaya baru yang akan muncul pada keluarga. Keluarga harus mempunyai
kesiapan dan kebiasaan baru untuk melakukan perawatan terhadap pasien CAPD
dirumah. Kebudayaan diartikan oleh
Masalah yang sering dialami pasien CAPD yang perlu
menjadi perhatian dan kesiapan dari keluarga seperti mengalami perubahan fungsi sistem tubuh sehingga menyebabkan ketidaknyamanan
pada pasien di awal penggunaan CAPD. Pasien akan mengalami penurunan
laju filtrasi glomerulus sehingga akan muncul tanda gejala seperti
kelelahan, mual, muntah kemudian akan terjadi penurunan berat badan
Dukungan keluarga menjadi aspek
yang harus disiapkan oleh keluarga pasien yang menjalani terapi CAPD. Dukungan
keluarga yang harus disiapkan pada pasien yang menjalani CAPD meliputi pertama
adalah dukungan emosional yang meliputi dukungan terhadap timbulnya masalah
emosional seperti kecemasan, ketakutan, depresi. Dukungan emosional
merupakan suatu upaya dalam menciptakan suasana lingkungan keluarga agar
menjadi sebuah tempat yang aman dan damai serta mampu membantu individu dalam
penguasaan emosional. Individu yang mengalami gangguan kesehatan tentu akan
diikuti oleh gangguan psikologis atau emosional. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan fungsi sistem keluarga secara utuh maka keluarga harus
memberikan dukungan emosional agar mereka dapat mengendalikan emosi dengan cara
menumbuh kembangkan koping individu yang adaptif pada anggota keluarga yang
sedang mengalami gangguan kesehatan. Semakin banyak dukungan dari keluarga maka semakin rendah risiko depresi
yang dialami pasien dan semakin tinggi semangat yang dimiliki. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial seperti anggota keluarga
mengembangkan konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan memiliki, reinforcement
dan dukungan
penghasilan dalam upaya
penyediaan fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita. Dukungan instrumental
sangat diperlukan pasien gagal ginjal kronik. Hal ini dikarenakan pasien yang
menjalani hemodialisa mempunyai keterbatasan aktifitas, badan cepat terasa lelah,
dan selalu merasakan lemah. Kondisi yang di alami pasien yang menjalani
hemodialisa mengakibatkan pasien tidak dapat
melakukan peran dan mencukupi kebutuhan seharihari, sehingga hal
tersebut harus dipenuhi oleh anggota keluarga yang lain. Dukungan instrumental
yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Ketiga dukungan informasi meliputi
adanya informasi mengenail hal-hal yang berkaitan dengan kondisi yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan pasien. Dukungan informasi
merupakan bentuk dukungan penyedia informasi (kolektor) yang dibutuhkan oleh
anggota keluarga tehadap masalah yang sedang dialaminya. Bentuk dukungan ini
dapat berupa upaya keluarga dalam mencari sumber informasi yang berkaitan
dengan penyakit maupun jenis pengobatan yang diperlukan sesuai dengan kondisi
yang sedang diderita partisipan. Sejalan dengan penelitian
Keempat adalah dukungan
penilaian diaman dalam hal ini perlu ada nya afirmasi positif dari keluarga
sehingga mampu meningkatkan kepercayaan diri pasien. Dukungan
penghargaan (penilaian) merupakan tindakan yang dilakukan oleh keluarga dalam
memberikan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah serta
menjadi validator identitas keluarga. Dukungan ini dapat berupa penghargaan
atau apresiasi yang diberikan kepada anggota keluargan atas usaha yang telah
dilakukannya dalam mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Keluarga
berfungsi sebagai pembimbing umpan balik, perantara pemecahan masalah dan
validator dalam keluarga, yang mampu membantu pasien dalam memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis yang berkaitan dengan membangun harga diri dan
kompetensi pasien hemodialisis. Bentuknya berupa penghargaan yang positif, pemberian
semangat dan persetujuan terhadap pendapat. Dalam kondisi partisipan sekarang
yang sedang menderita penyakit gagal ginjal yang mengharuskan terapi dialisis
dilakukan seumur hidup maka sangat penting bagi keluarga untuk memberikan
dukungan kepada keluarganya agar dapat membantu dalam penyediaan kebutuhan yang
diperlukan selama pengobatan berlangsung dan partisipan merasa tidak sendiri
dalam berjuang dalam proses pengobatan dan melawan penyakitnya.Keluarga
bertindak sebagai pembimbing dan pemberi umpan balik, dimana keluarga berupaya
untuk memeberikan pujian, bimbingan dan perhatian kepada pasien. Pernyataan
diatas juga sejalan dengan penelitian
Aspek kesiapan yang tidak kalah penting yang harus disiapkan olejh
keluarga yaitu peningkatan pengetahuan. Menurut Lestari
(2015) baik maupun buruknya perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
pengetahuan tetapi juga lingkungan. Menurut
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pencarian literatur dapat disimpulkan bahwa dari 3 artikel yang didapat
menyatakan kesiapan
keluarga pasien yang menjalani Terapi Continous
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dalam
hasil review ini menjalaskan 3 aspek penting yaitu CAPD menjadi suatu budaya baru,
dukungan keluarga dan peningkatan pengetahuan keluarga.
BIBLIOGRAFI
Baillie,
J., & Lankshear, A. (2015). Patient and family perspectives on peritoneal
dialysis at home: Findings from an ethnographic study. Journal of Clinical
Nursing, 24(1), 222–234. https://doi.org/10.1111/jocn.12663
Cumayunaro,
A. (2018). Dukungan Keluarga dan Mekanisme Koping Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. 79.
Farrell, M. (2017). Smeltzer & Bare‟ s Textbook
of Medical-Surgical Nursing. Fourth Aus
Fitriana,
E. H. (2019). Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Family Support with Fluid
Restriction Compliance in Patients Chronic Renal Failure Undergoing
Hemodialysis. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat. 11.
Lestari, F. (2015). Studi Karakteristik Perilaku
Perjalanan Siswa SMA Negeri di Kota Bandar Lampung.
Harmilah.
(2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Pustaka Baru Press.
Isroin,
L. (2017). Adaptasi Psikologis Pasien Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal EDUNursing,
1(1). http://journal.unipdu.ac.id
Leddy.
(2006). Health Promotion: Mobilizing Strengths to Enhance
Health, Wellness, and Well Being. Davis Company.
Lederach.
(1995). Preparing for Peace: Conflict Transformation Across
Culture.Sycarus: Sycarus University Press.
Mendes Marins, R. D. S., Kaezer
dos Santos, F., Costa e Silva, F. V., da Silva Campos, T., & Arimatea
Branco Tavares, J. M. (2023). The Process Of Patient Adaptation To Perform
Peritoneal Dialysis At Home. Revista Baiana de Enfermagem, 37
Notoadmojo.
(2017). Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Rineke Cipta.
Olano,
C. G., Akram, S., & & Bhatt, H. (2021). (2021). Uremic Encephalopathy.
Stat Pearls Publishing.
Purwanto,
B., Yuniasih, D., & Puspitasari, M. (2021). Albumin Description of
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) Patients in Sardjito Hospital
Yogyakarta. Ahmad Dahlan Medical Journal, 2(1), 10–18.
https://doi.org/10.12928/admj.v2i1.4086
Rachmawati,
N., Wahyuni, D., & Idriansari, A. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Diet Asupa Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa. 6(1).
Roberts, J. D., Dickinson, K. L.,
Koebele, E., Neuberger, L., Banacos, N., Blanch-Hartigan, D., ... &
Birkland, T. A. (2020). Clinicians, cooks, and cashiers: Examining health
equity and the COVID-19 risks to essential workers. Toxicology and
Industrial Health, 36(9), 689-702.
Smeltzer,
S.C. & Bare, B. G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth (Edisi 8). EGC.
Soelistyoningsih,
D. (2019). Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Dan Capd Di Rssa Malang. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada,
8(1), 47–55. https://doi.org/10.33475/jikmh.v8i1.191
Tavares, J.
M. A. B., Lisboa, M. T. L., Ferreira, M. de A., Valadares, G. V., & Silva,
F. V. C. E. (2016). Peritoneal dialysis: family care for chronic kidney
disease patients in home-based treatment. Revista Brasileira de Enfermagem,
69(6), 1172–1178. https://doi.org/10.1590/0034-7167-2016-0262
Copyright
holder: Siti Fatimah (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |