Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9,
No. 5, Mei 2024
PENGARUH KINERJA
KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Yunita Sari1*, Mayang Sari Edastami2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan (ROA, CR, dan DER) terhadap harga saham dengan EPS sebagai variabel intervening pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 –
2022. Terdapat
18 perusahaan yang dijadikan
sampel dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sehingga total sampel yang dilakukan pengujian sebanyak 90 sampel. Secara langsung, terdapat pengaruh negatif tidak signifikan
ROA dan CR terhadap Harga Saham. Secara langsung terdapat pengaruh positif tidak signifikan DER terhadap Harga Saham. Secara langsung, terdapat pengaruh positif tidak signifikan
CR dan DER terhadap
EPS. Secara langsung, terdapat pengaruh positif signifikan EPS terhadap Harga Saham. Secara langsung, terdapat pengaruh positif signifikan ROA terhadap EPS. Secara tidak langsung, ROA berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui EPS. Di lain pihak, CR dan DER secara tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham melalui
EPS.
Kata kunci: Return On Asset (ROA),
Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), harga saham
Abstract
This research aims to determine the effect of financial performance
(ROA, CR, and DER) on share prices with EPS as an intervening variable in coal
companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2018 - 2022.
There are 18 companies sampled within a period of 5 (five) year so that the
total samples tested were 90 samples. Directly,
there is an insignificant negative effect of ROA and CR on share prices.
Directly, there is a positive and insignificant influence of DER on share prices. Directly, there is an insignificant
positive effect of CR and DER on EPS. Directly, there is a significant positive
influence of EPS on share prices. Directly, there is a significant positive
influence of ROA on EPS. Indirectly, ROA has a significant effect on share
prices through EPS. On the other hand, CR and DER indirectly have an insignificant
effect on share prices through EPS.
Keywords: Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Share Price
Cadangan batubara Indonesia terbesar ke enam di dunia (4%) setelah Amerika Serikat (25%), Rusia (16%), Australia (15%), China (14%), dan India (10%). Sumber daya batubara di Indonesia sebesar 149.049,58 juta ton dengan porsi terbesar berada di pulau Kalimantan (62,12%), selanjutnya Sumatera (37,69%), Papua (0,09%), Sulawesi (0,04%), Jawa (0,04%), dan terakhir Maluku (0,01%) (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2020).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap bulannya menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk memberikan transparansi dan kepastian dalam kegiatan pertambangan di Indonesia. (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2023)
Gambar 1. Harga Batubara Acuan 2018-2023
HBA bulan Januari 2018 ditetapkan sebesar 95,54 USD/ton cenderung stabil pada 89,53 USD/ton – 107,83 USD/ton. Terjadi penurunan HBA di tahun 2019 hingga di titik 64,80 USD/ton pada bulan September 2019. Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat karena stagnant demand, over supply, serta berkurangnya permintaan China dan India efek dari lockdown akibat pandemic Covid-19. Optimalisasi penggunaan batubara domestik yanag dilakukan sejumlah negara dan pembatasan kuota impor turut menekan angka ekspor batubara Indonesia (Umah, 2021). Pemerintah menetapkan HBA Januari 2020 sebesar 65.93 USD/ton hingga mengalami titik terendah sepanjang 3 tahun terakhir yaitu di angka 49,42 USD/ton di bulan September dan nilai tertinggi di bulan Maret sebesar 67,08 USD/ton.
Tahun 2021 HBA berangsur
naik hingga mencapai nilai tertinggi di bulan Oktober 2022 sebesar 330,97
USD/ton. Hal ini terjadi karena
ketegangan yang terjadi antara China dan Australia berdampak positif pada
permintaan batubara ke Indonesia (Mudassir, 2021a). Selain itu, permintaan China
untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batubara domestik serta meningkatnya permintaan batubara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa karena
tingginya harga gas alam (Mudassir, 2021b). Beroperasinya PLTU Shanghaimiao di China (Fajrian, 2021) berbasis batubara dengan kapasitas 1.000
megawatt (MW) pun turut mendongkrak penjualan batubara. China menargetkan membangun pembangkit
listrik tenaga batubara hingga 260 GW (NEF, 2021) menjadi peluang besar bagi Indonesia terutama para investor untuk
menginvestasikan dananya di sektor batubara yang
tentunya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan subsektor
batubara. HBA di tahun 2023 cenderung menurun hingga
mencapai titik terendah 123,96 USD/ton di bulan Oktober.
Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan program pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan menyediakan berbagai stimulus ekonomi. Di tahun 2020 Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan relaksasi waktu penyampaian Laporan Tahunan nomor KEP- 00089/BEI/10-2020 tanggal 15 Oktober 2020 (Bursa Efek Indonesia, 2020) yang sebelumnya tanggal 30 April menjadi tanggal 30 Juni (Bursa Efek Indonesia, 2021).
BEI tanggal 28 April 2022 melakukan relaksasi kembali dengan KEP-00024/BEI/04-2022 yang menyatakan bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan diperpanjang selama satu bulan dari batas waktu penyampaian laporan (Bursa Efek Indonesia, 2022b). Hal ini ditegaskan dalam Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2021 No.: Peng-LK-00003/BEI.PP1/05-2022, No.: Peng-LK-00004/BEI.PP2/05-2022, dan No.: Peng-LK-00003/BEI.PP3/05-2022 yang menyatakan batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2021 adalah tanggal 9 Mei 2022 (Bursa Efek Indonesia, 2022a).
Seiring dengan penerbitan surat dari OJK
nomor S-68/D.04/2023 perihal keberlakuan kebijakan
relaksasi dalam menjaga kinerja dan stabilitas pasar modal akibat penyebaran corona virus disease
2019 (COVID-19) yang menegaskan agar peraturan bursa efek dikembalikan
sebagaimana kondisi sebelum pandemi COVID-19 (tanpa relaksasi) dengan beberapa
kondisi tertentu, BEI mengeluarkan KEP-00057/BEI/03-2023 tanggal 30
Maret 2023 perihal pencabutan kebijakan relaksasi batas waktu penyampaian
laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan tercatat dan penerbit. KEP-00057/BEI/03-2023
mencabut dan menyatakan tidak berlaku KEP-00024/BEI/04-2022 sehingga batas
waktu penyampaian laporan keuangan dan laporan tahunan berakhir tanggal 31
Maret 2023.
Laporan keuangan dan laporan tahunan yang sudah disampaikan ke BEI
kemudian digunakan oleh investor untuk melihat peluang investasi dengan cara
melihat kinerja perusahaan dan prediksi harga saham yang akan terbentuk. Dengan memperhatikan batas waktu penyampaian
laporan keuangan dan laporan tahunan baik sebelum, saat, maupun sesudah
relaksasi, penulis menggunakan data harga saham bulan Mei 2019 dan 2020, bulan Juli 2021, bulan Juni 2022, dan
bulan April 2023.
Gambar
2. Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Batubara
2019-2023
Rata-rata harga saham di tahun 2019 sebesar 3.827 dan mengalami penurunan di tahun 2020 menjadi 3.001. Tahun 2021 rata-rata harga saham mulai bergerak naik menjadi 3.642, lonjakan terjadi di tahun 2022 hingga mencatatkan rata-rata harga saham menjadi 9,600. Di bulan April 2023 terjadi penurunan menjadi 6.675.
Harga saham dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Kondisi ekonomi, politik, sosial, dan budaya merupakan faktor eksternal yang perlu diperhatikan. Selain itu, kinerja perusahaan yang dicerminkan dari laporan keuangan sebagai faktor internal merupakan hal yang tak kalah pentingnya (Ardhana & Anwar, 2023).
Profitabilitas perusahaan menjadi salah satu daya tarik investor untuk melakukan investasi. Salah satu indikator dalam mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA) karena berfokus pada kemampuan pengelolaan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman (Hikmah et al., 2022). Hal ini juga berlaku di perusahaan yang terdaftar pada LQ45 (Tarmizi et al., 2022) dan pada perusahaan consumer goods (Talia et al., 2023). Namun, penelitian pada perusahaan LQ45 yang dilakukan oleh (Ardhana & Anwar, 2023) menyimpulkan bahwa profitabilitas kurang menunjukkan prospek masa depan perusahaan dengan karena adanya pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Pengaruh negatif tidak signifikan terjadi pada pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga (Sofyan, Frama Aditya et al., 2023) karena aset dikelola dengan kurang efektif dan efisien.
Menurut (Tarmizi et al., 2022), (Hikmah et al., 2022), dan (Dhae, 2023) studi pada bank umum, baik secara parsial maupun simultan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap EPS. Hal ini berbeda dengan (Ardhana & Anwar, 2023) menghasilkan pengaruh yang arahnya negatif tidak signifikan pada ROA terhadap EPS.
ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham melalui EPS sebagai variabel intervening (Tarmizi et al., 2022), (Hikmah et al., 2022), dan (Ardhana & Anwar, 2023) dengan arah negatif.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek tepat waktu antara lain diukur dengan Current Ratio (CR). Sinyalemen positif akan terpancar jika CR perusahaan baik. Berdasarkan penelitian (Mujaddidi, 2023) pada perusahaan otomotif dan komponen, CR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham berbeda halnya dengan (Samara, 2020), CR berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini juga sejalan dengan (Ardhana & Anwar, 2023) yang menambahkan arah positif.
CR berpengaruh tidak signifikan terhadap EPS (Samara, 2020) dan ditambahkan arah negatif (Ardhana & Anwar, 2023) karena banyak dana yang menganggur akibatnya keuntungan menjadi berkurang. Secara tidak langsung, CR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham melalui EPS (Ardhana & Anwar, 2023).
Solvabilitas merupakan kemampuan perushaan untuk melunasi hutang. Salah satu alat ukur yang digunakan adalah Debt to Equty Ratio (DER). Semakin besar nilai solvabilitas maka beban hutang semakin besar. Hal ini memberikan sinyal negatif kepada investor untuk tidak berinvestasi pada perusahaan tersebut. DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Barohin, Faizunnazif Al & Nasution, 2023) dengan arah negatif dan (Sofyan, Frama Aditya et al., 2023) arah positif. Pada penelitian yang dilakukan (Talia et al., 2023) dan (Samara, 2020), DER berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
DER berpengaruh negatif signifikan terhadap EPS (Ardhana & Anwar, 2023). Hal yang berbeda disampaikan oleh (Samara, 2020) bahwa DER tidak berpengaruh terhadap EPS. Adapun penelitian pengaruh DER terhadap harga saham melalui EPS yang dilakukan (Ardhana & Anwar, 2023) ditemukan pengaruh dengan arah negatif tetapi signifikan
Earning per Share (EPS) merupakan keuntungan per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dalam pengambilan keputusan melakukan investasi, investor cenderung mengikuti spekulasi, referensi kelompok tertentu dan pengalaman (Hikmah et al., 2022). Menurut (Tarmizi et al., 2022), (Ardhana & Anwar, 2023), dan (Barohin, Faizunnazif Al & Nasution, 2023) dengan menambah arah positif EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Lain halnya dengan (Samara, 2020), (Talia et al., 2023), dan (Hikmah et al., 2022) yang menyatakan EPS berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Penulis akan meneliti Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham dengan Earning per Share (EPS) sebagai variabel intervening pada Perusahaan Subsektor Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2022. Kinerja keuangan yang dimaksud adalah profitabilitas menggunakan Return on Asset (ROA), likuiditas menggunakan Current Ratio (CR), dan solvabilitas menggunakan Debt Equity Ratio (DER).
Metode Penelitian
Berdasarkan pengukuran dan analisis data, penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian tertutup
dan sudah tersusun
sempurna sejak awal
(Sudaryono, 2021). Penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh variabel independen yaitu Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan Debt Equity Ratio
(DER) terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham melalui variabel intervening Earning per Share (EPS).
Analisis deskriptif kuantitatif digunakan dalam
penelitian ini dengan mengambil data sekunder yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia melaui laman www.idx.co.id. Informasi yang dikumpulkan berupa laporan keuangan
tahunan atau annual report perusahaan batubara periode 2018-2022.
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2022 sejumlah
24 (dua puluh empat) perusahaan dengan sampel sebanyak
18 (delapan belas) perusahaan.
Metode yang digunakan dalam melakukan
analisis data adalah menggunakan analisis regresi
linier berganda dan Sobel Test untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh langsung maupun
tidak langsung antara variabel independen (ROA, CR, dan DER) terhadap variabel
dependen (Harga Saham) melalui variable intervening (EPS).
Hasil dan
Pembahasan
Analisis Statistik
Deskriptif
Pengukuran
statistik deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran umum jumlah data yang
digunakan (n), nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi
(maximum), nilai terendah (minimum),
dan standar deviasi (std. Deviation) dari masing-masing variabel yaitu ROA, CR,
DER, EPS, dan Harga Saham. Berikut
adalah hasil statistik deskriptif dari variabel yang digunakan.
Tabel 1. Uji Statistik Deskriptif
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
ROA |
90 |
(0.316) |
0.616 |
0.127 |
0.175 |
CR |
90 |
0.208 |
10.074 |
1.927 |
1.693 |
DER |
90 |
(18.751) |
34.056 |
1.698 |
5.265 |
EPS |
90 |
(75.920) |
1,094.000 |
33.558 |
150.820 |
HARGA SAHAM |
90 |
50.000 |
77,950.000 |
5,349.100 |
11,107.063 |
Valid N (listwise) |
90 |
|
|
|
|
Sumber : data statistik diolah
Tabel
1. menunjukkan statistik deskriptif
variabel penelitian. Jumlah data yang
diuji sebanyak 90 (sembilan puluh) sampel dari 18 (delapan belas) perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018-2022. ROA menunjukkan nilai minimum
(0,316) pada PT. Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. di tahun 2021, nilai maximum 0,616 pada PT. Golden Energy Mines Tbk di
tahun 2022, dan mean sebesar
0,127. CR menunjukkan nilai minimum
sebesar 0,208 pada PT. Atlas Resosurces Tbk tahun
2020, nilai maximum sebesar 10,074 pada PT.
Harum Energy Tbk di tahun 2020, dan mean
sebesar 1,927. DER menunjukkan nilai
minimum sebesar (18,751) pada PT. Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. tahun 2022 dan nilai maximum
sebesar 34,056 pada PT. Atlas
Resources Tbk. di tahun 2018, dan mean sebesar
1,698. EPS menunjukkan nilai minimum sebesar
(75,920) pada PT. Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. tahun 2020 dan nilai maximum sebesar 1.094 pada PT. Bukit
Asam Tbk. di tahun 2022, dan mean sebesar
33,558. Harga saham menunjukkan nilai
minimum sebesar 50,00 pada PT. Bumi Resources Tbk. tahun 2019 dan nilai maximum sebesar 77.950,00 pada PT. Bayan Resources
Tbk. di tahun 2021, dan mean sebesar 5.349,100.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian untuk menilai sebaran data pada sampel kelompok data (variabel) apakah terdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Setelah empat kali dilakukan uji normalitas atas 90 data sampel baru didapatkan data terdistribusi normal. Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov atas 24 (dua puluh empat) data ditunjukkan tabel berikut.
a. Variabel independen (ROA, CR, dan DER) terhadap variabel intervening (EPS)
Tabel 2. Uji Kolmogorov-Smirnov Model I
|
|
Unstandardized Residual |
N |
|
25 |
Normal Parameters a.b. |
Mean |
-.0004332 |
|
Std. Deviation |
0.00629734 |
Most Extreme Differences |
Absolute |
.117 |
|
Positive |
.117 |
|
Negative |
-.085 |
Test Statistic |
|
.117 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
|
.200 c.d |
Berdasarkan Tabel 3. diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05 artinya data terdistribusi normal.
b. Variabel independen (ROA, CR, dan DER) serta variabel intervening (EPS) terhadap variabel dependen (Harga Saham)
Tabel 3. Uji Kolmogorov-Smirnov
Model II
|
|
Unstandardized Residual |
N |
|
25 |
Normal Parameters a.b. |
Mean |
-39.0900545 |
|
Std. Deviation |
395.0215727 |
Most Extreme Differences |
Absolute |
.154 |
|
Positive |
.154 |
|
Negative |
-.113 |
Test Statistic |
|
.154 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
|
.128 c |
Sumber: data statistik diolah
Tabel 3. menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,128 > 0,05 artinya data terdistribusi normal.
Uji Multikolineritas
Uji
Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dan
mengetahui apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi yang
tinggi atau sempurna antar variabel independen. Pengujian ini dapat diketahui
dengan melihat
nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai toleransce
> 0,100 dan VIF <10 tidak terjadi multikolineritas. Uji multikolineritas
dilakukan 2 (dua) tahap yaitu
Tabel 4. Uji Multikolineritas Model I
Model |
|
Tolerance |
VIF |
1 |
ROA |
.919 |
1.088 |
|
CR |
.919 |
1.088 |
|
DER |
1.000 |
1.000 |
a. Dependent Variable: EPS |
|
Sumber: data statistik diolah
Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa nilai tolerance ROA sebesar 0,919 > 0,100, CR sebesar
0,919 > 0,100, dan DER sebesar 1,000 > 0,100. Untuk nilai VIF ROA sebesar 1,088 < 10, CR
sebesar 1,088 < 10, dan DER sebesar 1,000 < 10. Dapat disimpulkan bahwa persamaan pertama
dengan variabel dependen EPS tidak terjadi multikolineritas.
Tabel 5. Uji Multikolineritas Model II
Model |
|
Tolerance |
VIF |
1 |
ROA |
.678 |
1.476 |
|
CR |
.914 |
1.094 |
|
DER |
.982 |
1.018 |
|
EPS |
.696 |
1.438 |
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM |
Sumber:
data statistik diolah
Berdasarkan Tabel 5. diketahui bahwa nilai toleransi ROA sebesar 0,678 > 0,100, CR sebesar 0,914 > 0,100, DER sebesar 0,982 > 0,100, dan EPS sebesar 0,696 > 0,100. Adapun nilai VIF ROA sebesar 1,476 < 10,00, CR sebesar 1,094 < 10,00, DER sebesar 1,018 < 10,00, dan EPS sebesar 1,438 < 10,00. Artinya, tidak terjadi multikolineritas pada data yang diteliti.
Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
Uji ini digunakan jika apabila model regresi memiliki ketidakcocokan antara satu pengamatan dengan pengamatan
lainnya. Dalam uji ini dikenal dengan dua
keputusan. Jika hasil antara prediksi dengan residual
membentuk suatu pola maka model regresi yang kita buat memiliki indikasi heteroskedastisitas.
Uji heterroskedastisitas yang digunakan adalah Uji Glejser. Jika nilai signifikasnsi (Sig)
> 0,05 maka tidak terjadi hetertokedastisitas
dalam model regresi. Namun apabila nilai
signifikasi (Sig) < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas Model I
Model |
|
Unstandardized B |
Coefficients Std. Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) |
.001 |
.002 |
|
-.297 |
.769 |
|
ROA |
.018 |
.009 |
.357 |
1.959 |
.064 |
|
CR |
.002 |
.001 |
.311 |
1.705 |
.103 |
|
DER |
.002 |
.001 |
.267 |
1.525 |
.142 |
a. Dependent Variable:
ABS_RES |
|
|
|
Sumber: data statistik diolah
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa nilai signifikansi ROA sebesar 0,064 > 0,05, CR
sebesar 0,103 > 0,05, dan DER sebesar 0,142 > 0,05. Disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan pertama.
Tabel 7. Uji Heteroskedastisitas Model II
Model |
|
Unstandardized B |
Coefficients Std. Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) |
41.572 |
142.843 |
|
.291 |
.774 |
|
ROA |
-2.449 |
804.905 |
-.001 |
-.003 |
.998 |
|
CR |
-1.998 |
76.214 |
-.005 |
-.026 |
.979 |
|
DER |
199.491 |
77.945 |
.477 |
2.559 |
.019 |
|
EPS |
9000.777 |
7865.392 |
.253 |
1.144 |
.266 |
a.
Dependent Variable: ABS_RES1 |
|
|
|
Sumber: data statistik diolah
Berdasarkan
Tabel 7, diperoleh nilai
signifikansi ROA sebesar 0,998 > 0,05, CR sebesar 0,979 > 0,05, DER
sebesar 0,019 <0,05, dan EPS sebesar 0,266 > 0,05. Karena masih terdapat heterokedastisitas
pada variabel DER, maka dilakukan transformasi data dengan logaritma natural
(LN) terhadap variabel dependen DER.
Tabel 8. Uji Heterokedastisitas Menggunakan LN Pada DER
Model |
|
Unstandardized B |
Coefficients Std. Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) |
.031 |
.058 |
|
.533 |
.600 |
|
ROA |
-.153 |
.326 |
-.115 |
-.469 |
.644 |
|
CR |
.059 |
.031 |
.400 |
1.896 |
.072 |
|
DER |
.021 |
.032 |
.136 |
.667 |
.512 |
|
EPS |
1.608 |
3.184 |
.122 |
.505 |
.619 |
a. Dependent Variable:
ABS_RES2 |
|
|
|
Sumber: data statistik diolah
Berdasarkan Tabel 8. diperoleh nilai signifikasi untuk ROA sebesar 0,644 > 0,05, CR sebesar
0,072 > 0,05, DER sebesar 0,512 > 0,05, dan EPS sebesar 0,619 >
0,05. Artinya, data terbebas dari heterokedastisitas karena nilai signifikansi > 0,05.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi
dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan peggunaan periode t dengan kesalahan penggunaan periode t-1
(sebelumnya) di dalam model regresi.
Gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan uji
Durbin-Watson (D-W).
Hasil pengujian Durbin Waatson
dikataakan tidak terdapat autokorelasi
jika dU < d < 4-dU.
Pengujian variabel dependen EPS
menggunakan data (n) sebanyak 25 data dengan variabel bebas (k) sebanyak 3
variabel yaitu ROA, CR, dan DER. Mengacu
pada Tabel Durbin Watsondi
Lampiran 5.4 dengan n = 25 dan k = 3 didapat nilai dL
sebesar 1,1228 dan dU sebesar 1,6540.
Tabel 9. Uji Autokorelasi Durbin
Watson Model I
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error
of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.552a |
.304 |
.205 |
.006645 |
1.099 |
a. Predictors: (Constant),
DER, ROA, CR b. Dependent Variable: EPS |
|
|
Sumber: data statistik diolah
Tabel 10. Perhitungan Durbin Watson
dL |
dU |
d |
4-dU |
4-dL |
1.1228 |
1.6540 |
1.0990 |
2.3460 |
2.8772 |
Sumber: data statistik dan tabel Durbin Watson diolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dU > d < 4-dU atau 1,6540 > 1,099 < 2,3460, artinya
terdapat autokorelasi pada variabel independen EPS. Metode cochcrane-orcutt
digunakan karena masih terdapat autokorelasi pada
Model I. setelah itu dilakukann
kembali uji Durbin Watson
dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 11. Uji Autokorelasi Durbin Watson Model I
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
|
1 |
.537a |
.288 |
.182 |
.00478 |
2.131 |
a. Predictors: (Constant),
LAG_DER, LAG_CR, LAG_ROA b.
Dependent Variable: LAG_EPS |
|
Sumber: data statistik diolah
Tabel 12. Perhitungan Durbin Watson
dL |
dU |
d |
4-dU |
4-dL |
1.1228 |
1.6540 |
2.1310 |
2.3460 |
2.8772 |
Sumber: data statistik dan tabel Durbin Watson diolah
Hasil perhitungan menunjukkan nilai dU < d < 4-dU atau 1,6540 < 2,1310 < 2,3460,
artinya tidak terdapat autokorelasi. Uji autokorelasi
Durbin Watson dengan
variabel dependen Harga Saham menggunakan (n) sebanyak 25 data dengan variabel
bebas (k) sebanyak 4 (empat) variabel yaitu ROA, CR, DER, dan EPS. Tabel Durbin Watson dengan n = 25 dan k = 4, nilai dL
sebesar 1,0381 dan dU sebesar 1,7666.
Tabel 13. Autokorelasi Durbin Watson Model
II
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.889a |
.790 |
.748 |
415.145 |
1.651 |
a.
Predictors: (Constant),
EPS, DER, CR, ROA b.
Dependent Variable: HARGA SAHAM |
|
|
Sumber data statistik diolah
Tabel 14. Perhitungan Durbin Watson
dL |
dU |
d |
4-dU |
4-dL |
1.0381 |
1.7666 |
1.6510 |
2.2334 |
2.9619 |
Sumber: data statistik dan tabel Durbin Watson diolah
Hasil penelitian diperoleh nilai dL > d < dU atau 1,0381
< 1651 < 2,2334, artinya tidak terdapat autokorelasi
pada variabel independen Harga Saham.
Uji
Hipotesis
Uji hipotesis
pengaruh secara langsung (hipotesis 1 sampai hipotesis 7) untuk variabel intervening menggunakan 2 model yaitu:
a.
Jalur
Model I
Model |
|
Unstandardized B |
Coefficients Std. Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) |
.001 |
.004 |
|
.263 |
.795 |
|
ROA |
.052 |
.019 |
.520 |
2.737 |
.012 |
|
CR |
.001 |
.002 |
.062 |
.327 |
.747 |
|
DER |
.001 |
.002 |
.111 |
.612 |
.547 |
a.
Dependent Variable: EPS |
|
|
|
Sumber: data statistik diolah
Dari di atas diketahui
bahwa nilai signifikansi ROA sebesar 0,012 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar
2,737, artinya ROA berpengaruh positif signifikan terhadap EPS. Jika ROA naik maka EPS juga akan naik. Nilai signifikansi CR sebesar 0,747 > 0,05
dan t hitung 0,327 maka CR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
EPS. Dengan kata lain, kenaikan CR
berbanding lurus dengan kenaikan EPS.
Nilai signifikansi DER sebesar 0,547 > 0,05 dan t hitung 0,612
menandakan bahwa DER berpengaruh positif tidak signifikan terhadap EPS. Kenaikan DER berbanding lurus dengan dengan kenaikan EPS.
Tabel 16. Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error
of the Estimate |
1 |
.552a |
.304 |
.205 |
0.006645 |
a. Predictors: (Constant):
DER, ROA, CR b. Dependent Variable: EPS |
|
Sumber: data statistik diolah
Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen (ROA, CR, dan DER) serta 1 variabel intervening (EPS) sehingga menggunakan nilai Adjusted R Square. Berdasarkan Tabel 17, nilai Adjusted R Square sebesar 0,205. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ROA, CR dan DER terhadap EPS sebesar 20,5%. Sementara sisanya 79,5% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
b. Jalur Model II
Model |
|
Unstandardized B |
Coefficients Std. Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) |
152.128 |
257.709 |
|
.590 |
.562 |
|
ROA |
-1142.921 |
1486.955 |
-.117 |
-.769 |
.452 |
|
CR |
-43.327 |
137.013 |
-.041 |
-.316 |
.755 |
|
DER |
185.677 |
141.790 |
.166 |
1.310 |
.206 |
|
EPS |
104921.268 |
18457.250 |
.856 |
5.685 |
.000 |
a. Dependent Variable:
HARGA SAHAM |
|
|
|
Sumber: data statistik diolah
Nilai signifikansi ROA
sebesar 0,452 > 0,05 dengan nilai t hitung (0,769) artinya ROA berpengaruh negative idak signifikan terhadap
Harga Saham. Kenaikan ROA berbanding
terbalik dengan Harga Saham. Nilai
signifikansi CR sebesar 0,755 > 0,05 dan t hitung sebesar (0,316) artinya CR
berpengaruh negative tidak signifikan terhadap Harga
Saham. Jika CR naik maka Harga Saham
akan turun. Dengan nilai signifikansi
DER sebesar 0,206 > 0,05 dan t hitung sebesar 1,310, dikatakan bahwa DER
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham. Artinya, kenaikan DER berbanding lurus dengan
Harga Saham. Di lain pihak, nilai
signifikansi EPS sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 5,685 menunjukkan
EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Tabel 18.Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error
of the Estimate |
1 |
.842a |
.709 |
.648 |
429.51355 |
a. Predictors: (Constant):
EPS, CR, DER, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM |
Sumber: data statistik diolah
Dari Tabel 18 didapat nilai Adjusted
R Square sebesar 0,648 yang artinya pengaruh
variabel independen (ROA, CR, dan DER) serta variabel intervening
(EPS) terhadap variabel dependen (Harga Saham) sebesar 64,8%. Kontribusi variabel lain sebesar 35,2% tidak
dimasukkan dalam penelitian.
Pengaruh tidak langsung menggunakan
Uji Sobel (Sobel Test) sebagaimana tabel berikut.
Tabel 19. Sobel Test
URAIAN |
ROA |
CR |
DER |
A |
0.052 |
0.001 |
0.001 |
B |
102,226.051
|
102,226.051 |
102,226.051 |
SEA |
0.019 |
0.002 |
0.002 |
SEB |
13,632.932
|
13,632.932
|
13,632.932
|
Test Statistic |
2.571 |
0.499 |
0.499 |
p-Value |
0.010 |
0.618 |
0.618 |
α |
0,050 |
0,050 |
0,050 |
SIMPULAN |
SIGNIFIKAN |
TIDAK SIGNIFIKAN |
TIDAK SIGNIFIKAN |
Sumber: data kalkulator sobel diolah
Berdasarkan tabel 19, nilai p-value
untuk ROA sebesar 0,010 < 0,05 artinya ROA secara tidak langsung
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui EPS. Nilai p-value
CR sebesar 0,618 > 0,05 dan DER sebesar 0,618 > 0,05. Hal ini berarti baik CR maupun DER secara
tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham melalui EPS.
Hasil dari uji Hipotesis
ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 20. Uji Hipotesis
HIPOTESIS |
VARIABEL |
t |
Sig |
p-value |
SIGNIGIKANSI |
KESIMPULAN |
ARAH |
H1 |
ROA-HARGA SAHAM |
-0.824 |
0.420 |
|
Tidak Signifikan |
Ditolak |
Negatif |
H2 |
CR-HARGA SAHAM |
-0.423 |
0.677 |
|
Tidak Signifikan |
Ditolak |
Negatif |
H3 |
DER-HARGA SAHAM |
1.311 |
0.205 |
|
Tidak Signifikan |
Ditolak |
Positif |
H4 |
EPS-HARGA SAHAM |
7.489 |
0.000 |
|
Signifikan |
Diterima |
Positif |
H5 |
ROA - EPS |
2.737 |
0.012 |
|
Signifikan |
Diterima |
Positif |
H6 |
CR - EPS |
0.327 |
0.747 |
|
Tidak Signifikan |
Ditolak |
Positif |
H7 |
DER- EPS |
0.612 |
0.547 |
|
Tidak Signifikan |
Ditolak |
Positif |
H8 |
ROA - EPS - HARGA SAHAM |
|
|
0.010 |
Signifikan |
|
|
H9 |
CR - EPS - HARGA SAHAM |
|
|
0.618 |
Tidak Signifikan |
|
|
H10 |
DER - EPS - HARGA SAHAM |
|
|
0.618 |
Tidak Signifikan |
|
|
Pembahasan
Return on Asset dengan Harga Saham
Berdasarkan hasil
pengujian pada Tabel 20
diperoleh hasil signifikansi ROA terhadap Harga Saham sebesar 0,420 > 0,05 dengan dan t hitung (0,824). Jika nilai signifikansi > 0,05 dan t
hitung bernilai negatif dapat disimpulkan bahwa secara langsung ROA berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Tingginya ROA tidak berbanding lurus dengan harga saham. Perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan merupakan padat modal sehingga mereka lebih banyak menanamkan
modalnya pada aset tetap. Informasi
kinerja keuangan yang disajikan manajemen perusahaan tidak memberikan sinyal
positif kepada investor untuk meningkatkan harga saham. EPS yang tinggi lebih menarik bagi para
investor dibandingkan dengan dengan ROA yang tinggi
karena EPS akan memberi keuntungan dalam setiap saham yang dimiliki (Prasetya & Fitra,
2022). Penelitian ini sejalan dengan (Sofyan, Frama Aditya
et al., 2023) yang menyatakan perusahaan melakukan seluruh
kegiatan mengelola aset dengan kurang efektif dan kurang efisien.
Current Ratio dengan Harga Saham
Berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh hasil signifikansi CR sebesar 0,677 > 0,05 dan t hitung sebesar (0,423) sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara langsung CR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga
saham. Rendahnya CR sektor pertambangan
karena perusahaan padat modal sehingga sebagian besar dana diinvestasikan pada
aktiva tetap. Meski CR perusahaan bagus
namun nilai aset lancar jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan aset tetap (Fadillah &
Basyith, 2019).
Penelitian ini mendukung (Samara, 2020) pada perusahaan subsektor
garmen dan tekstil.
Debt Equity Ratio
dengan Harga Saham
Berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh hasil signifikansi DER sebesar 0,205 > 0,05 serta nilai
t hitung sebesar 1,311 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara langsung DER
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini sejalan dengan (Samara, 2020), (Talia et al., 2023) pada perusahaan consumer
goods dan
(Fadillah & Basyith, 2019).
Earning per Share dengan
Harga Saham
Berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh hasil signifikansi EPS sebesar 0,000 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara langsung terdapat pengaruh positif signifikan EPS
tehadap harga saham.
Semakin tinggi nilai EPS akan berbanding lurus dengan kenaikan harga
saham. Nilai EPS yang tinggi memberi
sinyal positif bagi para investor untuk melakukan investasi demikian juga
sebaliknya. Hasil yang sama diperoleh (Barohin, Faizunnazif Al & Nasution, 2023) dan (Talia et al., 2023).
Return on Asset dengan Earning per Share
Berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh hasil signifikansi ROA sebesar 0,012 < 0,05 dan t
hitung sebesar 2,737 sehingga disimpulkan bahwa secara langsung terdapat
pengaruh positif signifikan ROA terhadap EPS.
Semakin tinggi ROA maka pemegang saham akan mendapatkan bagian yang
semakin tinggi juga. Nilai EPS mencerminkan seberapa besar perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan per lembar saham (Hikmah et al., 2022).
Informasi ROA memberi sinyal positif kepada investor untuk melakukan
investasi (Dhae, 2023).
Current Ratio
dengan Earning per Share
Berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh hasil signifikansi CR sebesar 0,747 > 0,05 dan t hitung
sebesar 0,327 sehingga disimpulkan bahwa secara langsung CR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap EPS. Likuiditas
(CR) yang tinggi mengindikasikan berkurangnya keuntungan karena dana banyak
yang tidak terpakai (Ardhana & Anwar,
2023). Hal ini mendukung penelitian (Samara, 2020).
Debt
Equity Ratio dengan Earning per Share
Berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh hasil signifikansi DER sebesar 0,547 > 0,05 dan t
hitung sebesar 0,612 sehingga disimpulkan bahwa secara langsung DER berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap EPS.
Penelitian ini sejalan (Samara, 2020).
Return on Asset dengan Harga Saham melalui Earning per Share
Nilai p-value ROA sebesar 0,010
mengindikasikan bahwa secara tidak langsung ROA berpengaruh signifikan terhadap
harga saham melalui EPS. Tingginya EPS
akan berpengaruh terhadap harga saham.
Sinyal positif dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan investasi guna
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Hidayati & Suwaidi, 2022).
Current Ratio
dengan Harga Saham melalui Earning per Share
Nilai p-value
CR terhadap harga saham melalui EPS sebesar 0,618. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak
langsung CR melalui EPS berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini mendukung (Ardhana & Anwar, 2023) dan (Fadillah & Basyith, 2019).
Debt Equity Ratio dengan Harga Saham melalui Earning per Share
Nilai p-value
DER terhadap harga saham melalui EPS sebesar 0,618. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak
langsung DER melalui EPS berpengaruh tidak signifikan terhadap harga
saham. Penelitian ini Hal ini mendukung penelitian (Ardhana & Anwar,
2023).
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan (ROA,
CR, dan DER) terhadap harga saham dengan EPS sebagai variabel intervening pada perusahaan batubara
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 – 2022. Secara langsung, terdapat pengaruh negatif
tidak signifikan ROA dan CR terhadap Harga Saham. Secara langsung terdapat pengaruh positif
tidak signifikan DER terhadap Harga Saham. Secara langsung, terdapat pengaruh positif
tidak signifikan CR dan DER terhadap EPS. Secara langsung, terdapat pengaruh positif
signifikan EPS terhadap Harga Saham. Secara
langsung, terdapat pengaruh positif signifikan ROA terhadap EPS. Secara tidak langsung, ROA berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham melalui EPS.
Di lain pihak, CR dan DER secara tidak langsung berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham melalui EPS.
Ardhana, F. C., & Anwar, S. (2023). Eps Sebagai
Variabel Intervening Antara Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Likuiditas
Terhadap Harga Saham. Jambura Economic Education Journal, 5(2),
64–74. https://doi.org/10.37479/jeej.v5i2.18381
Barohin,
Faizunnazif Al, & Nasution, R. (2023). Pengaruh EPS , PER, DAN DER Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bank Periode 2017-2021. Jurnal Bisnis,
6(2), 617–630.
Bursa Efek
Indonesia. (2020). Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
KEP-00089/BEI/10-2020 Perihal Relaksasi Batas Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan dan Laporan Tahunan (pp. 1–6).
Bursa Efek
Indonesia. (2021). Laporan Tahunan 2020 Annual Report: Digital Capabilities
To Advance Further.
Bursa Efek
Indonesia. (2022a). Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang Berakhir per
31 Desember 2021 (pp. 1–7).
Bursa Efek
Indonesia. (2022b). Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor:
KEP-00024/BEI/04-2022 Perihal: Perubahan Relaksasi Batas Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (pp. 1–7). PT. Bursa Efek Indonesia.
Dhae, L. R.
. (2023). Analisis Return on Asset (Roa), Return on Equity (Roe) Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Earning Per Share (Eps) Sebagai Variabel Intervening. Jrime :
Jurnal Riset Manajemen Dan Ekonomi, 1(1), 179–192.
Fadillah,
I., & Basyith, A. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor
Pertambangan Antara PMA dan PMDN Di Bursa Efek Indonesia. Mbia, 18(1),
1–17. https://doi.org/10.33557/mbia.v18i1.141
Fajrian, H.
(2021). Cina Operasikan PLTU Shanghaimiao MW, dari Total 4.000 MW.
Katadata.Co.Id.
Hidayati,
L., & Suwaidi, R. A. (2022). Earning per share sebagai variabel intervening
antara rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan property dan real
estate. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 5(1),
74–85. https://doi.org/10.32670/fairvalue.v5i1.1914
Hikmah, N.,
Kadir, M. A., & Sohilouw, M. I. (2022). Pengaruh Return On Assets (ROA)
Terhadap Harga Saham dengan Earning Per Share (EPS) sebagai Intervening. YUME :
Journal Of Management, Volume 5(3), 148–165.
https://doi.org/10.2568/yum.v5i3.3060
Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral. (2023). Grafik Harga Batubara Acuan.
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral.
Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2020). Peluang Investasi
Batubara.
Mudassir,
R. (2021a). China Bangun PLTU 1.000 MW, Indonesia Ketiban Untung?
Bisnis.Com.
Mudassir,
R. (2021b). Ini Penyebab Harga Batu Bara Acuan Meroket Hingga US$150,03 per
Ton. Bisnis.Com.
NEF, B.
(2021). Climate Policy Factbook. Climate Policy Factbook, 35, 6.
Prasetya,
A., & Fitra, H. (2022). Pengaruh ROE, ROA, EPS dan DER terhadap Harga Saham
dengan PER sebagai Variabel Moderasi: Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 4(4), 712–725.
https://doi.org/10.24036/jea.v4i4.554
Samara, A.
(2020). Pengaruh Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Current Ratio
Terhadap Harga Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Intervening (Studi
Empiris Pada Sektor Industri Sub Sektor Garmen Dan Tekstil Tahun 2014 – 2017). ECo-Bus,
3(1), 54–75.
Sofyan,
Frama Aditya, Norisanti, Nor, & Sunarya, E. (2023). Pengaruh Return On
Equity, Debt To Equity Ratio, Return On Asset Dan Cash Ratio Terhadap Harga
Saham. 9(23), 289–297.
https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.10155745
Talia,
Purnasari, N., Chayadi, Al., Sianturi, R. A., & Nurhayani, U. (2023).
Analysis Of The Influence Of Fundamental Factors On Share Prices Of Consumer
Goods Companies Listed On The Indonesian Stock Exchange (IDX) 2018-2022. Management
Studies and Entrepreneurship Journal, 4(6), 9555–9564.
Tarmizi,
M., Hady, H., & Lusiana. (2022). Faktor Internal dan Eksternal terhadap
Harga Saham dengan Earning Per Share sebagai Variabel Intervening. Journal
of Business and Economics (JBE) UPI YPTK, 7(3), 409–415.
https://doi.org/10.35134/jbeupiyptk.v7i3.193
Umah, A.
(2021). Produksi Batu Bara 2020 Lebihi Target, Tapi Ekspornya Melesu.
CNBC Indonesia.
Copyright holder: Yunita Sari, Mayang Sari Edastami (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |