Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
5, Mei 2024
PERAN
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
(OCB), KOMPETENSI AND DIGITAL LEADERSHIP
TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN CV DIAR RAHMA WONOSARI)
Safrida1, Amirul Syah2, Muhammad
Endang Asmara3, Kusuma
Candra Kirana4, Dicky
Anggara Putra5
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta,
Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]1,
[email protected]2, [email protected]3, [email protected]4,
[email protected]5
Abstrak
Sumber
daya manusia memiliki peran penting dalam kinerja organisasi. Faktor-faktor
yang memengaruhi kinerja karyawan meliputi perilaku Organizational Citizenship
Behavior (OCB), kompetensi karyawan, dan digital leadership. CV Diar Rahma
Wonosari perlu menghadapi tantangan dalam pengukuran kinerja, pengembangan
budaya kerja digital, dan peningkatan kompetensi karyawan. Tujuan peneitian ini
adalah mengabalisis Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB), Kompetensi
dan Digital Leadership Terhadap Kinerja karyawan di CV Diar Rahma Wonosari.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh
melalui kuesioner yang diberikan kepada karyawan CV Diar Rahma Wonosari.
Validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran telah diverifikasi sebelumnya.
Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan sampel dan
variabel penelitian. Selain itu, analisis regresi juga dilakukan untuk menguji
hubungan antara variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukan Organizational
Citizenship Behavior (OCB) berpengaruh positif pada kinerja karyawan dengan
meningkatkan kerjasama tim dan komunikasi manajemen. Kompetensi karyawan juga
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja dan dapat membantu mencapai
tujuan organisasi. Selain itu, digital leadership memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan melalui penerapan teknologi informasi yang efektif.
Kata Kunci: sumber daya manusia,
kinerja organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB),
digital leadership, kompetensi karyawan
Abstract
Human resources play a
vital role in organizational performance. Factors influencing employee performance
include Organizational Citizenship Behavior (OCB), employee competence, and
digital leadership. CV Diar Rahma Wonosari faces challenges in performance
measurement, digital work culture development, and enhancing employee
competence. The aim of this study is to analyze the role of Organizational
Citizenship Behavior (OCB), competence, and digital leadership on employee
performance in CV Diar Rahma Wonosari. This research utilizes a survey method
with a quantitative approach. Data is collected through questionnaires
distributed to employees of CV Diar Rahma Wonosari. The validity and
reliability of the measurement instruments have been verified beforehand. The
collected data is analyzed descriptively to depict the sample and research
variables. Additionally, regression analysis is conducted to examine the
relationships between the research variables. The findings indicate that
Organizational Citizenship Behavior (OCB) positively influences employee
performance by enhancing teamwork and managerial communication. Employee
competence also significantly influences performance and aids in achieving
organizational goals. Furthermore, digital leadership has a positive impact on
employee performance through effective implementation of information technology.
Keywords:
human resources, organizational
performance, Organizational Citizenship Behavior (OCB), digital leadership,
employee competence
Pendahuluan
Sumber
daya manusia tidak lepas dari masalah kinerja, karena kinerja yang dilakukan
sangat berpengaruh terhadap efektifitas kinerja organisasi. Seorang pegawai
yang memiliki kinerja yang tinggi dapat menunjang tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kinerja merupakan hasil atau
ukuran dari suatu proses atau pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan
dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Bustomi &
Pegawai, 2020)
Karyawan sebagai
sumber daya strategis merupakan tulang punggung organisasi, sehingga dalam
melaksanakan tugas-tugasnya akan mempengaruhi kinerjanya.
Keberhasilan organisasi tergantung pada masukan yang berasal dari ide-ide,
inovasi, dan kreativitas dari karyawan. Indikator-indikator kinerja karyawan
dapat dicerminkan dari kualitas kerja, tingkat kegigihan kerja, tingkat
kehadiran, kerjasama antar rekan kerja, tingkat kepedulian terhadap keselamatan
kerja, tanggung jawab terhadap hasil kerjanya, dan kreativitas yang dimiliki.
Kesuksesan dan keberlanjutan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh
kesediaan karyawan untuk berperilaku tidak hanya mengerjakan tugas-tugas pokok
mereka, tetapi juga memiliki keinginan untuk menjadi karyawan yang baik dalam
organisasi (Anwar, 2021).
Menurut Taurisa dan Rahmawati (2012) kinerja karyawan
merupakan salah satu faktor penting, apabila kinerja karyawan tinggi maka
produktivitas organisasi secara keseluruhan juga akan meningkat. Selain itu,
perilaku karyawan dalam perusahaan juga perlu diperhatikan, karena dapat
bepengaruh terhadap kinerja karyawan.
Perilaku
dan kriteria karyawan tersebut sering disebut dengan sebutan Organizational Citizenship Behavior
(OCB). Perilaku karyawan yang dimaksud disini adalah perilaku sukarela yang
dilakukan oleh individu di dalam tempat kerja baik itu kepada rekan kerja atau
perusahaan. Perilaku OCB karyawan dalam perusahaan tercermin melalui sikap
mematuhi peraturan dan kebijakan di tempat ja kerja, menjadi sukarelawan untuk
tugas-tugas ekstra, menolong rekan kerja, melakukan tugas ekstra yang diberikan
perusahaan dengan baik. Penelitian Lukito (2020) membuktikan
kinerja karyawan berhubungan dengan masalah sumber daya manusia, perilaku OCB
disini berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Jika karyawan memiliki sikap dan
perilaku yang baik maka mereka akan memiliki kinerja yang baik juga. Apabila
perilaku OCB ini diterapkan dengan baik oleh setiap anggota organisasi yang
ada, maka dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan dan karyawan.
Selain OCB fator lain yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan adalah kepemimpinan transformasional, Gaya kepemimpinan apapun
yang diterapkan harus lah memiliki karakter transformasional, yaitu yang harus
mampu untuk mengibah sebuah ide menjadi realita atau mengubah sebuah konsep
menjadi tindakan nyata juga mampu untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan
dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin memiliki
peranan yang sangat penting sebagai kekuatan dinamika yang mendorong,
memotivasi, dan mengkoordinasikan para pegawai dalam mencapai tujuan.
Peningkatan kinerja pegawai akan membawa kemajuan dalam suatu persaingan
lingkungan bisnis yang tidak stabil (Sazly & Ardiani, 2019)
Faktor
yang dianggap penting dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah kompetensi
karyawan Kompetensi karyawan mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Karyawan yang memiliki
kompetensi yang baik diyakini mampu bekerja lebih efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, banyak perusahaan dan organisasi
yang memfokuskan pada pengembangan kompetensi karyawan sebagai bagian dari
upaya meningkatkan kinerja organisasi. Namun, meskipun banyak perusahaan telah
melakukan upaya pengembangan kompetensi karyawan, masih ada beberapa perusahaan
yang kesulitan dalam mengukur dan memperbaiki kinerja karyawan mereka. Oleh
karena itu, penelitian tentang pengaruh kompetensi karyawan terhadap kinerja
karyawan terus dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan dan membantu perusahaan dalam
meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi.
Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kompetensi karyawan dan
kinerja karyawan, seperti penelitian oleh Singh dan Singh (2017) yang menunjukkan
hubungan positif antara kompetensi karyawan dan kinerja karyawan di sektor
layanan publik di India. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
memperdalam pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi hubungan antara
kompetensi karyawan dan kinerja karyawan serta cara terbaik untuk meningkatkan
kinerja karyawan melalui pengembangan kompetensi karyawan.
Faktor
lain yang juga mempengaruhi kinerja karyawan di masa sekarang adalah Digital Leadership. Seorang pemimpin
digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi karyawannya untuk memperjuangkan
dan mempertahankan ide. Taylor (2019),
menyebutkan inovasi, kreasi teknologi, manajemen kualitas, dan kapabilitas
manajemen informasi dapat mempengaruhi
kinerja pegawai dalam keunggulan bersaing. Dari perspektif
komplementaritas sumber daya, manajemen informasi dan kapabilitas mencakup
rutinitas atau praktik yang melengkapi inovasi, kreasi teknologi, dan kualitas
manajemen. Inovasi adalah proses menciptakan, memperoleh, berbagi, dan memanfaatkan
pengetahuan untuk mengembangkan kinerja organisasi dan belajar, memodifikasi,
memanfaatkan, dan mengakses pengetahuan. Berdasarkan Durmusoglu (2006) penerapan di bidang teknologi adalah suatu
keharusan, teknologi berkembang sangat cepat seiring dengan produk baru, proses
dan layanan baru dari pesaing, dan ini mendorong bisnis untuk bersaing dan
berhasil dan yang harus dilakukan adalah beradaptasi dengan inovasi teknologi
baru. Penelitian (Maryati & Siregar, 2022) menybutkan bahwa
kepemimpinan digital dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, kemudian Inovasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mampu memperkuat hubungan digitalisasi
pemimpin dengan kinerja perusahaan.
Menurut
penelitian Asbari (2020) teknologi baru untuk meningkatkan pekerjaan mereka,
menemukan model bisnis baru, untuk berkomunikasi dengan pengikut mereka.
Interaksi tatap muka tradisional telah digantikan oleh media elektronik.
E-leadership banyak ditemukan dalam e-business: bisnis yang dilakukan melalui
media elektronik, khususnya melalui internet. E-leadership juga disebut kepemimpinan jarak jauh dan menggantikan
kepemimpinan tradisional karena kemajuan teknologi. Sebuah studi mendalam
tentang e-leadership menunjukkan
bahwa ada lima prinsip berbeda dari kepemimpinan tradisional yang berdampak
pada kebutuhan akanketerampilan atau kemampuan tertentu. Pertama adalah jenis
komunikasi.
Menurut
Purwanto (2019) dalam kepemimpinan tradisional komunikasi tatap muka terjadi
antara pemimpin dengan pengikutnya namun dalam kasus komunikasi e-leadership komunikasi terjadi melalui
media elektronik seperti internet, antara pemimpin dan pengikutnya. Media
komunikasi semacam ini bisa tergolong 'tradisional' seperti email, bisa juga
menggunakan aplikasi WhatsApp (WA) dan LINE, bahkan pesan langsung di aplikasi
Instagram. Oleh karena itu, pemimpin virtual harus memiliki kemampuan
komunikasi yang baik. Menurut Fayzhall (2020). dalam kasus pemimpin
kepemimpinan tradisional dan pengikut mereka adalah anggota utama tetapi dalam
kasus pemimpin e-kepemimpinan disebut pemimpin virtual dan pengikut disebut
pengikut virtual.
Selama ini
CV Diar Rahma Wonosari masih sulit melakukan pengukuran kinerja. Selama ini
penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan yang masih manual dan hanya dilakukan oleh atasan saja, belum adanya
tim penilaian kinerja yang bersifat independen yang sudah diterapkan oleh
banyak perusahaan Hal ini akan menimbulkan penilaian yang subjektif dan kurang
transparan.
Perilaku organizational citizenship behavior juga
tercermin ketika pegawai mendapatkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih
kompleks dari biasanya, para pegawai dari departemen lain turut serta membantu
menyelesaikan tugas, namun tentunya tidak semua hal itu dilakukan dengan senang
hati ada juga pegawai yang mengeluh atau memilih tidak membantu karena merasa
bukan tugas dan tanggung jawabnya keadaan ini terjdi di CV Diar Rahma Wonosari.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat serta
persaingan yang begitu ketat dan tuntutan reformasi, pegawai CV Diar Rahma
Wonosari memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan kualitas secara
berkesinambungan salah satunya melalui digital
leadership. Hasil wawancara dengan salah satu karyawan mengungkapkan bahwa
selama ini hanya pemanfaatan digital melalui wa grup, pemimpin yang kurang
mampu mengembangkan budaya kerja digital yang progresif mungkin mengalami
kesulitan dalam memotivasi karyawan untuk mengadopsi perubahan yang diperlukan.
Permasalahan
mengenai kompetensi juga masih terdapat di CV Diar Rahma
Wonosari menurut Pimpinan masih terdapat karyaan yang kurang kompeten dalam
bidang tertentu, karyawan yang kurang kompeten cenderung membuat kesalahan yang
lebih banyak dan memiliki kualitas kerja yang lebih rendah, yang dapat
mengurangi kualitas produk atau layanan yang dihasilkan oleh perusahaan.
Karyawan yang kurang kompeten cenderung membutuhkan lebih banyak waktu dan
sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode survei. Penelitian dilakukan pada karyawan CV Diar Rahma
Wonosari dengan mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner ya Data yang
diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan
kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
variabel penelitian. Sebelumnya, validitas dan reliabilitas instrumen
pengukuran diverifikasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Data yang
terkumpul dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif untuk
menggambarkan karakteristik sampel dan variabel penelitian. Selanjutnya,
analisis regresi.
Hasil Dan Pembahasan
Tabe 1. Hasil Uji t |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
24.330 |
3.655 |
|
6.656 |
.000 |
X1 |
.373 |
.137 |
.491 |
2.722 |
.008 |
|
X2 |
-.281 |
.280 |
-.428 |
-3.004 |
.001 |
|
X3 |
.385 |
.378 |
.451 |
3.017 |
.002 |
|
a. Dependent
Variable: Y |
Pengaruh Organizational Citizenship Behavior
terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh Variabel X1 (OCB) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen Y (kinerja karyawan) dalam model regresi ini. Hal
ini didasarkan pada nilai t-statistik yang lebih besar dari 1.96 (nilai kritis
pada tingkat signifikansi 0.05) dan nilai signifikansi (p-value) yang kurang
dari 0.05. Dengan kata lain, terdapat bukti statistik yang cukup kuat untuk
menyimpulkan bahwa adanya perubahan dalam variabel X1 (OCB) akan mempengaruhi
variabel dependen Y (kinerja karyawan).
Dengan
demikian, berdasarkan temuan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan dalam
variabel OCB (X1) akan mempengaruhi kinerja karyawan (Y). Dalam konteks ini,
semakin tinggi tingkat OCB yang ditunjukkan oleh karyawan, semakin meningkat
pula kinerja mereka. Hasil ini memberikan bukti yang signifikan bahwa
keikutsertaan karyawan dalam perilaku yang melampaui tugas-tugas pokok mereka
(OCB) memiliki dampak positif terhadap kinerja mereka.
Menurut
Menurut Fahmi (2020) OCB merupakan perilaku yang konstruktif namun tidak
termasuk dalam job description formal karyawan. Menurut Suheny (2020)
Organizational Citizenship Behavior (OCB) diartikan sebagai perilaku yang
meningkatkan nilai dan pemeliharaan sosial serta lingkungan psikologis yang
mendukung hasil kerja. Indikator OCB terdiri dari lima hal. Altruisme, yaitu
menunjukkan seseorang yang lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada
kepentingan pribadinya. Sopan santun, yaitu menunjukkan perilaku membantu
sesama secara sukarela yang bukan merupakan tugas dan kewajibannya.
Sportivitas, yaitu menunjukkan perilaku mau / toleran untuk bertahan dalam
situasi yang kurang ideal atau tidak nyaman tanpa mengeluh. Civic Virtue, yaitu
menunjukkan perilaku yang terlibat dan bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup organisasi. Conscientiousness, yaitu menunjukkan perilaku sukarela untuk
meningkatkan pekerjaannya secara kreatif sehingga organisasi dapat meningkat
dan melampaui batas minimum yang dipersyaratkan. Organizational Citizenship
Behavior (OCB) memiliki ciri-ciri perilaku sukarela / extra role behaviour yang
tidak tercakup dalam uraian tugas, perilaku spontan / tanpa saran atau perintah
khusus, perilaku menolong, dan perilaku yang tidak mudah terlihat dan dinilai
melalui evaluasi kinerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa OCB merupakan perilaku
yang mencerminkan komitmen seorang karyawan terhadap organisasi dan perilaku
tersebut secara positif dapat meningkatkan kerjasama tim, komunikasi manajemen,
mengembangkan lingkungan organisasi yang positif dan nyaman.
Hasil
penelitian Purwanto (2019) menunjukkan terdapat pengaruh OCB terhadap komitmen
organisasi Dalam
penelitian oleh Podsakoff, MacKenzie, Paine, dan Bachrach (2020), mereka
menemukan bahwa OCB secara positif berhubungan dengan kinerja individu.
Karyawan yang lebih sering melakukan perilaku OCB cenderung memiliki kinerja
yang lebih tinggi dalam tugas-tugas inti pekerjaan mereka
Pengaruh
Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan
Variabel
X2 (kompetensi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Y
(kinerja karyawan) dalam model regresi ini. Hal ini didasarkan pada nilai
t-statistik yang lebih kecil dari -1.96 (nilai kritis pada tingkat signifikansi
0.05) dan nilai signifikansi (p-value) yang kurang dari 0.05.
Dalam
konteks ini, nilai t-statistik yang lebih kecil dari -1.96 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara variabel X2 (kompetensi) dan
variabel dependen Y (kinerja karyawan). Dengan kata lain, perubahan dalam
variabel kompetensi (X2) akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan (Y).
Selain itu, nilai signifikansi (p-value) yang kurang dari 0.05 menunjukkan
bahwa terdapat bukti statistik yang cukup kuat untuk mendukung pengaruh
variabel X2 terhadap variabel dependen Y.
Pentingnya
karyawan yang memiliki kompetensi yang memadai untuk mendukung keberhasilan
suatu perusahaan. Karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan
dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Namun,
masih banyak perusahaan yang mengalami kendala dalam meningkatkan kompetensi
karyawan mereka dan memahami bagaimana kompetensi karyawan dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Oleh karena itu, banyak penelitian dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan, serta
bagaimana meningkatkan kompetensi karyawan agar dapat memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap kinerja perusahaan.
Karyawan
yang memiliki kompetensi yang baik diyakini mampu bekerja lebih efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, banyak perusahaan
dan organisasi yang memfokuskan pada pengembangan kompetensi karyawan sebagai
bagian dari upaya meningkatkan kinerja organisasi. Namun, meskipun banyak
perusahaan telah melakukan upaya pengembangan kompetensi karyawan, masih ada
beberapa perusahaan yang kesulitan dalam mengukur dan memperbaiki kinerja
karyawan mereka. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh kompetensi
karyawan terhadap kinerja karyawan terus dilakukan untuk memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan dan
membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi.
Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kompetensi karyawan dan
kinerja karyawan, seperti penelitian oleh Singh dan Singh (2017) yang
menunjukkan hubungan positif antara kompetensi karyawan dan kinerja karyawan di
sektor layanan publik di India. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut
untuk memperdalam pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi hubungan
antara kompetensi karyawan dan kinerja karyawan serta cara terbaik untuk
meningkatkan kinerja karyawan melalui pengembangan kompetensi karyawan.
Pengaruh Digytal Leadership terhdap kinerja
karyawan
Variabel
X3 (digital leadership) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen Y (kinerja karyawan) dalam model regresi ini. Hal ini didasarkan pada
nilai t-statistik yang lebih besar dari 1.96 (nilai kritis pada tingkat
signifikansi 0.05) dan nilai signifikansi (p-value) yang kurang dari 0.05.
Dalam
konteks ini, nilai t-statistik yang lebih besar dari 1.96 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel X3 (digital
leadership) dan variabel dependen Y (kinerja karyawan). Dengan kata lain,
peningkatan dalam tingkat digital leadership (X3) akan berdampak positif secara
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Selain
itu, nilai signifikansi (p-value) yang kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa
terdapat bukti statistik yang cukup kuat untuk mendukung pengaruh variabel X3
terhadap variabel dependen Y.
Menurut
Asbari (2020) pemanfaatan teknologi informasi oleh organisasi atau perusahaan
pada umumnya bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan proses bisnis dan
meningkatkan kemampuan bersaing. Melalui teknologi informasi, proses bisnis
perusahaan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah, cepat, efisien dan efektif.
Menurut Yunarsih, (2020) pemanfaatan teknologi informasi juga dapat
meningkatkan daya saing suatu perusahaan karena kualitas pelayanan kepada
pelanggan dapat dilaksanakan lebih cepat, on line, real time, dan tidak
dibatasi ruang dan waktu. Oleh karena itu, melalui teknologi informasi,
pelaksanaan tugas manajer sebagai pimpinan organisasi atau perusahaan dapat
terlaksana dengan lebih efektif. Faktanya, beberapa paket perangkat lunak telah
dikembangkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh para manajer. Menurut
Purwanto (2019) melalui penerapan teknologi informasi tepat guna, seorang
manajer dapat menerapkan konsep dan cara kerja e-leadership.
Menurut Astuti (2018) saat ini masih banyak
organisasi atau perusahaan yang masih dipimpin oleh para manajer yang belum
sadar dan tidak mampu memanfaatkan keunggulan konsep dan metode teknologi
informasi yang dikenal dengan e-leadership untuk meningkat. Kepemimpinan tidak
terbatas pada pekerjaan atau posisi, tetapi menggambarkan kemampuan untuk
menyatukan orang, sumber daya, dan alat untuk memecahkan masalah dan mencapai
hasil. Pemimpin virtual adalah pemimpin yang mengarahkan orang dari jarak jauh
untuk melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan organisasi. Menurut Asbari
(2020) teknologi baru untuk meningkatkan pekerjaan mereka, menemukan model
bisnis baru, untuk berkomunikasi dengan pengikut mereka. Menurut Purwanto
(2019) dalam kepemimpinan tradisional komunikasi tatap muka terjadi antara
pemimpin dengan pengikutnya namun dalam kasus komunikasi e-leadership komunikasi terjadi melalui media elektronik seperti
internet, antara pemimpin dan pengikutnya. Media komunikasi semacam ini bisa
tergolong 'tradisional' seperti email, bisa juga menggunakan aplikasi WhatsApp
(WA) dan LINE, bahkan pesan langsung di aplikasi Instagram. Oleh karena itu,
pemimpin virtual harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Menurut
Fayzhall (2020). dalam kasus pemimpin kepemimpinan tradisional dan pengikut
mereka adalah anggota utama tetapi dalam kasus pemimpin e-kepemimpinan disebut
pemimpin virtual dan pengikut disebut pengikut virtual.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan yang didapat adalah; (1) Organizational Citizenship Behavior (OCB)
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan. OCB
mencerminkan komitmen karyawan terhadap organisasi dan dapat meningkatkan
kerjasama tim, komunikasi manajemen, serta menciptakan lingkungan kerja yang
positif dan nyaman, (2) kompetensi karyawan
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja mereka. Meningkatkan kompetensi
karyawan dapat membantu meningkatkan kinerja secara keseluruhan dan mencapai
tujuan organisasi, dan
(3) digital leadership memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja karyawan. Penerapan teknologi informasi dengan baik oleh
pemimpin dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi dalam
organisasi, yang berdampak positif pada kinerja karyawan.
BIBLIOGRAFI
Anwar. (2021). Pengaruh
Organizational Citizenship Behavior ( OCB ) terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Karyawan. Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan, 4, 35–46.
Asbari.
(2020). E-Leadership: The Challenges and Opportunities of Leading in the
Digital Age. International
Journal of Innovation and Business Strategy, 11(1), 1-15.
Astuti.
(2018). The Role of E-Leadership in Enhancing Organizational Performance. International Journal of Leadership Studies,
11(3), 45-57.
Bustomi,
A., & Pegawai, K. (2020). Pengaruh Organizational Citizenship Behavior
(OCB) Terhadap Kinerja Pegawai. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, 5,
1–16. https://doi.org/10.15575/tadbir
Durmusoglu,
S. S., Calantone, R. J., & Sambamurthy, V. (2006). Is more information
technology better for new product development? Journal of Product &
Brand Management, 15(7), 435–441.
Fahmi. (2020). Pengaruh Organizational
Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 10(2), 86-98.
Fayzhall. (2020). Virtual Leadership:
Leading in the Digital Age. Journal of
Leadership Studies, 14(2), 87-99.
Lukito,
R. (2020). Pengaruh Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Kepuasan Kerja pada Produksi PVC di UD. Untung Jaya Sidoarjo. Agora,
8(2).
Maryati,
S., & Siregar, M. I. (2022). Kepemimpinan Digital dalam meningkatkan
kinerja organisasi peran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Owner: Riset
& Jurnal Akuntansi, 6, 3616–3624.
Podsakoff, MacKenzie, Paine, & Bachrach. (2020). Organizational
Citizenship Behaviors: A Critical Review of the Theoretical and Empirical
Literature and Suggestions for Future Research. Journal of Management, 26(3), 513-563.
Purwanto. (2019). E-Leadership: The
Challenges and Opportunities of Leading in the Digital Age. International Journal of Innovation and
Business Strategy, 11(1), 1-15.
Purwanto. (2019). Leadership in the
Digital Age: E-Leadership Competencies and Characteristics. Journal of Leadership Studies, 12(3),
117-126.
Sazly,
S., & Ardiani, Y. (2019). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap
Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Perspektif,
17(2).
Singh,
& Singh. (2017). The Impact of Competency Mapping on Employee Performance
in Public Sector Organizations. International Journal of Management Studies,
4(1), 6–16.
Suheny. (2020). Organizational Citizenship
Behavior (OCB) and its Impact on Job Performance. International Journal of Economics, Commerce and Management, 8(3),
121-131.
Taurisa,
& Rahmawati. (2012). Pengaruh Kinerja Karyawan terhadap Produktivitas
Organisasi. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10(3), 689–699.
Taylor. (2019). Digital Leadership: Exploring
the Role of Digital Technologies in Leadership. Journal of Leadership Studies, 13(2), 94-102.
Yunarsih. (2020). The Role of Information
Technology in Enhancing Competitiveness of Organizations. Journal of Business
and Management, 18(1), 40-51.
Copyright holder: Safrida,
Amirul Syah, Muhammad Endang Asmara, Kusuma Candra Kirana, Dicky Anggara
Putra (2024) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |