Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 5, Mei 2024
KEBERHASILAN APLIKASI E-PRESENSI
MELALUI KEPUASAN PENGGUNA BESERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Aplikasi e-presensi digunakan untuk proses presensi harian PNS di lingkungan
Kementerian Ketenagakerjaan yang nantinya akan dikembangkan sebagai interface aplikasi lainnya. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi,
kemudahan penggunaan, dan kebermanfaatan aplikasi e-presensi terhadap kepuasan
pengguna, serta menganalisis pengaruh kepuasan pengguna terhadap kesuksesan
aplikasi e-presensi di lingkungan PPSDM Kementerian Ketenagakerjaan dan
Politeknik Ketenagakerjaan. Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden lalu diolah menggunakan SEM-PLS berdasarkan model
penelitian Shibly. Hasil penelitian diperoleh satu hipotesis ditolak dan empat
hipotesis lainnya diterima, menunjukkan bahwa implementasi aplikasi e-presensi
di PPSDM Kementerian Ketenagakerjaan dan Politeknik Ketenagakerjaan berhasil
jika dilihat dari Kepuasan Pengguna aplikasi tersebut.
Kata
kunci: e-presensi, keberhasilan HRIS, model penelitian Shibly
Abstract
The e-presence
application is used for civil servant’s daily attendance process in the Ministry of Manpower which will be
developed as an interface for other applications. This study aims to analyze
the effect of system quality, information quality, ease of use, and usefulness
of e-presence applications on user satisfaction, as well as analyze the effect
of user satisfaction on the success of e-presence applications in the PPSDM
Ministry of Manpower and Polytechnic of Manpower. The research data were
obtained by distributing questionnaires to respondents and then processed using
SEM-PLS based on the Shibly’s research model. The results showed that one
hypothesis was rejected and the other four hypotheses were accepted, indicating
that the implementation of the e-presence application at PPSDM Ministry of
Manpower and Polytechnic of Manpower was successful when viewed from the
satisfaction of the application's users.
Keywords: e-presence, HRIS success, Shibly’s research model
Pendahuluan
Human
Resource Information Systems (HRIS) adalah sistem informasi yang digunakan untuk
memperoleh, menyimpan, memanipulasi, mengananlisis, mengambil, dan
mendistribusikan informasi mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam suatu
organisasi untuk mendukung Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan memudahkan
dalam mengambil keputusan manajerial (Kavanagh &
Johnson, 2017). HRIS bukan hanya sekedar perangkat keras
dan perangkat lunak yang terkait dengan
Human Resource (HR) (Sulastri, 2017). Untuk memaksimalkan penggunaan HRIS,
diperlukan koordinasi antar departemen dalam suatu organisasi (Biki et al., 2021). Oleh karena itu, HRIS terdiri dari
sekumpulan perangkat keras, perangkat lunak, formulir, manusia, peraturan,
serta prosedur.
HRIS
sangat penting bagi organisasi. Menurut (Kavanagh
& Johnson, 2017), ada tiga cara utama
HRIS dalam menambah nilai dari HR dan organisasi, yaitu dengan cara mengotomasi
proses di organisasi. Dengan otomasi proses dapat menjadikan aktivitas HR
menjadi lebih efisien. Cara kedua adalah dengan memberikan informasi yang
akurat dan terkini sehingga Manajer HR dapat membuat kebijakan yang lebih baik.
Cara ketiga adalah dengan memberikan lebih banyak informasi, merubah praktek HR
dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan HR, sehingga HR
dapat lebih fokus dalam mewujudkan misi organisasi (Fatinah,
2022).
Berdasarkan
manfaat HRIS bagi organisasi, banyak organisasi dan Perusahaan yang
mengimplementasikan HRIS (Rismawan, 2017). Begitu pula dengan Kementerian
Ketenagakerjaan. Dikutip dari laman kemnaker.go.id, pada tanggal 29 Juni 2022
di Jakarta, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah meluncurkan aplikasi digital
kepegawaian, yaitu sistem aplikasi e-performance,
e-mutasi, Layanan Kepegawaian Mandiri
(LKM), dan Sistem Informasi Manajemen Talenta (Si-Mantel). Peluncuran ini
dimaksudkan untuk mendukung transformasi organisasi dan sumber daya manusia
aparatur Kementerian Ketenagakerjaan. Transformasi ini dimaksudkan untuk
mewujudkan good governance yang
tangguh, tanggap terhadap perubahan, responsif untuk mencapai kinerja maksimal
serta penyelenggaraan pelayanan publik yang prima.
Menindaklanjuti
peluncuran aplikasi digital kepegawaian, Sekretaris Jenderal Kementerian
Ketenagakerjaan menerbitkan Nota Dinas bernomor 1/425/KP.08.03/VII/2022. Nota
Dinas tersebut menyatakan bahwa sebagai antarmuka dalam penilaian kinerja
pegawai pada aplikasi e-performance dan
pemetaan pegawai pada aplikasi SI-MANTEL adalah aplikasi e-presensi yang sudah
digunakan di Kementerian Ketenagakerjaan. Dalam Nota Dinas itu juga disebutkan
bahwa aplikasi e-presensi berisi laporan kegiatan/aktivitas harian pegawai
dengan kewajiban melampirkan bukti/dokumen yang dihasilkan pegawai pada setiap
harinya. Laporan kegiatan/aktivitas harian pegawai berbasis pada Indikator
Kinerja Individu dengan aspek kuantitas/kualitas/waktu/biaya dan target yang
ditetapkan.
Sebagai
aplikasi yang akan digunakan sebagai antarmuka pada aplikasi lainnya, perlu
dilakukan evaluasi terhadap aplikasi e-presensi. (Diana, 2014) menyatakan bahwa evaluasi pada sistem
dilakukan untuk melihat sejauh mana sistem dapat befungsi dengan baik serta
dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Proses evaluasi ini dapat dilakukan dengan
melihat tingkat kesuksesan dari aplikasi e-presensi. Keberhasilan penggunaan HRIS / HRIS success didefinisikan sebagai pencapaian tujuan organisasi dan
pengguna setelah menggunakan HRIS (Al-Shibly, 2011). Hal ini mencakup semua manfaat dan dampak
yang ditimbulkan dari penggunaan HRIS (Sari, 2019). Begitu pula dengan aplikasi e-presensi,
tingkat keberhasilan aplikasi ini dapat dilihat dari semua manfaat serta dampak
penggunaannya (Sholehah, 2015).
Hasil
penelitian yang dilakukan (Al-Shibly, 2011) menyatakan bahwa HRIS user’s satisfaction / kepuasan pengguna HRIS memberikan kontribusi
signifikan terhadap keberhasilan HRIS / HRIS success. Semakin tinggi kepuasan
pengguna HRIS maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan penggunaan HRIS (Choirinisa &
Ikhwan, 2022).
Berdasarkan
data dan penjelasan tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan
penelitian berjudul “Keberhasilan Aplikasi E-Presensi Melalui Kepuasan Pengguna Beserta Faktor
Yang Mempengaruhinya.”
Penelitian
terkait kesuksesan Sistem Informasi sudah pernah dilakukan sebelumnya. (Hari, 2016) melakukan penelitian berjudul “Analisa
Kesuksesan E-Government Menggunakan Success Model’s Delone and Mclean (Studi
Kasus: Pemerintah Kota Pekalongan)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi e-Government pada pemerintah kota Pekalongan belum terlaksana
dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari adanya beberapa faktor yang tidak
mempengaruhi faktor lain seperti seharusnya, misalnya kualitas layanan tidak
mempengaruhi penggunaan sistem dan penggunaan sistem tidak mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap net benefit.
Penelitian
sejenis lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Fanida & Paulina,
2021). Mereka melakukan penelitian berjudul
“Pengaruh Information Quality, System
Quality, dan Usefulness Terhadap
Kinerja Sumber Daya Manusia melalui Human
Resource Information System (HRIS) Succes
Pada Masa Pandemi Covid19 (Studi Pada PT Bank Ganesha Tbk). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
keberhasilan HRIS, sistem kualitas tidak berpengaruh terhadap keberhasilan
HRIS, kegunaan berpengaruh positif signifikan terhadap keberhasilan HRIS,
keberhasilan HRIS tidak berpengaruh terhadap kinerja, kualitas informasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja melalui keberhasilan HRIS,
kualitas sistem menghasilkan berpengaruh positif signifikan langsung terhadap
kinerja, serta kegunaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja melalui
HRIS Success.
Terkait
evaluasi kinerja HRIS, penelitian yang dilakukan oleh (Pertiwi &
Yulianingsih, 2020) dapat menjadi rujukan. Mereka melakukan
penelitian berjudul “Peneraapan Model HOT Fit pada Evaluasi Kinerja Human Resources Information System
(HRIS) di KPKNL Palembang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan
organisasi memberikan pengaruh terbesar pada keberhasilan penerapan HRIS di
KPKNL Palembang.
Berbeda
dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor apa
saja yang mempengaruhi keberhasilan
aplikasi e-presensi di unit kerja Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu Politeknik
Ketenagakerjaan dan PPSDM Kementerian Ketenagakerjaan. Model yang dipakai adalah model yang juga dipakai (Al-Shibly, 2011) pada penelitiannya. Berdasarkan model
Shilby, Perceived HRIS System Quality,
Perceived HRIS Information Quality, Perceived HRIS Ease of Use, dan Perceived HRIS Usefulness berpengaruh
terhadap HRIS user satisfaction yang
pada akhirnya mempengaruhi HRIS Success.
Adapun hipotesis
yang diajukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1: Kualitas Sistem berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan
Pengguna
H2: Kualitas Informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna
H3: Kemudahan Penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Pengguna
H4: Kebermanfaatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Pengguna
H5: Kepuasan Pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan
Aplikasi
Metode
Penelitian
Penelitian dilakukan di dua
tempat, yaitu Politeknik Ketenagakerjaan serta Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Ketenagakerjaan (PPSDM Ketenagakerjaan). Pelaksanaan penelitian mulai
dari Bulan Juli sampai dengan Bulan Desember 2022.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui
survei dengan menyebarkan kuesioner kepada ASN di lingkungan Politeknik dan
PPSDM Ketenagakerjaan. Data
sekunder diperoleh dari literatur dan referensi pendukung lainnya dalam bentuk
buku, internet, dan laporan penelitian terkait.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ASN di lingkungan Politeknik dan PPSDM Ketenagakerjaan yang berjumlah 77 orang. Karena
jumlah populasi kurang dari 100 orang maka keseluruhan populasi tersebut akan
dijadikan sebagai sampel penelitian. Jadi sampel penelitian ini berjumlah 77
orang.
Komposisi jumlah populasi
dapat dijabarkan sebagai berikut
Tabel 1. Komposisi jumlah
sampel
Nomor |
Lokasi |
Jumlah Populasi |
1 |
Politeknik Ketenagakerjaan |
25 |
2 |
PPSDM Ketenagakerjaan |
52 |
|
Total |
77 |
Sumber: Data diproses, 2022
Sebelum kuesioner disebarkan kepada
responden, perlu terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas kuesioner
tersebut. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Kuesioner dianggap valid jika nilai validitas lebih
besar atau sama dengan 0,3. Adapun
perhitungan uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment
sebagai berikut (Sunarto, 2014):
Keterangan:
N :
jumlah responden
X :
skor item
Y :
skor total
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui tingkat keandalan dan konsistensi kuesioner ketika diujikan
berulang. Pengujian reliabilitas menggunakan perhitungan Cronbach’s Alpha
di mana jika koefisiennya lebih besar atau sama dengan 0,6 maka kuesioner
dinyatakan ariable. Berikut merupakan rumus perhitungan Cronbach’s Alpha:
Keterangan:
k : banyaknya butir pertanyaan
Setelah kuesioner
disebarkan kepada responden, dilakukan analisis statistika deskriptif untuk memperoleh gambaran umum
mengenai karakteristik responden yaitu ASN di lingkungan Politeknik dan PPSDM Ketenagakerjaan. Pengolahan statistika deskriptif
menggunakan software Microsoft
Excel 2013. Analisis Structural Equational Modelling-Partial
Least Square (SEM-PLS) dilakukan
untuk mengidentifikasi ariab – ariab yang mempengaruhi kesuksesan aplikasi
e-presensi. Analisis SEM-PLS menggunakan software SmartPLS 4.
Pada
penelitian ini, SEM-PLS digunakan untuk menganalisis pengaruh kepuasan pengguna (user satisfaction) yang diukur melalui dimensi kualitas ariab (system quality), kualitas informasi (information
quality), kemudahan penggunaan (ease of use),
dan kegunaan (usefulness) terhadap keberhasilan aplikasi e-presensi di Politeknik dan PPSDM Ketenagakerjaan. User satisfaction dan keberhasilan
aplikasi merupakan variable yang tidak dapat diukur secara
langsung (laten).
Model pada
penelitian ini dibangun dari variabel laten eksogen
dan endogen berdasarkan model penelitian yang digunakan Shibly
di tahun 2011. Bentuk model pengukuran pada penelitian ini tersaji dalam Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Penelitian
Sumber: (Al-Shibly, 2011)
Secara lebih lengkap, variebel laten dan variable lain
pada penelitian ini tersaji pada Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Variabel Laten dan
Variabel Manifes
Variabel
Laten |
Variabel
Manifes (Atribut) |
Kode |
Kualitas Sistem (System Quality) (X1) (Al-Shibly, 2011) |
-
Keakuratan data tinggi |
X1.1 |
-
Mengurangi penggunaan dokumen |
X1.2 |
|
-
Serbaguna menangani kebutuhan yang muncul |
X1.3 |
|
- Informasi
mudah diakses |
X1.4 |
|
-
Mempercepat penyajian informasi terkait MSDM |
X1.5 |
|
-
Menjamin keamanan data pengguna |
X1.6 |
|
Kualitas Informasi |
-
Menyediakan informasi yang cukup |
X2.1 |
-
Memenuhi kebutuhan pengguna |
X2.2 |
|
-
Disajikan dalam bentuk laporan yang bermanfaat |
X2.3 |
|
-
Informasi jelas, tepat, dan akurat |
X2.4 |
|
-
Diperoleh dalam waktu yang cepat |
X2.5 |
|
Kemudahan Penggunaan |
- Mudah
dipahami |
X3.1 |
- Mudah
diakses di berbagai lokasi |
X3.2 |
|
- Dapat
diakses kapan saja |
X3.3 |
|
- Mudah
digunakan |
X3.4 |
|
Kebermanfaatan |
-
Bermanfaat dalam menyelesaikan laporan tugas harian |
X4.1 |
-
Pengguna menjadi lebih produktif |
X4.2 |
|
-
Proses menjadi lebih efektif |
X4.3 |
|
Kepuasan Pengguna |
-
Memiliki fitur layanan yang bermanfaat |
X5.1 |
-
Kualitas sesuai dengan yang diharapkan |
X5.2 |
|
-
Memiliki tampilan yang menarik |
X5.3 |
|
-
Pengguna merasa puas |
X5.4 |
|
Keberhasilan |
-
Meningkatkan kedisiplinan pegawai |
Y1.1 |
-
Mengembangkan proses penilaian kinerja |
Y1.2 |
|
-
Digunakan secara rutin |
Y1.3 |
Pada SEM-PLS terdapat dua model yaitu outer
model dan inner model. Outer model yaitu model pengukuran
yang menghubungkan ariable ariable dengan ariable laten, sedangkan inner
model yaitu model ariable yang menghubungkan antar ariable laten.
Langkah-langkah analisis dalam SEM-PLS yaitu (Wati, 2018):
1. Merancang inner model; ari berupa
teori, hasil penelitian empiris, analogi, ariable, rasional dan eksplorasi
hubungan antar ariable.
2. Merancang outer model.
3. Konstruksi diagram jalur.
4. Konversi diagram
jalur ke persamaan.
5. Pendugaan parameter.
a. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data ariable
laten.
b. Estimasi jalur (path estimate)
yang menghubungkan antar ariable laten (koefisien jalur) dan antar ariable
laten dengan ariable ariable (loading).
c. Berkaitan dengan means dan lokasi
parameter untuk ariable dan ariable laten.
d. Metode estimasi PLS:
OLS dengan teknik iterasi.
e. Interaction variable.
1. Goodness of Fit – Outer Model. Pada outer
model ini, SEM-PLS menghitung convergent validity dengan refleksi ariable
dinilai berdasarkan korelasi antar item score dengan construct score.
Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 .
Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran
nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup. Sedangkan untuk composite
reliability mengukur internal consistency dan nilainya minimal 0,6 (Ghozali, 2016).
a. Convergent dan discriminant
validity
Convergent
validity: nilai loading
0,5 sampai 0,6 dianggap cukup untuk jumlah ariable dari ariable laten berkisar
antara 3 sampai 7.
Discriminant validity: direkomendasikan nilai Average Variance Extracted (AVE) lebih besar dari
0,5 .
b. Composite reliability
Nilai batas yang
diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (
2. Goodness of Fit – Inner Model. Inner model
disebut juga inner relation, structural model, substantive theory yang
menggambarkan hubungan antar ariable laten berdasarkan pada substantive
theory. Model ariable dievaluasi dengan menggunakan R-Square untuk
konstruk dependen. Dalam menilai model dengan SEM-PLS dapat dimulai dengan
melihat R-Square untuk setiap ariable laten endogen, Interpretasinya
sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-Square dapat
digunakan untuk menilai pengaruh ariable laten eksogen tertentu terhadap ariable
laten endogen apakah memiliki pengaruh yang substansive. Hasil R-Square
menunjukan indikasi baik sebesar 0,67. Model SEM-PLS juga dievaluasi dengan
melihat Q-Square predictive relevance untuk model konstruk. Q-Square
mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga
estimasi parameternya. Nilai Q-Square lebih besar dai nol menunjukan
bahwa model mempunyai nilai predictive relevance (Ghozali, 2016). Adapun rumus Q-Square predictive
relevance adalah :
di mana
3. Pengujian
hipotesis.
Hipotesis
untuk β, γ, dan 𝜆 adalah
sebagai berikut (Jaya dan Sumertajaya 2008) :
· Hipotesis ariable
untuk outer model adalah :
H0 :
H1 :
·
Hipotesis ariable untuk inner model (pengaruh ariable laten eksogen
terhadap ariable laten endogen) adalah :
H0 :
H1 :
·
Hipotesis ariable untuk inner model adalah : pengaruh ariable laten
endogen terhadap ariable laten endogen adalah :
H0 :
H1 :
Ketika nilai |t-hitung| yang diperoleh lebih besar
dari 1,96 maka disimpulkan signifikan. SEM-PLS tidak mengasumsikan data
berdistribusi normal sehingga menggunakan teknik resampling dengan metode bootstrap.
Hasil dan Pembahasan
Setelah proses pengambilan data, dari 77 populasi yang
direnacanakan menjadi sampel penelitian, hanya 47 responden yang memberian
umpan balik, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 47 orang. Adapun dari
kuesioner yang sudah diisi dapat dipetakan karakteristik responden penelitian
ini sebagai berikut:
Tabel 3. Karakteristik Responden
No |
|
Karakteristik
Responden |
Persentase |
1 |
Jenis
Kelamin |
Laki-laki; |
45% |
|
|
Perempuan; |
55% |
2 |
Usia |
20 - 30
tahun; |
9% |
31 - 40
tahun; |
45% |
||
41 - 50
tahun; |
23% |
||
|
|
> 50
tahun; |
23% |
3 |
Pendidikan |
SMA/Sederajat; |
2% |
DIII/Sarjana
Muda; |
2% |
||
S1; |
30% |
||
S2; |
62% |
||
|
|
S3; |
4% |
4 |
Masa
Kerja |
1 - 5
tahun; |
23% |
6 - 10
tahun; |
4% |
||
11 - 15
tahun; |
32% |
||
16 - 20
tahun; |
17% |
||
21 - 25
tahun; |
2% |
||
26 - 30
tahun; |
6% |
||
|
|
> 30
tahun; |
15% |
Sumber: Data diproses, 2022
Responden penelitian ini didominasi oleh perempuan, yaitu
sebesar 55%, sisanya 45% merupakan laki-laki. Dari sisi usia, responden
didominasi usia 31 – 40 tahun sebesar 45%, usia lebih dari 41 tahun sebesar
23%, dan untuk usia 20 – 30 tahun hanya sebesar 9%. Dari segi pendidikan,
responden kebanyakan berpendidikan S2, yaitu sebesar 62%, sisanya berpendidikan
S1 sebesar 30%, S3 sebesar 4%, dan SMA serta DIII/Sarjana Muda sama-sama
sebesar 2%. Untuk masa kerja responden cukup beragam, dari yang persentase
terbesar ke terkecil adalah selama 11 – 15 tahun sebesar 32%, 1 – 5 tahun
sebesar 23%, 16 – 20 tahun sebesar 17%, > 30 tahun sebesar 15%, 26 – 30
tahun sebesar 6%, 6 – 10 tahun sebesar 4%, dan yang presentase terkecil adalah
untuk masa kerja 21 – 25 tahun sebesar 2%.
Pengujian reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan pengujian outer model.
Proses diawali dengan pembuatan model penelitian pada software SEM-PLS lalu dilihat nilai loading factor dari setiap variabel manifes yang digunakan pada
penelitian ini. Loading factor menunjukkan
kelayakan dari indikator penelitian. Pada penelitian ini ada variabel yang
memiliki loading factor kurang dari
0.5. Variabel tersebut adalah X1.2 dan Y1.3. Proses selanjutnya dilakukan
respesifikasi model penelitian, yaitu menghilangkan kedua variabel tersebut
lalu mengecek kembali nilai liading
factor. Didapatkan loading factor akhir
semua diatas 0.5, sehingga dapat dikatakan model penelitian sudah layak untuk
digunakan
Variabel manifes dikatakan reliabel ketika nilai Composite Reliability dan Cornbach’s Alpha di atas 0.6. Hasil
pengecekan terhadap model penelitian menunjukkan bahwa nilai Composite Reliability dan Cornbach’s Alpha penelitian ini sudah
lebih besar dari 0.6. Hal ini menunjukkan bahwa variabel manifes yang digunakan
sudah reliabel atau konsisten dan dapat digunakan untuk mengukur konstruk
latennya.
Variabel manifes valid ketika AVE (Average Variance Extracted) di atas 0.5. Pada penelitian ini dapat
dilihat nilai AVE semua variabel manifes atas 0.5, sehingga variabel manifes
penelitian dikatakan valid untuk mengukur variabel latennya.
Gambar 1. Model
Penelitian setelah Respesifikasi
Tabel 4. Hasil Uji Validitas dan
Reliabilitas
|
Cronbach's
alpha |
Composite
reliability (rho_a) |
Composite
reliability (rho_c) |
Average
variance extracted (AVE) |
X1. |
0.884 |
0.895 |
0.914 |
0.682 |
X2. |
0.928 |
0.932 |
0.946 |
0.777 |
X3. |
0.856 |
0.891 |
0.905 |
0.708 |
X4. |
0.835 |
0.837 |
0.901 |
0.752 |
X5. |
0.832 |
0.849 |
0.889 |
0.668 |
Y1. |
0.873 |
0.877 |
0.94 |
0.888 |
Sumber: Data diproses,
2022
Pengolahan data berikutnya yang dilakukan adalah evaluasi
model pengukuran (Inner Model). Pada
proses ini dilakukan pengecekan nilai R
Square (R2). Evaluasi model ini untuk menunjukkan kebaikan model
struktural yang digunakan.
Tabel
5. Nilai
R Square
|
R-square |
Keberhasilan (Y1) |
0.628 |
Kepuasan Pengguna (X5) |
0.776 |
Sumber: Data diproses, 2022
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai R2
variabel Kepuasan Pengguna sebesar 0.628 atau 62.8%. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kemudahan Penggunaan, dan
Kebermanfaatan dapat menjelaskan variabel Kepuasan Pengguna sebesar 62.8%,
sisanya sebesar 37.2% dijelaskan oleh variabel di luar model. Begitu pula
dengan nilai R2 variabel Keberhasilan sebesar 0.776 atau 77.6%
menunjukkan bahwa variabel Kepuasan Pengguna hanya mampu menjelaskan variabel
Keberhasilan sebesar 77.6%, sisanya sebesar 22.4% dijelaskan variabel lain di
luar model. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggarini et al. (2021), terdapat
pengklasifikasian nilai R2, di mana R2 yang berada dalam
rentang 0.19 sampai dengan 0.33 masuk kategori lemah, R2 yang berada
dalam rentang 0.33 sampai dengan 0.67 masuk kategori moderat, sedangkan R2
yang berada dalam rentang 0.67 sampai dengan 1 masuk kategori kuat. Jika
dikaitkan dengan penelitian ini maka nilai R2 variabel Kepuasan
Pengguna masuk ke dalam kategori moderat dan nilai R2 variabel
Keberhasilan masuk dalam kategori kuat.
Nilai R2 yang didapat dari SEM-SEM PLS dapat
digunakan untuk menghitung nilai predictive
relevance (Q2) dari model penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
Nilai predictive
relevance (Q2) hasil perhitungan adalah 0.7588 atau 75.88%.
Artinya model sudah mampu menjelaskan dan menggambarkan pengaruh kualitas
sistem, kualitas informasi, kemudahan penggunaan, dan kebermanfaatan terhadap
keberhasilan aplikasi e-presensi melalui kepuasan pengguna aplikasi tersebut.
Pengolahan data terakhir yang dilakukan adalah pengujian
hipotesis model struktural. Pengujian hipotesis menggunakan SEM-PLS dilakukan
dengan memperhatikan hasil analisis bootstrapping
pada path coefficient yang
menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel
latel endogen atau antar variabel laten
endogen.
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis
|
Original
sample (O) |
T
statistics (|O/STDEV|) |
P
values |
Kualitas
Sistem (X1) -> Kepuasan Pengguna (X5) |
-0.298 |
1.621 |
0.053 |
Kualitas
Informasi (X2) -> Kepuasan Pengguna (X5) |
0.5 |
3.291 |
0.001 |
Kemudahan
Penggunaan (X3) -> Kepuasan Pengguna (X5) |
0.448 |
4.129 |
0 |
Kebermanfaatan
(X4) -> Kepuasan Pengguna (X5) |
0.371 |
2.698 |
0.004 |
Kepuasan
Pengguna (X5) -> Keberhasilan (Y1) |
0.792 |
9.849 |
0 |
Sumber: Data diproses, 2022
Yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis
menggunakan SMART-PLS adalah nilai original
sample, T-statistic, dan P-values. Original sample berguna sebagai koefisien regresi, menunjukkan ke
arah mana pengaruh yang ditimbulkan. Nilai T-statistic dibandingkan dengan t-table,
yaitu 1.96, menunjukkan signifikansi pengaruh variabel eksogen terhadap
variabel endogen. Ketika T-statistic lebih
besar dari t-table, maka dapat
dikatakan terdapat pengaruh signifikan, sebaliknya jika T-statistic kurang dari t-table,
maka pengaruh yang ditimbulkan tidak signifikan. Sedangkan nilai P-values menunjukkan apakah hipotesis
diterima atau ditolak. Ketika P-values berada di bawah 0.05, maka dapat
dikatakan hipotesis diterima, sebaliknya ketika P-values di atas 0.05, maka
dapat dikatakan bahwa hipotesis ditolak.
Pengujian hipotesis pertama, Kualitas Sistem berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna. Pada tabel terlihat nilai P-values sebesar 0.053 lebih besar
daripada 0.05, dapat dikatakan bahwa hipotesis ditolak atau Kualitas Sistem
tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pengguna.
Pengujian hipotesis kedua, Kualitas Informasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna. Pada tabel terlihat P-values sebesar 0.001, lebih kecil dari
0.005, artinya terdapat pengaruh antara Kualitas Informasi dan Kepuasan
Pengguna. T-statistic sebesar 3.291
lebih besar daripada t-table,
terlihat bahwa pengaruh yang ditimbulkan signifikan. Original sample bernilai positif sebesar 0.5, terlihat bahwa
pengaruh yang ditimbulkan ke arah positif. Keseluruhan hasil tersebut
menyatakan bahwa hipotesis kedua dapat diterima, atau Kualitas Informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna.
Pengujian hipotesis ketiga, Kemudahan Penggunaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna. Pada tabel
terlihat P-values sebesar 0, lebih
kecil dari 0.005, artinya terdapat pengaruh antara Kemudahan Penggunaan dan Kepuasan
Pengguna. T-statistic sebesar 4.129
lebih besar daripada t-table,
terlihat bahwa pengaruh yang ditimbulkan signifikan. Original sample bernilai positif sebesar 0.448, terlihat bahwa
pengaruh yang ditimbulkan ke arah positif. Keseluruhan hasil tersebut
menyatakan bahwa hipotesis ketiga dapat diterima, atau Kemudahan Penggunaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna.
Pengujian hipotesis keempat, Kebermanfaatan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kepuasan Pengguna. Pada tabel terlihat P-values sebesar 0.004, lebih kecil dari
0.005, artinya terdapat pengaruh antara Kebermanfaatan dan Kepuasan Pengguna.
T-statistic sebesar 2.698 lebih besar
daripada t-table, terlihat bahwa
pengaruh yang ditimbulkan signifikan. Original
sample bernilai positif sebesar 0.371, terlihat bahwa pengaruh yang
ditimbulkan ke arah positif. Keseluruhan hasil tersebut menyatakan bahwa
hipotesis keempat dapat diterima, atau Kebermanfaatan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepuasan Pengguna.
Pengujian hipotesis kelima, Kepuasan Pengguna berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Keberhasilan.
Pada tabel terlihat P-values sebesar
0, lebih kecil dari 0.005, artinya terdapat pengaruh antara Kepuasan Pengguna
dan Keberhasilan. T-statistic sebesar
9.849 lebih besar daripada t-table,
terlihat bahwa pengaruh yang ditimbulkan signifikan. Original sample bernilai positif sebesar 0.792, terlihat bahwa
pengaruh yang ditimbulkan ke arah positif. Keseluruhan hasil tersebut menyatakan
bahwa hipotesis kelima dapat diterima, atau Kepuasan Pengguna berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Keberhasilan.
Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini
adalah dari lima hipotesis penelitian, hanya satu hipotesis yang ditolak, yaitu
Kualitas Sistem tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Pengguna, sedangkan empat hipotesis lainnya dapat diterima. Kualitas Informasi,
Kemudahan Penggunaan, Kebermanfaatan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan Pengguna. Kepuasan Pengguna juga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi aplikasi
e-presensi di PPSDM Kementerian Ketenagakerjaan dan Politeknik Ketenagakerjaan
berhasil jika dilihat dari Kepuasan Pengguna aplikasi tersebut.
BIBLIOGRAFI
Al-Shibly,
H. (2011). Human resources information systems success assessment: An
integrative model. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(5),
157–169.
Biki, S. B., Mendo, A. Y., &
Hilala, E. (2021). Kesuksesan Implementasi Sap Human Resource Information
System (Hris) Di Industri Otomotif Sunter Jakarta Utara. NUSANTARA: Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(7), 2430–2436.
Choirinisa, A. A., & Ikhwan, K.
(2022). Pengaruh Penggunaan Aplikasi Digital Terhadap Efektivitas Kerja
Pegawai. Transekonomika: Akuntansi, Bisnis Dan Keuangan, 2(5),
483–492.
Diana, D. (2014). Evaluasi
Penerimaan Kinerja Human Resource Information System Universitas Bina Darma. Jurnal
Matriks, 16(2).
Fanida, H. P., & Paulina, P.
(2021). Pengaruh Information Quality, System Quality, Dan Usefulness Terhadap
Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Human Resource Information System (HRIS)
Succes Pada Masa Pandemi Covid19 (Studi Pada PT. Bank Ganesha Tbk). Jurnal
Ekonomi, Manajemen Dan Perbankan (Journal of Economics, Management and Banking),
7(3), 102–112.
Fatinah, H. N. (2022). Human
Resource Information System: Fungsi, Peran, Manfaat, dan Penerapan Pada
Wordpress. Applied Business and Administration Journal, 1(2).
Ghozali, I. (2016). Aplikasi
Analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan Ke VIII.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 96.
Hari S, P. (2016). Analisa
Kesuksesan E-Government Menggunakan Success Model’s Delone And Mclean (Studi
Kasus: Pemerintah Kota Pekalongan). UAJY.
Kavanagh, M. J., & Johnson, R.
D. (2017). Human resource information systems: Basics, applications, and
future directions. Sage Publications.
Pertiwi, B., & Yulianingsih, E.
(2020). Peneraapan Model HOT Fit pada Evaluasi Kinerja Human Resources
Information System (HRIS) di KPKNL Palembang. Jurnal Pengembangan Sistem
Informasi Dan Informatika, 1(2), 119–127.
Rismawan, R. (2017). Penggunaan
HRIS dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Perusahaan.
Sari, A. P. (2019). Pengukuran
keberhasilan penerapan sistem Institutional repository di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menggunakan human organization technology (hot) fit model.
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ….
Sholehah, R. (2015). Implementasi
Sistem Informasi Manajemen SDM: Studi pada PT PLN (Persero) Malang.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Sulastri, H. (2017). Strategi it
dalam human resource information system (hris) untuk mencapai strategi green
it. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 4(02), 199–204.
Sunarto, R. dan. (2014). Pengantar
Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis.
Alfabeta Bandung.
Copyright
holder: Ni Luh Putu Nia Angraeni,
Christina Amanda (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |