Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3, Maret 2024

 

 

PENGARUH CORPORATE SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY DAN INVESTASI INFORMASI TEKNOLOGI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN INOVASI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2018 – 2022.

 

Ni Made Deni Keristina1, I Made Pradana Adiputra2, Edy Sujana3

Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel, yaitu: (1) CSER dan (2) investasi IT terhadap nilai perusaaan yang dimoderasi variabel inovasi perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018 - 2022. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan sebanyak 76 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria tertentu dan diperoleh sampel sebanyak 9 perusahaan dikali 5 tahun pengamatan menjadi 45 laporan keuangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria sampel sesuai dengan kebutuhan data yang akan diolah. Data dianalisis dengan menggunakan aplikasi STATA. Hasil penelitian menemukan bahwa CSER dan investasi IT tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, inovasi perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan, sedangkan inovasi perusahaan mampu memperkuat pengaruh investasi IT terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: CSER, investasi IT, inovasi perusahaan, nilai perusahaan

 

Abstract

This research aims to determine the influence of several variables, namely: (1) CSER and (2) IT investment on company value which is moderated by the company innovation variable in mining sector companies listed on the BEI in 2018 - 2022. The population in this study is all mining companies as many as 76 companies. Sampling used purposive sampling with certain criteria and obtained a sample of 9 companies multiplied by 5 years of observation to become 45 financial reports. The data collection technique used is a documentation study by analyzing the financial reports of mining companies that meet the sample criteria according to the needs of the data to be processed. Data were analyzed using the STATA application. The research results found that CSER and IT investment had no effect on company value, company innovation was not able to strengthen the influence of CSER on company value, while company innovation was able to strengthen the effect of IT investment on company value.

Key words: CSER, IT investment, company innovation, company value

 

Pendahuluan

Peningkatan laju pertumbuhan dalam bidang usaha di Indonesia membuat persaingan perusahaan menjadi lebih ketat. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya secara terus menerus agar tetap bertahan. Sintyana dan Artini (2019) menyatakan bahwa nilai perusahaan menjadi bagian penting bagi perusahaan untuk dapat bertahan hidup sehingga meningkatkan nilai perusahaan menjadi tujuan utama dari sebuah perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan menjadi sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka akan meningkatkan kesejahteraan para pemilik.

Nilai perusahaan seringkali dikaitkan dengan persepsi para investor dalam menilai keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin rendah harga saham maka nilai perusahaan juga semakin rendah (Abbas et al., 2020). Menurut Indrarini (2019), nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham.

Sektor pertambangan termasuk dalam salah satu sektor ekonomi di Indonesia yang memerlukan investasi dalam jumlah yang cukup besar. Kegiatan pertambangan merupakan sektor yang mengeksplorasi hasil bumi yang kemudian dari laba yang diperoleh perusahaan dapat menjadi nilai perusahaan untuk menarik para investor menginvestasikan dananya. Sektor pertambangan menjadi sektor utama dan pilar penting di Indonesia yaitu sebagai penyumbang pemasukan kas negara yang utama sehingga sangat memicu investor berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal (Nurafifah, 2020). Tahun 2020, pendapatan negara bukan pajak dari sektor pertambangan tercatat mengalami kenaikan sebesar 170 persen dari target yang telah ditetapkan (Putra, 2022).

Berbicara terkait nilai perusahaan tentunya berhubungan dengan harga saham. Indeks harga saham gabungan sektor pertambangan tahun 2018 – 2020 mengalami penurunan yang signifikan tiap tahunnya. Kemudian, harga sejumlah saham di sektor pertambangan batubara sedang tren turun. Harga saham PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) ditutup di level 36.100 turun 900 poin atau sekitar 2,43 persen dalam 5 hari terakhir. Tahun 2022 saham ITMG mencapai rekor tertinggi di level 41.250 pada 10 Agustus 2022. Pada periode yang sama, harga saham PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) di level 3.470 turun 30 poin atau 0,86 persen dalam 5 hari terakhir. Setahun terakhir harga saham PTBA pernah mencapai level tertinggi Rp4.630 pada 3 Juni 2022.

Nilai perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2018 – 2022 mengalami fluktuasi. Tahun 2019 menurun signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kemudian kembali meningkat pada tahun 2020. Sementara itu, pada tahun 2021 mengalami penurunan yang signifikan dan kembali menurun di tahun 2022 yang sangat signifikan dengan nilai yang terendah dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Jika dilihat dari nilai perusahaan masih ada yang mengalami penurunan ini sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan setiap perusahaan yang menginginkan adanya kenaikan tiap tahunnya. Penurunan tersebut mengindikasikan adanya ancaman yang terjadi ditengah kondisi perekonomian yang kurang baik mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan (Julfiantono, 2023).

Beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh investasi IT dan kinerja perusahaan adalah penelitian Mezy & Umar (2021) dan (Alghorbany et al., 2022) membuktikan bahwa investasi IT meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Wibowo et al., (2018) dan Ramadhani (2021) menemukan bahwa investasi IT memengaruhi Net Profit Margin. Harumadina (2018) dan Farliana (2019) menunjukkan bahwa investasi IT dapat meningkatkan kinerja keuangan dan terbukti mempengaruhi ROA dan ROE secara positif dan tidak berdampak buruk pada biaya operasional terhadap pendapatan operasional perusahaan.

Informasi teknologi diyakini memiliki peran dalam mengurangi biaya produksi, meningkatkan pendapatan, meningkatkan kualitas pelayanan, mempercepat tercapainya tujuan serta meningkatkan kinerja pegawai. Teknologi artificial intelegent (AI) dan big data telah terbukti membuat industri manufaktur yang menerapkannya mampu beroperasi lebih maksimal, efisien dan berdaya saing sekaligus mengurangi kecelakaan kerja (Shift Indonesia, 2021). Pada sektor pertambangan, PT Petrosea Tbk sebagai perusahaan kontraktor pertambangan yang sukses menerapkan digitalisasi pertambangan. Terbukti pada tahun 2019, PT Petrosea Tbk diseleksi oleh World Economic Forum menjadi bagian jajaran perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam Global Lighthouse Network karena keberhasilannya dalam pengimplementasian teknologi Revolusi Industri 4.0 (Misael, 2021); (Sari, 2019); (Forum, 2019). Aplikasi telegram dapat membantu PT. Kaltim Prima Coal dalam pemantauan lereng tambang untuk mencegah terjadinya longsor pada saat kegiatan penambangan dilakukan (Wardani & Munthaha, 2020).

Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi sekarang ini, telah mengubah hubungan interaksi masyarakat dunia untuk adaptif menggunakan teknologi digital.  Transaksi cashless dan minim kontak menjadi alternatif yang dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, sehingga mengharuskan berbagai media bisnis seperti e-business, e-commerce, e-bank­ing, e-learning, remote working, dan lain sebagainya memanfaatkan teknologi untuk menciptakan platform yang dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Inovasi teknologi memainkan peran penting dalam industri pertambangan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi prosesnya, untuk mengurangi biaya, tetapi juga untuk memenuhi kepedulian sosial dan lingkungan yang meningkat di kalangan masyarakat dan pihak berwenang (Sanchez & Philipp Hartlieb, 2020).

Inovasi-inovasi teknologi digital di sektor pertambangan juga dapat meningkatkan produktivitas yang akan berpengaruh terhadap cashflow perusahaan (Amane et al., 2023). Salah satu karakter yang sangat penting bagi wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi (Rochmatulaili et al., 2021). Inovasi muncul karena adanya perubahan dalam segi kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggan. Suhaeni (2018) menyatakan bahwa inti dari kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang bisa meningkatkan nilai dan keunggulan dari kondisi saat ini. Pelanggan tidak selamanya akan mengonsumsi produk yang sama dan cenderung untuk mencari produk dari perusahaan lain yang dapat memberikan kepuasan akan kebutuhan mereka (Suhaeni, 2018).

Bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT. Bukit Asam Tbk dan Mining Industry Indonesia menyelenggarakan the 3rd Energy Transition Working Group Meeting – Parallel Event G20 Presidency of Indonesia yang mengangkat tema “The Role of Coal Industry Towards Energy Transition and Circular Economy”. Transisi energi menjadi salah satu isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 dengan fokus utama terhadap akses, teknologi, dan pendanaan. Dengan inovasi teknologi, emisi dari batubara bisa ditekan sehingga target Net Zero Emission pada 2060 tetap bisa dicapai.

Perusahaan pertambangan mulai menerapkan teknologi pertambangan paling baru salah satunya inovasi smart eyes-mining CCTV. Adanya perkembangan teknologi membuat alat tersebut dibekali dengan internet of thing yang memungkinkan dilakukannya control secara praktis. Adanya teknologi pertambangan tersebut sangat membantu meringankan pekerjaan berbagai tim dalam perusahaan seperti Agincourt Resources. Agincourt Resources sendiri juga terus berupaya untuk menerapkan teknologi lebih luas lagi. Sehingga seluruh unit kerja di Agincourt Resources dapat menikmati smart eyes-mining CCTV. Untuk saat ini smart eyes-mining CCTV baru diterapkan dalam beberapa sektor pertambangan.

BUMN Holding Industri Pertambangan yakni MIND ID bersama dengan anak-anak usahanya sedang giat mengembangkan digitalisasi di areal pertambangannya. Hal ini sebagai syarat perusahaan memacu produksi pertambangan yang lebih efisien dan terukur. MIND ID mengedepankan inovasi dan perbaikan berkelanjutan, selalu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan teknologi MIND ID bertekad untuk mewujudkan pertambangan berkelanjutan, melalui digitalisasi diharapkan dapat memaksimalkan produktivitas dan menciptakan lingkungan pertambangan yang lebih efisien, efektif dan ramah lingkungan. Digitalisasi Industri Pertambangan telah menjadi salah satu aspek utama yang menjadi perhatian perusahaan. Transformasi operasional secara bertahap menjadi digital dilakukan untuk memberikan nilai tambah di seluruh rantai proses penambangan dan pengolahan mineral. Selain itu upaya tersebut juga bertujuan untuk mewujudkan aktivitas operasional yang optimal sekaligus efisien (Purwati, 2022).

Nohong (2016) berpendapat bahwa semakin inovatif sebuah perusahaan maka respons investor semakin tinggi. Respons tinggi akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Hasil penelitiannya pun menunjukkan bahwa inovasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Akyunina & Kurnia (2021) dan Mai et al., (2019) juga menemukan bahwa inovasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang melakukan inovasi dapat dianggap telah melakukan investasi strategis jangka panjang perusahaan yang digunakan untuk melakukan inovasi guna meningkatkan nilai perusahaan. Artinya perusahaan yang memberikan perhatian terhadap inovasi memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang kegiatan inovasinya kecil.

Arah pertumbuhan dan perkembangan perusahaan sektor pertambangan tentunya menimbulkan tantangan sosial dan lingkungan. Inovasi-inovasi yang dilakukan perusahaan selaras dengan meningkatnya isu eksploitasi lingkungan. Setiap kegiatan operasional perusahaan cenderung diikuti dengan dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan tentunya akan menjadi permasalahan serius ketika operasional perusahaan berdampak buruk terhadap kelestarian lingkungan hidup. Isu lingkungan merupakan salah satu tantangan yang harus dijawab oleh perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis. Permasalahan lingkungan merupakan isu yang sangat krusial namun dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan apabila ditangani dengan baik. Oleh karena itu pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan menjadi penting untuk mengatasi tantangan (Nurhayati, 2021).

Pengungkapan informasi lingkungan hidup, social dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor dan stakeholder lainnya (Suhardjanto & Shinta, 2018). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSER mengharapkan akan direspons positif oleh para pelaku pasar. Pengungkapan CSER dalam laporan keuangan perusahaan akan memberikan nilai tersendiri bagi perusahaan yang go public (Achmad, 2020).

Cai & He (2014) mengatakan bahwa perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan  menunjukkan keuntungan dalam jangka waktu yang lama. Gangi et al., (2021) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan CSER menjadi prediktor positif dari peningkatan profitabilitas. Masruroh & Makaryanawati (2020), Bhattacharya et al. (2020), Dzikir et al. (2020) dan Anggraini (2021) membuktikan bahwa pengungkapan CSER memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin luas pengungkapan CSER perusahaan maka semakin besar nilai perusahaan, karena investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang tingkat pengungkapan CSER yang tinggi.

Hal ini berbeda dengan penelitian Suhartini dan Megasraya (2018) yang menemukan bahwa besar kecilnya luas pengungkapan CSER yang dilaksanakan oleh perusahaan sektor pertambangan tahun 2012-2016 tidak mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan. Artinya pengungkapan CSER dilakukan ataupun tidak oleh perusahaan tidak akan berdampak pada nilai perusahaannya. Marcella & Triwacananingrum (2018) dan Suroto & Nugraha (2019) menemukan fakta lain bahwa pengungkapan CSER perusahaan tidak dapat meyakinkan investor untuk dapat meningkatkan saham perusahaan serta disinyalir CSER tidak mampu menjadi sebuah sinyal positif dalam menarik minat investor untuk berinvestasi.

Penelitian pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan sudah banyak dilakukan, hasil penelitian yang ditemukan pun bervariasi. Perbedaan ini menarik untuk dilakukan penelitian kembali dengan topik CSER dengan menambahkan variabel investasi IT sebagai variabel independen dalam memengaruhi nilai perusahaan. CSER dan investasi IT dapat menjadi bagian penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Pengungkapan CSER dapat meminimalkan dampak aktivitas perusahaan dan investasi IT menjadi salah satu strategi bisnis untuk mencapai efisiensi dan efektivitas perusahaan. Penelitian ini juga menambahkan variabel inovasi perusahaan sebagai variabel moderasi. Dengan adanya inovasi perusahaan dapat mendorong perusahaan dalam memperbaharui perusahaan, meningkatkan keunggulan kompetitif, memacu pertumbuhan, menciptakan peluang kerja baru, dan menghasilkan kekayaan. Perusahaan harus mencari cara untuk mengenali dan mengeksploitasi peluang baru serta memperbaiki dan mengeksploitasi sumber daya agar berhasil tumbuh dan berkompetisi.

Pengukuran CSER dalam penelitian sebelumnya mengadopsi ISO 26000 sementara pada penelitian ini menggunakan Global Reporting Initiative 4 (GRI-G4) yang memiliki enam kategori pengungkapan. ISO 26000 dan standar GRI-G4 merupakan standar internasional dalam pengungkapan laporan CSER. ISO 26000 memberikan panduan untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam bisnis dan rantai pasokannya, sedangkan standar GRI-G4 memberikan kerangka kerja untuk melaporkan masalah keberlanjutan secara publik. Dalam praktiknya, ISO 26000 menawarkan panduan untuk menyediakan struktur bagi perusahaan untuk mengatur inisiatif keberlanjutan mereka. Standar GRI-G4 menetapkan pedoman yang dapat digunakan untuk mengukur dan menyajikan hasil inisiatif ini dalam laporan organisasi. GRI-G4 dirancang agar dapat diterapkan secara universal untuk semua organisasi, besar dan kecil, di seluruh dunia. Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru dalam pelaporan untuk keberlanjutan (Tusiyati, 2019).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan dengan pertimbangan bahwa sektor pertambangan berkaitan erat dengan lingkungan dan sesuai data yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa nilai perusahaan pada sektor pertambangan mengalami fluktuasi yang dimana lebih sering mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal ini tentunya menunjukkan adanya penurunan kinerja saham yang dampaknya pada penurunan nilai perusahaan pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. Pengambilan jangka waktu pengamatan selama lima tahun yakni tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 dengan pertimbangan sesuai dengan fenomena yang terjadi bahwa terjadi penurunan nilai perusahaan tahun 2018 – 2022. Permasalahan yang terjadi pada sektor pertambangan yang dampaknya pada lingkungan, sehingga pentingnya pelaksanaan CSER dalam menunjang nilai perusahaan melalui inovasi dan strategi yang memadai dalam dunia bisnis. Berdasarkan uraian di atas tujuan penelitian ini adalah:

1)  Untuk menganalisis pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022.

2)  Untuk menganalisis pengaruh investasi IT terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022.

3)  Untuk menganalisis inovasi perusahaan dapat memperkuat pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022.

4)  Untuk menganalisis inovasi perusahaan dapat memperkuat pengaruh Investasi IT terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social and Environmental Responsibility (CSER) dan Investasi dalam Teknologi Informasi (IT) terhadap Nilai Perusahaan, serta memoderasi variabel Inovasi Perusahaan dalam konteks industri pertambangan. Populasi penelitian terdiri dari seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018-2022, dengan total 380 laporan keuangan. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan mengikutsertakan 9 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu, seperti terdaftar dalam LQ 45, memiliki data lengkap, dan melaporkan CSER serta investasi dalam R&D secara konsisten selama periode pengamatan. Data sekunder dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan yang tersedia di website resmi BEI, serta referensi dari literatur dan jurnal terkait.

Prosedur penelitian dimulai dengan studi kepustakaan untuk memperoleh landasan teori yang relevan, kemudian dilanjutkan dengan pencarian data dari website resmi BEI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, dengan memanfaatkan laporan keuangan perusahaan sebagai sumber utama informasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji pengaruh CSER dan Investasi IT terhadap Nilai Perusahaan, serta analisis regresi variabel moderasi dengan memasukkan Inovasi Perusahaan sebagai moderator. Sebelumnya, dilakukan uji asumsi klasik untuk memeriksa normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi data. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinasi dan uji signifikansi parameter individual (t-test) dalam regresi berganda, serta melalui analisis moderasi menggunakan teknik Moderated Regression Analysis (MRA) untuk menguji peran Inovasi Perusahaan sebagai moderator.

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk menguji apakah error dalam penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2013) menyatakan model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitan menggunakan Stata uji normalitas data menggunakan Skewness/Kurtois test. Jika Prob Chi2 > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika Prob Chi2 < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut.

 

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Variabel

Obs

Pr (Skewness)

Pr (kurtosis)

Adj chi (2)

Prob>chi2

NP (Y)

45

0,27

0,48

1,80

0,41

CSER (X1)

45

0,48

0,57

3,80

0,31

II (X2)

45

0,03

0,00

11,18

0,06

IP (Z)

45

0,31

0,00

8,44

0,10

Sumber: Data Diolah (2023)

Keterangan:

NP                   = Nilai Perusahaan    

CSER              = Corporate Social Environmental Responsibility

II                     = Investasi IT

IP                    = Inovasi Perusahaan

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai Prob Chi2 > 0,05 maka data berdistribusi normal dan dapat digunakan pada penelitian.

 

Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan yang kuat atau sempurna antar variabel bebas. Tidak boleh terdapat hubungan linear antar variabel bebas agar dapat memperoleh hasil yang tidak bias (Ghozali, 2013). Dalam penelitian menggunakan Stata uji multikolinearitas melalui pengujian VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF > 10 maka variabel dalam model dapat dikatakan mengandung multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut.

 

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

VIF

1/VIF

CSER (X1)

6,57

0,15

II (X2)

3,36

0,30

IP (Z)

7,66

0,13

Sumber: Data Diolah (2023)

Keterangan:

NP                   = Nilai Perusahaan    

CSER              = Corporate Social Environmental Responsibility

II                     = Investasi IT

IP                    = Inovasi Perusahaan

Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai VIF variabel CSER sebesar 6,57 < 10 dengan tolerance sebesar 0,15 > 0,1. Variabel investasi IT memiliki nilai VIF sebesar 3,36 < 10 dengan tolerance sebesar 0,30 > 0,1. Variabel inovasi perusahaan memiliki nilai VIF sebesar 7,66 < 10 dengan tolerance sebesar 0,13 > 0,1. Seluruh variabel memiliki nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1, sehingga dikatakan model terbebas dari adanya multikolinearitas.

 

Uji Hipotesis

Analisis Regresi Berganda dengan Data Panel

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian kelayakan model, model regresi yang terpilih adalah random effect model. Hasil pengujian model regresi random effect model disajikan sebagai berikut.

 

Tabel 3. Model Regresi Pengaruh Langsung

NP

Coef.

Std. Err

t

P>|t|

[95% Conf. Interval]

CSER (X1)

-0,25

0,17

-1,45

0,18

-0,59

0,09

II (X2)

-0,11

0,08

-1,27

0,20

-0,27

0,06

IP (Z)

0,10

0,03

3,12

0,00

0,04

0,16

cons

-0,17

0,23

-0,71

0,48

-0,63

0,29

Sumber: Data diolah (2023)

Keterangan:

NP                   = Nilai Perusahaan    

CSER              = Corporate Social Environmental Responsibility

II                     = Investasi IT

IP                    = Inovasi Perusahaan

Berdasarkan data pada Tabel 3 maka model regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

NP = -0,25CSER - 0,114II + 0,10IP+ e

 

Persamaan model regresi pada penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut

1)    Nilai koefisien variabel CSER sebesar -0,25 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSER sebesar satu kali maka nilai perusahaan akan menurun sebesar 25 persen dengan asumsi variabel lain konstan.

2)    Nilai koefisien variabel investasi IT sebesar -0,11 menunjukkan bahwa setiap kenaikan investasi IT sebesar satu rupiah maka nilai perusahaan akan menurun sebesar 11 persen dengan asumsi variabel lain konstan.

3)    Nilai koefisien variabel inovasi perusahaan sebesar 0,10 menunjukkan bahwa setiap kenaikan inovasi perusahaan sebesar satu rupiah maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 10 persen dengan asumsi variabel lain konstan.

 

Uji Pengaruh Langsung

Uji pengaruh langsung bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengaruh langsung disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut.

 

 

Tabel 4. Uji Hipotesis Pengaruh Langsung

Hipotesis

Coef.

Std. Err

t

P>|t|

Kesimpulan

CSER => NP

-0,25

0,17

-1,45

0,15

Ditolak

II => NP

-0,11

0,08

-1,27

0,20

Ditolak

Sumber: Data Diolah (2023)

Keterangan:

NP                   = Nilai Perusahaan    

CSER              = Corporate Social Environmental Responsibility

II                     = Investasi IT

IP                    = Inovasi Perusahaan

Berdasarkan data pada Tabel 4.11 dapat diinterpretasikan sebagai berikut.

1)    Pengujian Hipotesis pertama (H1) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,15 > 0,05. Hal ini berarti bahwa CSER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan H1 ditolak.

2)    Pengujian Hipotesis kedua (H2) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,20 > 0,05. Hal ini berarti bahwa investasi IT tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga disimpulkan H2 ditolak.

 

Uji Interaksi (Moderasi)

Uji pengaruh interaksi/moderasi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel moderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independent terhadap variabel dependen. Hasil pengujian model regresi setelah dimasukkan variabel moderasi disajikan sebagai berikut.

Tabel 5. Model Regresi Moderasi

NP

Coef.

Std. Err

t

P>|t|

[95% Conf. Interval]

CSER.IP

-0,02

0,01

-1,85

0,07

-0,35

0,00

II.IP

0,11

0,02

4,42

0,00

0,06

0,15

cons

0,31

0,05

6,28

0,00

0,21

0,42

Sumber: Data Diolah (2023)

Keterangan:

NP                   = Nilai Perusahaan    

CSER.IP         = Corporate Social Environmental Responsibility x Inovasi Perusahaan

II.IP                 = Investasi IT x Inovasi Perusahaan

 

Berdasarkan data pada Tabel 5 maka model regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

NP = -0,02 CSER.IP + 0,11 II. IP + e

 

Persamaan model regresi moderasi pada penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut

1)    Nilai koefisien variabel CSER setelah dimasukkan variabel inovasi perusahaan sebesar -0,02 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pengungkapan CSER sebanyak 1 kali maka nilai perusahaan menurun sebesar 2 persen secara tidak langsung melalui inovasi perusahaan dengan asumsi variabel lain konstan.

2)    Nilai koefisien variabel investasi IT setelah dimasukkan variabel inovasi perusahaan sebesar 0,11 menunjukkan bahwa setiap kenaikan investasi IT sebesar satu rupiah maka nilai perusahaan meningkat sebesar 11 persen secara tidak langsung melalui inovasi perusahaan dengan asumsi variabel lain konstan.

 

Uji Pengaruh Tidak Langsung

Uji pengaruh tidak langsung bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ketika dimasukkan variabel moderasi. Hasil hipotesis pengaruh tidak langsung disajikan pada Tabel 6 sebagai berikut.

 

Tabel 6. Uji Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung

Hipotesis

Coef.

Std. Err

t

P>|t|

Kesimpulan

CSER.IP => NP

-0,02

0,01

-1,85

0,07

Ditolak

II.IP => NP

0,11

0,02

4,42

0,00

Diterima

Sumber: Data Diolah (2023)

Keterangan:

NP                   = Nilai Perusahaan    

CSER.IP         = Corporate Social Environmental Responsibility x Inovasi

Perusahaan

II.IP                 = Investasi IT x Inovasi Perusahaan

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.13 dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut.

1)    Pengujian Hipotesis ketiga (H3) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,072 > 0,05 berarti bahwa inovasi perusahaan tidak mampu memperkuat hubungan CSER terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak.

2)    Pengujian Hipotesis keempat (H4) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,00 < 0,05 berarti bahwa inovasi perusahaan mampu memperkuat hubungan investasi IT terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 diterima.

 

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,52 yang artinya bahwa kombinasi variabel independen yang digunakan pada penelitian ini hanya mampu menjelaskan 52% variabel dependen, sisanya sebesar 48% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji pada penelitian ini.

 

Pembahasan

Pengaruh CSER Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian menemukan bahwa penerapan CSER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai Perusahaan pada perusahaaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018 - 2022. Hal ini berarti semakin banyak pelaksanaan CSER justru menurunkan nilai perusahaan walaupun tidak secara signifikan. Teori stakeholder menyatakan bahwa apabila suatu perusahaan melakukan pengungkapan CSER secara berkesinambungan maka pasar akan dapat memberikan apresiasi positif yang akan diperlihatkan dengan kenaikan harga saham perusahaan dan juga menyebabkan meningkatkan nilai perusahaan.

Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa justru penerapan CSER ini dapat menurunkan nilai perusahaan. Pelaksanaan CSER tidak selalu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, walaupun secara persepsi investor dan masyarakat memungkinkan bahwa perusahaan yang melakukan CSER pasti memiliki citra yang positif. Aktivitas CSER juga dapat menimbulkan pengaruh negative pada nilai Perusahaan, hal ini dikarenakan dalam melaksanakan aktivitas CSER perusahaan akan membutuhkan dana yang besar. Shareholder akan menganggap bahwa keuntungan yang diperoleh oleh Perusahaan digunakan untuk aktivitas CSER dan Perusahaan tidak dapat memberikan profit yang maksimal kepada shareholder sehingga mereka akan memberikan penilaian yang negatif. Hal ini akan menurunkan harga saham perusahaan sehingga nilai perusahaan di mata investor juga akan turun.

Hal ini didukung dengan hasil uji statistik deskriptif yang menunjukkan bahwa nilai CSER pada perusahaan sektor pertambangan cenderung tinggi. Tinggi pengungkapan CSER tentu tidak selalu memberikan citra positif bagi masyarakat ataupun investor. Hal ini dikarenakan saat ini yang terjadi di pasar modal bahwa informasi positif terkait perusahaan sudah tidak sensitif lagi bagi ketertarikan calon investor untuk menginvestasikan modal pada perusahaan. Investor cenderung lebih melihat fenomena yang terjadi apakah saham perusahaan tersebut dapat menguntungkan atau tidak, sehingga kurang memperhatikan terkait penerapan environmental yang berkelanjutan. Selain itu, pelaksanaan kegiatan CSER tentu tidak cukup dengan dana yang sedikit, sehingga perusahaan akan banyak mengeluarkan biaya untuk pelaksanaan kegiatan CSER. Dengan banyaknya dana yang dikeluarkan tentunya dapat menurunkan profitabilitas perusahaan yang dampaknya adalah penurunan nilai perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BEI diketahui bahwa dari 9 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini hanya terdapat 3 perusahaan yang melakukan pengungkapan CSER secara lengkap dari aspek lingkungan, sosial, dan aspek ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun secara rata-rata pengungkapan CSER cenderung tinggi, tetapi dilihat dari rasio bahwa dinilai masih rendah karena hanya sebanyak 3 perusahaan atau sebesar 33,33 persen perusahaan yang mengungkapkan CSER secara lengkap, sisanya masih terdapat aspek-aspek yang tidak diungkapkan. Dikaitkan dengan nilai perusahaan yang dimana kondisi yang terjadi pada tahun 2020 adanya pandemi Covid-19 yang membuat nilai perusahaan sektor pertambangan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian sebelumnya yang diperoleh Marcella & Triwacananingrum (2018) dan Suroto & Nugraha (2019) yang menemukan fakta bahwa pengungkapan CSER perusahaan tidak dapat meyakinkan investor untuk dapat meningkatkan saham perusahaan serta disinyalir CSER tidak mampu menjadi sebuah sinyal positif dalam menarik minat investor untuk berinvestasi.

 

Pengaruh Investasi IT Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menemukan bahwa investasi IT negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018 – 2022. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak investasi pada bidang informasi teknologi justru akan menurunkan nilai Perusahaan walaupun tidak secara signifikan. Secara teori bahwa penerapan informasi teknologi dapat meningkatkan laba usaha secara maksimal dan menyebabkan harga saham terus meningkat. Upaya inovasi yang dilakukan Perusahaan dapat dilihat dari komitmen pendanaan perusahaan dalam bidang research & development. Perusahaan yang berhasil menjaga level optimal investasi pada bidang teknologi mempunyai pengaruh positif terhadap laba perusahaan serta nilai perusahaan.

Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa investasi IT justru akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan investasi pada bidang informasi teknologi yang berlebihan akan menjadi kurang efektif dan efisien pada perusahaan sektor pertambangan. Semakin tingginya biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan untuk investasi bidang informasi teknologi tentunya akan menurunkan jumlah profit yang diperoleh, sehingga hal ini dapat memberikan persepsi investor bahwa mereka tidak akan memperoleh bagian profit secara penuh karena keuntungan digunakan untuk berinvestasi bidang IT.

Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa investasi IT cenderung rendah pada sektor pertambangan. Rendahnya investasi IT ini tentunya menjadi alasan bahwa investasi IT tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan khususnya pada sektor pertambangan yang melakukan investasi IT tentunya akan mengeluarkan banyak dana dalam investasinya. Banyaknya dana yang dikeluarkan dan difokuskan untuk investasi dalam bidang IT tentu mengakibatkan perusahaan harus mengalokasikan dana untuk investasi dengan mengabaikan prospek lain yang kemungkinan cenderung penting dalam Upaya meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini tentu mengakibatkan investasi bidang IT ini tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin banyak dana yang dikeluarkan investasi dapat menurunkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan sehingga dampak akhirnya menurunnya nilai perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BEI diketahui bahwa terdapat 3 perusahaan dengan investasi IT yang rendah, sedangkan sisanya dapat digolongkan memiliki pengeluaran yang tinggi untuk investasi di bidang IT. Semakin tinggi rasio investasi IT tentu menunjukkan semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk investasi di bidang IT, sehingga banyak biaya ini dapat menurunkan nilai perusahaan khususnya dari sisi profitabilitas.

Dilihat dari perkembangan rasio investasi IT pada 9 perusahaan sektor pertambangan yang menjadi sampel penelitian ini diketahui bahwa rasio investasi IT meningkat selama empat tahun terakhir dan menurun signifikan di tahun 2022 yang angkanya jauh lebih kecil dibandingkan angka terendah empat tahun sebelumnya. Hal ini berbanding terbalik dengan rasio nilai perusahaan yang menurun dari tahun 2018 – 2020, kemudian meningkat signifikan di tahun 2021 dan kembali menurun di tahun 2022. Perbedaan kondisi antara investasi IT dengan nilai perusahaan ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara investasi IT yang dilakukan perusahaan dengan nilai perusahaan sektor pertambangan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramadhani (2021) yang menemukan bahwa investasi teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2016 – 2019.

 

Moderasi Inovasi Perusahaan atas Pengaruh CSER Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menemukan bahwa inovasi perusahaan tidak mampu memperkuat hubungan CSER terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan tahun 2018 – 2022. Secara teori, perusahaan dengan kemampuan berinovasi tinggi akan lebih berhasil dalam merespon lingkungannya dan mengembangkan kemampuan baru yang menyebabkan keunggulan kompetitif dan kinerja yang superior. Inti dari sebuah kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang bisa meningkatkan nilai dan keunggulan dari kondisi saat ini.

Mengacu pada teori stakeholder dan teori sinyal, cara yang bisa dilakukan antara lain dengan cara menciptakan pengembangan yang berbeda dari produk atau jasa yang sudah ada di pasar saat ini, atau menciptakan produk atau jasa yang sekiranya dapat menciptakan potensi pasar yang baru. CSER menjadi sebuah inovasi bagi perusahaan dalam persaingan bisnis. Semakin sering perusahaan mengungkapkan tanggung jawab sosial lingkungannya yang merupakan informasi yang bersifat positif, maka pasar akan merespons sebagai suatu keunggulan yang dimiliki perusahaan (Purawan & Wirakusuma, 2020).

Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa tingginya inovasi perusahaan belum mampu memperkuat hubungan CSER terhadap nilai perusahaan. Shareholder dapat berasumsi bahwa pelaksanaan CSER akan dapat memperkecil profit yang akan dibagikan kepada mereka karena dana dialokasikan untuk kegiatan CSER. Walaupun perusahaan telah melakukan inovasi dengan pengembangan produk tetapi ketika investor telah memiliki asumsi bahwa dana akan lebih banyak dialokasikan untuk kegiatan CSER maka tentunya minat investor untuk berinvestasi akan menurun sehingga dapat menurunkan nilai saham perusahaan. Di satu sisi, kegiatan CSER memang akan memberikan citra positif bagi perusahaan, sehingga diharapkan kedepan bahwa akan menguntungkan bagi perusahaan. Akan tetapi, asumsi investor atau shareholder bahwa kegiatan CSER bisa menjadi tidak efektif dan efisien dalam upaya mencapai nilai perusahaan yang baik.

Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa inovasi perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya dana yang dikeluarkan perusahaan dalam bidang research dan development. Banyaknya biaya yang dikeluarkan tentu dapat menurunkan profit yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat memunculkan asumsi bagi investor bahwa mereka akan memperoleh bagian laba yang lebih sedikit karena banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk inovasi perusahaan. Terlebih lagi adanya kegiatan CSER yang dipandang tidak efektif dan efisien dalam meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dilakukannya inovasi perusahaanpun tidak dapat meningkatkan pengaruh pelaksanaan CSER terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BEI diketahui bahwa dari 9 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini hanya terdapat 3 perusahaan yang melakukan pengungkapan CSER secara lengkap dari aspek lingkungan, sosial, dan aspek ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun secara rata-rata pengungkapan CSER cenderung tinggi, tetapi dilihat dari rasio bahwa dinilai masih rendah karena hanya sebanyak 3 perusahaan atau sebesar 33,33 persen perusahaan yang mengungkapkan CSER secara lengkap, sisanya masih terdapat aspek-aspek yang tidak diungkapkan.

Dilihat rasio nilai perusahaan sektor pertambangan yang dijadikan sampel pada penelitian ini menunjukkan angka yang menurun dari tahun 2018 – 2020, kemudian meningkat signifikan di tahun 2021 dan kembali menurun di tahun 2022. Kemudian dibandingkan dengan rasio inovasi perusahaan searah dengan nilai perusahaan yang dimana menurun dari tahun 2018 – 2020, kemudian meningkat signifikan di tahun 2021 dan kembali menurun di tahun 2022. Akan tetapi, CSER menunjukkan rasio yang rendah yang dibuktikan dengan 33,33 persen yang mengungkapkan CSER dalam semua aspek, sisanya belum mengungkapkan secara penuh, sehingga inovasi perusahaan belum mampu memperkuat pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan karena CSER masih relative rendah dan inovasi perusahaan juga berfluktuatif yang cenderung menurun.

Belum ada penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa inovasi perusahaan tidak mampu memperkuat maupun memperlemah pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan, sehingga hasil ini menjadi kebaruan temuan yang diperoleh pada penelitian ini.

 

Moderasi Inovasi Perusahaan atas Pengaruh Investasi IT Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menemukan bahwa inovasi perusahaan mampu memperkuat pengaruh investasi IT terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2018 – 2022. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi investasi dalam bidang informasi teknologi yang dikombinasikan dengan inovasi perusahaan tentu dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Sesuai dengan teori stakeholder, perusahaan mengambil tindakan untuk melakukan R&D adalah kegiatan untuk mencari fakta baru dan juga berinovasi terkait dengan teknologi, organisasi, maupun produk untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Semua hal tersebut dilakukan demi memenuhi kebutuhan konsumen, meningkatkan daya saing, dan juga peningkatan profitabilitas bagi perusahaan (Ridha et al., 2022). Kegiatan inovasi IT dapat dipenuhi dengan adanya biaya investasi IT. Perusahaan tidak segan dalam mengalokasikan biaya investasi yang tinggi dalam bidang IT karena adanya kebutuhan untuk bertahan dan meningkatkan posisi kompetitif melalui inovasi perusahaan.

Sesuai dengan teori sinyal, informasi yang diungkapkan dapat menjadi sinyal yang berharga bagi investor, pemangku kepentingan, dan masyarakat pada umumnya dan mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi produk dan teknologi baru merupakan cara terpenting bagi perusahaan untuk menciptakan nilai baru bagi pelanggan dan mencapai keunggulan kompetitif.

Kegiatan inovasi IT dapat dipenuhi dengan adanya biaya investasi IT. Perusahaan pun tidak segan dalam mengalokasikan biaya investasi yang relatif tinggi dalam bidang IT karena adanya kebutuhan untuk bertahan dan meningkatkan posisi kompetitif (Kadir, 2014). Investasi IT yang matang dan optimal akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan (Mezy & Umar, 2021). Perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi diharapkan mencapai enam strategi bisnis yaitu kelancaran kegiatan operasional, menciptakan produk baru, membuat model bisnis, menjalin hubungan yang baik dengan konsumen dan pemasok, peningkatan dalam mengambil keputusan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Ludipa & Rahayu, 2018).

Dilihat dari perkembangan rasio investasi IT pada 9 perusahaan sektor pertambangan yang menjadi sampel penelitian ini diketahui bahwa rasio investasi IT meningkat selama empat tahun terakhir dan menurun signifikan di tahun 2022 yang angkanya jauh lebih kecil dibandingkan angka terendah empat tahun sebelumnya. Hal ini berbanding terbalik dengan rasio nilai perusahaan yang menurun dari tahun 2018 – 2020, kemudian meningkat signifikan di tahun 2021 dan kembali menurun di tahun 2022. Kemudian dibandingkan dengan rasio inovasi perusahaan searah dengan nilai perusahaan yang dimana menurun dari tahun 2018 – 2020, kemudian meningkat signifikan di tahun 2021 dan kembali menurun di tahun 2022.

Diantara inovasi perusahaan dengan nilai perusahaan memiliki perkembangan rasio yang sama dari tahun 2018 – 2022. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa ketika inovasi perusahaan meningkat maka nilai perusahaan juga meningkat, sehingga dapat diasumsikan bahwa inovasi perusahaan dapat memperkuat pengaruh investasi IT terhadap nilai perusahaan. Perkembangan rasio investasi IT tidak sejalan dengan nilai perusahaan, tetapi rasio inovasi perusahaan memiliki perkembangan yang sama dengan nilai perusahaan, sehingga hadirnya inovasi perusahaan dapat memberikan pengaruh investasi IT terhadap nilai perusahaan.

Belum ada penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa inovasi perusahaan tidak mampu memperkuat maupun memperlemah pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan, sehingga hasil ini menjadi kebaruan temuan yang diperoleh pada penelitian ini.

 

Kesimpulan

Nilai perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2018 – 2021 mengalami fluktuasi. Tahun 2019 menurun signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kemudian kembali meningkat pada tahun 2020. Sementara itu, pada tahun 2021 mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan tersebut mengindikasikan adanya ancaman yang terjadi ditengah kondisi perekonomian yang kurang baik mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CSER, investasi IT terhadap nilai perusahaan dengan inovasi perusahaan sebagai moderasi. Hasil penelitian menemukan bahwa CSER dan investasi IT berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, inovasi perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh CSER terhadap nilai perusahaan, sedangkan inovasi perusahaan memperkuat pengaruh investasi IT terhadap nilai perusahaan.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abbas, D. S., Dillah, U., & Sutardji. (2020). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dan Return Saham. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 17(1), 150–159. https://doi.org/https://doi.org/10.36406/jam.v17i01.274

Achmad, F. (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Perusahaan Pertambangan di BEI Periode Tahun 2016-2018). Jurnal Mahasiswa FEB, 9(1).

Akyunina, K., & Kurnia. (2021). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusanaan dan Inovasi terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 10(6), 1–25.

Alghorbany, A., Che-Ahmad, A., & Abdulmalik, S. O. (2022). IT investment and corporate performance: Evidence from Malaysia. Cogent Business and Management, 9(1). https://doi.org/10.1080/23311975.2022.2055906

Amane, A. P. O., Febriana, R. W., Artiyasa, M., Cahyaningrum, A. O., Husain, Abror, M. N., Fachruzzaki, Asman, A., Ridwan, A., Suraji, A., Aritonang, L., & Srifitriani, A. (2023). Pemanfaatan Dan Penerapan Internet Of Things (Iot) Di Berbagai Bidang (1st ed.). PT Sonpedia Publishing Indonesia.

Anggraini, D. (2021). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Volatilitas Arus Kas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Perspektif Manajerial Dan Kewirausahaan …, 1(2), 104–119.

Bhattacharya, A., Good, V., & Sardashti, H. (2020). Doing Good When Times Are Bad: The Impact of CSR on Brands During Recessions. European Journal of Marketing, 54(9), 2049–2077. https://doi.org/10.1108/EJM-01-2019-0088

Cai, L., & He, C. (2014). Corporate Environmental Responsibility and Equity Prices. Journal of Business Ethics, 125, 617–635. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s10551-013-1935-4

Dzikir, A. N., Syahnur, & Tenriwaru. (2020). Pengaruh Corporate Social Resposibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 - 2018). Ajar, 3(2), 219–235.

Farliana, V. (2019). Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Keuangan : Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia. Universitas Gadjah Mada.

Forum, W. E. (2019). The Global Lighthouse Network. World Economic Forum.

Gangi, F., D’Angelo, E., Daniele, L. M., & Varrone, N. (2021). The Impact of Corporate Governance on Social and Environmental Engagement: What Effect on Firm Performance in The Food Industry? British Food Journal, 123(2), 610–926. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/BFJ-02-2020-014.

Gozhali, I. (2013). Analisis multivariate program edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponergoro.

Harumadina, R. M. (2018). Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017. Universitas Airlangga.

Indrarini, S. (2019). Kualitas Laba Sebagai Pemediasi Pengaruh Good Corporate Governance dan Kebijakan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Universitas Merdeka Malang.

Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Andi.

Lafley, A. G., & Charan, R. (2008). Why Innovation Matters? Fast Company.

Ludipa, O. M., & Rahayu, R. (2018). Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, 7(1), 40–48.

Mai, A. N., Vu, H. Van, Bui, B. X., & Tran, T. Q. (2019). The Lasting Effects of Innovation on Firm Profitability: Panel Evidence From a Transitional Economy. ECONOMIC RESEARCH-EKONOMSKA ISTRA_ZIVANJA, 32(1), 3417–3436. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/1331677X.2019.1660199

Marcella, J., & Triwacananingrum, W. (2018). Analisis Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Terhadap Firm Value Pada Indeks Saham Lq 45 yang Terdaftar di BEI. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, XVI(1), 82–97.

Masruroh, A., & Makaryanawati, M. (2020). Pengaruh Penggungkapan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek. Jurnal Akuntansi Aktual, 7(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/um004v7i12020p67

Mezy, B. W., & Umar, H. (2021). Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Investasi Teknologi Informasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), 5(3), 494–512.

Misael, R. (2021). Inovasi Baru Dalam Teknologi Serta Upaya Untuk Mengoptimalkan Kebijakan Minerba. Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI.

Nohong, M. (2016). Inovasi, Pertumbuhan, Ukuran Dan Nilai Perusahaan Farmasi Di Indonesia. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 20(2), 176–185. https://doi.org/10.26905/jkdp.v20i2.250

Nurafifah, P. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. STIE Indonesia Jakarta.

Nurhayati, N. (2021). Pengaruh Corporate Environmental Responsibility (CER) DAN Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Purawan, N. M. D., & Wirakusuma, M. G. (2020). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 3(2), 447–459. https://doi.org/https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i02.p13

Putra, I. R. (2022). Sektor Tambang Sumbang PNBP Rp173 Triliun ke Kas Negara. Merdeka.Com.

Ramadhani, N. F. (2021). Pengaruh Investasi Teknologi Informasi (TI) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2019). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, 9(2).

Ridha, M. R., Buchdadi, A. D., & Siregar, M. E. S. (2022). Pengaruh R&D Expenditure Terhadap Firm Performance Pada Perusahaan Primary Consumer Goods yang Tercatat di BEI Pada Tahun 2013-2017. Pengaruh R&D Expenditure Terhadap Firm Performance Pada Perusahaan Primary Consumer Goods Yang Tercatat Di BEI Pada Tahun 2013-2017.

Rochmatulaili, E., Suyanto, S., & Rahman, M. A. (2021). Yos Soedarso Economics Journal (Yej). Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kewirausahaan Umkm Food Court, 3(1), 75–98.

Sanchez, F., & Philipp Hartlieb. (2020). Innovation in the Mining Industry: Technological Trends and a Case Study of the Challenges of Disruptive Innovation. Mining, Metallurgy & Exploration, 37, 1385–1399. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s42461-020-00262-1

Sari, R. (2019). Petrosea Terpilih Mewakili Indonesia di Global Lighthouse Network. Tambang.Co.Id.

Shift Indonesia. (2021). Tiga Perusahaan Ini Telah Sukses Menerapkan Industri 4.0.

Sintyana, I. P. H., & Artini, L. G. S. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen, 8(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v8.i2.p7

Suhaeni, T. (2018). Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing di Industri Kreatif (Studi Kasus UMKM Bidang Kerajinan Tangan di Kota Bandung). Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 4(1), 57. https://doi.org/10.35697/jrbi.v4i1.992

Suroto, & Nugraha, C. A. (2019). The Effect Of Corporate Social Responsibility Disclosures And Financial Information On Abnormal Return (Empirical Study on Food and Beverage Sub-sector Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock Exchange in 2013-2017). Media Ekonomi Dan Manajemen, 34(1), 102–115. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24856/mem.v34i1.93

Tusiyati. (2019). Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bina Akuntansi, 6(2), 66–85.

Wardani, P., & Munthaha, Z. I. (2020). Sistem Peringatan Dini: Pemantauan Lereng Tambang menggunakan Aplikasi Telegram. Indonesian Mining Professionals Journal, 2(2).

Wibowo, A., Azhari, M., & Iradianty, A. (2018). Pengaruh Investasi TI Terhadap Kinerja Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-Proceeding of Management, 5(1), 324.

 

 

Copyright holder:

Ni Made Deni Keristina, I Made Pradana Adiputra, Edy Sujana (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: