Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 4, April 2024

 

 

PERAN DOSEN SEBAGAI TUTOR DALAM PELAKSANAAN PROBLEM-BASED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN

 

Jeffry S. J. Lengkong1*, Grace L. A. Turalaki2, Mordekhai L. Laihad3, Olivia A. Waworuntu4, Pingkan M. Pijoh5

Universitas Negeri Manado, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia1,2,3,4,5

Email: [email protected]1*, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5

 

Abstrak

Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran di mana dalam prosesnya memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa guna merangsang kemampuan tingkat tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu guna mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning. Metode penelitian yang dillakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuisioner. Data yang telah diperoleh kemudian di proses dan diubah ke dalam bentuk tabel, yang selanjutnya akan diolah menggunakan program statistik atau aplikasi SPSS 16. Hasilnya menunjukkan bahwa peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning di Fakultas Kedokteran ada pada kategori baik, yang artinya perannya sangat penting dalam pelaksanaan PBL.

Kata Kunci: Peran Dosen, Tutor, Problem Based-Learning

 

Abstract

Problem Based Learning is one of the learning models where in the process provides training and development of authentic problems from students' actual lives in order to stimulate high-level abilities. The purpose of this study is to determine the role of lecturers as tutors in the implementation of problem-based learning. The research method carried out in this study is descriptive with a cross-sectional research design. The data collection tool used in this study was obtained from the results of questionnaires. The data that has been obtained is then processed and converted into a tabular form, which will then be processed using statistical programs or SPSS 16 applications. The results show that the role of lecturers as tutors in the implementation of problem-based learning at the Faculty of Medicine is in the good category, which means that their role is very important in the implementation of PBL. 

Keywords: Role of Lecturer, Tutor, Problem-Based Learning

 

Pendahuluan

Metode pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan mengantarkan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, seiring berjalannya waktu, metode pembelajaran menjadi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan karena disesuaikan dengan pesatnya perkembangan zaman yang ada. Sehingga, dalam proses pembelajaran metode pembelajarannya pun harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada. Sesuai dengan bapak filsafat pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yang meyebutkan bahwasannya pendidikan itu harus dilaksanakan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada. Di mana kodrat alam yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan sekitar sedangkan kodrat zaman yaitu proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.

Problem Based-Learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang termuat dalam kurikulum 2013. Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran di mana dalam prosesnya memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa guna merangsang kemampuan tingkat tinggi (Widyastuti & Airlanda, 2021). Menurut Handayani dan Koeswanti (2021) menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu mahasiswa dalam mengembangkan kecakapan memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, serta keaktifan dalam mendapatkan pengetahuan baru. Muhammad et al., (2019) menjelaskan bahwa penerapan PBL di Indonesia merupakan suatu upaya dalam pembentukan karatkter mahasiswa sebagai pembelajar yang dewasa. Metode PBL merupakan metode pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama secara kelompok untuk mencari penyelesaian masalah yang ada di lingkungan sekitar (Monika & Wahyuni, 2022). PBL merupakan suatu kurikulum dengan pendekatan student centered learning (SCL) yang merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa menjadi pelaku utama dalam proses pembelajaran serta mendorong mahasiswa untuk berpikit kritis. Metode pembelajaran ini dapat membantu mahasiswa dalam menerapkan serta mengintegrasikan pengetahuan secara lebih efektif, meningkatkan motivasi, pun sikap mereka terhadap pembelajaran (Isnayanti, 2021).

Dalam metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini peran seorang pengajar sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Keharusan seorang dosen menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran dinilai sangat penting, karena hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi  tingkat keberhasilan pembelajaran di kampus. Keberhasilan seorang tutor dalam mengarahkan proses diskusi, dapat berdampak pada proses belajar mahasiswa yang tentu pada akhirnya akan ikut mempengaruhi pada prestasi belajarnya. Seorang tutor tidak hana memberikan feedback namun juga meminta kepada mahasiswa untuk memberikan umpan balik mengenai performanya selama tutorial. Seorang tutor juga harus memperhatikan Constructive Active Learning yaitu peran tutor dalam membangun motivasi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, Self-Directed Learning yaitu peran tutor dalam meningkatkan motivasi belajar mandiri mahasiswa, Contextual Learning yaitu peran tutor dalam membantu mahasiswa menghubungkan masalah pada situasi lain, dan Collaborative Learning yaitu peran tutor dalam memotivasi agar semua anggota diskusi berpartisipasi dalam tutorial, hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar yang diinginkan (Monika & Wahyuni, 2022).

Terdapat penelitian relevan yang sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Akbar dan Widjaja (2019) terkait dengan efektivitas tutorial yang menunjukkan mayoritas mahasiswa memiliki persepsi bahwa metode PBL yang pembelajarannya berbasis pemecahan masalah secara berkelompok ini memiliki efektivitas yang baik. Begitu pun dengan penelitian yang dilakukan oleh Monika dan Wahyuni (2022) yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam berbagai aspek sebagian besar ada pada kategori baik. Selain itu juga, penelitian yang dilakukan oleh Permatasari et al., (2016) menunjukkan bahwa efektivitas kelompok diskusitutorial problem based learning di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi memiliki efektivitas yang baik di mana efektivitas tersebut dilihat dari tiga aspek yaitu kognitif (87,5%), motivasi (92,5%), dan demotivational (70%). Tak hanya itu, terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh (Permatasari & Khasanah, n.d.) yang menunjukkan bahwasannya pelaksanaan PBL di FK Unswagati dapat menstimulus para mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan belajarnya dan membangun engetahuannya sehingga mahasiswa dapat mencapai hasil belajar yang baik. (Yolande & Irawaty, 2023) yang menyatakan bahwa hasil analisis sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa tutor PBL dapat menstimulasi mahasiswa dalam pembelajaran aktif, mandiri, kontekstual, kolaboratif serta perilaku intrapersonal tutor. Sehingga, berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini yaitu guna mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning. Metode penelitian yang dillakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dillakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuisioner. Data yang telah diperoleh kemudian di proses dan diubah ke dalam bentuk tabel, yang selanjutnya akan diolah menggunakan program statistik atau aplikasi SPSS 16.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan tujuan untuk dapat mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning di Fakultas Kedokteran.

 

Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

f

%

Laki-laki

37

39

Perempuan

58

61

Jumlah

95

100

 

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwasannya dari 95 responden di Fakultas Kedokteran di antaranya terdapat 37 orang (39%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 58 orang (61%) yang berjenis kelamin perempuan.

 

Tabel 2. Distribusi ahasil Penilaian Kuisioner

No

Kuisioner

Jawaban

SS

S

R

TS

STS

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

1.

Tutor dapat mendorong kami untuk dapat membuat ringkasan serta mencari hubungan sampai dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

82

86

12

13

1

1

0

0

0

0

2.

Tutor dapat menerapkan teori yang dipelajari pada masalah yang dihadapi

72

76

21

22

1

1

0

0

1

1

3.

Tutor dapat mebangun serta mengevaluasi proses diskusi pada setiap kelompok secara teratur

74

78

20

23

1

1

0

0

0

0

4.

Tutor memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya

60

63

33

35

2

2

0

0

0

0

5.

Tutor memiliki motivasi yang tinggi sebagai fasilitator selama proses diskusi berlangsung

38

40

49

52

7

7

1

1

0

0

6.

Pentingnya peran tutor dalam berlangsungnya proses diskusi mempengaruhi hasil belajar

64

67

31

33

0

0

0

0

0

0

 

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari kuisioner nomor 1 dengan jawaban sangat setuju berjumlah 82 orang (86%), dengan jawaban setuju berjumlah 12 orang (13%), dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 1 orang (1%), dan tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.

Pada kuisioner nomor 2 dengann jawaban sangat setuju berjumlah 72 orang (76%), dengan jawaban setuju berjumlah 21 orang (22%), dengan jawaban ragu berjumlah 1 orang (1%), dan tidak ada respon yang memilih jawaban tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.

Pada kuisioner nomor 3 dengan jawaban sangat setuju berjumlah 74 orang (78%), dengan jawaban setuju berjumlah 20 orang (23%), dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 1 orang (1%), dan tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.

Pada kuisioner nomor 4 dengan jwaban sangat setuju berjumlah 60 orang (63%), dengan jawaban setuju berjumlah 33 orang (35%), dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 2 orang (2%), dan tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.

Pada kuisioner nomor 5 dengan jawaban sangat setuju berjumlah 38 orang (40%), dengan jawaban setuju berjumlah 49 orang (52%), dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 7 orang (7%), dengan jawaban tidak setuju berjumlah 1 orang (1%), dan tidakada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

Pada kuisioner nomor 6 dengan jawaban sangat setuju berjumlah 64 orang (67%), dengan jawaban setuju berjumlah 31 orang (33%), dan tidak ada responden yang memilih jawaban ragu-ragu, tidak setuju, ataupun sangat tidak setuju.

 

Tabel 3. Distribusi Peran Dosen Sebagai Tutor dalam Pelaksanaan Problem Based-Learning di Fakultas Kedokteran

No.

Soal

Kategori

Baik

Sedang

Buruk

f

%

f

%

f

%

1.

Tutor dapat mendorong kami untuk dapat membuat ringkasan serta mencari hubungan sampai dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

94

99

1

1

0

0

2.

Tutor dapat menerapkan teori yang dipelajari pada masalah yang dihadapi

93

98

1

1

1

1

3.

Tutor dapat mebangun serta mengevaluasi proses diskusi pada setiap kelompok secara teratur

94

99

1

1

0

0

4.

Tutor dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang jelas

93

98

2

2

0

0

5.

Tutor memiliki motivasi yang tinggi sebagai fasilitator selama proses diskusi berlangsung

86

91

7

7

1

1

6.

Tutor mengatahui jelas kekurangan dan kelebihannya

95

100

0

0

0

0

 

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan penilaian terhadap peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning di Fakultas Kedokteran yang terdiri dari 5 aspek, diantaranya pada aspek aktif/konstruktif yang ada pada kuisioner nomor 1 yang menilai tutor pada kategori baik yaitu berjumlah 94 orang (99%) dan kategori sedang berjumlah 1 orang (1%). Yang kedua yaitu aspek kontekstual yang ada pada nomor 2 yang menilai tutor pada kategori baik berjumlah 93 orang (98%), pada kategori sedang berjumlah 1 orang (1%), dan pada kategori buruk berjumlah 1 orang (1%). Yang ketiga kolaboratif yang ada pada nomor 3 yang menilai tutor pada kategori baik berjumlah 94 orang (99%) dan pada kategori sedang berjumlah 1 orang (1%). Yang keempat mandiri yang ada pada nomor 4 yang menilai tutor pada kategori baik berjumlah 93 orang (98%) dan pada kategori sedang berjumlah 2 orang (2%). Yang kellima perilaku tutor yang ada pada nomor 5 & 6 yang menilai tutor pada kategori baik berdasarkan nomor 5 berjumlah 86 orang (91%), pada katgori sedang berjumlah 7 orang (7%), dan pada kategori buruk berjumlah 1 orang (1%). Berdasarkan nomor 6 yang menilai tutor pada kategori baik berjumlah 95 orang (100%).

 

Peran Dosen Sebagai Tutor dalam Pelaksanaan Problem Based-Learning di Fakultas Kedokteran

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 16, yang terdapat 5 aspek yang dinilai menunjukkan secara kesuluruhan memiliki nilai positif. Diantaranya pada aspek aktif/konstruktif yang menilai bahwasannya peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning ada pada kategori baik dengan persentase 99%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, et al (2024) yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap peran tutor pada tutorial Problem Based-Learning (PBL) berada pada kategori baik dengan persentase 99%.

Aspek konstruktif ini merupakan suatu proses di mana mahasiswa diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuannya secara mandiri. Peran tutor tentunya harus memberikan stimulus untuk dapat mendorong mahasiswa agar mmemiliki pengetahuuan yang kuat dalam bidang kedokteran, sehingga mereka dapat menyelesaikan segala kesulitan atau permasalahan sendiri. Selain itu, meminimalisir kesulitan mahasiswa dengan menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam proses diskusi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Monika & Wahyuni, 2022) bahwa dalam proses diskusi, tutor berperan untuk memberikan stimulus terkaitan dengan pengetahuan mahasiswa secara mendalam dengan tujuan agar pengetahuan yang diperoleh dapat diaplikasikan pada masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, aspek konstruktif ini pun melatih mahasiswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Riyanto et al., 2023) yang menjelaskan bahwa penerapan problem based-learning dapat membantu dalam mengembangkan berpikir kritis mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan dan masalah yang akan ditemui.

Hasil penelitian berdasarkan aspek kontekstual diperoleh 98% ada pada kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Monika & Wahyuni, 2022) yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap tutorial Problem Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Jambi ada pada kategori baik Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran hampir sepenuhnya memiliki konteks yang relevan dengan situasi dan kondisi yang nyata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurfitriani et al., (2019) menyatakan bahwa pembelajaran yang berbasis kontekstual tentu akan memberikan dampak positif pada mahasiswa dalam pembelajaran.

(Monika & Wahyuni, 2022) menyatakan bahwa pengetahuan akan lebih mudah diserap pada situasi dan kondisi yang tepat. Pada aspek kontekstual yangrelevan tentunya dapat diaplikasikan dalam berbagai aktiivitas pembelajaran. Maka dari itu, kasus yang harus diberikan kepada mahasiswa harus disesuaikan dengan kondisi alam dan zaman yang ada, agar pembelajaran tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan bermakna.  Sebagai tutorpun, harus dapat memberikan masalah yang relevan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian pada aspek kolaboratif bahwasannya peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan PBL menunjukkan kategori baik dengan persentase 99%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Naufal et al., n.d.) yang menunjukkan bahwa pembelajaran secara kolaboratif memberikan pengaruh yang signifikan terutama dalam proses pembelajaran berbasis problem based learning.

Kolaborasi merupakan teknik belajar yang melibatkan sejawat untuk saling memberikan mengevaluasi. Sejawat yang diajak berkolaborasi dinamakan kolaborator pun kolaborasi merupakan tempat bertegur sapa dan silaturrahmi ilmu pengetahuan. Di dalamnya tentu terdapat pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama atau disebut dengan social learning. Menurut Sriyanti (2017) menyatakan bahwa prinsip social learning memberikan konsep bahwa setiap orang memiliki kelebihan tersendiri sehingga tidak ada satu orangpun yang tidak memiliki kelebihan.

Hasil penelitian dari aspek mandiri, bahwa peran dokter sebagai tutor dalam pelaksanaan PBL menunjukkan kategori baik dengan persentase sebesar 98%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Monika & Wahyuni (2022) yang menyatakan bahwa penelitian mereka pada persepsi mahasiswa terhadap peran tutor pada tutorial PBL ada pada kategori baik.

Aspek mandiri dipengaruhi oleh peran tutor yang memberikan stimulus kepada mahasiswa untuk mendorong mereka melaksanakan pembelajaran secara mandiri, sehingga dapat mengembangkan pengetahuannya. Van Berkel dalam (Fitriana et al., 2017) menunjukkan bahwa peran tutor yang mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri mampu meningkatkan keefektifan dalam belajar kelompok.

Hasil penelitian yang dilakukan pada aspek perilaku bahwa peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan PBL ada pada kategori baik dengan persentase 91% dalam motivasi sebagai tutor dan 100% dalam mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya. Motivasi yang tinggi pada diri seorang tutor memberikan pengaruh positif kepada para mahasiswa, karena ketika tutorial tutor tersebut tentunya melaksanakan pembelajaran dengan penuh semangat, sehingga menyalurkan energi positif yang membuat suasana pembelajaran pun positif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Motivasi yang tinggi pada tutor akan menularkan dampak positif berupa peningkatan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wildan et al., (2020) yang menunjukkan bahwa kinerja tutor yang baik maka akan memberikan motivasi belajar mahasiswa yang baik juga, bahkan dapat meningkatkan prestasi mahasiswa. Selain itu, dengan tutor yang mengetahui kelebihan serta kekurangan yang ada dalam dirinya, tentunya akan dapat mempersiapkan secara matang tujuan pembelajaran seperti apa yang akan dihasilkan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

 

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menilai 5 aspek, diperoleh hasil secara keseluruhan bahwasannya 5 aspek yang dinilai berada pada kategori baik. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dilakukan, yaitu guna mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning, hasil dari penilaian 5 aspek tersebut mengartikan bahwa peran dosen sebagai tutor sangat penting. Perilaku dosen yang positif selama pembelajaran dapat memberikan dampak yang positif pula untuk mahasiswa. Hal tersebut terlihat dari hasil penilaian yang telah dilakukan kepada mahasiswa yang secara keseluruhan memiliki kategori baik,  

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Akbar, R., & Widjaja, Y. (2019). Efektivitas diskusi problem based learning di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. In Tarumanagara Medical Journal, 1(3).

Nurfitriani, A., Martha Indria, D., & Firmansyah, M. (2019). Hubungan Proses Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Konstruktif dan Kontekstual terhadap Performa Akademik Mahasiswa Kedokteran.

Fitriana, P., Susanti, E., Lisiswanti, R., Soleha, T. U., & Saputra, O. (2017). Putri Fitriana Eka Susanti|Hubungan Kualitas Skenario Terhadap Keefektifan Diskusi Problem-Based Learning (PBL) Blok Emergency Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Medulla, 7(4).

Handayani, A., & Koeswanti, H. D. (2021). Meta-Analisis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal Basicedu, 5(3), 1349–1355. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.924

Isnayanti, D. (2021). ARTIKEL PENELITIAN Efektifitas Peer Feedback Pada Pembelajaran Tutorial Problem Based Learning (PBL). Anatomica Medical Journal Fakultas Kedokteran. http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Monika, L., & Wahyuni, S. (2022). Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Tutor pada Tutorial Problem Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(4), 2412–2420. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.655

Muhammad, N. U., Herlina, S., & Firmansyah, M. (n.d.). Analisa Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning, Problem Based Learning, Integrated, Community Based Learning, Electives, Systematic (SPICES) Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran.

Naufal, H. A., Martha I. D., & Firmansyah, M. (n.d.). Pengaruh Proses Pembelajaran Mandiri dan Kolaboratif dalam Problem Based Learning (PBL) Terhadap Performa Akademik Berbentuk Indeks Prestasi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran.

Permatasari, O. T., & Khasanah, U. (n.d.). Analisis Hasil Belajar PBL Mahasiswa Tahun Pertama, Kedua, dan Ketiga di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati.

Rahmawati, A., Setiawan, E., Finanda, R. P., & Susilo, B. E. (2024, February). Kajian Literatur: Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Media Camtasia Studio. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 510-516).

Riyanto, M., Asbari, M., & Latif, D. (2024). Efektivitas Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Journal of Information Systems And Management, 03(1). https://jisma.org

Sriyanti. (2017). Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Dengan Menggunakan Metode Kolaborasi (Penelitian Tindakan Kelas VII MTsN 15 Ciamis). Jurnal Ilmiah Diksatrasia, 1(2).

Widyastuti, R. T., & Airlanda, G. S. (2021). Efektivitas Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1120–1129. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.896

Wildan, M., Nugroho, S., Firmansyah, M., & Anisa, R. (n.d.). Korelasi Kinerja Tutor dan Motivasi Belajar Mahasiswa Dengan Prestasi Akademik Fakultas Kedokteran.

Yolande, P. M., & Irawaty, E. (2023). Gambaran Efektivitas Tutor Problem-Based Learning (Pbl) Online Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. 8(5). https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v8i5.11913

 

 

Copyright holder:

Jeffry S. J. Lengkong, Grace L. A. Turalaki, Mordekhai L. Laihad, Olivia A. Waworuntu, Pingkan M. Pijoh (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: