Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9,
No. 4, April
2024
PERAN
DOSEN SEBAGAI TUTOR DALAM PELAKSANAAN PROBLEM-BASED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN
Jeffry
S. J. Lengkong1*, Grace L. A. Turalaki2, Mordekhai L.
Laihad3, Olivia A. Waworuntu4, Pingkan M. Pijoh5
Universitas Negeri Manado, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]1*,
[email protected]2, [email protected]3, [email protected]4,
[email protected]5
Abstrak
Problem Based Learning
adalah salah satu model pembelajaran di mana dalam prosesnya memberikan
pelatihan dan pengembangan terhadap masalah otentik dari kehidupan aktual
mahasiswa guna merangsang kemampuan tingkat tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu
guna mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning.
Metode penelitian yang dillakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
dengan rancangan penelitian cross sectional. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuisioner. Data yang telah
diperoleh kemudian di proses dan diubah ke dalam bentuk tabel, yang selanjutnya
akan diolah menggunakan program statistik atau aplikasi SPSS 16. Hasilnya
menunjukkan bahwa peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem
based-learning di Fakultas Kedokteran ada pada kategori baik, yang artinya
perannya sangat penting dalam pelaksanaan PBL.
Kata Kunci: Peran Dosen, Tutor, Problem Based-Learning
Abstract
Problem
Based Learning is one of the learning models where in the process provides
training and development of authentic problems from students' actual lives in
order to stimulate high-level abilities. The purpose of this study is to
determine the role of lecturers as tutors in the implementation of
problem-based learning. The research method carried out in this study is
descriptive with a cross-sectional research design. The data collection tool
used in this study was obtained from the results of questionnaires. The data
that has been obtained is then processed and converted into a tabular form,
which will then be processed using statistical programs or SPSS 16
applications. The results show that the role of lecturers as tutors in the
implementation of problem-based learning at the Faculty of Medicine is in the
good category, which means that their role is very important in the
implementation of PBL.
Keywords: Role of Lecturer, Tutor,
Problem-Based Learning
Pendahuluan
Metode pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan
mengantarkan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, seiring
berjalannya waktu, metode pembelajaran menjadi semakin berkembang dari tahun ke
tahun. Hal ini dilakukan karena disesuaikan dengan pesatnya perkembangan zaman
yang ada. Sehingga, dalam proses pembelajaran metode pembelajarannya pun harus
disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada. Sesuai dengan bapak
filsafat pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yang meyebutkan
bahwasannya pendidikan itu harus dilaksanakan sesuai dengan kodrat alam dan
kodrat zaman yang ada. Di mana kodrat alam yaitu melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan lingkungan sekitar sedangkan kodrat zaman yaitu proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.
Problem Based-Learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang termuat
dalam kurikulum 2013. Problem Based Learning adalah salah satu model
pembelajaran di mana dalam prosesnya memberikan pelatihan dan pengembangan
terhadap masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa guna merangsang
kemampuan tingkat tinggi
Dalam metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
ini peran seorang pengajar sangat penting untuk menentukan keberhasilan
pembelajaran. Keharusan seorang dosen menjadi fasilitator dalam proses
pembelajaran dinilai sangat penting, karena hal tersebut menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan pembelajaran di kampus. Keberhasilan seorang tutor dalam mengarahkan
proses diskusi, dapat berdampak pada proses belajar mahasiswa yang tentu pada
akhirnya akan ikut mempengaruhi pada prestasi belajarnya. Seorang tutor tidak
hana memberikan feedback namun juga meminta kepada mahasiswa untuk
memberikan umpan balik mengenai performanya selama tutorial. Seorang tutor juga
harus memperhatikan Constructive Active Learning yaitu peran tutor dalam
membangun motivasi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, Self-Directed
Learning yaitu peran tutor dalam meningkatkan motivasi belajar mandiri
mahasiswa, Contextual Learning yaitu peran tutor dalam membantu
mahasiswa menghubungkan masalah pada situasi lain, dan Collaborative
Learning yaitu peran tutor dalam memotivasi agar semua anggota diskusi
berpartisipasi dalam tutorial, hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan
pencapaian hasil belajar yang diinginkan
Terdapat penelitian relevan yang sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Metode
Penelitian
Metode penelitian yang dillakukan dalam penelitian ini
bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Besarnya
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. Alat pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuisioner. Data
yang telah diperoleh kemudian di proses dan diubah ke dalam bentuk tabel, yang
selanjutnya akan diolah menggunakan program statistik atau aplikasi SPSS 16.
Hasil
dan Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
dengan tujuan untuk dapat mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam
pelaksanaan problem based-learning di Fakultas Kedokteran.
Tabel
1. Distribusi Responden berdasarkan
Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin |
f |
% |
Laki-laki |
37 |
39 |
Perempuan |
58 |
61 |
Jumlah |
95 |
100 |
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwasannya dari 95
responden di Fakultas Kedokteran di antaranya terdapat 37 orang (39%) yang
berjenis kelamin laki-laki dan 58 orang (61%) yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel
2. Distribusi ahasil Penilaian
Kuisioner
No |
Kuisioner |
Jawaban |
|||||||||
SS |
S |
R |
TS |
STS |
|||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
||
1. |
Tutor
dapat mendorong kami untuk dapat membuat ringkasan serta mencari hubungan
sampai dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi |
82 |
86 |
12 |
13 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
2. |
Tutor
dapat menerapkan teori yang dipelajari pada masalah yang dihadapi |
72 |
76 |
21 |
22 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
3. |
Tutor
dapat mebangun serta mengevaluasi proses diskusi pada setiap kelompok secara
teratur |
74 |
78 |
20 |
23 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
4. |
Tutor
memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya |
60 |
63 |
33 |
35 |
2 |
2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
5. |
Tutor
memiliki motivasi yang tinggi sebagai fasilitator selama proses diskusi
berlangsung |
38 |
40 |
49 |
52 |
7 |
7 |
1 |
1 |
0 |
0 |
6. |
Pentingnya
peran tutor dalam berlangsungnya proses diskusi mempengaruhi hasil belajar |
64 |
67 |
31 |
33 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari
kuisioner nomor 1 dengan jawaban sangat setuju berjumlah 82 orang (86%), dengan
jawaban setuju berjumlah 12 orang (13%), dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 1
orang (1%), dan tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju ataupun
sangat tidak setuju.
Pada kuisioner nomor 2 dengann jawaban sangat setuju
berjumlah 72 orang (76%), dengan jawaban setuju berjumlah 21 orang (22%),
dengan jawaban ragu berjumlah 1 orang (1%), dan tidak ada respon yang memilih
jawaban tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Pada kuisioner nomor 3 dengan jawaban sangat setuju
berjumlah 74 orang (78%), dengan jawaban setuju berjumlah 20 orang (23%),
dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 1 orang (1%), dan tidak ada responden yang
memilih jawaban tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Pada kuisioner nomor 4 dengan jwaban sangat setuju berjumlah
60 orang (63%), dengan jawaban setuju berjumlah 33 orang (35%), dengan jawaban
ragu-ragu berjumlah 2 orang (2%), dan tidak ada responden yang memilih jawaban
tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Pada kuisioner nomor 5 dengan jawaban sangat setuju
berjumlah 38 orang (40%), dengan jawaban setuju berjumlah 49 orang (52%),
dengan jawaban ragu-ragu berjumlah 7 orang (7%), dengan jawaban tidak setuju
berjumlah 1 orang (1%), dan tidakada responden yang memilih jawaban sangat
tidak setuju.
Pada kuisioner nomor 6 dengan jawaban sangat setuju
berjumlah 64 orang (67%), dengan jawaban setuju berjumlah 31 orang (33%), dan
tidak ada responden yang memilih jawaban ragu-ragu, tidak setuju, ataupun
sangat tidak setuju.
Tabel 3. Distribusi Peran
Dosen Sebagai Tutor dalam Pelaksanaan Problem
Based-Learning di Fakultas Kedokteran
No. |
Soal |
Kategori |
|||||
Baik |
Sedang |
Buruk |
|||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
||
1. |
Tutor dapat mendorong kami untuk
dapat membuat ringkasan serta mencari hubungan sampai dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi |
94 |
99 |
1 |
1 |
0 |
0 |
2. |
Tutor dapat menerapkan teori yang
dipelajari pada masalah yang dihadapi |
93 |
98 |
1 |
1 |
1 |
1 |
3. |
Tutor dapat mebangun serta
mengevaluasi proses diskusi pada setiap kelompok secara teratur |
94 |
99 |
1 |
1 |
0 |
0 |
4. |
Tutor dapat menghasilkan tujuan
pembelajaran yang jelas |
93 |
98 |
2 |
2 |
0 |
0 |
5. |
Tutor memiliki motivasi yang
tinggi sebagai fasilitator selama proses diskusi berlangsung |
86 |
91 |
7 |
7 |
1 |
1 |
6. |
Tutor mengatahui jelas kekurangan
dan kelebihannya |
95 |
100 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan penilaian terhadap
peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem based-learning di Fakultas
Kedokteran yang terdiri dari 5 aspek, diantaranya pada aspek aktif/konstruktif
yang ada pada kuisioner nomor 1 yang menilai tutor pada kategori baik yaitu
berjumlah 94 orang (99%) dan kategori sedang berjumlah 1 orang (1%). Yang kedua
yaitu aspek kontekstual yang ada pada nomor 2 yang menilai tutor pada kategori
baik berjumlah 93 orang (98%), pada kategori sedang berjumlah 1 orang (1%), dan
pada kategori buruk berjumlah 1 orang (1%). Yang ketiga kolaboratif yang ada
pada nomor 3 yang menilai tutor pada kategori baik berjumlah 94 orang (99%) dan
pada kategori sedang berjumlah 1 orang (1%). Yang keempat mandiri yang ada pada
nomor 4 yang menilai tutor pada kategori baik berjumlah 93 orang (98%) dan pada
kategori sedang berjumlah 2 orang (2%). Yang kellima perilaku tutor yang ada
pada nomor 5 & 6 yang menilai tutor pada kategori baik berdasarkan nomor 5
berjumlah 86 orang (91%), pada katgori sedang berjumlah 7 orang (7%), dan pada
kategori buruk berjumlah 1 orang (1%). Berdasarkan nomor 6 yang menilai tutor
pada kategori baik berjumlah 95 orang (100%).
Peran
Dosen Sebagai Tutor dalam Pelaksanaan Problem Based-Learning di Fakultas
Kedokteran
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan
bantuan aplikasi SPSS 16, yang terdapat 5 aspek yang dinilai menunjukkan secara
kesuluruhan memiliki nilai positif. Diantaranya pada aspek aktif/konstruktif
yang menilai bahwasannya peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem
based-learning ada pada kategori baik dengan persentase 99%. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, et al (2024)
yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap peran tutor pada tutorial
Problem Based-Learning (PBL) berada pada kategori baik dengan persentase 99%.
Aspek konstruktif ini merupakan suatu proses di mana mahasiswa
diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuannya secara mandiri. Peran tutor
tentunya harus memberikan stimulus untuk dapat mendorong mahasiswa agar
mmemiliki pengetahuuan yang kuat dalam bidang kedokteran, sehingga mereka dapat
menyelesaikan segala kesulitan atau permasalahan sendiri. Selain itu,
meminimalisir kesulitan mahasiswa dengan menerapkan dan mengintegrasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam proses diskusi. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh
Hasil penelitian berdasarkan aspek kontekstual diperoleh 98%
ada pada kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh
Hasil penelitian pada aspek kolaboratif bahwasannya peran
dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan PBL menunjukkan kategori baik dengan
persentase 99%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kolaborasi merupakan teknik belajar yang melibatkan sejawat
untuk saling memberikan mengevaluasi. Sejawat yang diajak berkolaborasi dinamakan
kolaborator pun kolaborasi merupakan tempat bertegur sapa dan silaturrahmi ilmu
pengetahuan. Di dalamnya tentu terdapat pembelajaran yang dilakukan secara
bersama-sama atau disebut dengan social learning. Menurut
Hasil penelitian dari aspek mandiri, bahwa peran dokter
sebagai tutor dalam pelaksanaan PBL menunjukkan kategori baik dengan persentase
sebesar 98%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aspek mandiri dipengaruhi oleh peran tutor yang memberikan
stimulus kepada mahasiswa untuk mendorong mereka melaksanakan pembelajaran
secara mandiri, sehingga dapat mengembangkan pengetahuannya. Van Berkel dalam
Hasil penelitian yang dilakukan pada aspek perilaku bahwa
peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan PBL ada pada kategori baik dengan
persentase 91% dalam motivasi sebagai tutor dan 100% dalam mengetahui
kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya. Motivasi yang tinggi pada diri
seorang tutor memberikan pengaruh positif kepada para mahasiswa, karena ketika
tutorial tutor tersebut tentunya melaksanakan pembelajaran dengan penuh
semangat, sehingga menyalurkan energi positif yang membuat suasana pembelajaran
pun positif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Motivasi yang tinggi pada
tutor akan menularkan dampak positif berupa peningkatan motivasi mahasiswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menilai 5
aspek, diperoleh hasil secara keseluruhan bahwasannya 5 aspek yang dinilai
berada pada kategori baik. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
dilakukan, yaitu guna mengetahui peran dosen sebagai tutor dalam pelaksanaan problem
based-learning, hasil dari penilaian 5 aspek tersebut mengartikan bahwa
peran dosen sebagai tutor sangat penting. Perilaku dosen yang positif selama
pembelajaran dapat memberikan dampak yang positif pula untuk mahasiswa. Hal
tersebut terlihat dari hasil penilaian yang telah dilakukan kepada mahasiswa
yang secara keseluruhan memiliki kategori baik,
BIBLIOGRAFI
Akbar,
R., & Widjaja, Y. (2019). Efektivitas diskusi problem based learning di
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. In Tarumanagara Medical
Journal, 1(3).
Nurfitriani,
A., Martha Indria, D., & Firmansyah, M. (2019). Hubungan Proses
Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Konstruktif
dan Kontekstual terhadap Performa Akademik Mahasiswa Kedokteran.
Fitriana,
P., Susanti, E., Lisiswanti, R., Soleha, T. U., & Saputra, O. (2017). Putri
Fitriana Eka Susanti|Hubungan Kualitas Skenario Terhadap Keefektifan Diskusi
Problem-Based Learning (PBL) Blok Emergency Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung Medulla, 7(4).
Handayani,
A., & Koeswanti, H. D. (2021). Meta-Analisis Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal
Basicedu, 5(3), 1349–1355. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.924
Isnayanti,
D. (2021). ARTIKEL PENELITIAN Efektifitas Peer Feedback Pada Pembelajaran
Tutorial Problem Based Learning (PBL). Anatomica Medical Journal Fakultas
Kedokteran. http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Monika,
L., & Wahyuni, S. (2022). Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Tutor pada
Tutorial Problem Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(4),
2412–2420. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.655
Muhammad,
N. U., Herlina, S., & Firmansyah, M. (n.d.). Analisa Proses
Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning, Problem Based Learning,
Integrated, Community Based Learning, Electives, Systematic (SPICES) Terhadap
Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Naufal,
H. A., Martha I. D., & Firmansyah, M. (n.d.). Pengaruh Proses
Pembelajaran Mandiri dan Kolaboratif dalam Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Performa Akademik Berbentuk Indeks Prestasi pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran.
Permatasari,
O. T., & Khasanah, U. (n.d.). Analisis Hasil Belajar PBL Mahasiswa
Tahun Pertama, Kedua, dan Ketiga di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya
Gunung Jati.
Rahmawati, A., Setiawan, E., Finanda, R. P., &
Susilo, B. E. (2024, February). Kajian Literatur: Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Model Problem Based Learning (PBL)
berbantuan Media Camtasia Studio. In PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika (pp. 510-516).
Riyanto,
M., Asbari, M., & Latif, D. (2024). Efektivitas Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Journal of Information
Systems And Management, 03(1). https://jisma.org
Sriyanti.
(2017). Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Dengan Menggunakan Metode
Kolaborasi (Penelitian Tindakan Kelas VII MTsN 15 Ciamis). Jurnal Ilmiah
Diksatrasia, 1(2).
Widyastuti,
R. T., & Airlanda, G. S. (2021). Efektivitas Model Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(3), 1120–1129. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.896
Wildan,
M., Nugroho, S., Firmansyah, M., & Anisa, R. (n.d.). Korelasi Kinerja
Tutor dan Motivasi Belajar Mahasiswa Dengan Prestasi Akademik Fakultas
Kedokteran.
Yolande,
P. M., & Irawaty, E. (2023). Gambaran Efektivitas Tutor Problem-Based
Learning (Pbl) Online Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. 8(5).
https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v8i5.11913
Copyright holder: Jeffry S. J. Lengkong, Grace L. A. Turalaki,
Mordekhai L. Laihad, Olivia A. Waworuntu, Pingkan M. Pijoh (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |