Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember
2022
Pengaruh Mediasi
Brand Image pada Brand Ambassador, Event Marketing dan Social Media Marketing Terhadap Minat Beli di Blibli
Venness, Agung Stefanus Kembau, Antonius Felix
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Bunda Mulia, Jakarta, Indonesia.
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini membahas pengaruh Brand ambassador, Event marketing, dan Social media marketing terhadap minat beli di platform Blibli. Di tengah persaingan ketat e-commerce di Indonesia, Blibli menggunakan strategi-strategi tersebut untuk menarik pelanggan. Penelitian kuantitatif ini melibatkan 120 responden yang menjawab kuesioner online. Hasil analisis menunjukkan bahwa Brand ambassador, Social media marketing, dan Event marketing tidak selalu menjadi pengaruh langsung terhadap minat beli.Namun, ketiganya dapat memengaruhi citra merek Blibli. Hal ini dapat menjadi faktor tidak langsung yang meningkatkan minat beli.
Kata kunci: Brand ambassador; Social media marketing,;Event marketing; Purchase intention; Brand image
Abstract
This
study examines the influence of Brand ambassador, Event marketing, and Social media marketing on Purchase intention on the Blibli
platform. Amidst the tight competition in the Indonesian e-commerce industry,
Blibli utilizes these strategies to attract customers. The quantitative
research involved 120 respondents who answered an online questionnaire. The
analysis results show that Brand ambassador, Social
media marketing, and Event marketing do not always hAVE
a direct influence on Purchase intention. However, all three can influence the
Brand image of Blibli. This can be an indirect factor that increases Purchase
intention.
Keywords: Brand
ambassador; Social media marketing,;Event
marketing; Purchase intention; Brand image
Pendahuluan
Saat
ini, masyarakat tengah mengalami era baru yang dikenal sebagai Society 5.0, yang ditandai dengan pesatnya perkembangan
teknologi dan digitalisasi dalam perekonomian (Tlili et al., 2023). Pertumbuhan
ekonomi digital didukung oleh infrastruktur telekomunikasi nasional, meskipun
kecepatan internet di Indonesia masih di bawah standar global(Yuangga, 2023).
Dengan jumlah pengguna internet yang meningkat, terutama selama pandemi, perilaku
konsumen berbelanja secara online semakin meningkat.
Fenomena ini tercermin dalam pertumbuhan e-commerce
di Indonesia, dengan Blibli sebagai salah satu pelaku
utama dalam industri ini(Ummah & Hamzah, 2022). Blibli,
yang merupakan bagian dari grup Djarum, telah berperan dalam mengembangkan
ekosistem perdagangan di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Dengan fokus
pada B2B, B2C, dan B2B2C. Blibli memiliki visi
sebagai ekosistem perdagangan pilihan konsumen dan institusi. Selain itu, Blibli terus mengadopsi strategi pemasaran digital,
termasuk penggunaan brand ambassador,
event marketing, dan social media marketing, untuk
memperkuat kehadiran dan pengaruhnya di pasar. Penggunaan brand
ambassador, seperti Park Seo Jun, telah membantu Blibli dalam membangun citra merek yang positif dan
menjangkau lebih banyak audiens. Selain itu,
pemasaran melalui media sosial juga berperan penting dalam meningkatkan
visibilitas merek dan interaksi dengan konsumen. Event marketing,
seperti acara 12.12, juga menjadi strategi Blibli
untuk merangsang kesadaran dan menarik minat konsumen(Ummah & Hamzah,
2022). Terdapat kompleksitas hubungan antara strategi pemasaran digital Blibli dan minat pembelian konsumen, yang dipengaruhi oleh
citra merek. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh brand ambassador, event marketing, dan social media marketing terhadap
minat pembelian, dengan mempertimbangkan peran Brand image
sebagai variabel intervening. Melalui penelitian ini,
diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang strategi
pemasaran digital yang efektif dalam konteks industri e-commerce,
khususnya pada platform Blibli.
Perilaku
konsumen adalah faktor kunci dalam proses pembelian, pemilihan, atau penggunaan
produk dan jasa guna memenuhi kebutuhan atau keinginan individu, kelompok, atau
organisasi. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti harga,
mutu, dan fungsi produk. Studi perilaku konsumen menjadi krusial karena
membantu pemasar mencapai tujuan mereka dan bersaing secara efektif dengan
pesaing(Siregar, 2023).
Purchase intention
(minat beli) adalah kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
melakukan tindakan terkait pembelian berdasarkan probabilitas konsumen untuk
membeli produk atau merek tersebut. Menurut Kotler
(2012), minat beli merupakan perilaku konsumen yang mencakup keinginan untuk
memilih, menggunakan, dan mengonsumsi produk yang ditawarkan oleh perusahaan(Octalina et al.,
2023).
Brand
ambassador adalah individu yang memiliki pemahaman
mendalam tentang suatu merek dan mampu memengaruhi orang lain untuk membeli
atau menggunakan produk tersebut. Mereka tidak hanya mengenal merek, tetapi
juga aktif memperkenalkannya dan memberikan informasi kepada orang lain(Suleman
et al., 2023).
Karakteristik utama Brand ambassador, seperti daya
tarik, kepercayaan, dan keahlian, menjadi faktor penting dalam pemilihan
mereka. Pemilihan Brand ambassador yang tepat
memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap karakteristik ini untuk
meningkatkan keberhasilan dari upaya endorsement yang
dilakukan (Putri et al.,
2022).
Social media marketing
(SMM) adalah proses interaksi antara konsumen dan perusahaan melalui media
sosial untuk menyampaikan informasi pemasaran dan memberikan pengalaman
bermanfaat. Pemasaran ini memanfaatkan dimensi seperti hiburan, komunikasi,
tren, personalisasi, dan kata-kata untuk mendapatkan
tanggapan positif dari konsumen (Jamil et al., 2022). Dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana
komunikasi pemasaran, indikator penting termasuk hiburan, penyesuaian,
keberadaan tren, interaksi, dan rekomendasi mulut ke mulut. Melalui konten yang
menghibur, disesuaikan dengan kebutuhan, selalu mengikuti tren terkini,
memfasilitasi interaksi antar pengguna, dan mendorong rekomendasi dari mulut ke
mulut, pemasaran melalui media sosial dapat menjadi lebih efektif dalam
memengaruhi perilaku konsumen dan membangun kesadaran merek (Nadda et al.,
2015).
Event
marketing merupakan strategi promosi di mana
perusahaan atau merek terlibat dalam berbagai acara atau aktivitas bertema
dengan tujuan memberikan pengalaman baru kepada konsumen dan memperkenalkan
produk atau layanan mereka. Konsep ini pertama kali digunakan pada akhir tahun
1980-an sebagai respons terhadap perubahan besar dalam lingkungan pemasaran dan
perilaku konsumen (Ghosh, 2020).Event marketing juga diartikan sebagai tindakan yang disampaikan
melalui berita atau informasi untuk menarik perhatian media dan konsumen guna
meningkatkan citra perusahaan dan penjualan produk (Setiawan et al., 2022). Dengan demikian, event marketing menjadi media
komunikasi yang populer dan efektif bagi perusahaan dalam melakukan promosi
pemasaran. Ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menggabungkan merek
mereka dengan gaya hidup, tren, dan minat masyarakat.
Citra
merek adalah persepsi yang muncul pada konsumen saat mengingat suatu merek,
terbentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terkait merek tersebut (Umar
& Javeed, 2023). Hal ini berdampak pada
pembentukan sikap, keyakinan, dan preferensi terhadap merek. Konsumen dengan
citra positif terhadap suatu merek cenderung lebih condong untuk membeli produk
dari merek tersebut. Indikator utama dari citra merek meliputi kekuatan,
keunikan, dan kesukaan. Kekuatan merek merujuk pada keunggulan fisik yang unik
yang tidak dimiliki merek lain, termasuk tampilan fisik, kinerja produk, harga,
dan fasilitas pendukungnya (Bhatti et al., 2018). Keunikan merek
menunjukkan kemampuan merek dalam membedakan dirinya dari pesaing dengan
atribut produk yang menciptakan kesan unik atau karakteristik yang membedakan.
Sedangkan kesukaan mencakup kemudahan dalam mengucapkan dan mengingat nama merek,
serta relevansi kesan merek dengan citra yang diinginkan oleh konsumen.
Studi
ini mengeksplorasi hubungan antara brand ambassador, social media marketing, dan event marketing dengan Purchase intention, dengan mempertimbangkan peran Brand image sebagai mediator. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisi kesenjangan pengetahuan dalam literatur tentang pengaruh
variabel-variabel tersebut dalam memengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Untuk
memahami isi studi ini, diperlukan kerangka pemikiran yang tertera pada gambar
1. untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti.
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis:
H1:
Brand ambassador memengaruhi Brand image
H2:
Brand ambassador memengaruhi Purchase
intention.
H3: Social media marketing
memengaruhi Brand image.
H4: Social media marketing
Memengaruhi Purchase intention.
H5:
Event marketing memengaruhi Brand image.
H6:
Event marketing memengaruhi Purchase
intention.
H7:
Brand image dapat memoderasi
(ditandai dengan garis putus-putus) Brand ambassador
terhadap minat beli.
H8:
Brand image dapat memoderasi (ditandai dengan garis putus-putus) social media maketing terhadap Purchase intention.
H9:
Brand image dapat memoderasi (ditandai dengan garis putus-putus) event marketing terhadap Purchase intention.
H10: Brand image memengaruhi Purchase intention
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif dengan objek penelitian yang terbagi atas brand ambassador, social media marketing, event marketing, Purchase intention, dan Brand image. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian
lapangan menggunakan angket tertutup dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert. Angket tersebut akan diberikan kepada konsumen yang
telah melakukan pembelian di e-commerce Blibli di JaBoDeTaBek dengan
rentang usia 17 sampai 25 tahun. Selain itu, penelitian juga memanfaatkan
penelitian kepustakaan untuk mempelajari informasi dari buku, jurnal, serta
penelitian terdahulu dengan tema yang sama.
Populasi
target adalah semua pengguna layanan Blibli dengan
sampel sebanyak 120 responden, dipilih dengan teknik nonprobability
sampling. Analisis data dilakukan menggunakan partial
least square (PLS) dengan
dukungan dari SmartPLS versi 3, sebuah metode
penyelesaian struktural equation modeling (SEM) yang
fleksibel dan cocok untuk penelitian yang terfokus pada ilmu sosial.
Pengujian dilakukan melalui tiga metode pada SmartPLS, yaitu Model Pengukuran (Outer
Model) untuk uji validitas dan reliabilitas, Model Struktural (Inner Model) untuk uji R-square, Path Coefficient, Indirect Effect, dan Uji
Hipotesis. Metode ini memungkinkan peneliti untuk menghubungkan teori dengan
data serta melakukan analisis jalur dengan variabel laten.
Hasil
dan Pembahasan
Model Pengukuran atau Outer
Model
Uji validitas penting untuk memastikan keabsahan
indikator dalam kuesioner. Ini dilakukan dengan mengevaluasi setiap pertanyaan
untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mengukur konsep yang dimaksud. Metode
ini mencakup uji validitas konvergen, AVE, dan validitas diskriminan,
yang membantu menilai sejauh mana instrumen penelitian mencerminkan konstruk yang sebenarnya dan dapat dibedakan satu sama lain (Hair
et al., 2021).
Gambar
2. Outer loading
Penelitian ini melibatkan lima variabel utama: social media marketing, event marketing, dan brand ambassador sebagai variabel
independen, serta purchase intention
dan Brand image sebagai variabel dependen. Selain
itu, terdapat 17 indikator yang terbagi ke dalam masing-masing variabel, dengan
4 indikator untuk social media marketing,
4 indikator untuk event marketing,
3 indikator untuk brand ambassador,
3 indikator untuk brand image,
dan 3 indikator untuk Purchase intention.
Indikator dianggap valid jika nilai outer loading-nya melebihi 0,7, dan jika semua variabel dalam model memenuhi ambang batas yang ditetapkan, maka model tersebut dianggap valid secara keseluruhan (Umar & Javeed, 2023). Setelah menghitung nilai outer loading, peneliti turut mengggunakan nilai AVE untuk mengukur validitas dari variabel yang dipergunakan. Apabila nilai AVE yang dimiliki variabel > 0,5 maka variabel yang dipergunakan diasumsikan valid(Bhatti et al., 2018).
Tabel 1. Hasil
Uji AVErage variance extracted (AVE)
Variabel |
Nilai AVE |
Hasil Pengujian |
BA |
0.632 |
VALID |
BI |
0.729 |
VALID |
EM |
0.600 |
VALID |
PI |
0.696 |
VALID |
SMM |
0.809 |
VALID |
Berdasar pada hasil pada Tabel 1, nilai average variance extracted (AVE) pada seluruh variabel pada studi ini di atas
0,5, maka memberi simpulan bila seluruh variabel yang digunkan
dalam penelitian ini adalah valid(Umar & Javeed,
2023).
Validitas diskriminan
bisa terlihat melalui tabel cross-loading. Indikator
dianggap valid bila nilai cross-loading paling tinggi
daripada indikator di bawah satu variabel yang sama pada konstruk
variabel tersebut (F. Hair Jr
et al., 2014).
Tabel 2. Cross loading
BA |
BI |
EM |
PI |
SMM |
|
BA1 |
0.828 |
0.550 |
0.499 |
0.433 |
0.170 |
BA2 |
0.756 |
0.461 |
0.516 |
0.472 |
0.241 |
BA3 |
0.799 |
0.607 |
0.541 |
0.427 |
0.286 |
BI1 |
0.554 |
0.850 |
0.528 |
0.490 |
0.302 |
BI2 |
0.580 |
0.846 |
0.560 |
0.485 |
0.378 |
BI3 |
0.611 |
0.865 |
0.531 |
0.470 |
0.322 |
EM1 |
0.472 |
0.393 |
0.730 |
0.410 |
0.178 |
EM2 |
0.548 |
0.493 |
0.792 |
0.520 |
0.194 |
EM3 |
0.508 |
0.574 |
0.839 |
0.368 |
0.128 |
EM4 |
0.491 |
0.490 |
0.731 |
0.258 |
0.332 |
PI1 |
0.392 |
0.399 |
0.353 |
0.807 |
0.127 |
PI2 |
0.544 |
0.488 |
0.462 |
0.797 |
0.190 |
PI3 |
0.441 |
0.510 |
0.446 |
0.896 |
0.090 |
SMM1 |
0.194 |
0.319 |
0.100 |
0.097 |
0.879 |
SMM2 |
0.259 |
0.393 |
0.276 |
0.142 |
0.920 |
SMM3 |
0.328 |
0.393 |
0.344 |
0.218 |
0.915 |
SMM4 |
0.254 |
0.279 |
0.163 |
0.111 |
0.884 |
(Sumber: Hasil pengolahan data SmartPLS 3.0, 2023)
Pengujian reliabilitas terlaksana dengan
menghitung nilai Cronbach’s alpha.
Apabila nilai cronbach’s alpha
di atas 0,7, berarti variabel itu dianggap reliabel. Apabila nilai cronbach alpha di bawah 0,7,
berarti variabel itu diasumsikan tidak reliabel (F. Hair
Jr et al.,
2014).
Tabel 3. Nilai Cronbach’s
alpha
Variabel |
Cronbach’s alpha |
Hasil Pengujian |
BA |
0.709 |
RELIABEL |
BI |
0.814 |
RELIABEL |
EM |
0.778 |
RELIABEL |
PI |
0.782 |
RELIABEL |
SMM |
0.922 |
RELIABEL |
(Sumber: Hasil pengolahan data SmartPLS 3.0, 2023)
Sesuai uraian di atas, nilai cronbach’s
alpha pada tiap variabel di atas 0,7, berarti memberi
simpulan bahwasanya seluruh variabel yang dipergunakan dalam studi ini adalah
reliabel (F. Hair Jr et al., 2014).
Tabel 4. Uji R- Square
Variabel |
R-square |
R-square adjusted |
BI |
0.558 |
0.546 |
PI |
0.392 |
0.371 |
(Sumber: Hasil pengolahan data SmartPLS 3.0, 2023)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4,
didapatkan nilai R-square adjusted
sebesar 0,546 untuk variabel Brand image. Hal ini
mengindikasikan bahwa secara bersamaan, strategi media sosial, event marketing, dan Brand ambassador mampu menjelaskan variasi dalam variabel Brand image sebesar 54,6%. Selain itu, pengujian juga menunjukkan
bahwa nilai R-square adjusted
untuk variabel Purchase intention
adalah 0,371. Hasil ini menunjukkan bahwa secara bersamaan, strategi media
sosial, Brand image, dan Brand ambassador
dapat menjelaskan variasi dalam variabel Purchase intention sebesar 37,1%.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menilai
signifikansi pengaruh antar variabel menggunakan uji Path
Coefficient (Hair et al., 2021). Proses ini
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 3 dan
menghitung nilai Path Coefficient.
Hasil pengujian diinterpretasikan berdasarkan nilai T-statistics
yang diharapkan >1.96 atau nilai P-values
<0.05. Jika nilai T-statistics dan P-values tidak memenuhi ambang batas tersebut, maka hipotesis
akan ditolak(F. Hair Jr et al., 2014).
Tabel 5. Uji Hipotesis
Hipotesis |
Variabel |
T-statistics |
P-value |
Hasil |
Kesimpulan |
H1 |
BA > BI |
5,216 |
0,000 |
Signifikan |
Diterima |
H2 |
BA > PI |
1,764 |
0.078 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
H3 |
SMM > BI |
2,739 |
0,006 |
Signifikan |
Diterima |
H4 |
SMM > PI |
1,708 |
0,088 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
H5 |
EM > BI |
3,096 |
0,002 |
Signifikan |
Diterima |
H6 |
EM > PI |
1,036 |
0,301 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
H10 |
BI > PI |
1,942 |
0,053 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
(Sumber: Hasil pengolahan data SmartPLS 3.0, 2023)
Tabel 6. Uji Hipotesis dengan Inderect Effect
Hipotesis |
Variabel |
T-statistics |
P-value |
Hasil |
Kesimpulan |
H7 |
BA > BI
> PI |
1,728 |
0,085 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
H8 |
SMM > BI
> PI |
1,804 |
0,072 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
H9 |
EM > BI
> PI |
1,358 |
0,175 |
Tidak Signifikan |
Ditolak |
Pengaruh Brand ambassador
terhadap Brand image
H1: Brand ambassador
memengaruhi signifikan terhadap Brand image.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Brand ambassador terhadap Brand image
adalah signifikan dengan P-value sebesar 0,000
(<0,05) dan T-statistics sejumlah 5,311
(>1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini, maka
hipotesis penelitian Brand ambassador terhadap Brand image diterima.
Pengaruh Brand ambassador
terhadap Purchase intention
H2: Brand ambassador
memengaruhi signifikan terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Brand ambassador terhadap Purchase intention adalah tidak signifikan dengan P-value sebesar 0,078 (>0,05) dan T-statistics
sebesar 1,764 (<1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini,
maka hipotesis penelitian Brand ambassador terhadap purhcase intention ditolak.
Pengaruh Social media marketing terhadap Brand image
H3: Social media marketing memengaruhi signifikan terhadap Brand image.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Social
media marketing terhadap Brand image
adalah signifikan dengan P-value sebesar 0,004
(<0,05) dan T-statistics sebesar 2,919 (>1,96).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini, maka hipotesis penelitian
Social media marketing
terhadap Brand image diterima.
Pengaruh Social media marketing terhadap Purchase intention
H4: Social media marketing memengaruhi signifikan terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Brand ambassador terhadap Purchase intention adalah tidak signifikan dengan P-value sebesar 0,088 (>0,05) dan T-statistics
sebesar 1,708 (<1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini,
maka hipotesis penelitian Social media marketing terhadap purhcase intention ditolak.
Pengaruh Event marketing
terhadap Brand image
H5: Event marketing
memengaruhi signifikan terhadap Brand image.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Event marketing terhadap Brand image
adalah signifikan dengan P-value sebesar 0,001
(<0,05) dan T-statistics sebesar 3,239 (>1,96).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini, maka hipotesis penelitian
Event marketing terhadap Brand image
diterima.
Pengaruh Event marketing
terhadap Purchase intention
H6: Event marketing
memengaruhi signifikan terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Brand ambassador terhadap Purchase intention adalah tidak signifikan dengan P-value sebesar 0,301 (>0,05) dan T-statistics
sebesar 1,036 (<1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini,
maka hipotesis penelitian Social media marketing terhadap purhcase intention ditolak.
Pengaruh Brand ambassador
terhadap Purchase intention
melalui Brand image
H7: Brand image dapat
memediasi Brand ambassador terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Indirect
Effects, pengaruh variabel Brand ambassador
terhadap Purchase intention
melalui Brand image adalah tidak signifikan dengan P-value sebesar 0,085 (>0,05) dan T-statistics
sebesar 1,728 (<1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini,
maka hipotesis penelitian Brand ambassador terhadap purhcase intention mlelaui Brand image ditolak.
Pengaruh Social media marketing terhadap Purchase intention melalui Brand image
H8: Brand image dapat
memediasi social media maketing
terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Indirect
Effects, pengaruh variabel Social
media marketingterhadap Purchase
intention melalui Brand image
adalah signifikan dengan P-value sebesar 0,072
(>0,05) dan T-statistics sebesar 1,804 (<1,96).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini, maka hipotesis penelitian
Social media marketing
terhadap purhcase intention
mlelaui Brand image
ditolak.
Pengaruh Event marketing
terhadap Purchase intention
melalui Brand image
H9: Brand image dapat
memediasi Event marketing terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Indirect
Effects, pengaruh variabel Event marketing
terhadap Purchase intention
melalui Brand image adalah tidak signifikan dengan P-value sebesar 0,175 (>0,05) dan T-statistics
sebesar 1,358 (<1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini,
maka hipotesis penelitian Event marketing terhadap purhcase intention mlelaui Brand image ditolak.
Pengaruh Brand image
terhadap Purchase intention
H10: Brand image
berpengaruh signifikan terhadap Purchase intention.
Dari hasil dari pengujian Path
Coefficient, pengaruh variabel Brand image terhadap Purchase intention adalah signifikan dengan P-value
sebesar 0,053 (>0,05) dan T-statistics sebesar
1,942(<1,96). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengujian ini, maka
hipotesis penelitian Brand image terhadap purhcase intention ditolak.
Kesimpulan
Penelitian
ini mengevaluasi pengaruh Brand ambassador, Event marketing, dan Social media marketing terhadap Purchase intention melalui Brand image
pada platform E-commerce Blibli.
Dari 120 responden yang memenuhi kriteria, mayoritas adalah perempuan (63,3%),
berusia 17-25 tahun, dengan sebagian besar mahasiswa (44,2%), dan sebagian
besar berasal dari wilayah Jabodetabek, terutama Jakarta. Mayoritas responden
memiliki pendapatan antara Rp. 3.000.000 hingga Rp. 5.000.000. Penelitian ini
menguji 10 hipotesis, termasuk 7 pengujian langsung dan 3 pengujian moderasi Brand image.
Ditemukan
bahwa terdapat 3 hipotesis yang diterima, dengan hubungan terkuat antara Brand ambassador dan Brand image.
Pengujian moderasi menunjukkan bahwa Brand image tidak memoderasi hubungan
antara variabel independen dan Purchase intention.
Saran
untuk kalangan akademik adalah menggunakan penelitian ini sebagai referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan objek dan variabel yang berbeda. Bagi
praktisi E-commerce, penelitian ini memberikan
wawasan tentang pengaruh Brand ambassador, Social media marketing, dan Event
marketing terhadap minat pembelian dan citra merek
dalam bisnis E-commerce. Rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya termasuk memperluas sampel responden, mengevaluasi variabel lain
yang memengaruhi minat beli, dan memperjelas hubungan tidak langsung yang tidak
terbukti dalam penelitian ini.
BIBLIOGRAFI
Bhatti, A., Arif, S., Mehar,
M., & Younas, S. (2018). Impact
of Social media brand communication on Brand Knowledge: Mediating role of Brand Image & Brand Awareness Application of CBBE model theory of Keller.
Journal of Management Info, 4(4), 12–18.
https://doi.org/10.31580/jmi.v15i1.72
F. Hair Jr, J., Sarstedt, M., Hopkins, L., &
G. Kuppelwieser, V. (2014). Partial
least squares structural equation modeling
(PLS-SEM). European Business Review,
26(2), 106–121. https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128
Ghosh, R. (2020). Event Marketing.
SSRN Electronic Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3631332
Hair, J. F., Hult, G.
T. M., Ringle, C. M., Sarstedt,
M., Danks, N. P., & Ray, S. (2021). Partial Least Squares
Structural Equation
Modeling (PLS-SEM) Using R. Springer
International Publishing.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-80519-7
Jamil, K., Dunnan, L., Gul, R. F., Shehzad, M. U., Gillani, S. H.
M., & Awan, F. H. (2022). Role of Social Media Marketing Activities in Influencing Customer Intentions: A Perspective of a New Emerging Era. Frontiers in Psychology, 12.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.808525
Nadda, V. K., Dadwal, S.
S., & Firdous, A. (2015). Social
Media Marketing (pp.
359–379). https://doi.org/10.4018/978-1-4666-8353-2.ch021
Octalina, L. E., Rahimah, A., & Arifin, Z.
(2023). Exploring the Contingent Role of Effort Expectancy
on Online Purchase Intention in E-commerce Application. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan| Journal of Theory
and Applied Management, 16(1), 144–161.
https://doi.org/10.20473/jmtt.v16i1.41398
Putri, Y. I., Pradana, M., Utami, F. N., Nugraha, D. W., Karnovi, R., & Jurusan, P. /. (2022). The Influence of Brand Ambassador on E-Commerce Purchase
Intention. https://www.statista.com/,
Setiawan, R., Wibisono, D., & Purwanegara, M.
S. (2022). Defining Event Marketing
as Engagement-Driven Marketing
Communication. Gadjah Mada
International Journal of
Business, 24(2), 151. https://doi.org/10.22146/gamaijb.63788
Siregar, W. (2023). Analisis Perilaku Konsumen dalam Transaksi di E-commerce. Indonesian Journal of Computer Science,
12(6). https://doi.org/10.33022/ijcs.v12i6.3483
Suleman, D., Suyoto, Y. T., Sjarief,
R., Sabil, S., Marwansyah, S., Adawia, P. R., & Puspasari, A. (2023). The effects of brand
ambassador and trust on purchase
decisions through social media. International Journal
of Data and Network Science, 7(1), 433–438.
https://doi.org/10.5267/j.ijdns.2022.9.003
Tlili, A., Huang, R.,
& Kinshuk. (2023). Metaverse
for climbing the ladder toward
‘Industry 5.0’ and ‘Society
5.0’? The Service Industries Journal, 43(3–4),
260–287. https://doi.org/10.1080/02642069.2023.2178644
Umar, M., & Javeed, A. (2023). The Impact of Frugality
on Green Brand Image. In the perspective of Attitude Behavior
Context Theory. Journal of Innovative
Research in Management Sciences, 4(1), 54–64.
https://doi.org/10.62270/jirms.v4i1.45
Ummah, K. K., & Hamzah, H. (2022). Multimodality
Analysis: Visual Representation
in Bli-Bli 12.12 and Lazada 12.12 TV Commercials. English Language and Literature, 11(2), 142.
https://doi.org/10.24036/ell.v11i2.114945
Yuangga, K. D.
(2023). Transformasi Digital dalam Pendidikan Ekonomi: Menyiapkan Generasi Muda
untuk Menghadapi Tantangan Ekonomi Digital. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 6(6), 4507–4517.
Copyright holder: Venness, Agung Stefanus Kembau, Antonius
Felix (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |