Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 3, Maret 2024
PENGARUH
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KANTOR KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA
Keizzy Dalfi1*, Razak Persada2, Agus Susanto3
Universitas Terbuka, Indonesia1,3
Universitas Nagoya Indonesia, Indonesia2
Email:
[email protected]*
Abstrak
Permasalahan
kinerja merupakan permasalahan yang dinamis
dan akan selalu mengalami perubahan, terutama terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan dan budaya di orgnaisasi. Oleh sebab itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai. Adapun metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif. Data
primer dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disebar ke 41 pegawai Kantor Kecamatan,
sedangkan data sekunder diambil dari laporan akuntabilitas dan laporan Kecamatan
Singkep dalam angka yang diterbitkan BPS. Instrument dalam penelitian ini
adalah angket yang dibuat dengan skala likert.
Kemudian data dianalisis secara deskriptif dan selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis dengan regresi linier berganda dan koefisien determinasi. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa 0,033<0,05 yang berarti kepemimpinan
transformasional berpengaruh terhadap kinerja kantor Kecamatan. Berdasarkan
penelitian nilai signifikansi antara budaya organisasi dan kinerja Kantor Kecamatan
adalah 0,338>0,05 yang menunjukkan tidak adanya pengaruh diantara budaya
organisasi dan kinerja Kantor Kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan nilai
signifikansi antara lingkungan kerja dan kinerja Kantor Kecamatan adalah
0,000<0,05 yang menunjukkan adanya pengaruh antara lingkungan kerja terhadap
kinerja Kantor Kecamatan Singkep. Kesimpulannya kepemimpinan transformasional,
budaya organisasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja Kecamatan Singkep.
Kata kunci: Kinerja, Kepemimpinan Transformasi, Budaya
Organisasi, Lingkungan Kerja.
Abstract
Performance problems are dynamic problems and will always experience changes,
primarily related to developments in science and technology which will affect
leadership styles and culture in the organization. Therefore, this research aims
to find out the influence of leadership, organizational culture, and work
environment on employee performance. The research method used in this study is
to use an associative quantitative approach. Primary data in this study were
questionnaires distributed to 41 District Office employees, while secondary
data was taken from accountability reports and Singkep District reports in
figures published by the BPS. The instrument in this study was a questionnaire
made with a Likert scale. Then the data were analyzed descriptively and then
tested the hypothesis with multiple linear regression and the coefficient of
determination. The results of this study indicate that 0.033 <0.05, which
means that transformational leadership has an effect on the performance of the
sub-district office. Based on the research, the significance value between
organizational culture and sub-district office performance is 0.338>0.05,
indicating no influence between organizational culture and sub-district office
performance. The results showed that the significance value between the work
environment and the performance of the District Office was 0.000 <0.05 which
indicated that there was an influence between the work environment on the
performance of the Singkep District Office. In conclusion, transformational leadership,
organizational culture, and work environment jointly influence the performance
of Singkep District.
Keywords: Performance,
Transformational Leadership, Organizational Culture, Work Environment.
Pendahuluan
Dinamika perubahan
seiring dengan perkembangan zaman
yang terjadi pada organisasi-organisasi
sektor publik menuntut para stakeholder organisasi
untuk bisa beradaptasi dengan kondisi
perubahan yang terjadi. Kantor Kecamatan Singkep, merupakan basis sentral pemerintahan tingkat kecamatan
yang memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian operasional pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Camat. Kemudian
berkaitan dengan peran Kecamatan
Singkep sebagai Kecamatan
yang paling maju serta berpenduduk paling padat di Kabupaten
Lingga menjadikan Kantor Kecamatan Singkep memiliki
peran strategis dalam
pembangunan wilayah kecamatan.
Berdasarkan hasil obesrvasi dapat dsimpulkan terdapat beberapa aspek
akuntabilitas dan kinerja yang belum mencapai target 100% seperti pada bidang
pelayanan administrasi perkantoran, kesediaan sarana dan peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur. Hal itu semua menjadi pekerjaan rumah instansi Kecamatan
Singkep dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja instansinya. Hal tersebut
menjadi permasalahan kinerja yang ada di Kantor Kecamatan Singkep.
Berdasarkan hasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2021 Nomor
08.a./KPTS/I/2021 menjelaskan mengenai hasil kinerja selama satu yang di
dalamnya memuat mengenai rencana kerja serta pencapaian serta kesesuaian
pelaksanaan program pelayanan dengan standar yang berlaku. Beriku adalah indikator
sasaran dari program yang dilaksanakan oleh Kantor Kecamatan Singkep pada tahun
2020:
Tabel
1. Realisasi Program Pelayanan Kantor Kecamatan Singkep
tahun 2020
No |
Indikator Sasaran |
Target |
Realisasi |
1 |
Presentase tersedianya pelayanan administrasi perkantoran |
100% |
96,52% |
2 |
Presentase tersedianya sarana dan prasarana aparatur |
100% |
96,01% |
3 |
Presentase tersedianya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur |
100% |
-% |
4 |
Presentase tersusunnya perencanaan, evaluasi, monitoring, dan
pelaporan program dan kegiatan |
100% |
99,19% |
5 |
Presentase tersedianya peningkatan peran kecamatan |
100% |
91,48% |
Sumber:
LAKIP Kantor Kecamatan Singkep 2020
Berdasarkan tabel di
atas dapat dijelaskan mengenai lima indikator yang menjadi sasaran program
pelayanan di Kantor Kecamatan Singkep. Pada indikator ke tiga tingkat realisasi
tidak terlaksana atau 0%, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur masih terdapat kekurangan aparatur di Kantor
Kecamatan Singkep saat ini. Penambahan jumlah aparatur dilaksanakan melalui
Analisa jabatan yang kemudian dilanjutkan dengan rekomendasi pembukaan lowongan
ASN pada seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) baik Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), penambahan
terakhir dari aparatur di Kantor Kecamatan Singkep adalah dalam bentuk formasi
Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Honorer Lepas di mana fungsi tersebut tidak
memadai untuk menjalankan beberapa tugas fungsional di Kantor Kecamatan Singkep
yang lazimnya harus dilaksanakan oleh seorang ASN yaitu PNS atau PPPK, hal
tersebut menyebabkan kekosongan pada beberapa fungsi pelayanan di Kantor
Kecamatan Singkep sehingga program pelayanan menjadi terhambat, serta dapat
disimpulkan tidak terdapat peningkatan sumber daya aparatur di Kantor Kecamatan
Singkep. Padahal dalam mengelola sebuah instansi dibutuhkan manajemen sumber
daya manusia (MSDM) yang baik, karena MSDM merupakan suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal sehingga
tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal
Berkaitan dengan indikator pelayanan administrasi perkantoran diisi dengan kegiatan pelayanan adminsitrasi seperti penyediaan jasa adminstrasi keuangan, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah dan semuanya hampi terlaksana dengan baik. Namun untuk program peningkatan peran kecamatan memiliki presentasi yang paling rendah di antara indikator lainnya hal tersebut dikarenakan masih kurangnya pastisipasi dan peran Kecamatan dalam kegiatan kemasyarakatan serta pembangunan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat desa, di mana program terfokus hanya pada kelurahan.
Indikator-indikator pada table 1, sebenarnya menjelaskan mengenai representasi dari fungsi kinerja yang ada pada Kantor Kecamatan Singkep, mengenai pencapaiannya adalah suatu output yang dapat dijadikan sebagai evaluasi ke depan, sehingga perlu untuk ditelusuri mengenai factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja tersebut.
Kelemahan peran strategis dalam pelayanan masih dapat dirasakan pada kinerja Kantor Kecamatan Singkep dimana respon dari pada pegawai terhadap beban kerja masih lambat, beberapa faktor seperti status kepegawaian, tunjangan, insentif, sarana kerja menjadi penyebab dari keterlambatan respon tersebut, pada sisi lain tuntutan pekerjaan terus menerus datang dan harus segera diselesaikan, proses penyelenggaraan pemerintahan dalam skala kecamatan membutuhkan komposisi sumber daya manusia yang tanggap respon dan kemampuan berdasarkan kualifikasi serta kompetensinya.
Sebagai salah satu agen dalam memberikan pelayanan publik, organisasi sektor publik dalam hal ini adalah organisasi pemerintahan tetap
membutuhkan standar kinerja
bagi para aparaturnya dalam mengutamakan profesionalisme, pelayanan yang berkualitas serta pelayanan yang berbasis new public services
Terdapat beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu kepemimpinan transformasional, budaya orgnaisasi serta lingkungan kerja, di mana faktor-faktor
tersebut dapat secara terintegrasi mempengaruhi level kinerja suatu organisasi dan tentunya masing-masing memberikian implikasi
Permasalahan terjadi ketika tidak terdapat suatu effort dalam penyelesaian tugas sehingga pekerjaan diselesaikan dengan hasil seadanya atau dengan kualitas yang minim. Output utama dalam hal ini adalah pelayanan yang diberikan, dengan adanya kinerja internal yang minim maka dapat dipastikan pelayanan yang diberikan juga tidak memliki kualitas yang baik.
Pengaruh teknologi dan digitalisasi pada sistem pekerjaan juga menjadi tantangan tersendiri, pada sisi lain, perkembangan teknologi seharusnya memberikan akses kemudahan bagi setiap aparatur pemerintahan dalam menjalankan tugasnya, namun keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pelatihan menyebabkan pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan berkualitas.
Digitalisasi memberikan peranan penting dalam proses penyelenggaraan pemerintahan termasuk pada skala kecamatan. Adanya konsep E-Government memberikan maksud untuk pemebrian akses pekerjaan yang lebih sederhana dan terintegrasi dengan cara mengurangi proses manual. Hal tersebut tentunya menjadi tuntutan dalam pekerjaan yang ada di Kantor Kecamatan Singkep.
Kinerja sangat dipengaruhi oleh sistem pendelegasiannya dalam hal ini adalah kinerja pemimpin. Konsep Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang kharismatik dan mempunyai peran sentral serta strategi dalam membawa organisasi mecapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Permasalahan dari kepemimpinan di Kantor Kecamatan Singkep adalah adanya kesulitan bagi peran Camat dalam melakukan pendelegasian tugas serta kurangnya pemahaman para aparatur dalam mencerna informasi dan instruksi dari pimpinanya.
Keistimewaan dari kepemimpinan transformasional dari jenis-jenis
kepemimpinan lainnya dapat dilihat dari kelengkapan aspek dalam
kepemimpinan tersebut
Selain itu kepemimpinan transformasional memiliki ciri penting yaitu kemampuan dalam beradaptasi, hal ini sangat penting dalam menghadapi perubahan fenomena atau perubahan kebijakan organisasi yang bersifat fluktuatif. Pemimpin dituntut harus memiliki pemikiran terbuka dan menerima semua jenis keadaan. Hal terakhir yang menonjol dari kepemimpinan transformasional adalah sifat progresif, atau berani dalam membuat perubahan ke arah yang lebih baik.
Kinerja juga dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya ini menjelaskan mengenai fungsi struktural organisasi dan adanya konsep pendelegasian bawahan sehingga mengandung resiko kesenjangan beban kerja. Permasalahan di Kantor Kecamatan Singkep adalah terdapatnya kesenjangan beban kerja di mana hal tersebut dipengaruhi oleh status kepegawaian para aparatur. Para pegawai yang berstatus tenaga honorer lepas merasakan bahwa beban kerja yang mereka tanggung lebih banyak dan adanya ketidakadilan dalam pelaksanaan tugas.
Selain itu, lingkungan kerja juga dapat memberikan implikasi
terhadap pengaruh dari
kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Linkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya dan merupakan
segala sesuatu yang ada disekitar
para pekerja/karyawan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
Beberapa penelitian yang dilakukan berkaitan
dengan pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya
orgnaisiasi yang pernah dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dikarenakan
adanya kesepakatan dan kesepemahaman para pegawai terhadap
keinginan pemimpinnya sehingga
dapat meningkatkan mutu kinerja
Penelitian ini dilakukan guna melanjutkan penelitian
Berdasarkan hasil studi dilapangan dapat dijelaskan bahwa masih terdapat beberapa kasus yang merepresentasikan kurangnya profesionalisme kinerja dan koordinasi antar sesama pegawai sehingga aktivitas yang dilakukan tidak mengarah kepada tujuan dan sasaran instansi. Peran kepemimpinan yang masih harus ditunjukan dan budaya kinerja disiplin sesuai dengan prosedur serta perbaikan lingkungan kerja baik fisik dan non-fisik merupakan variabel yang dapat membentuk faktor sentral tersebut.
Permasalahan di atas akan sangat mempengaruhi efektifitas dari berjalannya sistem Pemerintahan di Kecamatan, hal ini akan berpengaruh pada bentuk layanan yang diberikan. Kemudian pada akuntabilitas yang dilaporkan ke dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Dearah (LPPD) tentu akan mempengaruhi pada bagian pelayanan publik. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di mana Kecamatan Singkep belum pernah mendapatkan nilai A pada SAKIP yang diberikan oleh pihak Aparat Pengawasan Intern Pemerintahan (APIP).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan kinerja merupakan permasalahan yang dinamis yang berarti akan selalu mengalami perubahan terutama terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan dan budaya di dalam orgnaisasi. Penulis merasa bahwa permasalahan tersebut layak untuk ditelusuri dan dikaji secara ilmiah melalui sebuah penelitian, oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.
Metode Penelitian
Jenis penelitian dalam artikel ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Sumber data dalam
penelitian ini ada data primer yang merupakan data asli yang diambil dari
kuesioner kepada responden yang merupakan pegawai kantor Kecamatan Singkep
Artikel ini menggunakan
instrument dalam melakukan pengumpulan data, di mana instrument penelitian
digunakan untuk menghasilkan data kualitatif, dengan instrument berupa skala
Pilihan Jawaban |
Skor |
Sangat setuju/selalu/sangat positif |
1 |
Setuju/sering/positif |
2 |
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral |
3 |
Tidak setuju/jarang/negatif |
4 |
Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif |
5 |
Penelitian ini
melakukan metode pengumpulan data secara survei dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data, di mana responden dapat mengisi baik pertanyaan atau pernyataan,
kemudian setelah diisi dengan
lengkap, responden tersebut mengembalikan kepada peneliti
Analisis data dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif guna membantu peneliti dalam memahami
dan menjumlahkan data sehingga dapat digambarkan dan dideskripsikan dengan baik
Y =
α + b1X1 + b2X2 + b3X3 e
Dimana:
Y = Variabel Kinerja Pegawa
α = nilai konstan
b1, = koefisien regresi Kepemimpinan Transformasional
X1 = Variabel Kepemimpinan Transformasional
b1, = koefisien regresi Kepemimpinan Transformasional
X2 = Variabel Budaya Organisasi
b2, = koefisien regresi Budaya Organisasi
X3 = Variabel Lingkungan Kerja
b3, = koefisien regresi Lingkungan Kerja
e = Error Term
Analisa determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Rumus mencari koefisien determinasi dengan dua variabel independen adalah sebagai berikut:
Hasil
dan Pembahasan
Dalam menjelaskan variable kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan lingkungan kerja serta kinerja kantor kecamatan Singkep maka dibutuhkan statistik despkriptif yang menjelaskan keterlibatan responden dalam penelitian ini.
Jenis Kelamin Responden
Tabel 3. Jenis Kelamin Responden
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Laki-Laki |
22 |
53,7 |
53,7 |
53,7 |
Perempuan |
19 |
46,3 |
46,3 |
100,0 |
|
Total |
41 |
100,0 |
100,0 |
|
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Ver
23 (2022)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dari 41 responden terdapat 53,7%
laki-laki atau sebayak 22 orang sedangkan perempuan adalah sebanyak
46,3% atau 19 orang.
Usia Responden
Tabel 4. Usia
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative
Percent |
|
Valid |
≤ 25 tahun |
5 |
12,2 |
12,2 |
12,2 |
26-30 tahun |
3 |
7,3 |
7,3 |
19,5 |
|
31-35 tahun |
9 |
22,0 |
22,0 |
41,5 |
|
36-40 tahun |
6 |
14,6 |
14,6 |
56,1 |
|
41-45 tahun |
8 |
19,5 |
19,5 |
75,6 |
|
46-50 Tahun |
6 |
14,6 |
14,6 |
90,2 |
|
> 50 tahun |
4 |
9,8 |
9,8 |
100,0 |
|
Total |
41 |
100,0 |
100,0 |
|
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Ver 23 (2022)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dari 41 responden, usia yang paling banyak adalah berada pada rentang
31-35 tahun yaitu sebesar 22% atau sebanyak 9 orang sedangkan usia yang paling
sedikit adalah pada rentang 26-30 tahun yaitu sebesar 7,3% atau sebanyak 3
orang.
Status Kepegawaian Responden
Tabel 5. Status Pekerjaan
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative
Percent |
|
Valid |
Pegawai Negeri Sipil |
13 |
31,7 |
31,7 |
31,7 |
Pegawai Tidak Tetap (PTT) |
17 |
41,5 |
41,5 |
73,2 |
|
Pegawai Honorer (THL) |
10 |
24,4 |
24,4 |
97,6 |
|
Tenaga Sukarela, Pendamping dan lain-lain |
1 |
2,4 |
2,4 |
100,0 |
|
Total |
41 |
100,0 |
100,0 |
|
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Ver 23 (2022)
Berdasarkan tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa dari 37 responden, pegawai dengan status sebagai
Pegawai Tidak Tetap adalah adalah yang paling banyak yaitu sebesar 40,5% atau
sebanyak 15 orang, sementara pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil hanya
sebesar 43,4% atau sebanyak 12 orang, sedangkan status kepegawaian yang paling
sedikit adalah tenaga sukarela yaitu hanya ada 1 orang.
Pendidikan Responden
Tabel 6. Pendidikan
|
Frequency |
Percent |
Valid
Percent |
Cumulative
Percent |
|
Valid |
S-1 (Sarjana) / D4 (Sarjana Terapan) |
16 |
39,0 |
39,0 |
39,0 |
D-1/D-2/D-3 (Diploma) |
4 |
9,8 |
9,8 |
48,8 |
|
SMA Sederajat |
21 |
51,2 |
51,2 |
100,0 |
|
Total |
41 |
100,0 |
100,0 |
|
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
Ver 23 (2022)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dari 41 responden, pegawai dengan jenjang pendidikan paling banyak adalah
SMA sederajat yaitu sebesar 51,2% atau sebanyak 21 orang, sedangkan pegawai
dengan pendidikan terakhir S-1 atau D4 adalah sebesar 39% atau sebanyak 16
orang.
Pembahasan
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional (X1) terhadap Kinerja Kantor
Kecamatan (Y).
Budaya
Organisasi (X2) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Kantor Kecamatan (Y).
Lingkungan
Kerja (X3) terhadap Kinerja Kantor Kecamatan (Y).
Lingkungan kerja merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari suatu organisasi. Setiap organisasi pasti akan menciptakan lingkungan kerjanya sendiri. Berdasarkan hasil regresi dapat dilihat nilai signifikansi dari variabel lingkungan kerja (X3) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja kantor Kecamatan Singkep.
Hasil tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Berkaitan dengan lingkungan kerja yang ada di Kantor Kecamatan Singkep dapat dijelaskan bahwa sarana dan prasarana menjadi kebutuhan vital dalam proses pelakanaan tugas. Sebagai contoh keberadaan kendaraan dinas sangat dibutuhkan oleh seksi pemerintahan, keamanan dan ketertiban di Kantor Kecamatan Singkep, dikarenakan penugasan survey ke daerah-daerah yang berada di lingkup kecamatan memiliki jarak yang cukup jauh. Hal tersebut juga berlaku bagi seksi perencanaan dan evaluasi yang membutuh kan perangkat/device komputer serta jaringan internet yang memadai dalam menyelesaikan proses perencanaan kecamatan.
Kondisi fisik bangunan dan ruang kantor Kecamatan Singkep saat ini dapat dikatakan cukup untuk menampung pegawai yang bertugas, namun kebutuhan dalam pembangunan serta penambahan ruangan kerja tetap dibutuhkan mengingat masih banyak dibutuhkannya tenaga aparatur di kecamatan. Secara umum kondisi lingkungan kerja di Kantor Kecamatan Singkep telah penuhi walaupun terdapat beberapa aspek yang masih perlu ditambah. Keberadaan lingkungan tersebut memberikan dampak efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan tugas para aparatur kecamatan.
Kesimpulan
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembangunan ekonomi memiliki unsur-unsur pokok dan sifat yang mencakup beberapa
aspek kunci. Pertama, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang
menandakan adanya perubahan yang terjadi secara kontinu. Kedua, pembangunan
ekonomi merupakan usaha yang bertujuan meningkatkan pendapatan per kapita.
Selanjutnya, peningkatan pendapatan per kapita harus berlangsung secara
berkelanjutan dalam jangka panjang. Terakhir, pembangunan ekonomi melibatkan
perbaikan sistem kelembagaan di berbagai sektor, termasuk ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan budaya. Sistem kelembagaan ini dapat dilihat melalui dua
aspek, yaitu perbaikan dalam aturan main (rule of the games), baik aturan
formal maupun informal, dan organisasi (players) yang mengimplementasikan
aturan main tersebut. Dengan demikian, pembangunan ekonomi bukan hanya terfokus
pada aspek pendapatan semata, melainkan juga menekankan pentingnya perubahan
berkelanjutan, perbaikan kelembagaan, dan upaya lintas sektor untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BIBLIOGRAFI
Adams, J., Khan,
H. T., Reaside, R., & White, D. I. (2007). Research Methods for
Graduate Business and Social Science Students. India: SAGE Publications
India.
Alex, N. (2015). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, S. (2013). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Babbie, E. (2014). The
Basics of Social Research. United States of America: Cengage Learning.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gita, R., & Yuniawan, A.
(2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. BPR Arta Utama
Pekalongan). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, 161-170.
Josephine, A., &
Harjanti, D. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada
Bagian Poduksi melalui Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening pada PT.
Trio Corporate Plastic (Tricopla). AGORA, 5(3), 1-8.
Jr, R. W., Raffo, D. M.,
& Clark, L. A. (2018). Charisma as an attribute of transformational
leaders: what about credibility? Journal of Management Development, 37(6),
512-524.
Jr., J. F., Black, W. C.,
Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2014). Multivariated Data Analysis
(7th Edition). Upper Saddle Rivers: Pearson Prentice Hall.
Jr., J. F., Hult, G. T.,
Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2016). A Primer on Partial Least
Squares Strutural Equation Modeling (PLS-SEM) (Second Edition).
California: SAGE Publications, Inc.
Likert, R. (1932). A Technique
for The Measurement of Attitudes. Archives of Psychology. APA PsycNet,
1-54.
Mahkota, N. W., Sintaasih,
D. K., & Rahyuda, A. G. (2017). Pengarug Kepemimpinan Transformasional
dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan pada
PT. Sasjam Riri di Kabupaten Gianyar. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 6(11), 3985-4014.
Marwansyah. (2010). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Muhajir, H. M. (2016). Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, dan Teamwork terhadap
Kinerja Organisasi Pondok Pesantren Modern di Kabupaten Ponorogo. Malang:
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Muhith, A., & Setiawan,
B. A. (2013). Transformational Leadership. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Setiawan, B. A., &
Muhith, A. (2013). Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2016). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan
R&D, Cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, D. (2013). Dasar-Dasar
Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: CAPS.
Tutu, R. V., Areros, W. A.,
& Gogahang, J. J. (2022). Pengaruh Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT. Astra Inernational Daihatsu Tbk Cabang Manado. Productivity,
3(1), 24-29.
Copyright holder: Keizzy Dalfi, Razak Persada, Agus Susanto (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |