Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 3, Maret 2024
PENGARUH SERVICE QUALITY,
CUSTOMER SATISFACTION, PERCEIVED VALUE, DAN CORPORATE IMAGE TERHADAP
CUSTOMER LOYALTY PADA BANK CENTRAL ASIA DKI JAKARTA DENGAN TRUST
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Sherly Marcheline1*, Lamhot Henry
Pasaribu2
Universitas Pelita Harapan, Tangerang,
Banten, Indonesia1,2
Email: [email protected]1*, [email protected]2
Perbankan merupakan salah satu industry yang sangat
penting dalam perekonomian di Indonesia. Sektor perbankan menyediakan berbagai
macam produk termasuk didalamnya layanan jasa terkait keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dari Service Quality,
Customer Satisfaction, Perceived Value
dan Corporate Image oleh bank BCA di DKI Jakarta
terhadap Customer Loyalty melalui mediasi variable Trust. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui
survey secara daring terhadap 120 sampel responden dan dianalisa menggunakan
perangkat lunak Smart-PLS. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Service
Quality, Perceived Value dan Corporate Image berpengaruh positif
terhadap variabel mediasi trust. Selain itu, Perceived Value dan Corporate
Image berpengaruh positif terhadap variabel Customer Loyalty.
Variabel trust sendiri juga berpengaruh positif signifikan terhadap
variabel Customer Loyalty. Namun, penelitian ini juga tidak mendukung
hubungan antara Customer Satisfaction terhadap Trust dan Customer
Loyalty serta tidak mendukung hubungan antara Service quality
terhadap Customer Loyalty. Sebagai bentuk dari implikasi manajerial,
penelitian ini menunjukan apabila Service Quality,
Customer Satisfaction, Perceived Value dan Corporate Image
sebagai hal yang penting dilakukan oleh industri perbankan.
Kata Kunci: Service
Quality, Customer Satisfaction, Perceived Value, Corporate Image, Trust,
Customer loyalty
Abstract
Banking is one of the most
important industries in the Indonesian economy. The banking sector provides a
variety of products including financial-related services. This research aims to
find out the influence of Service Quality, Customer Satisfaction, Perceived
Value and Corporate Image by BCA bank in DKI Jakarta on Customer Loyalty
through the mediation of the Trust variable. This research uses a quantitative
approach through an online survey of 120 sample respondents and analyzed using
Smart-PLS software. The results of this research show that Service Quality,
Perceived Value and Corporate Image have a positive effect on the mediating
variable trust. Apart from that, Perceived Value and Corporate Image have a
positive effect on the Customer Loyalty variable. The trust variable itself
also has a significant positive effect on the Customer Loyalty variable.
However, this research also does not support the relationship between Customer
Satisfaction and Trust and Customer Loyalty and does not support the relationship
between Service Quality and Customer Loyalty. As a form of managerial
implication, this research shows that Service Quality, Customer Satisfaction,
Perceived Value and Corporate Image are important things for the banking
industry.
Keywords: Service
Quality, Customer Satisfaction, Perceived Value, Corporate Image, Trust,
Customer loyalty
Bank merupakan badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian
menyalurkannya dalam bentuk kredit. Hal ini bertujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan Nasional suatu negara agar dapat tercapai pembangunan
yang merata. Bank berkewajiban menjembatani proses produksi dan konsumsi yang
ada dalam suatu negara. Melalui perputaran kas yang dihimpun, Bank memberikan
pinjaman kepada usaha kecil hingga besar agar kegiatan produksi dapat berjalan
dengan baik. Dengan produksi yang berjalan baik, maka pertumbuhan ekonomi di
suatu negara dapat tercapai. Selain itu untuk membiayai perdagangan
Internasional, Bank menjadi sarana penghubung yang memperjualbelikan mata uang
asing atau valas sebagai sarana pembayaran antar negara.
Pemerintah turut menggunakan Bank
sebagai sarana penjualan surat Hutang yang digunakan untuk membiayai proyek
pembangunan pemerintah di berbagai daerah. Dalam percepatan global saat ini,
bank bahkan menjual produk asuransi yang kemudian dikenal sebagai produk bancassurance.
Semua dana yang digunakan oleh Bank berasal dari simpanan masyarakat dalam
bentuk tabungan dan deposito. Selisih
pendapatan dari Bunga Deposito dan Bunga kredit menjadi pendapatan bank.
Di zaman digitalisasi, hampir semua
orang membutuhkan akses untuk bertransaksi keuangan dimana hal ini secara tidak
langsung menunjukkan bahwa industri perbankan adalah industri yang menjanjikan.
Bahkan bank telah menciptakan berbagai aplikasi guna mempermudah percepatan
transaksi yaitu mobile banking. Setiap bank telah berlomba-lomba
mengoptimalkan untuk pengembangan aplikasi mobile banking ini. Para
nasabah diberikan pelayanan terbaik di setiap transaksi dengan harapan nasabah
merasa puas dan menjadi loyal.
Perbankan dalam memberikan
pelayanan wajib memenuhi lima kriteria service quality yaitu bukti
langsung, jaminan, daya tanggap, kehandalan dan empati
Penelitian mengenai Customer
loyalty ini dinilai sangat menarik untuk menjelaskan apa saja yang menjadi
faktor didalamnya yang berpengaruh signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ini menjadi faktor independen dalam penelitian ini. Beberapa faktor independen
diantaranya yakni Service Quality, Customer Satisfaction, Perceived Value dan
Corporate Image itu sendiri. Trust
menjadi salah satu variabel yang dianggap cocok sebagai variabel mediasi bagi Customer
Loyalty.
Dalam dunia perbankan, Trust memiliki
komponen penting yang harus dimiliki oleh bank. Suatu keberhasilan bank terukur
dari banyaknya transaksi dan solusi yang dapat digunakan. Namun, untuk mencapai
ukuran tersebut, bank memerlukan trust dari konsumen. Bank dapat terus
beroperasi karena memperoleh kepercayaan dari masyarakat yang menitipkan uang
mereka dimana dana tersebut diputar kembali oleh bank dalam bentuk kredit.
Menurut pandangan
Kemudian variable yang akan diuji
sebagai variable independent pertama adalah service Quality. Variabel
ini merupakan salah satu indicator penting dalam berbagai penelitian yang
banyak mempengaruhi loyalitas konsumen. Penelitian dari
Selain service quality, customer
satisfaction merupakan variabel berikutnya yang akan diuji pengaruhnya
terhadap customer loyalty.
Perceived Value adalah variabel selanjutnya yang
akan penulis uji. Perceived Value didefinisikan sebagai sebuah
subjektivitas dan konsep pribadi terhadap produk, layanan serta hubungan
Perceived Value dapat berupa berbagai macam
nilai semisalnya waktu yang dihemat, status sosial yang baik, nilai kesehatan
atau nilai lingkungan. Setiap bisnis mencoba untuk menonjolkan berbagai macam
nilai yang bermanfaat bagi masyarakat melalui produk dan jasa yang ditawarkan.
Kepuasan dan loyalitas tidak hanya bergantung dari harga dan produk, namun juga
nilai yang mampu diperoleh pelanggan pada saat menggunakan produk tersebut.
Variabel independen terakhir yang
akan diuji adalah Corporate Image. Penelitian dari
Penelitian ini berbeda dari
penelitian sebelumnya dan bukan merupakan replikasi dari penelitian yang telah
ada. Selain perbedaan variabel yang diteliri, hal ini dilihat dari sisi
populasi dan sampel dimana kami mengambil sampling dari PT Bank BCA di kota DKI
Jakarta. Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian yang
telah pernah diteliti yaitu penelitian dari
Pada tahun 2022, BCA berhasil
meraih gelar “World’s Best Banks 2022” dimana menjadi Peringkat pertama
di Indonesia versi Forbes. Aplikasi mobile dari BCA yaitu BCA Mobile
merupakan aplikasi perbankan yang paling banyak digunakan pada tahun 2022
menurut survey dari Populix. Penetrasi pengguna terbanyak berasal dari Ibu Kota
Jakarta. Komposisi Volume transaksi BCA Mobile pada tahun 2022 di kuarter II
tembus 3,61 miliyar kali transaksi.
Dari segi kredit, BCA mampu
menyalurkan Rp 711,3 Triliun di sepanjang 2022 (Kompas, 2023). Hal ini ditopang
oleh kredit korporasi yang menjadi kontributor terbesar bagi BCA dalam
penyaluran kredit. Selain dari segmen korporasi, pertumbuhan kredit BCA juga
datang dari segmen Kredit konsumen yang menyumbang Rp 171,3 triliun dan kredit
SME Komersil di Rp 210,2 triliun spanjang tahun 2022. BCA terus berkomitmen
memajukan perusahaan dan juga negara melalui support penyaluran kredit sebagai
penopang perekonomian Indonesia.
Dari rumusan tersebut, maka
peneliti tertarik untuk mengambil Bank BCA sebagai subjek dari penelitian ini
dengan menguji 4 variabel independent yaitu Service Quality, Customer
Satisfaction, Perceived Value, dan Corporate Image terhadap variable
dependen yaitu Customer Loyalty dimana Customer Trust sebagai
variabel mediasi. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, masih banyak
hasil penelitian yang bervariasi dan tidak konsisten dengan teori yang ada.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka tujuan dari penulisan penelitian ini adalah:
1)
Untuk
Mengetahui hubungan Service Quality terhadap Trust pada nasabah
Bank BCA di Jakarta
2)
Untuk
Mengetahui hubungan Customer Satisfaction terhadap Trust nasabah
pada Bank BCA di Jakarta
3)
Untuk
Mengetahui hubungan Perceived Value terhadap Trust pada nasabah
Bank BCA di Jakarta
4)
Untuk
Mengetahui hubungan Corporate Image terhadap Trust pada nasabah
Bank BCA di Jakarta
5)
Untuk
Mengetahui hubungan Service Quality terhadap Customer Loyalty
pada nasabah Bank BCA di Jakarta
6)
Untuk
Mengetahui hubungan Customer Satisfaction terhadap Customer Loyalty
pada nasabah Bank BCA di Jakarta
7)
Untuk
Mengetahui hubungan Perceived Value terhadap Customer Loyalty
pada nasabah Bank BCA di Jakarta
8)
Untuk
Mengetahui hubungan Corporate Image terhadap Customer Loyalty
pada nasabah Bank BCA di Jakarta
9)
Untuk
Mengetahui hubungan Trust terhadap Customer Loyalty pada nasabah
Bank BCA di Jakarta
Metode yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif, objek penelitian adalah individu yang merupakan nasabah
bank BCA, dan populasi adalah seluruh nasabah bank BCA di Jakarta per 2023,
yang diasumsikan sekitar 10 juta orang. Sampel yang diperoleh menggunakan rumus
Slovin dan teknik sampling probability, yaitu simple random sampling, dengan
jumlah sampel yang diperoleh sebesar 400 orang.
Untuk mengumpulkan data, penelitian
ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini, kuesioner akan digunakan
dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
tanggapan individu terhadap objek sosial tertentu dan memberikan pilihan
variasi yang mencakup rentang dari sangat positif hingga sangat negatif sebagai
ukuran respons yang diberikan.
Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode partial least square-structural equation
model (PLS-SEM). PLS-SEM adalah salah satu teknik statistik yang digunakan
dalam analisis data untuk menguji dan memodelkan hubungan antara
variabel-variabel dalam suatu system.
Analisis
Data Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, analisis
deskriptif variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik statistik
deskriptif melalui aplikasi Smart PLS 4 untuk mengamati sebaran nilai dari
variabel tersebut. Sesuai dengan penjelasan Suliyanto (2018), dalam analisis
deskriptif variabel digunakan metrik tendensi sentral seperti rata-rata,
median, dan modus, serta metrik penyebaran seperti deviasi standar, varian, dan
rentang. Dalam penelitian ini, kami memanfaatkan nilai minimum, maksimum,
deviasi standar, dan rata-rata.
Penelitian ini menggunakan analisis
Inferensial yang dilakukan untuk menguji outer model dan inner model. Analisis
ini menggunakan penelitian Perangkat Lunak SmartPLS versi 4.9.0.4.
Dalam penelitian ini, data utama
yang dianalisis berasal dari hasil survei yang dilakukan terhadap responden.
Survei ini dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji secara
awal untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya, berdasarkan hasil uji awal
instrumen pada penelitian sebelumnya.
Outer Model
Analisis outer model yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji
validitas dan realibilitas. Hasil dari pengujian outer model dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukan hasil
pengolahan data responden menggunakan perangkat lunak SmartPLS.
Gambar 1. Hasil Outer model
Penelitian
Sumber: Data hasil olahan penelitian (2023)
Indicator Reliability
Indicator Reliability merujuk pada
sejauh mana sebuah indikator atau alat ukur dapat diandalkan untuk mengukur
atau mengukur sesuatu dengan konsisten dan akurat. Nilai outer loadings masing-masing indikator harus lebih dari 0,70 untuk
menunjukkan suatu indikator telah reliable
(Hair et al., 2019).
Tabel 1. Hasil Pengujian Outer Loadings
|
SQ |
SAT |
CPV |
IMG |
TST |
LTY |
SQ1 |
0.783 |
|
|
|
|
|
SQ2 |
0.677 |
|
|
|
|
|
SQ3 |
0.810 |
|
|
|
|
|
SQ4 |
0.568 |
|
|
|
|
|
SQ5 |
0.655 |
|
|
|
|
|
SQ6 |
0.804 |
|
|
|
|
|
SAT1 |
|
0.905 |
|
|
|
|
SAT2 |
|
0.911 |
|
|
|
|
SAT3 |
|
0.929 |
|
|
|
|
CPV1 |
|
|
0.820 |
|
|
|
CPV2 |
|
|
0747 |
|
|
|
CPV3 |
|
|
0.878 |
|
|
|
CPV4 |
|
|
0.828 |
|
|
|
IMG1 |
|
|
|
0.848 |
|
|
IMG2 |
|
|
|
0.764 |
|
|
IMG3 |
|
|
|
0.746 |
|
|
IMG4 |
|
|
|
0.861 |
|
|
IMG5 |
|
|
|
0.807 |
|
|
TST1 |
|
|
|
|
0.827 |
|
TST2 |
|
|
|
|
0.798 |
|
TST3 |
|
|
|
|
0.894 |
|
TST4 |
|
|
|
|
0.889 |
|
LTY1 |
|
|
|
|
|
0.891 |
LTY2 |
|
|
|
|
|
0.887 |
LTY3 |
|
|
|
|
|
0.819 |
LTY4 |
|
|
|
|
|
0.823 |
Sumber
: Data hasil olahan penelitian (2023)
Berdasarkan data dalam tabel
tersebut, sebagian besar nilai outer loadings dari setiap indikator dalam
penelitian ini melebihi 0,70. Terdapat dua indikator yang memiliki nilai kurang
dari 0,70, yaitu SQ2, SQ4, dan SQ5. Namun, setelah dipertimbangkan kembali
dengan memeriksa nilai AVE pada skala SQ, yang memenuhi persyaratan rata-rata
varians yang diekstrak (AVE >0,50), atau dengan memastikan bahwa validitas
diskriminan telah sesuai dengan standar, indikator SQ2, SQ4, dan SQ5 tetap
disertakan dalam analisis.
Construct Reliability
Construct reliability merujuk pada sejauh mana
indikator-indikator yang digunakan dalam suatu konstruk atau konsep tertentu
mengukur konstruk tersebut secara konsisten dan akurat. Ini adalah istilah yang
sering digunakan dalam konteks pengembangan dan validasi instrumen pengukuran,
terutama dalam bidang psikometri dan penelitian sosial.
Construct reliability penting dalam memastikan bahwa
konstruk yang diukur oleh indikator-indikator tersebut dapat diandalkan dan
dapat dijadikan dasar untuk membuat kesimpulan yang valid. Pengukuran Construct
reliability menggunakan pendekatan Cronbach's Alpha atau Composite
Reliability.
Tabel 2. Hasil Pengujian Construct Reliabilty
Variabel |
Cronbach's Alpha |
Composite Reliability |
Keterangan |
Service
Quality |
0,813 |
0,832 |
Reliabel |
Customer
Satisfaction |
0,903 |
0,905 |
Reliabel |
Perceived
Value |
0,841 |
0,872 |
Reliabel |
Corporate
Image |
0,864 |
0,867 |
Reliabel |
Trust |
0,875 |
0,881 |
Reliabel |
Customer
Loyalty |
0,877 |
0,879 |
Reliabel |
Sumber
: Data hasil olahan penelitian (2023)
Berdasarkan pada hasil pengujian
yang diuraikan pada tabel 2, kontruk pada penelitian ini dikatakan reliabel
dimana hal ini tercermin dari nilai Cronbach’s Alpha yang memiliki
rentang dari 0,813 hingga 0,903. Nilai Composite Reliability yang
berhasil diuji juga memiliki rentang nilai dari 0,832 hingga 0,905 dimana kedua
nilai tersebut telah memenuhi minila syarat uji reliabel yaitu > 0,7.
Convergent
Validity
Convergent validity membantu menilai sejauh mana suatu
instrumen dapat dianggap valid karena kemampuannya untuk mengukur konsep yang
seharusnya diukur, dan hasilnya sesuai dengan instrumen lain yang telah diakui
validitasnya dalam mengukur konsep serupa. Hair et al. (2015) membahas AVE (Average
Variance Extracted) dalam konteks convergent validity, dimana
penggunaan AVE sebagai salah satu ukuran untuk mengevaluasi sejauh mana
indikator-indikator suatu konstruk saling berkorelasi dan berkontribusi
terhadap varians konstruk tersebut. Nilai AVE yang direkomendasikan untuk
membuktikan bahwa konsep penelitian telah valid menurut Hair et al (2019)
adalah lebih besar dari 0,50.
Tabel 3. Hasil pengujian Convergent Validity
Konstruk |
AVE |
Keterangan |
Service
Quality |
0,521 |
Valid |
Customer
Satisfaction |
0,838 |
Valid |
Perceived
Value |
0,672 |
Valid |
Corporate
Image |
0,650 |
Valid |
Trust |
0,728 |
Valid |
Customer
Loyalty |
0,732 |
Valid |
Sumber: Data hasil olahan penelitian (2023)
Berdasarkan hasil uji validitas
yang dilihat dari nilai AVE, penelitian ini telah dianggap valid karena
memiliki nilai AVE dalam rentang 0,521 hingga 0,838 dimana nilai tersebut telah
> 0,50.
Discriminant
Validity
Setelah menyelesaikan analisis
validitas konvergen, penelitian ini melanjutkan dengan melakukan uji validitas
sebagai langkah terakhir sebelum menggunakan data untuk menguji hipotesis
penelitian. Uji validitas diskriminan dilaksanakan dengan tujuan menunjukkan
perbedaan antara konstruk penelitian yang satu dengan konstruk penelitian
lainnya, serta untuk mengukur esensi dari apa yang akan diuji (Hair et al.,
2019).
Pengukuran validitas diskriminan
dalam penelitian ini mengacu pada nilai Fornell-Lacker, di mana
perbandingan dilakukan antara akar nilai Average Variance Extracted
(AVE) dengan korelasi antar variabel laten. Keabsahan data pada penelitian ini
akan diakui jika akar nilai AVE lebih besar daripada korelasi antara konstruk
yang berbeda (Hair et al., 2019).
Tabel 4. Hasil pengujian Fornell-Lacker
|
CPV |
IMG |
LTY |
SAT |
SQ |
TST |
CPV |
0.820 |
|
|
|
|
|
IMG |
0.748 |
0.806 |
|
|
|
|
LTY |
0.804 |
0.856 |
0.876 |
|
|
|
SAT |
0.759 |
0.847 |
0.823 |
0.915 |
|
|
SQ |
0.697 |
0.736 |
0.780 |
0.722 |
0.805 |
|
TST |
0.818 |
0.856 |
0.853 |
0.828 |
0.818 |
0.871 |
Sumber: Data hasil olahan penelitian (2023)
Tabel 4 memperlihatkan hasil uji
validitas diskriminan pada data yang dihasilkan dari survei penelitian ini.
Berdasarkan temuan tersebut, akar nilai Average Variance Extracted (AVE)
untuk setiap konstruk secara individual melebihi nilai korelasi dengan konstruk
lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini dapat
dianggap valid, di mana setiap konstruk penelitian menunjukkan nilai akar AVE
yang lebih tinggi daripada nilai korelasi dengan konstruk lainnya.
Inner
Model
Analisis inner model dalam konteks
penelitian ini memiliki tujuan untuk meramalkan interaksi antara variabel laten
dalam kerangka konstruk penelitian. Uji inner model yang dilaksanakan
melibatkan evaluasi multicollinearity, perhitungan R-square, dan uji
hipotesis. Proses uji inner model dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
SmartPLS versi 4, dengan menerapkan metode bootstrapping pada uji satu
arah (one-tailed).
Gambar 2. Hasil inner model penelitian
Sumber: Data hasil olahan penelitian (2023)
R-Square
R-Square atau koefisien determinasi
adalah ukuran yang mencerminkan seberapa besar variabel independen (eksogen)
dapat menjelaskan variasi dalam variabel terikat (endogen). R-Square juga
berfungsi sebagai indikator kemampuan model penelitian dalam menjelaskan dan
memprediksi fenomena. Sebuah nilai R-Square yang melebihi 0,75 menandakan
pengaruh yang kuat atau substansial, nilai 0,5 mencerminkan pengaruh yang
moderat, sedangkan nilai 0,25 menunjukkan bahwa variabel independen memiliki
pengaruh yang lemah terhadap variabel terikat (Hair et al., 2019).
Tabel 5. Hasil pengujian R-Square
|
R
Square |
Trust |
0,846 |
Customer
Loyalty |
0,843 |
Sumber: Data hasil olahan penelitian (2023)
Nilai R-Square sebesar 0,846
mengindikasikan bahwa variabel independen (Service Quality, Customer
satisfaction, Perceived Value dan Corporate Image) yang dimasukkan
dalam model penelitian mampu menjelaskan sekitar 84,6% dari variasi yang
terjadi dalam variabel terikat (trust) dimana sisanya 15,4% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak tergambarkan pada model penelitian. Secara umum,
semakin tinggi nilai R-Square, semakin besar kemampuan model untuk menjelaskan
variasi dalam variabel terikat. Selain itu Customer Loyalty
sebagai variabel terikat dipengaruhi oleh variabel Trust secara moderat
dengan nilai R-Square sebesar 0,843. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
variabel Customer loyalty dapat dijelaskan oleh variabel trust
sebesar 84,3% dan sisanya sebesar 15,7% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak tergambarkan pada model penelitian ini.
Uji
Hipotesis
Hipotesis diuji melalui evaluasi
nilai T-statistics dan P-values pada relasi antar variabel yang
menjadi fokus hipotesis. Hipotesis dianggap terdukung jika koefisien jalur
menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan sebelumnya, dan
jika nilai T-statistics melebihi ambang batas T-tabel, yaitu 1,96.
Selain itu, P-values mencerminkan probabilitas kesalahan yang mungkin
terjadi dari hasil analisis statistik. Tingkat alpha yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 10%.
Tabel 6.
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis |
Original Sample |
T
Statistics (|O/STDEV|) |
P
Values |
Keterangan |
H1. SQ ->TST |
0,301 |
2,836 |
0,002 |
Hipotesis didukung |
H2. SAT -> TST |
0,042 |
0,270 |
0,393 |
Hipotesis tidak didukung |
H3. CPV -> TST |
0,292 |
4,279 |
0,000 |
Hipotesis didukung |
H4. IMG -> TST |
0,380 |
3,388 |
0,000 |
Hipotesis didukung |
H5. SQ -> LTY |
0,127 |
1,081 |
0,140 |
Hipotesis tidak didukung |
H6. SAT -> LTY |
0,041 |
0,248 |
0,402 |
Hipotesis tidak didukung |
H7. CPV -> LTY |
0,196 |
1,733 |
0,042 |
Hipotesis didukung |
H8. IMG -> LTY |
0,414 |
2,824 |
0,002 |
Hipotesis didukung |
H9. TST -> LTY |
0,219 |
1,608 |
0,054 |
Hipotesis didukung |
Sumber: Data hasil olahan penelitian (2023)
Hasil uji statistik tersebut
menunjukkan bahwa dari kesembilan hipotesis, terdapat 3 hipotesis yang tidak
didukung dimana nilai t-statistik service quality bernilai1,081 terhadap
customer loyalty dimana hasil tersebut dibawah 1,96 dan p-values bernilai
0,140 yang lebih besar dari 0,05. Nilai t-statistik Customer satisfaction
bernilai 0,270 terhadap trust dimana hasil tersebut dibawah 1,96 dan p-values
bernilai 0,393 yang lebih besar dari 0,05. Selain itu, Nilai t-statistik Customer
satisfaction bernilai 0,248 terhadap Customer Loyalty dimana hasil
tersebut dibawah 1,96 dan p-values bernilai 0,402 yang lebih besar dari
0,05.
Pengujian
Hipotesis H1 (Service Quality berpengaruh
positif terhadap Trust)
Berdasarkan hasil penelitian,
hipotesis pertama ini didukung hasilnya dengan nilai path coefficient
sebesar 0,301 dimana t-statistic sebesar 2,836 dan p-values sebesar
0,002. Dari hasil ini, maka dapat dinyatakan bahwa Service Quality
berpengaruh positif terhadap Trust.
Service quality dari bank BCA dapat meningkatkan rasa trust bagi
nasabah Indonesia.
Penelitian ini juga didukung oleh
penelitian dari variabel yang serupa yaitu penelitian dari
Beberapa penelitian tersebut
menginvestigasi adanya pengaruh positif yang kuat dari service quality
terhadap trust. Keyakinan konsumen terhadap Bank BCA terbentuk saat
kualitas layanan yang disediakan oleh perusahaan dapat memenuhi apa yang
diinginkan, dibutuhkan, dan diharapkan oleh konsumen. Untuk membangun kepercayaan
ini, BCA harus konsisten dalam memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen, serta terus menjaga kualitas layanan yang
diberikan.
Pengujian
Hipotesis H2 (Customer Satisfaction berpengaruh
positif terhadap Trust)
Berdasarkan temuan penelitian yang
dilakukan, hipotesis kedua yang diajukan tidak mendapatkan dukungan empiris,
sebagaimana tercermin dari nilai koefisien jalur (path coefficient) sebesar
0,042. Analisis statistik menunjukkan bahwa nilai t-statistik sebesar 0,270
dengan nilai p-values sebesar 0,393. Hasil ini menunjukkan bahwa Service
Quality memiliki dampak yang relatif kecil terhadap Customer Loyalty.
Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengaruh Service Quality
terhadap Customer Loyalty pada nasabah Bank BCA cenderung rendah, dengan
tidak adanya dukungan signifikan terhadap rasa loyalitas nasabah.
Penelitian ini bertentangan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Omoregie (2019), yang menyatakan
bahwa Service Quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Customer
Loyalty. Nasabah yakin bahwa penyedia jasa layanan memiliki kompetensi yang
tinggi dalam menyediakan layanan mereka
Alasan ketiadaan
dukungan terhadap H2 dalam penelitian ini dapat dipahami dari respons kuesioner
nasabah yang menunjukkan penilaian "tidak setuju" dan
"netral" terhadap pernyataan yang menggali tingkat kepuasan yaitu “saya merasa
sangat puas dalam menggunakan BCA” serta “ saya merasa senang dalam menggunakan
BCA”. Nasabah terus menggunakan produk dan jasa Bank BCA namun sampai di suatu
batas telah tidak menjadikan hal kepuasan dan rasa senang menjadi tolak ukuran trust
mereka terhadap BCA
Pengujian
Hipotesis H3 (Customer Perceived Value
berpengaruh positif terhadap trust)
Berdasarkan hasil penelitian, Perceived
Value yang diperoleh nasabah bank BCA dapat meningkatkan rasa trust bagi
nasabah. Hasil pengujian hipotesis ketiga didukung dengan nilai path
coefficient sebesar 0,292 dimana t-statistic sebesar 4,279 dan p-values
sebesar 0,000. Dari hasil ini, maka dapat dinyatakan bahwa Customer
Perceived Value berpengaruh positif
terhadap Trust.
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengujian
Hipotesis H4 (Corporate Image
berpengaruh positif terhadap trust)
Berdasarkan hasil penelitian, Corporate
Image dari bank BCA dapat meningkatkan rasa trust bagi nasabah.
Pengujian hipotesis keempat ini didukung hasilnya dengan nilai path
coefficient sebesar 0,380 dimana t-statistic sebesar 3,388 dan p-values
sebesar 0,000.
Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saat pelanggan
menyadari bahwa suatu lembaga perbankan memiliki reputasi yang baik, mereka
cenderung untuk terus memilih bank tersebut sebagai tempat penyimpanan uang
mereka. Hal ini disebabkan oleh citra perusahaan yang mencerminkan berbagai
elemen perusahaan, termasuk manajemen perusahaan.
Pengujian
Hipotesis H5 ( Service Quality
berpengaruh positif terhadap Customer
Loyalty)
Berdasarkan
hasil penelitian, hipotesis kelima pada penelitian ini tidak didukung hasilnya.
Dapat dinyatakan bahwa variabel Service Quality
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Customer Loyalty pada
produk atau jasa Bank BCA di Indonesia.
Hasil tersebut dijelaskan
pada nilai P-values sebesar 0,140
dimana nilai tersebut > 0.10. Nilai path coefficient bernilai 0,127
dengan T-statistik bernilai 1,081. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
Alasan tidak
didukungnya H5 pada penelitian ini adalah terlihat dari hasil kuesioner nasabah
yang mengisi nilai tidak setuju dan netral pada pernyataan SQ3 dan SQ5 yang
menanyakan tentang service quality yaitu “Bank BCA selalu memberikan informasi terupdate mengenai suku bunga,
biaya atau penawaran khusus lainnya” dan “Jam Operasional BCA telah sesuai”.
Dari kedua poin tersebut, nasabah tidak merasa akan loyal dengan variabel yang
ada yaitu informasi update dan jam operasional.
Pengujian
Hipotesis H6 (Customer Satisfaction berpengaruh
positif terhadap Customer Loyalty)
Hasil penelitian pada hipotesis 6
menunjukkan bahwa Customer Satisfaction berpengaruh positif terhadap Customer
Loyalty tidak didukung. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan bukan
variabel yang penting dalam membentuk loyalitas
nasabah dalam bank BCA. Hal ini terlihat dari nilai Original sampel sebesar
0,041, nilai T-statistic sebesar 0,248 dan nilai P-values sebesar
0,402.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian dari
Nasabah terus menggunakan produk dan jasa Bank BCA namun sampai di
suatu batas telah tidak menjadikan hal kepuasan dan rasa senang menjadi tolak
ukur loyalitas mereka terhadap BCA. Konsumen BCA yang telah loyal tidak memandang
kepuasan sebegai hal yang penting karena
nasabah telah memahami BCA akan selalu memberikan pelayanan terbaik mereka
sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Pengujian
Hipotesis H7 (Customer Perceived Value
berpengaruh positif terhadap Customer
Loyalty)
Pada pengujian ini, hipotesis
ketujuh ini didukung hasilnya dengan nilai path coefficient sebesar
0,196 dimana t-statistic sebesar 1,733 dan p-values sebesar 0,042. Dari hasil
ini, maka dapat dinyatakan bahwa Customer Perceived Value berpengaruh positif terhadap Customer
Loyalty. Semakin tinggi nilai yang diciptakan bagi nasabah Bank BCA maka
tingkat loyalitas juga akan semakin baik.
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengujian
Hipotesis H8 (Corporate Image
berpengaruh positif terhadap Customer
Loyalty)
Hasil penelitian pada hipotesis H8
menunjukkan bahwa Corporate Image berpengaruh positif terhadap Customer
Loyalty didukung. Hal ini terlihat dari nilai Original sampel sebesar
0,414, nilai T-statistic sebesar 2,824 dan nilai P-values sebesar
0,002.
Hasil
pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Citra perusahaan yang
positif menciptakan fondasi kuat untuk membangun hubungan yang langgeng dengan
pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap merek atau perusahaan dipengaruhi oleh
citra yang terbentuk dari berbagai faktor, dan ini memiliki peran penting dalam
membentuk tingkat loyalitas yang tinggi dari pelanggan.
Pengujian
Hipotesis H9 (Trust berpengaruh
positif terhadap Customer Loyalty)
Berdasarkan pengujian yang
dilakukan, variabel Trust memiliki pengaruh posiif terhadap Customer
Loyalty. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian dimana nilai Original
sample sebesar 0,219, T-statistic
dan P-values berturut-turut bernilai 1,608 dan 0,054. Trust dari
pelanggan mampu menciptakan rasa loyalitas nasabah terhadap bank BCA.
Penelitian yang dilakukan oleh
Kepercayaan yang kuat pada
perusahaan dan layanannya akan menginspirasi konsumen untuk tetap setia. Ini
tercermin dalam penilaian trust yang tinggi, dimana konsumen merasa penyedia
layanan dapat dipercaya, jujur, dan dapat memenuhi komitmennya. Hal ini sejalan
dengan indikator loyalitas yang mengilhami pelanggan untuk kembali menggunakan
layanan dari Bank BCA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh service quality, Customer satisfaction, Perceived value dan Corporate
image terhadap Customer Loyalty dengan Trust sebagai variabel
mediasi. Dari sembilan
hipotesis pada penelitian ini, semua hipotesis didukung terkecuali hipotesis H2
(Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Trust), H5 (Pengaruh Service
Quality terhadap Customer Loyalty) dan H6 (Customer Satisfaction
terhadap Customer Loyalty).
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, pengaruh Corporate Image terhadap Customer Loyalty memiliki
nilai path coefficient yang paling tinggi yaitu 0,414 diikuti oleh
hubungan antara Corporate image terhadap variabel trust dengan
nilai path coefficient sebesar 0,380. Nilai Path Coefficient terendah
berada pada hubungan Customer Satisfaction terhadap customer loyalty
yaitu sebesar 0,041.
Pada model penelitian ini, keempat
variabel bebas (service quality, Customer satisfaction, Perceived
value dan Corporate image) berpengaruh positif pada variabel trust
dan customer loyalty. Hal ini mengindikasikan bahwa melalui service
quality, Customer satisfaction, Perceived value dan Corporate
image yang baik maka akan memberikan peningkatan pada rasa trust dan customer loyalty.
Ketiga Hipotesis yang tidak
didukung yaitu hipotesis H2 (Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Trust),
H5 (Pengaruh Service Quality terhadap Customer Loyalty) dan H6 (Customer
Satisfaction terhadap Customer Loyalty) dengan masing-masing nilai
p-values yang lebih dari 0.1% dimana pengaruh antara Customer
Satisfaction terhadap customer loyalty memiliki nilai paling besar
yaitu 0,402. Ketiga hubungan tersebut tidak secara signifikan mempengarui
kepercayaan dan rasa loyalitas konsumen di Bank BCA.
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1)
variabel Service Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel Trust nasabah bank BCA di DKI Jakarta, (2) penelitian ini tidak
mendukung hubungan Variabel Customer Satisfaction terhadap variabel Trust
nasabah bank BCA di DKI Jakarta, (3) variabel Perceived Value berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Trust nasabah bank BCA di DKI
Jakarta, (4) variabel Corporate Image berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel Trust nasabah bank BCA di DKI Jakarta, (5) penelitian
ini tidak mendukung hubungan Variabel Service Quality terhadap variabel Customer
Loyalty nasabah bank BCA di DKI Jakarta, (6) penelitian ini tidak mendukung
hubungan Variabel Customer Satisfaction terhadap variabel Customer
Loyalty nasabah bank BCA di DKI Jakarta, (7) variabel Perceived Value berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Customer Loyalty nasabah bank
BCA di DKI Jakarta, (8) variabel Corporate Image berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Customer Loyalty nasabah bank BCA di DKI
Jakarta, dan (9) variabel Trust berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel Customer Loyalty nasabah bank BCA di DKI Jakarta.
Abror,
A., Patrisia, D., Engriani, Y., Evanita, S., Yasri, Y., & Dastgir, S.
(2020). Service quality, religiosity, customer satisfaction, customer
engagement and Islamic bank’s customer loyalty. Journal of Islamic
Marketing, 11(6), 1691–1705.
https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2019-0044
Ambalao,
S., Walean, R., Roring, M., & Rihi, M. L. (2022). Pengaruh Service
Quality, Corporate Image dan Perceived Value terhadap Customer Loyalty yang
Dimediasi oleh Customer Satisfaction di Rumah Sakit Advent Manado. Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(2), 853. https://doi.org/10.37905/aksara.8.2.853-878.2022
Cardoso,
A., Gabriel, M., Figueiredo, J., Oliveira, I., Rêgo, R., Silva, R., Oliveira,
M., & Meirinhos, G. (2022). Trust and Loyalty in Building the Brand
Relationship with the Customer: Empirical Analysis in a Retail Chain in
Northern Brazil. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and
Complexity, 8(3). https://doi.org/10.3390/joitmc8030109
Chandra,
T., Hafni, L., Chandra, S., Purwati, A. A., & Chandra, J. (2019). The
influence of service quality, university image on student satisfaction and
student loyalty. Benchmarking, 26(5), 1533–1549.
https://doi.org/10.1108/BIJ-07-2018-0212
Chen,
H. (2012). The influence of perceived value and trust on online buying
intention. Journal of Computers, 7(7), 1655–1662.
https://doi.org/10.4304/jcp.7.7.1655-1662
Dimas
Aditya, M., Saidani, B., & Febrilia, I. (2021). Pengaruh Service
Quality dan Trust Terhadap Customer Loyalty dengan Customer Satisfaction
sebagai Intervening pada Aplikasi Jasa Kesehatan X (Vol. 2, Issue 3).
Djayapranata,
G. F. (2021). Kepuasan Konsumen Tidak Selalu Linear dengan Loyalitas
Konsumen: Analisis pada Restoran Cepat Saji di Indonesia.
Fadli,
M., Augustin, J., & Zahara, F. (2023). Pengaruh Kualitas Pelayanan melalui
Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Perkebunan Nusantara V
Pekanbaru. Jurnal Administrasi Bisnis, 12(1), 76–88.
https://doi.org/10.14710/jab.v12i1.46288
Hasan,
H., Kiong, T. P., & Ainuddin, A. (2014). Effects of Perceived Value and
Trust on Customer Loyalty towards Foreign Banks in Sabah, Malaysia. In GJETeMCP)
An Online International Research Journal (Vol. 1, Issue 2). Marketing and
Consumer Psychology. www.globalbizresearch.org
Hasiri,
S. M. A., & Afghanpour, M. (2016). Investigation of the Factors Affective
on the Loyalty of Customers in Banking Industry in the Framework of the Model
of Personality Characteristics of Personnel (Case Study: Sepah Bank in
Mazandaran Province). Procedia Economics and Finance, 36,
490–501. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)30072-7
Jap,
J., & Keni. (2023). Pengaruh Citra Perusahaan Dan Kepuasan Nasabah
Terhadap Kesetiaan Nasabah: Kepercayaan Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Bisnis, 28(2), 257–271.
https://doi.org/10.35760/eb.2023.v28i2.7642
Karinda,
A. I., & Susilowati, L. (2022). NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial Pengaruh Service Quality Dan Corporate Image Terhadap Customer Loyalty
Pada Natasha Skin Clinic Sidoarjo 1.
https://doi.org/10.31604/jips.v9i1.2022.200-207
Leninkumar,
V. (2017). The Relationship between Customer Satisfaction and Customer Trust
on Customer Loyalty. International Journal of Academic Research in Business
and Social Sciences, 7(4). https://doi.org/10.6007/ijarbss/v7-i4/2821
Meryawan,
W., Gde, T., Wijaya, A., Suryawan, K., & Handayani, M. M. (2022). Perceived
Value pada Customer Loyalty: Peran Mediasi Customer Engagement (Studi Kasus
Konsumen Trika Media Internet Access). 14(2).
Närvänen,
E., Kuusela, H., Paavola, H., & Sirola, N. (2020). A meaning-based
framework for customer loyalty. International Journal of Retail and
Distribution Management, 48(8), 825–843.
https://doi.org/10.1108/IJRDM-05-2019-0153
Nguyen,
N. , & L. G. (2016). Corporate Image and Corporate Reputation in
Costumers’ Retention Decision in Services. . Jurnal Retail Dan Jasa , 9,
227–239.
Omoregie,
O. K., Addae, J. A., Coffie, S., Ampong, G. O. A., & Ofori, K. S. (2019).
Factors influencing consumer loyalty: evidence from the Ghanaian retail
banking industry. International Journal of Bank Marketing, 37(3),
798–820. https://doi.org/10.1108/IJBM-04-2018-0099
Parasuraman,
A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1985). A Conceptual Model of Service
Quality and Its Implications for Future Research. In Source: The Journal of
Marketing (Vol. 49, Issue 4).
Parasuraman
Unrversrty Of Miami, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1994). Alternative
Scales for Measuring Service Quality: A Comparative Assessment Based on
Psychometric and Diagnostic Criteria Principal, Partners for Service
Excellence (Vol. 70, Issue 3).
Prabowo,
A. (2023). Pengaruh Service Quality, Perceived Value, Trust, Customer
Satisfaction Terhadap Loyalty Di Patuna Tour & Travel. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis, 2.
Rasheed,
F. A., & Abadi, M. F. (2014). Impact of Service Quality, Trust and
Perceived Value on Customer Loyalty in Malaysia Services Industries. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 164, 298–304.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.11.080
Schoorman,
F. D., Mayer, R. C., & Davis, J. H. (2007). An Integrative Model Of
Organizational Trust: Past, Present, And Future. In Academy of Management
Review (Vol. 32, Issue 2).
Sharma,
R., & Joshi, R. (2022). The effect of bank reputation on loyalty –
the moderating role of bank type. South Asian Journal of Business
Studies. https://doi.org/10.1108/SAJBS-09-2020-0331
Suhartanto,
D., Gan, C., Sarah, I. S., & Setiawan, S. (2020). Loyalty towards Islamic
banking: service quality, emotional or religious driven? Journal of Islamic
Marketing, 11(1), 66–80. https://doi.org/10.1108/JIMA-01-2018-0007
Widiastuti,
P. (2020). Pengaruh Corporate Image Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas
Pelanggan Di Hotel The Lovina Bali. Bisma: Jurnal Manajemen, 6(2).
Copyright holder: Sherly
Marcheline, Lamhot Henry Pasaribu (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |