Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3, Maret 2024

 

POTENSI WISATA CULINARY DAN MOTIVASI WISATAWAN DI KOTA PACITAN

 

Ardi Mularsari1, Noviana Nur Arifah2, Salma Karamy3

Universitas Nasional Jakarta, Jakarta, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2,

[email protected]3

 

 

Abstrak

Studi ini menggali potensi kuliner Pacitan, sebuah kota di Jawa Timur, Indonesia, yang kaya dan beragam, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Melalui kuliner lokal seperti Nasi Gandul, Sate Blengong, dan Jenang Greng, kekayaan cita rasa dan keunikan budaya Pacitan tercermin dengan jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor motivasi wisatawan yang mengunjungi Pacitan, yang melibatkan keindahan alam, warisan budaya, dan pengalaman kuliner. Metode yang digunakan meliputi observasi terhadap keberagaman kuliner lokal serta wawancara dengan wisatawan yang berkunjung ke Pacitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberagaman kuliner lokal, termasuk pengalaman mencicipi hidangan khas, menjadi faktor penting yang mendorong wisatawan untuk menjelajahi Pacitan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pacitan memiliki potensi besar sebagai destinasi kuliner yang menarik berkat kombinasi antara kekayaan alam, warisan budaya, dan keberagaman kuliner lokal yang unik.

Kata kunci: Motivasi Wisatawan, Potensi Kuliner, Pacitan

 

Abstract

This study explores the rich and diverse culinary potential of Pacitan, a city in East Java, Indonesia, which serves as the main attraction for tourists. Through local delicacies such as Nasi Gandul, Sate Blengong, and Jenang Greng, the richness of flavors and cultural uniqueness of Pacitan are vividly reflected. The aim of this research is to investigate the motivating factors for tourists visiting Pacitan, which include natural beauty, cultural heritage, and culinary experiences. The methods employed involve observing the diversity of local cuisine and conducting interviews with tourists visiting Pacitan. The findings reveal that the diversity of local cuisine, including the experience of tasting authentic dishes, is a significant factor driving tourists to explore Pacitan. Thus, it can be concluded that Pacitan holds great potential as an attractive culinary destination due to the combination of natural beauty, cultural heritage, and unique local culinary diversity.

Keywords: Tourist Motivation, Culinary Potential, Pacitan

 

Pendahuluan

Kota Pacitan, terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, memancarkan pesona wisata kuliner yang kaya dan menggugah selera. Keberagaman masakan lokal, seperti Nasi Gandul yang khas, Sate Blengong yang lezat, dan Jenang Greng yang menggoda, menjadi daya tarik utama bagi para pecinta kuliner yang mencari pengalaman unik (Khusnawati, 2022).

Pacitan bukan hanya tempat untuk menjelajahi cita rasa baru, tetapi juga untuk menikmati keindahan alam yang memukau. Pantai Klayar, dengan pasir putihnya yang lembut dan ombaknya yang megah, serta Teleng Ria yang menawarkan panorama laut yang menakjubkan, membuat Pacitan menjadi surga bagi penggemar pantai dan pemandangan alam (Oktafiantika et al., 2022).

Motivasi para wisatawan untuk mengunjungi Kota Pacitan tidak hanya terpaku pada aspek kuliner dan keindahan alam saja. Warisan budaya yang kaya, sepertitradisi lokal dan seni pertunjukan, memberikan dimensi tambahan bagi pengalaman wisata mereka. Selain itu, keramahan masyarakat setempat menciptakan atmosfer hangat dan ramah, membuat para wisatawan merasa seperti di rumah sendiri (Oktafiantika et al., 2022).

Pacitan juga terus mengembangkan infrastruktur pariwisata, mulai dari akomodasi hingga fasilitas rekreasi, untuk meningkatkan kenyamanan para pengunjung. Dengan kombinasi unik antara kekayaan kuliner, keindahan alam, warisan budaya, dan sambutan hangat penduduknya, Pacitan menjadi destinasi yang menarik dan memuaskan bagi para wisatawan yang mencari pengalaman wisata yang menyeluruh (Dhamayanti, 2021).

Inskeep masakan lokal dapat mencerminta sejarah dan kebudayaan daerah dan yang dapat dijadikan atraksi pariwisata dengan syarat makanan yang disajikan berkualitasuntuk wisatawan, makanan yang dihasilkan harus unik dengan daerah lain sebagian besar turis menikmati atau paling tidak mencoba masakan local (Adam et al., 2023; D. F. Lestari et al., 2022). Senada dengan definisi tersebut, The Ministry of Tourism, Culture and Recreation dan The Wine Council of Ontario menyatakan bahwa wisata kuliner adalah suatu perjalanan yang di dalamnya meliputi kegiatan mengonsumsi makanan lokal dari suatu daerah, perjalanan dengan tujuan utamanya adalah menikmati makanan atau mengunjungi suati kegiatan kuliner. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor motivasi wisatawan yang mengunjungi Pacitan, yang melibatkan keindahan alam, warisan budaya, dan pengalaman kuliner.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, suatu pendekatan yang bersifat induktif. Analisis data dilakukan sebelum dan setelah penelitian lapangan, diawali dengan pengembangan data menjadi hipotesis yang dapat diterima dan kemudian dikembangkan menjadi teori. Proses analisis data kualitatif mencakup pencarian dan kompilasi informasi yang diperoleh secara sistematis melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2019).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data interaktif dari Miles dan Huberman, yang terdiri dari tiga tahap: koleksi data, reduksi data, dan penyajian data serta kesimpulan. Metode ini diterapkan untuk menganalisis potensi wisata kuliner dan motivasi wisatawan di Kota Pacitan (Frederick & Parappagoudar, 2021). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Observasi dilakukan secara sistematis terhadap objek Pantai Klayar di Kecamatan Donorejo, sementara wawancara dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara. Studi pustaka hanya mencakup sumber-sumber yang terkait dengan masalah penelitian.

Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk membuat rincian, gambaran sistematis, faktual, dan akurat mengenai potensi wisata kuliner. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder bersumber dari literatur dan dokumen terkait. Penelitian ini juga mencakup metode dokumentasi untuk menghimpun data dari arsip kegiatan operasional perusahaan dan mengamati hal-hal yang tidak terjadi selama observasi. Penelitian ini menggunakan peneliti sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan dan analisis data, karena bersifat kualitatif dan menekankan kehadiran peneliti dalam lapangan. Instrumen penelitian lainnya mencakup panduan wawancara dan observasi terstruktur

 

Hasil dan Pembahasan

Potensi Wisata Kuliner di Kota Pacitan Dapat Menjadi Daya Tarik Utama Bagi Wisatawan Lokal Maupun Mancanegara

Wisata kuliner Pacitan adalah sebuah perjalanan yang memadukan antara keindahan kuliner dan keindahan alam di Pacitan (Wicaksono, 2018). Wisatawan akan diajak untuk mengunjungi berbagai tempat makan yang menyajikan kulinerkhas Pacitan yang lezat. Selain itu, wisatawan juga akan diajak untuk menjelajahi keindahan alam Pacitan, seperti pantai, goa, dan air terjun. Kuliner khas Pacitan sangat beragam, mulai dari sate kelinci, sate ayam kampung, soto ayam, nasi pecel, dan masih banyak lagi. Setiap kuliner memiliki rasa dan aroma yang khas,serta diolah dengan rempah-rempah yang melimpah. Wisata kuliner di Pacitan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan, karena selain dapat menikmati kuliner lezat, wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam yang masih asri. wisata kuliner dan makanan khas di kabupaten pacitan. Daerah ini di juluki oleh semua orang dengan nama 1001 Guha, banyak sekali tempat wisata yang indah serta menakjubkan  bagi wisatawan yang berkunjung kekabupaten pacitan.Selain dengan banyaknya wisata Guha juga terdapat banyak tempat wisata pantai yang sangat indah pemandangannya serta tidak luput juga dengan wisata kuliner dan makanan ciri khas kabupaten pacitan. pelaku usaha kuliner Pacitan mendapatkan pelatihan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner dari Dinas PariwisataKebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Pelatihan untuk peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha kuliner. kuliner tidak sebatas menjadi pendukung pariwisata namun justru lebih karena kuliner bisa menjadi destinasi wisata.

Kuliner adalah sesuatu yang unik. Bisa bertahan lama karena jika rasa danpesonanya sudahdikenalmakaakan menjadidaya Tarik yang panjang. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur T Andi Faliandra proaktif mempromosikan aneka objek wisata unggulan daerah itu dan menyebut Pacitan memiliki banyak potensi wisata yang memesona yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Kabupaten Pacitan itu dari titik 0 sampai 1.000 meter dari permukaan laut (MDPL) memiliki potensi wisata yang bagus.

Bali adalah surga pariwisata maka Pacitan disebut surga keduanya pariwisata di Jawa Timur. Di sini ada 70 kilometer panjang pantainya, yang berbasis karst, seperti di Pantai Klayar, dan karst di Pacitan yang diakui UNESCO. Pacitan terdapat pantai dengan ciri khas pasir hitam, yakni Pantai Ngiroboyo. Selain banyaknya pantai, Pacitan juga memiliki potensi wisata goa, yakni goa Gong,Goa Tabuhan dan berbagai goa lainnya.

Keberagaman kuliner lokal di Pacitan menawarkan berbagai produk yang inovatif dan unik, menjadikannya daya tarik yang tidak kalah bersaing dengan kuliner dari daerah lain. Salah satu kuliner khas Pacitan yang menarik adalah Nasigandul, nasi putih dengan lauk empal atau daging sapi bumbu bacem, disajikan dengan kuah bercita rasa gurih. Sate Blengong juga menjadi daya tarik tersendiri, sebuah kuliner unik yang hanya ditemukan di Pacitan. Blengong, hasil perkawinan silang antara bebek jantan dan enthog betina, menghasilkan daging sate yang rendah lemak, empuk, dan tidak amis. Jenanggoreng, jenang dodol Pacitan, menawarkan sensasi rasa yang ngangeni dengan bentuk kecil, kenyal, manis, dan bertaburkan wijen sebagai pelengkap.

Soto Pacitan dengan kuah khas yang bening, rempah kuat, dan taburan kacang goreng menjadi hidangan yang memanjakan lidah (Prasetyo et al., 2022). Nasi Tiwul, terbuat dari gaplek atausingkong yang dikeringkan, serta Sego Godhog Jati, nasi urap dengan tumis tempe, serundeng, dan lauk ikan asin atau peyek, juga menjadi pilihan lezat di Pacitan. Jadah Bakar, terbuat dari ketan dengan parutan kelapa dan gula merah, dibungkus daun pisang dan dipanggang hingga matang, serta Cenil yang kenyal dari pati ketela pohon, menjadi variasi kuliner yang tak kalah menarik. Sego Gobyos, dengan nasi, sayur kenikir, dan lauk daging, melengkapi keberagaman kuliner yang dapat dinikmati di Pacitan

 

Faktor-faktor motivasi yang mendorong wisatawan untuk mengunjungi Kota Pacitan

Beberapa faktor motivasi yang mendorong wisatawan untuk mengunjungi Kota Pacitan melibatkan keindahan alamnya, seperti pantai-pantai eksotis seperti pantai Klayar (Lestari et al., 2022). Pantai Klayar merupakan salah satu wisata bahari yang menjadi pilihan wisatawan untuk dikunjungi di Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur. Pantai Klayar menjadi salah satu tempat pariwisata yang merupakan salah satu sektor penggerak perekonomian terutama bagi masyarakat lokal yang ada di sekitar pantai Klayar. Keberadaan kawasan wisata sendiri berpotensi mendatangkan nilai ekonomi sebagai penghasil jasa wisata. Keberadaan objek wisata Pantai Klayar berperan dalam menggerakkan perekonomian masyarakat lokal melalui pendirian unit-unit usaha dan penyerapan tenaga kerja (Afifah & Zuhdi, 2022).

Warisan budaya, seperti Gua Gong yang memiliki nilai sejarah dan keunikan, juga menjadidaya tarik. Wisata gua yang terkenal di Pacitan diantaranya Goa Gong yang ternama sebagai goa terindah se-Asia Tenggara (Sutrisno, 2020). Wisatawan yang berkunjung ke pacitan memiliki opsi yang sangat banyak. Memasuki Goa Gong, akan disambut formasi stalaktitdan stalakmityang indah. Dibantu penerangan yang cukup pengunjung dapat masuk lebih dalam dan menyusuri lorong gua sepanjang 256 meter. Goa Gong Pacitan terkenal memiliki stalaktit dan juga stalagmit dengan keindahan yang tidak ada duanya. Setiap elemen diberi nama sesuai bentuk serta karakteristiknya, seperti Selo Bantaran Angin, SelooJengger, Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro Buwono, dan Selo Tirto Cipto Agung. Saat menatap ke langit-langit goa, pengunjung pasti tidak akan berhenti mengaguminya.

Beberapa hal mempengaruhi seorang wisatawan dalam memilih dan mengunjungi suatu tempat, oleh karena itu, daerah atau pengelola pariwisata perlu melakukan upaya maksimal untuk mengoptimalkan citra destinasi dan fasilitas guna menjamin kepuasan konsumen atau pengunjung. Pengalaman kuliner dengan hidangan lokal khas Pacitan, seperti seafood segar, menjadi faktor daya tarik yang signifikan bagi para wisatawan (Afifah & Zuhdi, 2022). Selain itu, upaya pemerintah dan pihak terkait dalam mengembangkan infrastruktur pariwisata di Kota Pacitan juga memainkan peran penting.

Ini mencakup pembangunan jalan, fasilitas akomodasi, dan peningkatan aksesibilitas ke objek wisata (Al-Jundi et al., 2019). Pengembangan sarana seperti toilet umum, tempat istirahat, dan area parkir juga merupakan bagian dari inisiatif untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan (Ikorasaki et al., 2022). Tak kalah penting, promosi pariwisata melalui kampanye pemasaran dan kerjasama dengan sektor swasta dapat menjadi strategi efektif untuk menarik lebih banyak pengunjung ke Kota Pacitan.

Selanjutnya, keramahan penduduk setempat memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan wisatawan dan niat mereka untuk kembali ke Kota Pacitan (Istikomah et al., 2023). Sambutan hangat dan keramahan masyarakat lokal menciptakan pengalaman positif bagi wisatawan, meningkatkan kesan positif mereka terhadap destinasi. Interaksi positif ini dapat menciptakan hubungan emosional antara wisatawan dan komunitas lokal, memotivasi wisatawan untuk merekomendasikan destinasi ini kepada orang lain, dan bahkan mempertimbangkan kembali kunjungan di masa depan.

 

Kesimpulan

Kota Pacitan memiliki potensi wisata kuliner yang sangat besar untuk menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Keberagaman kuliner khas seperti Nasi Gandul, Sate Blengong, dan Jenang Greng menjadi ciri khas yang unik dari Pacitan. Faktor-faktor yang memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke Pacitan adalah keindahan alam pantai dan guanya, warisan budaya, serta pengalaman menikmati kuliner khas daerah. Keramahan masyarakat lokal juga meningkatkan kepuasan wisatawan. Pemerintah terus berupaya mengembangkan infrastruktur pariwisata Pacitan dengan membangun aksesibilitas, fasilitas penunjang wisata, dan promosi destinasi wisata. Hal ini untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan wisatawan. Interaksi positif wisatawan dengan penduduk lokal yang ramah memberikan pengaruh signifikan terhadap kepuasan dan niat untuk kembali ke Pacitan. Ini karena menciptakan hubungan emosional dan kesan yang baik terhadap destinasi wisata ini.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adam, M., Ibrahim, M., Putra, T., & Yunus, M. (2023). The effect of e-WOM model mediation of marketing mix and destination image on tourist revisit intention. International Journal of Data and Network Science, 7(1), 265–274.

Afifah, A., & Zuhdi, S. (2022). Pengaruh Citra Perusahaan, Kepercayaan, Dan Word Of Mouth Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT Grab Teknologi Indonesia: Studi Kasus Pada Masyarakat Pengguna Grab Di Bogor. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 10(1), 87–96.

Al-Jundi, S. A., Shuhaiber, A., & Augustine, R. (2019). Effect of consumer innovativeness on new product purchase intentions through learning process and perceived value. Cogent Business & Management, 6(1), 1698849.

Dhamayanti, P. (2021). Pengaruh Lokasi, Promosi, dan Citra Wisata Terhadap Keputusan untuk Mengunjungi Tempat Wisata di Kota Pacitan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Frederick, D. P., & Parappagoudar, S. K. (2021). SWOC Analysis of Zomato-A Case of Online Food Delivery Services. International Research Journal of Modernization in Engineering Technology and Science, 3(3), 537–544.

Ikorasaki, F., Arwa, K., & Hrp, N. A. (2022). Rancang Bangun Aplikasi Pengenalan Masakan Nusantara Berbasis Android. Blend Sains Jurnal Teknik, 1(1), 48–54.

Istikomah, I., Sudirman, A. D., Iswati, I., & Pranata, E. (2023). Pengaruh Citra Destinasi, Fasilitas Wisata, terhadap Kepuasan Konsumen pada Wisata Goa Gong Pacitan. Maeswara: Jurnal Riset Ilmu Manajemen Dan Kewirausahaan, 1(6), 221–234.

Khusnawati, M. A. (2022). Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Makanan dan Minuman di Tempat Wisata (Studi Kasus di Pantai Pancer Door, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan). IAIN Ponorogo.

Lestari, D. F., Purbowo, P., & Fadhli, K. (2022). Strategi Pengembangan Wisata Kuliner pada Jombang Kuliner. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(2), 5047–5054.

Lestari, S., Yulita, I. K., & Prabowo, T. H. E. (2022). Pengaruh Citra Destinasi, Fasilitas Wisata terhadap Minat Berkunjung Ulang (Studi kasus Wisatawan Pantai Klayar Pacitan). EXERO: Journal of Research in Business and Economics, 5(1), 1–28.

Oktafiantika, W., Triono, B., & DJ, E. W. (2022). Strategi Dinas Pariwisata dalam Mempromosikan Wisata Daerah pada Masa Pasca Pandemi Covid-19 di Kabupaten Pacitan. Jurnal Terapan Pemerintahan Minangkabau, 2(2), 132–142.

Prasetyo, Y. A., Octavian, Y. P., & Sirait, E. D. (2022). Rancang Sistem Informasi Transaksi Berbasis Java pada Warung Makan Soto Ayam Pacitan. Jurnal Riset Dan Aplikasi Mahasiswa Informatika (JRAMI), 3(04), 715–722.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian. CV Alfabeta.

Sutrisno, E. (2020). Pengembangan Song Terus Sebagai Objek Wisata Edukasi PraSejarah di Pacitan. STKIP PGRI Pacitan.

Wicaksono, I. Y. (2018). Aplikasi Pariwisata Berbasis Kebudayaan dan Kearifan Lokal Kabupaten Pacitan.

         

Copyright holder:

Anthony, Agung Stefanus Kembau (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: