Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 6, Juni 2024

 

STRATEGI KEPALA MADRASAH ALIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU LULUSAN PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK 

 

Marno1, Ali Nasith2, Moch. Alfin Khoirudin3

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2,

[email protected]3

 

Abstrak

Latar belakang penelitian yang dilaksanakan di MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri ini dikarenakan prestasi yang diraih kedua sekolah tersebut baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, bahkan Nasional dengan berbagai kejuaraan baik akademik maupun non akademik. Hal tersebut tak lepas dari strategi yang diatur oleh kepala sekolah dalam pengelolaan lembaganya sehingga bisa berdaya saing yang memiliki mutu yang baik dibanding dengan lembaga lainnya. Studi ini menganalisis dan menjelaskan mengenai model perencanaan, strategi, maupun implementasi yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam peningkatan mutu alumni MAN 1 dan MAN 2 Kota Kediri melalui pendekatan kualitatif. Sementara itu, jenis penelitian yang diterapkan yakni studi kasus dengan rancangan penelitian multikasus, adapun hasil dari riset ini ialah diantaranya: Konsep perencanaan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lulusan di MAN 1 dan MAN 2 Kota Kediri, adalah: a) Membangun teamwork menentukan kebutuhan berdasarkan visi dan misi, b) Mengundang tenaga ahli/konsultan eksternal, c) Melakukan perancangan rencana jangka pendek, jangka panjang berdasarkan visi, misi, maupun tujuan madrasah, d) Orientasi masa depan, e) Menyusun program maupun penentuan kebijakan/Making Progams and Polcy, f) Memeriksa kembali, serta merevisi perencanaan. Hal tersebut sejalan dengan teori konsep perencanaan yang disampaikan Chesswas. Agar mencapai mutu, setiap lembaga harus melakukan perencanaan yang jelas dan terarah.

Kata Kunci: Mutu Lulusan, Kepala Madrasah, Strategi (Prestasi akademik dan Non Akademik)

 

Abstract

The background of the research carried out in MAN 2 Kediri City and MAN 1 Kediri City is due to the achievements achieved by the two schools both at the Regency, Province, and even National levels with various championships both academic and non-academic. This is inseparable from the strategy set by the principal in the management of his institution so that it can be competitive with good quality compared to other institutions. This study analyzes and explains the planning, strategy, and implementation models carried out by the head of the madrasah in improving the quality of MAN 1 and MAN 2 alumni in Kediri City through a qualitative approach. Meanwhile, the type of research applied is a case study with a multicase research design, while the results of this research include: The concept of planning the strategy of the head of the madrasah in improving the quality of graduates at MAN 1 and MAN 2 Kediri City, is: a) Building teamwork determines needs based on vision and mission, b) Inviting external experts/consultants, c) Designing short-term plans,  long-term based on the vision, mission, and goals of the madrasah, d) Future orientation, e) Develop programs and policy determination/Making Program and Polcy, f) Re-examine, and revise planning. This is in line with the theory of planning concepts presented by Chesswas. In order to achieve quality, each institution must carry out clear and directed planning.

Keywords: Quality of Graduates, Head of Madrasah, Strategy (Academic and Non-Academic Achievement)

Pendahuluan

Pendidikan menjadi sebuah elemen pokok dalam usaha memunculkan generasi yang cerdas. Hal tersebut sejalan dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional, dimana mencakup pengembangan manusia yang berkepribadian tangguh, berakhlak mulia, bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berkualitas, dan juga menciptakan hubungan antara manusia dengan lingkungan. Peran penting Kepala Madrasah dalam pertumbuhan lembaga pendidikan dilaksanakan melalui pelaksanaan otoritas operasinya. Sehingga, untuk itu kepala madrasah harus mengambil peran sebagai manajerial sehingga ia memiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung (Arfan, 2022; Fauziyati, 2018; Hidayat, 2021).

Strategi merupakan semua aspek yang berhubungan dengan identifikasi maupun deskripsi perencanaan yang dibuat seorang manajer untuk mencapai tujuan yang lebih baik dan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi/lembaga pendidikan (Indrawan & Murtopo, 2023; Munir & Ma’sum, 2022).

Mutu dijelaskan Crosby sebagai conformance to requirement, yakni sesuai yang distandarkan ataupun yang diisyaratkan. Sebuah produk disebut berkualitas jika memenuhi standar yang telah ditetapkan. Standar ini mencakup produk jadi, proses produksi, dan bahan baku. Tuntutan terhadap layanan maupun lulusan sekolah yang bermutu ini terus mendesak dikarenakan ketatnya persaingan di dunia kerja. Dampak paling signifikan dari globalisasi pendidikan ini ialah adanya deregulasi yang meningkatkan peluang lembaga pendidikan asing mendirikan pendidikan di Indonesia (Baqi, 2020; Purwaningsih, 2022; Rahman, 2020).

MAN 2 Kota Kediri ini berdiri di bawah naungan Kementerian Agama Kota Kediri. Sekolah tersebut menjadi madrasah unggulan di bidang riset, sains, akademik, maupun teknologi sesudah melakukan seleksi maupun persiapan dokumen portofolio prestasi madrasah.

Lokasi kedua adalah Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Kediri, menurut pandangan masyarakat, sekolah tersebut memiliki keunggulan di bidang keterampilan. Hal tersebut dikarenakan sekolah tersebut telah ditetapkan menjadi MAN model di Jawa Timur.

Studi ini menganalisis dan menjelaskan mengenai model perencanaan, strategi, maupun implementasi yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam peningkatan mutu alumni MAN 1 dan MAN 2 Kota Kediri.

 

Metode Penelitian

Pada riset ini menerapkan pendekatan kualitatif (Moleong, 2021). Penerapan pendekatan tersebut diawali dengan pengalaman di lapangan mengenai sebuah masalah. Studi ini ditujukan untuk menafsirkan, memahami, dan mengamati peristiwa maupun kejadian yang berlangsung. Penelitian ini diperdalam melalui lingkungan maupun fenomena sosial yang mencakup waktu, tempat, kejadian, maupun pelaku.  Penelitian kualitatif ini menonjolkan pada aspek mengenai pemahaman mendalam pada sebuah masalah dibanding dengan meninjau masalah untuk penelitian umum. Jenis riset ini ditekankan pada analisis mendalam mengenai kajian kasus per kasus karena setiap kasusnya memiliki perbedaan masing-masing.

Studi ini ditujukan guna memahami bagaimana strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lulusan prestasi akademik dan non akademik di (MAN) 2 Kota Kediri dan (MAN) 1 Kota Kediri. Melalui metode kualitatif deskriptif, secara langsung peneliti akan bisa meninjau secara jelas serta mengajak narasumber menyajikan informasi tentang objek penelitian secara alami tanpa paksaan. Studi ini ditujukan untuk memahami strategi maupun penerapan yang dilakukan kepala madrasah demi meningkatkan kualitas lulusan baik prestasi akademik maupun non akademik.

Sementara itu, jenis riset yang dilakukan pada studi ini ialah penelitian studi kasus dengan rancangan multi kasus. Rancangan tersebut disampaikan oleh Creswill yang mana riset tersebut akan mengekspor kehidupan nyata, berbagai kasus, ataupun sistem terbatas. Dengan pengumpulan data secara mendalam dan mendetail dengan melibatkan sumber informasi (laporan, dokumen, bahan audio visual, wawancara, maupun pengamatan), serta menyampaikan laporan deskripsi kasus maupun tema kasus. Riset ini menggunakan satuan analsis studi multi kasus atau kasus majemuk.

 

Hasil dan Pembahasan

Konsep Perencanaan Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Lulusan Prestasi Akademik dan Non Akademik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Kediri

Al ahsanawi mengemukakan bahwasanya perencanaan mutu ini penting untuk mengimplementasikan tujuan madrasah. Hal tersebut ialah filosofi, nilai-nilai, visi, maupun budaya mutu dalam mengimplementasikan perencanaan maupun misi untuk merealisasikan perencanaan dengan implementasi di madrasah (Enes et al., 2024; Pasaribu, 2017).

Perencanaan mutu pada pelaksanaannya ini mendorong peran aktif seluruh elemen organisasi, mulai dari tahap perencanaan, pengendalian, maupun perencanaan pengembangan, serta melibatkan pada seluruh kegiatan yang berlangsung dalam organisasi.

Perencanaan ini tercantum dalam ayat Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat: 18

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatny untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat ini menguraikan mengenai perintah terhadap kaum mukmin untuk bertaqwa kepada Allah SWT serta memperhatikan apa yang diperbuat di hari esok. Pada ilmu manajemen, tindakan tersebut dinamakan perencanaan. Dalam peningkatan mutu pendidikan, kepala madrasah dengan semua stakeholder harus melakukan perumusan terhadap perencanaan pengembangan maupun target pencapaian prestasi madrasah yang dituangkan melalui konsep perencanaan madrasah.

Melalui data yang ditemukan peneliti menunjukkan bahwasanya konsep perencaan mutu lulusan di MAN 2 Kota Kediri, meliputi:

a.   Membentuk teamwork dan menentukan kebutuhan madrasah

Dalam hal ini, kepala madrasah dengan tim merumuskan dan mengidentifikasi prioritas yang harus dipenuhi untuk peningkatan mutu. Sasaran maupun tujuan pendidikan harus disusun secara terukur dikarenakan kebutuhan maupun program madrasah ini harus memicu pencapaian tujuan, visi, maupun misi madrasah.

MAN 2 Kota Kediri membuat konsep perencanaan berlandaskan konsep 8 SNP dengan menghadirkan tenaga ahli menjadi pengarah perencanaan. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri lebih merencanakan kebutuhan sesuai visi penyelenggara keterampilan. Teamwork  MAN 2 Kota Kediri berlandaskan struktur madrasah maupun program yang disusun Kepala Madrasah, semua waka, TU, maupun guru yang ditentukan berlandaskan jabatan masing-masing. Sedangkan Temawork MAN 1 Kota Kediri ini melakukan pembentukan penanggung jawab maupuk kepanitiaan pada program yang dirancang.

Kedua madrasah di Kota Kediri ini sama-sama membuat teamwork dalam menyusun perencanaan. Tim tersebut mencakup Staff, TU, guru, kepala madrasah maupun waka madrasah. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Chesswas, yang mana kepala sekolah dengan teamwork merumuskan skala prioritas dalam peningkatan mutu. Sasaran maupun tujuan dari pendidikan harus dirumuskan secara baik karena program madrasah harus mengarah pada keberhasilan tujuan maupun visi misi madrasah.

b.   Menghadirkan tenaga ahli atau konsultan eksternal

MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri dalam melakukan perencanaan program untuk setahun ke depan menghadirkan konsultan ahli dibidangnya. MAN 2 Kota Kediri melaksanakan program tersebut guna memberikan inspirasi terkait program yang akan dikembangkan.

Sedangkan persiapan yang dilakukan MAN 1 Kota Kediri yakni dengan menghadirkan program terkait keterampilan dan program PDCI. Sehingga awal pelaksanaan program ini dilakukan dengan menghadirkan kemenag maupun instansi lainnya guna memberikan pembekalan terhadap SDM yang ada di MAN 1 Kota Kediri.

Menghadirkan konsultan sama halnya dengan teori yang disampaikan Sallis (2006), konsultan ini dapat diterapkan untuk: pertama: penyusunan evaluasi, penilaian, dan audit formal; kedua, menjadi kritukus terkait kebijakan institusi; ketiga, meningkatkan kesadaran dan melatih keterampilan staff; dan keempat, bisa memberikan petunjuk, nasihat awal, maupun merubah tim.

c.   Melakukan perancangan perencanaan jangka pendek, jangka panjang yang sesuai dengan visi, misi, maupun tujuan madrasah

MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri tentu mempunyai visi misi dengan ciri sendiri-sendiri. Hal tersebut menjadikan setiap lembaga memiliki keunikan dengan madrasah lainnya. Jika ditinjau secara institusi, tujuan dari adanya visi misi ini ialah agar madrasah memiliki arah tujuan yang berorientasi terhadap visi, misi, maupun tujuan madrasah supaya tujuan bisa lebih terukur. Strategi harus dimiliki dalam pelaksanaan program yang disusun, alat ukur digunakan sebagai evaluasi pencapaian pelaksanaan semua program sebagai kebijakan program.

Perumusan visi dan misi ini menggambarkan cita-cita maupun  apa akan dilaksanakan sebuah organisasi. Dengan penentuan tujuan tersebut, langkah yang  akan dilakukan menjadi lebih terarah (Hunger, 2020). Whheelen ini dimaknai sebagai visi misi madrasah yang disusun untuk menjadi ciri khas dari satu organisasi dengan yang lainnya. Selain itu juga untuk mengetahui jangkauan operasi organisasi untuk merealisasikan produk yang ditawarkan dengan pelayanan pasarnya.

MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri menyusun rancangan jangka panjang maupun jangka pendek. Rancangan jangka pendek ini seperti pembuatan RPP yang diwajibkan terhadap setiap guru, dalam jangka panjangnya MAN 2 Kota Kediri berfokus membentuk lulusan yang memiliki kompetensi di sektor akademik untuk nantinya dapat meneruskan ke perguruan tinggi. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri menargetkan lulusannya mempunyai keterampilan sehingga bisa melanjutkan bidang yang diminati di perguruan tinggi.

d.   Orientasi masa depan (Future Oriented)

Perencanaan yang dilakukan untuk masa depan dinamakan future oriented. Orientasi masa depan yang dimiliki MAN 2 Kota Kediri ini lebih ke studi lanjut siswa, ma’had, dan penguatan akademik. Sementara MAN 1 Kota Kediri ini mengarah pada penguatan keterampilan ataupun  skill akademik.

Poole, Cooney, Nurmi,  dan Grenn memaparkan bahwasanya keputusan yang diambil ini harus berorientasi masa depan, layaknya perencanaan, pendidikan, maupun pekerjaan yang berorientasi masa depan dimana hal tersebut dikenal sebagai orientasi masa depan.

e.   Membuat program dan menentukan kebijakan (Making Progams and Policy)

Kebijakan yang disusun kepala sekolah wajib dibarengi dengan skala prioritas pelaksanaan supaya dapat dilaksanakan secara baik serta terarah pada pencapaian tujuan, visi, maupun misi madrasah. Hal ini yang nantinya akan membawa civitas akademik untuk mengembangkan maupun menjalankan organisasi madrasah secara lebih baik dengan orientasi terhadap tujuan.

 MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri menyusun program yang ditujukan untuk jangka waktu ke depan demi mewujudkan tujuan madrasah. Rancangan program yang diajukan diataranya:

1)    Peningkatan mutu guru dan sumber daya manusia

Guru berperan aktif  dalam melaksanakan program yang dikembangkan pada peningkatan mutu lulusan. Hal tersebut menjadikan sebuah program MAN 2 Kediri maupun MAN 1 Kota Kediri ini ialah meningkatkan kualitas SDM maupun guru yang ada. Ahmad Fatah mengemukakan bahwasanya dalam pengembangan lembaga pendidikan partisipasi, pelaku utama yang berada pada posisi strategis ini ialah sumber daya manusia dalam pelaksanaan pengembangan mutu madrasah.

2)    Peningkatan kualitas pelayanan dan kurikulum

Peningkatan kualitas pelayanan yang dirancang kepala madrasah maupun  semua elemen di kedua madrasah aliyah Kota Kediri. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap orang tua maupun siswa. Hal tersebut dikarenakan apabila anak menjalani pembelajaran secara maksimal maka orang tua akan merasa puas.

Kurikulum menjadi sebuah elemen pada sistem pendidikan yang mempunyai andil besar untuk melancarkan proses belajar mengajar. Wina Sanjaya memaparkan bahwasanya pada hakikatnya, kurikulum ini ialah suatu program kegiatan yang dirancang dengan sistematis oleh madrasah guna mencapai tujuan.

Ada sedikit perbedaan dalam program peningkatan kurikulum di kedua madrasah aliyah Kota Kediri. Strategi yang dirumuskan dalam kurikulum ini diadaptasi dari kebutuhan tenaga pendidik maupun siswa di setiap madrasah.

3)    Peningkatan mutu pembelajaran

Pembelajaran menjadi sebuah kegiatan pokok madrasah. Madrasah mempunyai kebebasan untuk menentukan teknik pengajaran, pembelajaran, maupun metode yang efektif sesuai sesuai dengan guru, peserta didik, pelajaran, maupun sumberdaya yang ada. Umumnya, model yang cocok digunakan ialah bertumpu pada peserta didik. Hal tersebut berarti pembelajaran bertumpu pada keaktifan peserta didik, tidak keaktifan pengajar. Sehingga metode pembelajaran aktif layaknya quantum learning, coorperative learning, maupun active learning harus diberlakukan,

4)    Peningkatan mutu akademik dan non akademik

Peningkatan mutu akademik yang dilaksanakan di kedua madrasah aliyah Kota Kediri ini diantaranya dengan mengarahkan peserta didik  agar bisa mengusai pembelajaran yang disampaikan studi kelas. Sementara itu, peningkatan mutu akademik ini ialah aktovotas yang dilaksanakan guru untuk melakukan pembinaan terhadap siswanya untuk pengembangan minat dan bakat yang ada pada diri peserta didik.

5)    Peningkatan program sarana dan prasarana

Pembelajaran yang optimal membutuhkan lingkungan yang nyaman, aman,  bersih, serta kondusif. Hal tersebut bisa menimbulkan rasa bangga dan rasa memiliki pada madrasah. Guna mendukung kelancaran pembelajaran, maka dibutuhkan sarana maupun prasarana yang memadai. Tak hanya pada tahap belajar mengajar, pengelolaan sarana dan prasarana bisa mendukung kegiatan pendidikan di madrasah.

6)    Peningkatan program humas

Pemberian fasilitas layanan publik ini penting dalam peningkatan lembaga pendidikan, dikarenakan madrasah akan berhadapan dengan pihak yang memiliki kepentingan. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwasanya besarnya organisasi akan semakin kompleks juga sifat, jenis, maupun bentuk interaksi yang berlangsung untuk menghadapi baik eksternal maupun internal,

7)    Peningkatan progam kesiswaan

Penyusunan strategi kesiswaan ini ditujukan guna pengembangan potensi peserta didik berdasarkan kemampuannya. Madrasah harus bisa mengelola dengan tepat agar bisa membekali siswa untuk kembali melanjutkan pembelajaran dengan baik untuk menghadapi perkembangan zaman. Program yang disusun kedua madrasah aliyah di Kota Kediri ini berfokus terhadap pengelolaan siswa, kemudian kegiatan maupun program yang dilakukan disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan siswa.

f.      Mengecek ulang dan merevisi perencaan

MAN 2 Kota Kediri melaksanakan pemeriksaan kembali RPP yang dirancang guru serta perencanaan yang disusun wakil kepala madrasah pada setahun kedepan. Melalui mekanisme yang teratur sesuai dengan RPP yang dirancang guru, apabila ditemui kesalahan maka harus diperbaiki. Di sisi lain, program yang diusulkan kepala madrasah harus terarah dan jelas. Hal tersebut dikarenakan pada tahapan ini harus terperinci pelaksanaannya kapan, program apa yang akan dilakukan, erta  berapa pembiayaan lain yang dibutuhkan.

Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan Tjijono dan Diana  bahwasanya dalam pelaksanaan perbaikan secara berkelanjutan. Maka ada 5 tahapan yang harus dilaksanakan, diantaranya: komunikasi; perbaikan terhadap masalah yang jelas dan nyata; yakni melalui pendekatan ilmiah siklus plan, do, check, act dimana dibutuhkan untuk terus melakukan perbaikan; memandang ke hulu, mendokumentasi kemajuan maupun masalah dan memantau perubahan.

 

Langkah-Langkah Implementasi Strategi Kepala Madrasah dalam Peningkatkan Mutu Lulusan Prestasi Akademik dan Non Akademik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Kediri

Ikezawa (1993) mengemukakan bahwasanya implementasi Manajemen ini dimaknai menjadi sebuah perpaduan seluruh fungsi perusahaan ke filsafat holistic yang dibangun berlandaskan konsep produktivitas, kualitas, kepuasan pelanggan, pengartian, maupun teamwork. Pelaksanaan manajemen mutu pendidikan ini dilakukan dengan melakukan koordinasi mengenai berbagai aktivitas kerja supaya bisa selesai secara efisien dan efektif dan berorientasi terhadap kualitas. Selanjutnya disebutkan bahwasanya implementasi ini ialah tahap pelaksanaan program yang telah dirancang.

Berlandaskan konteks pendidikan, penjelasan mengenai peningkatan mutu pendidikan ini berkait dengan lulusan. Lulusan tersebut mencakup output pendidikan, proses, dan juga input. Semuanya saling terkait satu sama lain (Saleh & Malik, 2019).

Di dalam agama islam, usaha yang dilakukan untuk membangkitkan dan menggerakkan semangat kerja untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Seperti yang termaktuk dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 105:

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata,lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah  kamu kerjakan.”

M. Quraish Shihab pada tafsirnya menyampaikan bahwasanya, kata وَقُلِ اعْمَلُوْا  dimaknai sebagai katakanlah, bekerjalah kamu karena Allah semata dengan aneka amal solih dan bermanfaat. Melalui ayat tersebut, menguraikan bahwasanya  dalam bekerja membutuhkan motivasi dan juga semangat dengan dasar keikhlasan semata demi mengharap ridho Allah SWT atas apa yang dikerjakan. Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan, pemimpin madrasah bersama guru didorong untuk selalu meningkatkan semangat maupun motivasi belajar dan membelajarkan siswa di lingkungan pendidikan (Quraish, 2002).

Guna mengimplementasikan Manajemen peningkatan mutu, maka dibutuhkan strategi. Melalui studi ini, ditemukan beberapa strategi yang dilakukan kepala madrasah, diantaranya:

a.   Komitmen

Langkah ini menjadi awal dari strategi yang dilaksanakan kepala sekolah. Kepala sekolah kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini saat menerapkan konsep perencanaan maka harus ada komitmen yang kuat untuk menjalankan manajemen mutu lulusan. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanamkan komitmen kepada seluruh akademisi yang ada di madrasah. Melalui strategi ini maka semua SDM yang ada bisa memaksimalkan perjuangan dalam menjalankan tugasnya sehingga bisa menciptakan lulusan yang berkualitas. Advard Salling menyampaikan bahwasanya komitmen harus melekat pada kepala madrasah selaku manajer dan juga leader. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan madrasah ini bergantung pada kepala madrasah.

b.   Teamwork

Kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini dalam menjalankan strategi maka membutuhkan koordinasi semua bagian individu yang ada, termasuk semua akademisi baik staff, TU, guru, maupun kepala madrasah. Kepala Madrasah tidak mungkin mengerjakan secara mandiri. Dalam mewujudkan sebuah misi maka membutuhkan kerja sama tim. Kepada sekolah di sini berperan menjadi manajer puncak dan leader yang mana dapat menempatkan seorang individu yang tepat dalam struktur organisasi yang mana bisa memberikan peluang suksesnya kegiatan maupun program. Pembentukan struktur penanggung jawab program bisa memberikan kemudahan untuk mengawasi dalam tahap evaluasi.

Teamwork di kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini bertugas menyusun dan mengatur program madrasah. Setiap program yang telah dibentuk dengan jelas kapan pelaksanaannya. MAN 2 Kota Kediri teamworknya mencakup semua wakil kepala madrasah, guru, staff, sekertaris, dan kepala TU. Teamwork ini menyusun dan mengatur program yang ada. Melalui tim yang solid ini maka bisa menjadikan program yang dilaksanakan menjadi lancar dan baik. Melalui pembagian tugas dan sumberdaya maka setiap individu akan saling menguatkan, artinya saling membantu satu sama lain. Persatuan tim ini dibutuhkan karena apabila ada yang mengalami kesulitan maka permasalahan, rintangan, dan halangan tersebut bisa diatasi dengan kerja sama tim. Setiap program yang dirancang ini memiliki penanggung jawab serta pembagiannya sehingga lebih mudah untuk memonitoring dan koordinasi.

Kepala madrasah harus bisa memperdayakan sumber daya potensial yang dimiliki. Selain itu juga harus mempunyai teamwork yang berkomitmen tinggi. Teamwork ini yang jadi pelopor pergerakan peningkatan mutu pendidikan maupun mutu lulusan.

c.   Komunikasi

Komunikasi menjadi penting dalam sebuah organisasi. Hal tersebut digunakan dalam mengemukakan informasi dengan akurat, tepat, serta cepat. Komunikasi ini ditujukan dalam melakukan koordinasi fungsi maupun tugas semua elemen demi menggerakkan mutu lulusan. Apabila komunikasi berlangsung secara baik, teamwork akan lebih mudah  sebagai trobosan atas masalah yang dialami apabila ada persoalan yang harus dipecahkan.

Prinsip yang digunakan untuk meningkatkan kualitas MAN 2 Kota Kediri yaitu kepala sekolah menjalankan pendekatan interpersonal, beberapa tahapan yang dilaksanakan diantaranya ialah memberikan informasi penting ke wakil kepala sekolah dengan sumber daya lain. Kerja sama tim tanpa komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik, sebaliknya. Melalui komunikasi yang baik bisa memudahkan kepala sekolah untuk memotivasi semua warga madrasah dalam meningkatkan tanggung jawab, pelayanan, kinerja, dan lain sebagainya demi meraih tujuan dan sasaran. Hubungan yang terbentuk antar warga madrasah ini ditujukan agar bisa terjalin rasa empati dan kekeluargaan.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Enjang bahwasanya komunikasi interpersonal berfungsi diantaranya:

1)   Dapat mempengaruhi maupun dipengaruhi orang lain;

2)   Memperoleh informasi yang bayak. Dengan adanya komunikasi interpersonal, kita bisa mendapatkan informasi secara tepat waktu, dan akurat, yang mana bisa menjadi kunci untuk menetapkan keputusan secara efektif;

3)   Konsistensi hubungan dengan orang lain. Dengan komunikasi interpersonal kita dapat menetapkan hubungan dengan orang lain, dari pengalaman yang dimiliki, dan dengan percakapan bersama mereka;

4)   Konvensi sosial akan matang, dengan komunikasi sosial bisa menentang konvensi sosial;

5)   Melakukan pengembangan keadaan diri. Dengan adanya komunikasi interpersonal maka akan terbiasa mengembangkan diri;

6)   Kebutuhan psikologis dan sosial bisa terpenuhi. Melalui komunikasi interpersonal maka kebutuhan tersebut bisa terpenuhi.

 

d.     Implementasi Progam Kerja Madrasah

1)   Peningkatan Kualitas Guru Mata Pelajaran

Pada tahap pendidikan, guru berperan sebagai kunci untuk menciptakan mutu pembelajaran. Peran maupin tugas guru ini terutama ada dalam tahap pembelajaran. Khususnya bisa disebut bahwasanya mutu peserta didik ini dipengaruhi mutu pendidikannya. Bisa disebut bahwasanya kompetisi guru ini harus diperhatikan demi meningkatkan mutu lulusan. Hal tersebut dikarenakan guru menjadi tangan pertama yang bersinggungan langsung dengan siswa di kelas.

Sebuah usaha yang dilaksanakan dalam meningkatkan miutu guru pendidik di MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri  yakni dengan menjalankan in house training, evaluasi mingguan atau bulanan, workshop, dan pemilihan guru berprestasi. In house training  ini menjadi sebuah program yang  ditujukan untuk meningkatkan kemampuan guru seperti pengembangan program, kemampuan menyalurkan ilmu ke siswa, dan merancang program yang akan dilaksanakan setahun ke depan. Workshop ini dilakukan dengan mengirim tenaga pendidik untuk menjalani pelatihan baik dari kemenag maupun lembaga lainnya yang berhubungan dengan perkembangan teknologi pendidikan. Penentuan guru berprestasi ini menjadi sebuah kriteria khusus yang distandarkan setiap kepala sekolah. Pemberian penghargaan ini tidak hanya dilakukan di tingkat madrasah, namun pendidik juga didaftarkan sebagai kandidat guru berprestasi di tingkat Kota hingga Nasional. Setiap minggu kepala sekolah melakukan pemeriksaan kelas guna memeriksa metode yang dilaksanakan guru, karena metode yang dilakukan harus memiliki variasi agar peserta didik tidak bosan saat pembelajaran. Evaluasi bulanan dilakukan dengan memeriksa RPP yang disusun guru dan juga bagaimana mengimplementasikannya.

Di sisi lain, kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini memiliki perbedaan, diantaranya: MAN 2 Kota Kediri meningkatkan kompetensi kepala Laboratorium IPA, Bahasa, dan sebagainya, artinya setiap kepala lab dikirimkan untuk mengikuti pelatihan di UNAIR Surabaya, UIN Suka, dan lain sebagainya. Kepala MAN 2 Kota Kediri selalu memotivasi pendidik agar lebih semangat serta ikhlas untuk menyalurkan ilmunya ke peserta didik. Sedangkan di MAN 1 Kota Kediri yang selalu mengedepankan keterampilan ini meningkatkan kemampuan keterampilan di Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kediri dan Tulungagung. Kepala MAN 2 Kota Kediri selalu memotivasi guru untuk lebih ikhlas dan semangat untuk mentransfer ilmunya ke peserta didik

Sejalan dengan teori yang disampaikan Muhaimin, ada sebuah studi yang berhubungan erat dengan profesionalisme maupun kualitas produk kerja seorang individu. Keberhasilan guru untuk memberikan peningkatan pada profesionalisme bisa dirasakan masyarakat dengan meninjau profil lulusannya. Ketika masyarakat mengeluhkan kualitas pendidikan, guru berkewajiban meningkatkan hal tersebut sebagai implementasi atas etos kerja dan profesionalitas. Maka, kesimpulannya yakni pemimpin memberikan kesempatan dalam peningkatan kualitas SDM dalam suatu organisasi, yang mana keberhasilan kepala madrasah dalam pengelolaan sumber daya, satu diantaranya dapat dilihat melalui keberhasilan mengelola kependidikan dan tenaga pendidik yang dimiliki.  

2)     Peningkatan Mutu Pembelajaran

Beberapa elemen dimiliki dalam pembelajaran, diantaranya yakni media; metode; bahan ajar; tujuan pengajaran; dan evaluasi pengajaran. Melakukan peningkatan efisiensi maupun efektivitas pembelajaran, tahap pembelajaran selalu diawasi demi meninjau konsistensi desain yang dirancang dengan implementasi pembelajaran. Maka, perbedaan desain dan implementasi bisa dihindari. Di sisi lain, siswa ataupun guru selalu termotivasi untuk menjalankan belajar mengajar secara efisien dan efektif, hal ini disebabkan adanya dukungan positif yang dilakukan melalui aktivitas pengelolaan kurikulum.

Peningkatan mutu pembelajaran ini menjadi sebuah program yang dilaksanakan di MAN 2 Kota Kediri. Hal tersebut ditujukan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yakni dengan memaksimalkan KBM, pembinaan guru, mengupdate sistem pembelajaran terbaru, dan tergabung pada MGMP, serta melakukan pembaharuan sistem pembelajaran. Guru dikumpulkan kepala sekolah setiap bulannya untuk diberikan pemahaman dan arahan dalam mengoptimalkan KBM. Hal tersebut dikarenakan KBM menjadi ujung tombak dari mutu pendidikan sehingga menjadikan kepala madrasah menetapkan slogan KBM harga mati. Pembaharuan sistem pembelajaran ini berartu guru harus sadar terhadap teknologi. Pendidik harus berinovasi terhadap pembelajaran demi mendukung pembentukan lulusan yang bermutu.

 Umumnya, mutu bermakna tingkat keunggulan sebuah produk baik yang berwujud jasa ataupun barang, baik intangible maupun tangible. Pada konteks pendidikan, kualitas ini berpacu pada proses maupun hasil pendidikan. Pada tahap pendidikan, kualitas ini  terlibat sebagai bahan ajar (psikomotorik, afektif, maupun kognitif), dukungan administrasi, sarana prasarana madrasah, lingkungan yang kondusif, dan metodologi.

3)     Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pengembangan Kurikulum

a)   Peningkatan Kualitas Pelayanan

Kedua madrasah aliyah negeri yang ada di Kota Kediri melaksanakan pelayanan dengan optimal. Hal tersebut menjadi salah satu dari tujuan madrasah, karena akademisi di dalamnya telah memahami akan pentingnya mutu pelayanan demi peningkatan mutu lulusan.

Hal tersebut sejalan dengan teori yang disampaikan Kotler yang mana definisi pelayanan ini ialah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan satu pihak ke pihak lainnya, dimana pada dasarnya tidak mengakibatkan kepemilikan apapun maupun tidak berwujud. Produksi ini bisa dihubungkan dengan sebuah produk fisik. Pelayanan ini menjadi sikap produsen dalam pemenuhan keinginan maupun kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasanya. Kotler juga menyampaikan bahwasanya perilaku ini bisa berlangsung baik sebelum ataupun setelah transaksi. Umumnya pelayanan dengan taraf fungsi yang tinggi bisa menciptakan kepuasan yang tinggi dan konsumen akan melakukan pembelian ulang.

b)   Pengembangan Kurikulum

Kurikulum yang terterapkan di MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri memakai kurikulum merdeka untuk kelas 10 serta kurikulum 2013 di kelas 11 maupun 12, akan tetapi sedikit perbedaan yang ada dimana yakni MAN 2 Kota Kediri ada tambahan kurikulum ma’had. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri ada rekayasa kurikulum. Hal dilakukan dengan memodifikasi kurikulum yang diterapkan tanpa mengubah substansi dalam garis besar kurikulum, yakni dengan memasukkan program keterampilan dalam jam aktif seminggu 4 jam pertemuan.

Ditinjau melalui pandangan klasik, kurikulum dianggap sebagai rencana pembelajaran. Materi maupun pelajaran apa yang akan ditempuh ini ialah kurikulum. Jika dikaji lebih lanjut, kurikulum memiliki berbagai makna, diantaranya 1) sebagai pengalaman belajar yang didapatkan siswa dari sekolah, 2) sebagai rencana pembelajaran siswa, dan 3) sebagai rencana pengajaran.

Manajemen kurikulum diartikan sebagai pengaturan yang dilaksanakan untuk keberhasilan pembelajaran, supaya kegiatan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal. Manajemen kurikulum ini ialah tahap usaha yang dilakukan bersama demi mewujudkan tujuan pembelajaran yang mana bertumpu pada usaha, peningkatan mutu interaksi belajar mengajar.

4)     Peningkatan Prestasi Akademik dan Non Akademik

Kepala madrasah memiliki strategi khusus untuk meningkatkan prestasi siswanya. Melalui penerapan open managemen pada pengelolaan madrasah, sehingga semua bagian madrasah mempunyai rasa ingin berkembang bersama, kepercayaan, maupun kepemilikan. Sehingga, open managemen yang dilakukan oleh MAN 2 Kota Kediri mempunyai kekuatan tersendiri untuk berprestasi.

Pembangunan militansi yang dilaksanakan kepala madrasah MAN 2 Kota Kediri ini dengan penanman sifat penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh pada tiap program yang ditangani. Hal ini menjadikan penanggung jawab program mencoba dengan sungguh-sungguh untuk merealisasikan tujuan yang jelas.

MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik sebagai berikut:

a)   Peningkatan Prestasi Akademik

Siswa yang melaksanakan KBM memperoleh nilai di setiap tahap pembelajaran yang diikuti. Aktivitas KBM ini bisa menciptakan tolok ukur maupun nilai yang diperoleh siswa. Hasil yang diperoleh siswa ini diklasifikasikan ke dalam dua bidang yakni akademik maupun non-akademik.

Kedua sekolah di Kota Kediri melakukan peningkatan prestasi baik di bidang akademik ataupun non-akademik. Peningkatan prestasi akademik ini dilaksanakan melalui pengembangan bahasa inggris dan arab, bimbingan belajar siap PAS, English Matrix, dab bisa prestasi. Penjelasannya sebagai berikut: pertama, pengembangan bahasa ini dilakukan di perguruan tinggi di Kota Kediri yang bisa melakukan bimbingan khusus untuk penguasaan bahasa arab dan inggris. Di sisi lain, peserta didik melakukan pembiasaan setiap pagi dengan mendengarkan audio yang terpasang di kelas sesuai jadwal yang ditetapkan; Kedua, bimbingan belajar siap PAS ini ditujukan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadap ujian untuk memperoleh hasil yang memuaskan sehingga bimbingan ini dilakukan rutin setiap sore; Ketiga, English Matrix sebagai program unggulan pengembangan bahasa untuk peserta didik kelas 10 dan 11 yang diharapkan bisa meningkatkan kapabilitas komunikasi melalui bahasa internasional; Keempat, Bina prestasi yang dilaksanakan dengan pembinaan kepada peserta didik yang memiliki prestasi untuk menjalani perlombaan sesuai tingkatatan. Pembinaan dilakukan pada tim karya ilmiah, tim olimpiade sejarah, ekonomi, inggris, bahasa arab, kimia, matematika, biologi, maupun fisika. Pembinaan ini telah melahirkan banyak prestasi diantaranya dalam olimpiade biologi, matematika, ekonomi, baca puisi, English wall magazine, pidato inggris dan arab, maupun lomba story telling.

Ada perbedaan dalam pembinaan prestasi akademik diantara 2 kasus, yakni MAN 1 Kota Kediri dalam membina prestasi akademik dilakukan melalui kerjasama bersama bimbel yang ada di luar sekolah, memotivasi, dan mendampingi orang tua, yang dimaksud disini ialah Pertama, demi mencapai target lulusan maka MAN 1 Kota Kediri melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar di luar sekolah, Kedua mendampingi dan memotivasi orang tua, artinya kepala madrasah mengundang orang tua ke sekolah lalu memberikan motivasi untuk lebih mendampingi dan mengarahkan siswa supaya lebih giat belajar. MAN 2 Kota Kediri melakukan pembinaan mengenai budaya membaca yakni melakukan pembinaan budaya baca, yakni semua peserta didik harus menyadari akan pentingnya melakukan pembelajaran akademik sehingga bisa menambah pengetahuan.

 Hal tersebut selaras dengan teori yang disampaikan Bloom ”prestasi belajar ini dimaknai sebagai tahapan yang dilakukan peserta didik dalam menciptakan perubahan di bidang evaluasi, sintesis, daya analisis, penerapan, pemahaman, dan pengetahuan”. Melalui teori tersebut bisa disebut bahwasanya prestasi akademik sama halnya prestasi belajar yakni kemampuan peserta didik yang ditinjau melalui sisi akademiknya, atau yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diterima ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Prestasi akademik yang diperoleh setiap peserta akan berbeda-beda tergantung kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa.

b)   Peningkatan Prestasi Non Akademik

Pengembangan program kesiswaan MAN 2 Kota Kediri maupun MAN 1 Kota Kediri dilakukan pada potensi siswa seperti pembinaan di bidang agama, wawasan kebangsaan, bidang olahraga keterampilan, ekstrakulikuler, maupun kegiatan OSIS. Pembinaan ekstrakulikuler maupun OSIS ini dilaksanakan guna mempersiapkan peserta didik untuk menjadi kader penerus bangsa serta memfasilitasi pengembangan potensinya berdasarkan minat, bakat, maupun keterampilan yang dimiliki sebagai bekel untuk melanjutkan di kehidupan masyarakat maupun ke pendidikan yang lebih tinggi.

MAN 2 Kota Kediri melakukan pembinaan kepenulisan Karya Ilmiah Remaja (KIR), sebagai  budaya peserta didik agar terbiasa menyusun karya ilmiah lalu hasil tulisan tersebut dipajang di sepanjang kelas maupun di didnding ruang tunggu. Selanjutnya ada aturan bahwasanya setiap peserta didik diwajibkan berpartisipasi setidaknya 1 hingga 2 ekstrakulikuler. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri yakni lebih kepada penjaringan minat bakat terlebih dahulu yang dilaksanakan sejak awal masuk kelas 10, dengan tes potensi siswa yang mana dapat mengklasifikasikan ekstrakulikuler apa yang harus dipilih. Selanjutnya dalam program keterampilan yang dimasukkan pada jam formal dimana sebelumnya 2 jam saat ini 4 jam dalam seminggu.

Banyak prestasi yang ditorehkan MAN 2 Kota Kediri seperti juara 1 Nasyid di tingkat Nasional, juara robotik di tingkat provinsi, juara pramuka, dan prestasi lainnya. Sementara prestasi MAN 1 Kota Kediri mempunyai banyak sekali prestasi di bidang non akademik layaknya lomba paskibra tingkat provinsi, pramuka, olahraga, dan masih banyak lainnya.

Mulyono mengemukakan pada bukunya, bahwasanya prestasi non akademik dimaknai sebagai kemampuan atau prestasi yang diraih siswa melalui aktivitas di luar jam atau bisa disebut kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai aktivitas untuk memberikan kesempatan ke siswa agar bisa mengembangkan hobi, bakat, minat, maupun potensi yang dimiliki dimana dilaksanakan di luar jam sekolah.

5)     Peningkatan Sarana dan Prasarana

Setiap lembaga pendidikan harus mempunyai sarana dan prasarana yang memenuhi standar. Pendidikan membutuhkan sarana yang mendukung sesuai kebutuhan. Perumusan program sarana prasarana dibutuhkan supaya mempunyai nilai guna yang maksimal sehingga bisa meningkatkan mutu lulusan.

Kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini mengembangkan sarana dan prasarana sesuai kegiatan maupun program setiap sekolah. Program tersebut ditujukan untuk memfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. MAN 2 Kota Kediri melakukan pengembangan sarana prasarana dengan pemeliharaan lingkungan, perpustakaan, dan laboratorium. Sementara MAN 1 Kota Kediri ini menyediakan perlatan praktik seperti audio, mesin elektro, mesin mobil dan motor, komputer, serta mesin jahit.  Sekolah tersebut mengembangkan pemenuhan sarpras laboratorium, pemeliharaan lingkungan, dan juga perpustakaan. Realitasnya, di tengah madrasah ini ada taman yang asri sehingga siswa merasa nyaman ada di sekolah.

MAN 2 Kota Kediri mempunyai trik tersendiri untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan peserta didik sebagai penunjang pembelajaran. Seluruh fasilitas yang dibutuhkan baik pembelajaran akademik maupun non akademik telah terfasilitasi. Dari LAB, ruang OSIS, perpustakaan, taman, aula, tempat olah raga, maupun kampung ekstrakulikuler, semuanya tinggal menjaga dan merawatnya. MAN 2 Kota Kediri saat ini berfokus pada pembangunan gedung baru 3 lantai untuk ruang kelas maupun laboratorium serta pembangunan masjid.

Kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini  terus berusaha menambah maupun memperbaiki sarana dan prasarana yang dimiliki. Tak hanya demi kelancaran pendidikan, namun untuk kelayakan dan kelengkapan fasilitas dalam sebuah lembaga pendidikan, dimana menjadi sebuah faktor pertimbangan masyarakat untuk memberikan kepercayaannya untuk menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut.

Dibutuhkan pengetahuan untuk mengelola sarana maupun prasarana agar bisa menghindari ketidaktepatan dalam pengelolaan. Hal tersebut terkait dengan perawatan, pemeliharaan, pengelolaan, penanggung jawab, pengadaan, dan penghapusan. Bahkan ada beberapa pengelola yang tidak paham mengenai standar sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Beberapa kasus yang terjadi yakni seringkali memberi peralatan untuk melengkapi fasilitas namun hal tersebut tidak menjadi skala prioritas lembaga tersebut. Hal ini seringkali berlangsung di kehidupan kita, dimana kita bisa membeli namun tak bisa merawat.

6)     Peningkatan Humas

Penyusunan program dilakukan demi meningkatkan mutu lulusan tersebut harus memperoleh dukungan dari seluruh elemen, baik eksternal maupun internal. Di sini humas memegang peranan sebagai penjembatan pihak madrasah bersama pihak luar madrasah yang memiliki kepentingan. Jika ditinjau secara garis besar, adanya humas di suatu organisasi ini penting untuk membentuk komunikasi bersama stakeholder serta untuk membicarakan mengenai program, tujuan, maupun visi misi madrasah ke khalayak.

Program humas di MAN 2 dan 1 Kota Kediri ini dilakukan pengembangan bersama internal dan eksternal. Pihak eksternal dalam kedua madrasah tersebut mempunyai kesamaan yakni melakukan promosi melali saluran tv lokal yakni Dhoho tv dengan acara talkshow live yang dihadiri kepala Kemenag Kota Kediri. Upaya promosi juga dilakukan melalui koran dengan bekerjasama bersama wartawan Koran lokal untuk memuat mengenai prestasi, berita, maupun penerimaan peserta didik baru.

MAN 2 Kota Kediri melakukan pengembangan program humas internal agar komunikasi yang terjalin berlangsung dengan baik antara stakeholder yang ada di dalam madrasah. Saat ada agenda atau program, maka humas akan lebih mudah menyebarkan informasi ke semua elemen yang ada di madrasah sehingga program bisa tersampaikan dengan cepat hingga bisa membentuk komunikasi yang baik.

Dalam Manajemen strategi, ada 2 tugas humas, diantaranya membuka pasar untuk perluasan maupun peningkatan produk/jasa yang diproduksi, serta membuka ruang untuk perluasan usaha dan meningkatkan investasi. Pengembangan ini harus mengutamakan komunikasi dua arah antara masyarakat dengan madrasah, khususnya pelanggan. Hal ini bisa menciptakan keputusan pada manejer puncak untuk melakukan perubahan program bisa dirasa ada kegagalan, memperluas pasar, mengembangkan program, atau melanjutkan program.

7)     Peningkatan Program Kesiswaan

Program ini menjadi sasaran utama untuk meningkatkan kualitas lulusan. Kualitas madrasah bisa digambarkan melalui kemampuan yang dikuasai oleh lulusan seperti kemampuan psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Program kesiswaan dibentuk untuk membentuk peserta didik supaya menjadi lebih disiplin, dapat berkontribusi di masyarakat, memiliki keterampilan, bisa menguasai teknologi, bertanggung jawab, berakhlakul karimah, dan dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi.

Program pembinaan siswa di kedua madrasah aliyah di Kota Kediri diantaranya: pertama ialah bimbingan masuk perguruan tinggi dan bimbingan berkelanjutan oleh guru bimbingan konseling (BK). Guru BK bertugas mengarahkan siswa yang akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang diinginkan sesuai dengan kemampuannya, selain itu juga bertugas membimbing peserta didik untuk mencari jalan keluar ketika dihadapkan dengan masalah; kedua ialah membentuk tim tata tertib yang beranggotakan para guru, BK, kepala dan wakil kepala madrasah. Tim tersebut bertugas menertibkan maupun mengajarkan peserta didik untuk disiplin. Mematuhi peraturan, belajar, masuk kelas, serta pengembangan diri. Apabila terjadi pelanggaran, tim tersebut nantinya memberlakukan hukuman yang bersifat mendidik ke peserta didik. Ketiga ialah bapak/ibu guru menjadi contoh yang baik untuk peserta didik, apalagi kepala madrasah selain menjadi suri tauladan peserta didik, juga memiliki tanggung jawab moral kepada guru maupun staff lainnya.

MAN 2 Kota Kediri mempunyai program kesiswaan yang memiliki ciri khas. Pada program ini ada perbedaan dimana madrasah ini mempunyai pondok pesantren dimana penanaman akhlakul karimah ini dilakukan dengan mengkaji kitab kuning maupun Al-Quran. Hal tersebut menjadi karakteristik khusus yang dimiliki oleh ma’had di madrasah ini. Di sisi lain, program lainnya seperti uswah ini dilakukan dengan berdiskusi bersama antara junior dengan senior untuk  berbagi pengalaman mengenai belajar. Program exchange student to abroud yakni pertukaran pelajar ke luar negeri untuk peserta didik yang masuk pada kriteria dan standar yang ditetapkan. Di tahun sebelumnya, pertukaran pelajar berlangsung di Jerman sementara tahun ini program ini dilakukan di Texas Amerika.

Selaras UU mengenai tujuan pendidikan nasional No 20 tahun 2003 yang mengemukakan bahwasanya pendidikan nasional ditujukan guna pengembangan potensi siswa supaya terbentuk menjadi individu yang bertanggung jawab, mandiri, kreatif, cakap, sehat berilmu, berakhlak mulia, bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, beriman, serta menjadi warga Negara yang Demokratif.

e.     Evaluasi

Tahap ini sebenarnya menjadi langkah awal sebelum melakukan perencanaan terhadap pembentukan mutu lulusan di lembaga yang mana dilakukan dengan mengevaluasi kondisi madrasah. Evaluasi internal memiliki fungsi untuk meninjau tantangan maupun peluang yang dihadapi madrasah untuk  peningkatan mutu lulusan. Kepala madrasah harus menentukan implementasi kebijakan supaya mutu dapat terwujud dengan baik berdasarkan tujuan madrasah. Intinya, madrasah harus memiliki kebijakan untuk menghadapi tantangan maupun peluang demi peningkatan mutu lulusan.

Pada tahapan ini, yang menjadi target evaluasi yakni apakah sudah tercapai target implementasi dan kegiatan program. Rapi Tyler mengemukakan bahwasanya evaluasi dimaknai sebagai tahap dalam menentukan sejauh mana pendidikan bisa terlaksana.

Spirit evaluasi ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah Ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit  ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah  buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang  orang yang sabar,

Melalui ayat tersebut, memaparkan bahwasanya setiap manusia akan dievaluasi Allah mengenai keimanannya. Apakah tergolong hamba yang keimanannya benar, atau sebaliknya. Evaluasi ini bisa berwujud materi, fisik, maupun psikologis. Sama halnya di dunia pendidikan, evaluasi harus dilaksanakan dengan komprehensif yang mencakup kepemimpinan, persiapan mengajar, bahan ajar, tenaga kependidikan, pendidik, kurikulum, dan lain sebagainya guna mengidentifikasi tingkat keberhasilan, persoalan yang dihadapi, serta solusi yang harus dilaksanakan guna kemajuan pendidikan.

Evaluasi dilaksanakan di MAN 2 Kota Kediri tak hanya guna mengetahui akhir kegiatan saja, namun bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam perbaikan kedepannya. Evaluasi program peningkatan mutu di kedua madrasah aliyah di kota Kediri ini hampir sama dengan  model CIPP. Model tersebut dikenalkan Danial L. Stufflebeam, yang mencakup:

1)   Penilaian tentang produk/hasil

Penilaian ini disebut pula sebagai laporan evaluasi yang berwujud laporan tertulis. Di sisi lain, tahapan ini berwujud penilaian yang dikhususkan pada hasil akhir program yang dilakukan, layaknya lulusan yang diterima di perguruan tinggi, dan keberhasilan prestasi yang diraih.

2)   Penilaian tentang proses

Penilaian ini dilaksanakan dengan menghimpun dan menggali informasi yang berhubungan dengan faktor penghambat dan penghubung pelaksanaan program madrasah. Tahapan ini berjangka yang mana bisa dilakukan mingguan, bulanan, semester, maupun tahunan yang kemudian bisa digunakan menjadi pertimbangan untuk melaksanakan program di periode selanjutnya. Di sisi lain, kepala madrasah juga mengawasi di saat pelaksanaan program untuk memastikan kesesuaian dengan yang direncanakan.

3)   Penilaian tentang masukan

Kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini dalam melakukan program evaluasi program peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan meninjau potensi yang dimiliki, dengan harapan program yang telah disusun ini bisa sejalan dengan keadaan madrasah. Madrasah dalam hal ini menggali informasi melalui beberapa pengguna madrasah seperti komite, staff, maupun guru sekolah degan melakukan musyawarah.

4)   Context Evaluation (penilaian konteks evaluasi)

MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri  melakukan pengawasan pada program yang dirancang. Hal tersebut dilaksanakan guna memahami potensi madrasah yang sesungguhnya dan tetap dalam harapan stakeholder. Di sisi lain, madrasah bisa mengetahui program yang bisa dilanjutkan di periode selanjutnya.

Evaluasi program yang dilaksanakan MAN 2 Kota Kediri ini dilakukan dengan evaluasi eksternal dan internal. Evaluasi eksternal dilaksanakan oleh pengawas dari Kemenag dan akreditasi dilakukan Badan Akreditasi Nasional Madrasah. Sementara evaluasi internal ini berhubungan dengan program yang dilaksanakan kepala madrasah.

 

Implikasi Strategi Kepala Madrasah dalam Peningkatan Mutu Lulusan Prestasi Akademik dan Non Akademik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Kediri

 Sesudah melaksanakan perencanaan hingga evaluasi strategi kepala  madrasah untuk peningkatan mutu lulusan,  pasti dihadapkan dengan dampak yang muncul dengan adanya regulasi pelaksanaan program. Tentu madrasah mengharapkan dampak positif yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan sekolah maupun stakeholder.

Implikasi ini berdampak positif baik bagi pihak eksternal maupun internal madrasah. Beberapa dampak tersebut diantaranya ialah

a.     Implikasi ke Madrasah

Implikasi ke madrasah yakni meningkatkan prestasi madrasah, meningkatkan kinerja guru, dan promosi. Meningkatnya prestasi madrasah ini dimaksudkan apabila mutu ini berdampak dengan kemadrasahan sehingg madrasah memiliki peringkat teratas dalam membentuk lulusan yang berkualitas. Madrasah lebih mudah mempromosikan melalui peningkatan mutu lulusan. Madrasah memiliki nilai lebih untuk berpromosi ke masyarakat, perusahaan, maupun perguruan tinggi karena memiliki lulusan yang unggul. Peningkatan kinerja guru ini dilakukan untuk membentuk kedisiplinan, inovasi, maupun kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila pembelajaran dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan luaran yang bermutu.

b.     Implikasi ke Siswa

Implikasi ke siswa MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri ialah kompetensi yang dimiliki akan menjadi lebih baik. Peserta didik akan lebih siap memasuki dunia kerja, siap terjun ke masyarakat, memiliki skill, terampil, dan bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Kompetensi lulusan ini akan menjadi lebih baik, maksudnya siswa memiliki standar kompetensi yang baik dari aspek psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Kepala MAN 2 Kota Kediri memiliki target agar alumninya bisa memasuki perguruan pendidikan lanjut, maka melalui target tersebut di tahun 2022 beberapa siswa yang masuk perguruan tinggi baik swasta ataupun negeri dengan memperoleh persentase 85%. Sementara kepala MAN 1 Kota Kediri merencanakan sebuah strategi untuk mencetak lulusan yang terampil serta unggul agar nantinya dapat berkontribusi di masyarakat, bisa terjun ke dunia kerja, maupun bisa membuka peluang usaha, karena di madrasah telah mendalami berbagai keahlian seperti SMK.

c.     Implikasi Eksternal (Masyarakat)

Peningkatan lulusan MAN 2 Kota Kediri ini turut berdampak pada masyarakat, yakni masyarakat dapat memilih sekolah yang cocok untuk anaknya dan rasa percaya pada madrasah yang semakin meningkat.

Pertama, masyarakat dapat menentukan madrasah yang sesuai dengan anaknya baik minat, bakat, maupun keinginannya.

Kedua, rasa percaya masyarakat akan madrasah akan semakin meningkat, hal tersebut berimplikasi terhadap banyaknya orang tua yang mendaftarkan anaknya di MAN 1 maupun MAN 2 Kota Kediri.

Adapun perbedaan antara kedua madrasah aliyah di Kota Kediri, diantaranya: implikasi ke madrasah di MAN 2 Kota Kediri lebih terkenal dengan keunggulan akademiknya, sementara MAN 1 Kota Kediri karena keterampilan sehingga mudah menjalin kerjasama dengan mitra kerja maupun brand image. Kemudahan dalam bekerjasama dengan mitra kerja ini menjadikan MAN 1 Kota Kediri bisa mudah melakukan magang di perusahaan, melaksanakan pelatihan di BLK Kota Kediri. Apabila peserta didik mempunyai kemampuan khusus maka lulusan bisa lebih mudah diterima di perusahaan. Kedua, branding image maksudnya madrasah memiliki cara tersendiri untuk branding image. MAN 2 Kota Kediri dikenal dengan prestasi akademik, sementara MAN 1 Kota Kediri dikenal dengan keterampilannya.

Melalui pemaparan tersebut, melalui teori islamy, implikasi dimaknai sebagai segala sesuatu yang diciptakan melalui perumusan kebijakan atau bisa disebut implikasi sebagai konsekuensi yang muncul bersama dengan pelaksanaan kegiatan maupun kebijakan tertentu.

 

Kesimpulan

Konsep perencanaan strategi kepala madrasah untuk meningkatkan kualitas lulusan di MAN 1 dan MAN 2 Kota Kediri meliputi pembentukan teamwork dengan menentukan kebutuhan berdasarkan visi misi, menghadirkan tenaga ahli/konsultan eksternal, menyusun perencanaan jangka pendek dan panjang berdasarkan tujuan dan visi misi madrasah, berorientasi masa depan, menentukan kebijakan dan menyusun program, serta merevisi dan meninjau ulang perencanaan. Tahap implementasi peningkatan mutu lulusan meliputi komitmen, pembentukan tim, komunikasi, dan implementasi program yang meliputi peningkatan kualitas guru, kurikulum, dan pembelajaran, serta meningkatkan sarana prasarana dan program kesiswaan. Implikasi strategi kepala madrasah meliputi meningkatkan prestasi madrasah, meningkatkan kinerja guru, mempromosikan madrasah, dan memiliki keunggulan di bidang akademik dan riset ilmiah.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Arfan, M. (2022). Islam Dan Pendidikan Pluralisme: Menampilkan Wajah Islam Toleran Melalui Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan. Fikroh, 6(2), 100–127.

Baqi, D. A. (2020). Model Crosby Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan. Kapita Selekta Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan, 211.

Enes, U. O. R., Kusen, K., & Wanto, D. (2024). Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MIN 1 Rejang Lebong. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 14(1), 1–14.

Fauziyati, W. R. (2018). Strategi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Menuju Generasi Maju Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 10(01).

Hidayat, U. S. (2021). Urgensi Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045: Strategi Membangun Generasi Cerdas, Berkarakter dan Berdaya Saing di Abad 21. Nusa Putra Press.

Hunger, J. D. (2020). Essentials of strategic management.

Ikezawa, T. (1993). Effective TQC; How To Make Quality Assurance More Than a Sloga. Tokyo: PHP Institut. INC.

Indrawan, I., & Murtopo, A. (2023). Manajemen Lingkungan Strategik Dalam Organisasi Lembaga Pendidikan Islam. Al-Afkar: Manajemen Pendidikan Islam, 11(01), 71–84.

Moleong, L. J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Munir, M., & Ma’sum, T. (2022). Strategi Membangun Brand Image Lembaga Pendidikan. INTIZAM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 22–41.

Pasaribu, A. (2017). Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional di madrasah. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(1).

Purwaningsih, E. (2022). Peningkatan Mutu Sekolah Perspektif Philip B. Crosby. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial Dan Sains, 11(1), 135–140.

Quraish, S. M. (2002). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lentera Hati, 3.

Rahman, M. L. (2020). Model Pemgembangan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Philip. B. Crosby. EL Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education, 2(1), 41–56.

Saleh, K., & Malik, L. R. (2019). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Provinsi Kalimantan Timur (Studi kasus SDIT Cordova Samarinda dan SDIT YABIS Bontang). Fenomena, 11(2), 143–154.

Sallis, E. (2006). Total Quality Management in Education: Manajemen Mutu Pendidikan, terj. Ahmad Ali Riyadi, et. Al., Cetakan Ke IV. Yogyakarta: IRCiSoD.

 

Copyright holder:

Marno, Ali Nasith, Moch. Alfin Khoirudin (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: