Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
STRATEGI KEPALA MADRASAH ALIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU LULUSAN PRESTASI
AKADEMIK DAN NON AKADEMIK
Marno1, Ali Nasith2,
Moch. Alfin Khoirudin3
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, Indonesia1,2,3
Email:
[email protected]1, [email protected]2,
Abstrak
Latar belakang penelitian yang
dilaksanakan di MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri ini dikarenakan
prestasi yang diraih kedua sekolah tersebut baik di tingkat Kabupaten,
Provinsi, bahkan Nasional dengan berbagai kejuaraan baik akademik maupun non
akademik. Hal tersebut tak lepas dari strategi yang diatur oleh kepala sekolah
dalam pengelolaan lembaganya sehingga bisa berdaya saing yang memiliki mutu
yang baik dibanding dengan lembaga lainnya. Studi ini menganalisis dan
menjelaskan mengenai model perencanaan, strategi, maupun implementasi yang
dilakukan oleh kepala madrasah dalam peningkatan mutu alumni MAN 1 dan MAN 2
Kota Kediri melalui pendekatan kualitatif. Sementara itu, jenis penelitian yang
diterapkan yakni studi kasus dengan rancangan penelitian multikasus, adapun
hasil dari riset ini ialah diantaranya: Konsep
perencanaan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lulusan di MAN 1
dan MAN 2 Kota Kediri, adalah: a) Membangun teamwork menentukan kebutuhan
berdasarkan visi dan misi, b) Mengundang tenaga ahli/konsultan eksternal,
c) Melakukan perancangan rencana jangka pendek, jangka panjang berdasarkan visi,
misi, maupun tujuan madrasah, d) Orientasi masa depan, e) Menyusun program maupun
penentuan kebijakan/Making Progams and Polcy, f) Memeriksa kembali,
serta merevisi perencanaan. Hal tersebut sejalan dengan teori konsep perencanaan
yang disampaikan Chesswas. Agar mencapai mutu, setiap lembaga harus melakukan
perencanaan yang jelas dan terarah.
Kata Kunci: Mutu Lulusan, Kepala Madrasah, Strategi (Prestasi
akademik dan Non Akademik)
Abstract
The background of the research carried out in MAN 2
Kediri City and MAN 1 Kediri City is due to the achievements achieved by the
two schools both at the Regency, Province, and even National levels with
various championships both academic and non-academic. This is inseparable from
the strategy set by the principal in the management of his institution so that
it can be competitive with good quality compared to other institutions. This
study analyzes and explains the planning, strategy, and implementation models
carried out by the head of the madrasah in improving the quality of MAN 1 and
MAN 2 alumni in Kediri City through a qualitative approach. Meanwhile, the type
of research applied is a case study with a multicase research design, while the
results of this research include: The concept of planning the strategy of the
head of the madrasah in improving the quality of graduates at MAN 1 and MAN 2
Kediri City, is: a) Building teamwork determines needs based on vision and
mission, b) Inviting external experts/consultants, c) Designing short-term
plans, long-term based on the vision,
mission, and goals of the madrasah, d) Future orientation, e) Develop programs
and policy determination/Making Program and Polcy, f) Re-examine, and revise
planning. This is in line with the theory of planning concepts presented by
Chesswas. In order to achieve quality, each institution must carry out clear
and directed planning.
Keywords: Quality of Graduates, Head of Madrasah, Strategy
(Academic and Non-Academic Achievement)
Pendahuluan
Pendidikan
menjadi sebuah elemen pokok dalam usaha memunculkan generasi yang cerdas. Hal tersebut
sejalan dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional, dimana mencakup
pengembangan manusia yang berkepribadian tangguh, berakhlak mulia, bertakwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa, berkualitas, dan juga menciptakan hubungan antara manusia
dengan lingkungan. Peran penting Kepala Madrasah dalam pertumbuhan lembaga
pendidikan dilaksanakan melalui pelaksanaan otoritas operasinya. Sehingga,
untuk itu kepala madrasah harus mengambil peran sebagai manajerial sehingga ia
memiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung (Arfan,
2022; Fauziyati, 2018; Hidayat, 2021).
Strategi
merupakan semua aspek yang berhubungan dengan identifikasi maupun deskripsi
perencanaan yang dibuat seorang manajer untuk mencapai tujuan yang lebih baik
dan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi/lembaga pendidikan (Indrawan
& Murtopo, 2023; Munir & Ma’sum, 2022).
Mutu dijelaskan
Crosby sebagai conformance to requirement, yakni sesuai yang
distandarkan ataupun
yang diisyaratkan. Sebuah produk disebut berkualitas jika memenuhi standar yang
telah ditetapkan. Standar ini mencakup produk jadi, proses produksi, dan bahan baku.
Tuntutan terhadap layanan maupun lulusan sekolah yang bermutu ini terus
mendesak dikarenakan ketatnya persaingan di dunia kerja.
Dampak paling signifikan dari globalisasi pendidikan ini ialah adanya
deregulasi yang meningkatkan peluang lembaga pendidikan asing mendirikan
pendidikan di Indonesia
(Baqi,
2020; Purwaningsih, 2022; Rahman, 2020).
MAN 2 Kota Kediri ini berdiri di
bawah naungan Kementerian Agama Kota Kediri. Sekolah tersebut menjadi madrasah
unggulan di bidang riset, sains, akademik, maupun teknologi sesudah melakukan
seleksi maupun persiapan dokumen portofolio prestasi madrasah.
Lokasi kedua adalah Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Kediri, menurut pandangan masyarakat, sekolah tersebut memiliki keunggulan di
bidang keterampilan. Hal tersebut dikarenakan sekolah tersebut telah ditetapkan
menjadi MAN model di Jawa Timur.
Studi ini menganalisis dan menjelaskan mengenai
model perencanaan, strategi, maupun implementasi yang dilakukan oleh kepala
madrasah dalam peningkatan mutu alumni MAN 1 dan MAN 2 Kota Kediri.
Metode Penelitian
Pada
riset ini menerapkan pendekatan kualitatif (Moleong,
2021).
Penerapan pendekatan tersebut diawali dengan pengalaman di
lapangan mengenai sebuah masalah. Studi ini ditujukan untuk menafsirkan, memahami, dan
mengamati peristiwa maupun kejadian yang berlangsung. Penelitian ini diperdalam
melalui lingkungan maupun fenomena sosial yang mencakup waktu, tempat, kejadian,
maupun pelaku. Penelitian kualitatif ini
menonjolkan pada aspek mengenai pemahaman mendalam pada sebuah masalah
dibanding dengan meninjau masalah untuk penelitian umum. Jenis riset ini
ditekankan pada analisis mendalam mengenai kajian kasus per kasus karena setiap
kasusnya memiliki perbedaan masing-masing.
Studi
ini ditujukan guna memahami bagaimana strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu
lulusan prestasi akademik dan non akademik di (MAN) 2 Kota Kediri dan (MAN) 1
Kota Kediri. Melalui metode kualitatif deskriptif, secara langsung peneliti akan
bisa meninjau secara jelas serta mengajak narasumber menyajikan informasi
tentang objek penelitian secara alami tanpa paksaan. Studi ini ditujukan untuk
memahami strategi maupun penerapan yang dilakukan kepala madrasah demi meningkatkan
kualitas lulusan baik prestasi akademik maupun non akademik.
Sementara
itu, jenis riset yang dilakukan pada studi ini ialah penelitian studi kasus
dengan rancangan multi kasus. Rancangan tersebut disampaikan oleh Creswill yang
mana riset tersebut akan mengekspor kehidupan nyata, berbagai kasus, ataupun
sistem terbatas. Dengan pengumpulan data secara mendalam dan
mendetail dengan melibatkan sumber informasi (laporan, dokumen, bahan audio
visual, wawancara, maupun pengamatan), serta menyampaikan laporan deskripsi
kasus maupun tema kasus. Riset ini menggunakan satuan analsis studi multi kasus
atau kasus majemuk.
Hasil dan Pembahasan
Konsep
Perencanaan Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Lulusan Prestasi Akademik dan Non Akademik di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Kediri
Al ahsanawi mengemukakan
bahwasanya perencanaan mutu ini penting untuk mengimplementasikan tujuan
madrasah. Hal tersebut ialah filosofi, nilai-nilai, visi, maupun budaya mutu
dalam mengimplementasikan perencanaan maupun misi untuk merealisasikan perencanaan
dengan implementasi di madrasah
(Enes
et al., 2024; Pasaribu, 2017).
Perencanaan
mutu pada pelaksanaannya ini mendorong peran aktif seluruh elemen organisasi,
mulai dari tahap perencanaan, pengendalian, maupun perencanaan pengembangan,
serta melibatkan pada seluruh kegiatan yang berlangsung dalam organisasi.
Perencanaan
ini tercantum
dalam ayat Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat: 18
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatny untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Ayat
ini menguraikan mengenai perintah terhadap kaum mukmin untuk bertaqwa kepada
Allah SWT serta memperhatikan apa yang diperbuat di hari esok. Pada ilmu
manajemen, tindakan tersebut dinamakan perencanaan. Dalam peningkatan mutu
pendidikan, kepala madrasah dengan semua stakeholder harus melakukan
perumusan terhadap perencanaan pengembangan maupun target pencapaian prestasi
madrasah yang dituangkan melalui konsep perencanaan madrasah.
Melalui
data yang ditemukan peneliti menunjukkan bahwasanya konsep perencaan mutu
lulusan di MAN 2 Kota Kediri, meliputi:
a. Membentuk teamwork
dan menentukan
kebutuhan madrasah
Dalam hal ini,
kepala madrasah dengan tim merumuskan dan mengidentifikasi prioritas yang harus
dipenuhi untuk peningkatan mutu. Sasaran maupun tujuan pendidikan harus disusun
secara terukur dikarenakan kebutuhan maupun program madrasah ini harus memicu pencapaian
tujuan, visi, maupun misi madrasah.
MAN 2 Kota
Kediri membuat konsep perencanaan berlandaskan konsep 8 SNP dengan menghadirkan
tenaga ahli menjadi pengarah perencanaan. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri lebih
merencanakan kebutuhan sesuai visi penyelenggara keterampilan. Teamwork MAN 2 Kota Kediri berlandaskan struktur
madrasah maupun program yang disusun Kepala Madrasah, semua waka, TU, maupun
guru yang ditentukan berlandaskan jabatan masing-masing. Sedangkan Temawork MAN
1 Kota Kediri ini melakukan pembentukan penanggung jawab maupuk kepanitiaan
pada program yang dirancang.
Kedua madrasah
di Kota Kediri ini sama-sama membuat teamwork dalam menyusun
perencanaan. Tim tersebut mencakup Staff, TU, guru, kepala madrasah maupun waka
madrasah. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Chesswas, yang
mana kepala sekolah dengan teamwork merumuskan skala prioritas dalam
peningkatan mutu. Sasaran maupun tujuan dari pendidikan harus dirumuskan secara
baik karena program madrasah harus mengarah pada keberhasilan
tujuan maupun visi misi madrasah.
b. Menghadirkan
tenaga ahli atau konsultan eksternal
MAN 2 Kota
Kediri dan MAN 1 Kota Kediri dalam melakukan perencanaan program untuk setahun
ke depan menghadirkan konsultan ahli dibidangnya. MAN 2 Kota
Kediri melaksanakan program tersebut guna memberikan inspirasi
terkait program yang akan dikembangkan.
Sedangkan persiapan
yang dilakukan MAN 1 Kota Kediri yakni dengan menghadirkan program terkait keterampilan
dan program PDCI. Sehingga awal pelaksanaan program ini dilakukan dengan
menghadirkan kemenag maupun instansi lainnya guna memberikan pembekalan
terhadap SDM yang ada di MAN 1 Kota Kediri.
Menghadirkan
konsultan sama halnya dengan teori yang disampaikan Sallis (2006), konsultan ini dapat diterapkan untuk: pertama: penyusunan
evaluasi, penilaian, dan audit formal; kedua, menjadi kritukus terkait kebijakan
institusi; ketiga, meningkatkan kesadaran dan melatih keterampilan
staff; dan keempat, bisa memberikan petunjuk, nasihat awal, maupun
merubah tim.
c. Melakukan
perancangan perencanaan jangka pendek, jangka panjang yang sesuai dengan visi,
misi, maupun tujuan madrasah
MAN 2 Kota
Kediri dan MAN 1 Kota Kediri tentu mempunyai visi misi dengan ciri
sendiri-sendiri. Hal tersebut menjadikan setiap lembaga memiliki keunikan
dengan madrasah lainnya. Jika ditinjau secara institusi, tujuan dari adanya
visi misi ini ialah agar madrasah memiliki arah tujuan yang berorientasi
terhadap visi, misi, maupun tujuan madrasah supaya tujuan bisa lebih terukur. Strategi
harus dimiliki dalam pelaksanaan program yang disusun, alat ukur digunakan
sebagai evaluasi pencapaian pelaksanaan semua program sebagai kebijakan
program.
Perumusan visi
dan misi ini menggambarkan cita-cita maupun apa akan
dilaksanakan sebuah organisasi. Dengan penentuan tujuan tersebut, langkah
yang akan dilakukan menjadi lebih terarah
(Hunger, 2020).
Whheelen ini dimaknai sebagai visi misi madrasah yang disusun untuk menjadi
ciri khas dari satu organisasi dengan yang lainnya. Selain itu juga untuk mengetahui
jangkauan operasi organisasi untuk merealisasikan produk yang
ditawarkan dengan pelayanan pasarnya.
MAN 2 Kota
Kediri dan MAN 1 Kota Kediri menyusun rancangan jangka panjang maupun jangka
pendek. Rancangan jangka pendek ini seperti pembuatan RPP yang diwajibkan
terhadap setiap guru, dalam jangka panjangnya MAN 2 Kota Kediri berfokus membentuk
lulusan yang memiliki kompetensi di sektor akademik untuk nantinya dapat
meneruskan ke perguruan tinggi. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri menargetkan lulusannya mempunyai
keterampilan sehingga bisa melanjutkan bidang yang diminati di perguruan
tinggi.
d. Orientasi
masa depan (Future Oriented)
Perencanaan
yang dilakukan untuk masa depan
dinamakan future oriented. Orientasi masa depan yang dimiliki MAN 2 Kota Kediri ini
lebih ke studi lanjut siswa, ma’had, dan penguatan akademik. Sementara MAN 1
Kota Kediri ini mengarah pada penguatan keterampilan ataupun skill akademik.
Poole, Cooney,
Nurmi, dan Grenn memaparkan bahwasanya
keputusan yang diambil ini harus berorientasi masa depan, layaknya perencanaan,
pendidikan, maupun pekerjaan yang berorientasi masa depan dimana hal tersebut
dikenal sebagai orientasi masa depan.
e. Membuat
program dan menentukan kebijakan (Making Progams and Policy)
Kebijakan yang
disusun kepala sekolah wajib dibarengi dengan skala prioritas pelaksanaan supaya
dapat dilaksanakan secara baik serta terarah pada pencapaian tujuan, visi,
maupun misi madrasah. Hal ini yang nantinya akan membawa civitas akademik untuk
mengembangkan maupun menjalankan organisasi madrasah secara lebih
baik dengan orientasi terhadap tujuan.
MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri menyusun
program yang ditujukan untuk jangka waktu ke depan demi mewujudkan tujuan
madrasah. Rancangan program yang diajukan diataranya:
1) Peningkatan
mutu guru dan sumber daya manusia
Guru berperan aktif dalam melaksanakan program yang dikembangkan
pada peningkatan mutu lulusan. Hal tersebut menjadikan sebuah program MAN 2
Kediri maupun MAN 1 Kota Kediri ini ialah meningkatkan kualitas SDM maupun guru
yang ada. Ahmad Fatah mengemukakan bahwasanya dalam pengembangan lembaga
pendidikan partisipasi, pelaku utama yang berada pada posisi strategis ini
ialah sumber daya manusia dalam pelaksanaan pengembangan mutu madrasah.
2) Peningkatan
kualitas pelayanan dan kurikulum
Peningkatan
kualitas pelayanan yang dirancang kepala madrasah maupun semua elemen di kedua madrasah aliyah Kota
Kediri. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap orang tua maupun siswa. Hal
tersebut dikarenakan apabila anak menjalani pembelajaran secara maksimal maka
orang tua akan merasa puas.
Kurikulum
menjadi sebuah elemen pada sistem pendidikan yang mempunyai andil besar untuk
melancarkan proses belajar mengajar. Wina Sanjaya memaparkan bahwasanya pada
hakikatnya, kurikulum ini ialah suatu program kegiatan yang dirancang dengan
sistematis oleh madrasah guna mencapai tujuan.
Ada sedikit
perbedaan dalam program peningkatan kurikulum di kedua madrasah
aliyah Kota Kediri. Strategi yang dirumuskan dalam kurikulum ini diadaptasi
dari kebutuhan tenaga pendidik maupun siswa di setiap madrasah.
3) Peningkatan
mutu pembelajaran
Pembelajaran
menjadi sebuah kegiatan pokok madrasah. Madrasah mempunyai kebebasan untuk
menentukan teknik pengajaran, pembelajaran, maupun metode yang efektif sesuai sesuai
dengan guru, peserta didik, pelajaran, maupun sumberdaya yang ada. Umumnya,
model yang cocok digunakan ialah bertumpu pada peserta didik. Hal
tersebut berarti pembelajaran bertumpu pada keaktifan peserta didik,
tidak keaktifan pengajar. Sehingga metode pembelajaran aktif layaknya quantum
learning, coorperative learning, maupun active learning harus diberlakukan,
4) Peningkatan
mutu akademik dan non akademik
Peningkatan
mutu akademik yang dilaksanakan di kedua madrasah aliyah Kota Kediri ini
diantaranya dengan mengarahkan peserta didik
agar bisa mengusai pembelajaran yang disampaikan studi kelas. Sementara itu,
peningkatan mutu akademik ini ialah aktovotas yang dilaksanakan guru untuk melakukan
pembinaan terhadap siswanya untuk pengembangan minat dan bakat yang ada pada
diri peserta didik.
5) Peningkatan
program sarana dan prasarana
Pembelajaran
yang optimal membutuhkan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, serta
kondusif. Hal tersebut bisa menimbulkan rasa bangga dan rasa memiliki pada
madrasah. Guna mendukung kelancaran pembelajaran, maka dibutuhkan sarana maupun
prasarana yang memadai. Tak hanya pada tahap belajar mengajar, pengelolaan
sarana dan prasarana bisa mendukung kegiatan pendidikan di madrasah.
6) Peningkatan
program humas
Pemberian
fasilitas layanan publik ini penting dalam peningkatan lembaga pendidikan,
dikarenakan madrasah akan berhadapan dengan pihak yang
memiliki kepentingan. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwasanya besarnya organisasi
akan semakin kompleks juga sifat, jenis, maupun bentuk interaksi yang
berlangsung untuk menghadapi baik eksternal maupun internal,
7) Peningkatan
progam kesiswaan
Penyusunan
strategi kesiswaan ini ditujukan guna pengembangan potensi peserta didik berdasarkan
kemampuannya. Madrasah harus bisa mengelola dengan tepat agar bisa membekali
siswa untuk kembali melanjutkan pembelajaran dengan baik untuk menghadapi
perkembangan zaman. Program yang disusun kedua madrasah aliyah di Kota Kediri
ini berfokus terhadap pengelolaan siswa, kemudian kegiatan maupun program yang
dilakukan disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan siswa.
f. Mengecek
ulang dan merevisi perencaan
MAN 2 Kota Kediri melaksanakan
pemeriksaan kembali RPP yang dirancang guru serta perencanaan yang disusun
wakil kepala madrasah pada setahun kedepan. Melalui mekanisme yang teratur
sesuai dengan RPP yang dirancang guru, apabila ditemui kesalahan maka harus
diperbaiki. Di sisi lain, program yang diusulkan kepala madrasah harus terarah
dan jelas. Hal tersebut dikarenakan pada tahapan ini harus terperinci
pelaksanaannya kapan, program apa yang akan dilakukan, erta berapa pembiayaan lain yang
dibutuhkan.
Hal tersebut selaras dengan yang
disampaikan Tjijono dan Diana bahwasanya dalam pelaksanaan perbaikan
secara berkelanjutan. Maka ada 5 tahapan yang harus dilaksanakan, diantaranya:
komunikasi; perbaikan terhadap masalah yang jelas dan nyata; yakni melalui
pendekatan ilmiah siklus plan, do, check, act dimana dibutuhkan untuk
terus melakukan perbaikan; memandang ke hulu, mendokumentasi kemajuan maupun masalah
dan memantau perubahan.
Langkah-Langkah Implementasi Strategi Kepala Madrasah
dalam Peningkatkan Mutu Lulusan Prestasi Akademik dan Non Akademik di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Kediri
Ikezawa (1993) mengemukakan bahwasanya implementasi Manajemen ini dimaknai
menjadi sebuah perpaduan seluruh fungsi perusahaan ke filsafat holistic yang
dibangun berlandaskan konsep produktivitas, kualitas, kepuasan pelanggan,
pengartian, maupun teamwork. Pelaksanaan manajemen mutu pendidikan ini
dilakukan dengan melakukan koordinasi mengenai berbagai aktivitas kerja supaya
bisa selesai secara efisien dan efektif dan berorientasi terhadap kualitas.
Selanjutnya disebutkan bahwasanya implementasi ini ialah tahap pelaksanaan
program yang telah dirancang.
Berlandaskan
konteks pendidikan, penjelasan mengenai peningkatan mutu pendidikan ini berkait
dengan lulusan. Lulusan tersebut mencakup output pendidikan, proses, dan juga
input. Semuanya saling terkait satu sama lain (Saleh
& Malik, 2019).
Di
dalam agama islam, usaha yang dilakukan untuk membangkitkan dan menggerakkan
semangat kerja untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Seperti yang termaktuk dalam Al-Qur’an
surat At-Taubah ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ
وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
“Dan
katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga
Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata,lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.”
M.
Quraish Shihab pada tafsirnya menyampaikan bahwasanya, kata وَقُلِ اعْمَلُوْا dimaknai sebagai katakanlah, bekerjalah kamu
karena Allah semata dengan aneka amal solih dan bermanfaat. Melalui ayat
tersebut, menguraikan bahwasanya dalam
bekerja membutuhkan motivasi dan juga semangat dengan dasar keikhlasan semata
demi mengharap ridho Allah SWT atas apa yang dikerjakan. Sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas dari pendidikan, pemimpin madrasah bersama guru didorong
untuk selalu meningkatkan semangat maupun motivasi belajar dan membelajarkan
siswa di lingkungan pendidikan
(Quraish,
2002).
Guna
mengimplementasikan Manajemen peningkatan mutu, maka dibutuhkan strategi.
Melalui studi ini, ditemukan beberapa strategi yang dilakukan kepala madrasah,
diantaranya:
a. Komitmen
Langkah ini menjadi awal dari strategi yang dilaksanakan
kepala sekolah. Kepala sekolah kedua Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini saat
menerapkan konsep perencanaan maka harus ada komitmen yang kuat untuk
menjalankan manajemen mutu lulusan. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab
untuk menanamkan komitmen kepada seluruh akademisi yang ada di madrasah.
Melalui strategi ini maka semua SDM yang ada bisa memaksimalkan perjuangan
dalam menjalankan tugasnya sehingga bisa menciptakan lulusan yang berkualitas.
Advard Salling menyampaikan bahwasanya komitmen harus melekat pada kepala
madrasah selaku manajer dan juga leader. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan
madrasah ini bergantung pada kepala madrasah.
b. Teamwork
Kedua Madrasah
Aliyah di Kota Kediri ini dalam menjalankan strategi maka membutuhkan koordinasi
semua bagian individu yang ada, termasuk semua akademisi baik staff, TU, guru, maupun
kepala madrasah. Kepala Madrasah tidak mungkin mengerjakan secara mandiri.
Dalam mewujudkan sebuah misi maka membutuhkan kerja sama tim. Kepada sekolah di
sini berperan menjadi manajer puncak dan leader yang mana dapat menempatkan
seorang individu yang tepat dalam struktur organisasi yang mana bisa memberikan
peluang suksesnya kegiatan maupun program. Pembentukan struktur penanggung
jawab program bisa memberikan kemudahan untuk mengawasi dalam tahap evaluasi.
Teamwork di kedua
Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini bertugas menyusun dan mengatur program
madrasah. Setiap program yang telah dibentuk dengan jelas kapan pelaksanaannya.
MAN 2 Kota Kediri teamworknya mencakup semua wakil kepala madrasah,
guru, staff, sekertaris, dan kepala TU. Teamwork ini menyusun dan
mengatur program yang ada. Melalui tim yang solid ini maka bisa menjadikan
program yang dilaksanakan menjadi lancar dan baik. Melalui pembagian tugas dan
sumberdaya maka setiap individu akan saling menguatkan, artinya saling membantu
satu sama lain. Persatuan tim ini dibutuhkan karena apabila ada
yang mengalami kesulitan maka permasalahan, rintangan, dan halangan tersebut
bisa diatasi dengan kerja sama tim. Setiap program yang dirancang ini memiliki
penanggung jawab serta pembagiannya sehingga lebih mudah untuk memonitoring dan
koordinasi.
Kepala
madrasah harus bisa memperdayakan sumber daya potensial yang dimiliki. Selain
itu juga harus mempunyai teamwork yang berkomitmen tinggi. Teamwork ini
yang jadi pelopor pergerakan peningkatan mutu pendidikan maupun
mutu lulusan.
c. Komunikasi
Komunikasi
menjadi penting dalam sebuah organisasi. Hal tersebut digunakan dalam
mengemukakan informasi dengan akurat, tepat, serta cepat.
Komunikasi ini ditujukan dalam melakukan koordinasi fungsi maupun
tugas semua elemen demi menggerakkan mutu lulusan. Apabila komunikasi
berlangsung secara baik, teamwork akan lebih mudah sebagai trobosan atas masalah yang dialami
apabila ada persoalan yang harus dipecahkan.
Prinsip yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas MAN 2 Kota Kediri yaitu kepala sekolah
menjalankan pendekatan interpersonal, beberapa tahapan yang dilaksanakan diantaranya
ialah memberikan informasi penting ke wakil kepala sekolah dengan sumber daya
lain. Kerja sama tim tanpa komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik,
sebaliknya. Melalui komunikasi yang baik bisa memudahkan kepala sekolah untuk memotivasi
semua warga madrasah dalam meningkatkan tanggung jawab, pelayanan, kinerja, dan
lain sebagainya demi meraih tujuan dan sasaran. Hubungan yang terbentuk antar
warga madrasah ini ditujukan agar bisa terjalin rasa empati dan kekeluargaan.
Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan Enjang
bahwasanya komunikasi interpersonal berfungsi diantaranya:
1) Dapat
mempengaruhi maupun dipengaruhi orang lain;
2) Memperoleh
informasi yang bayak. Dengan adanya komunikasi interpersonal, kita bisa mendapatkan
informasi secara tepat waktu, dan akurat, yang mana bisa menjadi kunci
untuk menetapkan keputusan secara efektif;
3) Konsistensi
hubungan dengan orang lain. Dengan komunikasi interpersonal kita dapat
menetapkan hubungan dengan orang lain, dari pengalaman yang dimiliki, dan
dengan percakapan bersama mereka;
4) Konvensi
sosial akan matang, dengan komunikasi sosial bisa menentang konvensi sosial;
5) Melakukan pengembangan
keadaan diri. Dengan adanya komunikasi interpersonal maka akan terbiasa
mengembangkan diri;
6) Kebutuhan
psikologis dan sosial bisa terpenuhi. Melalui komunikasi interpersonal maka
kebutuhan tersebut bisa terpenuhi.
d.
Implementasi Progam Kerja Madrasah
1) Peningkatan
Kualitas Guru Mata Pelajaran
Pada tahap
pendidikan, guru berperan sebagai kunci untuk menciptakan mutu pembelajaran.
Peran maupin tugas guru ini terutama ada dalam tahap pembelajaran. Khususnya bisa
disebut bahwasanya mutu peserta didik ini dipengaruhi mutu pendidikannya. Bisa
disebut bahwasanya kompetisi guru ini harus diperhatikan demi meningkatkan mutu
lulusan. Hal tersebut dikarenakan guru menjadi tangan pertama yang
bersinggungan langsung dengan siswa di kelas.
Sebuah usaha
yang dilaksanakan dalam meningkatkan miutu guru pendidik di MAN 2 Kota Kediri
dan MAN 1 Kota Kediri yakni dengan
menjalankan in house training, evaluasi mingguan atau bulanan, workshop,
dan pemilihan guru berprestasi. In house training ini menjadi sebuah program yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan guru
seperti pengembangan program, kemampuan menyalurkan ilmu ke siswa, dan
merancang program yang akan dilaksanakan setahun ke depan. Workshop ini
dilakukan dengan mengirim tenaga pendidik untuk menjalani pelatihan baik dari
kemenag maupun lembaga lainnya yang berhubungan dengan perkembangan teknologi
pendidikan. Penentuan guru berprestasi ini menjadi sebuah kriteria khusus yang distandarkan
setiap kepala sekolah. Pemberian penghargaan ini tidak hanya dilakukan di
tingkat madrasah, namun pendidik juga didaftarkan sebagai kandidat guru
berprestasi di tingkat Kota hingga Nasional. Setiap minggu
kepala sekolah melakukan pemeriksaan kelas guna memeriksa metode yang
dilaksanakan guru, karena metode yang dilakukan harus memiliki variasi agar
peserta didik tidak bosan saat pembelajaran. Evaluasi bulanan dilakukan dengan
memeriksa RPP yang disusun guru dan juga bagaimana mengimplementasikannya.
Di sisi lain, kedua
Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini memiliki perbedaan, diantaranya: MAN 2 Kota
Kediri meningkatkan kompetensi kepala Laboratorium IPA, Bahasa, dan sebagainya,
artinya setiap kepala lab dikirimkan untuk mengikuti pelatihan di UNAIR
Surabaya, UIN Suka, dan lain sebagainya. Kepala MAN 2 Kota Kediri selalu memotivasi
pendidik agar lebih semangat serta
ikhlas untuk menyalurkan ilmunya ke peserta didik. Sedangkan di MAN 1 Kota
Kediri yang selalu mengedepankan keterampilan ini meningkatkan kemampuan
keterampilan di Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) yang dilaksanakan di
Balai Latihan Kerja (BLK) Kediri dan Tulungagung. Kepala MAN 2 Kota Kediri
selalu memotivasi guru untuk lebih ikhlas dan semangat untuk mentransfer
ilmunya ke peserta didik
Sejalan dengan
teori yang disampaikan Muhaimin, ada sebuah studi yang berhubungan erat dengan
profesionalisme maupun kualitas produk kerja seorang
individu. Keberhasilan guru untuk memberikan
peningkatan pada profesionalisme bisa dirasakan masyarakat dengan
meninjau profil lulusannya. Ketika masyarakat mengeluhkan kualitas
pendidikan, guru berkewajiban meningkatkan hal tersebut sebagai implementasi
atas etos kerja dan profesionalitas. Maka, kesimpulannya yakni pemimpin
memberikan kesempatan dalam peningkatan kualitas SDM dalam suatu organisasi,
yang mana keberhasilan kepala madrasah dalam pengelolaan sumber daya, satu
diantaranya dapat dilihat melalui keberhasilan mengelola kependidikan dan
tenaga pendidik yang dimiliki.
2) Peningkatan
Mutu Pembelajaran
Beberapa
elemen dimiliki dalam pembelajaran, diantaranya
yakni media; metode; bahan ajar; tujuan pengajaran; dan evaluasi pengajaran.
Melakukan peningkatan efisiensi maupun efektivitas pembelajaran, tahap
pembelajaran selalu diawasi demi meninjau konsistensi desain yang dirancang dengan
implementasi pembelajaran. Maka, perbedaan desain dan implementasi
bisa dihindari. Di sisi lain, siswa ataupun guru selalu termotivasi untuk
menjalankan belajar mengajar secara efisien dan efektif, hal ini disebabkan adanya
dukungan positif yang dilakukan melalui aktivitas pengelolaan kurikulum.
Peningkatan
mutu pembelajaran ini menjadi sebuah program yang dilaksanakan di MAN 2 Kota
Kediri. Hal tersebut ditujukan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yakni
dengan memaksimalkan KBM, pembinaan guru, mengupdate sistem pembelajaran terbaru,
dan tergabung pada MGMP, serta melakukan pembaharuan sistem pembelajaran. Guru
dikumpulkan kepala sekolah setiap bulannya untuk diberikan pemahaman dan arahan
dalam mengoptimalkan KBM. Hal tersebut dikarenakan KBM menjadi ujung tombak
dari mutu pendidikan sehingga menjadikan kepala madrasah menetapkan slogan KBM
harga mati. Pembaharuan sistem pembelajaran ini berartu guru
harus sadar terhadap teknologi. Pendidik harus berinovasi
terhadap pembelajaran demi mendukung pembentukan lulusan yang
bermutu.
Umumnya, mutu bermakna tingkat keunggulan
sebuah produk baik yang berwujud jasa ataupun barang, baik intangible maupun
tangible. Pada konteks pendidikan, kualitas ini berpacu pada proses
maupun hasil pendidikan. Pada tahap pendidikan, kualitas ini terlibat sebagai bahan ajar (psikomotorik,
afektif, maupun kognitif), dukungan administrasi, sarana prasarana madrasah, lingkungan
yang kondusif, dan metodologi.
3) Peningkatan
Kualitas Pelayanan dan Pengembangan Kurikulum
a) Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Kedua
madrasah aliyah negeri yang ada di Kota Kediri melaksanakan pelayanan dengan optimal. Hal
tersebut menjadi salah satu dari tujuan madrasah, karena akademisi di dalamnya
telah memahami akan pentingnya mutu pelayanan demi peningkatan mutu lulusan.
Hal
tersebut sejalan dengan teori yang disampaikan Kotler yang mana definisi
pelayanan ini ialah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan satu pihak ke
pihak lainnya, dimana pada dasarnya tidak mengakibatkan kepemilikan apapun maupun
tidak berwujud. Produksi ini bisa dihubungkan dengan sebuah produk fisik.
Pelayanan ini menjadi sikap produsen dalam pemenuhan keinginan maupun kebutuhan
konsumen untuk mencapai kepuasanya. Kotler juga menyampaikan bahwasanya
perilaku ini bisa berlangsung baik sebelum ataupun setelah transaksi. Umumnya
pelayanan dengan taraf fungsi yang tinggi bisa menciptakan kepuasan yang tinggi
dan konsumen akan melakukan pembelian ulang.
b)
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
yang terterapkan di MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri memakai kurikulum
merdeka untuk kelas 10 serta kurikulum 2013 di kelas 11 maupun 12, akan tetapi
sedikit perbedaan yang ada dimana yakni MAN 2 Kota Kediri ada tambahan
kurikulum ma’had. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri ada rekayasa kurikulum. Hal
dilakukan dengan memodifikasi kurikulum yang diterapkan tanpa mengubah
substansi dalam garis besar kurikulum, yakni dengan memasukkan program keterampilan
dalam jam aktif seminggu 4 jam pertemuan.
Ditinjau
melalui pandangan klasik, kurikulum dianggap sebagai rencana pembelajaran.
Materi maupun pelajaran apa yang akan ditempuh ini ialah kurikulum. Jika dikaji
lebih lanjut, kurikulum memiliki berbagai makna, diantaranya 1) sebagai
pengalaman belajar yang didapatkan siswa dari sekolah, 2) sebagai rencana
pembelajaran siswa, dan 3) sebagai rencana pengajaran.
Manajemen
kurikulum diartikan sebagai pengaturan yang dilaksanakan untuk keberhasilan
pembelajaran, supaya kegiatan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal.
Manajemen kurikulum ini ialah tahap usaha yang dilakukan bersama demi
mewujudkan tujuan pembelajaran yang mana bertumpu pada usaha, peningkatan mutu
interaksi belajar mengajar.
4)
Peningkatan Prestasi Akademik dan Non Akademik
Kepala
madrasah memiliki strategi khusus untuk meningkatkan prestasi siswanya. Melalui
penerapan open managemen pada pengelolaan madrasah, sehingga semua bagian
madrasah mempunyai rasa ingin berkembang bersama, kepercayaan, maupun kepemilikan.
Sehingga, open managemen yang dilakukan oleh MAN 2 Kota Kediri mempunyai
kekuatan tersendiri untuk berprestasi.
Pembangunan
militansi yang dilaksanakan kepala madrasah MAN 2 Kota Kediri ini dengan penanman sifat
penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh pada tiap program yang ditangani. Hal
ini menjadikan penanggung jawab program mencoba dengan sungguh-sungguh untuk
merealisasikan tujuan yang jelas.
MAN 2
Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri meningkatkan prestasi akademik maupun non
akademik sebagai berikut:
a) Peningkatan
Prestasi Akademik
Siswa yang
melaksanakan KBM memperoleh nilai di setiap tahap pembelajaran yang diikuti.
Aktivitas KBM ini bisa menciptakan tolok ukur maupun nilai yang diperoleh
siswa. Hasil yang diperoleh siswa ini diklasifikasikan ke dalam dua bidang
yakni akademik maupun non-akademik.
Kedua sekolah di
Kota Kediri melakukan peningkatan prestasi baik di bidang akademik ataupun
non-akademik. Peningkatan prestasi akademik ini dilaksanakan melalui
pengembangan bahasa inggris dan arab, bimbingan belajar siap PAS, English
Matrix, dab bisa prestasi. Penjelasannya sebagai berikut: pertama, pengembangan
bahasa ini dilakukan di perguruan tinggi di Kota Kediri yang bisa melakukan
bimbingan khusus untuk penguasaan bahasa arab dan inggris. Di sisi lain,
peserta didik melakukan pembiasaan setiap pagi dengan mendengarkan audio yang terpasang
di kelas sesuai jadwal yang ditetapkan; Kedua, bimbingan belajar siap
PAS ini ditujukan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadap ujian untuk
memperoleh hasil yang memuaskan sehingga bimbingan ini dilakukan rutin setiap
sore; Ketiga, English Matrix sebagai program unggulan pengembangan
bahasa untuk peserta didik kelas 10 dan 11 yang diharapkan bisa meningkatkan
kapabilitas komunikasi melalui bahasa internasional; Keempat, Bina
prestasi yang dilaksanakan dengan pembinaan kepada peserta didik yang memiliki
prestasi untuk menjalani perlombaan sesuai tingkatatan. Pembinaan dilakukan
pada tim karya ilmiah, tim olimpiade sejarah, ekonomi, inggris, bahasa arab,
kimia, matematika, biologi, maupun fisika. Pembinaan ini telah melahirkan
banyak prestasi diantaranya dalam olimpiade biologi, matematika, ekonomi, baca
puisi, English wall magazine, pidato inggris dan arab, maupun lomba story
telling.
Ada perbedaan dalam
pembinaan prestasi akademik diantara 2 kasus, yakni MAN 1 Kota Kediri dalam
membina prestasi akademik dilakukan melalui kerjasama bersama bimbel yang ada
di luar sekolah, memotivasi, dan mendampingi orang tua, yang dimaksud disini
ialah Pertama, demi mencapai target lulusan maka MAN 1 Kota Kediri
melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar di luar sekolah, Kedua mendampingi
dan memotivasi orang tua, artinya kepala madrasah mengundang orang tua ke sekolah
lalu memberikan motivasi untuk lebih mendampingi dan mengarahkan siswa supaya lebih
giat belajar. MAN 2 Kota Kediri melakukan pembinaan mengenai budaya membaca
yakni melakukan pembinaan budaya baca, yakni semua peserta didik harus
menyadari akan pentingnya melakukan pembelajaran akademik sehingga bisa
menambah pengetahuan.
Hal tersebut selaras dengan teori yang
disampaikan Bloom ”prestasi belajar ini dimaknai sebagai tahapan yang dilakukan
peserta didik dalam menciptakan perubahan di bidang evaluasi, sintesis, daya
analisis, penerapan, pemahaman, dan pengetahuan”. Melalui teori tersebut bisa
disebut bahwasanya prestasi akademik sama halnya prestasi belajar yakni
kemampuan peserta didik yang ditinjau melalui sisi akademiknya, atau yang
berhubungan dengan mata pelajaran yang diterima ketika mengikuti pembelajaran
di kelas. Prestasi akademik yang diperoleh setiap peserta akan berbeda-beda
tergantung kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa.
b) Peningkatan
Prestasi Non Akademik
Pengembangan
program kesiswaan MAN 2 Kota Kediri maupun MAN 1 Kota Kediri dilakukan pada potensi
siswa seperti pembinaan di bidang agama, wawasan kebangsaan, bidang olahraga
keterampilan, ekstrakulikuler, maupun kegiatan OSIS. Pembinaan ekstrakulikuler
maupun OSIS ini dilaksanakan guna mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
kader penerus bangsa serta memfasilitasi pengembangan potensinya berdasarkan minat,
bakat, maupun keterampilan yang dimiliki sebagai bekel untuk melanjutkan di
kehidupan masyarakat maupun ke pendidikan yang lebih tinggi.
MAN 2 Kota
Kediri melakukan pembinaan kepenulisan Karya Ilmiah Remaja (KIR), sebagai budaya peserta didik agar terbiasa menyusun karya
ilmiah lalu hasil tulisan tersebut dipajang di sepanjang kelas maupun di
didnding ruang tunggu. Selanjutnya ada aturan bahwasanya setiap peserta didik
diwajibkan berpartisipasi setidaknya 1 hingga 2
ekstrakulikuler. Sedangkan MAN 1 Kota Kediri yakni lebih
kepada penjaringan minat bakat terlebih dahulu yang dilaksanakan sejak awal
masuk kelas 10, dengan tes potensi siswa yang mana dapat mengklasifikasikan
ekstrakulikuler apa yang harus dipilih. Selanjutnya dalam program
keterampilan yang dimasukkan pada jam formal dimana sebelumnya 2 jam saat
ini 4 jam dalam seminggu.
Banyak
prestasi yang ditorehkan MAN 2 Kota Kediri seperti juara 1 Nasyid di tingkat
Nasional, juara robotik di tingkat provinsi, juara pramuka, dan prestasi
lainnya. Sementara prestasi MAN 1 Kota Kediri mempunyai banyak sekali prestasi
di bidang non akademik layaknya lomba paskibra tingkat provinsi, pramuka,
olahraga, dan masih banyak lainnya.
Mulyono mengemukakan
pada bukunya, bahwasanya prestasi non akademik dimaknai sebagai kemampuan atau
prestasi yang diraih siswa melalui aktivitas di luar jam atau bisa disebut
kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai aktivitas
untuk memberikan kesempatan ke siswa agar bisa mengembangkan hobi, bakat,
minat, maupun potensi yang dimiliki dimana dilaksanakan di luar jam sekolah.
5)
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Setiap
lembaga pendidikan harus mempunyai sarana dan prasarana yang memenuhi standar. Pendidikan
membutuhkan sarana yang mendukung sesuai kebutuhan. Perumusan program sarana
prasarana dibutuhkan supaya mempunyai nilai guna yang maksimal sehingga bisa
meningkatkan mutu lulusan.
Kedua
Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini mengembangkan sarana dan prasarana sesuai kegiatan
maupun program setiap sekolah. Program tersebut ditujukan untuk memfasilitasi
kebutuhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. MAN 2 Kota Kediri melakukan
pengembangan sarana prasarana dengan pemeliharaan lingkungan,
perpustakaan, dan laboratorium. Sementara MAN 1 Kota Kediri ini menyediakan
perlatan praktik seperti audio, mesin elektro, mesin mobil dan motor, komputer,
serta mesin jahit. Sekolah tersebut
mengembangkan pemenuhan sarpras laboratorium, pemeliharaan lingkungan, dan juga
perpustakaan. Realitasnya, di tengah madrasah ini ada taman yang asri sehingga
siswa merasa nyaman ada di sekolah.
MAN 2
Kota Kediri mempunyai trik tersendiri untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan
peserta didik sebagai penunjang pembelajaran. Seluruh fasilitas yang dibutuhkan
baik pembelajaran akademik maupun non akademik telah terfasilitasi. Dari
LAB, ruang OSIS, perpustakaan, taman, aula, tempat olah raga, maupun
kampung ekstrakulikuler, semuanya tinggal menjaga dan merawatnya. MAN 2
Kota Kediri saat ini berfokus pada pembangunan gedung baru 3 lantai untuk ruang
kelas maupun laboratorium serta pembangunan masjid.
Kedua
Madrasah Aliyah di Kota Kediri ini terus
berusaha menambah maupun memperbaiki sarana dan prasarana yang dimiliki. Tak
hanya demi kelancaran pendidikan, namun untuk kelayakan dan kelengkapan
fasilitas dalam sebuah lembaga pendidikan, dimana menjadi sebuah faktor
pertimbangan masyarakat untuk memberikan kepercayaannya untuk menyekolahkan
anaknya di lembaga tersebut.
Dibutuhkan
pengetahuan untuk mengelola sarana maupun prasarana
agar bisa menghindari ketidaktepatan dalam pengelolaan. Hal
tersebut terkait dengan perawatan, pemeliharaan, pengelolaan, penanggung jawab,
pengadaan, dan penghapusan. Bahkan ada beberapa pengelola yang tidak paham
mengenai standar sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Beberapa kasus yang
terjadi yakni seringkali memberi peralatan untuk melengkapi fasilitas
namun hal tersebut tidak menjadi skala prioritas lembaga tersebut. Hal ini
seringkali berlangsung di kehidupan kita, dimana kita bisa membeli namun tak
bisa merawat.
6)
Peningkatan Humas
Penyusunan
program dilakukan demi meningkatkan mutu lulusan tersebut harus
memperoleh dukungan dari seluruh elemen, baik eksternal maupun internal.
Di sini humas memegang peranan sebagai penjembatan pihak madrasah bersama
pihak luar madrasah yang memiliki
kepentingan. Jika ditinjau secara garis besar, adanya humas di suatu organisasi
ini penting untuk membentuk komunikasi bersama stakeholder serta untuk membicarakan
mengenai program, tujuan, maupun visi misi madrasah ke khalayak.
Program
humas di MAN 2 dan 1 Kota Kediri ini dilakukan pengembangan bersama internal
dan eksternal. Pihak eksternal dalam kedua madrasah tersebut mempunyai kesamaan
yakni melakukan promosi melali saluran tv lokal yakni Dhoho tv dengan acara talkshow
live yang dihadiri kepala Kemenag Kota Kediri. Upaya promosi juga dilakukan
melalui koran dengan bekerjasama bersama wartawan Koran lokal untuk memuat
mengenai prestasi, berita, maupun penerimaan peserta didik baru.
MAN 2
Kota Kediri melakukan pengembangan program humas internal agar komunikasi yang
terjalin berlangsung dengan baik antara stakeholder yang ada di dalam madrasah.
Saat ada agenda atau program, maka humas akan lebih mudah menyebarkan informasi
ke semua elemen yang ada di madrasah sehingga program bisa tersampaikan dengan
cepat hingga bisa membentuk komunikasi yang baik.
Dalam
Manajemen strategi, ada 2 tugas humas, diantaranya membuka pasar untuk
perluasan maupun peningkatan produk/jasa yang diproduksi,
serta membuka ruang untuk perluasan usaha dan meningkatkan investasi.
Pengembangan ini harus mengutamakan komunikasi dua arah antara masyarakat
dengan madrasah, khususnya pelanggan. Hal ini bisa menciptakan keputusan pada manejer
puncak untuk melakukan perubahan program bisa dirasa ada kegagalan, memperluas
pasar, mengembangkan program, atau melanjutkan program.
7)
Peningkatan Program Kesiswaan
Program
ini menjadi sasaran utama untuk meningkatkan
kualitas lulusan. Kualitas madrasah bisa digambarkan melalui kemampuan yang
dikuasai oleh lulusan seperti kemampuan psikomotorik, kognitif, maupun afektif.
Program kesiswaan dibentuk untuk membentuk peserta didik supaya menjadi lebih
disiplin, dapat berkontribusi di masyarakat, memiliki keterampilan, bisa
menguasai teknologi, bertanggung jawab, berakhlakul karimah, dan dapat
melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Program
pembinaan siswa di kedua madrasah aliyah di Kota Kediri diantaranya: pertama
ialah bimbingan masuk perguruan tinggi dan bimbingan berkelanjutan oleh
guru bimbingan konseling (BK). Guru BK bertugas mengarahkan siswa yang akan melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi yang diinginkan sesuai dengan kemampuannya,
selain itu juga bertugas membimbing peserta didik untuk mencari jalan keluar
ketika dihadapkan dengan masalah; kedua ialah membentuk tim tata tertib
yang beranggotakan para guru, BK, kepala dan wakil kepala madrasah. Tim
tersebut bertugas menertibkan maupun mengajarkan peserta didik untuk disiplin.
Mematuhi peraturan, belajar, masuk kelas, serta pengembangan diri. Apabila terjadi
pelanggaran, tim tersebut nantinya memberlakukan hukuman
yang bersifat mendidik ke peserta didik. Ketiga ialah bapak/ibu
guru menjadi contoh yang baik untuk peserta didik, apalagi kepala madrasah
selain menjadi suri tauladan peserta didik, juga memiliki tanggung jawab moral
kepada guru maupun staff lainnya.
MAN 2
Kota Kediri mempunyai program kesiswaan yang memiliki ciri khas. Pada program
ini ada perbedaan dimana madrasah ini mempunyai pondok pesantren dimana
penanaman akhlakul karimah ini dilakukan dengan mengkaji kitab kuning
maupun Al-Quran. Hal tersebut menjadi karakteristik khusus yang dimiliki oleh
ma’had di madrasah ini. Di sisi lain, program lainnya seperti uswah ini
dilakukan dengan berdiskusi bersama antara junior dengan senior untuk berbagi pengalaman mengenai belajar. Program exchange
student to abroud yakni pertukaran pelajar ke luar negeri untuk peserta
didik yang masuk pada kriteria dan standar yang
ditetapkan. Di tahun sebelumnya, pertukaran pelajar berlangsung di Jerman
sementara tahun ini program ini dilakukan di Texas Amerika.
Selaras
UU mengenai tujuan pendidikan nasional No 20 tahun 2003 yang mengemukakan
bahwasanya pendidikan nasional ditujukan guna pengembangan potensi siswa supaya
terbentuk menjadi individu yang bertanggung jawab, mandiri, kreatif, cakap,
sehat berilmu, berakhlak mulia, bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, beriman, serta
menjadi warga Negara yang Demokratif.
e.
Evaluasi
Tahap
ini sebenarnya menjadi langkah awal sebelum melakukan perencanaan terhadap
pembentukan mutu lulusan di lembaga yang mana dilakukan dengan mengevaluasi
kondisi madrasah. Evaluasi internal memiliki fungsi untuk meninjau tantangan maupun
peluang yang dihadapi madrasah untuk
peningkatan mutu lulusan. Kepala madrasah harus menentukan implementasi
kebijakan supaya mutu dapat terwujud dengan baik berdasarkan tujuan madrasah.
Intinya, madrasah harus memiliki kebijakan untuk menghadapi tantangan maupun
peluang demi peningkatan mutu lulusan.
Pada
tahapan ini, yang menjadi target evaluasi yakni apakah sudah tercapai target
implementasi dan kegiatan program. Rapi Tyler mengemukakan bahwasanya evaluasi
dimaknai sebagai tahap dalam menentukan sejauh mana pendidikan bisa terlaksana.
Spirit
evaluasi ditegaskan Allah SWT dalam
Al-Qur’an surat
Al-Baqarah Ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ
الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang
orang yang sabar,
Melalui
ayat tersebut, memaparkan bahwasanya setiap manusia akan dievaluasi Allah
mengenai keimanannya. Apakah tergolong hamba yang keimanannya benar, atau
sebaliknya. Evaluasi ini bisa berwujud materi, fisik, maupun psikologis. Sama
halnya di dunia pendidikan, evaluasi harus dilaksanakan dengan komprehensif
yang mencakup kepemimpinan, persiapan mengajar, bahan ajar, tenaga
kependidikan, pendidik, kurikulum, dan lain sebagainya guna mengidentifikasi
tingkat keberhasilan, persoalan yang dihadapi, serta solusi yang harus
dilaksanakan guna kemajuan pendidikan.
Evaluasi
dilaksanakan di MAN 2 Kota Kediri tak hanya guna mengetahui akhir kegiatan
saja, namun bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam perbaikan kedepannya.
Evaluasi program peningkatan mutu di kedua madrasah aliyah di kota Kediri ini hampir
sama dengan model CIPP. Model tersebut dikenalkan Danial
L. Stufflebeam, yang mencakup:
1) Penilaian tentang produk/hasil
Penilaian ini disebut pula
sebagai laporan evaluasi yang berwujud laporan tertulis. Di sisi lain, tahapan
ini berwujud penilaian yang dikhususkan pada hasil akhir program yang
dilakukan, layaknya lulusan yang diterima di perguruan tinggi, dan keberhasilan
prestasi yang diraih.
2) Penilaian
tentang proses
Penilaian ini
dilaksanakan dengan menghimpun dan menggali informasi yang berhubungan dengan
faktor penghambat dan penghubung pelaksanaan program madrasah. Tahapan ini
berjangka yang mana bisa dilakukan mingguan, bulanan, semester, maupun tahunan
yang kemudian bisa digunakan menjadi pertimbangan untuk melaksanakan program di
periode selanjutnya. Di sisi lain, kepala madrasah juga mengawasi di saat
pelaksanaan program untuk memastikan kesesuaian dengan yang direncanakan.
3) Penilaian
tentang masukan
Kedua Madrasah
Aliyah di Kota Kediri ini dalam melakukan program evaluasi program peningkatan
mutu pendidikan dilakukan dengan meninjau potensi yang dimiliki, dengan harapan
program yang telah disusun ini bisa sejalan dengan keadaan madrasah. Madrasah dalam
hal ini menggali informasi melalui beberapa pengguna madrasah seperti komite,
staff, maupun guru sekolah degan melakukan musyawarah.
4) Context
Evaluation (penilaian konteks evaluasi)
MAN 2 Kota
Kediri dan MAN 1 Kota Kediri melakukan
pengawasan pada program yang dirancang. Hal tersebut dilaksanakan guna memahami
potensi madrasah yang sesungguhnya dan tetap dalam harapan stakeholder. Di sisi
lain, madrasah bisa mengetahui program yang bisa dilanjutkan di periode
selanjutnya.
Evaluasi program yang dilaksanakan
MAN 2 Kota Kediri ini dilakukan dengan evaluasi eksternal dan internal.
Evaluasi eksternal dilaksanakan oleh pengawas dari Kemenag dan akreditasi
dilakukan Badan Akreditasi Nasional Madrasah. Sementara evaluasi internal ini
berhubungan dengan program yang dilaksanakan kepala madrasah.
Implikasi Strategi Kepala Madrasah dalam Peningkatan Mutu
Lulusan Prestasi
Akademik dan Non Akademik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Kediri
Sesudah melaksanakan perencanaan hingga
evaluasi strategi kepala madrasah untuk peningkatan
mutu lulusan, pasti dihadapkan dengan
dampak yang muncul dengan adanya regulasi pelaksanaan program. Tentu madrasah
mengharapkan dampak positif yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan
sekolah maupun stakeholder.
Implikasi
ini berdampak positif baik bagi pihak eksternal maupun internal madrasah.
Beberapa dampak tersebut diantaranya ialah
a.
Implikasi ke Madrasah
Implikasi
ke madrasah yakni meningkatkan prestasi madrasah, meningkatkan kinerja guru,
dan promosi. Meningkatnya prestasi madrasah ini dimaksudkan apabila mutu ini
berdampak dengan kemadrasahan sehingg madrasah memiliki peringkat teratas dalam
membentuk lulusan yang berkualitas. Madrasah lebih mudah mempromosikan melalui
peningkatan mutu lulusan. Madrasah memiliki nilai lebih untuk berpromosi ke
masyarakat, perusahaan, maupun perguruan tinggi karena memiliki lulusan yang
unggul. Peningkatan kinerja guru ini dilakukan untuk membentuk kedisiplinan,
inovasi, maupun kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila pembelajaran
dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan luaran yang bermutu.
b.
Implikasi ke Siswa
Implikasi
ke siswa MAN 2 Kota Kediri dan MAN 1 Kota Kediri ialah kompetensi yang dimiliki
akan menjadi lebih baik. Peserta didik akan lebih siap memasuki dunia kerja,
siap terjun ke masyarakat, memiliki skill, terampil, dan bisa melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi.
Kompetensi
lulusan ini akan menjadi lebih baik, maksudnya siswa memiliki standar kompetensi
yang baik dari aspek psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Kepala MAN 2 Kota
Kediri memiliki target agar alumninya bisa memasuki perguruan pendidikan lanjut,
maka melalui target tersebut di tahun 2022 beberapa siswa yang masuk perguruan
tinggi baik swasta ataupun negeri dengan memperoleh persentase 85%. Sementara
kepala MAN 1 Kota Kediri merencanakan sebuah strategi untuk mencetak lulusan
yang terampil serta unggul agar nantinya dapat berkontribusi di masyarakat,
bisa terjun ke dunia kerja, maupun bisa membuka peluang usaha, karena di
madrasah telah mendalami berbagai keahlian seperti SMK.
c.
Implikasi Eksternal (Masyarakat)
Peningkatan
lulusan MAN 2 Kota Kediri ini turut berdampak pada masyarakat, yakni masyarakat
dapat memilih sekolah yang cocok untuk anaknya dan rasa percaya pada madrasah
yang semakin meningkat.
Pertama,
masyarakat dapat menentukan madrasah yang sesuai dengan anaknya baik minat,
bakat, maupun keinginannya.
Kedua,
rasa percaya masyarakat akan madrasah akan semakin meningkat, hal tersebut
berimplikasi terhadap banyaknya orang tua yang mendaftarkan
anaknya di MAN 1 maupun MAN 2 Kota Kediri.
Adapun
perbedaan antara kedua madrasah aliyah di Kota Kediri, diantaranya: implikasi
ke madrasah di MAN 2 Kota Kediri lebih terkenal dengan keunggulan akademiknya, sementara
MAN 1 Kota Kediri karena keterampilan sehingga mudah menjalin kerjasama dengan mitra
kerja maupun brand image. Kemudahan dalam bekerjasama dengan mitra
kerja ini menjadikan MAN 1 Kota Kediri bisa mudah melakukan magang di
perusahaan, melaksanakan pelatihan di BLK Kota Kediri. Apabila peserta didik
mempunyai kemampuan khusus maka lulusan bisa lebih mudah diterima di perusahaan.
Kedua, branding image maksudnya madrasah memiliki cara tersendiri untuk branding
image. MAN 2 Kota Kediri dikenal dengan prestasi akademik, sementara MAN 1 Kota Kediri dikenal
dengan keterampilannya.
Melalui
pemaparan tersebut, melalui teori islamy, implikasi dimaknai sebagai segala
sesuatu yang diciptakan melalui perumusan kebijakan atau bisa disebut implikasi
sebagai konsekuensi yang muncul bersama dengan pelaksanaan kegiatan maupun
kebijakan tertentu.
Kesimpulan
Konsep
perencanaan strategi kepala madrasah untuk meningkatkan kualitas lulusan di MAN
1 dan MAN 2 Kota Kediri meliputi pembentukan teamwork dengan menentukan
kebutuhan berdasarkan visi misi, menghadirkan tenaga ahli/konsultan eksternal,
menyusun perencanaan jangka pendek dan panjang berdasarkan tujuan dan visi misi
madrasah, berorientasi masa depan, menentukan kebijakan dan menyusun program,
serta merevisi dan meninjau ulang perencanaan. Tahap implementasi peningkatan
mutu lulusan meliputi komitmen, pembentukan tim, komunikasi, dan implementasi
program yang meliputi peningkatan kualitas guru, kurikulum, dan pembelajaran,
serta meningkatkan sarana prasarana dan program kesiswaan. Implikasi strategi
kepala madrasah meliputi meningkatkan prestasi madrasah, meningkatkan kinerja
guru, mempromosikan madrasah, dan memiliki keunggulan di bidang akademik dan
riset ilmiah.
BIBLIOGRAFI
Arfan,
M. (2022). Islam Dan Pendidikan Pluralisme: Menampilkan Wajah Islam Toleran Melalui
Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan. Fikroh, 6(2), 100–127.
Baqi, D. A. (2020). Model Crosby Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan. Kapita
Selekta Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan, 211.
Enes, U. O. R., Kusen, K., & Wanto, D. (2024). Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MIN 1 Rejang
Lebong. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 14(1), 1–14.
Fauziyati, W. R. (2018). Strategi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Menuju Generasi Maju Indonesia. QALAMUNA:
Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 10(01).
Hidayat, U. S. (2021). Urgensi Penguatan Pendidikan Karakter Dalam
Menyiapkan Generasi Emas 2045: Strategi Membangun Generasi Cerdas, Berkarakter
dan Berdaya Saing di Abad 21. Nusa Putra Press.
Hunger, J. D. (2020). Essentials of strategic management.
Ikezawa, T. (1993). Effective TQC; How To Make Quality Assurance More
Than a Sloga. Tokyo: PHP Institut. INC.
Indrawan, I., & Murtopo, A. (2023). Manajemen Lingkungan Strategik
Dalam Organisasi Lembaga Pendidikan Islam. Al-Afkar: Manajemen Pendidikan
Islam, 11(01), 71–84.
Moleong, L. J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja
Rosdakarya.
Munir, M., & Ma’sum, T. (2022). Strategi Membangun Brand Image Lembaga
Pendidikan. INTIZAM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2),
22–41.
Pasaribu, A. (2017). Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam
pencapaian tujuan pendidikan nasional di madrasah. EduTech: Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(1).
Purwaningsih, E. (2022). Peningkatan Mutu Sekolah Perspektif Philip B.
Crosby. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial Dan Sains, 11(1),
135–140.
Quraish, S. M. (2002). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran.
Jakarta: Lentera Hati, 3.
Rahman, M. L. (2020). Model Pemgembangan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif
Philip. B. Crosby. EL Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education, 2(1),
41–56.
Saleh, K., & Malik, L. R. (2019). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Provinsi Kalimantan Timur (Studi kasus
SDIT Cordova Samarinda dan SDIT YABIS Bontang). Fenomena, 11(2),
143–154.
Sallis, E. (2006). Total Quality Management in Education: Manajemen Mutu
Pendidikan, terj. Ahmad Ali Riyadi, et. Al., Cetakan Ke IV. Yogyakarta:
IRCiSoD.
Copyright
holder: Marno, Ali
Nasith, Moch. Alfin Khoirudin (2024) |
First
publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |