Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3, Maret 2024

 

PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI KABUPATEN NGADA

 

Rofinus Neto Wuli

Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Kabupaten Ngada merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi pertanian yang besar. Namun, kesejahteraan petani di kabupaten ini masih tergolong rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) petani, sehingga dibutuhkan peran sumber daya manusia yang terencana agar kesejahteraan petani dapat terwujud. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam peningkatan kesejahteraan petani yang berada di Kabupaten Ngada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, observasi dan wawancara. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan penerapan manajemen SDM yang baik dapat meningkatkan kualitas SDM petani, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas SDM petani yaitu program penyuluhan petani, program pembinaan petani, program pengenalan dan pelatihan penerapan teknologi baru, dan program bantuan sosial kepada petani. Melalui implementasi program-program tersebut dapat menjadikan pertanian sebagai motor penggerak ekonomi dan mewujudkan ketahanan pangan yang optimal. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan dan pengurangan angka kemiskinan dapat direalisasikan di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kata Kunci: Manajemen Sumber Daya Manusia, kesejahteraan petani, Kabupaten Ngada

 

Abstract

Ngada Regency is one of the regencies in East Nusa Tenggara Province that has great agricultural potential. However, the welfare of farmers in this district is still relatively low. One of the factors causing this is the low quality of farmers' human resources (HR), so a planned role of human resources is needed so that farmers' welfare can be realized. Thus, the purpose of this research is to analyze the role of Human Resource Management in improving the welfare of farmers in Ngada Regency. This research used qualitative research methods. Data collection techniques in this study were carried out by literature study, observation and interviews. The data that has been collected is then analyzed using three stages, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that the implementation of good HR management can improve the quality of farmers' human resources, so as to increase the productivity and welfare of farmers. Here are some steps that can be taken to improve the quality of farmers' human resources, namely farmer extension programs, farmer coaching programs, introduction and training programs for the application of new technology, and social assistance programs to farmers. Through the implementation of these programs, agriculture can become the driving force of the economy and realize optimal food security. Thus, welfare improvement and poverty reduction can be realized in Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province.

Keywords: Human Resource Management, farmer welfare, Ngada Regency

 

Pendahuluan

Menghilangkan kemiskinan merupakan tugas yang sangat berat serta meresahkan dunia, termasuk Indonesia. Data BPS persentase kemiskinan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, mengalami penurunan yang melambat hingga saat terakhir kali dilakukan survei pada Maret 2023 persentase penduduk miskin sebesar 9,36 persen, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 25,90 juta orang, angka ini jauh dari angka kemiskinan yang ditargetkan pada MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 7,5 persen (Mutia, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia masih belum optimal, sangat disayangkan mengingat wilayah negara Indonesia yang luas dengan sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam yang melimpah dapat dimanfaatkan salah satunya dalam sektor pertanian.

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat berperan hingga saat ini dalam perekonomian Indonesia, pertanian telah menjadi prioritas utama dalam pembangunan. Saat orde baru pertanian menjadi tujuan pembangunan sedangkan pada era sekarang menjadi pokok perhatian pemerintah. Petani merupakan mata pencaharian yang paling banyak ditekuni di Indonesia (Rahayu, 2020). Terdapat permasalahan yang dimana pertanian mengurangi kemiskinan, tetapi petaninya tetap miskin. Menurut Warto dalam (Yacoub & Mutiaradina, 2020) sebagai negara yang mempunyai wilayah relatif luas dengan lahan pertanian cukup menjanjikan, semestinya penduduk desa yang tinggal di perdesaan dapat hidup makmur dan sejahtera. Akan tetapi pada kenyataannya belum berkondisi demikian, karena sebagian besar masyarakat yang bermukim di perdesaan khususnya para petani/buruh tani masih banyak yang miskin.

Kemiskinan erat kaitannya dengan kesejahteraan, penduduk yang miskin berarti tidak sejahtera. Pendapatan petani menjadi salah satu tolak ukur dalam melihat tingkat kesejahteraan petani yang selanjutnya merupakan tolak ukur pembangunan pertanian (Alfrida & Noor, 2018). Untuk itu sistem pertanian harus lebih ditingkatkan, hal ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Dalam penelitian (Wuli, Loda, et al., 2023) menunjukkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia adalah keterbatasan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian. Rendahnya tingkat sejahtera bagi petani di Indonesia dikarenakan kemampuan mereka yang tidak memadai, seperti kemampuan manajerial, lemahnya daya tawar, terbatasnya akses pada permodalan dan informasi, dan tingkat pendidikan mereka yang rendah. Menurunnya minat kaum muda menekuni bidang pertanian karena ada anggapan menjadi petani selain kurang menjanjikan secara ekonomis, juga dianggap pekerjaan yang kurang bergengsi. Sehingga menjadi tugas besar agar peran manajemen sumber daya manusia dapat meningkatkan kesejahteraan petani khususnya di daerah Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi dalam sektor pertanian.

Penelitian terdahulu oleh (Tewu, 2015) yang meneliti mengenai peranan sumber daya manusia dalam meningkatkan aktivitas kelompok tani di desa Tember hasil penelitian menunjukan kenyataan bahwa ternyata sumber daya manusia yang ada di dalam kelompok tani desa Tember ternyata masih belum berperan sebagaimana mestinya disebabkan antara lain pertama, kurangnya informasi dan sosialisasi tentang fungsi dan perannya bagi petani, yang kedua, tingkat pendidikan dari para anggota di dalam kelompok tani relatif tergolong rendah, sehingga turut mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan mereka dalam mengadopsi inovasi di bidang pertanian dan menerapkan inovasi tersebut dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

Penelitian lain oleh (Yuniati et al., 2018) yang meneliti mengenai penguatan kelembagaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani tebu hasil penelitian menunjukan bahwa   kelembagaan petani tebu berperan untuk membantu aktivitas petani dan meningkatkan posisi tawar petani dalam menjalankan agribisnis tebu. Namun   kelembagaan petani umumnya masih dijalankan dengan mengedepankan kepentingan kelompok tertentu, sementara petani kecil/petani gurem tetap memiliki akses yang terbatas. Oleh karenanya penguatan kelembagaan petani tebu diperlukan untuk meningkatkan akses petani terhadap kelembagaan baik lembaga finansial maupun non finansial. Penguatan kelembagaan dilakukan   dengan merumuskan strategi penguatan kelembagaan dari aspek organisasi, aspek sumberdaya, aspek pelayanan, dan aspek jaringan kerjasama atau kemitraan. Penguatan kelembagaan akan mendorong petani meningkatkan produktivitas,sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani tebu.

Kebaruan penelitian ini adalah obyek penelitiannya yaitu peranan manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Ngada. Penelitian ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang peran manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi kebijakan dan program yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Rekomendasi ini dapat digunakan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan petani. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji peran manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut (Nugrahani & Hum, 2014) penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif lainnya. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan melalui tiga pendekatan utama, yaitu studi literatur, observasi, dan wawancara. Proses pengumpulan data dimulai dengan melakukan studi literatur, yang melibatkan pencarian serta analisis terhadap berbagai sumber informasi seperti jurnal ilmiah, buku, dan dokumen terkait manajemen sumber daya manusia dalam konteks meningkatkan kesejahteraan petani. Sementara itu, observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung situasi atau kegiatan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia di sektor pertanian Kabupaten Ngada. Wawancara juga dilakukan, melibatkan berbagai pihak terkait seperti petani, pengelola pertanian, pekerja di sektor pertanian, dan pemangku kepentingan lainnya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

 

Hasil dan Pembahasan

Kabupaten Ngada terletak di bagian tengah Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Ngada merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi pertanian yang besar. Dalam   perekonomian   Provinsi   Nusa   Tenggara Timur, tergambarkan dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana sektor pertanian berkontribusi yang tertinggi di antara lapangan usaha lainnya (Nono et al., 2023). Hal ini menandakan bahwa sektor pertanian memiliki peran utama dalam mendukung ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan secara khusus di Kabupaten Ngada.

Dalam (Wuli, Loda, et al., 2023) terdapat visi dan salah satu poin misi Kabupaten Ngada tahun 2021-2024 disebutkan terwujudnya masyarakat Ngada yang unggul, mandiri, dan berbudaya dengan fokus pada pertanian dan pariwisata yang berwawasan lingkungan. Sedangkan dalam salah satu misinya disebutkan pengembangan ekonomi daerah melalui sektor-sektor kunci, termasuk pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata, dengan memperhatikan lingkungan hidup. Dalam visi dan misi tersebut menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu peran strategis dalam agenda pengembangan ekonomi Kabupaten Ngada, pemilihan sektor pertanian sebagai salah satu sektor kunci dalam pengembangan ekonomi mencerminkan peran penting pertanian dalam kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

Kabupaten Ngada yang memiliki luas lahan pertanian, kelimpahan sumber daya alam dan iklim yang mendukung pertanian. Memunculkan potensi kesejahteran masyarakat melalui sektor pertanian seperti Kecamatan Golewa Selatan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur yang beriklim tropis dan berada pada ketinggian 0-750 mdpl. Kecamatan Golewa Selatan memiliki potensi bidang pertanian pada komoditi pangan, hortikultura dan perkebunan. Potensi bidang pertanian Kecamatan Golewa Selatan merupakan penyumbang terbesar kabupaten Ngada dalam bidang pertanian. Komoditi unggulan yang tersebar dalam desa di kecamatan Golewa Selatan meliputi padi, jagung, pisang, kakao dan kemiri (Taus et al., 2021). Sedangkan di kecamatan Wolomeze yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Ngada, Kecamatan Wolomeze memiliki potensi yang strategis di sektor pertanian terutama tanaman pangan padi, jagung dan tanaman hortikultura (Hamakonda et al., 2023). Sementara di ibu kota kabupaten Ngada yaitu Bajawa dengan produk terkenalnya yaitu Kopi Bajawa yang merupakan salah satu penghasil kopi dengan kualitas terbaik di Flores, Nusa Tenggara Timur (Wuli, Puspita, et al., 2023). Potensi-potensi tersebut dapat menjadi kekuatan pangan di kabupaten Ngada.

Pangan memegang peranan yang sangat penting di Indonesia, khususnya bahan makanan pokok, mayoritas bahan makanan utama di Indonesia, seperti serealia yang meliputi beras, jagung, dan terigu, memiliki dampak besar terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari ketiganya, beras menjadi yang paling dominan sebagai pilihan makanan utama bagi penduduk. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan paling penting dan banyak dibudidayakan di Indonesia karena merupakan bahan pokok dan banyak dari sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia padi merupakan salah satu kebutuhan primer karena sebagai sumber energi dan karbohidrat (Wuli, 2023). Dengan adanya peluang tersebut seharusnya dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan petani.

Dalam UU no 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial disebutkan kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Banyak pekerja berasal dari sektor pertanian yang semestinya perlu dilindungi dan disejahterakan karena mereka telah berjasa dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup orang banyak. Namun kenyataannya di Indonesia petani malah seringkali dirugikan dengan pendapatan mereka yang kecil. Penduduk di sektor pertanian pada umumnya selalu lebih miskin dibandingkan penduduk yang sumber pendapatan utamanya dari sektor-sektor lainnya, terutama industri manufaktur, keuangan, dan perdagangan, walaupun pendapatan bervariasi menurut subsektor atau kelompok usaha di dalam masing-masing sektor tersebut (Pamungkas et al., n.d.). Hubungan erat antara kesejahteraan dan kemiskinan mengindikasikan bahwa untuk mengurangi tingkat kemiskinan, pemerintah perlu secara signifikan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk memperhatikan kebutuhan petani.

Petani di Indonesia indentik dengan tingkat penghasilan dan pendidikan yang rendah, sehingga peningkatan kesejahteraan petani secara tidak langsung akan berdampak kepada pengentasan kemiskinan di perdesaan (Pamungkas et al., n.d.). Dalam (Rahmawati, 2020) kesejahteraan petani berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan. Peningkatan kesejahteraan petani akan efektif menurunkan tingkat kemiskinan perdesaan apabila dibarengi dengan pemerataan distribusi pendapatan. Ini artinya secara tegas, peningkatan kesejahteraan petani dapat memberikan kontribusi yang besar untuk meredakan kemiskinan di wilayah perdesaan.

kesejahteraan petani di kabupaten Ngada masih tergolong rendah dilihat dari komposisi ekonomi Ngada yang masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 35,02%, tetapi angka publikasi BPS NTT Tahun 2023 menempatkan Ngada berada di urutan ketiga presentase penduduk Miskin terkecil di Provinsi NTT, dibawah Kota Kupang dan Flores Timur (Pidato pengantar laporan Bupati Ngada, 2022). Salah satu faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya kesejahteraan petani adalah kurangnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di kalangan petani (Burano, 2016). Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam manajemen sumber daya manusia yang dapat mengatasi permasalahan ini.

Menurut Sastrohadiwiryo dalam (Samsuni, 2017) Manajemen Sumber Daya Manusia atau dengan manajemen tenaga kerja yaitu pendayagunaan, pembinaan, pengetahuan, pengaturan, pengembangan, unsur tenaga kerja. Baik dan buruk karyawan ataupun pegawai untuk mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya sesuai organisasi. Yang artinya manajemen SDM berfokus pada strategi pengelolaan manusia dalam lingkungan kerja, dengan memberikan perhatian khusus pada pengelolaan sumber daya manusia agar dapat memberikan kontribusi optimal terhadap pencapaian tujuan organisasi. SDM menjadi faktor sentral dalam suatu organisasi, apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi, misi, dan tujuan untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya dikelola dan diurus oleh manusia, sehingga manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi atau organisasi (Larasati, 2018).

Untuk meningkatkan manajemen SDM yang berpotensi memberikan dampak positif pada kesejahteraan petani, terutama di Kabupaten Ngada, dapat diterapkan sejumlah program manajemen SDM. Ini mencakup program penyuluhan untuk petani, program pembinaan petani, program pelatihan pengenalan dan penerapan teknologi terkini, serta program bantuan sosial yang ditujukan kepada petani.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM petani yaitu melalui penyuluhan atau pelatihan (Ardita et al., 2017) penyuluhan pertanian diartikan sebagai proses pembelajaran bagi petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya agar mereka tahu, mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses pasar, teknologi pertanian, dan permodalan untuk meningkatkan produksi usaha tani, efesiensi, dan efektifas usaha serta pendapatan keluarganya (Bahua, 2015). Dalam Perpres RI No 35 tahun 2022 tentang penguatan fungsi penyuluhan pertanian, Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama serta Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Tujuan penyuluhan adalah untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap petani dalam mengusahakan usaha taninya kearah bertani yang lebih baik (Better Farming), berusaha tani lebih menguntungkan (Better Business), dan hidup lebih sejahtera (Better Living) (Romadi & Warnaen, 2021). Dengan merangkum ketiga aspek ini, penyuluhan pertanian bertujuan untuk membentuk petani yang lebih terampil dan berpengetahuan, mampu menjalankan usaha pertanian secara efisien dan menguntungkan, serta mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Peningkatan keterampilan dan pengetahuan petani dapat dicapai melalui berbagai kegiatan penyuluhan, seperti pemberian informasi tentang teknologi pertanian, manajemen usaha tani, dan pemasaran hasil pertanian. Sehingga mampu meningkatan produktivitas pertanian, peningkatan harga hasil pertanian, dan pengembangan diversifikasi usaha pertanian. Dengan pendekatan ini diharapkan petani dapat berhasil menghadapi tantangan dalam dunia pertanian yang dinamis dan meningkatkan taraf hidup mereka secara keseluruhan. Penyuluh memiliki peran krusial dalam melaksanakan program penyuluhan, di mana mereka memegang kunci penting untuk memberi pengetahuan dan keterampilan yang mampu menghasilkan perubahan petani yang unggul, penyuluh dapat mengimplementasikan konsep ini melalui kegiatan pembinaan petani.

Pembinaan petani adalah serangkaian kegiatan atau program yang bertujuan untuk membimbing, memberikan dukungan, dan meningkatkan kapasitas para petani dalam aspek-aspek tertentu. Kegiatan yang dilakukan berupa pengendalian, pendelegasian, pengarahan, konsultasi serta pelatihan keterampilan menjadi poin penting dalam penilaian tolak ukur dari sebuah pembinaan (Yustriani Putri, 2022).

Pembinaan yang optimal dapat dicapai dengan memaksimalkan upaya dalam memberikan bimbingan kepada kelompok tani. Ini mencakup usaha pengendalian dan arahan menuju perbaikan, sekaligus meningkatkan potensi sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan (Yustriani Putri, 2022). Manfaat dari program pembinaan petani meliputi petani menjadi lebih paham tentang teknologi pertanian, manajemen usaha tani, dan pemasaran hasil pertanian. Kedua petani menjadi lebih termotivasi untuk mengembangkan usaha tani mereka dan menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan. Selain itu, produk pertanian menjadi lebih berkualitas sehingga dapat bersaing di pasar. Terakhir program pembinaan petani dapat menciptakan lapangan kerja baru, terutama di bidang jasa penyuluhan, pendampingan, dan pemasaran hasil pertanian. Oleh karena itu, program pembinaan petani merupakan suatu upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian. Pembinaan dapat mencakup berbagai bidang, seperti peningkatan pengetahuan pertanian, pengembangan keterampilan praktis, aspek-aspek manajemen usaha pertanian, atau pengenalan dan pelatihan penerapan teknologi baru yang sangat dibutuhkan oleh petani.

Seiring dengan perkembangan teknologi, terdapat banyak potensi untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Indonesia. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Teknologi pertanian merupakan pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian (Rusydi & Rusli, 2022). Oleh karena itu, untuk mencapai kemudahan dalam sektor pertanian melalui penggunaan teknologi baru, penting untuk menyelenggarakan program pengenalan dan pelatihan penerapan teknologi bagi petani agar memperkenalkan inovasi dan perkembangan terbaru dalam bidang pertanian serta memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada petani agar mereka dapat secara efektif mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi tersebut.

Dalam pengenalan dan pelatihan penerapan teknologi baru bagi petani, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1.   Kebutuhan petani, teknologi baru yang diperkenalkan dan dilatihkan harus sesuai dengan kebutuhan petani dengan cara menganalisis kebutuhan spesifik dari petani setempat mencakup pemahaman terhadap kondisi tanah, iklim, jenis tanaman, dan tantangan yang dihadapi oleh petani.

2.   Produk pertanian yang relevan, pelatihan harus mencakup penerapan teknologi yang secara khusus berhubungan dengan jenis tanaman atau hasil pangan yang biasanya ditanam atau dibudidayakan oleh petani di daerah tersebut.

3.   Keterampilan petani, program pelatihan harus dirancang untuk mengakomodasi berbagai tingkatan keterampilan, mulai dari petani yang sudah mahir hingga yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih rendah terhadap teknologi baru.

4.   Keberlanjutan, menyusun strategi keberlanjutan untuk memastikan bahwa petani dapat terus menerapkan teknologi setelah pelatihan selesai. Ini melibatkan penyediaan dukungan setelah pelatihan, akses yang berkelanjutan terhadap sumber daya, dan mekanisme pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan.

Pengenalan dan pelatihan penerapan teknologi baru bagi petani merupakan strategi penting untuk memastikan bahwa sektor pertanian terus berkembang dan mengikuti arus persaingan dunia. Dalam konteks pertanian atau produksi, keberadaan teknologi baru memiliki potensi untuk memberikan manfaat dan mengurangi biaya produksi jika diimbangi dengan peningkatan produktivitas (Apriani et al., 2018) Ketika terjadi perubahan teknologi, fungsi produksi dapat mengalami perubahan, seperti pergeseran ke atas. Artinya peningkatan ini mencerminkan potensi peningkatan produksi atau efisiensi yang dapat dicapai dengan adopsi teknologi baru. Oleh karena itu pengenalan dan pelatihan teknologi baru dapat memunculkan daya saing petani dalam menghadapi kemajuan zaman, namun selain itu juga program bantuan sosial kepada petani merupakan pengelolaan SDM yang tidak dapat diabaikan .

Program bantuan sosial kepada petani dirancang untuk memberikan dukungan finansial, peralatan, atau sumber daya lainnya kepada para petani dengan tujuan meningkatkan kondisi mereka dan meningkatkan keberlanjutan usaha pertanian. Menurut (Adam, 2020) penerapan program bantuan sosial pemberdayaan bagi petani akan melahirkan dampak berupa meningkatnya motivasi petani melaksanakan usahanya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, tumbuhnya interaksi kemitraan antara pengendali, pelaksana, dan penerima bantuan yang bersifat peduli dengan pikiran jernih, transfaran, kerja keras, bertanggung jawab dan ikhlas dalam melaksanakan program serta mampu memberikan sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kemandirian petani dalam mengembangkan usahanya.

Bantuan sosial kepada petani dapat berupa bantuan tunai dapat diberikan kepada petani yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, bantuan sarana dan prasarana pertanian dapat berupa benih, pupuk, alat-alat pertanian, dan infrastruktur pertanian, dan bantuan modal dapat diberikan kepada petani untuk mengembangkan usaha tani mereka. Pentingnya program bantuan sosial kepada petani terletak pada dukungan yang diberikan kepada mereka untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan kapasitas produksi serta kesejahteraan. Program ini dapat menjadi instrumen efektif dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan inklusif.

Kesuksesan dalam peningkatan manajemen sumber daya manusia (SDM) petani memerlukan kerjasama dari berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Melaui program penyuluhan petani, pembinaan petani, pengenalan pelatihan teknologi baru, dan bantuan sosial petani dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan manajemen sumber daya manusia (SDM) pertanian. Melalui pendekatan berjenjang ini, petani tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga mendapatkan dukungan praktis dan personal dalam menerapkan konsep-konsep tersebut dalam kegiatan pertanian sehari-hari. Integrasi berbagai aspek program juga memastikan bahwa petani dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia mereka dengan dukungan teknologi dan keberlanjutan finansial. Dengan demikian, program ini dapat berkontribusi pada peningkatan manajemen SDM pertanian secara menyeluruh.

Penerapan program program secara terintegrasi, diharapkan Kabupaten Ngada dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menjadikan pertanian sebagai motor penggerak ekonomi dan mewujudkan ketahanan pangan yang optimal. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan dan pengurangan angka kemiskinan dapat direalisasikan di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur.

 

Kesimpulan

Kabupaten Ngada, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi pertanian yang signifikan. Meski demikian, tingkat kesejahteraan petani di wilayah ini masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kualitas sumber daya manusia (SDM) petani, sehingga diperlukan peran SDM yang terencana untuk mewujudkan kesejahteraan petani. Dengan penerapan manajemen SDM yang efektif memiliki dampak positif terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) petani, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Manajemen SDM berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani yang dapat berkontribusi meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani, meningkatkan motivasi kerja petani, serta peningkatan aspek kesejahteraan sosial petani. Beberapa langkah konkret penerapan manajemen SDM yang dapat diambil untuk meningkatkan kesejahteraan petani mencakup program penyuluhan petani, program pembinaan petani, program pengenalan dan pelatihan penerapan teknologi baru, dan program bantuan sosial kepada petani. Implementasi program pengembangan SDM yang memiliki fokus pada peningkatan kesejahteraan petani diharapkan dapat memecahkan permasalahan di Kabupaten Ngada mengenai pencapaian peningkatan kesejahteraan petani, meningkatkan produktivitas pertanian, pengurangan angka kemiskinan dan secara keseluruhan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian wilayah tersebut.

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adam, A. (2020). Implementasi Model Penyaluran Program Bantuan Sosial Pemberdayaan Ekonomi Untuk Petani Serai Wangi Di Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh. Perspektif, 9(1), 66–78.

Alfrida, A., & Noor, T. I. (2018). Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah berdasarkan luas lahan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 4(3), 803–810.

Apriani, M., Rachmina, D., & Rifin, A. (2018). Pengaruh tingkat penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) terhadap efisiensi teknis usahatani padi. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness), 6(2), 119–132.

Ardita, A., Sucihatiningsih, D. W. P., & Widjanarko, D. (2017). Kinerja penyuluh pertanian menurut persepsi petani: Studi kasus di Kabupaten Landak. Journal of Vocational and Career Education, 2(1).

Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan pemberdayaan petani Indonesia. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

BURANO, R. S. (2016). Identifikasi Penyebab Kemiskinan Petani di Kawasan Perkotaan (Studi Kasus Sepuluh Kecamatan di Kota Padang). Menara Ilmu: Jurnal Penelitian Dan Kajian Ilmiah, 10(60–65).

Hamakonda, U. A., Mau, M. C., Taus, I., Lea, V. C., & Soba, K. (2023). Identifikasi Potensi Dan Permasalahan Di Bidang Pertanian Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada Provinsi NTT. Jurnal pertanian agros, 25(4), 3628–3634.

Larasati, s. (2018). Manajemen sumber daya manusia. Deepublish.

Mutia, r. (2020). Analisis Penyebab Kemiskinan Petani Sektor Perkebunan Rakyat Di Provinsi Aceh, Berdasarkan Faktor Individu Dan Rumah Tangga. Kinerja: jurnal ekonomi dan manajemen, 17(1), 129–139.

Nono, e. A. L., limbu, u. N., & bao, a. P. (2023). Analisis usahatani tanaman jahe di desa wawowae kecamatan bajawa kabupaten ngada. Jurnal pertanian unggul, 2(2, oktober), 111–119.

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books, 1(1), 3–4.

Pamungkas, L. H. A., Susilo, S., & Pratama, Y. P. (n.d.). Peranan Pertanian Sistem Arealan dan Penanggulangan Kemiskinan di Pedesaan (Studi Kasus Desa Manukan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan, 15(1).

Rahayu, T. P. (2020). Ensiklopedia Profesi Seri Petani. Alprin.

Rahmawati, N. (2020). Pengaruh Kesejahteran Petani Terhadap Kemiskinan Di Perdesaan. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan, 20(1), 38–44.

Romadi, U., & Warnaen, A. (2021). Sistem Penyuluhan Pertanian “Suatu Pendekatan Penyuluhan Pertanian Berbasis Modal Sosial Pada Masyarakat Suku Tengger” (Vol. 1). Tohar Media.

Rusydi, B. U., & Rusli, M. (2022). Pemanfaatan Teknologi Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani. ICOR: Journal of Regional Economics, 3(1), 42–52.

Samsuni, S. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman Dan Kemasyarakatan, 17(1), 113–124.

Taus, I., Djawapatty, D. J., & Hamakonda, U. A. (2021). Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pertanian Di Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada. Jurnal Agriovet, 3(2), 167–178.

Tewu, M. E. (2015). Peranan sumber daya manusia dalam meningkatkan aktivitas kelompok tani di Desa Tember. Acta Diurna Komunikasi, 4(3).

Wuli, R. N. (2023). Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Pertanian Untuk Menciptakan Petani Unggul Demi Mencapai Ketahanan Pangan. Jurnal Pertanian Unggul, 2(1), 1–15.

Wuli, R. N., Loda, W., & Noy, J. A. (2023). Pengaruh Jarak Tanam Pada Sistem Jajar Legowo Terhadap Produktivitas Padi Varietas Inpari 30 Di Desa Pape Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Jurnal Pertanian Unggul, 2(2, Oktober), 1–9.

Wuli, R. N., Puspita, V. A., & Taus, I. (2023). Analysis of Supply Chain Management Performance in the Community Coffee Production System in Bajawa, Ngada Regency. Journal of Social Science, 4(6), 2293–2299.

Yacoub, Y., & Mutiaradina, H. (2020). Analisis kesejahteraan petani dan kemiskinan perdesaan di Indonesia. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 92–102.

Yuniati, S., Susilo, D., & Albayumi, F. (2018). Penguatan kelembagaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani tebu. UNEJ E-Proceeding, 498–505.

Yustriani Putri, M. (2022). Pembinaan Kelompok Tani Oleh Balai Penyuluhan Pertanian Di Desa Mekarsari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.

 

 

Copyright holder:

Rofinus Neto Wuli (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: