Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3, Maret 2024

 

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

 

Farid Nabil Cahyanto1*, Hero Priono2

Universitas Pembangunan NasionalVeteran”, Jawa Timur, Indonesia1,2

Email: [email protected]*

 

Abstrak

Mencapai kinerja keuangan yang baik merupakan tantangan bagi perusahaan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Salah satu aspek penting bagi investor adalah struktur modal, yang memengaruhi operasi dan profitabilitas perusahaan serta sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur modal merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pembiayaan perusahaan, seperti menentukan sumber pendanaan yang akan dipilih. Rasio Utang terhadap Aset (DAR) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur struktur modal, yang mewakili rasio utang terhadap total aset. Dalam sektor manufaktur, manajemen persediaan sangat penting, karena melibatkan pembelian bahan baku dan konversinya menjadi barang jadi. Namun, perusahaan dalam sektor ini menghadapi tantangan, terutama selama fluktuasi ekonomi seperti depresiasi mata uang, yang mempengaruhi perdagangan barang konsumen. Profitabilitas memainkan peran penting dalam menentukan struktur modal, dengan profitabilitas yang lebih tinggi mengarah pada pendanaan internal yang lebih besar dan ketergantungan yang berkurang pada utang. Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap struktur modal dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015 hingga 2019. Metodologi penelitian melibatkan analisis kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, menggunakan purposive sampling untuk memilih perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu. Pengumpulan data meliputi tinjauan pustaka dan data sekunder dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Analisis statistik mencakup statistik deskriptif dan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis, dengan uji Sobel untuk menguji hipotesis mediasi. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman hubungan kompleks antara likuiditas, profitabilitas, dan struktur modal dalam perusahaan manufaktur, membantu investor dan manajer dalam pengambilan keputusan yang berbasis informasi.

Kata kunci: likuiditas, struktur modal, profitabilitas

 

Abstract

Achieving good financial performance is a challenge for companies in an increasingly competitive business environment. One important aspect for investors is the capital structure, which influences a company's operations and profits and is crucial for achieving its goals. Capital structure is one of the factors considered in a company's financing, such as determining the chosen funding sources. Debt to Asset Ratio (DAR) is one of the methods used to measure capital structure, representing the ratio of debt to total assets. In the manufacturing sector, inventory management is vital, as it involves purchasing raw materials and converting them into finished goods. However, companies in this sector face challenges, especially during economic fluctuations such as currency depreciation, which affects the trade of consumer goods. Profitability plays a significant role in determining the capital structure, with higher profitability leading to more internal funding and reduced reliance on debt. This study aims to examine the influence of liquidity on capital structure and profitability in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2019. The research methodology involves quantitative analysis with a descriptive approach, using purposive sampling to select companies meeting specific criteria. Data collection includes literature review and secondary data from financial reports published by the Indonesia Exchange. Statistical analysis includes descriptive statistics and multiple linear regression to test hypotheses, with Sobel test for testing mediation hypotheses. The findings contribute to understanding the complex relationships between liquidity, profitability, and capital structure in manufacturing companies, aiding investors and managers in making informed decisions.

Keywords: liquidity, capital structure, profitability

 

Pendahuluan

Pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan tantangan bagi perusahaan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Aspek penting bagi investor adalah struktur modal. Struktur modal mempengaruhi kegiatan usaha dan keuntungan perusahaan dan penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur permodalan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pembiayaan suatu perusahaan, seperti dalam menentukan sumber pendanaan yang akan dipilih. Struktur modal biasanya mengacu pada rasio hutang terhadap modal perusahaan yang menunjukkan seberapa berisiko suatu perusahaan untuk berinvestasi, sehingga dapat membantu investor dalam menentukan keputusan investasi mereka (Saeed et al., 2014).

Berdasarkan perspektif manajemen keuangan, perusahaan memainkan peran penting dalam memutuskan bagaimana bisnis menciptakan dan mempertahankan nilai ekonomi atau kekayaan. Akibatnya, perusahaan perlu memfokuskan semua keputusan mereka pada kekayaan. Struktur modal merupakan bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham referen, dan ekuitas saham biasa (Van Horne & Wachowicz Jr, 2013). Dalam kebijakan struktur modal dan kaitan nya dengan (trade off) yang merupakan perimbangan antara resiko dan pengembalian, perusahaan yang menggunakan hutang lebih besar akan memiliki resiko yang lebih besar termasuk bagi pemegang saham.

Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan sumber dana, tetapi pada dasarnya ada dua sumber. Artinya dana asing (eksternal perusahaan) atau dana yang biasanya disebut dengan modal asing dan dana internal (internal perusahaan). Dana asing dapat diperoleh melalui modal eksternal (external financing) dan self financing, yaitu melalui penerbitan saham (equity financing).

Terdapat beberapa cara dalam mengukur struktur modal salah satunya menggunakan metode Debt to Asset Ratio atau DAR yaitu rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Menurut Firdaus & Kasmir, (2021)  menyatakan bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.”

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk di jual. Dalam akuntansi, persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual, dan persediaan dapat terbagi menjadi tiga yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan merupakan harta perusahaan yang digunakan untuk melakukan transaksi penjualan. Kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan saat ini sangatlah banyak, maka semakin banyaknya kegiatan yang dilakukan semakin banyak pula permasalahan yang akan dihadapi.

Salah satu contoh fenomena yang dapat ditemui sebagai berikut, Perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi dan konsumsi cukup berpengaruh bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Namun disisi lain perusahaan sub sektor ini cukup rentan jika nilai rupiah mengalami pelemahan. Berdasarkan informasi yang dilansir dari Rofingatun, (2021) menyatakan bahwa, pelemahan rupiah cukup berpengaruh terutama pada sektor perdagangan konsumer goods, barang-barang mewah, peralatan elektronik, dan barang kebutuhan lain yang memiliki kandungan impor tinggi. Selain itu, dilihat dari sisi kenaikan suku bunga, sektor ini juga cukup rentan karena memiliki kredit perbankan untuk kegiatan usaha maupun kredit konsumsi oleh konsumen.

Profitabilitas merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi struktur modal. Menurut Nawawi, Nurdiansyah, & Al Qodliyah, (2018) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba) pada tingkat penjualan, asset, modal saham tertentu. Tingginya profitabilitas yang dimiliki perusahaan mengakibatkan perusahaan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan, karena jika profitabilitas semakin tinggi, maka perusahaan dapat menyediakan laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar, sehingga penggunaan hutang dapat ditekan (Ryanni & Farah, 2014).

Pengamatan ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan (Rahayu & Nastiti Edi Utami, 2021). Hasil dari pengamatan mengemukakan bahwa likuiditas (CR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal (DER) pada perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

Rosita, Iswati, & Nugroho, (2023) hasil pengamatan menunjukkan bahwa (1) likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, (2) profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, (3) likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.

Pengamatan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Purnamasari, (2023) Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa likuiditas (QR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (DAR), likuiditas (QR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (NPM), profitabilitas (NPM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (DAR), profitabilitas (NPM) tidak mampu memediasi hubungan antara likuiditas (QR) danstruktur modal (DAR).

Sasmita, (2022) hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa (1) likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas; (2) likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan deviden; (3) profitabilitas tidak mampu memediasi hubungan likuiditas terhadap kebijakan deviden.

YOHANNA, (2022) Hasil dari pengamatan mengemukakan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal, Struktur Aset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal, Likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal.

Rukmana, (2021) hasil dari pengamatan mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1)  Untuk menguji dan menganalisis mengenai pengaruh likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015- 2019

2)  Untuk menguji dan menganalisis mengenai pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015- 2019

3)  Untuk menguji dan menganalisis mengenai profitabiltas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019

4)  Untuk menguji dan menganalisis mengenai likuiditas terhadap struktur modal melalui profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis hubungan antar variabel yang diteliti. Sampel penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria tertentu seperti perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019, melaporkan laporan keuangan secara lengkap, dan tidak mengalami kerugian yang signifikan selama periode tersebut. Populasi penelitian mencakup seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian pustaka untuk mendapatkan landasan konseptual yang kuat, serta melalui penelitian lapangan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Indonesia Exchange. Analisis data menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan keseluruhan sampel dan mempermudah pemahaman terhadap variabel yang digunakan. Selanjutnya, dilakukan analisis regresi linier berganda untuk menguji pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal dengan Profitabilitas sebagai variabel intervening. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05, dengan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh dari analisis statistik yang sesuai dengan setiap hipotesis yang diajukan. Selain itu, untuk menguji hipotesis mediasi, digunakan uji sobel untuk menghitung nilai variabel mediasi yang berdistribusi secara normal. Dengan demikian, metode penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis hubungan antar variabel yang diteliti secara komprehensif dan objektif.

 

Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari minimum, maksimum, mean (rata-rata), dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari Likuiditas, Profitabilitas dan Struktur Modal. Hasil analisis descriptif dengan menggunakan SPSS 25 dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.

 

Tabel 1. Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std.

Deviation

Likuiditas

55

0

7,05

1,8825

1,81601

 

Struktur Modal

55

0,09

5,72

0,644

0,87119

 

Profitabilitas

55

-2,64

0,86

0,0505

0,39651

 

Valid N (listwise)

55

 

 

 

 

 

Sumber: Output SPSS

 

Berdasarkan hasil dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 55 data. Hasil analisis deskriptif data tabel diatas adalah sebagai berikut:

1)   Variabel Likuiditas memiliki nilai minimum sebesar 0% yang dimiliki oleh PT Bumi Kultura Unggul Tbk dan memiliki nilai maksimum sebesar 7,05% yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Nilai rata- rata (mean) sebesar 1,8825 dan memiliki standar deviasi sebesar 1,81601.

2)   Variabel Struktur Modal memiliki nilai minimum sebesar 0,09% yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan memiliki nilai maksimum sebesar 5,72% yang dimiliki oleh PT Budi Strach & Sweetener Tbk. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,644 dan memiliki standar deviasi sebesar 0,8711.

3)   Variabel Profitabilitas memiliki nilai minimum sebesar -2,64 % yang dimiliki oleh PT FKS Food Sejahtera Tbk dan memiliki nilai maksimum sebesar 0,86% yang dimiliki ole PT FKS Food Sejahtera Tbk. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,050 dan memiliki standar deviasi sebesar 0,3965.

 

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam pengujian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda dengan adanya variabel mediasi dilakukan dengan menggunakan motode product of coefficient. Metode product of coefficient dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung antar variabel independent dengan variabel dependen melalui variabel mediasi atau menguji signifikansi pengaruh tak langsung (Suliyanto, 2011).

Persamaan Regresi 1

Persamaan regresi ini dilakukan untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap Profitabilitas.

Profitabilitas = a + β1Likuiditas + e

 

Tabel 2. Analisis Regresi Linier Berganda           Persamaan Satu

Coefficientsa

 

 

Unstandardized Coefficients

 

Standardized

Coefficients

 

 

Model

 

B

Std. Error           

Beta

t

Sig.

1

(Constant)

0.019

0.077

 

0.253

0.002

 

Likuiditas

0.41

0.075

0.17

1.258

0.014

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Output SPSS

 

Dari data diatas diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Profitabilitas = 0,019 + 0,41Likuiditas + e

 

Dari persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagi berikut:

Konstanta (a) = 0,019

Konstanta (a) merupakan interpretasi Y jika X = 0, menunjukkan bahwa jika variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta 0,019 menunjukkan bahwa jika variabel likuiditas sama dengan 0, maka variabel profitabilitas sama dengan 0,019.

Koefisien Regresi Likuiditas = 0,41

Koefisien regresi Likuiditas sebesar 0,41 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara likuiditas dengan profitabilitas. Jika likuiditas meningkat 0,41 maka profitabilitas akan meningkat sebesar 0,41. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi likuiditas, maka besarnya profitabilitas akan meningkat dan sebaliknya.

Persamaan Regresi 2

 

Persamaan regresi ini dilakukan untuk menguji pengaruh likuiditas          profitabilitas dan struktur modal

Struktur Modal = a + β1Likuiditas + β2Profitabilitas +e

 

Tabel 3. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan Dua

Coefficientsa

 

Model

 

Unstandardized Coefficients

B               Std. Error

Standardized Coefficients

Beta

 

T

 

Sig.

 

(Constant)

0,568

0,052

 

10,899

0

1

Likuiditas

0,067

0,014

0,553

4,688

0,092

 

Profitabilitas

0,318

0,122

0,032

0,272

0,787

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Sumber: Output SPSS

 

Dari data diatas diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Struktur Modal = 0,568+ 0,067Likuiditas + 0,318Profitabilitas +e Dari persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagi berikut:

Konstanta (a) = 0,568

Konstanta (a) merupakan interpretasi Y jika X = 0, menunjukkan bahwa jika variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta 0,568 menunjukkan bahwa jika variabel likuiditas dan profitabilitas sama dengan 0, maka variabel struktur modal sama dengan 0,568.

Koefisien Regresi Likuiditas = 0,067

Koefisien regresi Likuiditas sebesar 0,067 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara likuiditas dengan struktur modal. Jika likuiditas meningkat 0,067 maka struktur modal akan meningkat sebesar 0,067. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi likuiditas, maka besarnya struktur modal akan meningkat dan sebaliknya.

Koefisien Regresi Profitabilitas = 0,318

Koefisien regresi Profitabilitas sebesar 0,318 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara profitabilitas dengan struktur modal. Jika profitabilitas meningkat 0,318 maka struktur modal akan meningkat sebesar 0,318. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas, maka besarnya struktur modal akan meningkat dan sebaliknya.

 

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linier berganda seudah terpenuhi. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh hasil yang valid, sehingga persamaan regresi bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Uji asumsi klasik dalam pernelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Adapun hasil dari uji asumsi klasik dapat diuraikan sabagai berikut:

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada dan tidaknya multikolinieritas didalam model regresi ini yaitu dengan cara melihat nilai tolerance > 0.10 dan nilai Variance inflation Factor (VIF) < 10 artinya tidak ada multikolinieritas antar variabel independent dalam model regresi (Latan & Ghozali, 2017).

Tabel 4. Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

 

Collinearity Tolerance

Statistics

VIF

 

(Constant)

 

 

1

Likuiditas

0,768

1,034

 

Profitabilitas

0,768

1,034

a.   Dependent Variable: Struktur Modal

Sumber: Output SPSS

 

Berdasarkan hasil dari tabel 4 diketahui bahwa hasil perhitungan nilai tolerance untuk tiap-tiap variabel meninjukkan bahwa semua variabel independent memiliki nilai lebih dari 0.1. hasil perhitungan dari nilai VIF juga menunjukkan bahwa variabel independent memiliki nilai kurang dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independent dalam persamaan satu diatas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

 

Gambar 1. Uji Heteroskedastisitas

 Sumber: Output SPSS

 

Pada gambar 1 diatas dapat diketahui bahwa varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditujukan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual, titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa pada persamaan satu tidak terjadi heteroskedastisitas.

 

 

Uji Autokolerasi

Uji autolorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2018:111-112). Untuk mengetahui apakah model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut Santoso (2001) kriteri yang diuji autokorelasi ada 3 sebagai berikut:

a.   Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.

b.   Nilai D-W diantara -2 sampa 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.

c.   Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negative.

Uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan nilai sebesar 1,762 yang menunjukkan bahwa bebas autokorelasi.

 

Uji Kelayakan Model (Uji Goodness of Fit)

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya seberapa jauh dalam mengukur kemampuan model yang menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nila (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen terbatas. Nilai  koefisien deternimasi sebesar 0,3 yang berarti bahwa variabel profitabilitas dan likuiditas dapat menjelaskan variabel struktur modal sebesar 30% sedangkan sisanya 70% dijelaskan oleh variabel lain diluar dari penelitian ini.

Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model (sesuai) fit atau tidak (Ghozali, 2018). Uji F dilakukan dengan melihat signifikansi F pada output hasil regresi dengan signifikansi 0,05 (a=5%). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari a maka hipotesis diterima, yang berarti model regresi fit/layak dan sebaliknya.

Nilai F hitung persamaan satu sebesar 11,159 dengan signifikansi 0,00 < 0,05, artinya model regresi yang terdiri variabel profitabilitas dan likuiditas terhadap variabel struktur modal tersebut dinyatakan layak/fit.

Uji Statistik t

Pada dasarnya uji t ditunjukkan dari seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018:98-99). Uji t dilakukan dengan melihat signifikansi t masing-masing variabel pada output hasil regresi dengan signifikansi 0,05 (a=5%). Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika hasil signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan) dan sebaliknya. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian dilakukan estimasi pada standardized coefficient dan p-value unruk masing- masing koefisien yang dapat dilihat pada tabel berikut:

 

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis Persamaan satu

Coefficientsa

 

Model

 

Unstandardized Coefficients

B               Std. Error

Standardized Coefficients

Beta

 

T

 

Sig.

 

(Constant)

0,019

0,077

 

0,253

0,002

1

Likuiditas

0,41

0,075

0,17

1,258

0,014

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian hipotesis pada tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pengujian Hipotesis 1

Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5, pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,17 dengan nilai signifikansi sebesar 0,014. Oleh karena itu, sig value 0,014 < sig tolerance 0,05, maka hipotesis satu diterima, karena pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas terbukti signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima dalam penelitian ini.

Tabel 6. Hasil PengujIan Hipotesis Penelitian Persamaan Dua

Coefficientsa

Unstandardized          Standardized

Model                           Coefficients          Coefficients           T         Sig.

                                       B           Std. Error          Beta

 

(Constant)

0,568

0,052

 

10,899

0

1

Likuiditas

0,067

0,014

0,553

4,688

0,092

 

Profitabilitas

0,318

0,122

0,032

0,272

0,787

a.  Dependent Variable: Struktur Modal

Sumber: Output SPSS

 

Hasil pengujian hipotesis pada tabel 6 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pengujian Hipotesis 2

Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 6, pengaruh likuiditas terhadap struktur modal menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,533 dengan nilai signifikansi sebesar 0,092. Oleh karena itu, sig value 0,787 > sig tolerance 0,05, maka hipotesis dua ditolak, karena pengaruh likuiditas terhadap struktur modal tidak terbukti signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan ditolak dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis 3

Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 6, pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,032 dengan nilai signifikansi sebesar 0,787. Oleh karena itu, sig value 0,787 > sig tolerance 0,05, maka hipotesis tiga ditolak, karena pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal terbukti tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan ditolak dalam penelitian ini.

 

Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh likuiditas secara langsung maupun tidak langsung terhadap struktur modal dengan dimediasi oleh profitabilitas.

Pengaruh Langsung

Likuiditas                                                                 = 0,092

 

Pengaruh Tidak Langsung

Likuiditas                                                                 = 0,014 x 0,787 = 0,011

 

Pengaruh Total                                                      = 0,092 + 0,011 = 0,103

 

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh hasil signifikansi langsung 0,092 dan signifikansi tidak langsung sebesar 0,103. Hal ini mengakibatkan pengaruh langsung lebih kecil sehingga profitabilitas dapat menjadi variabel pemediasi likuiditas terhadap struktur modal. Oleh karena itu, hipotesis 4 yang menyatakan profitabilitas memediasi pengaruh likuiditas terhadap struktur modal diterima.

 

Pembahasan

Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas

Hasil analisis data menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap profitabilitas. Hal ini dikarenakan tingkat signifikansi 0,014 < 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan menunjukkan hubungan positif antara likuiditas terhadap profitabilitas, artinya jika kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba naik maka kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya akan naik. Hal ini berarti semakin besar nilai current ratio maka diindikasikan profitabilitasnya akan semakin meningkat. Profitabilitas yang besar menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau likuiditasnya semakin baik. Tingkat likuiditas yang semakin tinggi dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan yang menimbulkan reaksi positif dari investor untuk memberikan modalnya yang dapat digunakan perusahaan untuk investasi dalam upaya meningkatkan profitabilitasnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fadhilah, (2017) yang menyatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

 

Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Struktur Modal

Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan tingkat signifikansi 0,787 < 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi profit yang dihasilkan dan apabila profit tidak dibagikan maka dapat   dijadikan   modal   dan   memperkuat   struktur   modal   perusahaan.

Perusahaan yang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak profitable. Hal itu dikarenakan perusahaan yang profitable akan lebih memilih menggunakan laba ditahan untuk mendanai kegiatan operasionalnya daripadamenggunakan hutang (N. P. N. Septiani & Suaryana, 2018). Berdasarkan pecking order theory, perusahaanyang kondisi keuangannya tergolong baik lebih memilih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu dibandingkan menggunakan dana eksternalnya (relatif rendah). Pendanaan eksternal akan dilakukan sebagai alternatif jika sumber dana internal sudah tidak lagi mencukupi. Tidak signifikannya dikarenakan nilai profitabilitas masih lebih kecil dan banyak yang bernilai negative bila dibandingkan dengan struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zulkarnain, (2020), dimana variabel profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal.

 

Likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap Struktur Modal

Hasil analisis data menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan tingkat signifikansi 0,092 < 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Semakin likuid suatu perusahaan menandakan bahwa aset lancar yang dimiliki perusahaan itu semakin besar untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Semakin besar aset perusahaan tersebut maka struktur modal perusahaan akan relatif kecil atau dapat menurunkan porsi hutangnya. Pecking order theory menyatakan perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Disamping itu, dengan menggunakansumber pendanaan internal maka akan dapat mengurangi adanya biaya modal bagi perusahaan. Tidak signifikannya pengaruh likuiditas terhadap struktur modal dikarenakan Hal tersebut dikarenakan secara umum nilai likuiditas pada perusahaan-perusahaan ini lebih besar dibandingkan dengan nilai struktur modal (DER). Kemudian secara umum nilai likudiatas (CR) dalam penelitian ini lebih dari 1 atau 100% sehingga perusahaan-perusahaan manufaktur memiliki kemampuan untuk membayar akan tetapi struktur modal (DER) total hutang dibandingkan dengan total ekuitas lebih besar hutang dari pada total ekuitas sehingga dapat dinyatakan perusahan lebih besar dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan ekuitas, sehingga hal ini akan memberikan dampak terhadap investor yang akan terus memberikan hutang dan harus dibayar oleh perusahaan pada waktu yang ditentukan. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Nababan, (2023) dimana likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal.

 

Profitabilitas mampu memediasi pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal

Berdasarkan hasil perhitungan jalur analisis menunjukkan bahwa profitabilitas mampu memediasi pengaruh likuiditas terhadap struktur modal. Likuiditas yang semakin tinggi akan menurunkan struktur modal perusahaan yang berarti perusahaan dengan likuiditas tinggi memiliki kemampuan membayar utang jangka pendeknya yang cenderung menurunkan utang sehingga struktur modal menjadi lebih kecil. Pada penelitian Primantara & Dewi, (2016) mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan dengan likuiditas yang semakin tinggi maka kemampuannya dalam membayar kewajiban jangka pendek semakin besar. Berdasarkan teori pecking order perusahaan akan lebih memilih menggunakan pendanaan internal sebagai sumber pendanaannya, jika pendanaan eksternal dibutuhkan perusahaan akan mengeluarkan surat berharga lebih dulu. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi, memiliki aset lancar yang tinggi untuk membiayai aktivitas perusahaan. Dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi semakin kecil penggunaan utang yang berarti semakin kecil struktur modalnya (Hardiyanti, 2018). Sehingga perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif rendah dikarenakan aset lancar perusahaan yang mampu menutupi kebutuhan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, semakin besar tingkat likuiditas, akan semakin kecil struktur modal perusahaan karena perusahaan akan menggunakan dana internal lebih dulu daripada menggunakan utang. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Risma Laely Septiani & Yuliana, (2022) dimana profitabilitas mampu memediasi pengaruh likuiditas terhadap struktur modal.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut; (1) likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019, (2) profitabilitas berpengaruh dan tidak signifikan terhadap terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019, (3) likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2019, dan (4) profitabilitas mampu memediasi pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Fadhilah, A. (2017). Pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas perusahaan pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Ekonomia, 6(3), 29–38.

Firdaus, I., & Kasmir, A. N. (2021). Pengaruh price earning (PER), earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 1(1), 40–57.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hardiyanti, A. A. (2018). Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, Kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap Nilai perusahaan manufaktur. STIE Perbanas Surabaya.

Latan, H., & Ghozali, I. (2017). Partial Least Squares: Konsep, Metode dan Aplikasi menggunakan Program WarpPLS 5.0 (Third Edit). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Nababan, L. (2023). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Bank Terhadap Struktur Modal Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 10(2), 205–216.

Nawawi, A., Nurdiansyah, D. H., & Al Qodliyah, D. S. A. (2018). Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada BPRS HIK Bekasi Kantor Cabang Karawang. FALAH: Jurnal Ekonomi Syariah, 3(2), 96–105.

Primantara, A. A. N. A. D. Y., & Dewi, M. R. (2016). Pengaruh likuiditas, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, dan pajak terhadap struktur modal. Udayana University.

Purnamasari, A. (2023). Efek Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening: Perusahaan Sub Sektor Properti Dan Real Estate Periode Tahun 2019-2021. Journal Intelektual, 2(2), 168–179.

Rahayu, M., & Nastiti Edi Utami, N. (2021). Penelitian Mandiri: Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Tangible Asset terhadap Struktur Modal.

Rofingatun, S. (2021). Pengaruh Leverage, Profitability, Liquidity Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018). Universitas Putra Bangsa.

Rosita, D. Y., Iswati, T. Y., & Nugroho, P. S. (2023). Penerapan Arsitektur Ekologis Pada Perancangan Fasilitas Glamping Dengan Edukasi Florikultura Di Bandungan, Kabupaten Semarang. Senthong, 6(2).

Rukmana, V. D. (2021). Pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ryanni, M. L., & Farah, M. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1(1), 1–21.

Saeed, R., Riaz, A., Lodhi, R. N., Munir, H. M., & Iqbal, A. (2014). Determinants of Dividend Payouts in Financial Sector of Pakistan. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 4(2), 33–42.

Sasmita, R. (2022). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Sales Growth, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio Dengan Return On Equity Sebagai Variabel Intervening. Universitas Putra Bangsa.

Septiani, N. P. N., & Suaryana, I. (2018). Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aset, risiko bisnis dan likuiditas pada struktur modal. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 22(3), 1682–1710.

Septiani, R. L., & Yuliana, I. (2022). Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal dengan profitabilitas sebagai variabel intervening. Jurnal Competitive, 17(1), 1–10.

Suliyanto, S. (2011). Perbedaan Pandangan Skala likert sebagai Skala Ordinal atau skala Interval. Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Diponegoro 2011, 51–60.

Van Horne, J. C., & Wachowicz Jr, J. M. (2013). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku 1. Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Salemba Empat.

YOHANNA, R. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019.

Zulkarnain, M. (2020). Pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal. Forum Ekonomi: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 22(1), 49–54.

 

 

Copyright holder:

Farid Nabil Cahyanto, Hero Priono (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: