Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
6, Juni 2024
PENGARUH KEAMANAN, PRIVASI, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN METODE PEMBAYARAN CASH ON DELIVERY PADA PEMBELIAN PRODUK PEMBERSIH WAJAH SECARA ONLINE DI JAKARTA
Mohammad Irfan Sauki
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Bangsa, Bandung, Indonesia
Email: [email protected]
Kemajuan teknologi yang semakin pesat mendorong tumbuhnya bisnis
ecommerece di Indonesia. Pertumbuhan ini perlu disertai dengan perbaikan
layanan kepada konsumen. Salah satunya adalah dengan memberikan layanan COD. Pada
platform ecommerece, diantara banyak produk yang dapat bertransaksi dengan COD
adalah produk pembersih wajah. Penelitian
ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel keamanan, privasi dan kepercayaan terhadap minat
dalam menggunakan metode pembayaran COD pada produk pembersih wajah di Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-assosiatif dengan menyebarkan
kuisioner terhadap 124 responden yang belum pernah menggunakan COD. Penelitian
ini, menggunakan metode SEM-PLS dengan melakukan pengujian outer model berupa
uji validity dan reliability serta pengujian inner model. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara variabel
keamanan, privasi dan kepuasan terhadap minat pelanggan dalam menggunakan metode
pembayaran cash on delivery. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
terhadap pelaku bisnis tentang pentingnya membentuk persepsi keamanan, privasi
dan kepercayaan untuk dapat mendorong pelanggan dalam menggunakan metode
pembayaran COD.
Kata Kunci: Keamanan, Privasi, Kepercayaan, Adopsi COD
Abstract
The rapid development of
technology is driving the growth of e-commerce businesses in Indonesia. This
growth should be accompanied by improvements in customer service. One way to do
this is by offering cash on delivery (COD) payment options. On e-commerce
platforms, many products can be purchased using COD, including facial
cleansers. The purpose of this study is to determine the impact of security,
privacy, and trust on the interest in using COD for facial cleanser products in
Jakarta. This study uses a quantitative-associative method by distributing
questionnaires to 124 respondents who have never used COD before. The study
uses the SEM-PLS method, validating the outer model through validity and
reliability tests, and the inner model through a structural equation model. The
study's results show that there is a partial significant effect between
security, privacy, and satisfaction on customers' interest in using COD. It is
hoped that this study will provide benefits to business owners about the
importance of creating perceptions of security, privacy, and trust to encourage
customers to use COD.
Keywords: Security, Privacy, Trust,
COD Adoption
Peran e-commerece mulai terlihat menjadi penting, dimana awalnya berfokus pada penjualan produk kebutuhan sekunder dan tersier seperti produk –produk fashion, hobi, dan elektronik. Saat ini e-commerece sudah mulai menjajaki pasar untuk menjual produk –produk kebutuhan primer, antara lain seperti: produk –produk sustenance, obat –obatan, kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan bahan makanan. Seiring dengan perkembangan e-commerce, pertumbuhan bisnis kosmetik di Indonesia juga memiliki peningkatan secara terus menerus yaitu kosmetik dari skin care, hair care, dan lain sebagainya yang meningkat sangat pesat dikarenakan kebutuhan wanita di Indonesia saat ini. Maka dari itu, dari pertumbuhan tersebut diprediksi hingga tahun 2023 yang akan terus meningkat dan membuat trobosan dan inovasi yang baru di bidang pasar kosmetik Indonesia.
Potensi e-Commerce tidak dapat dipandang sebelah mata mengingat ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Merekalah yang memacu pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air hingga meningkat 40 persen setiap tahunnya (Ekp et al., 2022). Salah satu keuntungan utama e-commerce adalah secara efektif mengurangi biaya terkait perdagangan, yang meningkatkan daya tarik interaksi bisnis antar negara dan mendorong perkembangan ekonomi internasional (Estrella Gomez-Herrera, Bertin Martens, 2014; Shuzhong Ma , Yichun Lin, 2021)
Namun transaksi pada platform e-commerece kebanyakan dilakukan tanpa kontak manusia secara langsung, bahkan juga tidak melalui relasi interpersonal. Semua proses transaksi pada e-commerece dilakukan menggunakan transaksi pembayaran online yang disebut dengan layanan e-Payment dimana terdapat kekhawatiran konsumen tentang pembayaran online ini. Salah satu kekhawatiran mendasar dari layanan e-payment adalah mengenai jaminan integritas, keamanan informasi dan privasi pelanggan Mekovec & Hutinski (2012).
Salah satu solusi yang mengatasi hal ini adalah dengan metode pembayaran cash on delivery. Sistem Cash On Delivery (COD) adalah metode pembayaran dengan membayar pesanan secara tunai (cash) ketika sampai di tujuan. Dalam hal ini pembayaran tidak langsung diberikan kepada si penjual tetapi melalui perantara kurir yang mengantarkan pesanan tersebut (Fuadi & Diniyanto, 2022). Sistem pembayaran cash on delivery dalam prakteknya memerlukan dasar yang kuat demi kelancaran dalam transaksi diantaranya kepercayaan, keamanan dan tingkat resiko. Menurut bahwa (Sukma Addryani Utami Bohalima et al., 2022) keputusan pembelian di Shopee dikarenakan adanya kepercayaan termasuk didalamnya metode pembayaran secara cash on delivery. Hasil penelitian (Khafidatul Ilmiyah, 2020) keberhasilan transaksi sistem cash on delivery berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan konsumen. Hal ini menegaskan bahwa kepercayaan merupakan unsur penting dalam keberhasilan transaksi dengan sistem pembayaran cash on delivery.
Adanya kemudahan transaksi yang ditawarkan berbagai marketplace menandakan adanya kepercayaan yang didukung rasa aman saat bertransaksi menggunakan sistem cash on delivery. Menurut (Ahmadi Aidi, Redjeki Agoestyowati, Imam Susanto Supriyono, 2021) keamanan menjadi dasar kuat terlaksananya keputusan pembelian dengan sistem cash on delivery. Hal ini menandai pelaku usaha bisnis online sebagai marketplace menganggap metode pembayaran cash on delivery sebagai upaya untuk menarik konsumen yang berada di daerah untuk terlibat dalam bisnis online dengan model pembayaran uang tunai melalui jasa pengiriman yang sudah dipercaya menjadi mitra marketplace.
Konsumen sebagai pembeli memiliki kekuasaan penuh untuk memilih dan menggunakan berbagai alternatif pembayaran yang dianggapnya lebih mudah dan aman. Sistem pembayaran cash on delivery dalam prakteknya memerlukan dasar yang kuat demi kelancaran dalam transaksi diantaranya kepercayaan, keamanan dan tingkat resiko. Menurut (Sukma Addryani Utami Bohalima et al., 2022) bahwa keputusan pembelian di Shopee dikarenakan adanya kepercayaan termasuk didalamnya metode pembayaran secara cash on delivery. Hasil penelitian (Khafidatul Ilmiyah, 2020) keberhasilan transaksi sistem cash on delivery berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan konsumen. Hal ini menegaskan bahwa kepercayaan merupakan unsur penting dalam keberhasilan transaksi dengan sistem pembayaran cash on delivery.Adanya kemudahan transaksi yang ditawarkan berbagai marketplace menandakan adanya kepercayaan yang didukung rasa aman saat bertransaksi menggunakan sistem cash on delivery.
Untuk mendukung latar belakang, peneliti melakukan riset pendahuluan terhadap 174 responden yang berusia remaja sekitar 16 tahun hingga dewasa sekitar diatas 50 tahun, dengan tingkat Pendidikan pelajar hingga wiraswasta dan berdomisili di DKI Jakarta.
Hasil preliminary research menunjukkan Sebagian besar pengguna system cash on delivery di dominasi oleh Wanita, yakni sekitar 87% berumur sekitar diatas 25 tahun, dengan pendidikan Ibu Rumah Tangga. Sebagai pengguna dari e-commerce di Indonesia tentu tidak asing dengan metode pembayaran cash on delivery saat kita melakukan pembelian suatu produk barang. 3% dari pengguna merasa pengunaan metode pembayaran cash on delivery dianggap kurang efisien, namun untuk 67% dari pengguna merasa penggunaan cash on delivery cukup efektif karena mereka tidak harus mengeluarkan uang terlebih dahulu saat melakukan pembelian produk, selain itu pula mereka dapat memeriksa kembali produk apakah sesuai dengan yang mereka pesan.
Atas dasar fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel keamanan, privasi dan kepuasan pelanggan terhadap minat pelanggan dalam mengadopsi metode pembayaran COD. Keunikan dari penelitian ini adalah masih sedikit penelitian yang meneliti tentang menat pelanggan dalam mengadopsi COD dari faktor keamanan, privasi dan kepercayaan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini.
Persepsi Keamanan
(Bojang, 2017) mendefinisikan keamanan sebagai perlindungan terhadap sebuah ancaman yang menciptakan keadaan, kondisi, atau peristiwa yang berpotensi mengakibatkan kesulitan ekonomi terhadap data atau sumber daya jaringan dalam bentuk penghancuran, pengungkapan, modifikasi data, penolakan layanan, penipuan, pemborosan, serta penyalahgunaan. Persepsi keamanan dapat diartikan sebagai sebuah persepsi konsumen pada keamanan dalam bertransaksi di online shop. (Royani, 2018) menyebutkan bahwa konsumen berpendapat kalau keamanan ketika berbelanja online sangat rendah karena semakin meningkatnya kasus-kasus penipuan yang terjadi dan penyebaran informasi konsumen yang dilakukan untuk membuat testimoni palsu, misalnya penipuan, dan pemalsuan serta tidak adanya fitur untuk mengetahui mulai proses dikemasnya barang hinga pesanan barang diterima pada situs online shop sehingga dapat mengurangi tingkat kepercayaan konsumen. Kepercayaan pada online shop dipengaruhi oleh persepsi keamanan konsumen.
Vendor pemilik online shop harus mampu memberikan keamanan yang sebanding dengan keamanan ketika bertransaksi di dunia nyata, keamanan tersebut bisa berupa keaslian produk yang dijual, ketepatan pengiriman barang, melindungi hak konsumen dan lainnya, jika keamanan yang dibrikan oleh vendor pemilik online shop dirasakan bagus oleh konsumen maka hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi melalui online shop (Firmansyah, 2017).
Persepsi Privasi
Persepsi privasi menurut (Roca, 2019) adalah sebuah kemungkinan bahwa perusahaan online menggunakan dan mengumpulkan data individu secara tidak tepat, sehingganya konsumen merasa tidak percaya untuk memasukan data pribadi mereka ketika situs memintanya, konsumen merasa khawatir tentang data yang mereka kirim lewat internet akan disalahgunakan, dan ini berdampak pada keraguan konsumen untuk memberikan semua informasi pribadi ataupun keuangan kepada pihak perusahaan. Persepsi privasi menurut (Efendi & Rahmiati, 2020) adalah sebuah kemungkinan bahwa perusahaan online menggunakan dan mengumpulkan data individu secara tidak tepat, sehingganya konsumen merasa tidak percaya untuk memasukan data pribadi mereka ketika situs memintanya, konsumen merasa khawatir tentang data yang mereka kirim lewat internet akan disalahgunakan, dan ini berdampak pada keraguan konsumen untuk memberikan semua informasi pribadi ataupun keuangan kepada pihak perusahaan. Dampak dari keraguan tersebut akan berimbas pada kurangnya rasa percaya konsumen online untuk memberikan semua informasi keuangan ataupun informasi pribadi kepada pihak online shop, karena mereka berfikir bahwa online shop bisa saja menggunakan informasi yang mereka berikan untuk tindakan yang tidak sah ataupun memberikannya kepada pihak lain.
Persepsi Kepercayaan
Dalam bisnis online, kepercayaan memiliki peran yang sangat penting untuk keberhasilan binsis. (Parastanti, 2017) mendefinisikan kepercayaan adalah keyakinan suatu pihak tertentu terhadap pihak yang lainnya dalam melakukan transaksi didasari oleh keyakinan bahwa pihak yang dipercayainya akan bertanggung jawab secara baik serta sesuai dengan harapannya. Ketika seseorang ingin berbelanja online, yang pertama kali menjadi pertimbangan orang tersebut untuk melakukan pembelian adalah apakah orang tersebut percaya terhadap online store sebagai penyedia online shopping tersebut. (Gupta, et al 2017) menyebutkan akan sulit bagi pelanggan untuk mempercayai keaslian sebuah online shop karena tidak seperti transaksi dunia nyata dimana pembeli dan penjual tidak saling bertemu. Kepercayaan adalah suatu jalan pintas mental yang bisa digunakan oleh konsumen pada saat mencoba mengurangi ketidakpastian, kompleksitas transaksi, dan hubungan didalam pasar online. (Efendi & Rahmiati, 2020) menyebutkan indikator dari kepercayaan itu adalah: pembelian yang dilakukan aman, pembelian yang dapat dipercaya dengan informasi yang disediakan, dan bertanggung jawab dengan tawaran dan janji yang dibuat.
Adoption of COD
Cash on Delivery (COD) adalah layanan
bagi konsumen yang setuju dengan penjual untuk melakukan pembayaran ketika
barang yang mereka beli sampai di alamat penerima. COD juga bisa diartikan
sebagai sistem pembayaran di mana barang dibayar tunai saat barang sudah sampai
di tangan pembeli. Sistem ini cukup menguntungkan bagi pembeli karena menjamin
barang sampai di tempat yang aman (Febrianto, 2019).
Sementara itu, menurut Tussafinah (Tussafinah, 2018), COD adalah
pembayaran service on the spot setelah barang sampai di tangan konsumen
yang meliputi kenyamanan, efektivitas dan meminimalkan penipuan.
Hubungan antara Keamanan,
Privasi dan Kepercyaan terhadap Minat menggunakan COD
Peneliti menganalisa
hubungan yang terjadi pada setiap variable, peneliti melakukan Analisa dari
penelitian-penelitian terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Halaweh, 2018) dalam jurnal nya yang berjudul Cash on delivery (COD) as
an alternative payment method for e-commerce transactions: Analysis and
implications, hasil penelitian menunjukkan bahwa variable persepsi keamanan memotivasi
konsumen dalam mengadopsi COD, begitu juga dengan persepsi privasi dan persepsi
kepercayaan juga dinyatakan dapat memotivasi pelanggan dalam mengadopsi system
pembayaran COD pada platform e-ccommerece. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
lain yang dilakukan oleh (Hamed & El-Deeb, 2020) dengan judul Cash on delivery as a determinant of E-commerce growth in emerging
markets yang
menyatakan bahwa keamanan memberikan pengaruh positif terhadap adopsi COD.
Selain itu, penelitian lain
yang dilakukan oleh (Hamed & El-Deeb, 2020) dengan judul Cash on delivery as a determinant of E-commerce growth in emerging
markets, juga
menunjukkan hasil dimana variable persepsi privasi memberikan pengaruh positif
terhadap minat konsumen dalam mengadopsi metode pembayaran COD, serta
penelitian lain yang dilakukan oleh (Hamed & El-Deeb, 2020) dengan judul Cash on delivery as a determinant of E-commerce growth in emerging
markets juga
memberikan hasil yang sama yakni terdapat pengaruh variabel persepsi
kepercayaan terhadap minat pelanggan dalam mengadopsi metode pembayaran COD.
Hipotesis 1: Persepsi Keamanan berpengaruh signifikan terhadap terhadap Minat Menggunakan Metode Pembayaran Cash on Delivery (COD)
Hipotesis 2: Persepsi Privasi berpengaruh signifikan terhadap Minat Menggunakan Metode Pembayaran Cash on Delivery (COD)
Hipotesis 3: Persepsi Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap terhadap Minat Menggunakan Metode Pembayaran Cash on Delivery (COD)
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka
Pemikiran
Metode Penelitian
Penelitian yang akan
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif asosiatif dengan
tujuan untuk meganalisis hubungan antar variabel dengan mendeskripsikan hasil
dari penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dengan
menyebarkan kuisioner dalam bentuk google form. Populasi dalam penelitian ini
adalah pelanggan e-commerece yang belum pernah atau paling tidak hanya 1 kali
mengguakan metode pembayaran COD. Dikarenakan jumlah populasi yang besar, maka
peneliti menggunakan sample sebagai objek penelitian. Sampel adalah pemilihan elemen atau individu dari tubuh atau populasi
yang lebih besar. Individu – individu tersebut dipilih secara khusus dalam
proses sampling untuk mewakili populasi secara keseluruhan (Hair
et al., 2017). Menurut (Hair
et al., 2017), ukuran sampel untuk penelitian SEM-PLS sebaiknya
berjumlah 100-200. Sebagai aturan umum, jumlah sampel minimum setidaknya lima
kali lebih banyak dari jumlah item pertanyaan yang akan dianalisis. Berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Hair, maka penulis memutuskan jumlah sample adalah 12
x 6 = 120. Sehingga minimum sampel pada penelitian ini adalah 120 responden.
Dikarenakan peneliti tidak memiliki jumlah pasti populasi dalam
penelitian ini, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut (Sugiyono,
2019), Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-PLS. Dalam
Penelitian ini penulis menggunakan metode analisa structual equation model (SEM) berbasis Partial Least Square (PLS). Menurut
(Hair et al., 2017), PLS-SEM memungkinkan
pengguna untuk menerapkan skema pembobotan model struktura skema pembobotan
jalur. Structural equation modeling (SEM), memungkinkan peneliti untuk
memasukkan variabel yang tidak dapat diamati yang diukur secara tidak langsung
oleh variabel indikator. Mereka juga memfasilitasi akuntansi untuk kesalahan
pengukuran dalam variabel yang diamati (Chin, 2003). Pengujian
SEM-PLS akan menguji Outer Model berupa uji validitas dan reliabilitas serta
pengujian inner model berupa pengujian r-square, f-square dan q-squarederta
melakukan pengujian hipotesis. Analisis data untuk pengujian ini akan
menggunakan software SmartPLS 4.0
Penelitian ini menghasilkan 174 responden
yang melakukan pengisian data, namun hany 124 responden yang dinyatakan valid,
sedangkan 50 responden lainnya dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil
pengolahan data yang dilakukan terhadap 124 responden dalam penelitian ini,
didapat hasil sebgai berikut :
Profil Responden
Tabel 1. Profil Responden
Karakteristik |
Frek |
% |
Jenis Kelamin / Gender |
||
Laki-Laki |
27 |
22% |
Perempuan |
97 |
78% |
Domisili
/ Domicile |
||
Jakarta Pusat / Central Jakarta |
15 |
12% |
Jakarta Barat / West Jakarta |
23 |
19% |
Jakarta Timur / East Jakarta |
54 |
43% |
Jakarta Selatan / South Jakarta |
25 |
20% |
Jakarta Utara / North Jakarta |
7 |
6% |
Umur
Responden / Respondent’s Age |
||
19 – 24 tahun / 19 – 24 years old |
3 |
2% |
25 – 29 tahun / 25 – 29 years old |
54 |
44% |
30 – 34 tahun / 30 – 34 years old |
13 |
10% |
35 – 39 tahun / 35 – 39 years old |
43 |
35% |
40 –
44 tahun / 40 – 44 years old |
11 |
9% |
Tingkat
Pendidikan / Education Level |
||
SMA / SMK (Senior High School) |
21 |
17% |
D3 / Diploma |
32 |
26% |
S1 / Undergraduate |
62 |
50% |
S2 / Postgraduate |
9 |
7% |
Gaji Per Perbulan / Salary Per Month |
||
<Rp 5.000.000 |
88 |
71% |
Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000 |
22 |
18% |
Rp 11.000.000 – Rp 15.000.000 |
9 |
7% |
>Rp 16.000.000 |
5 |
4% |
Berdasarkan tabel 1 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa jenis kelamin yang lebih banyak melakukan pembelanjaans ecara
online dan menggunakan metode pembayaran COD adalah perempuan. Kemudian
banyaknya pengguna yang menggunakan platform E-commerce adalah di wilayah Jakarta Timur dengan
rentang umur 25-29 tahun yang mendominasi untuk menggunakan metod pembayaran
secara COD, usia tersebur merupakan fase usia dimana Wanita sedang dimana
menikmati dunia kerja sehingga senang melakukan pembelajaan online dan lebih
kritis saat mengeluarkan dana serta data-data pribadi. Tingkat Pendidikan yang
mendominasi adalah S1. Sedangkan besaran gaji yang mendominasi dari 124
responden adalah kurang dari Rp 5.000.000,00. dengan besaran gaji tersebut
memang sewajarnya responden lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian barang
dan melakukan pembayaran secara COD.
Evaluasi Outer Model
Uji model pengukuran
merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
laten dengan indikator yang ada didalamnya. Dalam penelitian ini, uji model pengukuran
dilakukan dengan melihat hasil uji validitas dan uji reliabilitas (Ghozali, 2021).
Gambar 2. Gambar model Standardized hasil pengolahan
data peneliti 2023
Tabel 2. Hasil uji validity dan reliability
Variabel |
Indikator |
Outer Loading |
Keamanan (X1) AVE:0,802 CA:0,754 CR: 0,890 |
1. Saya merasa
Informasi Pribadi saya aman saat menggunakan metode pembayaran Cash on
Delivery. |
0,895 |
2. Saat saya
menggunakan metode pembayaran Cash on Delivery, saya tidak merasa terancam
dengan adanya ancaman kebocoran keamanan internet |
0,897 |
|
Privasi (X2) AVE: 0,799 CA: 0,889 CR: 0,931 |
1. Dengan metode
pembayaran Cash on Delivery, pihak Bank menjaga data saya untuk tidak terbaca
oleh pihak ketiga atau pihak lain. |
0,915 |
2. Data Pribadi
saya dapat tersimpan dengan baik saat saya melakukan pembayaran dengan Cash
on Delivery. |
0,912 |
|
3.
Melalui Cash on Delivery dapat mengurangi informasi
data pribadi saya tersimpan pada website e-commerce |
0,885 |
|
Kepercayaan (X3) AVE: 0,818 CA: 0,751 CR: 0,888 |
1. Dengan metode
pembayaran Cash on Delivery, memberikan kesempatan bagi saya untuk memeriksa
produk yang saya beli sebelum melakukan pembayaran. |
0,873 |
2.
Perusahaan E-commerce yang memiliki sistem
pembayaran Cash on Delivery dapat dipercaya. |
0,915 |
|
Adopsi COD (X4) AVE: 0,818 CA: 0,751 CR: 0,888 |
1.
Saya berniat menggunakan metode pembayaran Cash on
Delivery untuk pembelian yang dilakukan melalui website e-commerce |
1,000 |
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti yang terlihat pada tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa seluruh indikator pada variabel penelitian ini telah memiliki nilai outer loading >0,7, dan nilai AVE pada setiap variabel >0,5. Hal ini mengidektifikasi bahwa seluruh indikator pada penelitian dianggap telah memenuhi syarat convergent validity. Sehingga dapat disimpulkan seluruh indikator penelitian ini dinyatakan valid.
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa Nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability dari hasil pengolahan data pada setiap variabel dalam penelitian ini memiliki nilai > 0,7 dan < 0,95. Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini telah memenuhi syarat pengujian reliability dan konstruksi penelitian ini dinyatakan reliabel.
Pengujian Discriminant
Validity
Selain mengamati nilai convergent validity, pengujian validitas juga dilakukan dengan pengujian discriminant validity. Pada penelitian ini pengujian disktriminant validity dilakukan dengan menganalisa nilai Cross Loading. Dalam pengujian nilai Cross Loading pada indicator variabel construk harus lebih tinggi dibandingkan dengan indicator variabel lainnya.
Tabel 3. Hasil uji cross loading
Indikator |
Keamanan (X1) |
Privasi (X2) |
Kepercayaan
(X3) |
COD (Y) |
X1.1 |
0,895 |
0,671 |
0,527 |
0,635 |
X1.2 |
0,897 |
0,696 |
0,669 |
0,643 |
X2.1 |
0,722 |
0,915 |
0,678 |
0,730 |
X2.2 |
0,714 |
0,912 |
0,603 |
0,674 |
X2.3 |
0,628 |
0,885 |
0,625 |
0,607 |
X3.1 |
0,481 |
0,508 |
0,873 |
0,551 |
X3.2 |
0,696 |
0,732 |
0,915 |
0,667 |
Y |
0,713 |
0,745 |
0,686 |
1,000 |
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai cross loading yang ditunjukkan pada
indicator variabel konstruk, memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
nilai cross loading pada indicator variabel lainnya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh indikator telah memenuhi kriteria dan memiliki nilai diskriminan
yang baik dan model pada penelitian ini dinyatakan valid.
Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Tahap evaluasi model struktural (inner
model) terdiri dari uji kebaikan model. Uji kebaikan model dilakukan dengan
memerhatikan nilai R-square, Q-square dan F-Square. Hasil
proses standardized pada model struktural dapat dilihat pada gambar
berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Inner Model
Variable |
R-Square |
Q-Square |
F-Square |
|||
SEC |
PRI |
SAT |
COD |
|||
Persepsi
Keamanan |
|
|
|
|
|
0,076 |
Persepsi
Privasi |
|
|
|
|
|
0,080 |
Persepsi
Kepuasan |
|
|
|
|
|
0,126 |
Adopsi
of COD |
0,634 |
0,634 |
|
|
|
|
Berdasarkan
hasil pengujian seperti yang terlihat pada tabel 4 di atas, diketahui bahwa
nilai R-square dari variabel Adoption of COD adalah sebesar 0,634,
dapat diartikan bahwa variable Adoption of COD dipengaruhi oleh variable
persepsi keamanan, persepsi privasi dan persepsi kepuasan dalam kategori
moderat yaitu sebesar 63,4%. Tabel
diatas juga menunjukkan nilai prediktif relevansi yang baik karena semua
variabel memiliki nilai Q Square > 0 dengan nilai 0,634.
Selain
itu dapat disimpulkan juga bahwa Effect Size Variable persepsi keamanan,
persepsi privasi dan persepsi kepercayaan terhadap Adopsi of COD dikategorikan
lemah karena memiliki rentang nilai antar 0,020 – 0,150.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
dilakukan untuk melihat apakah suatu hipotesis itu dapat diterima atau ditolak
diantaranya dengan memperhatikan hasil pengolahan data pada nilai t-statistik,
dan p-values. Nilai-nilai tersebut
dapat dilihat dari hasil bootstrapping. Rules of thumb yang
digunakan pada penelitian ini adalah t-statistik >1,96 dengan tingkat
signifikansi p-value 0,05 (5%) dan
koefisien beta bernilai positif.
Gambar 2. Hasil Proses Bootstrapping
Output SmartPLS, 2023
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan Smart PLS, didapat hasil path
coefisien dengan nili sebagai berikut :
Tabel 5. Tabel Path Coefisien.
Path Coeficient |
Koefisien Path |
T statistics |
P values |
Keterangan |
Keamanan (X1) -> COD (Y) |
0,269 |
2,253 |
0,025 |
Signifikan |
Privasi (X2) -> COD (Y) |
0,364 |
2,526 |
0,012 |
Signifikan |
Kepercayaan (X3) -> COD (Y) |
0,251 |
2,159 |
0,031 |
Signifikan |
Bedasarkan hasil pengolahan data seperti yang tersaji pada tabel 5 diatas, dapat di jelaskan hasil dari pengujian adalah sebagai berikut :
Variabel keamanan -> Variable
Adoption of COD
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variable aesthetic memiliki nilai path coeficient sebesar 0,269, kemudian nilai T Statistik sebesar 2,253 < 1,96 dan nilai P-Value sebesar 0,025> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan, variable keamanan berpengaruh signifikan terhadap variable minat dalam menggunakan COD.
Variabel Privasi ->
Variable Adoption of COD
Hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa variable privasi memiliki nilai path coeficient sebesar
0,364, kemudian nilai T Statistik sebesar 2,526 < 1,96 dan nilai P-Value sebesar 0,012 > 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan, Variable privasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap variable minat dalam menggunakan COD.
Variabel Kepercayaan ->
Variable Adoption of COD
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variable kepercayaan memiliki nilai path coeficient sebesar 0,251, kemudian nilai T Statistik sebesar 2,159 < 1,96 dan nilai P-Value sebesar 0,031 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan, Variable kepercayaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variable minat dalam menggunakan COD.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keamanan berpengaruh signifikan terhadap adopsi COD, dan pelaku bisnis e-commerece dirasa berhasil membentuk rasa aman
terhadap konsumen dalam menjaga kebocoran data yang mungkin dialami oleh
konsumen dalam melakukan transaksi pembelian sabun pembersih wajah. Hal ini
menjadi hal positif yang dapat dipertahankan supaya minat konsumen untuk
menggunakan metode pembayaran COD semakin tinggi. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Halaweh, 2018) dalam jurnal nya yang berjudul Cash on delivery (COD) as
an alternative payment method for e-commerce transactions: Analysis and
implications. Hasil jurnal tersebut menunjukkan bahwa variable keamanan
perpengaruh positif terhadap adopsi COD. Selain itu, penelitian lain yang
dilakukan oleh (Hamed & El-Deeb, 2020) dengan judul Cash on delivery as a determinant of E-commerce growth in emerging
markets juga memberikan hasil yang sama yakni pengaruh keamanan
berpengaruh positif terhadap adopsi COD.
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa privasi berpengaruh signifikan terhadap adopsi COD, pelanggan merasa bahwa dengan menggunakan COD maka data privasi
pelanggan akan lebih terjaga. Hal ini perlu dikomunikasikan kembali kepada
pelanggan bahwa COD dapat memberikan konsumen privasi data pribadi mereka
hingga tidak mudah tersebar ke orang lain. Dengan persepsi privasi
yang baik maka minat pelanggan dalam mengadopsi COD juga menjadi semakin
meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Halaweh, 2018) dalam jurnal nya yang berjudul Cash on delivery (COD) as
an alternative payment method for e-commerce transactions: Analysis and
implications. Hasil jurnal tersebut menunjukkan bahwa variable Privasi
perpengaruh positif terhadap adopsi COD. Selain itu, penelitian lain yang
dilakukan oleh (Hamed & El-Deeb, 2020) juga memberikan hasil yang sama
yakni variabel privasi dapat berpengaruh positif terhadap minat pelanggan dalam
mengadopsi COD.
Penelitian menunjukkan
bahwa kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap adopsi COD. Responden
mempersepsikan metode COD dianggap dapat memberikan
kepercayaan pelanggan terhadap produk yang akan mereka transaksikan, sehingga
potensi untuk terjadinya transaksi pembelian produk pembersih wajah menjadi
lebih tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Halaweh, 2018) dalam jurnal nya yang berjudul Cash on delivery (COD) as
an alternative payment method for e-commerce transactions: Analysis and
implications. Hasil jurnal tersebut menunjukkan bahwa variable kepercayaan
memiliki pengaruh signifikan dalam memotivasi pelanggan untuk mengadopsi metode
pembayaran COD. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh (Anjum & Chai, 2020) dengan judul Drivers of Cash-on-Delivery Method of Payment in E-Commerce
Shopping:Evidence From Pakistan juga memberikan hasil yang
sama yakni pengaruh kepercayaan berpengaruh positif terhadap adopsi COD.
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variable keamanan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap minat pelanggan menggunakan COD, variable
privasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat pelanggan
menggunakan COD serta variable kepercayaan memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat pelanggan menggunakan COD. Dapat disimpulkan dari
ke 3 hipotesis dalam penelitian ini di terima. Penelitian ini menunjukkan jika
pelanggan merasa transaksi nya akan aman, dengan privasi yang dapat di jaga
serta konsumen merasa metode pembayaran dapat dipercaya, maka konsumen akan
tertarik untuk mengggunakan metode pembayaran cash on delivery untuk membeli
produk pembersih wajah.
Ahmadi Aidi, Redjeki Agoestyowati, Imam Susanto
Supriyono, D. A. R. (2021). Challenges of Policy Reform on Government
Accounting in Indonesia : Response to Changing Global Dynamics. Ilomata
International Journal of Tax & Accounting, 2, 286–294.
Anjum, S., & Chai, J.
(2020). Drivers of Cash-on-Delivery Method of Payment in E-Commerce Shopping:
Evidence From Pakistan. SAGE Open, 10(3).
https://doi.org/10.1177/2158244020917392
Bojang, I. (2017). Determinats
of Trust in B2C E-Commerce and Their Relationship with Consumer Online Trust. Jurnal
of Internet Bnaking and Commerce.
Chin, W. W. (2003). PLS -
Graph User ’ s Guide.
Efendi, A.-, & Rahmiati,
R.-. (2020). Persepsi keamanan, persepsi privasi, pengalaman serta kepercayaan
terhadap belanja online. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, 9(1),
26–38. https://doi.org/10.24036/jkmb.10890000
Ekp, A. G., Unsyiah, F. E. B.,
Darussalam, K., Aceh, B., Di, P. C.-, & Aceh, P. (2022). Ekonomi dan
Kebijakan Publik Indonesia Perubahan Pendapatan ( Labor Income Changes ) SAAT.
9(2), 64–80.
Estrella Gomez-Herrera, Bertin
Martens, G. (2014). The drivers and impediments for cross-border e-commerce
in the EU. volume 28, 83–96.
Febrianto, F. X. (2019). Pengaruh
Harga, Kualitas Produk, dan Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Produk Feysen
melalui Media Sosial.
Firmansyah, D. (2017). Pengaruh
pengalaman, Reputasi, Privasi, dan Keamanan Terhadap Kepercayaan (Trust)
Pengguna Internet Dalam Melakukan Tansaksi Jual Beli Online. Naskah
Publikasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
Fuadi, M. Z. R. H., &
Diniyanto, A. (2022). Evaluasi Sistem Cash On Delivery : Demi Meningkatkan
Kepastian Hukum Dalam Perkembangan Transaksi Elektronik DI Indonesia Evaluation
Of Cash On Delivery System For Improvung Legal Certainy In The Development Of The
Electronic Transactions In Indonesia. IPMHI law journal, 2(2),
251–264. file:///E:/jurnal seminar proposal/jurnal fix/COD/55074-Article
Text-156738-1-10-20220222.pdf
Ghozali, I. (2021). Partial
Least Squares,Konsep, Teknik, dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.2.9
Untuk Penelitian Empiris. In Badan Penerbit Universitas Diponegoro (3rd
ed.).
Gupta, Palak, & A. D.
(2016). E-commerce Study of Privacy, Trust and Security from Consumers
Perspective. International Journal of Computer Science and Mobile Computing.
Hair, J. F., Hult, G. T.,
Ringle, C., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on Partial Least Squares
Structural Equation Modeling (PLS-SEM) - Joseph F. Hair, Jr., G. Tomas M. Hult,
Christian Ringle, Marko Sarstedt. In Sage.
Halaweh, M. (2018). Cash on
delivery (COD) as an alternative payment method for e-commerce transactions:
Analysis and implications. International Journal of Sociotechnology and
Knowledge Development (IJSKD), 10(4), 1–12.
Hamed, S., & El-Deeb, S.
(2020). Cash on delivery as a determinant of E-commerce growth in emerging
markets. Journal of Global Marketing, 33(4), 242–265.
Khafidatul Ilmiyah, I. K.
(2020). Pengaruh Ulasan Produk, Kemudahan, Kepercayaan, Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Marketplace Shopee Di Mojokerto. 6, 31–42.
Parastanti, et al. (2016). Pengaruh Prior Online Purchase
Intention Terhadap Trust dan Online Repurchase Intention. Jurnal
Administrasi Bisnis, Universitas Brawijawa.
Roca, J. J. G. & J. de la
V. (2019). The Importance of Perceived Trust, Security and Privacy in Online
Trading Systems. Information Management & Computer Security.
Royani, Firda., Ari Kusyanti.,
& H. A. (2018). Analisis Tingkat Kepercayaan Pengguna Dalam Melakukan
Transaksi Online (E-Commerce) Pada Instagram. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer,.
Shuzhong Ma , Yichun Lin, G. P.
(2021). Does Cross-Border E-Commerce Contribute to the Growth Convergence?:
An Analysis Based on Chinese Provincial Panel Data.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode
Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cetakan ke). Alfabeta,
Banudng.
Sukma Addryani Utami Bohalima,
O., Hanum, F., & Ekonomi dan Bisnis, F. (2022). Implementasi Metode
Pembayaran Cash on Delivery Melalui Kepuasan Konsumen Pada Aplikasi Tik Tok. Online)
Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2807–2937.
http://bajangjournal.com/index.php/JOEL
Tussafinah, H. (2018). Pengaruh
Rating Dan Ulasan, Jaminan 100% Pengembalian Dan Layanan COD atau Bayar di
Tempat terhadap Keputusan Pembelian Lazada. Studi Kasus Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.
Copyright holder: Mohammad Irfan Sauki (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |