Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3, Maret 2023

 

 

PENGARUH RISIKO INTERNAL DAN RISIKO PASAR TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

 

Jessica Novia1, Susy Muchtar2
Universitas Trisakti, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko internal dan risiko pasar  terhadap kinerja keuangan. Selanjutnya, menguji pengaruh risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko pasar, umur dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2017 – 2021. Sampel penelitian yang dipilih menggunakan metode pengambilan sampel tujuan sehingga diperoleh 9 perusahaan asuransi  yang menjadi sampel. Analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis yaitu analisis regresi data panel dengan menggunakan program Eviews 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit dan risiko pasar tidak memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan. Namun, pada Risiko Operasional, Risiko Likuiditas dan size pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Namun, pada Age  ditemukan pengaruh terhadap kinerja keuangan. Secara khusus, hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.. Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus menerapkan strategi manajemen kredit untuk memastikan piutang dikumpulkan dalam waktu yang ditentukan untuk menghindari kasus piutang bermasalah dan dengan demikian meningkatkan kinerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa risiko pasar tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Temuan ini menyiratkan bahwa keputusan investasi yang baik menghasilkan peningkatan pendapatan investasi, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja keuangan.

Kata Kunci : Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Return on Asset, Umur, Ukuran Perusahaan

 

Abstract

This Research aims to analyze the risk of internal influence and market risk ofinancial performance. Furthermore, examining the effect of credit risk, operational risk, liquidity risk , market risk, age dan size on financial performance. The data used in this study is data from insurance companies listed on the Indonesia Stock Exchange for 2017 – 2021. The research sample was selected using the purposive sampling method in order to obtain 9 insurance companies as samples. The data analysis used to test the hypothesis is panel data regression analysis using the Eviews 10 program. The results of the study show that credit risk and market risk have no effect on financial performance. However, on Operational Risk, Liquidity Risk and the magnitude of the positive influence on financial performance. However, Age found an influence on financial performance. Specifically, the research results show that credit risk has no effect on financial performance. The results also show that market risk management has no effect on financial performance. This finding implies that good investment decisions result in increased investment income, which in turn improves financial performance. Insurance companies must ensure proper management of their investments to improve performance. These findings also indicate that operational risk management has a positive and significant effect on financial performance. Insurance company managers must make sound investment decisions, diversify, coordinate and control their operations, and ensure proper investment management.

Keyword :age, credit risk, liquidity risk, operational risk, return on assets, size

 

Pendahuluan

Asuransi mempunyai peranan guna mencapai pertumbuhan berkelanjutan dalam bidang ekonomi dengan memfasilitasi keamanan finansial, pembentukan modal, dan inisiatif pengembangan pendanaan, serta mempromosikan perdagangan . Sektor asuransi telah mencatat kinerja yang buruk secara global. Di Amerika Serikat, perusahaan asuransi telah mencatat kerugian penjaminan emisi, penurunan premi, dan penurunan laba bersih secara keseluruhan. Di Eropa, ada efek negatif dari lingkungan suku bunga rendah yang terus berlanjut pada industri asuransi, yang menyebabkan hasil investasi yang buruk. Di Afrika, volatilitas pengembalian dan kerugian penjaminan telah dialami di semua negara. Penetrasi asuransi juga rendah rata-rata 3% dibandingkan rata-rata dunia sebesar 6%. Premi asuransi jiwa Afrika juga mengalami stagnasi selama bertahun-tahun (Kiptoo, Kariuki, and Ocharo 2021)

Di Kenya, COVID-19 berdampak buruk pada perusahaan asuransi melalui penurunan pengembalian dana diinvestasikan di pasar modal, penurunan premi dan peningkatan klaim di beberapa kelas asuransi seperti medis .Keputusan berisiko dengan demikian diperlukan untuk setiap institusi, dan perusahaan mungkin tidak menyadari tujuannya tanpa mengambil risiko (Mushafiq et al. 2021). Bertahannya risiko dan dampaknya dalam industri asuransi mendorong pembentukan badan pengatur untuk mengawasi kinerja perusahaan asuransi dan menghasilkan kebijakan dan pedoman yang membantu mengurangi risiko. Asosiasi Komisaris Asuransi Nasional Amerika Serikat  didirikan untuk menawarkan penetapan standar dan dukungan peraturan kepada semua negara bagian.

Di Eropa diberikan mandat untuk mempromosikan kerangka peraturan yang baik dan pengawasan industri asuransi. Di Afrika Selatan, sektor asuransi diawasi dan diatur bersama oleh Prudential Authority. Di Kenya, Insurance Regulatory Authority didirikan untuk mengembangkan, mengawasi, dan mengatur sektor asuransi. Upaya yang dilakukan oleh berbagai badan pengatur untuk memastikan perusahaan asuransi menerapkan praktik manajemen risiko yang tepat, bagaimanapun, tidak sepenuhnya mengurangi kasus kesulitan keuangan atau kegagalan di perusahaan asuransi (Farooq et al., 2021)

Penelitian telah didorong untuk memeriksa efisiensi prinsip-prinsip manajemen risiko yang berbeda dan teknik-teknik manajemen risiko yang digunakan oleh bisnis asuransi di Kenya sebagai akibat dari kejadian yang sedang berlangsung dari keluhan konsumen atas kegagalan perusahaan asuransi. Temuan-temuan dari investigasi ini, di sisi lain, kurang dapat diandalkan dan lebih bervariasi. Sebagian besar penelitian memusatkan perhatian mereka terutama pada prosedur manajemen risiko perusahaan serta komite manajemen risiko. Hasil penelitian.  juga mendukung kesimpulan ini. Namun, masih sedikit penelitian yang meneliti dampak risiko terhadap laba perusahaan asuransi. Penelitian-penelitian ini juga tidak cukup dalam untuk menjelaskan bagaimana risiko tertentu ditangani atau bagaimana risiko tersebut memengaruhi laba perusahaan asuransi (Grabinska et al., 2021)

Tujuan dari penelitian Kipto pada tahun 2021 adalah untuk menguji bagaimana risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko pasar mempengaruhi profitabilitas perusahaan asuransi di Kenya. Secara khusus, hal ini dilakukan agar para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang interaksi antara berbagai variabel. Ada banyak penelitian yang dilakukan untuk menentukan bagaimana risiko yang berbeda mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Sejumlah upaya akademis telah dilakukan untuk meneliti strategi manajemen risiko yang digunakan perusahaan asuransi sebagai respons terhadap bahaya tertentu, selain pengaruh konsekuensial dari risiko-risiko ini terhadap keberhasilan operasional organisasi tersebut. Menyelidiki pengaruh manajemen risiko terhadap kinerja keuangan bisnis asuransi di Kenya merupakan fokus dari penelitian ini, yang bertujuan untuk mengisi topik yang sampai saat ini belum diteliti di lapangan (Kiptoo et al., 2021).

Insurance Regulatory Authority (IRA) Kenya mengidentifikasi risiko kredit sebagai salah satu risiko yang harus dikelola oleh perusahaan asuransi. IRA mencatat bahwa perusahaan asuransi bergantung pada pembayaran oleh pihak ketiga, termasuk reasuradur perusahaan dan rekanan investasi. Ini menghadapkan perusahaan pada risiko kredit karena piutang bermasalah. Perusahaan asuransi dapat mengalami kesulitan keuangan jika tindakan yang tepat tidak dilakukan untuk memastikan piutang dikumpulkan tepat waktu. Bukti empiris telah membuktikan bahwa risiko kredit memberikan dampak buruk pada kinerja keuangan perusahaan (Kiptoo et al., 2021).

Perusahaan asuransi berpartisipasi dalam mengumpulkan dana dari pemegang polis dan menginvestasikannya untuk menghasilkan pendapatan. Perusahaan dihadapkan dengan risiko pasar yang berhubungan dengan tingkat risiko yang melekat dalam portofolio investasi. Pedoman tersebut menegaskan pandangan teori portofolio modern bahwa risiko tidak dapat dihindari. Studi empiris juga menegaskan bahwa risiko pasar secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan dan perlu dikelola dengan baik (Kiptoo et al., 2021). Kinerja suatu investasi yang tercermin dari rasio pendapatan investasi terhadap pendapatan rata-rata mengungkapkan efisiensi dan efektivitas keputusan investasi.  Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki aset likuid yang cukup untuk mendanai operasi sehari-hari, menginvestasikan surplus untuk mendapatkan keuntungan, dan masih memiliki sejumlah uang yang tersedia jika terjadi keadaan yang tidak terduga.

Segmen asuransi dan Takaful (atau Asuransi Islam) Malaysia telah mencatat pertumbuhan substansial dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatkan total asetnya sebesar 5,6% menjadi RM 264 miliar ($65,3 miliar). Penyedia asuransi dan Takaful di Malaysia menyediakan boulevard penting bagi masyarakat umum untuk menabung dan berinvestasi untuk masa pensiun mereka pada saat yang sama mendapatkan bentuk perlindungan dari kejadian yang tak terbayangkan seperti kematian, kecacatan dan berbagai tempat kerja dan kecelakaan rumah tangga. Tingkat penetrasi tercatat sebesar 54,9% pada tahun 2015 untuk asuransi dan polis Takaful keluarga yang sedikit menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 55,5%; mencerminkan kondisi yang kuat, menantang, dan sangat fluktuatif ke depan.(Grabinska et al., 2021)

Risiko operasional mengacu pada semua risiko yang terkait dengan unit operasi perusahaan asuransi, seperti departemen penjaminan emisi, klaim, dan investasi. Berkaitan dengan risiko kerugian langsung atau tidak langsung akibat kegagalan atau ketidakcukupan proses internal, sistem, dan manusia. Teori ini memfokuskan perhatian para manajer pada sumber daya internal perusahaan untuk mengidentifikasi aset, kapabilitas, dan kompetensi tersebut dengan potensi untuk memberikan keunggulan kompetitif yang unggul (Yeh et al., 2020).

 Kesadaran berasuransi di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara lain. Pelaku industri asuransi pun harus memikirkan strategi baru untuk meningkatkan minat dan jumlah tertanggung yang kian menyusut (Ramadhani & Aisyah, 2023). Hal ini berbanding terbalik dengan potensi perusahaan asuransi di Indonesia. Kesenjangan menunjukkan besarnya kemungkinan bisnis yang dapat diciptakan. Masyarakat Indonesia dapat berperan ganda dalam hal ini, yaitu sebagai konsumen atau sebagai investor di perusahaan asuransi. Kinerja perusahaan asuransi yang baik umumnya tercermin melalui profitabilitas yang dihasilkan dari laporan keuangan perusahaan. Profitabilitas umumnya didefinisikan sebagai kemampuan bisnis untuk memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan dalam suatu cara yang efisien.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti bermaksud untuk memahami korelasi antara risiko internal dan risiko pasar dengan kinerja keuangan perusahaan asuransi. Tujuannya adalah untuk memperluas kebaruan penelitian dengan memasukkan Tobin;s Q sebagai variabel independen (Nguyen and Vo 2021).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko pasar, usia (age), dan ukuran (size) terhadap Return on Assets (ROA) dan Tobin’s Q pada perusahaan asuransi, dengan tujuan utama memahami hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut dengan kinerja keuangan perusahaan asuransi.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini berfokus pada penilaian pengaruh risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko pasar terhadap performa keuangan perusahaan. Performa keuangan ini diprediksi dengan dua yaitu Return on Asset (ROA) dan TOBIN'Q. Sifat penelitian ini adalah explanatory research yang deskriptif dan kuantitatif untuk menguji hipotesis dengan tujuan analisa pengaruh dari risiko dan kinerja keuangan . Explanatory research adalah penelitian digunakan untuk mendapat penjelasan pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen dan dependen melalui pengujian hipotesa yang dirumuskan Penelitian ini menggunakan panel data dari cross sectional dan time series (Agus Rohmat Hidayat, Nur Alifah, 2023). Sampel yang digunakan adalah perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI , dengan periode penelitian dari tahun 2017-2021.

 

Variabel dan Pengukuran

Variabel Dependen

Return on Assets (ROA)

x 100

 
ROA dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :                                         

Sumber: Malik (2011)

Tobins’Q

Tobins’Q dapat dihitung dengan formula sebagai berikut

 

Sumber: Chung (2011)

 

Variable Independent

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko keuangan yang penting, yang harus dipantau dan diawasi dengan hati hati untuk mengurangi tingkat gagal bayar

Sumber: Noomen (2018).

 

Risiko Operasional

Risiko operasional dapat diukur  merupakan rasio antara dengan investment income terhadap average investment .

Sumber : (Ahmed, N., Ahmed, Z., & Usman, A. (2018).

 

Risiko Likuditas

Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk menarik uang tunai  yang cukup untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Sumber : (Alzorqan, S. (2014)

 

Risiko Pasar

Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk menarik uang tunai  yang cukup untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Sumber : (Datu, 2016).

 

Variabel Kontrol

Age

Age perusahaan asuransi diukur dengan menggunakan tahun berdiri perusahaan.

Sumber : (Hunjra et al., 2020)

 

Size

Size perusahaan asuransi diukur dengan menggunakan natural log dari total assets.

Sumber : (Kafidipe et al., 2021)

 

Tabel 1. Variabel Dan Pengukuran

Variabel

Proxy

Pengukuran

Referensi

Dependent

 

Roa

x 100

 
Net profit after tax

Total Assets

Malik , (2011)

Dependent

 

Tobin’s

Market value of all outstanding shares +  Debt

 Total Aset

Chung , (2011)

Independent

 

Credit Risk

Non performing receivables

Total receivables                   

 

Noman ,(2018)

 

Independent

 

Operation Risk

Net Earned Premiums

Total     Assets

 

Ahmed, N., Ahmed, Z., & Usman, A. (2018)

Independent

 

Liquidity Risk

Current Assets

Current Liabilities

 

Alzorqan, S. (2014)

Independent

 

Market Risk

Investment Income

 Average Investments

 

Pervan, M., & Pavic, K. T. (2010

Control

 

Age of

insurance

The number of years since incorporation

 

Hunjra, Verhoeven, and Zureigat 2020

Control

 

Size of an insurance

firm

Log of total assets.

 

Kafidipe et al. 2021

 

 

Hasil Dan Pembahasan

Analisis Regresi Data Panel

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi data panel. Pada penelitian yang menggunakan data panel terdapat tiga model yang bisa digunakan yaitu model common effect, model fixed effect, dan random effect model. Hasil uji model regresi dalam penelitian ini yaitu menggunakan random effect model untuk variabel dependen ROA  dan fixed effect model untuk variabel dependen Tobin’s Q Uji regresi bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko kredit terhadap kinerja keuangan, pengaruh risiko operasional terhadap kinerja keuangan, pengaruh risiko likuiditas  terhadap kinerja keuangan, pengaruh risiko pasar terhadap kinerja keuangan, Pengaruh Age terhadap kinerja keuangan , Pengaruh Size terhadap kinerja keuangan. Hasil pengolahan statistik regresi ganda menghasilkan persamaan model regresi yaitu:

Persamaan Regresi Model 1:

ROA        =    -1.918947 + 0.000260CR + 0.459545OR+ 0.0000191LR + 0.635311MR - 0.002898AGE + 0.066673SIZE                        (i)

Persamaan Regresi Model 2:

Tobin’s Q =    0.342972 - 0.010033CR + 0.004799OR – 0.00000842LR - 0.729243MR - 0.056783AGE +0.089586SIZE               (ii)

 

Uji T

        Uji statistik t ini digunakan utuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Untuk menguji hipotesis statistik dilakukan dengan melihat nilai probabilitas pada hasil analisis menggunakan Eviews 10. Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan berdasarkan nilai significance level 0,05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria yaitu jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak sigifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil Uji T regresi model 1

 

Tabel 2. Hasil Uji T Regresi Model 1

 

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Return on Asset

Koefisien

Probabilitas

Kesimpulan

Konstanta

-1.918947

-

-

CR

0.000260

0.8925

Tidak Signifikan

OR

0.459545

0.0000

Positif Signifikan

LR

0.0000191

0.0035

Positif Signifikan

MR

0.635311

0.4958

Tidak Signifikan

AGE

-0.002898

0.6573

Tidak Signifikan

SIZE

0.066673

0.0426

Positif Signifikan

       Sumber : Output regresi data panel Eviews 10.0

 

Berdasarkan hasil uji diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.     Credit Risk (CR) Terhadap ROA

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.8925 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh  antara Credit Risk terhadap Return on Asset.

2.     Operation Risk (OR) Terhadap ROA

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 0.459545. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh positif antara Operation Risk terhadap Return on Asset.

3.     Liquidity Risk (LR) Terhadap ROA

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0035 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 0.0000191. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh positif antara Liquidity Risk terhadap Return on Asset.

4.     Market Risk (MR) Terhadap ROA

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.4958 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh  antara Market Risk terhadap Return on Asset.

5.     Age of Insurance (AGE) Terhadap ROA

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.6573 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh antara Age of Insurance terhadap Return on Asset.

6.     Size of an Insurance Firm (SIZE) Terhadap ROA

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0426 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 0.066673. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya terdapat pengaruh positif antara Size of an Insurance Firm terhadap Return on Asset.

 

Hasil Uji T regresi model 2

Berdasarkan hasil uji t diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

 

Tabel 3. Hasil Uji T Regresi Model 2

 

Variabel

Independen

Variabel Dependen

TOBINS Q

Koefisien

Probabilitas

Kesimpulan

Konstanta

0.342972

-

-

CR

-0.010033

0.0013

Negatif Signifikan

OR

0.004799

0.4875

Tidak Signifikan

LR

-0.00000842

0.0002

Negatif Signifikan

MR

-0.729243

0.0425

Negatif Signifikan

AGE

-0.056783

0.0000

Negatif Signifikan

SIZE

0.089586

0.2961

Tidak Signifikan

  Sumber : Output regresi data panel Eviews 10.00

 

1.     Credit Risk (CR) terhadap Tobin’s Q  

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh  nilai probabilitas sebesar 0.0013 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.010033. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh negatif antara Credit Risk terhadap Tobins Q.

2.     Operation Risk (OR) terhadap Tobin’s Q  

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh  nilai probabilitas sebesar 0.4875 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh antara Operation Risk terhadap Tobins Q.

3.     Liquidity Risk (LR) terhadap Tobin’s Q  

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0002 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.00000842. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh negative antara Liquidity Risk terhadap Tobins Q.

4.     Market Risk (MR) terhadap Tobin’s Q  

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0425 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.729243. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh negative dan signifikan antara Market Risk terhadap Tobins Q.

5.     Age of Insurance (AGE) terhadap Tobin’s Q  

Hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.056783. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Age of Insurance terhadap Tobins Q.

6.     Size of an Insurance Firm (SIZE) terhadap Tobin’s Q  

memiliki nilai probabilitas sebesar 0.2961 > 0,05 (alpha 5%) yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh antara Size of an Insurance Firm terhadap Tobin’s Q.

 

Pembahasan

Pengaruh Risiko Kredit  Terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran ROA , Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara risiko kredit terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari risiko kredit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang ditemukan oleh Ekinci (2016) yang menyatakan ada hubungan negatif antara risiko kredit dan kinerja keuangan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Kiptoo et al., 2021), ada pengaruh negatif antara risiko kredit dan kinerja keuangan. Pada penelitian yang dilakukan menunjukan adanya pengaruh dari risiko kredit terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi.

Perusahaan asuransi menerima premi dari pelanggan dan menggunakan dana tersebut untuk membayar klaim dan mengejar pertumbuhan investasi. Jika perusahaan asuransi memiliki portofolio investasi yang signifikan, mereka akan terkena risiko kredit jika pihak atau entitas yang mereka berikan pinjaman gagal membayar atau mengalami kebangkrutan. Dalam hal ini, risiko kredit dapat berdampak pada nilai investasi perusahaan dan kinerja keuangannya di indonesia secara keseluruhan. Perusahaan asuransi di indonesia memiliki risiko kredit dalam portofolio investasinya, seperti dalam bentuk obligasi perusahaan, pinjaman, atau instrumen hutang lainnya, risiko tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan mereka. Risiko kredit yang signifikan dapat menyebabkan perusahaan asuransi mengalami kerugian atau membutuhkan cadangan modal tambahan untuk menutupi kerugian tersebut. Hal ini dapat mengurangi laba bersih perusahaan dan berdampak negatif pada kinerja keuangan keseluruhan.

Risiko kredit juga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan asuransi di Indonesia. Meskipun perusahaan asuransi bukan lembaga perbankan, mereka tetap terlibat dalam kegiatan investasi yang melibatkan penyaluran dana ke pihak ketiga, seperti obligasi, surat berharga, atau pinjaman korporasi. Perusahaan asuransi di Indonesia memiliki portofolio investasi yang signifikan dalam bentuk surat berharga atau pinjaman kepada pihak ketiga, risiko kredit dapat berdampak pada penurunan nilai investasi mereka. Jika penerbit surat berharga mengalami kesulitan keuangan atau gagal memenuhi kewajibannya, perusahaan asuransi dapat mengalami kerugian pada investasi tersebut. Risiko kredit yang signifikan dapat menyebabkan gangguan arus kas bagi perusahaan asuransi di Indonesia. Jika pihak yang berutang gagal membayar pinjaman atau bunga tepat waktu, hal ini dapat mengganggu aliran pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Gangguan arus kas ini dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan dan kinerja keuangan secara keseluruhan.

 

Pengaruh Risiko Kredit  Terhadap Tobin’s Q

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran TOBIN’S Q, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara risiko kredit terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari risiko kredit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang ditemukan oleh Ekinci, A. (2016) yang menyatakan ada hubungan negatif antara risiko kredit dan kinerja keuangan .Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh negatif antara Credit Risk terhadap Tobin’s Q. Suatu perusahaan dapat mendeteksi kemungkinan gagal bayar jika nilai asetnya kurang dari pelunasan hutang yang dijanjikan pada waktu yang ditentukan.

Risiko kredit yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian akibat gagal membayar kewajiban keuangan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Investor cenderung memandang perusahaan dengan risiko kredit yang tinggi sebagai investasi yang kurang menarik. Risiko kredit yang tinggi dapat merusak citra dan reputasi perusahaan di mata investor dan pasar. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kepercayaan investor.Risiko kredit tidak mempengaruhi Tobin’s Q, nilai perusahaan cenderung stabil dan tidak dipengaruhi oleh masalah kredit. Hal ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

 Risiko kredit yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan asuransi menghadapi kerugian yang signifikan akibat pembayaran klaim yang tidak terpenuhi atau gagalnya pemegang polis untuk membayar premi. Hal ini dapat mengurangi nilai buku perusahaan dan pada akhirnya dapat berdampak negatif pada Tobin's Q. Risiko kredit yang tidak terkendali dapat menyebabkan perusahaan asuransi di Indonesia mengalami kerugian finansial yang signifikan. Untuk menutupi kerugian tersebut, perusahaan asuransi mungkin perlu menggunakan cadangan modal yang ada atau mengalami penurunan laba bersih. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan mereka dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis. Risiko kredit yang signifikan dalam industri asuransi di Indonesia dapat mempengaruhi regulasi dan pengawasan oleh otoritas pengawas. Otoritas pengawas seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia memantau risiko kredit yang dihadapi oleh perusahaan asuransi. Jika risiko kredit tidak terkendali atau melampaui batasan yang ditetapkan, perusahaan asuransi dapat diberikan sanksi atau kewajiban untuk meningkatkan modal.

 

Pengaruh Risiko Operasional  Terhadap ROA 

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran ROA , hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara risiko operasional terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari risiko operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang ditemukan oleh (Akotey & Adjasi, 2018). Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh antara Operation Risk terhadap Return on Asset. Risiko operasional mengacu pada semua risiko yang terkait dengan unit operasi perusahaan asuransi, seperti departemen penjaminan emisi, klaim, dan investasi. Berkaitan dengan risiko kerugian langsung atau tidak langsung akibat kegagalan atau ketidakcukupan proses internal, sistem, dan manusia . Untuk menciptakan keunggulan kompetitif, manajemen perusahaan harus mengintegrasikan dan menggabungkan sumber daya ini ke dalam kelompok yang membentuk kemampuan (Akotey & Adjasi, 2018). Risiko operasional yang dikelola dengan tepat akan mengurangi kerugian operasional dan meningkatkan premi bersih. Manajemen yang tepat dari operasi perusahaan menghasilkan pengurangan biaya operasi, yang pada gilirannya menghasilkan peningkatan proporsi premi bersih terhadap total aset dan berdampak positif pada kinerja perusahaan.

  Risiko operasional dapat memiliki dampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi di Indonesia. Risiko operasional melibatkan kegagalan proses internal, sistem, atau orang dalam perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian keuangan, reputasi yang buruk, atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko operasional yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan asuransi. Contohnya, kesalahan dalam penilaian risiko, klaim yang tidak efisien atau tidak akurat, atau kegagalan sistem teknologi informasi yang penting dapat mengakibatkan biaya tambahan, hilangnya pendapatan, atau pembayaran klaim yang tidak tepat. Semua ini dapat berdampak negatif pada laba bersih dan kinerja keuangan perusahaan.

 

Pengaruh Risiko Operasional  Terhadap Tobin’s Q

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran TOBIN’S Q , Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara risiko operasional terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi . Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari risiko operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara Operation Risk terhadap Tobin’s Q. Investor akan lebih fokus pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti pertumbuhan pendapatan, inovasi, strategi manajemen, atau risiko lain seperti risiko pasar atau risiko kredit. Ini dapat mempengaruhi penilaian pasar terhadap nilai perusahaan (Kiptoo et al., 2021).

Manajemen perusahaan dapat mengintegrasikan dan menggabungkan sumber daya internalnya dan memanfaatkannya untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan mencapai kinerja yang unggul. Risiko operasional yang signifikan juga dapat berdampak pada risiko keuangan perusahaan asuransi di indonesia. Seperti , biaya perbaikan atau penyelesaian masalah yang timbul akibat risiko operasional dapat mengurangi nilai pasar dan berpotensi mempengaruhi Tobin's Q (Fadun & Oye, 2020). Risiko operasional sangat berperan penting pada perusahaan asuransi karena Risiko operasional yang dikelola dengan baik dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Efisiensi operasional yang tinggi dapat mencerminkan manajemen risiko yang baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai pasar dan Tobin's Q. Risiko operasional yang tidak terkendali juga dapat mengakibatkan biaya tambahan yang signifikan bagi perusahaan asuransi. Misalnya, kegagalan dalam sistem teknologi informasi yang memerlukan perbaikan atau penggantian, atau kegagalan dalam proses internal yang membutuhkan perbaikan atau pembaruan, dapat menghasilkan biaya yang tidak terduga. Biaya tambahan tersebut dapat mengurangi profitabilitas perusahaan. Risiko operasional yang tidak terkendali, seperti skandal atau pelanggaran aturan etika, dapat merusak reputasi perusahaan asuransi di Indonesia. Reputasi yang buruk dapat menyebabkan penurunan kepercayaan pelanggan dan pemegang polis, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada penerimaan premi dan pertumbuhan bisnis. Penurunan pendapatan akibat reputasi yang buruk dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.

 

Pengaruh Risiko Likuiditas  Terhadap ROA 

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran ROA, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara risiko Likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi . Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari risiko likuiditas tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang ditemukan oleh Camino-Mogro (2019) yang menyatakan ada hubungan negatif antara risiko likuiditas dan kinerja keuangan. Likuiditas sangat penting bagi perusahaan untuk motif spekulatif, transaksi, dan kehati-hatian.

Likuiditas perusahaan asuransi di indonesia sangat dipengaruhi oleh arus kas premi dan klaim. Jika perusahaan menghadapi kesulitan dalam mengumpulkan premi tepat waktu atau mengalami klaim . Sangat penting bagi perusahaan asuransi di Indonesia untuk mengelola risiko likuiditas dengan hati-hati. Ini melibatkan pemantauan dan proyeksi arus kas, pengelolaan investasi yang bijaksana, kepatuhan terhadap persyaratan regulasi, dan pemantauan risiko kredit dan reputasi. melebihi ekspektasi, hal ini dapat mengganggu likuiditas perusahaan. Perusahaan asuransi harus memastikan bahwa mereka memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo, termasuk pembayaran klaim, pembayaran reasuransi, dan biaya operasional lainnya. Mereka harus secara proaktif memantau arus kas mereka dan mengelola investasi mereka dengan bijaksana untuk menjaga likuiditas yang memadai. Risiko likuiditas dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi di Indonesia. Risiko likuiditas terjadi ketika perusahaan menghadapi kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka dengan cepat dan efektif. Perusahaan asuransi menghadapi risiko likuiditas yang signifikan, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membayar klaim atau memenuhi kewajiban keuangan lainnya kepada pemegang polis. Hal ini dapat merusak reputasi perusahaan dan mengakibatkan tuntutan hukum atau tindakan pengawas. Perusahaan asuransi menghadapi kesulitan dalam memperoleh dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, mereka mungkin harus bergantung pada sumber pendanaan yang lebih mahal, seperti pinjaman darurat atau pembiayaan jangka pendek dengan suku bunga tinggi. Biaya pendanaan yang tinggi dapat mengurangi profitabilitas perusahaan.

 

Pengaruh Risiko Likuiditas  Terhadap Tobin’s Q

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran TOBIN’S Q , Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara risiko operasional terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Hal ini menjelaskan bahwa besar atau kecilnya nilai dari risiko likuiditas tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang ditemukan oleh Camino-Mogro (2019) yang menyatakan ada hubungan negatif antara risiko likuiditas dan kinerja keuangan. Risiko likuiditas yang tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q membuat investor akan lebih fokus pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti pertumbuhan pendapatan, kinerja operasional, inovasi, atau risiko lain seperti risiko pasar, risiko kredit, atau risiko operasional.

Ini dapat mempengaruhi penilaian pasar terhadap nilai perusahaan. Maka nilai perusahaan cenderung stabil dan tidak dipengaruhi oleh masalah likuiditas. Hal ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Risiko likuiditas yang signifikan dapat menyebabkan gangguan arus kas perusahaan asuransi di Indonesia. Jika perusahaan tidak dapat memperoleh dana yang cukup untuk membiayai operasional sehari-hari, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membayar gaji karyawan, biaya operasional, atau premi yang harus dibayarkan kepada reasuransi. Gangguan arus kas ini dapat mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan secara keseluruhan. Ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk memenuhi kewajiban keuangan secara tepat waktu dapat merusak reputasi mereka di pasar. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan pemegang polis, serta mengganggu pertumbuhan bisnis dan penerimaan premi. Reputasi yang buruk dapat berdampak negatif pada kinerja keuangan jangka panjang perusahaan.

 

Pengaruh Risiko Pasar  terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran ROA, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara risiko pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi . Penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh (Oscar Akotey et al. 2018) risiko pasar secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan dan perlu dikelola dengan baik . Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara Market Risk terhadap Return on Asset.

Perusahaan asuransi di indonesia berpartisipasi dalam mengumpulkan dana dari pemegang polis dan menginvestasikannya untukmenghasilkan pendapatan. Dengan demikian perusahaan dihadapkan dengan risiko pasar yang berhubungan dengan tingkat risiko yang melekat dalam portofolio investasi. Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus mengelola portofolio mereka dengan berinvestasi pada aset berisiko rendah dan menghindari investasi berisiko. Tingkat risiko selanjutnya dipengaruhi oleh kualitas investasi individu. Risiko pasar di Indonesia tidak dapat dihindari, tetapi mungkin bagi perusahaan untuk membangun perbatasan yang efisien dari portofolio optimal, menawarkan pengembalian yang diharapkan maksimum untuk tingkat risiko tertentu (Akotey & Adjasi, 2018). Hal ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan pendapatan dari aset yang dimiliki, terlepas dari fluktuasi pasar yang terjadi. Hal ini dapat mendorong investor untuk melakukan diversifikasi portofolio mereka dengan berinvestasi dalam sektor atau industri yang berbeda untuk mengurangi risiko yang terkait dengan risiko pasar.

Risiko pasar di Indonesia terdapat fluktuasi harga dan nilai aset investasi perusahaan akibat perubahan kondisi pasar seperti perubahan suku bunga, fluktuasi pasar saham, perubahan nilai tukar, atau perubahan kondisi ekonomi secara umum. Perusahaan asuransi memiliki ketergantungan pada pendapatan dari investasi jangka panjang seperti obligasi. Fluktuasi suku bunga dapat berdampak pada nilai portofolio investasi dan pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan, termasuk laba dan ROA (Return on Assets).

 

Pengaruh Risiko Pasar  Terhadap Tobin’s Q

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran TOBIN’S Q , hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara risiko pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi . Kinerja investasi sangat penting untuk kekuatan keuangan perusahaan asuransi. Keputusan investasi yang baik dengan demikian menjamin pengembalian investasi dan kinerja keuangan yang lebih baik sejalan dengan teori portofolio modern. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang ditemukan oleh Oscar Akotey et al. (2018) risiko pasar secara negatif mempengaruhi kinerja perusahaan dan perlu dikelola dengan baik. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negative dan signifikan antara Market Risk terhadap Tobins Q.

Kinerja investasi sangat penting untuk kekuatan keuangan perusahaan. Investor mungkin lebih fokus pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti pertumbuhan pendapatan, strategi manajemen, inovasi, atau risiko lain seperti risiko likuiditas, risiko kredit, atau risiko operasional. Ini dapat mempengaruhi penilaian pasar terhadap nilai perusahaan. nilai perusahaan cenderung stabil dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi pasar yang terjadi. Hal ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor bahwa nilai perusahaan tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan pasar yang tidak terkait langsung dengan kinerja operasional perusahaan.

Perubahan kondisi pasar dapat mempengaruhi persepsi pembeli terhadap perusahaan asuransi. Jika kondisi pasar memburuk, nilai pasar perusahaan dapat menurun, yang berpotensi mempengaruhi pembiayaan perusahaan, kemampuan untuk mendapatkan modal baru, dan citra perusahaan di pasar. Perusahaan asuransi di Indonesia menghadapi risiko likuiditas yang signifikan, mereka mengalami kesulitan dalam membayar klaim atau memenuhi kewajiban keuangan lainnya kepada pemegang polis. Hal ini dapat merusak reputasi perusahaan dan mengakibatkan tuntutan hukum atau tindakan pengawas. Ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk memenuhi kewajiban keuangan secara tepat waktu dapat merusak reputasi mereka di pasar. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan pemegang polis, serta mengganggu pertumbuhan bisnis dan penerimaan premi. Reputasi yang buruk dapat berdampak negatif pada kinerja keuangan jangka panjang perusahaan.

 

Terdapat Pengaruh Age Terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran ROA, hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh age terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi .Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara Age of Insurance terhadap Return on Asset.Penelitian ini sejalan dengan Kiptoo et al, (2021) age berpengaruh terhadap ROA. Perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu yang lama mungkin memiliki pengalaman yang lebih luas dalam mengelola aset dan operasi bisnis. Mereka juga mungkin memiliki reputasi yang baik di pasar. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan ROA, karena perusahaan dapat menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mengoptimalkan penggunaan aset dan mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi. Perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu yang lama memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya, seperti modal, teknologi, dan hubungan bisnis yang kuat. Ini dapat memberikan keuntungan kompetitif dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, yang tercermin dalam ROA yang lebih tinggi. Umur perusahaan yang lebih lama juga dapat dianggap sebagai indikator stabilitas keuangan. Perusahaan yang telah bertahan lama mungkin memiliki keuangan yang lebih stabil, dengan catatan laba yang konsisten dan kemampuan untuk mengatasi tantangan ekonomi yang muncul. Hal ini dapat berdampak positif pada ROA.

Perusahaan asuransi yang telah beroperasi dalam waktu yang lama di Indonesia dan memiliki reputasi yang baik cenderung memperoleh kepercayaan dari pelanggan. Pengalaman yang diperoleh dari bertahun-tahun dalam bisnis asuransi dapat memberikan keunggulan kompetitif dan dapat berkontribusi pada kinerja keuangan yang baik. Perusahaan asuransi yang telah beroperasi dalam waktu yang lama dan memiliki reputasi yang baik cenderung memperoleh kepercayaan dari pelanggan. Pengalaman yang diperoleh dari bertahun-tahun dalam bisnis asuransi dapat memberikan keunggulan kompetitif dan dapat berkontribusi pada kinerja keuangan yang baik. Perusahaan asuransi yang telah beroperasi dalam waktu yang lama biasanya memiliki portofolio asuransi yang lebih luas dan diversifikasi risiko. Diversifikasi risiko ini dapat membantu mengurangi eksposur terhadap risiko tunggal atau peristiwa yang tidak terduga. Dengan memiliki portofolio yang lebih beragam, perusahaan dapat mencapai stabilitas keuangan yang lebih baik.

 

Terdapat Pengaruh Age Terhadap Tobin’s Q

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran TOBIN’S Q , Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara Age of Insurance terhadap Tobin’s Q . Penelitian ini tidak sejalan dengan (Kiptoo, Kariuki, and Ocharo, 2021) age berpengaruh terhadap ROA . Tanpa pengaruh umur perusahaan, perusahaan yang lebih baru atau yang belum lama beroperasi memiliki kesempatan yang lebih adil untuk dinilai berdasarkan kinerja mereka, tanpa adanya bias negatif yang mungkin timbul karena umur perusahaan yang lebih pendek (Mallinguh et al., 2020). Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan baru dengan potensi pertumbuhan yang tinggi untuk mendapatkan penilaian pasar yang lebih baik. Penilaian pasar terhadap nilai perusahaan cenderung lebih objektif dan didasarkan pada faktor-faktor lain yang memengaruhi nilai perusahaan, seperti kinerja keuangan, pertumbuhan pendapatan, strategi manajemen, dan faktor-faktor lainnya. Umur perusahaan yang sudah lama membuat pembeli tertarik karena sudah mempunyai reputasi bagus untuk daya tarik pembeli dibandingkan dengan perusahaan asuransi yang baru memulai usaha .(Saleh and Abu Afifa 2020) Usaha tersebut tentulah tidak mudah untuk menarik daya pembeli . Harus memulai dari awal . Reputasi yang baik dapat memberikan kepercayaan kepada pelanggan dan pemegang polis, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan dan kecenderungan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut. Umur perusahaan asuransi yang lebih tua cenderung mengumpulkan pengalaman dan keahlian yang lebih luas dalam mengelola risiko dan bisnis asuransi. Pengalaman ini dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik, merancang produk asuransi yang tepat, dan mengelola portofolio investasi secara efisien. Pengalaman dan keahlian yang baik dapat berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Umur perusahaan yang lebih lama biasanya diiringi dengan pengalaman yang lebih besar dalam mengelola risiko asuransi. Kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko dengan baik dapat memberikan keunggulan kompetitif. Perusahaan dengan rekam jejak yang baik dalam mengelola risiko mungkin memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dan Tobin's Q yang lebih baik (Mallinguh et al., 2020).

Perusahaan asuransi yang telah beroperasi lama dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan mereka. Kepercayaan yang terjalin dengan pelanggan cenderung membawa kepuasan dan retensi pelanggan yang lebih baik, yang dapat berdampak positif pada pendapatan dan kinerja keuangan perusahaan. Dengan berjalannya waktu, perusahaan asuransi di Indonesia cenderung mengembangkan sistem pengelolaan risiko yang lebih matang. Mereka dapat memiliki kebijakan dan prosedur yang teruji dan pengalaman dalam menghadapi berbagai risiko yang mungkin terjadi. Pengelolaan risiko yang baik dapat membantu melindungi perusahaan dari kerugian keuangan yang tidak diinginkan. Ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan, seperti manajemen risiko yang efektif, kualitas portofolio asuransi, manajemen investasi, efisiensi operasional, regulasi yang baik, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, setiap perusahaan asuransi di Indonesia memiliki karakteristik dan kondisi uniknya sendiri, sehingga tidak ada satu aturan tunggal yang berlaku untuk semua perusahaan asuransi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan analisis dan pengelolaan risiko yang cermat serta mengadaptasikan strategi mereka sesuai dengan lingkungan bisnis yang mereka hadapi.

 

Terdapat Pengaruh Size Terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran ROA, hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh size terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh dan signifikan antara Size of an Insurance Firm terhadap Return on Asset. Penelitian ini tidak sejalan dengan Kiptoo et al., (2021) size berpengaruh terhadap ROA. Tanpa pengaruh ukuran perusahaan, perusahaan kecil memiliki kesempatan yang lebih adil untuk bersaing dengan perusahaan besar dalam hal kinerja keuangan. Ini berarti bahwa perusahaan kecil yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat mendapatkan penilaian yang setara dengan perusahaan besar . Ukuran perusahaan tidak mempengaruhi ROA, investor akan lebih fokus pada faktor-faktor lain yang memengaruhi kinerja keuangan perusahaan, seperti efisiensi operasional, manajemen risiko, inovasi, atau strategi bisnis. Hal ini dapat mempengaruhi penilaian pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan.Tanpa pengaruh ukuran perusahaan, investor akan lebih mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam membuat keputusan investasi. Ini dapat mendorong investor untuk melakukan diversifikasi portofolio mereka dengan berinvestasi dalam perusahaan kecil dan besar untuk mengurangi risiko. Perusahaan asuransi yang lebih besar cenderung memiliki skala ekonomi yang lebih baik. Skala ekonomi dapat membantu perusahaan mengurangi biaya operasional per unit bisnis, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan profitabilitas. Dalam hal ini, ukuran perusahaan dapat mempengaruhi ROA (Yeasin, 2022). Perusahaan asuransi di Indonesia yang lebih sudah lama cenderung memiliki skala operasional yang matang. Mereka dapat menawarkan berbagai produk asuransi, memiliki basis pelanggan yang lebih luas, dan mengelola volume bisnis yang lebih besar. Dengan memiliki basis pelanggan yang lebih besar, perusahaan dapat mengumpulkan premi asuransi yang lebih banyak, yang dapat berdampak positif pada pendapatan dan kinerja keuangan.

 

Pengaruh Size Terhadap Tobin’s Q

Berdasarkan hasil uji regresi dengan pengukuran Tobin’s Q , hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh size terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi .Penelitian ini tidak sejalan dengan Kiptoo et al., (2021) Size tidak terdapat berpengaruh terhadap ROA. Tanpa pengaruh ukuran perusahaan, penilaian pasar terhadap nilai perusahaan cenderung lebih objektif dan didasarkan pada faktor-faktor lain yang memengaruhi nilai perusahaan, seperti kinerja keuangan, pertumbuhan pendapatan dan strategi manajemen. Perusahaan asuransi yang telah beroperasi dalam waktu yang lama mungkin telah membangun stabilitas keuangan dan pertumbuhan yang konsisten. Stabilitas ini dapat memberikan keyakinan kepada investor dan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan. Stabilitas keuangan dan pertumbuhan yang kuat. Ukuran perusahaan asuransi di Indonesia juga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk berinovasi dan melakukan transformasi digital. Perusahaan yang lebih besar mungkin memiliki sumber daya yang lebih besar untuk mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan proses bisnis mereka. Ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan beradaptasi dengan perubahan tren industri. Perusahaan asuransi yang lebih besar sering kali telah membangun kredibilitas dan reputasi yang kuat di pasar. Ukuran perusahaan yang besar dapat memberikan keyakinan kepada pemegang polis dan calon nasabah bahwa perusahaan tersebut telah beroperasi dengan baik dan mampu memenuhi kewajiban finansial. Kredibilitas dan reputasi yang baik dapat membantu perusahaan dalam memperoleh kepercayaan pelanggan dan menarik bisnis baru.

Perusahaan asuransi di Indonesia yang sudah lama cenderung memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan modal. Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk mengumpulkan modal dari pasar modal atau melalui investor institusional. Modal yang lebih besar dapat digunakan untuk memperluas operasi, mengembangkan produk baru, atau menghadapi klaim besar yang mungkin muncul. Kemampuan untuk mengakses sumber daya yang memadai dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan. Perusahaan asuransi yang sudah lama memiliki reputasi yang lebih baik di pasar. Ini dapat memberikan kepercayaan pelanggan yang lebih tinggi dan mendorong pertumbuhan bisnis. Kepercayaan dan reputasi yang baik juga dapat membantu perusahaan mendapatkan reasuransi dari perusahaan reasuransi yang terkemuka, yang dapat membantu melindungi perusahaan dari risiko yang signifikan. Ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi kinerja keuangan, seperti manajemen risiko yang efektif, kebijakan yang baik, pengelolaan investasi yang cermat, efisiensi operasional, regulasi yang baik, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Setiap perusahaan asuransi di Indonesia memiliki karakteristik dan kondisi uniknya sendiri, sehingga hasil yang diperoleh mungkin bervariasi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan analisis yang cermat, manajemen risiko yang baik, dan adaptasi strategi yang tepat sesuai dengan lingkungan bisnis mereka untuk mencapai kinerja keuangan yang optimal.

 

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko pasar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return on Assets (ROA) maupun Tobin’s Q. Namun, faktor usia (age) memiliki pengaruh terhadap ROA, sedangkan ukuran (size) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kedua indikator kinerja keuangan tersebut.

 

BIBLIOGRAFI

 

Akotey, J. O., & Adjasi, C. K. D. (2018). Microinsurance and consumption smoothing among low-income households in Ghana. The Journal of Developing Areas, 52(4), 151–165.

Camino-Mogro, S., Armijos-Bravo, G., & Cornejo-Marcos, G. (2019). Competition in the insurance industry in Ecuador: An econometric analysis in life and non-life markets. The Quarterly Review of Economics and Finance, 71, 291–302.

Datu, N. (2016). How do insurer specific indicators and macroeconomic factors affect the profitability of insurance business? A panel data analysis on the Philippine Non-life Insurance market. The DLSU Research Congress, 4(1), 2449–3309.

Ekinci, A. (2016). The effect of credit and market risk on bank performance: Evidence from Turkey. International Journal of Economics and Financial Issues, 6(2), 427–434.

Fadun, O. S., & Oye, D. (2020). Impacts of operational risk management on financial performance: a case of commercial banks in Nigeria. International Journal of Finance & Banking Studies, 9(1), 22–35.

Farooq, U., Nasir, A., Bilal, & Quddoos, M. U. (2021). The impact of COVID-19 pandemic on abnormal returns of insurance firms: a cross-country evidence. Applied Economics, 53(31), 3658–3678. https://doi.org/10.1080/00036846.2021.1884839

Grabinska, B., Kedzior, D., Kedzior, M., & Grabinski, K. (2021). The impact of csr on the capital structure of high-tech companies in Poland. Sustainability (Switzerland), 13(10), 1–20. https://doi.org/10.3390/su13105467

Hidayat, A. A. R., & Alifah, N. (2023). Kontribusi Digitalisasi Bisnis Dalam Menyokong Pemulihan Ekonomi dan Mengurangi Tingkat Pengangguran di Indonesia. Jurnal Syntax Idea, 5(9), 1259–1269. https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v5i9.2559

Hunjra, A. I., Verhoeven, P., & Zureigat, Q. (2020). Capital Structure as a Mediating Factor in the Relationship between Uncertainty, CSR, Stakeholder Interest and Financial Performance. Journal of Risk and Financial Management, 13(6), 117. https://doi.org/10.3390/jrfm13060117

Kafidipe, A., Uwalomwa, U., Dahunsi, O., & Okeme, F. O. (2021). Corporate governance, risk management and financial performance of listed deposit money bank in Nigeria. Cogent Business and Management, 8(1). https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1888679

Kiptoo, I. K., Kariuki, S. N., & Ocharo, K. N. (2021). Risk management and financial performance of insurance firms in Kenya. Cogent Business and Management, 8(1), 1–18. https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1997246

Mallinguh, E., Wasike, C., & Zoltan, Z. (2020). The business sector, firm age, and performance: The mediating role of foreign ownership and financial leverage. International Journal of Financial Studies, 8(4), 79.

Nguyen, D. K., & Vo, D. T. (2020). Enterprise risk management and solvency: The case of the listed EU insurers. Journal of Business Research, 113(September), 360–369. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.09.034

Ramadhani, S., & Aisyah, S. (2023). Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi Melalui Bancassurance: Studi Pada BRI Insurance Wilayah Medan. JIKEM: Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen, 3(1), 1367–1452.

Yeasin, H. M. (2022). Impact of credit risk management on financial performance: A study of commercial banks in Bangladesh. Interdisciplinary Journal of Applied and Basics Subjects, 2(1), 14–22.

Yeh, C. C., Lin, F., Wang, T. S., & Wu, C. M. (2020). Does corporate social responsibility affect cost of capital in China? Asia Pacific Management Review, 25(1), 1–12. https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2019.04.001

 

Copyright holder:

Jessica Novia, Susy Muchtar (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: