Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 3 Maret 2024
GIANT LIVER ABSCESS PADA USIA MUDA:
SEBUAH LAPORAN KASUS
Atika Indah Sari1*, Avit Suchitra2
Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Abses
hati amuba disebabkan infeksi Entamoeba histolytica yang bermanifestasi
amebiasis ekstraintestinal invasif dan sering ditemukan di negara tropis
termasuk Indonesia. Abses hati amuba menyebabkan 50.000 kematian di dunia.
Penegakkan diagnosis membutuhkan pencitraan hati dan serologis. Penemuan
parasit Entamoeba histolytica penting dalam penentuan etiologi abses
hati amuba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaporkan kasus seorang
pria 20 tahun dengan gejala nyeri perut kanan atas, demam, mual, dan anoreksia,
serta mengevaluasi efektivitas drainase abses laparoskopik sebagai metode
penanganan. Metode yang digunakan adalah analisis data klinis dan evaluasi
hasil terapi. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien mengalami perbaikan klinis
setelah pengobatan dengan metronidazole dan drainase laparoskopik, dengan tidak
adanya komplikasi fisik tambahan. Entamoeba
histolytica merupakan
amuba yang ditransmisikan melalui jalur fecal-oral dan masuk ke sirkulasi darah
yang selanjutnya membentuk abses di hati. Pasien datang dengan ukuran abses
hati besar dan memerlukan tindakan drainase secara operatif. Abses hati amuba
umumnya berespon baik dengan pengobatan medikamentosa. Namun, pada kasus
tertentu seperti ukuran abses yang besar dibutuhkan tindakan drainase
perkutaneus untuk mencegah ruptur abses. Pasien ditatalaksana dengan pemasangan
drainase secara laparaskopik. Pemasangan drainase laparaskopik memiliki cedera
fisik yang lebih sedikit. Tatalaksana yang tepat dapat menghindari komplikasi
pecahnya abses hati.
Kata kunci: Abses hati, amebiasis, Entamoeba
histolytica, drainase abses
Abstract
Amoebic liver abscess is caused by Entamoeba
histolytica infection, which manifests as invasive extraintestinal amoebiasis
and is often found in tropical countries including Indonesia. Amoebic liver
abscess contributes to 50,000 deaths globally. Establishing the diagnosis
requires liver imaging and serological tests. The detection of Entamoeba
histolytica parasite is crucial in determining the etiology of amoebic liver
abscess. The aim of this study is to report a case of a 20-year-old male with
symptoms of right upper abdominal pain, fever, nausea, and anorexia, and to
evaluate the effectiveness of laparoscopic abscess drainage as a treatment
method. The method used is clinical data analysis and therapy outcome
evaluation. The results show that the patient experienced clinical improvement after
treatment with metronidazole and laparoscopic abscess drainage, with no
additional physical complications. Entamoeba histolytica is an amoeba
transmitted through the fecal-oral route and enters the bloodstream,
subsequently forming abscesses in the liver. The patient presented with a large
liver abscess and required operative drainage. Amoebic liver abscess generally
responds well to medical treatment. However, in certain cases such as large
abscess sizes, percutaneous drainage is needed to prevent abscess rupture. The
patient was managed with laparoscopic drainage, which resulted in fewer
physical injuries. Proper management can prevent complications from liver
abscess rupture.
Keywords: Liver abscess, amebiasis, Entamoeba
histolytica, abscess drainage.
Pendahuluan
Abses hati merupakan massa
berisi nanah di hati yang dapat terjadi akibat cedera pada hati atau infeksi
intraabdomen yang menyebar dari sirkulasi portal (Radhika, 2019). Secara umum
abses hati dapat dikategorikan menjadi piogenik atau amuba, dan sebagian kecil lainnya
dapat disebabkan oleh parasit dan jamur (Novia, 2018). Sebagian besar infeksi
amuba disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Abses piogenik biasanya bersifat
polimikroba, namun beberapa organisme lebih sering terlihat pada abses tersebut,
seperti E. coli, Klebsiella, Streptococcus, Staphylococcus, dan anaerob
(Karno, 2018). Prevalensi abses hati di dunia dapat dikatakan tidak terlalu
tinggi, namun penanganan tepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko
kematian dan mengurangi komplikasi akibat penyakit abses hati ini
Abses hati amuba disebabkan oleh
infeksi Entamoeba histolytica. Abses hati amuba merupakan manifestasi
amebiasis ekstraintestinal invasif yang banyak ditemukan di negara tropis dan subtropis,
termasuk Indonesia (Medpro, 2023). Abses hati amuba menyebabkan sekitar 50.000
kematian di seluruh dunia tahun 2010. Penegakkan diagnosis membutuhkan
pencitraan hati dan serologis. Penemuan parasit Entamoeba histolytica pada
cairan abses hepar merupakan bagian penting dalam penentuan etiologi abses hati
amuba
Abses hati biasanya muncul sebagai abses
tunggal, paling sering menyerang lobus kanan hati, namun abses multipel juga
bisa terjadi (Setyoboedi, 2023). Abses
hati muncul dengan gejala yang tampaknya tidak spesifik, sehingga diagnosis
bandingnya cukup banyak. Gejala klinis yang umumnya terjadi tidak khas. Pasien
biasanya mengalami demam, menggigil, dan nyeri perut kuadran kanan atas
Laporan Kasus
Laki-laki 20 tahun dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan nyeri
perut kanan atas semakin meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit,
disertai demam, mual, malaise, dan penurunan nafsu makan. Pasien mempunyai
kebiasaan jarang mencuci tangan sebelum makan dan suka mengonsumsi makanan yang
tidak matang. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri tekan hipokondrium
kanan dan hepatomegali. Pada pemeriksaan fisik abdomen juga didapatkan adanya
pembengkakan di regio hipokondrium kanan dan pasien mengeluhkan pembengkakan
yang semakin besar.
Gambar 1. Gambaran klinis
pemeriksaan abdomen
Laboratorium
didapatkan anemia, leukositosis, peningkatan enzim hati, dan serologi anti
amuba positif. Pemeriksaan USG abdomen didapatkan abses hepar ukuran 22,17 cm x
16,17 cm.
Gambar 2. Abses pada pemeriksaan USG
Pasien dilakukan
drainase abses secara operatif dan keluar cairan abses sebanyak 3.700 cc. Dari
pemeriksaan biopsi jaringan hati didapatkan kesan suatu radang akut hepar.
Terapi metronidazole 3 x 750 mg selama 7 hari juga diberikan pada pasien. Hari
ke-8, pasien dipulangkan dengan perbaikan klinis, laboratorium, dan pencitraan.
(A)
(B)
Gambar 3. Abses intraoperative
secara laparaskopik (A) dan cairan abses (B)
Gambar 4. Histopatologi abses
Hasil dan Pembahasan
Amubiasis
merupakan infeksi parasit yang dapat disebabkan oleh protozoa Entamoeba
histolytica yang ditransmisikan melalui jalur fecal-oral (Zainal, 2022).
Manifestasi klinisnya dapat bervariasi, mulai asimtomatis (tanpa gejala) hingga
menimbulkan berbagai komplikasi salah satunya abses hati. Abses hati merupakan
manifestasi klinis komplikasi ekstraintestinal tersering akibat amubiasis.
Umumnya laki-laki usia 18-50 tahun sering terinfeksi
Gambaran
klinis yang ditemukan dapat berupa diare berkepanjangan yang terjadi pada
20-50% kasus. Abses hati amuba juga dapat didiagnosis pada seseorang tanpa
gejala gastrointestinal sebelumnya atau dengan penyakit amoebiasis usus
subklinis. Sekitar 80% pasien akan mengalami gejala dalam beberapa minggu
setelah infeksi. Masa inkubasi biasanya 2-6 bulan, bahkan beberapa tahun
setelah tinggal di wilayah endemik.
Manifestasi
klinis pasien pada kasus ini tidak begitu spesifik. Pasien sudah mengalami
demam yang tidak terlalu tinggi sebelumnya, namun keluhan ini tidak mengganggu
pasien dan tidak menyebabkan pasien berobat. Pasien datang berobat karena
adanya bengkak yang disertai rasa nyeri di bagian perut kanan atas. Temuan pada
kasus ini sejalan dengan berbagai literatur yang menyatakan bahwa pada keadaan
akut umumnya pasien mengeluhkan demam. Kebanyakan pasien akut melaporkan demam,
menggigil, dan nyeri di perut kanan atas. Gejala lainnya antara lain pembesaran
hati, nyeri tekan pada hipokondrium kanan saat palpasi, nyeri menjalar ke bahu
kanan, nyeri di dada sebelah kanan, batuk, penurunan berat badan, dan penyakit
kuning.
Pasien
datang dengan ukuran abses hati yang besar. Lokasi abses berada pada lobus hati
kanan dan soliter. Hal ini sejalan dengan yang umumnya ditemukan pada kasus
abses hati amuba. Abses hati amuba umumnya berupa lesi tunggal dan paling
sering terletak di lobus hati kanan. Namun, abses hati amuba juga dapat muncul
dengan lesi yang multiple dengan perjalanan klinis yang lebih parah dan gejala
peningkatan toksemia.
Komplikasi abses hati amuba meliputi amoebiasis paru-pleura, lesi sekunder pada rongga peritoneum dan perikardium, fistula hepato-intestinal, koinfeksi bakteri, dan disfungsi saluran empedu. Trombosis vena hepatik dan trombosis vena portal merupakan komplikasi abses yang jarang terjadi. Pada kasus ini, tidak ditemukan komplikasi-komplikasi ini pada pasien.
Pasien
telah mengalami abses dengan ukuran yang cukup besar dan memerlukan tindakan
drainase secara operatif. Abses hati amuba pada umumnya berespon baik dengan
pengobatan medikamentosa. Namun, pada kasus tertentu seperti ukuran abses yang
besar dibutuhkan tindakan drainase perkutaneus untuk mencegah ruptur abses.
Pasien ditatalaksana dengan pemasangan drainase secara laparaskopik. Pemasangan
drainase laparaskopik memiliki cedera fisik yang lebih sedikit dibandingakan
laparatomi. Tatalaksana yang tepat dapat menghindari komplikasi pecahnya abses
hati.
Kesimpulan
Abses hati amuba merupakan abses hati yang
merupakan kasus amubiasis ekstraintestinal yang sering ditemukan pada laki-laki
usia produktif. Kasus ini sering berhubungan dengan keadaan lingkungan dengan
sanitasi air yang buruk dan masih sering terjadi pada negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia. Komplikasi yang terjadi dapat berbagai bentuk yang bisa
mengancam jiwa sehingga penanganan segera jika ditemukan abses hati sangat
dibutuhkan untuk menghindari risiko rupture abses yang dapat berakibat toksemia
dan kematian.
BIBLIOGRAFI
Akhondi, H., & Sabih,
D. E. (2024). Liver Abscess.
Statpearls Publishing.
Gandhi, J. A., Shinde, P. H.,
Chaudhari, S. N., & Banker, A. M. (2021). Enhanced Drainage Protocol in
Large Amoebic Liver Abscess. The Surgery
Journal 07, e351–e356. https://doi.org/10.1055/s-0041-1740625
Jackson-Akers, J. Y.,
Prakash, V., & Oliver, T. I. (2024). Amebic Liver Abscess. StatPearls
Publishing.
Karno, N. T. R., Muflikhah, D., & Yuwono, B. (2018). Laporan Kasus:
Abses Gingiva Akibat Traumatik Oklusi pada Pasien Pasca Kehamilan. STOMATOGNATIC-Jurnal
Kedokteran Gigi, 15(1), 8-12.
Kozielewicz, D. M.,
Sikorska, K., & Stalke, P. (2021). Liver abscesses - from diagnosis to
treatment. Clin Exp Hepatol. https://doi.org/10.5114/ceh.2021.110998
Kurniawan, H. (2019). Buku Ajar Parasitologi. Deepublish.
Memariya, H. G., Patel, R.
R., Desai, H. K., Patel, D. N., Srinivas, T., Gohel, D., & Dangi, S. (2021).
a-comparative-study-of-percutaneous-needle-aspiration-and-catheter-drainage-in-management-of-liver-abcess.
Indian Journal of Research 10,
37–38.
Medpro, R.
S., Sabir, M., Towidjojo, V. D., & Wahyuni, R. D. (2023). Abses Hepar:
Diagnosis Dan Manajemen. Jurnal Medical Profession (Medpro), 5(1),
8-15.
Novia, J., & Cahyadi, A. (2018). Gangguan Fungsi Hati pada Pasien
Abses Hati Amebadengan Lama Perawatan di Rumah Sakit Atmajaya. Journal
Of The Indonesian Medical Association, 68(2), 72-75.
Radhika, B. P. (2019). Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan
Infeksi Luka Post Operasi Laparatomi Di Poli Bedah RSUD Dr. Hardjono Ponorogo (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Setyoboedi, B., Arief, S., Prihaningtyas, R. A., Winahyu, A. K., &
Pratiwi, F. (2023). Penyakit Hati Pada Anak-Ilmu Dasar dan Aplikasi
Klinis. Airlangga University Press.
Singh, S., & Kumar B.
P. (2023). Study Of Etiology Of Liver Abscess And
It’s Different Ways Of Management. Internationa
Journal of Scientific Research. 12. 10–14. https://doi.org/10.36106/ijsr
Syed, H. R., & Tellez W.
P. (2022). Giant Liver Infections: Cryptogenic Liver Abscess Secondary to
Bacteroides Fragilis. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.26283
Usuda, D., Tsuge, S.,
Sakurai, R., Kawai, K., Matsubara, S., Tanaka, R., Suzuki, M., Takano, H.,
Shimozawa, S., Hotchi, Y., Tokunaga, S., Osugi, I., Katou, R., Ito, S.,
Mishima, K., Kondo, A., Mizuno, K., Takami, H., Komatsu, T., Oba, J., Nomura,
T., & Sugita, M. (2022). Amebic liver abscess by Entamoeba histolytica. World J Clin Cases. 10, 13157–13166. https://doi.org/10.12998/wjcc.v10.i36.13157
Zainal, E., Selvianti, D., & Herlinda, H. (2022). Modul Mikrobiologi dan Parasitologi.
Copyright holder: Atika Indah Sari, Avit Suchitra (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |