Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 3 Maret 2024

 

PENGGUNAAN PROGRESSIVE DIES UNTUK MENGURANGI KETINGGIAN BURR PADA PEMBUATAN CONNECTION PLATE HEATER

 

Silvester Lam1, Sobron Lubis2, Rosehan3

Universitas Tarumanagara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Dies merupakan sebuah alat tekan yang berfungsi untuk memotong atau membentuk plat logam yang berbentuk lembaran (sheet metal) menjadi bentuk yang diinginkan. Dies umumnya terdiri dari beberapa jenis seperti conventional dies, inverted dies, compound dies, dan progressive dies. Salah satu komponen yang dapat dibuat menggunakan dies adalah connection plate heater. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil produksi connection plate heater dengan ketinggian burr yang minim. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengujian pada compound dies yang biasanya dipakai untuk memproduksi connection plate heater, dari 10 spesimen didapatkan rata-rata ketinggian burr pada proses piercing 0,628 mm dan pada proses blanking 0,239 mm, sehingga rata-rata burr dari 10 spesimen connection plate heater menggunakan compound dies adalah 0,434 mm. Karena hasil burr dari compound dies cukup tinggi, selanjutnya dilakukan perancangan ulang dies untuk memproduksi connection plate heater. Jenis dies yang dipilih adalah progressive dies dengan pertimbangan proses produksi nantinya dapat dilakukan dengan menggunakan autofeeder. Dari hasil rancangan progressive dies ini, kemudian dilakukan pengujian dan diambil 10 spesiemen didapatkan rata-rata ketinggian burr pada proses piercing 0,123 mm dan pada proses blanking 0,108 mm, sehingga rata-rata burr dari 10 spesimen connection plate heater menggunakan progressive dies adalah 0,116 mm.

Kata Kunci: Dies, Compound Dies, Progressive Dies

 

Abstract

Dies is a press tool that serves to cut or form a sheet metal plate (Sheet Metal) into the desired shape. Dies generally consist of several types such as conventional dies, inverted dies, compound dies, and progressive dies. One of the components that can be made using dies is a connection plate heater. This research aims to obtain the connection plate heaters with minimal burr heights. This research was conducted by testing compound dies which are usually used to produce connection plate heaters, from 10 specimens the average burr height in the piercing process was 0.628 mm and in the blanking process 0.239 mm, so that the average burr using compound dies was 0.434 mm. Because the burr of the compound dies is quite high, then the dies are redesigned to produce connection plate heaters. The type of dies selected is progressive dies with the consideration that the production process can later be carried out using an auto feeder. From the results of this progressive dies design 10 specimens were taken, the average burr height was 0.123 mm in the piercing process and 0.108 mm in the blanking process, so that the average burr using progressive dies was 0.116 mm.

Keywords: Dies, Compound Dies, Progressive Dies

 

 

 

Pendahuluan

Dalam industri manufaktur, pastinya setiap hari dituntut untuk meningkatkan kualitas dan juga efisiensi dalam proses produksinya (Indrayani, 2021). Alat punching tool atau yang biasa juga kita kenal sebagai dies merupakan salah satu cara yang cocok untuk memproduksi produk yang berbahan sheet metal dengan jumlah produksi yang banyak dan dengan bentuk yang sama (Haryanti, 2017). Dies sendiri terdiri dari beberapa jenis seperti compound dies, progressive dies, combination dies, transfer dies, dan lainnya (Saktiawati, 2021). Penggunaan dies sendiri ditentukan sesuai dengan kebutuhan dari produk yang ingin dibuat (Sutisna, 2021). Salah satu contoh produk yang dapat dibuat dengan menggunakan dies adalah connection plate heater (jumper) (Vinanja, 2023). Jumper merupakan salah satu komponen heater yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik atau dapat dikatakan untuk menyederhanakan jalur rangkaian listrik (Arief Rahman P & Abdul Khabir, 2021).

 

Text Box: Connection Plate/Jumper

Gambar 1. Connection Plate Heater

Sumber: Google 2022

 

Dalam proses produksi connection plate heater di salah satu PT di daerah Tangerang, diproduksi dengan menggunakan compound dies. Hasil produksi connection plate heater dengan menggunakan compound dies masih kurang maksimal hal ini dapat dilihat karena tingginya bari (burr) dari hasil pemotongan dengan menggunakan compound dies. Burr sendiri merupakan salah satu indikasi bagus atau tidaknya produk yang berasal dari dies (Uwamaretatyalovi, 2011). Bari pada produk dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti clearance, ketebalan material, dan juga material dies (Agustin et al., 2024).

Untuk meminimalisir ketinggian burr produk dari proses produksi connection plate heater, maka dilakukanlah perancangan ulang dies untuk memproduki connection plate heater. Jenis dies yang dipilih adalah progressive dies dengan pertimbangan proses produksi connection plate heater nantinya dapat dilakukan dengan menggunakan auto feeder, sehingga tidak memerlukan operator untuk melakukan punching manual. Dari hasil rancangan progressive dies, selanjutnya dilakukan perbandingan dengan mengambil 10 spesimen connection plate heater dengan menggunakan compound dies dan progressive dies (Marsudi, 2023). Kemudian dari hasil penelitian ini, akan dianalisa penyebab ketinggian burr pada connection plate heater.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang terdapat dalam proses produksi connection plate heater adalah ketinggian burr pada connection plate heater. Karena permasalahan tersebut maka dibuatlah rancangan ulang dies untuk memproduksi connetion plate heater. Jenis rancangan dies yang dipilih adalah progressive dies, dengan pertimbangan nantinya proses produksi dapat dilakukan dengan menggunakan autofeeder sehingga juga dapat meningkatkan proses produksi connection plate heater. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil produksi connection plate heater dengan ketinggian burr yang minim.

Metode Penelitian

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis, 2022

 

Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan perancangan kembali dies untuk memproduksi connection plate heater yang selanjutnya akan dibandingkan ketinggian burr dari produksi menggunakan dies lama dengan rancangan dies yang baru. Pada penelitian ini jenis dies yang digunakan pada rancangan baru adalah progressive dies dengan pertimbangan proses produksi connection plate heater, nantinya dapat dilakukan secara otomatis menggunakan auto feeder sehingga tidak memerlukan operator lagi dalam proses punching-nya.

Penelitian ini dimulai dengan menggambar layout produk pada AutoCAD, lalu menghitung gaya-gaya yang berkerja pada layout dies yang sudah dibuat agar sesuai dengan kapasitas mesin punch yang sudah ada. Setelah perhitungan selesai, lanjut ke proses design progressive dies menggunakan AutoCAD serta penentuan material dan ketebalan material tiap komponen sesuai stroke dari mesin punch. Selanjutnya masuk ke tahap machining milling, hardening, dan wire cutting. Setelah semua komponen selesai dibuat, lalu dies di assembly dan di setting pada mesin punch untuk dilakukan trial. Pada tahap trial ini nantinya akan dicoba apakah dies dapat bekerja dengan baik membentuk produk (connection plate heater) sesuai dengan design yang telah dibuat.

Setelah rancangan dies baru telah siap dipakai, selanjutnya akan dilakukan pengambilan data dengan cara mengambil 10 spesimen dari hasil produksi dies lama dan 10 spesimen dari hasil produksi rancangan dies baru. Setelah itu akan diukur ketinggian burr dari tiap spesimen menggunakan digital caliper.

 

Gambar 3. Pengukuran Ketinggian Burr

Sumber: Penulis, 2022

 

 

Gambar 4. General dan Layout Progressive Dies Connection Plate Heater

Sumber : Penulis, 2022

 

Gambar 5. Die Plate Progressive Dies Connection Plate Heater

Sumber: Penulis, 2022

 

 

Hasil dan Pembahasan

Gambar 6. Spesimen Connection Plate Heater Hasil Produksi Menggunakan Compound Dies dan Progressive Dies

Sumber: Penulis, 2022

 

Dari 10 spesimen yang telah diambil dari produksi connection plate heater menggunakan compound dies dan progressive dies, didapatkan tabel hasil penelitian sebagai berikut:

 

Tabel 1. Ketinggian Burr Pada Produksi Connection Plate Heater Menggunakan Compound Dies

Produk

Burr Piercing (mm)

Burr Blanking (mm)

Rata-rata Burr (mm)

1

0,65

0,29

0,47

2

0,7

0,29

0,49

3

0,55

0,22

0,39

4

0,58

0,19

0,38

5

0,69

0,17

0,43

6

0,74

0,3

0,52

7

0,57

0,21

0,39

8

0,57

0,23

0,4

9

0,65

0,28

0,47

10

0,59

0,21

0,4

Rata-rata burr(mm)

0,63

0,24

0,43

 

Berdasarkan tabel dari hasil produksi connection plate heater menggunakan compound dies, diperoleh data rata-rata burr pada proses piercing 0,63 mm dengan variasi ketinggian burr dari 0,55 mm sampai 0,74 mm. Rata-rata burr pada proses blanking 0,24 mm dengan variasi ketinggian burr 0,17 mm sampai 0,3 mm. Sehingga rata-rata burr dari 10 spesimen connection plate heater yang diproduksi menggunakan compound dies adalah 0,43 mm dengan variasi ketinggian burr 0,38 mm sampai 0,52 mm.

 

Tabel 2. Ketinggian Burr Pada Produksi Connection Plate Heater Menggunakan Progressive Dies

Produk

Burr Piercing (mm)

Burr Blanking (mm)

Rata-rata Burr per Produk (mm)

1

0,19

0,09

0,14

2

0,12

0,12

0,12

3

0,09

0,09

0,09

4

0,15

0,17

0,16

5

0,12

0,15

0,13

6

0,16

0,13

0,15

7

0,15

0,05

0,1

8

0,07

0,08

0,07

9

0,08

0,09

0,09

10

0,11

0,11

0,11

Rata-rata Burr (mm)

0,12

0,11

0,12

 

Berdasarkan tabel dari hasil produksi connection plate heater menggunakan progressive dies, diperoleh data rata-rata burr pada proses piercing 0,12 mm dengan variasi ketinggian burr dari 0,07 mm sampai 0,19 mm. Rata-rata burr pada proses blanking 0,11 mm dengan variasi ketinggian burr 0,05 mm sampai 0,17 mm. Sehingga rata-rata burr dari 10 spesimen connection plate heater yang diproduksi menggunakan compound dies adalah 0,12 mm dengan variasi ketinggian burr 0,07 mm sampai 0,16 mm.

 

Gambar 7. Grafik Perbandingan Burr Hasil Proses Piercing pada Pembuatan Connection Plate Heater dengan Menggunakan Compound Dies dan Progressive Dies

Sumber: Penulis, 2022

Gambar 8. Grafik Perbandingan Burr Hasil Proses Blanking pada Pembuatan Connection Plate Heater dengan Menggunakan Compound Dies dan Progressive Dies

Sumber: Penulis, 2022

 

Gambar 9. Grafik Perbandingan Rata-rata Burr pada Pembuatan Connection Plate Heater dengan Menggunakan Compound Dies dan Progressive Dies

Sumber: Penulis, 2022

 

Grafik diatas menunjukkan bahwa hasil produksi connection plate heater menggunakan progressive dies menghasilkan ketinggian burr yang lebih kecil dibandingkan dengan produksi connection plate heater menggunakan compound dies. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi ketinggian burr adalah clearance (Ramsi et al., 2023). Dengan pemilihan clearance yang tepat, maka akan diperoleh produk dengan ketinggian burr yang kecil. Untuk mendapatkan clearance yang tepat kita harus melakukan perhitungan clearance berdasarkan tebal material dan jenis material yang akan dipotong (Agustin et al., 2024)(Mrihrenaningtyas, 2016)(Rohman et al., 2023).

Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan salah penyebab ketinggian burr adalah clearance yang kurang tepat. Kesalahan clearance pada dies dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perhitungan clearance yang salah, melakukan grinding pada keliling dies atau punch sehingga clearance semakin besar, and melakukan grinding pada punch holder sehingga titik center dari punch holder hingga dies tidak center (Kurniawan, 2018). Faktor lain yang dapat mempengaruhi ketinggian burr adalah dies atau punch yang sudah tumpul (Suryadi, 2013)(Pratama & Febriantoko, 2020)(Efendi, 2013). Ketika dies atau punch sudah mengalami keausan maka perlu dilakukan proses grinding pada permukaan dies dan punch tujuannya agar dies dan punch kembali tajam lagi, sehingga hasil potongan antara punch dan dies juga akan kembali normal.

 

Kesimpulan

Rancangan progressive dies menghasilkan rata-rata ketinggian burr dari 10 spesimen yang lebih kecil yaitu 0,12 mm, sedangkan rancangan dies lama (compound dies) menghasilkan burr yang lebih tinggi yaitu 0,43 mm. Faktor yang mempengaruhi tingginya burr pada compound dies adalah penggunaan clearance yang kurang tepat., sehingga perlunya pemahaman bagi seorang dies maker agar mengetahui batasan-batasan dalam merancang dan men-design sebuah dies. Rancangan progressive dies juga lebih cocok untuk digunakan pada auto feeder dibandingkan dengan rancangan compound dies. Karena dalam proses produksinya, progressive dies dirancang dengan menerapkan sistem drop through blanking die sedangkan compound dies masih membutuhkan operator untuk mengeluarkan produk hasil punch dari dies-nya. Sistem drop thorugh blanking die adalah sistem yang mebuat hasil pemotongan akan jatuh ke bagian bawah dari die melewati lubang bawah dies dan masuk ke tempat penampungan.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agustin, D., Syihab, I., Arohman, A. W., Solih, E. S., & Sumasto, F. (2024). Analisis Pengaruh Clearance terhadap Hasil Potong pada Proses Stamping Produk Member Floor Side Inner LH. Journal Serambi Engineering, 9(1), 7603–7608.

Arief Rahman P, A. R. P., & Abdul Khabir, A. K. (2021). Modifikasi Sistem Kontrol Forklift berbasis PLC (Studi Kasus: PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar New Port)”. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Efendi, R. (2013). Pekerjaan dasar teknik otomotif untuk SMK kelas X semester 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Haryanti, N. H. (2017). Potensi serat alam sebagai material komposit. Lambung Mangkurat University Press.

Indrayani, L. (2021). Konsep Circular Economy Untuk Mewujudkan Industri Batik Yang Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan Dan Batik, 3(1), 1–3.

Kurniawan, M. (2018). Analisis kekasaran permukaan dan getaran pada pemesinan bubut menggunakan pahat putar modular (Modular Rotary Tools) Untuk Material Titanium 6AL-4V ELI.

Marsudi, M. (2023). The application of mathematical model to analyze production system in a manufacturing industry.

Mrihrenaningtyas, B. S. (2016). Progressive Dies Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Pengunci Sabuk. Tekmapro: Journal of Industrial Engineering and Management, 8(1).

Pratama, A. B., & Febriantoko, B. W. (2020). Analisis Pengaruh Variasi Penampang Punch Berdiameter 5 mm Terhadap Panjang Burr Pada Panci Aluminium Seri 1100 Produk Metal Spinning. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ramsi, R. M., Rusli, M., & Bur, M. (2023). The Analysis of Loosening of Bolt Connection Due to Structural Vibration Through Changes in Dynamic Characteristics. Jurnal Teknik Mesin, 16(1), 56–62.

Rohman, R., Maulana, M., & Rajab, D. A. (2023). Perancangan Compound Dies Pada Corner Flange Ducting Berbantuan ANSYS R19. 0. Teknobiz: Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin, 13(3), 201–209.

Saktiawati, A. M. I. (2021). Diagnosis dan terapi tuberkulosis secara inhalasi. UGM Press.

Suryadi, V. Y. (2013). Pengaruh ketebalan material dan clearance progressive dies terhadap kualitas produk ring M7.

Sutisna, N. A. (2021). Rancang Bangun Mesin Uji Universal untuk Pengujian Tarik dan Tekuk Bertenaga Hidrolik. Jurnal Teknik Mesin Dan Mekatronika (Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics), 6(1), 32–41.

Uwamaretatyalovi, A. (2011). Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Dengan Variasi Bahan Pengisi Manitol-Sorbitol.

Vinanja, S. N. (2023). Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu dan PH Berbasis Iot pada Proses Fermentasi Anaerob Kopi Arabika Argopuro.

 

 

Copyright holder:

Silvester Lam, Sobron Lubis, Rosehan (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: