Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 6 Juni 2024
ANALISIS PERBANDINGAN
SISTEM STRUKTUR PELAT LANTAI METODE PRECAST HALF SLAB DAN METODE KONVENSIONAL
Azizah Istighozah
Institut
Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Dalam pelaksanaaan
pekerjaan struktur pelat lantai ada beberapa metode yang dipakai dalam proyek. Diantaranya adalah
metode konvensional dan precast. Seiring perkembangannya, metode pracetak
semakin banyak digunakan dibanding konvensional. Alasan utama yang mendasari
adalah keunggulan pracetak dari segi tingkat kecepatan pembangunan dan kontrol
kualitas. Dalam penelitian ini, dua metode konvensional dan precast half slab
tersebut akan dibandingkan dari segi kekuatan strukturnya. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan kekuatan struktur antara metode konvensional dan
metode precast half slab dalam konstruksi pelat lantai gedung. Metode
penelitian mencakup pemodelan pelat dan perhitungan gaya dalam menggunakan
software Safe 12, serta perhitungan manual kekuatan struktur untuk kedua metode
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada metode precast half slab,
tegangan geser friksi sebesar 34200000 N, tegangan akibat gaya geser sebesar
3,2143 N/mm², dan tegangan akibat gaya normal sebesar 0,2944 N/mm². Kekuatan
lentur nominal pelat metode precast half slab sebesar 10,19274 kNm, sedangkan
metode konvensional sebesar 10,0247 kNm. Displacement pada precast half slab
sebesar 0,14185 mm, lebih besar dibandingkan dengan pelat konvensional sebesar
0,09909 mm, menunjukkan fleksibilitas yang lebih besar pada precast half slab.
Kesimpulannya, meskipun precast half slab memiliki displacement yang lebih
besar, metode ini tetap memiliki perilaku karakteristik struktur yang setara
dengan metode konvensional bila diterapkan dalam konstruksi pelat lantai
gedung. Implikasinya, precast half slab dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif yang efisien dari segi kecepatan dan kontrol kualitas dalam proyek
konstruksi.
Kata
kunci: konvensional, pracetak, precast half
slab, Safe 12.
Abstract
In the implementation of floor slab
structure work, several methods are used in the project, including conventional
and precast methods. As it develops, the precast method is increasingly used
compared to the conventional one. The main reasons behind this are the
advantages of precast in terms of construction speed and quality control. This
study aims to compare the structural strength between conventional methods and
precast half slabs in floor slab construction. The research methods include
slab modeling and internal force calculations using Safe 12 software, as well
as manual structural strength calculations for both methods. The results show
that in the precast half slab method, friction shear stress is 34200000 N,
shear force stress is 3.2143 N/mm², and normal force stress is 0.2944 N/mm².
The nominal flexural strength of the precast half slab method can withstand
external loads of 10.19274 kNm, while the conventional method is 10.0247 kNm.
The displacement in the precast half slab is 0.14185 mm, larger compared to the
conventional slab of 0.09909 mm, indicating greater flexibility in the precast
half slab. The conclusion is that although the precast half slab has a larger
displacement, this method still has structural characteristics equivalent to
the conventional method when applied in floor slab construction. The
implication is that the precast half slab can be considered an efficient
alternative in terms of construction speed and quality control in construction
projects.
Keywords: conventional, precast, precast
half slab, Safe 12.
Pendahuluan
Pembangunan dalam bidang konstruksi
di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang (Sofiana,
2014). Baik dari segi desain maupun metode/sistem
konstruksi yang dilakukan. Oleh karena itu diperlukan banyak penelitian tentang
bagaimana mewujudkan bangunan dengan material yang kuat, serta pelaksanaan yang
efisien dan efektif. Dalam pelaksanaaanya ada beberapa metode yang dipakai
dalam proyek. Diantaranya adalah metode konvensional dan precast (Adiasa et al., 2014; Rani & Fuadi, 2016).
Beton precast atau pracetak adalah
seluruh atau sebagian dari elemen struktur yang dicetak pada satu tempat
tertentu baik yang berada dilingkungan proyek maupun jauh dari proyek (pabrik)
yang kemudian akan dipasang pada strukturnya. Proses beton precast dilakukan di
pabrik biasanya dengan melalui produksi massal secara berulang dengan bentuk
dan ukuran sesuai dengan pemesanan. TekNologi pracetak ini dapat diterapkan
pada berbagai jenis material, yang salah satunya adalahmaterial beton. Menurut
Ervianto (2006), jenis-jenis pelat precast antara
lain : Solid Flat Slab atau precast Full Slab yaitu pelat 2 precast dengan
ketebalan penuh sesuai dengan tebal pelat yang ditentukan (Saragi
& Zalukhu, 2022). Hollow core slab yaitu sama
dengan pelat precast full slab. Yang membedakan terdapat lubang rongga pada
sisinya yang berfungsi untuk meringankan beban struktur (Wisanggeni,
2017). Pada pelat half slab yaitu pelat precast masih
membutuhkan pengecoran lagi (overtopping). Misalnya direncanakan pelat lantai
dengan ketebalan 12 cm, maka digunakan pelat precast dengan ketebalan 7 cm dan
pengecoran overtopping setebal 5 cm. Lawan dari pracetak adalah beton cor di tempat
atau konvensional (cast-in place),
dimana proses produksinya berlangsung di tempat elemen tersebut akan ditempatkan (Najoan
et al., 2016). Menurut
Afandi (2004) terdapat beberapa perbedaan antara sistem konvensional dengan
pracetak (Tistogondo et al., 2024). Kekurangan
dalam konvensional diantaranya membutuhkan waktu pelaksanaan konstruksi lebih
lama, karena masing- masing elemen struktur yang saling ketergantungan harus
dikerjakan secara berurutan, mutu kurang terjamin Kurniawan, (2018),
terutama permukaan betonnya tidak sehalus beton precast, membutuhkan banyak
bekisting dan pekerja, tergantung cuaca, serta sangat tergantung keahlian
pelaksana.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian dalam rangka tugas akhir ini akan difokuskan pada analisis
perbandingan antara struktur metode precast half slab dan konvensional
menggunakan perhitungan manual dibantu dengan aplikasi Safe 12. Serta
berdasarkan uraian bahwa half slab dipasang sebelum beton konvensional sebagai
topping, maka akan terjadi ruang yang menyebabkan gaya geser diantara beton
lama dan beton baru. Dari segi system struktur, maka akan difokuskan juga pada
besar gaya geser yang terjadi antara beton precast dan konvensional sebagai
topping (Sitompul
& Iriana, 2016).
Pengumpulan
data ini terdiri dari data primer didapatkan
dari hasil rekayasa data yang mengacu pada jurnal dan
data sekunder yang berasal dari peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan serta refrensi
kepustakaan yang ada, dimana data ini dibagi kedalam 2 variabel yaitu variable
tetap dan variable bebas (Noor, 2020).
Variabel Tetap
Parameter yang digunakan
sebagai variable tetap pada penelitian ini adalah:
1.
Ukuran pelat
: 4000 x 4500 mm
2.
Ukuran
balok : 400 x 250 mm
(Permodelan balok pada software
Safe 12 di penelitian
ini menggunakan balok model rectangular, maka
dari itu momen inersia yang digunakan dikalikan dengan faktor inersia gross sebesar 2. Nilai I dan
A
telah dipilih dari hasil uji dananalisis rangka
dan menyertakan tambahan
untuk variabilitas defleksi yang dihitung. Momen inersia diambil dari MacGregor & Hage, (1977), yang dikalikan
dengan factor reduksi kekakuansebesar 𝜑k= 0,875. Sebagai contoh, momen inersia
kolom adalah 0,875(0,80I) = 0,70I. Momen inersia balok-T harus didasarkan pada lebar sayap efektif yang telah didefinisikan. Pada umumnya cukup akurat untuk mengambil Ig balok-T sebesar 2Ig untuk badan, 2(bwh3/12). (SNI 2847:2019).
3.
Ukuran kolom : 500 mm x 500 mm
4.
Tebal pelat lantai keseluruhan : 120 mm
5.
Ketinggian lantai
dasar : 4,5 m
6.
Ketinggian per lantai
: 3
m
7.
Fy : 400 MPa
8.
f’c : 25 MPa (K-300)
9.
Diameter
tulangan : 10 mm
10. Selimut beton arah x : 30 mm
11. Selimut beton arah y : 20 mm
12. Jenis kombinasi :
Kombinasi
1 = 1,4 beban mati
Kombinasi
2 = 1,2 beban mati + 1,6 beban hidup
Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan
variabel yang ingin diuji, Pada penelitian kali ini, variabel bebasnya
adalah :
1.
Data
material dan beban pelat konvensional :
Berat
per m2 beton : 2400 kg/m3
Berat isi baja
: 7850 kg/m3
Berat
isi spesi/cm : 21 kg/m2
Berat isi tegel
: 24 kg/m2
Berat plafon : 18 kg/m2
Total DL berat isi spesi + tegel + plafon :
(2 x 21) + 24 + 18
: 0,06 ton
Beban hidup pada pelat : 250 kg/m2
2.
Data materil dan beban pelat
half slab :
fc’ pengangkatan : 46% * fc’
fc’ sebelum
komposit : 65%* fc’
fc’ komposit : 88% * fc’
Tebal pelat lantai
precast : 7 cm
Tebal pelat lantai insitu : 5 cm
Beban Saat Pengangkatan
Berat sendiri
pelat precast
: 0,07 x 2400 = 168 kg/m2
Beban kejut saat
pengangkatan
: 1,5 x 168 = 252 kg/m2
Berat sendiri pelat precast
:0,07 x 2400
= 168 kg/m2
Berat pelat cast insitu
: 0,05 x 2400 = 120 kg/m2
Total DL : 288 kg/m2
Beban hidup (LL) : 100 kg/m2
Berat sendiri
pelat penuh
: 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
SDL : (penutup
lantai, spesi, plafond dan penggantung) : 126 kg/m2
Beban hidup (LL) : 250 kg/m2
Pemodelan pelat dilakukan untuk pelat precast half slab dan
pelat konvensional untuk mengetahui besarnya
momen-momen yang bekerja
pada pelat tersebut. Pelat lantai merupakan pelat
lantai 2 arah (two-way slab) (Febrianti et al., 2023).
Gambar 1. Design Pelat Lantai
(sumber: penulis,
2021)
Gambar 2. Komponen Pracetak Pelat 2
Arah
Perencanaan Struktur Pelat Precast Half Slab dan
Pelat Konvensional
Perencanaan
struktur berdasarkan SNI 03-2487-2013 (tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung).
Bagan Alur Penelitian
Gambar 3. Bagan Alur
Penelitian
Analisis
Struktur Pelat
Prosedur perhitungan analitis struktur untuk
pelat dilakukan secara manual dan dengan bantuan software Safe 12 untuk mendapatkan nilai momen ultimate yang bekerja pada pelat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan terhadap syarat rasio penulangan (ρmin < ρ
< ρmaks), dengan …(1)
Dilanjutkan
dengan memeriksa kekuatan lentur nominal kedua pelat (ϕ.Mn),
Mn
= As.fy.(d-(a/2)) ……………….(2)
Untuk
struktur pelat half slab dilakukan analisa tambahan terhadap tegangan
pada half slab meliputi:
1. Geser
friksi
Vu £ f ×Vn
dengan,
Vu=
……....….(3)
Vn
=
Avf ´
fy ´ m…………..….(4)
2. Tegangan
akibat gaya geser
…………….……..…(5)
dengan
V = 11,85 kN/m (hasil output safe 12)
3. Tegangan
akibat gaya normal
………………..(6)
dengan
F = 5,3 kN/m (hasil output safe 12)
Output Struktur Pelat menggunakan
Safe 12
Diagram Struktur Pelat
half slab
Adapun diagram
yang digunakan merupakan diagram gaya dalam pelat maksimum
(Mmax) menggunakan kombinasi
pembebanan terbesar (kombinasi
2). Diagram Pelat Precast Kondisi
Pengangkatan, Sebelum Komposit, dan Sesudah Komposit.
Gambar 4. Slab
Resultant Mmax Diagram pada
Pelat Precast Kondisi
Pengangkatan (Ton-m)
(sumber: penulis,
2021)
Gambar 4. Slab
Resultant Mmax Diagram pada Pelat
Precast Kondisi Sebelum
Komposi (Ton-m)
(sumber: penulis, 2021)
Gambar
5. Slab Resultant Mmax Diagram pada Pelat Precast Kondisi Komposit
(Ton-m)
(sumber: penulis,
2021)
Diagram Struktur Pelat Konvensional
Gambar 6. Slab
Resultant Mmax Diagram
pada Pelat Konvensional
(sumber: penulis,
2021)
Hasil dan Pembahasan
Hasil nilai gaya dalam ultimate momen dari Safe
12 akan dicek dengan momen nominal hasil analisis perhitungan untuk
mengecek kekuatan lenturnya, sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel
Cek Kekuatan Pelat
Precast Half Slab Kondisi Pengangkatan
Kondisi |
Pada saat
Kondisi Pengangkatan |
||
Kekuatan Lentur Ultimate Mu (kNm) |
Kekuatan Lentur
Nominal ∅Mn (kNm) |
Cek Kekuatan ∅Mn > Mu |
|
Tumpuan |
0,699 |
3,323366 |
OK |
Lapangan |
4,5806 |
4,6479 |
OK |
Tabel 2. Tabel Cek
Kekuatan Precast Half Slab Kondisi sebelum
Komposit
Kondisi |
Pada saat Kondisi sebelum Komposit |
||
Kekuatan Lentur
Ultimate Mu (kNm) |
Kekuatan Lentur
Nominal ∅Mn (kNm) |
Cek Kekuatan ∅Mn > Mu |
|
Tumpuan Arah x |
4,0653 |
4,09468 |
OK |
Lapangan Arah x |
3,6707 |
3,6859 |
OK |
Tumpuan Arah y |
3,4343 |
3,4547 |
OK |
Lapangan Arah y |
3,2423 |
3,45474 |
OK |
Tabel 3. Tabel Cek Kekuatan Precast Half Slab Kondisi Komposit
Kondisi |
Pada saat
Kondisi Komposit |
||
Kekuatan Lentur
Ultimate Mu (kNm) |
Kekuatan Lentur
Nominal ∅Mn (kNm) |
Cek Kekuatan ∅Mn > Mu |
|
Tumpuan Arah x |
8,4132 |
9,0759 |
OK |
Lapangan Arah x |
7,4731 |
7,499256 |
OK |
Tumpuan Arah y |
6,438 |
10,19274 |
OK |
Lapangan Arah y |
6,9678 |
10,19274 |
OK |
Tabel 4. Tabel Penulangan Pelat Konvensional
Kondisi |
Pada saat
Kondisi Layan |
||
Kekuatan Lentur Ultimate Mu (kNm) |
Kekuatan Lentur Nominal ∅Mn (kNm) |
Cek Kekuatan ∅Mn > Mu |
|
Tumpuan Arah x |
5,5491 |
8,5744 |
OK |
Lapangan Arah x |
4,926 |
8,5744 |
OK |
Tumpuan Arah y |
5,4022 |
9,09779 |
OK |
Lapangan Arah y |
4,6096 |
9,90977824 |
OK |
Analisis Tegangan Pada Precast Half
Slab
Half slab merupakan pelat yang mana
juga memakai pelat konvensional sebagai topingnya. Dikarenakan pada metode ini precast half slab merupakan beton lama sedangkan toping konvensionalnya
merupakan beton baru, maka akan ada pertemuan
berupa geser/slip antara kedua metode pelat tersebut. Berdasarkan perhitungannya, maka
didapat hasil seperti berikut :
Geser Friksi :
19836000 N 27360000 N(ok)
Tegangan Akibat Gaya Geser :
3,2143 Knm
Tegangan Akibat Gaya Normal : 0,2944 Knm
Kekuatan Angkur Pengangkatan : Minimal kedalaman angkur adalah 32,0496
mm
Perencanaan Sambungan Precast Half Slab :
Panjang Penyaluran untuk Batang Tulangan
Ulir dan Kawat Ulir (dalam kondisi
tarik) : 571,4286
mm > 300 mm.
Panjang Penyaluran untuk Batang Tulangan
Ulir dan Kawat Ulir (dalam kondisi
tekan) : Diambil
ld terbesar yaitu 𝑙𝑑1 = 192 mm, namum dikarenakan 𝑙𝑑1 kurang dari 200 mm maka ld diambil 200 mm.
Panjang untuk Tulangan
Ulir Kondisi Tarik diakhiri dengan Kait Standar
:
192 ≥ 80 atau 150. (ok).
Berdasarkan perhitungan struktur
sebelumnya maka dapat dilihat rekapitulasi perbandingan kekuatan struktur dari kedua metode precast half slab dan konvensional pada tabel berikut ini. Adapun displacement didapatkan dari hasil output Safe 12.
Tabel
5. Perbandingan Kekuatan Struktur
Metode Precast Half Slab dan Konvensional
Metode |
Kekuatan Lentur Nominal ∅Mn (kNm) |
Precast Half
Slab |
10,19274 |
Pelat
Konvensional |
9,909 |
Tabel
6. Perbandingan Displacement Metode Precast Half Slab dan
Konvensional
Metode |
Maksimum (mm) |
Precast Half
Slab |
-0,145701 |
Pelat
Konvensional |
-0,101956 |
Berdasarkan Tabel 5 dan 6 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan kekuatan struktur dan displacement pelat antara
metode precast half slab dan konvensional. Pada penelitian kali ini, pelat lantai precast half slab dan konvensional menggunakan tulangan dengan diameter
yang sama yaitu 10 mm dan tebal pelat 120 mm, sehingga menghasilkan kekuatan lentur nominal
yang hampir sama. Hal itu menunjukkan bahwa dengan dimensi
dan tebal yang sama, kedua
metode tersebut- pun juga memiliki perilaku karakteristik struktur
yang sama bila diterapkan dalam konstruksi pelat lantai Gedung (Rahmadia &
Tarigan, 2022). Kekuatan
lentur nominal pelat metode precast
half slab dapat memikul beban
akibat gaya luar sebesar 10,19274 kNm
sedikit lebih besar dari metode
konvensional sebesar 9,909 kNm. Adapun terdapat
sedikit perbedaan kekuatan
lentur tersebut diakibatkan karena perbedaan spasi tulangan yang digunakan. Pada pelat metode precast
half slab menggunakan spasi antar tulangan sebesar
225-250 mm sedangkan pelat metode konvensional sebesar 240 mm.
Displacement yang dihasilkan
pada pelat metode precast half slab dan pelat konvensional memiliki perbedaan yang sedikit signifikan dimana displacement precast
half slab lebih
besar dibandingkan dengan
pelat konvensional yang menunjukkan
bahwa precast half slab memiliki fleksibelitas yang lebih besar daripada pelat konvensional dengan mutu beton yang sama. Precast half slab memiliki displacement
sebesar 0,145701 mm sedangkan pelat konvensional sebesar
0,101956 mm (Propika et al., 2024).
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan, analisis beserta
pembahasan yang telah dilakukan, maka
didapatkan kesimpulan sebagai
berikut: (1) kekuatan lentur nominal
pelat metode precast half slab dapat
memikul beban akibat gaya luar sebesar 10,19274 kNm sedikit lebih besar dari
metode konvensional sebesar
9,909 kNm. (1) Precast half slab memiliki displacement sebesar 0,145701 mm sedangkan pelat konvensional sebesar
0,101956 mm, (3) pada pelat
metode precast half slab, terdapat
pertemuan antara beton
lama berupa precast half slab dan beton baru berupa pelat konvensional sebagai topping yang
mengakibatkan terjadinya gaya geser/slip antara kedua metode pelat,
(4) hasil Analisis yang dilakukan dengan
bantuan software Safe 12 didapatkan nilai gaya normal pada pelat terbesar yaitu 5,3 kN/m, (5) pada perencanaan sambungan pada precast half slab,sambungan yang direncanakan
yaitu sambungan antara precast half slab dengan balok maupun sambungan
antar precast half slab, (6) solusi dalam mengatasi gaya geser/slip yang terjadi akibat pertemuan
beton lama dan beton baru adalah
dengan memberikan kekasaran
pada permukaan beton lama (precast half slab), atau dengan merencanakan perhitungan shear connector, dan (7) beberapa
keuntungan menggunakan precast half slab dibanding pelat konvensional
adalah dengan adanya topping, dari segi kekuatan,
pelat mampu meningkatkan kapasitasnya terhadap pembebanan terpusat tidak terduga
yang lebih besar dari rencana.
BIBLIOGRAFI
Adiasa, A. M., Prakoso, D. K., Hatmoko, J. U. D., & Santoso, T. D.
(2014). Evaluasi Penggunaan Beton Precast Di Proyek Konstruksi. Jurnal Karya
Teknik Sipil, 4(1), 126–134.
Ervianto, W. I. (2006). Eksplorasi Teknologi Dalam Proyek
Konstruksi. Penerbit: Andi. Yogyakarta.
Febrianti, E., Susetyo,
B., & Silvianti, P. (2023). Pemodelan Tingkat Kriminalitas Di Indonesia
Menggunakan Analisis Geographically Weighted Panel Regression. Xplore: Journal
Of Statistics, 12(1), 91–109.
Kurniawan, A.
(2018). Desain Altrnatif Struktur Gedung, Studi Komparasi Struktur Precast
Dan Konvensional. Universitas Mercu Buana Jakarta.
Macgregor, J. G.,
& Hage, S. E. (1977). Stability Analysis And Design Of Concrete Frames. Journal
Of The Structural Division, 103(10), 1953–1970.
Najoan, C. H., Tjakra,
J., & Pratasis, P. A. K. (2016). Analisis Metode Pelaksanaan Plat Precast
Dengan Plat Konvensional Ditinjau Dari Waktu Dan Biaya (Studi Kasus: Markas
Komando Daerah Militer Manado). Jurnal Sipil Statik, 4(5).
Noor, H. R. Z. Z.
(2020). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Petunjuk Praktis
Untuk Penyusunan Skripsi, Tesis, Dan Disertasi: Tahun 2015. Deepublish.
Propika, J., Susanti,
E., & Prasetyo, A. E. (2024). Analisis Pushover Terhadap Struktur Gedung Dengan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus Menggunakan Metode Precast. AGREGAT, 9(1),
1006–1013.
Rahmadia, N.,
& Tarigan, J. (2022). Validasi Penggunaan Panel Half Slab Precast Pada Perencanaan
Ruko Di Sumatera Utara. Jurnal Syntax Admiration, 3(9),
1134–1148.
Rani, H. A., &
Fuadi, Z. (2016). Efisiensi Dan Efektivitas Pelaksanaan Struktur Kolom Antara
Metode Precast Dengan Konvensional. Jurnal Teknik Sipil, 5(3),
269–278.
Saragi, T. E.,
& Zalukhu, N. K. (2022). Analisa Perbandingan Pelaksanaan Struktur Pelat
Lantai Metode Konvensional, Boundeck Dan Precast Full Slab Ditinjau Dari Segi
Waktu Dan Biaya Pada Proyek Pembangunan Gedung Gbkp Tanah Merah Binjai. Jurnal
Construct, 1(2), 38–52.
Sitompul, I. R.,
& Iriana, R. T. K. (2016). Perbandingan Sistem Struktur Dan Biaya Pelat
Lantai Metode Precast Half Slab Dan Metode Konvensional. Riau University.
Sofiana, T.
(2014). Konstruksi Norma Hukum Koperasi Syariah Dalam Kerangka Sistem Hukum
Koperasi Nasional. Jurnal Hukum Islam, 12(2), 135–151.
Tistogondo, J., Pratama,
I. S., & Wulandari, D. A. R. (2024). Metode Percepatan Pembangunan Pasar
Besar Ngawi Menggunakan Metode Half Slab. Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan Dan
Rekayasa Sipil, 7(1), 8–15.
Wisanggeni, D. H.
(2017). Perbandingan Sistem Pelat Konvensional Dan Precast Half Slab Ditinjau
Dari Segi Waktu Dan Biaya Pada Proyek My Tower Apartement Surabaya. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Copyright
holder: Azizah Istighozah (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |