Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
5 Mei 2024
ANALISA SERVICE QUALITY (SQ) DENGAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS PADA PT. XYZ)
Dimas Eka Pradana1, Juliana Rouli2
Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Kualitas layanan sangat mempengaruhi tingkat
kepuasan pelanggan dan mendukung daya saing perusahaan. Tingkat kepuasan
pelanggan dapat dilihat dari sejumlah keluhan atau komplain yang muncul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komplain apa saja atas layanan PT.
XYZ dan penyebab komplain tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma
dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) untuk
melakukan perbaikan kualitas layanan PT. XYZ. Data diperoleh melalui survei
pelanggan perusahaan untuk mengukur persepsi kualitas layanan berdasarkan
variabel Reability,
Assurance, Tangible, Empathy dan Responsiveness dan melakukan wawancara dengan
manajemen dan karyawan PT. XYZ serta pelanggan untuk mengidentifikasi masalah
yang dihadapi. Berdasarkan hasil Pareto Chart diperoleh komplain terbanyak
adalah kenyamanan kendaraan, keamanan pengemudi mengendarai kendaraan,
kebersihan kendaraan, kebersihan pool, kenyamanan pengemudi dan jaminan keaman
dalam perjalanan. Penyebab utama masing-masing komplain tersebut adalah usia
kendaraan lebih dari 4 tahun, penjadwalan pengemudi tidak tepat dan tidak ada
petugas khusus kebersihan. Rekomendasi perbaikan yang akan dilakukan adalah
melakukan peremajaan kendaraan, evaluasi penjadwalan pengemudi dengan menyesuaikan
jadwal keberangkatan dan menambah petugas khusus kebersihan pool.
Kata
kunci: Service
Quality, Six Sigma, Pareto,
Transportasi
Abstract
Service quality greatly
affects the level of customer satisfaction and supports the company's
competitiveness. The level of customer satisfaction can be seen from the number
of complaints or complaints that arise. This study aims to find out any
complaints about the services of PT. XYZ and the cause of the complaint. This
study uses the Six Sigma method with the DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve and Control) approach to improve the quality of PT. Trans Between
Nusabird. Data were obtained through a survey of corporate customers to measure
perceived service quality based on the variables Reability, Assurance, Tangible,
Empathy and Responsiveness and conducted interviews with the management and
employees of PT. XYZ and customers to identify problems encountered. Based on
the results of the Pareto Chart, the most complaints were obtained for the
comfort of the vehicle, the safety of the driver driving the vehicle, the
cleanliness of the vehicle, the cleanliness of the pool, the comfort of the
driver and the guarantee of safety while traveling. The main causes for each of
these complaints are the age of the vehicle which is more than 4 years old, the
driver's scheduling is not correct and there is no special cleaning staff.
Recommendations for improvements to be made are rejuvenating vehicles,
evaluating driver scheduling by adjusting departure schedules and adding special
pool cleaning officers.
Keywords: Service Quality, Pareto,
Six Sigma, Transportation
Pendahuluan
Tingkat pelayanan yang ditawarkan oleh
operator angkutan umum kepada penumpang dan pengguna menentukan kualitas
pelayanan yang diberikan. Ketika kualitas pelayanan membaik, lebih banyak
pengguna kendaraan pribadi cenderung beralih ke sistem transportasi umum (Bakar
et al., 2022). Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan di industri angkutan umum,
peningkatan kualitas layanan hal yang penting untuk diprioritaskan (Amponsah
& Adams, 2016). Peningkatan kualitas layanan angkutan umum bergantung pada
persepsi penumpang terhadap kualitas layanan bus, serta mekanisme yang
mendasari faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan penumpang (Rahayu et al.,
2022).
Perusahaan yang fokus pada pasar tidak
hanya berfokus dalam mencapai standar internal, tetapi juga harus memperhatikan
keinginan konsumen (Giovana Asti et al., 2021). Dalam persaingan yang sengit,
setiap perusahaan saling berkompetisi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen,
karena kepuasan konsumen memiliki manfaat bagi perusahaan (Asti &
Ayuningtyas, 2020). Kualitas layanan yang dimiliki perusahaan akan mempengaruhi
pemilihan produk oleh konsumen (Hanna & Wulandari, 2022). Kualitas layanan
yang lebih tinggi dalam transportasi dapat meningkatkan profitabilitas dengan
mengurangi biaya yang terkait dengan kegagalan layanan (Teklay et al., 2023).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Yerubandi et al., 2019) ditemukan bahwa
implementasi metode Six Sigma dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Penelitian
lainnya yaitu untuk memperbaiki kualitas layanan transportasi umum khususnya
Transjakarta diperlukan untuk menambah fasilitas Air Conditioners (AC) di
halte, Kenyamanan bus, toilet yang bersih, dan ruang tunggu yang nyaman (Nurlukman et al., 2020).
Penelitian ini akan menggunakan 5 (lima)
variabel dalam konteks service quality yaitu Reliability, Assurance,
Tangible, Empathy & Responsiveness. Kelima variabel ini digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor dalam meningkatkan kualitas pelayanan
transportasi umum dengan menggunakan metode Six Sigma. Penggunaan Six Sigma
pada sektor publik dapat meningkatkan proses organisasi dan mengurangi budaya
serta meningkatkan kualitas barang dan layanan (Fletcher, 2018). Selain itu,
Penerapan metodologi Six Sigma dalam transportasi umum juga dapat memberikan
solusi optimal (Yerubandi et al., 2019).
Penelitian tentang kualitas pelayanan
telah dilakukan di seluruh dunia, namun penelitian kualitas pelayanan bus di
Kawasan Asia masih kurang. Penelitian berfokus pada negara-negara maju di Eropa
dan Amerika Serikat (Bakar et al., 2022). Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ
yaitu salah satu perusahaan transportasi umum antar kota di Indonesia. PT. XYZ
adalah perusahaan shuttle services yang didirikan pada tahun 2005, saat ini PT.
XYZ melayani penumpang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Surabaya, Semarang, Solo dan Yogyakarta.
PT. XYZ beroperasi di seluruh Provinsi
Pulau Jawa dengan ketersediaan jadwal lebih banyak dibandingkan perusahaan
pesaing lainnya. Namun, saat ini PT. XYZ menghadapi masalah terkait kualitas
pelayanan yang berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Pada periode
2021 hingga 2022 PT. XYZ mengalami penurunan jumlah penumpang dan jumlah komplain
juga mengalami peningkatan dari 0,65% di periode
2021 menjadi 1% di periode 2022 dari total penumpang di tiap periode. Kenaikan
komplain persentase per periode ini berakibat pada pendapatan perusahaan.
Perusahaan menargetkan untuk jumlah komplain per periode adalah kurang dari
0,5% total penumpang. Artinya, jumlah komplain yang ada saat ini melebihi
target tersebut. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi atas SQ yang diberikan
selama ini agar dapat dikembangkan rencana-rencana perbaikan. Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan PT. XYZ dengan menggunakan metode Six Sigma.
Metode Penelitian
Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah Campuran. Metode penelitian campuran
adalah kombinasi antara dua metode kuantitatif dan kualitatif dalam suatu
kegiatan penelitian sehingga didapat data yang lebih komprehensif, valid,
reliabel dan objektif (Sugiyono, 2014). Metode kuantitatif
dilakukan dengan survey dan metode kualitatif dengan melakukan wawancara
mendalam (in depth interview) dan Focus Group Discussion (FGD).
Survey dilakukan pada tanggal 1 Februari
2023 sampai 17 April 2023 dengan menybarkan kuesioner kepada pelanggan yang
pernah mengajukan komplain. Populasi pelanggan yang tercatat pernah mengajukan
komplain dari tahun 2021 sampai 2022 sebanyak 7.614 orang. Sampel minimal yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah 380 sampel dengan menggunakan rumus slovin dan tingkat
kesalahan (Margin Of Error) sebesar 5%.
Kuesioner disebarkan dalam bentuk Google Form dan terkumpul sebanyak 400
kuesioner yang valid. Kuesioner berisi pernyataan mengenai persepsi pengguna
atas kualitas layanan yang diukur dengan skala likert 1-5 (sangat tidak
setuju – sangat setuju).
Metode
kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (in depth interview)
dan FGD dengan beberapa pihak dari internal perusahaan (manajemen dan karyawan)
dan penumpang serta studi kepustakaan.
Penelitian ini
menggunakan metode Six Sigma yang memiliki 5 (lima) tahapan untuk dilakukan
perbaikan secara terus menerus. Define yaitu rencana Tindakan yang harus
diambil untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Gaspersz, 2001). Measure untuk
mengevaluasi kondisi saat ini atau sebagai dasar kinerja awal pada Six Sigma
diperlukan pengumpulan data yang relevan (Sirine et al, 2017). Analyze melakukan
identifikasi terhadap sumber-sumber akar permasalahan yang dihadapi yang
menyebabkan kegagalan ataupun kecacatan dalam proses (Gaspersz, 2001). Improve
adalah Tindakan perbaikan yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah
pada tahapan proses, sehingga dapat ditemukan dengan cara baru untuk
meningkatkan kapabilitas (Sirine et al, 2017). Control adalah tahapan
operasional terakhir dalam proses peningkatkan kualitas Six Sigma yang
bertujuan mengendalikan faktor-faktor penyebab masalah (Gaspersz, 2001).
Penelitian ini menggunakan 5 (lima)
variabel dalam kualitas pelayanan (service quality) yaiut
: Reliability, Assurance, Tangible, Empathy & Responsiveness.
Reliability (Keandalan) adalah perusahaan memberikan pelayanan dengan
standarisasi yang dimilikinya untuk memuaskan pelanggan. Assurance (Kepastian)
adalah mengenai kepastian yang didapatkan oleh pelanggan dalam menggunakan
layanan. Tangible (Berwujud) yaitu berupa fasilitas fisik yang dapat
dirasakan langsung oleh pelangga. Empathy (Empati) adalah bentuk
perhatian yang diberikan perusahaan kepada pelanggan sehingga dapat memahami
dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan. Responsiveness (Daya
Tanggap) yaitu kesiapan karyawan perusahaan dalam melayani pelanggan serta
memberika pelayanan yang cepat tanggap (Kotler & Amstrong, 2010).
Survey dilakukan untuk mengukur kualitas
pelayanan PT. XYZ menggunakan 5 (lima) variabel kualitas pelayanan dengan skala
likert yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju,
5 = sangat setuju.
Tabel
1. Operasionalisasi konsep sampel
ID |
Indikator |
Sumber |
||
1 |
Reliability |
R1 |
Pengemudi
mengendarai kendaraan dengan aman selama perjalanan |
(Sinha et al., 2020) |
R2 |
Pengemudi
mengendarai kendaraan dengan nyaman selama perjalanan |
(He et al., 2021) |
||
R3 |
Karyawan
PT. XYZ memiliki kemampuan yang baik dalam melayani penumpang dengan baik |
(Bakar et al., 2022) |
||
2 |
Assurance |
PT.
XYZ memberikan jaminan keberangkatan tepat waktu |
(Bakar et al., 2022) |
|
A2 |
PT.
XYZ memberikan jaminan keamanan selama dalam perjalanan |
(de Oña & de Oña, 2022) |
||
A3 |
PT.
XYZ memberikan jaminan karyawan sopan santun dalam melayani penumpang |
(Bakar et al., 2022) |
||
3 |
Tangible |
T1 |
Kendaraan
PT. XYZ nyaman selama dalam perjalanan |
(He et al., 2021) |
T2 |
Kendaraan
PT. XYZ yang ditumpangi dalam keadaan bersih |
(Sinha et al., 2020) |
||
T3 |
Kondisi
pool PT. XYZ dalam kondisi bersih |
(He et al., 2021) |
||
4 |
Empathy |
E1 |
Karyawan
PT. XYZ melayani penumpang dengan perhatian |
(He et al., 2021) |
E2 |
Sebelum
berangkat, Pengemudi mengingatkan penumpang untuk menggunakan seatbelt |
(de Oña & de Oña, 2022) |
||
E3 |
Karyawan
PT. XYZ beretika dalam melayani penumpang |
(de Oña & de Oña, 2022) |
||
5 |
Responsiveness |
RS1 |
Customer
Service (CS) PT. XYZ tanggap dalam menanggapi keluhan |
(Sinha et al., 2020) |
RS2 |
Staff
ticketing PT. XYZ tanggap dalam melayani penumpang |
(de Oña & de Oña, 2022) |
||
RS3 |
Karyawan
PT. XYZ tanggap memberikan informasi yang dibutuhkan penumpang |
(Sinha et al., 2020) |
Sumber: Modifikasi Penulis
Hasil dan Pembahasan
Uji validitas dan reliabilitas digunakan
untuk menentukan keabsahan serta konsistensi dan stabilitas kuesioner yang
sudah diisi oleh responden. Untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas, digunakan
aplikasi SPSS dengan korelasi bivariate pearson. Analisis ini dilakukan dengan
cara mengkorelasikan skor dari masing item dengan skor total yang merupakan
hasil penjumlahan dari semua item. Untuk menentukan validitas instrument pada
item-item pertanyaan dilakukan pengujian dengan membandingkan r hitung dengan r
tabel (dalam uji 2 sisi dengan sig 0,05).
Jika r hitung ≥
r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi secara signifikan dengan skor total, dan oleh karena itu dianggap
valid (Sanaky, 2021). Tiap indikator pada masing-masing
variabel lulus uji validitas karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan
nilai signifikan (Sig) < 0,05. Semua variabel yang diuji terbukti reliabel
karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,7.
Untuk menentukan indikator dengan
komplain tertinggi dilakukan dengan menghitung frekuensi jumlah responden yang
menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju pada masing-masing Indikator.
Kedua jawaban ini menggambarkan persepsi responden atas SQ yang kurang baik
atau adanya komplain. Nilai frekuensi mencerminkan jumlah responden yang memiliki
persepsi SQ kurang baik pada masing-masing indikator.
Gambar 1. Pareto Chart
Frekuensi Komplain Per Indikator
Berdasarkan gambar 1 70% komplain tertinggi pada SQ
PT. XYZ berasal dari 6 indikator yaitu: Kenyamanan kendaraan PT. XYZ (T1),
Keamanan pengemudi mengendarai kendaraan (R2), Kebersihaan Pool (T3),
Kenyamanan pengemudi mengendarai kendaraan (R1), Jaminan keamanan dalam
perjalanan (A2), dan Kebersihan kendaraan PT. XYZ (T2). Langkah selanjutnya adalah menganalisa akar permasalahan pada
masing-masing indikator tersebut menggunakan diagram sebab-akibat (fishbone)
dengan menggali informasi lebih dalam lagi melalui In-depth Interview
manajemen PT. XYZ dan FGD dengan pengemudi serta penumpang PT. XYZ.
Berdasarkan 6 komplain tertinggi, selanjutnya
akan dibuat 5 (lima) fishbone diagram untuk mengetahui penyebab komplain
tersebut. Indikator R2 dan A2 digabung untuk pembuatan fishbone diagram
karena dianggap masih dalam satu pembahasan yaitu terkait keamanan pengemudi
dalam berkendara.
Gambar 2. Fishbone Indikator
Kenyamanan Kendaraan PT. XYZ
Gambar 2 memperlihatkan fishbone diagram untuk komplain kenyamanan kendaraan PT. XYZ. Berdasarkan hasil in depth interview bersama Regional disebutkan bahawa “Kondisi saat ini memang umur kendaraan PT. XYZ sudah banyak diatas 4 (empat) tahun sehingga membuat kenyamanan penumpang terganggu ketika menggunakan kendaraan tua tersebut”. Hasil serupa juga sama dari FGD dengan pengemudi PT. XYZ “Kondisi saat ini masih pengemudi yang mengecek kendaraan, sedangkan pengemudi juga harus mempersiapkan keberangkatan. Seharusnya ada checker yang bertugas untuk mengecek kendaraan sebelum berangkat” ucap Pak Yopi salah satu pengemudi PT. XYZ. Berdasarkan pernyataan diatas maka fokus perbaikan diprioritaskan pada faktor Material yaitu usia kendaraan lebih dari 4 tahun dan Method yaitu driver tidak melaksanakan SOP mengendarai kendaraan, karena kedua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi kenyamanan kendaraan PT. XYZ.
Gambar 3. Fishbone Indikator Keamanan
Pengemudi Mengendarai Kendaraan
Gambar 3 memperlihatkan fishbone diagram untuk komplain keamanan pengemudi mengendarai kendaraan. Berdasarkan hasil FGD dengan pengemudi yaitu sebagai berikut “Sekarang training dilakukan 6 bulan sekali, kalau bisa dilakukan 2 hingga 3 bulan sekali agar pengemudi lebih memahami mengenai SOP dijalan serta keselamatan dijalan yang berdampak melayani penumpang lebih baik”. FGD dengan penumpang juga dilakukan yaitu “Beberapa kali menemukan pengemudi yang mengantuk, seharusnya management PT. XYZ memberikan waktu pengemudi yang cukup istirahatnya agar penumpang merasa aman ketika dijalan”. Berdasarkan penjelasan diatas penyebabnya adalah pada faktor Man yaitu pengemudi mengantuk dan tidak menjalan SOP yang sudah ditentukan, faktor Measurement yaitu pengaturan jadwal pengemudi yang kurang tepat.
Gambar 4.
Fishbone Indikator Kebersihan Pool
Gambar 4 memperlihatkan fishbone diagram untuk komplain kebersihan pool. Berdasarkan hasil in depth interview yang dilakukan dengan kepala divisi ticketing menyatakan bahwa “Saat ini dalam menjaga lingkungan kebersihan pool masih menggunakan man power existing sehingga hasil nya kurang maksimal karena Staff Ticketing harus mempersiapkan keberangkatan, melayani transaksi penumpang dan pengiriman barang atau paket”. Akar masalah atas komplain kebersihan pool adalah faktor Man yaitu tidak ada petugas khusus yang membersihkan pool karena faktor tersebut yang mempengaruhi kebersihaan lingkungan pool.
Gambar 5.
Fishbone Indikator Kebersihan Kendaraan PT. XYZ
Gambar 5 memperlihatkan fishbone diagram untuk komplain kebersihan kendaraan. Berdasarkan hasil in depth interview dengan Manager Regional disebutkan “Saat ini petugas carwash masih kurang memahami terkait pelaksanaan SOP dalam membersihkan kendaraan serta kualitas mencuci juga kurang baik. Hal ini menyebabkan kebersihan kendaraan kurang maksimal, perlu dilakukan edukasi atau training terkait cara membersihkan kendaraan yang benar dan pengawasan pelaksanaan SOP dalam kebersihan kendaraan ditingkatkan.”. Berdasarkan penjelasan akar masalah pada kebersihan kendaraan PT. XYZ adalah faktor Method yaitu kendaraan dibersihkan hanya di pool utama saja dan faktor Man yaitu kualitas petugas carwash dalam membersihkan kendaraan.
Gambar 6.
Fishbone Indikator Kenyamanan Pengemudi Mengendarai Kendaraan
Gambar 6 memperlihatkan fishbone diagram untuk komplain kenyamanan pengemudi mengendarai kendaraan. Berdasarkan hasil in depth interview yang dilakukan dengan Asistant Manager Regional “saat ini pengemudi PT. XYZ masih belum memahami SOP berkendara yang baik hal ini berdampak pada kenyamanan penumpang saat menggunakan layanan PT. XYZ diperlukan pengawasan serta dilakukan training agar pengemudi paham dan melaksanakan SOP berkendara yang baik” berdasarkan penjelasan tersebut akar masalah pada kenyamanan pengemudi dalam berkendara adalah faktor Method yaitu driving skill dan kurang disiplin dalam menjalankan SOP.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 6 (enam) indikator yang mempengaruhi SQ PT. XYZ yaitu kenyamanan kendaraan, keamanan pengemudi mengendarai kendaraan, kebersihan pool, kenyamanan pengemudi mengendarai kendaraan, kebersihan kendaraan dan jaminan keamanan selama dalam perjalanan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk mencapai manajemen kualitas yang baik PT. XYZ dapat melakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi yang didapat menggunakan metode Six Sigma, Manajemen kualitas sangat penting bagi perusahaan karena dapat meningkatkan reputasi perusahaan, meningkatkan pangsa pasar dan meningkatkan keuntungan perusahaan (Kumajas et al., 2022).
Penerapan Service Quality
dalam suatu perusahaan dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan laba dan
daya saing perusahaan serta menghasilkan kualitas produk/jasa yang baik (Emor et al., 2014). Penerapan Service Quality pada PT. XYZ
dapat dilakukan dengan menggunakan Six Sigma yaitu program yang dirancang untuk
mengurangi cacat dengan tujuan mengurangi biaya, menghemat waktu, dan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis dengan
menggunakan metode Six Sigma, dapat diambil kesimpulan komplain terbanyak
penumpang PT. XYZ menggunakan Six Sigma dengan Pareto Chart. Pertama adalah
kenyamanan kendaraan yang disebabkan usia kendaraan sudah tua yaitu lebih dari
4 (empat) tahun, rekomendasi perbaikan adalah dengan melakukan peremajaan
kendaraan. Kedua adalah keamanan
pengemudi mengendarai kendaraan selama perjalanan disebabkan oleh pengaturan
jadwal yang kurang tepat sehingga menyebabkan pengemudi kelelahan dan mengantuk
saat mengendarai kendaraan, rekomendasi perbaikan adalah melakukan evaluasi
terhadap kebutuhan pengemudi dengan jumlah jadwal per hari. Ketiga adalah
kebersihan pool yang disebabkan tidak ada petugas khusus yang membersihkan pool,
rekomendasi perbaikan adalah menambah petugas khusus di pool yang memiliki
mobilitas penumpang yang tinggi. Keempat adalah kenyamanan pengemudi
mengendarai kendaraan disebabkan driving skill pengemudi yang kurang baik
rekomendasi perbaikan dengan cara melakukan training pengemudi tiap 3 bulan
sekali yang awalnya 6 bulan sekali. Kelima adalah komplain kebersihaan
kendaraan yang disebabkan kendaraan hanya dibersihkan saat di pool utama,
rekomendasi perbaikan dengan membersihkan kendaraan setiap sebelum berangkat
untuk mengantar penumpang. Terakhir adalah komplain jaminan keamanan selama
perjalanan yang disebabkan pengemudi melanggar SOP yang sudah ditetapkan
perusahaan, rekomendasi perbaikan dengan cara melakukan pengawasan lebih ketat
terkait SOP pengemudi selama dalam perjalanan.
Amponsah, C. T., & Adams, S. (2016).
Service quality and customer satisfaction in public transport operations. International
Journal of Services and Operations Management, 25(4), 531–549. https://doi.org/10.1504/IJSOM.2016.080279
Asti, E., & Ayuningtyas, E. (2020). Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen. EKOMABIS:
Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis, 1(01), 1–14.
https://doi.org/10.37366/ekomabis.v1i01.2
Bakar, M. F. A., Norhisham, S., Katman, H. Y., Fai, C.
M., Azlan, N. N. I. M., & Samsudin, N. S. S. (2022). Service Quality of Bus
Performance in Asia: A Systematic Literature Review and Conceptual Framework. Sustainability
(Switzerland), 14(13). https://doi.org/10.3390/su14137998
de Oña, J., & de Oña, R. (2022). Is it possible to
attract private vehicle users towards public transport? Understanding the key
role of service quality, satisfaction and involvement on behavioral intentions.
Transportation. https://doi.org/10.1007/s11116-022-10272-1
Emor, G., Tinangon, J. J., & Tirayoh, V. Z.
(2014). Evaluasi Penerapan Total Quality Management Pada Kinerja Manajerial di
PT. Telkom Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 2(3).
Fletcher, J. (2018). Opportunities for Lean Six
Sigma in public sector municipalities. International Journal of Lean
Six Sigma, 9(2), 256-267.
Gaspersz, V. (2001). Metode Analisa Untuk
Pengendalian Kualitas Statistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Giovana Asti, E., Widodo, W., & Avianti Ayuningtyas,
E. (2021). Keputusan Pembelian Berdasar Persepsi Kualitas Produk dan Ekuitas
Merek. EKOMABIS: Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis, 2(01), 37–46.
https://doi.org/10.37366/ekomabis.v2i01.130
Hannan, A. B., & Wulandari, A. (2022).
Promosi Penjualan dan Kualitas Layanan dalam Mempengaruhi Minat Beli Serta
Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen RH-Mart Gunung Puteri, Bogor. EKOMABIS:
Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis, 3(02), 103-114.
He, L., Yang, D., & Li, J. (2021). Improving
the service quality of public transit with exclusive bus lanes: a perspective
from passenger satisfaction. Journal of Advanced Transportation, 2021,
1-16.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2010). Principles of
marketing.
Kumajas, L. I., Saerang, D. P. E., Maramis, J.
B., Dotulong, L. O. H., & Soepeno, D. (2022). Kontradiksi Sustainable
Finance: Sebuah Literatur Review. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 10(2).
Nurlukman, A. D., Fadli, Y., Nurhakim,
& Dzulham, A. S. (2020). Satisfaction Impact of Transjakarta Integrated
Transportation System Quality Services. Journal of Physics: Conference
Series, 1477(7). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1477/7/072014
Rahayu, A., Suhalis, A., & Ricardianto, P. (2022). Peningkatan
Kepuasan Pelanggan Melalui Pengawasan Petugas TransJakarta Increasing Customer
Satisfaction through Supervision. 09(03), 201–210.
Sanaky, M. M. (2021). Analisis
Faktor-Faktor Keterlambatan Pada Proyek Pembangunan Gedung Asrama Man 1 Tulehu
Maluku Tengah. Jurnal Simetrik, 11(1), 432.
https://doi.org/10.31959/js.v11i1.615
Sinha, S., Shivanand Swamy, H. M., & Modi, K. (2020).
User Perceptions of Public Transport Service Quality. Transportation
Research Procedia, 48, 3310–3323. https://doi.org/10.1016/j.trpro.2020.08.121
Sirine, H., & Kurniawati, E. P. (2017).
Pengendalian kualitas menggunakan metode six sigma (Studi kasus pada PT Diras
Concept Sukoharjo). AJIE (Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship), 2(03), 254-290.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan
R&D. Alfabeta.
Teklay, B., Dow, K. E., Askarany, D., Wong, J.,
& Shen, Y. (2023). Transportation quality, customer satisfaction and financial
performance. In Advances in Management Accounting (pp. 63-82).
Emerald Publishing Limited.
Yerubandi, V. S. M., Mathi, P., &
Namburi, K. P. V. (2019). Implementation of lean six sigma in public road
transportation. International Journal of Innovative Technology and Exploring
Engineering, 9(1), 4937–4940.
https://doi.org/10.35940/ijitee.A8118.119119
Copyright holder: Dimas Eka Pradana, Juliana Rouli (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |